SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK lNQONESIA
�ALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/PMK.05/2017 i
TENTANG :I
PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN
Menimbang
PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
telah ditetapkan Peraturan Ment�ri Keuangan Nomor
:
272/PMK.05/2014 tentang Peliksanaan Likuidasi
Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada
Kementerian Negara/Lembaga;
b. bahwa untuk penyederhanaan proses likuidasi entitas
akuntansi dan entitas pelaporan pada kementerian
negara/lembaga, perlu mengatur kembali ketentuan
mengenai pelaksanaan likuidasi entitas akuntansi dan
entitas pelaporan pada kementerian negara/lembaga;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada
Kementerian Negara/Lembaga; I
{j
www.jdih.kemenkeu.go.id
Mengingat
Menetapkan
- 2 -
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2013 Nomor
i
103, Tambahan Lembaran Negara Repuplik Indonesia Nomor
5423);
I
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PELAKSANAAN
LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN
PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimak�ud dengan:
1. Likuidasi adalah tindakan penyeleslian seluruh aset dan
I
kewajiban sebagai akibat pengakhiran/pembubaran
I
entitas akuntansi dan/atau enti'tas pelaporan pada
kementerian negara/lembaga.
2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
3. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebih Entitas Akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
4.
laporan keuangan.
I
Entitas Akuntansi yang Ditunjiuk adalah Entitas
Akuntansi yang diserahi tugas dan/fl.tau wewenang untuk
menggunakan, memanfaatkan dan menatausahakan aset,
dan/atau kewajiban dari Entitas Akuntansi yang
dilikuidasi termasuk juga s1sa pagu Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran.
5. Entitas Pelaporan yang Ditunjuk adalah Entitas
Pelaporan yang diserahi tugas dan/atau wewenang untuk
�L.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 3 -
menggunakan, memanfaatkan dan menatausahakan aset,
dan/atau kewajiban dari Entitas Pelaporan yarig
dilikuidasi termasuk juga sisa pagu anggaran.
6. Identitas Entitas Akuntansi adalah atribut yang menjadi
tanda suatu Entitas Akuntansi jdan dapat menjadi
pembeda antara Entitas Akuntan�i yang satu dengan
I
yang lainnya berupa serangkaian k'ode bagian anggaran,
kode eselon I, dan kode satuan kerja.
7. Identitas Entitas Pelaporan adalah kode bagian anggaran
yang menjadi pembeda antara Entitas Pelaporan yang
satu dengan yang lainnya.
8. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya
disingkat DIPA adalah dokumen p
�
elaksanaan anggaran
i
yang disusun oleh pengguna angg4ran/kuasa pengguna
anggaran.
Ii
10. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah, yaitu aset, utang, dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu.
11. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat
LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan
pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
12. Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO
adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas I dan penggunaannya
yang dikelola oleh pemerintah rusat/daerah untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode
pelaporan.
13. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat
LPE adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
14. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah
laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan
keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
15.
berd�sar�an aktivitas operasi, inve11tasi, pendanaan, dan
trans1tons.
Laporan Perubahan · Saldo Anggaran Lebih yang
selanjutnya disebut Laporan Perubahan SAL adalah
laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
16. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya
disingkat CaLK adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA,
Neraca, LAK, LO, LPE, dan Laporan Perubahan SAL
dalam rangka pengungkapan yang memadai.
17. Laporan Kinerja adalah ikhtisa1 yang menjelaskan
secara ringkas dan lengkap tent,ng capaia� kinerja
yang disusun berdasarkan rencana kerJa yang
ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
18. Laporan Barang Kuasa Pengguna yang selanjutnya
disingkat LBKP adalah laporan yang disusun oleh kuasa
pengguna barang yang menyajikan posisi Barang Milik
Negara (BMN) pada awal dan akhir periode tertentu setiap
semesteran dan tahunan serta mutasi yang terjadi selama
periode tersebut.
19. Laporan Barang Pengguna yang selanjutnya disingkat
LBP adalah laporan yang disusun qleh pengguna barang
yang menyajikan posisi BMN pada Jwal dan akhir periode
tertentu setiap semesteran dan t�hunan serta mutasi
I
yang terjadi selama periode tersebut.
20. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang
selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal
Direktorat Jende·ral Perbendaharaan yang memperoleh
v
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
21. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang
selanjutnya disingkat KPKNL adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di
bawah dan bertanggung jawab lanksung kepada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekaya�n Negara, dan dalam
I
hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di
tingkat daerah pada pengelola barang.
22. Unit Badan Lainnya yang selanjutnya disingkat UBL
adalah unit organisasi yang didirikan dengan tujuan
untuk melaksanakan program dan kegiatan tertentu
sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundangan­
undangan dan/atau mendukung fungsi kementerian
negara/lembaga dimana secara hierarkis tidak di bawah
dan tidak bertanggung jawab secara langsung kepada
pimpinan kementerian negara/ lembaga tertentu.
23. UBL Satuan Kerja adalah UBL !yang dalam rangka
pengelolaan keuangannya ditetapfan sebagai satuan
kerja. 1
24. UBL Bagian Satuan Kerja adalah UBL yang dalam rangka
pengelolaan keuangannya menjadi bagian dari suatu
satuan kerja tertentu dan pelaksanaan kegiatannya
untuk mendukung pencapaian output kegiatan satuan
kerja dimaksud.
25. UBL Bukan Satuan Kerja adalah UBL yang bukan
merupakan UBL Satuan Kerja atau UBL Bagian Satuan
Kerja.
26. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU
adalah instansi di lingkungan pem�rintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepaJa masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jas* yang dijual tanpa
i
mengutamakan mencan keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah terkait.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mengatur mengenai:
a. penyelesaian hak dan kewajiban Ehtitas Akuntansi
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi; jI
I
dan
b. penyusunan laporan keuangan bagi Entitas Akuntansi
dan Entitas Pelaporan yang dilikuidasi; dan
c. penyusunan Laporan Kinerja bagi Entitas Akuntansi dan
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi.
BAB III
KRITERIA LIKUIDASI
Pasal 3
Likuidasi dilaksanakan terhadap Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan yang mengalami kondifi sebagai berikut:
a. tidak lagi beroperasi sebagai Ent�tas Akuntansi atau
I
Entitas Pelaporan;
b. perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan yang antara lain disebabkan karena:
1. penggabungan Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan; atau
2. pemecahan Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan;
c. tidak mendapat alokasi anggaran pada tahun anggaran
berikutnya; atau
d. perubahan status menjadi BLU atau Badan Usaha Milik
Negara dan sebaliknya, serta per1;-lbahan UBL Satuan
i
Kerja menjadi UBL Bagian Satuan Klerja atau UBL Bukan
Satuan Kerja.
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7 -
Pasal 4
(1) Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan yang disebabkan karena penggabungan
Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 1 dapat berasal
dari penggabungan beberapa Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan menjadi 1 (satu) Entitas Akuntansi
atau Entitas Pelaporan dengan:
a. menggunakan Identitas Entitas Akuntansi atau
I
Entitas Pelaporan baru; atau
b. menggunakan salah satu
I
I
Identitas Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang digabung.
(2) Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan yang disebabkan karena pemecahan Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan sebagaimana ·
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 2 dapat berasal
dari pemecahan 1 (satu) Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan menjadi beberapa Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan dengan:
a. 1 (satu) atau beberapa Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan menggunakan Identitas Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan baru clan Identitas
Entitas Akuntansi atau Ent�as Pelaporan yang
dipecah masih digunakan; ataul
b. seluruh Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan
menggunakan Identitas Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan baru.
(3) Dalam hal Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan yang dipecah masih digunakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan yang dipecah tidak d�perlakukan
sebagai Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang
dilikuidasi.
(4) Dalam hal seluruh Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan menggunakan IdentitC!-d Entitas Akuntansi .
atau Entitas Pelaporan baru se�agaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, Entitas Akuntansi atau Entitas
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
Pelaporan yang dipecah diperlakukan sebagai Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi.
Pasal 5
Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas
Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
tidak termasuk perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan yang disebabkan pemutakhiran sistem.
BAB I
V
LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI
DAN ENTITAS PELAPORAN
Bagian Kesatu
Penanggung Jawab Likuidasi
Pasal 6
(1) Pemimpin Entitas Akuntansi yang dilikuidasi merupakan
penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi.
(2) Dalam hal pemimpin Entitas Akuntansi yang dilikuidasi
tidak dapat menjadi penanggung jawab proses Likuidasi,
pemimpin Entitas Akuntansi yang secara struktural
membawahi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi sebagai
penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi.
(3) Penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyelesaikan hak dan kewajiban, meliputi
penyelesaian:
1. saldo kas di bendahara pengeluaran;
2. saldo kas di bendahara penerimaan;
3. saldo kas lainnya, yang antara lain terdiri atas:
a) kas lainnya di bendahara pengeluaran;
b) kas lainnya di bendahara penerimaan; dan
c) kas lainnya di Kernenterian Negara/
Lembaga (K/L) dari hibah;
4. saldo kas pada BLU;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -
5. piutang dan utang;
6. persediaan, aset tetap, dan aset lainnya;
7. pembayaran gaji induk bulan berikutnya;
8. pengesahan hibah langsung;
9. pengesahan pendapatan BLU dan belanja BLU;
clan
10. sisa pagu DIPA.
b. menyusun, menandatangani, dan menyampaikan
laporan keuangan selama proses penyelesaian hak
dan kewajiban sampai dengan aset dan kewajiban
pada neraca bersaldo nihil; dan
c. melakukan koreksi lapora� keuangan atas
I
penyelesaian hak dan kewajiban, antara lain
I
berdasarkan rekomendasi I Badan Pemeriksa
Keuar:igan.
Pasal 7
(1) Pemimpin Entitas Pelaporan yang dilikuidasi merupakan
penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Pelaporan.
(2) Dalam hal pemimpin Entitas Pelaporan yang dilikuidasi
tidak dapat menjadi penanggung jawab proses Likuidasi,
pejabat yang melakukan Likuidasi Entitas Pelaporan
dapat menunjuk pejabat lain sebagai penanggung jawab
(3)
proses Likuidasi Entitas Pelaporan. 1
Penanggung jawab proses Likuida
lb Entitas Pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ay 1 t (1) dan ayat (2)
mempunyai tugas sebagai berikut:
!
a.
b.
memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di
bawahnya menyelesaikan hak dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
huruf a;
memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di
bawahnya menyusun, menandatangani, dan
menyampaikan laporan keuangan selama proses
penyelesaian hak dan kewajiban sampai dengan aset
dan kewajiban pada neraca bersaldo ·nihil
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
I
sebagaimana dimaksud
huruf b;
dalarh
I
Pasal 6 ayat (3)
I
c. menyusun, menandatangani, dan menyampaikan
laporan keuangan selama proses penyelesaian hak
dan kewajiban sampai dengan aset dan kewajiban
pada neraca bersaldo nihil berdasarkan laporan
keuangan yang disusun oleh Entitas Akuntansi yang
berada di bawahnya; dan
d. memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di
bawahnya melakukan koreksi laporan keuangan
atas penyelesaian hak dan kewajiban, antara lain
berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa
Keuangan sebagaimana dimai' sud
ayat (3) huruf c.
I
Bagian Kedua
dalam Pasal 6
Penetapan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk
dan Entitas Pelaporan yang Ditunjuk
Pasal 8
(1) Entitas Akuntansi yang Ditunjuk ditetapkan oleh Entitas
Akuntansi yang secara struktural membawahi Entitas
Akuntansi yang dilikuidasi.
(2) Entitas Pelaporan yang Ditunjuk ditetapkan oleh pejabat
yang melakukan Likuidasi Entitas Pelaporan.
Bagian Ketiga
Tahapan Likuidasi
Pasal 9
Tahapan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. pehyelesaian hak dan kewajiban; dan
b. penyusunan laporan keuangan atas penyelesaian hak
dan kewajiban.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
Bagian Keempat 1
Penyelesaian Hak clan Ke4ajiban
I
Paragraf 1
Hak clan Kewajiban
Pasal 10
(1) Penyelesaian hak clan kewajiban bagi Entitas Akuntansi
yang dilikuidasi clan/atau Entitas Akuntansi di bawah
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi,
penyelesaian:
a. saldo kas di bendahara pengeluaran;
b. saldo kas di bendahara penerimaan;
meliputi
c. saldo kas lainnya, yang antara lain terdiri atas:
I
1. kas lainnya di bendahara pengeluaran;
2. kas lainnya di bendahara �enerimaan; dan
3. kas lainnya di K/L dari hibah;
d. saldo kas pada BLU;
e. piutang clan utang;
f. persediaan, aset tetap, clan aset lainnya;
g. pembayaran gaji induk bulan berikutnya;
h. pengesahan hibah langsung;
i. pengesahan pendapatan BLU clan belanja BLU; clan
J. sisa pagu DIPA.
(2) Penyelesaian hak clan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f dilakukan
sampai dengan aset clan kewajiban tpada neraca bersaldo
I
nihil. !
I!
Paragraf 2
Penyelesaian Saldo Kas, Gaji Induk Bulan Berikutnya,
Pengesahan Hibah Langsung, clan Pengesahan Pendapatan
BLU clan Belanja BLU
Pasal 11
(1) Penyelesaian saldo kas di bendahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
huruf a, saldo kas di bendahara penenmaan
sebagaimana dimaksud dalam
,
Pasal 10 ayat (1)
huruf b, saldo kas lainnya di bebdahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud dalam �asal 10 aya:t (1)
huruf c angka 1, dan saldo kas lkinnya di bendahara
penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1) huruf c angka 2, dilaksanakan dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN.
(2) Dalam hal penyelesaian saldo kas lainnya di bendahara
penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) huruf c angka 2 tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian saldo
kas lainnya di bendahara penenmaan tersebut
dilaksanakan melalui serah terima dari Entitas
Akuntansi dan/atau Entitas Pelapbran yang dilikuidasi
kepada Entitas Akuntansi yang I Ditunjuk dan/atq.u
Entitas Pelaporan yang Ditunjuk.
(3) Penyelesaian saldo kas lainnya di K/L dari hibah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
huruf c angka 3, dilaksanakan melalui:
a. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk, yang akan melanjutkan
kegiatan yang dibiayai dari kas lainnya di K/L dari
hibah; atau
b. pengembalian kepada pemberi lhibah sesuai naskah
perjanjian hibah atau penyetoran ke kas negara,
dalam hal Entitas Akuntal-:isi yang Ditunjuk
dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk tidak
melanjutkan kegiatan Entitas Akuntansi dan/atau
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi.
(4) Penyelesaian saldo kas pada BLU sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d, dilaksanakan melalui:
a. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas
www.jdih.kemenkeu.go.id
'b.
- 13 -
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk, yang akan melanjutkan
kegiatan yang dibiayai dari kas pada BLU; atau
penyetoran ke kas negara, dalam hal Entitas
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk tidak melanjutkan
kegiatan Entitas Akuntansi dan/atau Entitas
Pelaporan yang dilikuidasi.
(5) Serah terima saldo kas lainnya di bendahara penerimaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), serah terima saldo
kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, dan serah terima saldo kas pada
BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang
ditandatangani oleh penanggung jawab proses Likuidasi
serta pemimpin Entitas Akuntansi yang Ditunjuk
dan/atau Entitas Pelaporan yang Di�unjuk.
(6) Berita Acara Serah Terima sebagai+ana dimaksud pada
ayat (5) dibuat sesuai dengan fordiat tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(7) Penyelesaian pembayaran gaji induk bulan berikutnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
huruf g dilaksanakan dengan menyusun dan
mengajukan Surat Perintah Membayar atas gaji induk ke
KPPN mitra kerja Entitas Akuntansi yang dilikuidasi.
(8)
(9)
Penyelesaian pembayaran gaji induk bulan berikutnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan
j
engenai tata cara
pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN.
Penyelesaian pengesahan hibah l�gsung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf h berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan
hibah.
(/·
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -
(10) Penyelesaian pengesahan pendapatan BLU dan belanja
BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
huruf 1 berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Pencatatan atas penyelesaian saldo kas di bendahara
penerimaan, saldo kas di bendahara pengeluaran, saldo
kas lainnya di bendahara pengeluaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), saldo kas lainnya di
bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat U) dan ayat (2), dan saldo kas lainnya di
K/L dari hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3), dilaksanakan dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada
(2)
pemerintah pusat. .
Pencatatan atas penyelesaian sJldo kas pada BLU
sebagaimana dimaksud dalam fasal 11 ayat (4),
dilaksanakan dengan berpedomcin pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan Badan Layanan Umum.
Pasal 13
(1) Serah terima saldo kas lainnya di bendahara penerimaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), saldo
kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a, dan saldo kas pada BLU
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf a
diungkapkan secara memadai dalam CaLK Entitas
Akuntansi dan/atau Entitas Pelap!ran yang dilikuidasi
serta Entitas Akuntansi yang Ditun1'uk dan/atau Entitas
I
Pelaporan yang Ditunjuk.
(2) Pengungkapan serah terima saldo kas lainnya di
bendahara penerimaan, saldo kas lainnya di K/L dari
hibah, dan saldo kas pada BLU secara memadai dalam
CaLK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
www.jdih.kemenkeu.go.id
a. nnc1an
- 15 -
saldo
diserahterimakan;
dan peruntukan kas yang
b. Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk; dan
c. informasi penting · lainnya yang dipersyaratkan
dalam Pernyataan Standar Aku'ntansi Pemerintahan.
Pasal 14
Dalam hal Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan
dilikuidasi pada akhir tahun anggaran, batas waktu
penyelesaian saldo kas di bendahara pengeluaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a,
pengesahan hibah langsung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) huruf h, dan pengesahan pendapatan BLU
dan belanja BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(1) huruf i dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai langkah-langkah dalam
menghadapi akhir tahun anggaran.
Paragraf 3
I
Penyelesaian Piutang dan!Utang
Pasal 15
(1) Penyelesaian piutang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) huruf e dilaksanakan melalui:
(2)
a. penyetoran ke kas negara dalam hal terdapat
pembayaran piutang dari pihak ketiga; dan/atau
b. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Erititas
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk. I
I
Penyelesaian piutang sebagaima�a dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan den�an berpedoman pada
i
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Penyelesaian utang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (1) huruf e dilaksanakan melalui:
{/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
a. pembayaran kepada pihak ketiga; dan/atau
b. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau
Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk.
(4) Penyelesaian utang sebagaimana dimaksud pada
· ayat (3) huruf a dilaksanakan dengan berpedoman pada
I
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
tata cara pelaksanaan APBN. I
(5) Serah terima piutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dan utang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b dituangkan dalam Berita Acara Serah
Terima yang ditandatangani oleh penanggung jawab
proses Likuidasi serta pemimpin Entitas Akuntansi yang
Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk.
(6) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dibuat sesuai dengan format tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
i
Pasal 16 l
Pencatatan atas penyelesaian piutang se! agaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) dan utang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (3) dilaksanakan dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada
pemerintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan
Umum.
Pasal 17
(1) Serah terima piutang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) huruf b dan lutang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) 1 uruf b diungkapkan
secara memadai dalam CaLK 1 Entitas Akuntansi
dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi serta
)t
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk.
(2) Pengungkapan serah terima piutang dan utang secara
memadai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. rmcian saldo piutang dan utang yang
b.
c.
diserahterimakan;
pihak ketiga yang masih harus memenuhi kewajiban
dalam rangka pelunasan piutapg serta pihak ketiga
yang berhak menerima pembJ1
.
aran atas utang; dan
informasi penting lainnya yang dipersyaratkan
!
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Paragraf 4
Penyelesaian Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya
Pasal 18
(1) Penyelesaian persediaan, aset tetap, dan aset lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
huruf f dilaksanakan melalui serah terima dari Entitas
(2)
Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi
dan/atau
kepada Entitas Akuntansi yang
I
Ditunjuk
Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. l
Penyelesaian atas persediaan, a et tetap, dan aset
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baik oleh
Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang
dilikuidasi maupun Entitas Akuntansi yang Ditunjuk
dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk, dilaksanakan
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah
mengenai pengelolaan barang milik negara.
(3) Serah terima persediaan, aset tetap, dan aset lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima atau dokumen lain yang
dipersamakan yang ditandatangani oleh penanggung
i
I • •
jawab proses Likuidasi serta 1 · pem1mpm Entitas
Akuntansi yang Ditunjuk dan/atlu Entitas Pelaporan
yang Ditunjuk. 1
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
(4) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dibuat sesuai dengan format tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 19
Pencatatan atas penyelesaian persediaan, aset tetap, dan aset
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)
dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
I
Keuangan mengenai penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual pada p�merintah pusat dan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai �istem akuntansi dan
pelaporan keuangan Badan Layanan Umum.
Pasal 20
(1) Serah terima saldo persediaan, aset tetap, dan aset
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1) diungkapkan secara memadai dalam CaLK
Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang
dilikuidasi serta Entitas Akuntansi yang Ditunjuk
dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk.
(2) Pengungkapan yang memadai sebagaimana dimaksud
I
I
pada ayat (1) meliputi:
I
a. rincian jenis dan saldo persed!iaan, aset tetap, dan
!
aset lainnya yang diserahterimakan; dan
b. informasi penting lainnya yang dipersyaratkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Paragraf 5
Penyelesaian Sisa Pagu DIPA
Pasal 21
(1) Dalam hal suatu Entitas Akuntansi dan/atau Entitas
Pelaporan yang dilikuidasi masih memiliki sisa pagu
DIPA, sisa pagu DIPA tersebut tpindahkan kepada
Entitas Akuntansi yang Ditunju
l
dan/atau Entitas
Pelaporan yang Ditunjuk. i
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
(2) Pemindahan s1sa pagu DIPA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan pada tahun anggaran
berkenaan.
(3) Proses pemindahan sisa pagu DIPA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai
tata cara revisi anggaran.
(4) Berdasarkan DIPA revisi sebagai hasil dari proses
pemindahan s1sa pagu DIPA sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Entitas Akuntansi dan/atau Entitas
Pelaporan yang dilikuidasi serta EJtitas Akuntansi yang
Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaptran yang Ditunjuk,
melakukan penyesuaian pagu DIPA1yang disajikan dalam
LRA.
(5) Pencatatan atas penyelesaian s1sa pagu DIPA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan
mengenai penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual pada pemerintah pusat dan Peraturan
Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan Badan Layanan Umum.
Bagian Kelima 1
I
Penyusunan Laporan Kelangan
Pasal 22
i
I
(1) Selama proses penyelesaian hak dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan
Pasal 21, Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan
yang dilikuidasi tetap menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan bulanan/semesteran/tahunan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai
sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah
pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai
pedoman penyusunan dan penyampaian laporan
keuangan kementerian negara/lem9aga.
Ii
lJ.
www.jdih.kemenkeu.go.id
(2)
- 20 -
I
Laporan keuangan sebagaimanl dimaksud pada
I
ayat (1) clisusun clengan menggunakan Iclentitas Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang clilikuiclasi clan
clitanclatangani oleh penanggung jawab proses Likuiclasi.
(3) Dalam hal penyelesaian hak clan �ewajiban sebagaimana
climaksucl clalam Pasal 10 sampai clengan Pasal 21 telah
clilaksanakan hingga salclo aset clan kewajiban pacla
neraca bersalclo nihil, penanggung jawab proses
Likuiclasi menyusun laporan keuangan sebagaimana
climaksucl pacla ayat (1) sebagai la:;Joran terakhir.
(4) Setelah aset clan kewajiban pacla neraca bersalclo nihil,
seluruh transaksi yang berda,pak pada laporan
keuangan cliselesaikan menggunakan Identitas Entitas
I
Akuntansi yang Ditunjuk clan/atau Entitas Pelaporan
yang Ditunjuk dan dibukukan oleh Entitas Akuntansi
yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang
Ditunjuk.
(5) Dalam hal Likuiclasi clilaksanakan pacla Entitas
Pelaporan, laporan keuangan yang disusun merupakan
gabungan dari laporan keuangan seluruh Entitas
Akuntansi yang berada di bawahnya.
(6) Dalam hal Entitas Akuntansi yang dilikuidasi memiliki
fungsi melakukan konsolidasi laporan keuangan,
pem1mpm unit akuntansi yang secara struktural
membawahi Entitas AkuntansiJ yang dilikuidasi
I
menunjuk Entitas Akuntansi lain �ntuk menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan kbnsolidasian.
(7) Tata cara penyusunan dan :;Jenyampaian laporan
keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) dilaksanakan dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi
clan pelaporan keuangan pemerintah pusat dan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman
penyusunan · dan penyampaian laporan keuangan
kementerian negara/lembaga.
www.jdih.kemenkeu.go.id
(1)
(2)
(3)
- 21 -
!
Pasal 23
J
Laporan keuangan sebagaiman : dimaksud dalam
!
Pasal 22 ayat (3) meliputi:
a. LRA;
b. LPE;
c. LO;
d. Neraca; clan
e. CaLK.
Khusus bagi Entitas Akuntansi dan/atau Entitas
Pelaporan dengan status BLU yang dilikuidasi, selain
menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) juga menyusun:
a. LAK; clan
b. Laporan Perubahan SAL.
Dalam hal Likuidasi Entitas
I
IAkuntansi, laporan
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri
dengan:
a. LBKP yang telah direkonsiliasi dengan KPKNL; clan
b. Catatan Ringkas Barang.
(4) Dalam hal Likuidasi Entitas Pelaporan, laporan
keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri
dengan:
(5)
(6)
a. LBP yang telah direkonsiliasi dengan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara; clan
b. Catatan Ringkas Barang.
I
Neraca sebagaimana dimaksud palda ayat (1) huruf d
harus menunjukkan saldo nihil. I
CaLK sebagaimana dimaksud pad.a ayat (1) huruf e
memuat informasi mengenai:
a. penyusunan pos-pos dalam LAK, LO, LPE, Neraca
clan LRA secara detail;
b. kebijakan akuntansi yang diterapkan;
c. catatan penting lainnya;
d. latar belakang pelaksanaan Likuidasi;
e. dasar hukum pelaksanaan Likuidasi;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
f. tindak lanjut penyelesaian aset clan kewajiban
I
Entitas Akuntansi
J
Pelaporan
atau Entitas yang
dilikuidasi; dan Ii
g. informasi penting lainnya yang dipersyaratkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
(7) CaLK sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilampiri
dengan Berita Acara Serah Terima atau dokumen lain
yang dipersamakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (5), Pasal 15 ayat (5), dan Pasal 18 ayat (3).
Pasal 24
(1) Penanggung jawab proses Likuidasi melakukan
rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka penyusunan
laporan keuangan Entitas Akuhtansi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayatl (1) dan Pasal 22
ayat (3) dengan berpedoman padl Peraturan Menteri
!
Keuangan mengenai pedoman penyusunan dan
penyampaian
negara/lembaga.
laporan keuangan kementerian
(2) Setelah melakukan rekonsiliasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), penanggung jawab proses Likuidasi
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Entitas
Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1) dan Pasal 22 ayat (3), kepada:
a. Entitas Akuntansi yang secara struktural
membawahi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi;
b. KPPN mitra kerja Entitas Akunfansi yang dilikuidasi
dan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk;
I
c. KPKNL mitra kerja Entita!s Akuntansi yang
dilikuidasi dan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk;
clan
d. Badan Pemeriksa Keuangan.
(3) Setelah melakukan penyusunan laporan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat {1) dan
Pasal 22 ayat (3), penanggung jawab proses Likuidasi
menyampaikan laporan keuangan Entitas Pelaporan
kep.ada:
ll
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 23 -
a. Direktorat Jencleral Perbenclaharaan c.q. Direktorat
Akuntansi clan Pelaporan Keuangan;
b. Direktorat Jenderal Kekayaan fegara c.q. Direktorat
Barang Milik Negara; dan
JI
c. Badan Pemeriksa Keuangan. 1
Bagian Keenam
Penyusunan Laporan Kinerja
Pasal 25
(1) Selain menyusun laporan keuangan clan laporan barang
sebagaimana dimaksud clalam Pasal 23, Entitas
Akuntansi clan/atau Entitas Pelaporan yang clilikuidasi
harus menyusun Laporan Kinerja.
(2) Tata cara penyusunan Laporan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ddaksanakan dengan
berpedoman pada ketentuan rdraturan perundang-
1
I
unclangan mengenai pelaporan keuangan clan kinerja
instansi pemerintah.
BABV
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 26
(1) Penanggung jawab proses Likuidasi dan pem1mp1n
Entitas Akuntansi yang ditunjuk untuk menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan konsolidasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasrl 22 ayat (6) harus
membuat Pernyataan Tanggung fawab (Statement of
Responsibility) atas laporan keuangan semesteran dan
tahunan yang disusunnya.
(2) Pernyataan Tanggung Jawab (Statement ofResponsibility)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
pernyataan bahwa laporan keuangan semesteran dan
tahunan telah diselenggarakan berclasarkan Sistem
Pengenclalian Intern yang memaclai clan akuntansi
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 24 -
keuangan telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
(3) Bentuk clan isi Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of
Responsibility) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
I
dibuat sesuai format sebagairrtana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan �engenai pedoman
penyusunan clan penyampaian laporan keuangan
kementerian negara/lembaga.
BABVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku:
a. penyelesaian hak dan kewajiban, penyusunan laporan
keuangan, clan penyusunan Laporan Kinerja atas Entitas
Akuntansi clan/atau Entitas Pelappran yang dilikuidasi
pada tahun 2016 berpedoman padla Peraturan Menteri
ini; dan
I
b. Entitas Akuntansi clan/atau Entitas Pelaporan yang telah
menyelesaikan proses Likuidasi pada tahun 2016, tidak
perlu melaksanakan proses Likuidasi sesuai dengan
Peraturan Menteri ini.
BABVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 272/PM;K.05/2014 tentang
Pelaksanaan Likuidasi Entitas Aku*tansi clan Entitas
I
Pelaporan pada Kementerian Negara/Lefbaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2073), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Menteri m1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 April 2017
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 31 Maret 2017
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 532
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
O YUWON°t
2199703100 1/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 26 -
LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/PMK .05/2017
TENTANG
PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN
ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/
LEMBAGA
FORMAT
BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
KOP SURAT (1)
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor: .... ........... . .... (2)
Pada hari ini, ......(3)...... tanggal ......(4)...... bulan ......(5)...... tahun ...... (6)...... bertempat di
......(7)...... , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I.
II.
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan
...............(8)...............
...............(9)...............
...............(10)...............
...............(11).......... ...
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas
Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
Nama
NIP
Pangkq..t/Gol
Jabatan
. · · · · · · · · · ..... (12)...............
...............(13)...............
...............(14)....... . .......
...............(15)...............
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk
dan/atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.
Telah melakukan serah terima ......(16)...... dalam rangka pelaksanaan likuidasi Entitas
Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga, dengan ketentuan
sebagaimana disebutkan dalam pasal-pasal di bawah ini:
Pasal 1
PIHAK PERTAMA menyerahkan dan PIHAK KEDUA menerima ... ...(17)...... atas ...... (18)......
sebesar Rp ............... ( 19)............... (dalam huruf), berupa:
a. ...............(20)............... Rp ...............(21)............... (dalam huruf), dengan rincian
sebagaimana terlampir.
b. dst.....
Pasal 2
Dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima ini maka tanggung jawab
pengelolaan...............(22)............... sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 beralih dari PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 3
Berita Acara Serah Terima ............... (23)............... ini dibuat sebagai bukti yang sah dalam
rangkap 2 (dua) bermaterai dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA · PIHAK PERTAMA
Materai Materai
Nama: .. ............. (24)............... Nama: ...............(26)...............
NIP: ...............(25)............... NIP: ...............(27)...............
www.jdih.kemenkeu.go.id
NOMOR
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(17)
(16), (18),
(22), dan
(23)
(19)
(20)
(21)
(24)
(25)
(26)
(27)
- 27 -
TATA CARA PENGISIAN
BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
URAIAN
Diisi dengan Kop Surat
Diisi dengan nomor Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi dengan hari terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi dengan tanggal terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi dengan bulan -;:erjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi dengan tahun terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi tempat terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST)
Diisi dengan nama Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi
atau Entitas Pelaporan
Diisi dengan NIP Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi atau
Entitas Pelaporan
Diisi dengan pangkat/golongan Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas
Akuntansi atau Entitas Pelaporan
Diisi dengan jabata:i Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi
atau Entitas Pelaporan
Diisi dengan nama Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas
Pelaporan Yang Ditunjuk
Diisi dengan NIP Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas
Pelaporan Yang Ditunjuk
Diisi dengan pangk3.t/golongan Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk
atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk
Diisi dengan jabatan Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau
Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk
Diisi dengan hak/kewajiban
Diisi dengan jenis aset/kewajiban yang diserahterimakan
Keterangan:
Dalam hal nomor (17) diisi dengan hak, maka nomor (16), (18), (22), dan (23)
dapat diisi antara lain kas/piutang/persediaan/aset tetap/aset lainnya.
Dalam hal nomor (17) diisi dengan kewajiban, maka nomor (16), (18), (22),
dan (23) diisi dengan utang.
Diisi dengan nilai rupiah aset/kewajiban yang diserahterimakan
Diisi dengan rincian aset/kewajiban yang diserahterimakan
Diisi dengan nilai rupiah rincian aset/kewajiban yang diserahterimakan
Diisi dengan nama Pihak Kedua
Diisi dengan NIP Pbak Kedua
Diisi dengan nama Pihak Pertama
Diisi dengan NIP Pbak Pertama
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
www.jdih.kemenkeu.go.id

More Related Content

What's hot

Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalDeady Rizky Yunanto
 
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahan
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahanPert 02 lingkungan akuntansi pemerintahan
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahanRhezayustian13
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanAnggun Jayanti
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanMuhammad Anshar
 
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)Puput Waryanto
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahEndi Nugroho
 
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1kpptbaritoutara
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganUlan Safitri
 
Laporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahLaporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahRatna Raissa
 
akuntansi pemerintahan
akuntansi pemerintahanakuntansi pemerintahan
akuntansi pemerintahanHanna Febriani
 
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111anhynurhayani77
 
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalPsap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalEnvaPya
 
13-Laporan Keuangan Daerah
13-Laporan Keuangan Daerah13-Laporan Keuangan Daerah
13-Laporan Keuangan DaerahWahyu Wijanarko
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganAdi Jauhari
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerSai Jawa Tengah
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahSujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Ppt bab 4 fix
Ppt bab 4 fixPpt bab 4 fix
Ppt bab 4 fix
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
 
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahan
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahanPert 02 lingkungan akuntansi pemerintahan
Pert 02 lingkungan akuntansi pemerintahan
 
Standar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahanStandar akuntansi pemerintahan
Standar akuntansi pemerintahan
 
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahanKerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
 
Kerangka Konseptual SAP
Kerangka Konseptual SAPKerangka Konseptual SAP
Kerangka Konseptual SAP
 
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)
 
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintahPengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
Pengelolaan dan pelaporan keuangan pemerintah
 
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1
Permendagri nomor-64-tahun-2013 243-1
 
Laporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan PublikLaporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan Publik
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
Laporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerahLaporan keuangan pemerintah daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah
 
akuntansi pemerintahan
akuntansi pemerintahanakuntansi pemerintahan
akuntansi pemerintahan
 
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
 
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-finalPsap 13-plk-blu-ver-ksap-final
Psap 13-plk-blu-ver-ksap-final
 
13-Laporan Keuangan Daerah
13-Laporan Keuangan Daerah13-Laporan Keuangan Daerah
13-Laporan Keuangan Daerah
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
AKUNTANSI PEMERINTHAN
AKUNTANSI PEMERINTHANAKUNTANSI PEMERINTHAN
AKUNTANSI PEMERINTHAN
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satker
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi Pemerintah
 

Similar to Pmk nomor 48_tahun_2017_tentang_likuidasi_pengganti_pmk_272_tahun_2014

Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxWien Sotya
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Penataan Ruang
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Cyrenia Dini
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxWahyuWulansari9
 
Paper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanPaper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanFajar Adhi Partomo
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007IdnJournal
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Arbyn Dungga
 
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)ncariwibowo
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracazufrizal se
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Sri Apriyanti Husain
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Sri Apriyanti Husain
 

Similar to Pmk nomor 48_tahun_2017_tentang_likuidasi_pengganti_pmk_272_tahun_2014 (20)

Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4
 
Gak bisa dibuka
Gak bisa dibukaGak bisa dibuka
Gak bisa dibuka
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
 
Paper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatanPaper definisi pengakuan pendapatan
Paper definisi pengakuan pendapatan
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Contoh laporan keuangan 2015
Contoh laporan keuangan 2015Contoh laporan keuangan 2015
Contoh laporan keuangan 2015
 
Makalah akpem
Makalah akpemMakalah akpem
Makalah akpem
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)
PMK 234 Th 2011 (Sistem Akuntansi Transaksi Khusus)
 
AKuntansi---1
AKuntansi---1AKuntansi---1
AKuntansi---1
 
Presentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neracaPresentasi laporan keuangan neraca
Presentasi laporan keuangan neraca
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
 
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
Psak 45-organisasi-nir-laba-120212
 
accounting theory
accounting theoryaccounting theory
accounting theory
 
SKPKD
SKPKDSKPKD
SKPKD
 

More from Sri Haryati

2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf
2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf
2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdfSri Haryati
 
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdfSri Haryati
 
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptxSri Haryati
 
5. Modul Bendahara.pptx
5. Modul Bendahara.pptx5. Modul Bendahara.pptx
5. Modul Bendahara.pptxSri Haryati
 
4. Modul Pembayaran.pptx
4. Modul Pembayaran.pptx4. Modul Pembayaran.pptx
4. Modul Pembayaran.pptxSri Haryati
 
3. Modul Komitmen.pptx
3. Modul Komitmen.pptx3. Modul Komitmen.pptx
3. Modul Komitmen.pptxSri Haryati
 
2. Overview SAKTI (1).pptx
2. Overview SAKTI (1).pptx2. Overview SAKTI (1).pptx
2. Overview SAKTI (1).pptxSri Haryati
 
juknis admin sakti 2021
juknis admin sakti 2021juknis admin sakti 2021
juknis admin sakti 2021Sri Haryati
 
overview dan roll out sakti 2021
overview dan roll out  sakti 2021overview dan roll out  sakti 2021
overview dan roll out sakti 2021Sri Haryati
 
Junknis nonkontrak SPAN
Junknis nonkontrak SPANJunknis nonkontrak SPAN
Junknis nonkontrak SPANSri Haryati
 
Aplikasi Sprint modul silabun
Aplikasi Sprint modul silabunAplikasi Sprint modul silabun
Aplikasi Sprint modul silabunSri Haryati
 
Materi tot supplier
Materi tot supplierMateri tot supplier
Materi tot supplierSri Haryati
 
Materi supplier SPAN
Materi supplier SPANMateri supplier SPAN
Materi supplier SPANSri Haryati
 
Aplikasi silabi 2021
Aplikasi silabi 2021Aplikasi silabi 2021
Aplikasi silabi 2021Sri Haryati
 
Issue terkini stabilisasi span
Issue terkini stabilisasi spanIssue terkini stabilisasi span
Issue terkini stabilisasi spanSri Haryati
 
Materi tot kontrak
Materi tot kontrakMateri tot kontrak
Materi tot kontrakSri Haryati
 
Syarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSyarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSri Haryati
 
Sprint modul silabun
Sprint modul silabunSprint modul silabun
Sprint modul silabunSri Haryati
 
230 pmk.05 2016_per
230 pmk.05 2016_per230 pmk.05 2016_per
230 pmk.05 2016_perSri Haryati
 

More from Sri Haryati (20)

2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf
2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf
2021-Juknis Siklus Perekaman Transaksi GUP.pdf
 
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf
2021- Juknis Kartu Kredit Pemerintah (KKP).pdf
 
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx
07. ilustrasi jurnal sakti siklus transaksi.pptx
 
5. Modul Bendahara.pptx
5. Modul Bendahara.pptx5. Modul Bendahara.pptx
5. Modul Bendahara.pptx
 
4. Modul Pembayaran.pptx
4. Modul Pembayaran.pptx4. Modul Pembayaran.pptx
4. Modul Pembayaran.pptx
 
3. Modul Komitmen.pptx
3. Modul Komitmen.pptx3. Modul Komitmen.pptx
3. Modul Komitmen.pptx
 
2. Overview SAKTI (1).pptx
2. Overview SAKTI (1).pptx2. Overview SAKTI (1).pptx
2. Overview SAKTI (1).pptx
 
juknis admin sakti 2021
juknis admin sakti 2021juknis admin sakti 2021
juknis admin sakti 2021
 
overview dan roll out sakti 2021
overview dan roll out  sakti 2021overview dan roll out  sakti 2021
overview dan roll out sakti 2021
 
Junknis nonkontrak SPAN
Junknis nonkontrak SPANJunknis nonkontrak SPAN
Junknis nonkontrak SPAN
 
Aplikasi Sprint modul silabun
Aplikasi Sprint modul silabunAplikasi Sprint modul silabun
Aplikasi Sprint modul silabun
 
Materi tot supplier
Materi tot supplierMateri tot supplier
Materi tot supplier
 
Materi supplier SPAN
Materi supplier SPANMateri supplier SPAN
Materi supplier SPAN
 
Aplikasi silabi 2021
Aplikasi silabi 2021Aplikasi silabi 2021
Aplikasi silabi 2021
 
Issue terkini stabilisasi span
Issue terkini stabilisasi spanIssue terkini stabilisasi span
Issue terkini stabilisasi span
 
Modul komitmen
Modul komitmenModul komitmen
Modul komitmen
 
Materi tot kontrak
Materi tot kontrakMateri tot kontrak
Materi tot kontrak
 
Syarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpjSyarat kelengkapan tagihan lpj
Syarat kelengkapan tagihan lpj
 
Sprint modul silabun
Sprint modul silabunSprint modul silabun
Sprint modul silabun
 
230 pmk.05 2016_per
230 pmk.05 2016_per230 pmk.05 2016_per
230 pmk.05 2016_per
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 

Pmk nomor 48_tahun_2017_tentang_likuidasi_pengganti_pmk_272_tahun_2014

  • 1. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK lNQONESIA �ALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.05/2017 i TENTANG :I PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN Menimbang PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 133 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, telah ditetapkan Peraturan Ment�ri Keuangan Nomor : 272/PMK.05/2014 tentang Peliksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga; b. bahwa untuk penyederhanaan proses likuidasi entitas akuntansi dan entitas pelaporan pada kementerian negara/lembaga, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai pelaksanaan likuidasi entitas akuntansi dan entitas pelaporan pada kementerian negara/lembaga; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga; I {j www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 2. Mengingat Menetapkan - 2 - Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2013 Nomor i 103, Tambahan Lembaran Negara Repuplik Indonesia Nomor 5423); I MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimak�ud dengan: 1. Likuidasi adalah tindakan penyeleslian seluruh aset dan I kewajiban sebagai akibat pengakhiran/pembubaran I entitas akuntansi dan/atau enti'tas pelaporan pada kementerian negara/lembaga. 2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. 3. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih Entitas Akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa 4. laporan keuangan. I Entitas Akuntansi yang Ditunjiuk adalah Entitas Akuntansi yang diserahi tugas dan/fl.tau wewenang untuk menggunakan, memanfaatkan dan menatausahakan aset, dan/atau kewajiban dari Entitas Akuntansi yang dilikuidasi termasuk juga s1sa pagu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. 5. Entitas Pelaporan yang Ditunjuk adalah Entitas Pelaporan yang diserahi tugas dan/atau wewenang untuk �L. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 3. - 3 - menggunakan, memanfaatkan dan menatausahakan aset, dan/atau kewajiban dari Entitas Pelaporan yarig dilikuidasi termasuk juga sisa pagu anggaran. 6. Identitas Entitas Akuntansi adalah atribut yang menjadi tanda suatu Entitas Akuntansi jdan dapat menjadi pembeda antara Entitas Akuntan�i yang satu dengan I yang lainnya berupa serangkaian k'ode bagian anggaran, kode eselon I, dan kode satuan kerja. 7. Identitas Entitas Pelaporan adalah kode bagian anggaran yang menjadi pembeda antara Entitas Pelaporan yang satu dengan yang lainnya. 8. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen p � elaksanaan anggaran i yang disusun oleh pengguna angg4ran/kuasa pengguna anggaran. Ii 10. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah, yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. 11. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. 12. Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas I dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah rusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan. 13. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 4. - 4 - atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 14. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan 15. berd�sar�an aktivitas operasi, inve11tasi, pendanaan, dan trans1tons. Laporan Perubahan · Saldo Anggaran Lebih yang selanjutnya disebut Laporan Perubahan SAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 16. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca, LAK, LO, LPE, dan Laporan Perubahan SAL dalam rangka pengungkapan yang memadai. 17. Laporan Kinerja adalah ikhtisa1 yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tent,ng capaia� kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerJa yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 18. Laporan Barang Kuasa Pengguna yang selanjutnya disingkat LBKP adalah laporan yang disusun oleh kuasa pengguna barang yang menyajikan posisi Barang Milik Negara (BMN) pada awal dan akhir periode tertentu setiap semesteran dan tahunan serta mutasi yang terjadi selama periode tersebut. 19. Laporan Barang Pengguna yang selanjutnya disingkat LBP adalah laporan yang disusun qleh pengguna barang yang menyajikan posisi BMN pada Jwal dan akhir periode tertentu setiap semesteran dan t�hunan serta mutasi I yang terjadi selama periode tersebut. 20. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jende·ral Perbendaharaan yang memperoleh v www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 5. - 5 - kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 21. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang selanjutnya disingkat KPKNL adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab lanksung kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekaya�n Negara, dan dalam I hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat daerah pada pengelola barang. 22. Unit Badan Lainnya yang selanjutnya disingkat UBL adalah unit organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan program dan kegiatan tertentu sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundangan­ undangan dan/atau mendukung fungsi kementerian negara/lembaga dimana secara hierarkis tidak di bawah dan tidak bertanggung jawab secara langsung kepada pimpinan kementerian negara/ lembaga tertentu. 23. UBL Satuan Kerja adalah UBL !yang dalam rangka pengelolaan keuangannya ditetapfan sebagai satuan kerja. 1 24. UBL Bagian Satuan Kerja adalah UBL yang dalam rangka pengelolaan keuangannya menjadi bagian dari suatu satuan kerja tertentu dan pelaksanaan kegiatannya untuk mendukung pencapaian output kegiatan satuan kerja dimaksud. 25. UBL Bukan Satuan Kerja adalah UBL yang bukan merupakan UBL Satuan Kerja atau UBL Bagian Satuan Kerja. 26. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU adalah instansi di lingkungan pem�rintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepaJa masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jas* yang dijual tanpa i mengutamakan mencan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 6. - 6 - diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah terkait. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Menteri ini mengatur mengenai: a. penyelesaian hak dan kewajiban Ehtitas Akuntansi Entitas Pelaporan yang dilikuidasi; jI I dan b. penyusunan laporan keuangan bagi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan yang dilikuidasi; dan c. penyusunan Laporan Kinerja bagi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan yang dilikuidasi. BAB III KRITERIA LIKUIDASI Pasal 3 Likuidasi dilaksanakan terhadap Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang mengalami kondifi sebagai berikut: a. tidak lagi beroperasi sebagai Ent�tas Akuntansi atau I Entitas Pelaporan; b. perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang antara lain disebabkan karena: 1. penggabungan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan; atau 2. pemecahan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan; c. tidak mendapat alokasi anggaran pada tahun anggaran berikutnya; atau d. perubahan status menjadi BLU atau Badan Usaha Milik Negara dan sebaliknya, serta per1;-lbahan UBL Satuan i Kerja menjadi UBL Bagian Satuan Klerja atau UBL Bukan Satuan Kerja. I www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 7. - 7 - Pasal 4 (1) Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang disebabkan karena penggabungan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 1 dapat berasal dari penggabungan beberapa Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan menjadi 1 (satu) Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan dengan: a. menggunakan Identitas Entitas Akuntansi atau I Entitas Pelaporan baru; atau b. menggunakan salah satu I I Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang digabung. (2) Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang disebabkan karena pemecahan Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan sebagaimana · dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka 2 dapat berasal dari pemecahan 1 (satu) Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan menjadi beberapa Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan dengan: a. 1 (satu) atau beberapa Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan menggunakan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan baru clan Identitas Entitas Akuntansi atau Ent�as Pelaporan yang dipecah masih digunakan; ataul b. seluruh Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan menggunakan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan baru. (3) Dalam hal Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang dipecah masih digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang dipecah tidak d�perlakukan sebagai Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi. (4) Dalam hal seluruh Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan menggunakan IdentitC!-d Entitas Akuntansi . atau Entitas Pelaporan baru se�agaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Entitas Akuntansi atau Entitas www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 8. - 8 - Pelaporan yang dipecah diperlakukan sebagai Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi. Pasal 5 Perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b tidak termasuk perubahan Identitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang disebabkan pemutakhiran sistem. BAB I V LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN Bagian Kesatu Penanggung Jawab Likuidasi Pasal 6 (1) Pemimpin Entitas Akuntansi yang dilikuidasi merupakan penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi. (2) Dalam hal pemimpin Entitas Akuntansi yang dilikuidasi tidak dapat menjadi penanggung jawab proses Likuidasi, pemimpin Entitas Akuntansi yang secara struktural membawahi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi sebagai penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi. (3) Penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyelesaikan hak dan kewajiban, meliputi penyelesaian: 1. saldo kas di bendahara pengeluaran; 2. saldo kas di bendahara penerimaan; 3. saldo kas lainnya, yang antara lain terdiri atas: a) kas lainnya di bendahara pengeluaran; b) kas lainnya di bendahara penerimaan; dan c) kas lainnya di Kernenterian Negara/ Lembaga (K/L) dari hibah; 4. saldo kas pada BLU; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 9. - 9 - 5. piutang dan utang; 6. persediaan, aset tetap, dan aset lainnya; 7. pembayaran gaji induk bulan berikutnya; 8. pengesahan hibah langsung; 9. pengesahan pendapatan BLU dan belanja BLU; clan 10. sisa pagu DIPA. b. menyusun, menandatangani, dan menyampaikan laporan keuangan selama proses penyelesaian hak dan kewajiban sampai dengan aset dan kewajiban pada neraca bersaldo nihil; dan c. melakukan koreksi lapora� keuangan atas I penyelesaian hak dan kewajiban, antara lain I berdasarkan rekomendasi I Badan Pemeriksa Keuar:igan. Pasal 7 (1) Pemimpin Entitas Pelaporan yang dilikuidasi merupakan penanggung jawab proses Likuidasi Entitas Pelaporan. (2) Dalam hal pemimpin Entitas Pelaporan yang dilikuidasi tidak dapat menjadi penanggung jawab proses Likuidasi, pejabat yang melakukan Likuidasi Entitas Pelaporan dapat menunjuk pejabat lain sebagai penanggung jawab (3) proses Likuidasi Entitas Pelaporan. 1 Penanggung jawab proses Likuida lb Entitas Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ay 1 t (1) dan ayat (2) mempunyai tugas sebagai berikut: ! a. b. memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di bawahnya menyelesaikan hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a; memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di bawahnya menyusun, menandatangani, dan menyampaikan laporan keuangan selama proses penyelesaian hak dan kewajiban sampai dengan aset dan kewajiban pada neraca bersaldo ·nihil www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 10. - 10 - I sebagaimana dimaksud huruf b; dalarh I Pasal 6 ayat (3) I c. menyusun, menandatangani, dan menyampaikan laporan keuangan selama proses penyelesaian hak dan kewajiban sampai dengan aset dan kewajiban pada neraca bersaldo nihil berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh Entitas Akuntansi yang berada di bawahnya; dan d. memastikan pem1mpm Entitas Akuntansi di bawahnya melakukan koreksi laporan keuangan atas penyelesaian hak dan kewajiban, antara lain berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimai' sud ayat (3) huruf c. I Bagian Kedua dalam Pasal 6 Penetapan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan Entitas Pelaporan yang Ditunjuk Pasal 8 (1) Entitas Akuntansi yang Ditunjuk ditetapkan oleh Entitas Akuntansi yang secara struktural membawahi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi. (2) Entitas Pelaporan yang Ditunjuk ditetapkan oleh pejabat yang melakukan Likuidasi Entitas Pelaporan. Bagian Ketiga Tahapan Likuidasi Pasal 9 Tahapan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan meliputi kegiatan sebagai berikut: a. pehyelesaian hak dan kewajiban; dan b. penyusunan laporan keuangan atas penyelesaian hak dan kewajiban. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 11. - 11 - Bagian Keempat 1 Penyelesaian Hak clan Ke4ajiban I Paragraf 1 Hak clan Kewajiban Pasal 10 (1) Penyelesaian hak clan kewajiban bagi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi clan/atau Entitas Akuntansi di bawah Entitas Pelaporan yang dilikuidasi, penyelesaian: a. saldo kas di bendahara pengeluaran; b. saldo kas di bendahara penerimaan; meliputi c. saldo kas lainnya, yang antara lain terdiri atas: I 1. kas lainnya di bendahara pengeluaran; 2. kas lainnya di bendahara �enerimaan; dan 3. kas lainnya di K/L dari hibah; d. saldo kas pada BLU; e. piutang clan utang; f. persediaan, aset tetap, clan aset lainnya; g. pembayaran gaji induk bulan berikutnya; h. pengesahan hibah langsung; i. pengesahan pendapatan BLU clan belanja BLU; clan J. sisa pagu DIPA. (2) Penyelesaian hak clan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f dilakukan sampai dengan aset clan kewajiban tpada neraca bersaldo I nihil. ! I! Paragraf 2 Penyelesaian Saldo Kas, Gaji Induk Bulan Berikutnya, Pengesahan Hibah Langsung, clan Pengesahan Pendapatan BLU clan Belanja BLU Pasal 11 (1) Penyelesaian saldo kas di bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 12. - 12 - huruf a, saldo kas di bendahara penenmaan sebagaimana dimaksud dalam , Pasal 10 ayat (1) huruf b, saldo kas lainnya di bebdahara pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam �asal 10 aya:t (1) huruf c angka 1, dan saldo kas lkinnya di bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c angka 2, dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN. (2) Dalam hal penyelesaian saldo kas lainnya di bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c angka 2 tidak dapat dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian saldo kas lainnya di bendahara penenmaan tersebut dilaksanakan melalui serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelapbran yang dilikuidasi kepada Entitas Akuntansi yang I Ditunjuk dan/atq.u Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (3) Penyelesaian saldo kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c angka 3, dilaksanakan melalui: a. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk, yang akan melanjutkan kegiatan yang dibiayai dari kas lainnya di K/L dari hibah; atau b. pengembalian kepada pemberi lhibah sesuai naskah perjanjian hibah atau penyetoran ke kas negara, dalam hal Entitas Akuntal-:isi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk tidak melanjutkan kegiatan Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi. (4) Penyelesaian saldo kas pada BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d, dilaksanakan melalui: a. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 13. 'b. - 13 - Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk, yang akan melanjutkan kegiatan yang dibiayai dari kas pada BLU; atau penyetoran ke kas negara, dalam hal Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk tidak melanjutkan kegiatan Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi. (5) Serah terima saldo kas lainnya di bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), serah terima saldo kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, dan serah terima saldo kas pada BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh penanggung jawab proses Likuidasi serta pemimpin Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Di�unjuk. (6) Berita Acara Serah Terima sebagai+ana dimaksud pada ayat (5) dibuat sesuai dengan fordiat tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (7) Penyelesaian pembayaran gaji induk bulan berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf g dilaksanakan dengan menyusun dan mengajukan Surat Perintah Membayar atas gaji induk ke KPPN mitra kerja Entitas Akuntansi yang dilikuidasi. (8) (9) Penyelesaian pembayaran gaji induk bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (7) berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan j engenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN. Penyelesaian pengesahan hibah l�gsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf h berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan hibah. (/· www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 14. - 14 - (10) Penyelesaian pengesahan pendapatan BLU dan belanja BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf 1 berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 (1) Pencatatan atas penyelesaian saldo kas di bendahara penerimaan, saldo kas di bendahara pengeluaran, saldo kas lainnya di bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), saldo kas lainnya di bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat U) dan ayat (2), dan saldo kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada (2) pemerintah pusat. . Pencatatan atas penyelesaian sJldo kas pada BLU sebagaimana dimaksud dalam fasal 11 ayat (4), dilaksanakan dengan berpedomcin pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Pasal 13 (1) Serah terima saldo kas lainnya di bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), saldo kas lainnya di K/L dari hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf a, dan saldo kas pada BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf a diungkapkan secara memadai dalam CaLK Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelap!ran yang dilikuidasi serta Entitas Akuntansi yang Ditun1'uk dan/atau Entitas I Pelaporan yang Ditunjuk. (2) Pengungkapan serah terima saldo kas lainnya di bendahara penerimaan, saldo kas lainnya di K/L dari hibah, dan saldo kas pada BLU secara memadai dalam CaLK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 15. a. nnc1an - 15 - saldo diserahterimakan; dan peruntukan kas yang b. Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk; dan c. informasi penting · lainnya yang dipersyaratkan dalam Pernyataan Standar Aku'ntansi Pemerintahan. Pasal 14 Dalam hal Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan dilikuidasi pada akhir tahun anggaran, batas waktu penyelesaian saldo kas di bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a, pengesahan hibah langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf h, dan pengesahan pendapatan BLU dan belanja BLU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf i dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai langkah-langkah dalam menghadapi akhir tahun anggaran. Paragraf 3 I Penyelesaian Piutang dan!Utang Pasal 15 (1) Penyelesaian piutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf e dilaksanakan melalui: (2) a. penyetoran ke kas negara dalam hal terdapat pembayaran piutang dari pihak ketiga; dan/atau b. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Erititas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. I I Penyelesaian piutang sebagaima�a dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan den�an berpedoman pada i ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Penyelesaian utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf e dilaksanakan melalui: {/ www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 16. - 16 - a. pembayaran kepada pihak ketiga; dan/atau b. serah terima dari Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi kepada Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (4) Penyelesaian utang sebagaimana dimaksud pada · ayat (3) huruf a dilaksanakan dengan berpedoman pada I ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pelaksanaan APBN. I (5) Serah terima piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan utang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh penanggung jawab proses Likuidasi serta pemimpin Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (6) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibuat sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. i Pasal 16 l Pencatatan atas penyelesaian piutang se! agaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Pasal 17 (1) Serah terima piutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b dan lutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) 1 uruf b diungkapkan secara memadai dalam CaLK 1 Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi serta )t www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 17. - 17 - Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (2) Pengungkapan serah terima piutang dan utang secara memadai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. rmcian saldo piutang dan utang yang b. c. diserahterimakan; pihak ketiga yang masih harus memenuhi kewajiban dalam rangka pelunasan piutapg serta pihak ketiga yang berhak menerima pembJ1 . aran atas utang; dan informasi penting lainnya yang dipersyaratkan ! dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Paragraf 4 Penyelesaian Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya Pasal 18 (1) Penyelesaian persediaan, aset tetap, dan aset lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf f dilaksanakan melalui serah terima dari Entitas (2) Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi dan/atau kepada Entitas Akuntansi yang I Ditunjuk Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. l Penyelesaian atas persediaan, a et tetap, dan aset lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baik oleh Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi maupun Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk, dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah mengenai pengelolaan barang milik negara. (3) Serah terima persediaan, aset tetap, dan aset lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima atau dokumen lain yang dipersamakan yang ditandatangani oleh penanggung i I • • jawab proses Likuidasi serta 1 · pem1mpm Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atlu Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. 1 www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 18. - 18 - (4) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 19 Pencatatan atas penyelesaian persediaan, aset tetap, dan aset lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri I Keuangan mengenai penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada p�merintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai �istem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Pasal 20 (1) Serah terima saldo persediaan, aset tetap, dan aset lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) diungkapkan secara memadai dalam CaLK Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi serta Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (2) Pengungkapan yang memadai sebagaimana dimaksud I I pada ayat (1) meliputi: I a. rincian jenis dan saldo persed!iaan, aset tetap, dan ! aset lainnya yang diserahterimakan; dan b. informasi penting lainnya yang dipersyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Paragraf 5 Penyelesaian Sisa Pagu DIPA Pasal 21 (1) Dalam hal suatu Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi masih memiliki sisa pagu DIPA, sisa pagu DIPA tersebut tpindahkan kepada Entitas Akuntansi yang Ditunju l dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. i www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 19. - 19 - (2) Pemindahan s1sa pagu DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada tahun anggaran berkenaan. (3) Proses pemindahan sisa pagu DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran. (4) Berdasarkan DIPA revisi sebagai hasil dari proses pemindahan s1sa pagu DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi serta EJtitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaptran yang Ditunjuk, melakukan penyesuaian pagu DIPA1yang disajikan dalam LRA. (5) Pencatatan atas penyelesaian s1sa pagu DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Bagian Kelima 1 I Penyusunan Laporan Kelangan Pasal 22 i I (1) Selama proses penyelesaian hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 21, Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan yang dilikuidasi tetap menyusun dan menyampaikan laporan keuangan bulanan/semesteran/tahunan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman penyusunan dan penyampaian laporan keuangan kementerian negara/lem9aga. Ii lJ. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 20. (2) - 20 - I Laporan keuangan sebagaimanl dimaksud pada I ayat (1) clisusun clengan menggunakan Iclentitas Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan yang clilikuiclasi clan clitanclatangani oleh penanggung jawab proses Likuiclasi. (3) Dalam hal penyelesaian hak clan �ewajiban sebagaimana climaksucl clalam Pasal 10 sampai clengan Pasal 21 telah clilaksanakan hingga salclo aset clan kewajiban pacla neraca bersalclo nihil, penanggung jawab proses Likuiclasi menyusun laporan keuangan sebagaimana climaksucl pacla ayat (1) sebagai la:;Joran terakhir. (4) Setelah aset clan kewajiban pacla neraca bersalclo nihil, seluruh transaksi yang berda,pak pada laporan keuangan cliselesaikan menggunakan Identitas Entitas I Akuntansi yang Ditunjuk clan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk dan dibukukan oleh Entitas Akuntansi yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan yang Ditunjuk. (5) Dalam hal Likuiclasi clilaksanakan pacla Entitas Pelaporan, laporan keuangan yang disusun merupakan gabungan dari laporan keuangan seluruh Entitas Akuntansi yang berada di bawahnya. (6) Dalam hal Entitas Akuntansi yang dilikuidasi memiliki fungsi melakukan konsolidasi laporan keuangan, pem1mpm unit akuntansi yang secara struktural membawahi Entitas AkuntansiJ yang dilikuidasi I menunjuk Entitas Akuntansi lain �ntuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kbnsolidasian. (7) Tata cara penyusunan dan :;Jenyampaian laporan keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai sistem akuntansi clan pelaporan keuangan pemerintah pusat dan Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman penyusunan · dan penyampaian laporan keuangan kementerian negara/lembaga. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 21. (1) (2) (3) - 21 - ! Pasal 23 J Laporan keuangan sebagaiman : dimaksud dalam ! Pasal 22 ayat (3) meliputi: a. LRA; b. LPE; c. LO; d. Neraca; clan e. CaLK. Khusus bagi Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan dengan status BLU yang dilikuidasi, selain menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga menyusun: a. LAK; clan b. Laporan Perubahan SAL. Dalam hal Likuidasi Entitas I IAkuntansi, laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan: a. LBKP yang telah direkonsiliasi dengan KPKNL; clan b. Catatan Ringkas Barang. (4) Dalam hal Likuidasi Entitas Pelaporan, laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan: (5) (6) a. LBP yang telah direkonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; clan b. Catatan Ringkas Barang. I Neraca sebagaimana dimaksud palda ayat (1) huruf d harus menunjukkan saldo nihil. I CaLK sebagaimana dimaksud pad.a ayat (1) huruf e memuat informasi mengenai: a. penyusunan pos-pos dalam LAK, LO, LPE, Neraca clan LRA secara detail; b. kebijakan akuntansi yang diterapkan; c. catatan penting lainnya; d. latar belakang pelaksanaan Likuidasi; e. dasar hukum pelaksanaan Likuidasi; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 22. - 22 - f. tindak lanjut penyelesaian aset clan kewajiban I Entitas Akuntansi J Pelaporan atau Entitas yang dilikuidasi; dan Ii g. informasi penting lainnya yang dipersyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. (7) CaLK sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilampiri dengan Berita Acara Serah Terima atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), Pasal 15 ayat (5), dan Pasal 18 ayat (3). Pasal 24 (1) Penanggung jawab proses Likuidasi melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka penyusunan laporan keuangan Entitas Akuhtansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayatl (1) dan Pasal 22 ayat (3) dengan berpedoman padl Peraturan Menteri ! Keuangan mengenai pedoman penyusunan dan penyampaian negara/lembaga. laporan keuangan kementerian (2) Setelah melakukan rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penanggung jawab proses Likuidasi menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Entitas Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dan Pasal 22 ayat (3), kepada: a. Entitas Akuntansi yang secara struktural membawahi Entitas Akuntansi yang dilikuidasi; b. KPPN mitra kerja Entitas Akunfansi yang dilikuidasi dan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk; I c. KPKNL mitra kerja Entita!s Akuntansi yang dilikuidasi dan Entitas Akuntansi yang Ditunjuk; clan d. Badan Pemeriksa Keuangan. (3) Setelah melakukan penyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat {1) dan Pasal 22 ayat (3), penanggung jawab proses Likuidasi menyampaikan laporan keuangan Entitas Pelaporan kep.ada: ll www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 23. - 23 - a. Direktorat Jencleral Perbenclaharaan c.q. Direktorat Akuntansi clan Pelaporan Keuangan; b. Direktorat Jenderal Kekayaan fegara c.q. Direktorat Barang Milik Negara; dan JI c. Badan Pemeriksa Keuangan. 1 Bagian Keenam Penyusunan Laporan Kinerja Pasal 25 (1) Selain menyusun laporan keuangan clan laporan barang sebagaimana dimaksud clalam Pasal 23, Entitas Akuntansi clan/atau Entitas Pelaporan yang clilikuidasi harus menyusun Laporan Kinerja. (2) Tata cara penyusunan Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ddaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan rdraturan perundang- 1 I unclangan mengenai pelaporan keuangan clan kinerja instansi pemerintah. BABV PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Pasal 26 (1) Penanggung jawab proses Likuidasi dan pem1mp1n Entitas Akuntansi yang ditunjuk untuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud dalam Pasrl 22 ayat (6) harus membuat Pernyataan Tanggung fawab (Statement of Responsibility) atas laporan keuangan semesteran dan tahunan yang disusunnya. (2) Pernyataan Tanggung Jawab (Statement ofResponsibility) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pernyataan bahwa laporan keuangan semesteran dan tahunan telah diselenggarakan berclasarkan Sistem Pengenclalian Intern yang memaclai clan akuntansi www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 24. - 24 - keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. (3) Bentuk clan isi Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) I dibuat sesuai format sebagairrtana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan �engenai pedoman penyusunan clan penyampaian laporan keuangan kementerian negara/lembaga. BABVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku: a. penyelesaian hak dan kewajiban, penyusunan laporan keuangan, clan penyusunan Laporan Kinerja atas Entitas Akuntansi clan/atau Entitas Pelappran yang dilikuidasi pada tahun 2016 berpedoman padla Peraturan Menteri ini; dan I b. Entitas Akuntansi clan/atau Entitas Pelaporan yang telah menyelesaikan proses Likuidasi pada tahun 2016, tidak perlu melaksanakan proses Likuidasi sesuai dengan Peraturan Menteri ini. BABVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 272/PM;K.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Aku*tansi clan Entitas I Pelaporan pada Kementerian Negara/Lefbaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2073), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 29 Peraturan Menteri m1 mulai berlaku pada tanggal diundangkan. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 25. - 25 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 April 2017 Disahkan di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2017 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd. SRI MULYANI INDRAWATI DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 532 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b. O YUWON°t 2199703100 1/ www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 26. - 26 - LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK .05/2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) KOP SURAT (1) BERITA ACARA SERAH TERIMA Nomor: .... ........... . .... (2) Pada hari ini, ......(3)...... tanggal ......(4)...... bulan ......(5)...... tahun ...... (6)...... bertempat di ......(7)...... , kami yang bertanda tangan di bawah ini: I. II. Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan ...............(8)............... ...............(9)............... ...............(10)............... ...............(11).......... ... Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. Nama NIP Pangkq..t/Gol Jabatan . · · · · · · · · · ..... (12)............... ...............(13)............... ...............(14)....... . ....... ...............(15)............... Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk dan/atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Telah melakukan serah terima ......(16)...... dalam rangka pelaksanaan likuidasi Entitas Akuntansi dan/atau Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga, dengan ketentuan sebagaimana disebutkan dalam pasal-pasal di bawah ini: Pasal 1 PIHAK PERTAMA menyerahkan dan PIHAK KEDUA menerima ... ...(17)...... atas ...... (18)...... sebesar Rp ............... ( 19)............... (dalam huruf), berupa: a. ...............(20)............... Rp ...............(21)............... (dalam huruf), dengan rincian sebagaimana terlampir. b. dst..... Pasal 2 Dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima ini maka tanggung jawab pengelolaan...............(22)............... sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Pasal 3 Berita Acara Serah Terima ............... (23)............... ini dibuat sebagai bukti yang sah dalam rangkap 2 (dua) bermaterai dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA · PIHAK PERTAMA Materai Materai Nama: .. ............. (24)............... Nama: ...............(26)............... NIP: ...............(25)............... NIP: ...............(27)............... www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 27. NOMOR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (17) (16), (18), (22), dan (23) (19) (20) (21) (24) (25) (26) (27) - 27 - TATA CARA PENGISIAN BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) URAIAN Diisi dengan Kop Surat Diisi dengan nomor Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi dengan hari terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi dengan tanggal terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi dengan bulan -;:erjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi dengan tahun terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi tempat terjadinya Berita Acara Serah Terima (BAST) Diisi dengan nama Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan Diisi dengan NIP Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan Diisi dengan pangkat/golongan Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan Diisi dengan jabata:i Penanggung Jawab Proses Likuidasi Entitas Akuntansi atau Entitas Pelaporan Diisi dengan nama Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk Diisi dengan NIP Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk Diisi dengan pangk3.t/golongan Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk Diisi dengan jabatan Pemimpin Entitas Akuntansi Yang Ditunjuk atau Entitas Pelaporan Yang Ditunjuk Diisi dengan hak/kewajiban Diisi dengan jenis aset/kewajiban yang diserahterimakan Keterangan: Dalam hal nomor (17) diisi dengan hak, maka nomor (16), (18), (22), dan (23) dapat diisi antara lain kas/piutang/persediaan/aset tetap/aset lainnya. Dalam hal nomor (17) diisi dengan kewajiban, maka nomor (16), (18), (22), dan (23) diisi dengan utang. Diisi dengan nilai rupiah aset/kewajiban yang diserahterimakan Diisi dengan rincian aset/kewajiban yang diserahterimakan Diisi dengan nilai rupiah rincian aset/kewajiban yang diserahterimakan Diisi dengan nama Pihak Kedua Diisi dengan NIP Pbak Kedua Diisi dengan nama Pihak Pertama Diisi dengan NIP Pbak Pertama MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI www.jdih.kemenkeu.go.id