SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
1
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas seizin-Nya-lah sehingga penyusunan Analisis Parameter Kependudukan
Provinsi Papua ini dapat terlaksana dengan baik, walaupun dalam menganalisis
masih sangat jauh dari kesempurnaan dan belum bisa mencakup secara
keseluruhan. Dalam penyusunan Analisis Parameter Kependudukan ini masih banyak
kekurangan dan belum semua data yang diharapkan bisa diperoleh, dituangkan dan
dianalisis dalam laporan ini, namun dengan keterbatasan tenaga yang ada kami
berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyelesaikannya. Dengan tersusunya
Analisis Parameter Kependudukan Provinsi Papua ini diharapkan bisa menjadikan
tambahan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan dan terkait, sehingga
menjadikan program mpengelolaan kependudukan terutama program pengendalian
kuantisa penduduk menjadi program prioritas dan ungggulan disetiap sektor, baik
ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan analisis
Parameterl Kependudukan ini hingga selesai, kami mengucapkan terima kasih,
kami menyadari bahwa Penyusunan analisis Parameter Kependudukan ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran, masukan untuk perbaikan
laporan ini sangat kami harapkan, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua untuk mendukung pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga
Berencana demi tercapainya Kualitas Manusia dan kesejahteraan masyarakat
khususnya di Provinsi Papua.
Jayapura, Juni 2014
Kepala,
Drs. NERIUS AUPARAY, M.Si
NIP.19640822 199203 1 00
2
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
I. PENDAHULUAN
Secara keseluruhan kuantitas penduduk Papua masih sedikit dibandingkan
dengan luas wilayah seluruh Provinsi Papua. Namun dengan jumlah penduduk
yang masih sedikit tersebut masih di imbangi Dengan laju pertumbuhan yang
masih relative tinggi, sehingga hasil perhitungan sudah diproyeksikan penduduk
papua pada tahun 2015 akan berjumlah sekitar 3.149.400 jiwa, dengan rincian
Penduduk Laki-laki sebesar 1.661.200 jiwa dan penduduk perempuan sebesar
1.488.200 jiwa, Sementara dari segi kualitas, penduduk Papua masih tergolong
rendah. Kualitas penduduk yang, rendah ini di tandai dengan tingkat pendidikan
yang masih rendah, angka kemiskinan yang tinggi, tingkat kematian yang masih
cukup tinggi dan secara umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih
rendah.
Selain masalah kuantitas dan kualitas penduduk,Papua juga dihadapkan
pada persoalan distribusi atau persebaran penduduk yang tidak merata. Sebagian
besar pendudukPapua tinggal pada kabupaten/kota yang telah berdiri cukup
lama, seperti :
a. Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06 persen),
Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan Kabupaten
Mimika (6,42 persen).
b. Sementara kabupaten yang lain memiliki persentase penduduk kurang dari 6
persen. Kabupaten dengan persentase kurang dari 1 persen adalah Waropen
(0,87 persen), Mamberamo Raya (0,65 persen), dan Supiori (0,56 persen).
Distribusi penduduk yang tidak merata dan berjejal disuatu wilayah, akan
memberikan tekanan beban yang berat bagi wilayah bersangkutan, termasuk
masalah lingkungan (envirounmental stress), seperti kerusakan hutan, kerusakan
terumbu karang, masalah air bersih (water management), sampah, pendangkalan
sungai sampai pada persoalan polusi udara yang parah. Sebenarnya jumlah
3
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
penduduk yang besar, bila diikuti dengan kualitas yang baik, produktif, maju dan
mandiri, akan dapat menjadi modal pembangunan. Namun jika tidak, jumlah
penduduk yang besar akan menjadi beban berat bagi usaha meningkatkan
kesejahtraan rakyat dan upaya mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Disisi lain pertumbuhan penduduk
yang besar memang tidak semata-mata akibat tingginya angka kelahiran, tetapi
juga dipengaruhi oleh peningkatan usia harapan hidup (UHH), sejalan dengan
semakin membaiknya tingkat kesehatan penduduk. Namun usaha yang lebih
manusiawi adalah lebih baik mengendalikan angka kelahiran dari pada
membiarkan angka kematian tinggi.
Fenomena kependudukan seperti diuraikan di atas, merupakan penomena
yang terjadi secara nasional, yang mencerminkan kondisi kependudukan secara
keseluruhan diseluruh provinsi dan Kabupaten. Secara spesifik boleh jadi trend
kependudukan secara nasional tersebut bisa sama atau juga bisa berbeda sangat
bergantung pada kondisi dan dinamika factor-factor yang mempengaruhi variable
kependudukan tersebut.
Terkait dengan persoalan tersebut, maka tulisan ini mencoba untuk
mengungkap dinamika kependudukan Papua berdasarkan data parameter
penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, terkait dengan aspek kuantitas dan
kualitas penduduk, yang meliputi: 1). Jumlah dan laju pertumbuhan serta
persebaran penduduk, 2). Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin, 3). Perkembangan tingkat Fertilitas dan Mortalitas 4). Indikator
kualitaspenduduk
4
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
II.TELAAHAN PUSTAKA
Parameter kependudukan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah
ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat struktur dan proses penduduk di
suatu wilayah yang dalam hal ini adalah Papua Struktur penduduk meliputi
jumlah, pertumbuhan, sebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk
bersifatdinamis, selalu berubah karena adanya proses demografi yang
menyertainya. Proses demografi dimaksud meliputi kelahiran, kematian dan
migrasi atau perpindahan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut, struktur
penduduk juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti perkawinan dan perceraian.
Perubahan dalam struktur yang menyangkut perubahan dalam jumlah maupun
komposisi penduduk akan membawa dampak atau pengaruh terhadap perubahan
sosial, ekonomi dan politik bagi penduduk yang tinggal di suatu wilayah.
Menurut Multilingual Demographic Dictionary: Demography is the scientific
study of human population in primarily with the respect to their size, their
structure (composition), and their development (change). (Demografi adalah ilmu
yang mempelajari perkembangan penduduk suatu wilayah terutama mangenai
jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangan (perubahannya).
Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah
mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk
dalam hal ini meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur
penduduk senantiasa berubah yang disebabkan karena proses demografi yaitu
adanya kelahiran (Fertility), kematian (mortality) dan migrasi penduduk.
Konsep demografi terus mengalami perkembangan dan para ahli
memberikan sudut pandang yang berbeda dari setiap konsep yang berikan.
Methors dan Sirks misalnya membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu
yang terkait dengan jumlah (kuantitas) dan yang terkait dengan masalah kualitas,
sementara Adolphe Loundry (Anonimous, 2012) memberikan istilah demografi
5
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
yang bersifat analitis matematis yang dapat menghasilkan teknik-teknik untuk
menghitung data kependudukan.
III. METODE ANALISIS
Tulisan ini merupakan kajian atau analisis data sekunder dimana data
utama bersumber dari rangkaian hasil Sensus Penduduk yang dilaksanakan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut antara lain meliputi jumlah
penduduk, laju pertumbuhan, persebaran dan struktur penduduk menurut
kelompok umur dan jenis kelamin. Parameter demografik lainnya yang
ditelaah mencakup fertilitas, mortalitas serta usia harapan hidup penduduk
Papua. Selain itu dilakukan kajian terhadap indikator kualitas penduduk
dimana datanya tidak hanya bersumber dari hasil Sensus Penduduk dan Supas
tetapi juga dari data Susenas. Analisis data dilakukan dengan metode
deskriptif dengan memanfaatkan tabel statistik dan grafik untuk melihat tren
atau perkembangan parameter kependudukan.
6
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
IV. PEMBAHASAN
Jumlah, Persebaran dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Papua
Persoalan kependudukan di Provinsi Papua tidak jauh berbeda dengan
persoalan kependudukan di Provinsi-provinsi lainnya bahkan secara nasional,
dimana persebarannya penduduk yang tidak merata, juga struktur
penduduknya didomnasi oleh kelompok umur usia muda dan anak- anak.
Jumlah penduduk Provinsi Papua tahun 2010 sebanyak 2.833.381 jiwa, terdiri
dari 1.505.883 jiwa penduduk laki-laki dan 1.327.498 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 2000, penduduk
papua mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Persebaran penduduk
Papua tergolong timpang karena dari 2.822.381 jiwa penduduk 49,16 persen
tinggal di bagian tengah (Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo,
Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah,
Yalimo, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai), dan 29,95 persen tinggal
dibagian Utara (Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Sarmi,
Keerom, Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura) sisanya
20,88 persen tinggal dibagian selatan (Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat,
dan Mimika). Demikian pula persebaran penduduk perkabupaten kondisinya
tidak jauh berbeda dimana dari 29 kabupaten kota yang ada di Papua
Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06 persen),
Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan Kabupaten
Mimika (6,42 persen.
7
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
Tabel 1. Persebaran Penduduk Papua Berdasarkan Letak
Geografis, 2010
Papua Kabupaten/Kota Penduduk
(Jiwa)
%
Bagian
Selatan
Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat,
dan Mimika
591.736 20,88
Bagian
Tengah
Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo,
Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga,
Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo,
Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai
1.392.970 49,16
Bagian
Utara
Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak
Numfor, Sarmi, Keerom, Waropen,
Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota
Jayapura
848.675 29,95
2.833.381 100,00
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Provinsi Papua dalam kurun
waktu beberapa dekade terahir menunjukkan tren yang meningkat. Pada
periode tahun 1971- 1980, pertumbuhan penduduk Papua masih tinggi
yaitu mencapai 2,60 persen. Sepuluh tahun kemudian yaitu periode 1980-
1990 naik menjadi 3,29 persen, pada periode 1990-2000 naik menjadi 3,27
persen dan pada pereode tahun 2000-2010, Berdasarkan SP 2010 laju
pertumbuhan penduduk Papua mencapai angka 5,39 persen, ini sekaligus
mendudukan Provinsi Papua yang mempunyai LPP tertinggi di Indonesia
dari seluruh Provinsi yang ada.
8
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
Gambar: 1
TREND LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PAPUA
Sumber: Hasil Sensus Penduduk
Tabel 2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Papua
Tahun 1980-2010
Sumber Data Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan
Sensus Penduduk 1980
Sensus Penduduk 1990
Sensus Penduduk 2000
Sensus Penduduk 2010
890.382 jiwa
1.230.264 jiwa
1.684.144 jiwa
2.833.381 jiwa
2,60%
3,29%
3,27%
5,39%
Sumber: Hasil Sensus Penduduk
Struktur Penduduk Papua
Struktur penduduk Papua sebagaimana terlihat dalam piramida
penduduk di bawah ini memperlihatkan bahwa jumlah penduduk pada
kelompok umur 0-4 tahun, 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu sebanyak
994.270 jiwa atau 35,09 persen dari jumlah penduduk Papua. Sementara
penduduk pada usia 15- 64 tahun sebanyak 1.811.919 jiwa atau 63,95
9
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
persen dari jumlah penduduk Papua dan yang usia 65 – keatas sebanyak
27.192 jiwa atau 0,96 persen dari jumlah penduduk papua. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa struktur penduduk Papua adalah
didominasi oleh kelompok umur usia kerja (umur 15 – 64 tahun)..
Gambar: 2
PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI PAPUA
.
10
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
TABEL: 3
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUNJ 2010
Selain didominasi oleh penduduk usia kerja , struktur penduduk Papua
juga ditunjukkan oleh lebih banyaknya penduduk laki-laki dibandingkan penduduk
Kelompok
Umur
JenisKelamin
Laki-laki Perempuan
Laki-laki +
Peremp.
0-4 165.184 148.211 313.395
5-9 185.795 161.573 347.368
10-14 182.143 150.913 333.056
15-19 148.198 127.822 276.020
20-24 129.635 129.564 259.199
25-29 135.313 142.647 277.960
30-34 138.186 135.431 273.617
35-39 126.304 116.332 242.636
40-44 107.826 83.557 191.383
45-49 78.679 56.840 135.519
50-54 48.883 33.079 81.962
55-59 27.577 18.792 46.369
60-64 16.498 11.209 27.707
65-69 8.178 5.638 13.816
70-74 4.199 3.145 7.344
75-79 1.962 1.573 3.535
80-84 792 670 1.462
85-89 317 279 596
90-94 138 127 265
95+ 76 96 172
Jumlah 1.505.883 1.327.498 2.833.381
11
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
perempua, dari penduduk usia 0 tahun sampai usia 95 keatas, Rasio jenis
kelamin di papua sesuai sensus penduduk tahun 2010 sebesar 113 dan pada
tahun 2014 sex ratio di papua sebesar 111,89 artinya dalam 100 penduduk
perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki pada tahun 2010 dan pada tahun
2014 dari 100 penduduk perempuan terdapat 111-112 penduduk laki-laki, di
papua di setiap kabupaten/kota dari 29 kabu/kota yang ada, jumlah
penduduknya laki-laki lebih banyk dibandingkan penduduk perempuan, ini
dimungkinkan bahwa di papua adalah provinsi dan kabupaten pengembangan,
sehingga ada migran dari luar papua khususnya tenaga kerja laki-laki pada
mencari pekerjaan di papua.
Tabel: 4 JUMLAH PENDUDUK PERKABUPATEN DAN SEX RATIO TAHUN 2010
Sumber: SP 2010 BPS
KODE
CODE
KABUPATEN/KOTA
REGENCIES
LAKI-LAKI
MEN
PEREMPUAN
WOMEN
TOTAL SEXRATIO
1 2 3 4 5 6
9401 MERAUKE 103 078 92 638 195 716 111,3
9402 JAYAWIJAYA 101 217 94 868 196 085 106,7
9403 JAYAPURA 59 527 52 416 111 943 113,6
9404 NABIRE 69 369 60 524 129 893 114,6
9408 KEPULAUAN YAPEN 42 965 39 986 82 951 107,5
9409 BIAK NUMFOR 65 600 61 198 126 798 107,2
9410 PANIAI 80 437 72 995 153 432 110,2
9411 PUNCAK JAYA 54 779 46 369 101 148 118,1
9412 MIMIKA 103 027 78 974 182 001 130,5
9413 BOVEN DIGOEL 30 408 25 376 55 784 119,8
9414 MAPPI 42 765 38 893 81 658 110,0
9415 ASMAT 40 220 36 357 76 577 110,6
9416 YAHUKIMO 86 735 77 777 164 512 111,5
9417 PEGUNUNGAN BINTANG 35 305 30 129 65 434 117,2
9418 TOLIKARA 61 801 52 626 114 427 117,4
9419 SARMI 18 257 14 714 32 971 124,1
9420 KEEROM 26 526 22 010 48 536 120,5
9426 WAROPEN 13 137 11 502 24 639 114,2
9427 SUPIORI 8 342 7 532 15 874 110,8
9428 MAMBERAMO RAYA 9 763 8 602 18 365 113,5
9429 NDUGA 43 097 35 956 79 053 119,9
9430 LANNY JAYA 79 691 68 831 148 522 115,8
9431 MAMBERANO TENGAH 21 327 18 210 39 537 117,1
9432 YALIMO 26 985 23 778 50 763 113,5
9433 PUNCAK 49 260 43 958 93 218 112,1
9434 DOGIYAI 42 542 41 688 84 230 102,0
9435 INTAN JAYA 20 745 19 745 40 490 105,1
9436 DEIYAI 32 391 29 728 62 119 109,0
9471 KOTA JAYAPURA 136 587 120 118 256 705 113,7
9400 PAPUA 1 505 883 1 327 498 2 833 381 113,4
12
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
Perkembangan Tingkat Fertilitas
Fertilitas merupakan hasil reproduksi riil dari seorang wanita atau
sekelompok wanita, juga bisa didefinisikan sebagi banyaknya anak yang
dilahirkan dalam keadaan hidup. Perkembangan tingkat fertilitas (TFR) di
Papua dari berbagai data sensus, cukup menggembirakan dimana trennya
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 di Papua
rata-rata seorang ibu sampai batas masa reproduksinya bisa melahir 2-3
orang anak.
Gambar: 3
Trend Tingkat Fertilitas (TFR) di Papua sesuai SP 1971 – SP 2010
Sumber: SP 1971-2010- BPS
Perkembangan fertilitas di Papua sejak tahun 1971-2010
menunjukkan bahwa TFR Papua mengalami penurunan. TFR Papua pada
tahun 1971 mencapai 7,20 per wanita, menurun menjadi 5,35 pada tahun
1980, Ini Penurunan yang sangat tajam. Sementara pada kurun waktu
1990-2000 yaitu dari rata-rata 4,70 per wanita menjadi 3,28 per wanita,
dan pada tahun 2010 turun menjadi 2,87 per wanita. Hal ini terjadi berkat
7,20
5,35
4,70
3,28 2,875,61
4,68
3,33
2,34 2,41
SP71 SP80 SP90 SP2000 SP2010
PerkembanganTFR
Papua Indonesia
13
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
keberhasilan pelaksanaan program KKBPK di Provinsi Papua. Melalui
program KB bisa mengendalikan pertumbuhan Penduduk dan mampu
menurunkan Tingkat Fertilitas.
Indikator Kualitas Penduduk:
Indeks Pembangunan Manusia
Kualitas penduduk mencakup kualitas fisik dan kualitas non-fisik.
Kualitas fisik meliputi sedikitnya tiga indikator yaitu gizi/ukuran
antropometrik (tinggi,berat badan dan lainnya), kesehatan serta kesegaran
jasmani. Kualitas non-fisik dapat berupa kecerdasan,kesehatan mental,
pendidikan, religiusitas dan lainlain. Pengukurannya dapat dibedakan atas
indikator individu dan kelompok/agregat. Indikator individu menunjukkan
kualitas yang melekat pada masingmasing individu. Kualitas kelompok
menunjukkan kualitas rata-rata sekumpulan manusia yang menjadi
penduduk suatu wilayah. Ukuran kualitas yang banyak digunakan adalah
kelompok/agregat, karena lebih mudah dalam evaluasi dan intervensi
kebijakan. Dalam kajian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
kualitas penduduk adalah Indeks Pembagunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI). Indeks ini semakin populer di Indonesia, sejak
dihitung pada tahun 1996 walaupun IPM sebenarnya sudah diperkenalkan
sejak tahun 1990 melalui serial laporan tahunan berjudul Human
Development Report yang diterbitkan oleh UNDP.
14
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
Gambar : 4
IPM Papua terus meningkat seiring peningktan IPM Indonesia
… namun peningkatannya masih di bawah rata-rata nasional
Gambar 4 menunjukkan bahwa IPM provinsi Papua relatif rendah
dibandingkan rata-rata nasional. Walaupun terjadi perbaikan kinerja atau
percepatan peningkatan IPM dalam 7 tahun terakhir tetapi laju
peningkatannya tidak jauh beda dengan laju peningkatan rata-rata
nasional. Tabel 6 menunjukkan bahwa IPM tampak mencolok antara
kabupaten dan kota dan antar kabupaten di wilayah Papua. Kota jayapura,
Kab Jayapura, Kep. Yapen, Biak Numfor dan Kab. Mimika mencatat IPM
yang jauh di atas rata-rata provinsi. Kabupaten menunjukkan IPM tertinggi
melebihi rata–rata provinsi 76,64 dan Kabupaten dengan IPM Terendah
adalah Kabupaten Nduga dengan angka sebesar 48,80.
15
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
Tabel: 5
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA MENURUT KABUPATEN TAHUN 1996-2012
No Kab/Kota 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Merauke 56,8 57 58 65,33 61,50 62,55 64,03 64,44 64,77 65,73 66,19 66,52
2 Jayawijaya 43,9 48,7 46,9 52,75 47,60 52,44 52,97 54,72 55,09 56,24 56,60 57,22
3 Jayapura 66,7 65,6 64,9 70,08 67,50 68,76 69,97 71,02 71,66 72,25 72,75 73,09
4 Nabire 48,9 43,6 54 63,02 65,10 65,19 65,60 66,10 66,54 66,81 67,33 68,03
5 Yapen Waropen 60,8 60,8 61,2 69,62 66,40 67,00 68,06 68,68 69,13 69,69 70,19 70,98
6 Biak Namfor 69,6 66 66,5 67,02 66,90 67,25 68,55 68,99 69,35 69,95 70,33 70,68
7 Paniai na na 48,5 51,85 58,60 58,47 58,74 59,17 59,53 59,90 60,22 60,54
8 Puncak Jaya na na 46,8 59,40 66,80 67,02 67,20 67,78 68,21 68,27 68,34 68,37
9 Mimika na na 67,4 71,78 66,10 67,13 67,84 67,99 68,49 69,09 69,68 70,02
10 Boven Digoel na na na 55,48 47,60 48,33 48,65 49,20 49,56 50,21 50,64 51,43
11 Mappi na na na 50,83 47,00 47,95 49,04 49,59 49,88 50,45 50,83 51,53
12 Asmat na na na 53,92 47,20 48,27 49,53 50,27 50,86 51,55 51,92 52,19
13 Yahukimo na na na 44,85 47,40 47,95 48,31 48,85 49,22 49,59 50,30 50,73
14 Peg.Bintang na na na 44,74 46,90 47,24 47,38 47,94 48,54 48,99 49,45 49,83
15 Tolikara na na na 47,24 49,20 49,62 50,38 50,85 51,48 52,00 52,43 52,66
16 Sarmi na na na 63,56 64,80 65,17 65,90 66,35 66,65 66,84 67,15 67,73
17 Keerom na na na 68,81 66,50 66,93 67,99 68,55 68,89 69,26 69,64 69,95
18 Waropen na na na 59,79 61,30 61,60 61,97 62,46 62,85 63,27 63,71 64,24
19 Supiori na na na na 65,90 66,23 66,92 67,55 68,06 68,46 68,92 69,19
20 Membramo Raya na na na na na na 57,31 57,78 58,57 59,39 59,86 60,18
21 Nduga na na na na na na na 47,45 47,74 48,02 48,43 48,80
22 Lanny Jaya na na na na na na na 48,12 48,57 49,90 50,20 50,60
23 Mamb. Tengah na na na na na na na 47,90 48,18 48,96 49,32 49,73
24 Yalimo na na na na na na na 47,75 48,16 48,55 48,90 49,31
25 Puncak na na na na na na na 48,43 48,71 49,00 49,35 49,77
26 Dogiyai na na na na na na na 48,60 49,23 50,03 50,49 51,09
27 Intan Jaya na na na na na na na na 47,94 48,42 48,74 49,17
28 Deiyai na na na na na na na na 48,02 48,57 49,31 49,80
29 Kota Jayapura 71,0 69,7 71,9 72,17 72,10 73,15 73,84 74,56 75,16 75,76 76,29 76,64
30 Papua 60,2 58,8 60,1 60,91 62,1 62,75 63,41 64,00 64,53 64,94 65,36 65,86
Ket. Tahun 1996-2002 , total Provinsi masih gabung dengan Papua Barat
na --> data masih gabung dengan kabupaten induk
Penyebab rendahnya IPM di papua adalah indikator pendidikan yang
mencakup angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke
atas serta indikator kesehatan yang diproksi dengan usia harapan hidup yang masih
rendah. Angka melek huruf penduduk Papua pada tahun 2010 tercatat 75,6 persen.
Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun yang sama sebesar 6,66 tahun,
Selain itu, usia harapan hidup juga menjadi penyebab rendahnya IPM Papua. Pada
tahun 2010, usia harapan hidup penduduk papua adalah 68,46 tahun. Sedangkan
pengeluaran riil di papua pada tahun 2010 yang disesuaikan sebesar Rp. 606.38,-
16
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Papua mengalami kenaikan yang cukup
tajam dalam 3 dekade terakhir, bahkan mencapai tertinggi pada pereode
tahun 2000-2010; LPP Papua sebesar 5,39, dari seluruh provinsi di Indonesia,
LPP Papua yang paling tinggi. Persebaran penduduk tidak merata di mana
sebagian besar penduduk terkonsentrasi di Kabupaten Lama/Induk, dari 29
Kabupaten/Kota yang terpadat adalah di Kota Jayapura yaitu dengan tingkat
kepadatan sebesar 339 orang per kilometer persegi, disusun kabupaten
Jayawijaya dengan tingkat kepadatan 74 orang perkilometer persegi,
sementara yang tingkat kepadatannya rendah adalah kabupaten Mambaramo
Raya hanya 1 orang perkilomtere persegi.
2. Rasio jenis kelamin penduduk Papua yaitu 113, ini berarti dari 100 penduduk
perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki, di papua npenduduk laki-laki
lebih banya dikarenakan papua merupakan provinsi dan kabupaten pemekaran
sehingga banyak migrasi dari luar papua yang masuk ke papuakhususnya
penduduk laki-laki, karena di papu merupakan daerah pengembangan
sehingga banyak tenaga kerja laki-laki yang mencari pekerjaan di papua.
3. Tingkat fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) turun dari 7,20 pada tahun
1971 menjadi 2,87 tahun 2010 dan penurunan paling drastis tercatat pada
periode 1971-1980 dimana TFR turun sebesar 73,00 persen dari 7,20 menjadi
5,25 dan melamban pada periode berikutnya.
17
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
4. Kualitas penduduk Papua tergolong masih rendah sebagaimana ditunjukkan
oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkan provinsi Papua
pada peringkat terakhir dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia Papua mencatat
IPM 64,94 jauh di bawah IPM nasional 72,27, pada tahun 2010, sementara
angka IPM di Papua kalau dilihat trendnya dari tahun ke tahun ada kenaikan
namun kenaikannya hanya kecil sehingga masih ada dibawah dari provinsi-
provinsi alinnya, untuk IPM Papua tahun 2011 menunjukkan angka sebesar
65,36 sementara IPM Nasional mencapai angka 72,77, untuk tahun 2012 IPM
Papua sebesar 65,86, dan angka IPM Nasional sebesar 73,89.
18
Analisis-Parameter- Kependudukan-2014.
VI. PENUTUP
Data Parameter Kependudukan merupakan data yang sangat krusial dan
dangat diperlukan kebenarannya, karena parameter kependudukan
menyangkut segala aspek terkait dengan permasalahan penduduk, baik dalam
merencanakan/merancang kegiatan program maupun dalam mengambil
kebijakan dalam operasional disetiap sektor. Data parameter sangatlah
diperlukan, karena dengan data yang akurat dan valid, maka perencanaan
pembangunan kependudukan secara keberlanjutan bisa direncanakan dengan
baik dan tepat.
Dengan adanya analisis parameter penduduk ini diharapkan bisa memberikan
gambaran situasi penduduk di Papua dan sebagai bahan masukan kepada
komponen bidang teknis terkait dalam perencanaan pembangunan pada
periode berikutnya. Telaah yang lebih mendalam menganalisa parameter
penduduk ini akan bermanfaat dalam memotret lebih dalam dan detail situasi
kependudukan di Papua.
Akhir kata, saran dan masukan dalam penyusunan analisa parameter
penduduk ini sangat diperlukan demi penyempurnaan isi dan relevansi data
parameter penduduk ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam
upaya mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta merumuskan
alternatif dan solusi pemecahannya.-

More Related Content

What's hot

Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - Bangda
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - BangdaKebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - Bangda
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - BangdaTV Desa
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxDEWIRAHAYU53
 
Demografi 5
Demografi 5Demografi 5
Demografi 5riyan
 
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptxPPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptxmunafianto
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Muh Saleh
 
Proyeksi Penduduk Pangkep
Proyeksi Penduduk PangkepProyeksi Penduduk Pangkep
Proyeksi Penduduk PangkepDian Arisona
 
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kadir Ruslan
 
Materi 5 peran & tugas kader posyandu
Materi 5 peran & tugas kader posyanduMateri 5 peran & tugas kader posyandu
Materi 5 peran & tugas kader posyanduSupriyaWibawa
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdfWiatiLithawati
 
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Muh Saleh
 
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfPolicy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfDadang Setiawan
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMIchsan10
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN yesintabella
 
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL PovinsiContoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsiinfosanitasi
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papuadaldukpapua
 

What's hot (20)

Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - Bangda
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - BangdaKebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - Bangda
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - Bangda
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
 
Demografi 5
Demografi 5Demografi 5
Demografi 5
 
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptxPPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
PPT Pemutakhiran Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting_revisi.pptx
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
 
Proyeksi Penduduk Pangkep
Proyeksi Penduduk PangkepProyeksi Penduduk Pangkep
Proyeksi Penduduk Pangkep
 
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Periode Bonus Demo...
 
PAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptxPAPARAN STUNTING .pptx
PAPARAN STUNTING .pptx
 
Materi 5 peran & tugas kader posyandu
Materi 5 peran & tugas kader posyanduMateri 5 peran & tugas kader posyandu
Materi 5 peran & tugas kader posyandu
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf
1. TOR KEKERASAN KTPA (1).pdf
 
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
 
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdfPolicy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
Policy paper Permen KP 71_206_05.08.2019.pdf
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
 
STUNTING.pdf
STUNTING.pdfSTUNTING.pdf
STUNTING.pdf
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
 
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL PovinsiContoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
 

Viewers also liked

Policy brief Penataan Daerah
Policy brief Penataan DaerahPolicy brief Penataan Daerah
Policy brief Penataan DaerahDeny P. Sambodo
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanStiunus Esap
 
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukandaldukpapua
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanStiunus Esap
 
Presentasi desain induk kependudukan
Presentasi desain induk kependudukanPresentasi desain induk kependudukan
Presentasi desain induk kependudukanFaharuddin Fahar
 
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefSekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefRusman R. Manik
 

Viewers also liked (6)

Policy brief Penataan Daerah
Policy brief Penataan DaerahPolicy brief Penataan Daerah
Policy brief Penataan Daerah
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukan
 
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan KependudukanPolicy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
Policy Brief Pembangunan Wawasan Kependudukan
 
Peran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukanPeran penting penanganan masalah kependudukan
Peran penting penanganan masalah kependudukan
 
Presentasi desain induk kependudukan
Presentasi desain induk kependudukanPresentasi desain induk kependudukan
Presentasi desain induk kependudukan
 
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy BriefSekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
Sekelumit Tentang Penyusunan Policy Brief
 

Similar to Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014

Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papuadaldukpapua
 
kependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaankependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaanIka Kustikasari
 
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015Muh Saleh
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Irma Damayanti
 
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015Rokhmad Munawir
 
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015Muh Saleh
 
PHDR_GENDER_PAPUA BARAT
PHDR_GENDER_PAPUA BARATPHDR_GENDER_PAPUA BARAT
PHDR_GENDER_PAPUA BARATLeya Cattleya
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansiaJerry Boer
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Muh Saleh
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografidaldukpapua
 
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035daldukpapua
 
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptx
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptxEkonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptx
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptxlianytha
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011ervinayulianti
 
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)Muhamad Suharsa
 

Similar to Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014 (20)

Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi PapuaMigrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
Migrasi dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Papua
 
kependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaankependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaan
 
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
 
Perkembangan pembangunan (suripto 2013)
Perkembangan pembangunan (suripto  2013)Perkembangan pembangunan (suripto  2013)
Perkembangan pembangunan (suripto 2013)
 
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
Membangun kualitas sumber daya manusia melalui program keluarga berencana di ...
 
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
 
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
 
PHDR GENDER Papua
PHDR GENDER PapuaPHDR GENDER Papua
PHDR GENDER Papua
 
PHDR_GENDER_PAPUA BARAT
PHDR_GENDER_PAPUA BARATPHDR_GENDER_PAPUA BARAT
PHDR_GENDER_PAPUA BARAT
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
Buletin lansia
Buletin lansiaBuletin lansia
Buletin lansia
 
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
Grand Strategi Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2005 - 2025
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
 
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
Proyeksi Penduduk Tahun 2010 2035
 
BAB II IPS 8
BAB II IPS 8BAB II IPS 8
BAB II IPS 8
 
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptx
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptxEkonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptx
Ekonomi_kependudukan_sesi_5_ukuran_kompo.pptx
 
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
BUKU INKESRA KABUPATEN PASER TAHUN 2011
 
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
Data Terpilah Menurut Jenis Kelamin yang Tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS)
 

More from daldukpapua

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015daldukpapua
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswadaldukpapua
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...daldukpapua
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035daldukpapua
 
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papuadaldukpapua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampungdaldukpapua
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancamandaldukpapua
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014daldukpapua
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografidaldukpapua
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"daldukpapua
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografidaldukpapua
 

More from daldukpapua (14)

Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
Profil Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2015
 
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk MahasiswaModul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
Modul Pendidikan Kependudukan Untuk Mahasiswa
 
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
Kajian Partisipasi Stakeholder Lokal Dalam Pelaksanaan Program KB Di Kabupate...
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
Profil Kependudukan Papua Tahun 2014
 
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014Profil Keluarga Papua Tahun 2014
Profil Keluarga Papua Tahun 2014
 
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi PapuaUpaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
Upaya Peningkatan Angka IPM Provinsi Papua
 
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah KampungProgram Bina Keluarga Balita  Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
Program Bina Keluarga Balita Melalui Pendekatan Sekolah Kampung
 
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi  Peluang atau AncamanBonus Demografi  Peluang atau Ancaman
Bonus Demografi Peluang atau Ancaman
 
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
Parameter Kependudukan Papua Tahun 2014
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
 
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
Bacaan Papua - "Keluarga Bahagia"
 
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster DemografiAnalisis Model Solusi  - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
Analisis Model Solusi - Penangan Dampak Ancaman Disaster Demografi
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

Analisis Parameter Kependudukan Tahun 2014

  • 1.
  • 2. 1 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. KATA PENGANTAR Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas seizin-Nya-lah sehingga penyusunan Analisis Parameter Kependudukan Provinsi Papua ini dapat terlaksana dengan baik, walaupun dalam menganalisis masih sangat jauh dari kesempurnaan dan belum bisa mencakup secara keseluruhan. Dalam penyusunan Analisis Parameter Kependudukan ini masih banyak kekurangan dan belum semua data yang diharapkan bisa diperoleh, dituangkan dan dianalisis dalam laporan ini, namun dengan keterbatasan tenaga yang ada kami berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyelesaikannya. Dengan tersusunya Analisis Parameter Kependudukan Provinsi Papua ini diharapkan bisa menjadikan tambahan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan dan terkait, sehingga menjadikan program mpengelolaan kependudukan terutama program pengendalian kuantisa penduduk menjadi program prioritas dan ungggulan disetiap sektor, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan analisis Parameterl Kependudukan ini hingga selesai, kami mengucapkan terima kasih, kami menyadari bahwa Penyusunan analisis Parameter Kependudukan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran, masukan untuk perbaikan laporan ini sangat kami harapkan, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk mendukung pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana demi tercapainya Kualitas Manusia dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Provinsi Papua. Jayapura, Juni 2014 Kepala, Drs. NERIUS AUPARAY, M.Si NIP.19640822 199203 1 00
  • 3. 2 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. I. PENDAHULUAN Secara keseluruhan kuantitas penduduk Papua masih sedikit dibandingkan dengan luas wilayah seluruh Provinsi Papua. Namun dengan jumlah penduduk yang masih sedikit tersebut masih di imbangi Dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi, sehingga hasil perhitungan sudah diproyeksikan penduduk papua pada tahun 2015 akan berjumlah sekitar 3.149.400 jiwa, dengan rincian Penduduk Laki-laki sebesar 1.661.200 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 1.488.200 jiwa, Sementara dari segi kualitas, penduduk Papua masih tergolong rendah. Kualitas penduduk yang, rendah ini di tandai dengan tingkat pendidikan yang masih rendah, angka kemiskinan yang tinggi, tingkat kematian yang masih cukup tinggi dan secara umum Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih rendah. Selain masalah kuantitas dan kualitas penduduk,Papua juga dihadapkan pada persoalan distribusi atau persebaran penduduk yang tidak merata. Sebagian besar pendudukPapua tinggal pada kabupaten/kota yang telah berdiri cukup lama, seperti : a. Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06 persen), Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan Kabupaten Mimika (6,42 persen). b. Sementara kabupaten yang lain memiliki persentase penduduk kurang dari 6 persen. Kabupaten dengan persentase kurang dari 1 persen adalah Waropen (0,87 persen), Mamberamo Raya (0,65 persen), dan Supiori (0,56 persen). Distribusi penduduk yang tidak merata dan berjejal disuatu wilayah, akan memberikan tekanan beban yang berat bagi wilayah bersangkutan, termasuk masalah lingkungan (envirounmental stress), seperti kerusakan hutan, kerusakan terumbu karang, masalah air bersih (water management), sampah, pendangkalan sungai sampai pada persoalan polusi udara yang parah. Sebenarnya jumlah
  • 4. 3 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. penduduk yang besar, bila diikuti dengan kualitas yang baik, produktif, maju dan mandiri, akan dapat menjadi modal pembangunan. Namun jika tidak, jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban berat bagi usaha meningkatkan kesejahtraan rakyat dan upaya mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945. Disisi lain pertumbuhan penduduk yang besar memang tidak semata-mata akibat tingginya angka kelahiran, tetapi juga dipengaruhi oleh peningkatan usia harapan hidup (UHH), sejalan dengan semakin membaiknya tingkat kesehatan penduduk. Namun usaha yang lebih manusiawi adalah lebih baik mengendalikan angka kelahiran dari pada membiarkan angka kematian tinggi. Fenomena kependudukan seperti diuraikan di atas, merupakan penomena yang terjadi secara nasional, yang mencerminkan kondisi kependudukan secara keseluruhan diseluruh provinsi dan Kabupaten. Secara spesifik boleh jadi trend kependudukan secara nasional tersebut bisa sama atau juga bisa berbeda sangat bergantung pada kondisi dan dinamika factor-factor yang mempengaruhi variable kependudukan tersebut. Terkait dengan persoalan tersebut, maka tulisan ini mencoba untuk mengungkap dinamika kependudukan Papua berdasarkan data parameter penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, terkait dengan aspek kuantitas dan kualitas penduduk, yang meliputi: 1). Jumlah dan laju pertumbuhan serta persebaran penduduk, 2). Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, 3). Perkembangan tingkat Fertilitas dan Mortalitas 4). Indikator kualitaspenduduk
  • 5. 4 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. II.TELAAHAN PUSTAKA Parameter kependudukan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat struktur dan proses penduduk di suatu wilayah yang dalam hal ini adalah Papua Struktur penduduk meliputi jumlah, pertumbuhan, sebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk bersifatdinamis, selalu berubah karena adanya proses demografi yang menyertainya. Proses demografi dimaksud meliputi kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut, struktur penduduk juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti perkawinan dan perceraian. Perubahan dalam struktur yang menyangkut perubahan dalam jumlah maupun komposisi penduduk akan membawa dampak atau pengaruh terhadap perubahan sosial, ekonomi dan politik bagi penduduk yang tinggal di suatu wilayah. Menurut Multilingual Demographic Dictionary: Demography is the scientific study of human population in primarily with the respect to their size, their structure (composition), and their development (change). (Demografi adalah ilmu yang mempelajari perkembangan penduduk suatu wilayah terutama mangenai jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangan (perubahannya). Dari definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk dalam hal ini meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk senantiasa berubah yang disebabkan karena proses demografi yaitu adanya kelahiran (Fertility), kematian (mortality) dan migrasi penduduk. Konsep demografi terus mengalami perkembangan dan para ahli memberikan sudut pandang yang berbeda dari setiap konsep yang berikan. Methors dan Sirks misalnya membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu yang terkait dengan jumlah (kuantitas) dan yang terkait dengan masalah kualitas, sementara Adolphe Loundry (Anonimous, 2012) memberikan istilah demografi
  • 6. 5 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. yang bersifat analitis matematis yang dapat menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. III. METODE ANALISIS Tulisan ini merupakan kajian atau analisis data sekunder dimana data utama bersumber dari rangkaian hasil Sensus Penduduk yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut antara lain meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan, persebaran dan struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Parameter demografik lainnya yang ditelaah mencakup fertilitas, mortalitas serta usia harapan hidup penduduk Papua. Selain itu dilakukan kajian terhadap indikator kualitas penduduk dimana datanya tidak hanya bersumber dari hasil Sensus Penduduk dan Supas tetapi juga dari data Susenas. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dengan memanfaatkan tabel statistik dan grafik untuk melihat tren atau perkembangan parameter kependudukan.
  • 7. 6 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. IV. PEMBAHASAN Jumlah, Persebaran dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Papua Persoalan kependudukan di Provinsi Papua tidak jauh berbeda dengan persoalan kependudukan di Provinsi-provinsi lainnya bahkan secara nasional, dimana persebarannya penduduk yang tidak merata, juga struktur penduduknya didomnasi oleh kelompok umur usia muda dan anak- anak. Jumlah penduduk Provinsi Papua tahun 2010 sebanyak 2.833.381 jiwa, terdiri dari 1.505.883 jiwa penduduk laki-laki dan 1.327.498 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 2000, penduduk papua mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Persebaran penduduk Papua tergolong timpang karena dari 2.822.381 jiwa penduduk 49,16 persen tinggal di bagian tengah (Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai), dan 29,95 persen tinggal dibagian Utara (Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Sarmi, Keerom, Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura) sisanya 20,88 persen tinggal dibagian selatan (Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat, dan Mimika). Demikian pula persebaran penduduk perkabupaten kondisinya tidak jauh berbeda dimana dari 29 kabupaten kota yang ada di Papua Sebagian besar penduduk Papua berada di Kota Jayapura (9,06 persen), Kabupaten Jayawijaya (6,92 persen), Merauke (6,91 persen), dan Kabupaten Mimika (6,42 persen.
  • 8. 7 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. Tabel 1. Persebaran Penduduk Papua Berdasarkan Letak Geografis, 2010 Papua Kabupaten/Kota Penduduk (Jiwa) % Bagian Selatan Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat, dan Mimika 591.736 20,88 Bagian Tengah Jayawijaya, Paniai, Puncak Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Tolikara, Nduga, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Yalimo, Puncak, Intan Jaya, Dogiyai, dan Deiyai 1.392.970 49,16 Bagian Utara Jayapura, Nabire Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Sarmi, Keerom, Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, dan Kota Jayapura 848.675 29,95 2.833.381 100,00 Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Provinsi Papua dalam kurun waktu beberapa dekade terahir menunjukkan tren yang meningkat. Pada periode tahun 1971- 1980, pertumbuhan penduduk Papua masih tinggi yaitu mencapai 2,60 persen. Sepuluh tahun kemudian yaitu periode 1980- 1990 naik menjadi 3,29 persen, pada periode 1990-2000 naik menjadi 3,27 persen dan pada pereode tahun 2000-2010, Berdasarkan SP 2010 laju pertumbuhan penduduk Papua mencapai angka 5,39 persen, ini sekaligus mendudukan Provinsi Papua yang mempunyai LPP tertinggi di Indonesia dari seluruh Provinsi yang ada.
  • 9. 8 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. Gambar: 1 TREND LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PAPUA Sumber: Hasil Sensus Penduduk Tabel 2. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Papua Tahun 1980-2010 Sumber Data Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Sensus Penduduk 1980 Sensus Penduduk 1990 Sensus Penduduk 2000 Sensus Penduduk 2010 890.382 jiwa 1.230.264 jiwa 1.684.144 jiwa 2.833.381 jiwa 2,60% 3,29% 3,27% 5,39% Sumber: Hasil Sensus Penduduk Struktur Penduduk Papua Struktur penduduk Papua sebagaimana terlihat dalam piramida penduduk di bawah ini memperlihatkan bahwa jumlah penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun, 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu sebanyak 994.270 jiwa atau 35,09 persen dari jumlah penduduk Papua. Sementara penduduk pada usia 15- 64 tahun sebanyak 1.811.919 jiwa atau 63,95
  • 10. 9 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. persen dari jumlah penduduk Papua dan yang usia 65 – keatas sebanyak 27.192 jiwa atau 0,96 persen dari jumlah penduduk papua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur penduduk Papua adalah didominasi oleh kelompok umur usia kerja (umur 15 – 64 tahun).. Gambar: 2 PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI PAPUA .
  • 11. 10 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. TABEL: 3 PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUNJ 2010 Selain didominasi oleh penduduk usia kerja , struktur penduduk Papua juga ditunjukkan oleh lebih banyaknya penduduk laki-laki dibandingkan penduduk Kelompok Umur JenisKelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki + Peremp. 0-4 165.184 148.211 313.395 5-9 185.795 161.573 347.368 10-14 182.143 150.913 333.056 15-19 148.198 127.822 276.020 20-24 129.635 129.564 259.199 25-29 135.313 142.647 277.960 30-34 138.186 135.431 273.617 35-39 126.304 116.332 242.636 40-44 107.826 83.557 191.383 45-49 78.679 56.840 135.519 50-54 48.883 33.079 81.962 55-59 27.577 18.792 46.369 60-64 16.498 11.209 27.707 65-69 8.178 5.638 13.816 70-74 4.199 3.145 7.344 75-79 1.962 1.573 3.535 80-84 792 670 1.462 85-89 317 279 596 90-94 138 127 265 95+ 76 96 172 Jumlah 1.505.883 1.327.498 2.833.381
  • 12. 11 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. perempua, dari penduduk usia 0 tahun sampai usia 95 keatas, Rasio jenis kelamin di papua sesuai sensus penduduk tahun 2010 sebesar 113 dan pada tahun 2014 sex ratio di papua sebesar 111,89 artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki pada tahun 2010 dan pada tahun 2014 dari 100 penduduk perempuan terdapat 111-112 penduduk laki-laki, di papua di setiap kabupaten/kota dari 29 kabu/kota yang ada, jumlah penduduknya laki-laki lebih banyk dibandingkan penduduk perempuan, ini dimungkinkan bahwa di papua adalah provinsi dan kabupaten pengembangan, sehingga ada migran dari luar papua khususnya tenaga kerja laki-laki pada mencari pekerjaan di papua. Tabel: 4 JUMLAH PENDUDUK PERKABUPATEN DAN SEX RATIO TAHUN 2010 Sumber: SP 2010 BPS KODE CODE KABUPATEN/KOTA REGENCIES LAKI-LAKI MEN PEREMPUAN WOMEN TOTAL SEXRATIO 1 2 3 4 5 6 9401 MERAUKE 103 078 92 638 195 716 111,3 9402 JAYAWIJAYA 101 217 94 868 196 085 106,7 9403 JAYAPURA 59 527 52 416 111 943 113,6 9404 NABIRE 69 369 60 524 129 893 114,6 9408 KEPULAUAN YAPEN 42 965 39 986 82 951 107,5 9409 BIAK NUMFOR 65 600 61 198 126 798 107,2 9410 PANIAI 80 437 72 995 153 432 110,2 9411 PUNCAK JAYA 54 779 46 369 101 148 118,1 9412 MIMIKA 103 027 78 974 182 001 130,5 9413 BOVEN DIGOEL 30 408 25 376 55 784 119,8 9414 MAPPI 42 765 38 893 81 658 110,0 9415 ASMAT 40 220 36 357 76 577 110,6 9416 YAHUKIMO 86 735 77 777 164 512 111,5 9417 PEGUNUNGAN BINTANG 35 305 30 129 65 434 117,2 9418 TOLIKARA 61 801 52 626 114 427 117,4 9419 SARMI 18 257 14 714 32 971 124,1 9420 KEEROM 26 526 22 010 48 536 120,5 9426 WAROPEN 13 137 11 502 24 639 114,2 9427 SUPIORI 8 342 7 532 15 874 110,8 9428 MAMBERAMO RAYA 9 763 8 602 18 365 113,5 9429 NDUGA 43 097 35 956 79 053 119,9 9430 LANNY JAYA 79 691 68 831 148 522 115,8 9431 MAMBERANO TENGAH 21 327 18 210 39 537 117,1 9432 YALIMO 26 985 23 778 50 763 113,5 9433 PUNCAK 49 260 43 958 93 218 112,1 9434 DOGIYAI 42 542 41 688 84 230 102,0 9435 INTAN JAYA 20 745 19 745 40 490 105,1 9436 DEIYAI 32 391 29 728 62 119 109,0 9471 KOTA JAYAPURA 136 587 120 118 256 705 113,7 9400 PAPUA 1 505 883 1 327 498 2 833 381 113,4
  • 13. 12 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. Perkembangan Tingkat Fertilitas Fertilitas merupakan hasil reproduksi riil dari seorang wanita atau sekelompok wanita, juga bisa didefinisikan sebagi banyaknya anak yang dilahirkan dalam keadaan hidup. Perkembangan tingkat fertilitas (TFR) di Papua dari berbagai data sensus, cukup menggembirakan dimana trennya menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 di Papua rata-rata seorang ibu sampai batas masa reproduksinya bisa melahir 2-3 orang anak. Gambar: 3 Trend Tingkat Fertilitas (TFR) di Papua sesuai SP 1971 – SP 2010 Sumber: SP 1971-2010- BPS Perkembangan fertilitas di Papua sejak tahun 1971-2010 menunjukkan bahwa TFR Papua mengalami penurunan. TFR Papua pada tahun 1971 mencapai 7,20 per wanita, menurun menjadi 5,35 pada tahun 1980, Ini Penurunan yang sangat tajam. Sementara pada kurun waktu 1990-2000 yaitu dari rata-rata 4,70 per wanita menjadi 3,28 per wanita, dan pada tahun 2010 turun menjadi 2,87 per wanita. Hal ini terjadi berkat 7,20 5,35 4,70 3,28 2,875,61 4,68 3,33 2,34 2,41 SP71 SP80 SP90 SP2000 SP2010 PerkembanganTFR Papua Indonesia
  • 14. 13 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. keberhasilan pelaksanaan program KKBPK di Provinsi Papua. Melalui program KB bisa mengendalikan pertumbuhan Penduduk dan mampu menurunkan Tingkat Fertilitas. Indikator Kualitas Penduduk: Indeks Pembangunan Manusia Kualitas penduduk mencakup kualitas fisik dan kualitas non-fisik. Kualitas fisik meliputi sedikitnya tiga indikator yaitu gizi/ukuran antropometrik (tinggi,berat badan dan lainnya), kesehatan serta kesegaran jasmani. Kualitas non-fisik dapat berupa kecerdasan,kesehatan mental, pendidikan, religiusitas dan lainlain. Pengukurannya dapat dibedakan atas indikator individu dan kelompok/agregat. Indikator individu menunjukkan kualitas yang melekat pada masingmasing individu. Kualitas kelompok menunjukkan kualitas rata-rata sekumpulan manusia yang menjadi penduduk suatu wilayah. Ukuran kualitas yang banyak digunakan adalah kelompok/agregat, karena lebih mudah dalam evaluasi dan intervensi kebijakan. Dalam kajian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas penduduk adalah Indeks Pembagunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini semakin populer di Indonesia, sejak dihitung pada tahun 1996 walaupun IPM sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 1990 melalui serial laporan tahunan berjudul Human Development Report yang diterbitkan oleh UNDP.
  • 15. 14 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. Gambar : 4 IPM Papua terus meningkat seiring peningktan IPM Indonesia … namun peningkatannya masih di bawah rata-rata nasional Gambar 4 menunjukkan bahwa IPM provinsi Papua relatif rendah dibandingkan rata-rata nasional. Walaupun terjadi perbaikan kinerja atau percepatan peningkatan IPM dalam 7 tahun terakhir tetapi laju peningkatannya tidak jauh beda dengan laju peningkatan rata-rata nasional. Tabel 6 menunjukkan bahwa IPM tampak mencolok antara kabupaten dan kota dan antar kabupaten di wilayah Papua. Kota jayapura, Kab Jayapura, Kep. Yapen, Biak Numfor dan Kab. Mimika mencatat IPM yang jauh di atas rata-rata provinsi. Kabupaten menunjukkan IPM tertinggi melebihi rata–rata provinsi 76,64 dan Kabupaten dengan IPM Terendah adalah Kabupaten Nduga dengan angka sebesar 48,80.
  • 16. 15 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. Tabel: 5 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI PAPUA MENURUT KABUPATEN TAHUN 1996-2012 No Kab/Kota 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Merauke 56,8 57 58 65,33 61,50 62,55 64,03 64,44 64,77 65,73 66,19 66,52 2 Jayawijaya 43,9 48,7 46,9 52,75 47,60 52,44 52,97 54,72 55,09 56,24 56,60 57,22 3 Jayapura 66,7 65,6 64,9 70,08 67,50 68,76 69,97 71,02 71,66 72,25 72,75 73,09 4 Nabire 48,9 43,6 54 63,02 65,10 65,19 65,60 66,10 66,54 66,81 67,33 68,03 5 Yapen Waropen 60,8 60,8 61,2 69,62 66,40 67,00 68,06 68,68 69,13 69,69 70,19 70,98 6 Biak Namfor 69,6 66 66,5 67,02 66,90 67,25 68,55 68,99 69,35 69,95 70,33 70,68 7 Paniai na na 48,5 51,85 58,60 58,47 58,74 59,17 59,53 59,90 60,22 60,54 8 Puncak Jaya na na 46,8 59,40 66,80 67,02 67,20 67,78 68,21 68,27 68,34 68,37 9 Mimika na na 67,4 71,78 66,10 67,13 67,84 67,99 68,49 69,09 69,68 70,02 10 Boven Digoel na na na 55,48 47,60 48,33 48,65 49,20 49,56 50,21 50,64 51,43 11 Mappi na na na 50,83 47,00 47,95 49,04 49,59 49,88 50,45 50,83 51,53 12 Asmat na na na 53,92 47,20 48,27 49,53 50,27 50,86 51,55 51,92 52,19 13 Yahukimo na na na 44,85 47,40 47,95 48,31 48,85 49,22 49,59 50,30 50,73 14 Peg.Bintang na na na 44,74 46,90 47,24 47,38 47,94 48,54 48,99 49,45 49,83 15 Tolikara na na na 47,24 49,20 49,62 50,38 50,85 51,48 52,00 52,43 52,66 16 Sarmi na na na 63,56 64,80 65,17 65,90 66,35 66,65 66,84 67,15 67,73 17 Keerom na na na 68,81 66,50 66,93 67,99 68,55 68,89 69,26 69,64 69,95 18 Waropen na na na 59,79 61,30 61,60 61,97 62,46 62,85 63,27 63,71 64,24 19 Supiori na na na na 65,90 66,23 66,92 67,55 68,06 68,46 68,92 69,19 20 Membramo Raya na na na na na na 57,31 57,78 58,57 59,39 59,86 60,18 21 Nduga na na na na na na na 47,45 47,74 48,02 48,43 48,80 22 Lanny Jaya na na na na na na na 48,12 48,57 49,90 50,20 50,60 23 Mamb. Tengah na na na na na na na 47,90 48,18 48,96 49,32 49,73 24 Yalimo na na na na na na na 47,75 48,16 48,55 48,90 49,31 25 Puncak na na na na na na na 48,43 48,71 49,00 49,35 49,77 26 Dogiyai na na na na na na na 48,60 49,23 50,03 50,49 51,09 27 Intan Jaya na na na na na na na na 47,94 48,42 48,74 49,17 28 Deiyai na na na na na na na na 48,02 48,57 49,31 49,80 29 Kota Jayapura 71,0 69,7 71,9 72,17 72,10 73,15 73,84 74,56 75,16 75,76 76,29 76,64 30 Papua 60,2 58,8 60,1 60,91 62,1 62,75 63,41 64,00 64,53 64,94 65,36 65,86 Ket. Tahun 1996-2002 , total Provinsi masih gabung dengan Papua Barat na --> data masih gabung dengan kabupaten induk Penyebab rendahnya IPM di papua adalah indikator pendidikan yang mencakup angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas serta indikator kesehatan yang diproksi dengan usia harapan hidup yang masih rendah. Angka melek huruf penduduk Papua pada tahun 2010 tercatat 75,6 persen. Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun yang sama sebesar 6,66 tahun, Selain itu, usia harapan hidup juga menjadi penyebab rendahnya IPM Papua. Pada tahun 2010, usia harapan hidup penduduk papua adalah 68,46 tahun. Sedangkan pengeluaran riil di papua pada tahun 2010 yang disesuaikan sebesar Rp. 606.38,-
  • 17. 16 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Papua mengalami kenaikan yang cukup tajam dalam 3 dekade terakhir, bahkan mencapai tertinggi pada pereode tahun 2000-2010; LPP Papua sebesar 5,39, dari seluruh provinsi di Indonesia, LPP Papua yang paling tinggi. Persebaran penduduk tidak merata di mana sebagian besar penduduk terkonsentrasi di Kabupaten Lama/Induk, dari 29 Kabupaten/Kota yang terpadat adalah di Kota Jayapura yaitu dengan tingkat kepadatan sebesar 339 orang per kilometer persegi, disusun kabupaten Jayawijaya dengan tingkat kepadatan 74 orang perkilometer persegi, sementara yang tingkat kepadatannya rendah adalah kabupaten Mambaramo Raya hanya 1 orang perkilomtere persegi. 2. Rasio jenis kelamin penduduk Papua yaitu 113, ini berarti dari 100 penduduk perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki, di papua npenduduk laki-laki lebih banya dikarenakan papua merupakan provinsi dan kabupaten pemekaran sehingga banyak migrasi dari luar papua yang masuk ke papuakhususnya penduduk laki-laki, karena di papu merupakan daerah pengembangan sehingga banyak tenaga kerja laki-laki yang mencari pekerjaan di papua. 3. Tingkat fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) turun dari 7,20 pada tahun 1971 menjadi 2,87 tahun 2010 dan penurunan paling drastis tercatat pada periode 1971-1980 dimana TFR turun sebesar 73,00 persen dari 7,20 menjadi 5,25 dan melamban pada periode berikutnya.
  • 18. 17 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. 4. Kualitas penduduk Papua tergolong masih rendah sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menempatkan provinsi Papua pada peringkat terakhir dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia Papua mencatat IPM 64,94 jauh di bawah IPM nasional 72,27, pada tahun 2010, sementara angka IPM di Papua kalau dilihat trendnya dari tahun ke tahun ada kenaikan namun kenaikannya hanya kecil sehingga masih ada dibawah dari provinsi- provinsi alinnya, untuk IPM Papua tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 65,36 sementara IPM Nasional mencapai angka 72,77, untuk tahun 2012 IPM Papua sebesar 65,86, dan angka IPM Nasional sebesar 73,89.
  • 19. 18 Analisis-Parameter- Kependudukan-2014. VI. PENUTUP Data Parameter Kependudukan merupakan data yang sangat krusial dan dangat diperlukan kebenarannya, karena parameter kependudukan menyangkut segala aspek terkait dengan permasalahan penduduk, baik dalam merencanakan/merancang kegiatan program maupun dalam mengambil kebijakan dalam operasional disetiap sektor. Data parameter sangatlah diperlukan, karena dengan data yang akurat dan valid, maka perencanaan pembangunan kependudukan secara keberlanjutan bisa direncanakan dengan baik dan tepat. Dengan adanya analisis parameter penduduk ini diharapkan bisa memberikan gambaran situasi penduduk di Papua dan sebagai bahan masukan kepada komponen bidang teknis terkait dalam perencanaan pembangunan pada periode berikutnya. Telaah yang lebih mendalam menganalisa parameter penduduk ini akan bermanfaat dalam memotret lebih dalam dan detail situasi kependudukan di Papua. Akhir kata, saran dan masukan dalam penyusunan analisa parameter penduduk ini sangat diperlukan demi penyempurnaan isi dan relevansi data parameter penduduk ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam upaya mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta merumuskan alternatif dan solusi pemecahannya.-