SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Oleh : danisha alfathoni
Luthfi septiyadi
roiful aziz
Sofiyanto
Wisnu hinayuan
I. pendahuluan
A. Latar belakang
Mentimun (Cucumis sativus L.) diklasifikasikan
sebagai tanaman berumah satu, dimana bunga
jantan danbetina terdapat dalam satu
tanaman.Mentimun memiliki beberapa fase
perkembangan.Fase pertama adalah fase vegetatif
dan fase dimana hanya bunga jantan yang
muncul.Fase selanjutnya adalah kondisi dimana
bunga jantan dan betina muncul secara
bersamaan.Fase terakhir adalah fase dimana
bunga betina gagal untuk berkembang. Buah hanya
terbentuk dari fase saat bunga jantan dan betina
muncul secara bersamaan (Hossain, et al. , 2002).
Lanjutan . . . . . .
Berdasarkan data FAO (2008) menunjukan bahwa
produktivitas mentimun (ton/ha) di Indonesia
bergerak secara fluktuatif.Berturut-turut produksi
mentimun (ton/ha) pada tahun 2003 sampai 2006
adalah 9.86, 9.48, 10.4, 10.4. Berturut-turut ekspor
mentimun dari tahun 2002 sampai 2006 adalah
527.972, 292.490, 121.810, 63.336,dan 229.532
(Deparemen Perdagangan, 2008). Hal ini
kemungkinan disebabkan masih kurang intensif dan
efisiennya budidaya mentimun yang dilakukan serta
adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu
cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menggunakan teknologi hidroponik dalam budidaya
mentimun.
B. Hidroponik mentimun
 Hidroponik mentimun adalah: teknik bercocok
tanam/budidaya mentimun tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanamnya.
 Prinsip budidaya tanaman secara hidroponik adalah
memberikan / menyediakan nutrisi yang diperlukan
tanaman dalam bentuk larutan dengan cara
disiramkan, diteteskan, dialirkan atau disemprotkan
pada media tumbuh tanaman.
 Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan
dalam macam-macam cara, yang dapat disesuaikan
dengan persyaratan finansial maupun keterbatasan
ruang.
C. Metode
 Metode Substrat budidaya mentimun
 Yaitu menumbuhkan tanaman mentimun
dalam media padat (bukan tanah),dan
media yang digunakan adalah arang
sekam.
D. Alasan penerapan hidroponik untuk budidaya
mentimun ini adalah :
 Ø Hasil dan kualitas tanaman mentimun lebih tinggi
 Ø Resiko hama dan penyakit berkurang
 Ø Penggunaan air dan pupuk lebih hemat
 Ø Dapat untuk mengatasi masalah tanah
 Ø Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan
lahan
 Ø Keberhasilan tanaman mentimun untuk tumbuh
dan berproduksi lebih terjamin
 Ø Dapat dilakukan dimana saja tidak terrgantung
sifat fisik dan kimia tanah, dan dapat dilakukan pada
lahan yang sempit ataupun gersang.
 Ø Produktivitas tanaman lebih tinggi serta lebih kontinu
 Ø Perawatan terhadap gangguan hama dan penyakit
lebih terkontrol serta lebih praktis
 Ø Pertumbuhan tanaman mentimun lebih cepat
 Ø Kualitas hasil lebih baik (bersih & tidak rusak)
 Ø Penggunaan pupuk lebih hemat (efisien)
 Ø Efisiensi tenaga kasar(misalnya mencangkul
membajak, dan lainlain)
 Ø Beberapa jenis tanaman dapat ditanam diluar
musimnya.
 Ø Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau
ketergantungan pada konidsi alam
 Ø Harga jual relatif lebih tinggi
E. Benih mentimun
 Untuk sumber bibit mentimun yang berasal dari benih
mentimun maka harus disemaikan terlebih dahulu.
Umumnya benih tanaman yang relatif lebih besar dapat
 ditanam secara langsung pada wadah yang telah
disiapkan, akan tetapi benih mentimun ini mempunyai
ukuran yang kecil maka harus disemai terlebih dahulu
baru
 dilakukan pindah tanam.
 Yang harus diperhatikan dari penggunaan sumber bahan
tanam dari benih ini adalah bahwa setiap benih
memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus yang berbeda.
 Benih-benih ini dapat dikecambahkan pada bak
kecambah atau wadah
 lainnya.
MEDIA
TANAM
 Media budidaya hidroponik yang kami
gunakan adalah menggunakan arang
skam. Alasan memilih media tersebut
karena media arang skam merupakan
media yang murah, mudah, dan sesuai
dengan budidaya mentimun.
 Arang skam yang kami gunakan adalah
arang skam membuat sendiri dan juga
ada yang beli.
CARA PEMBUATAN ARANG
SKAM 1. Pertama-tama adalah menyiapkan alat
dan bahah.
 2. menyiapkan / menyalakan api
 3. Meletakkan seng / alat penggorengan
diatas tungku dan membiarkan hingga
panas
 4. Meletakkan skam di atas alat
penggorengan yang sudah panas
 5. Mengaduk-aduk skam hingga skam
menjadi hitam semua
 6. Menyiram skam dengan air dan
dikeringkan dengan cara di angin-anginkan
Penyemaian
 Penyemaian adalah kegiatan menanam benih
agar dapat menjadi bibit dan sehingga siap
untuk ditanam. Kegiatan ini bertujuan agar bibit
mempunyai daya adaptasi yang baik, dan agar
bibit mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekitar lahan penanaman, dalam penyemaian
benih media yang di gunakan harus tetap di
jaga kelembabannya supaya benih dapat
berkecambah dengan baik
 adapun langkah – langkah dalam penyemaian
benih, yaitu:
a. pertama menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan
b. kemudian cup aqua yang sudah di lubangi /
polybag di isi dengan arang sekam
c. media tersebut di siram sampai media benar –
benar jenuh
d. membuat lubang tanam pada media tetapi jangan
terlalu dalam karna benih bisa tidak tumbuh / busuk
e. memasukkan benih mentimun ke lubang tersebut
dan menutupnya kembali
f. menyiram kembali benih tersebut
transplanting
 transplanting adalah kegiatan memindah
benih dari tempat persemaian benih ke
lahan budidaya atau kegiatan menanam
benih di lahan dari media persemaian,
adapun langkah-langkah yang di lakukan
untuk memindahkan, yaitu:
• membuat lubang tanam pada media
• bibit di pindah beserta arang sekamnya
yang ada di media
• menanam bibit di media dan menyiram
kembali bibit yang sudah ditanam
Pemberian nutrisi
 pemberian nutrisi adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memberikan nutrisi / makanan / unsur hara
pada tanaman yang dibudidaya, nutrisi yang
diberikan yaitu : urea, tsp / sp36, dan kcl, langkah
yang dilakukan dalam pemberian nutrisi yaitu:
pertama menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan, kemudian memasukkan pupuk / nutrisi
yang akan diberikan pada tanaman kedalam ember
sesuai dengan dosis, kemudian baru memasukkan
air kedalam ember dan mengaduk-aduk hingga
pupuk benar-benar sudah larut dalam air,
selanjutnya kocorkan pupuk di media / tanaman.
Pengajiran dan pengikatan
 pengajiran dilakukan untuk mengikat
tanaman mentimun agar tanaman bisa
merambat ke atas, ajir yang di gunakan
terbuat dari bambu, cara membuat ajir
yaitu: pertama mencari bambu dan
menyiapkan peralatan yang diperlukan.
Kemudian bambu dipotong sesuai ukuran
yang diinginkan, selanjutnya bambu di
belah-belah menjadi beberapa bagian dan
salah satu ujung bambu di runcingkan
supaya bisa menancap kedalam tanah,
dan ajir siap untuk dipasang
DATA PENGAMATAN
GRAFIK PENGUKURAN
0
50
100
150
200
250
300
HARIPERTAMA
MINGGUPERTAMA/16-9-2013
MINGGUKEDUA/23-9-2013
MINGGUKETIGA/1-10-2013
MINGGUKEEMPAT/8-10-2013
MINGGUKELIMA/14-10-2013
MINGGUKEENAM/21-10-2013
MINGGUKETUJUH/28-10-2013
MINGGUKEDELAPAN/4-11-2013
MINGGUKESEMBILAN/11-11-2013
MINGGUKESEPULUH/18-11-2013
MINGGUKESEBELAS/25-11-2013
MINGGUKEDUABELAS/02-12-2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
UKURAN DAUN LEBAR (CM)
UKURAN DAUN PANJANG (CM)
JUMLAH DAUN
TINGGI RATA-RATA TANAMAN (CM)
GAMBAR TANAMAN
BUDIDAYA
PANEN
 Mentimun sudah mulai dapat dipanen
jika buah mentimun berumur 32-35 HST.
Buah mentimun lokal untuk sayuran,
asinan atau acar dipanen 42 hari
setelah tanam sedangkan mentimum
suri dipanen setelah matang.
 Khusus untuk mentimun Jepang,
kriterianya pemanenan adalah :
1) panjang 20-30 cm dan garis tengah 3-4
cm
2) bentuk buah lurus dan kulit mulus
3) masih muda dan segar
 Buah dipanen pada pagi hari sebelum
pukul 09.00 dengan cara memotong
tangkai buah dengan pisau tajam.
Mentimun sayur dipanen 5-10 hari sekali
tergantung dari varietas dan
ukuran/umur buah yang dikehendaki
 Dalam melakukan pemanenan juga
memperhatikan ukuran mentimun yang
sesuai dengan permintaan pasar. Pasar
swalayan memerlukan mentimun sayur
dengan dua kemasan yaitu :
a) ) mentimum acar yang panjang buahnya
sekitar 10-15 cm, berbentuk lurus, kulit
mulus dan segar
b) mentimum besar yang panjang buahnya
15-20 cm, berbentuk lurus, kulis mulus
dan segar
 Perkembangan buah mentimum
termasuk cepat. Pada umumnya,
kegiatan panen dilakukan setiap hari
sampai akhir masa panen. Setiap
pemanenan, kumpulkan hasil panen di
tempat teduh atau gudang berventilasi,
sebaiknya ditampung dalam keranjang
plastik
Gambar pengukuran buah mentimun
 1. Pengukuran
Panjang
2. Pengukuran panjang lingkar
3. Pengukuran diameter
hasil panen mentimun
1. danisa
a. berat : 0,5 kg
panjang : 23 cm
diameter : 6 cm
b. Berat : 0,3 kg
panjang : 16 cm
diameter : 5 cm
c. Berat : 0,4 kg
panjang : 21 cm
diameter : 5,5 cm
2. Luthfi septiyadi
panen pertama :
a. Berat : 4 ons
panjang : 23 cm
diameter : 5 cm
b. Berat : 5 ons
panjang : 26 cm
diameter : 6 cm
c. Diameter : 5 cm
panjang : 24 cm
berat : 4 ons
d. Diameter : 6 cm
panjang : 26 cm
berat : 6 ons
Panen kedua :
a. Diameter : 5 cm
panjang : 24 cm
berat : 4 ons
b. Diameter : 5 cm
panjang : 25 cm
berat : 5 ons
c. Diameter : 6 cm
panjang : 25 cm
berat : 5 ons
3. Roiful aziz
tanaman yang satu berbunga jantan
semua sehingga tidak ada bakal buah,
tanaman yang lain baru berbuah masih
kecil belum cukup umur untuk di panen,
karena merupakan tanaman sulaman.
4. Sofiyanto
Panen tgl : 9-11-13
a. Panjang : 10 cm
diameter : 5,5 cm
berat : 0,5 kg
b. Panjang : 21 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,4 kg
c. Panjang : 20 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,3 kg
d. Panjang : 22 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,4 kg
e. Panjang : 19 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,2 kg
Panen tgl : 20-11-13
a. Panjang : 20 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,3 kg
b. Panjang : 21,5 cm
diameter : 5,5 cm
berat : 0,4 kg
Panen tgl : 23-11-13
a. Panjang : 19 cm
diameter : 5 cm
berat : 0,3 kg
5. Wisnu hinayuan
a. Panjang : 25 cm
diameter : 5 cm
berat : 4,6 ons
PASCA PANEN
 Tujuan kegiatan ini adalah agar
mentimun yang telah dipanen terlindungi
dari kerusakan fisik dan kebusukan
sehingga mentimun sampai ke
konsumen tetap baik.
 Agar kualitas hasil panen dari budidaya
mentimun ini tetap terjaga, perlu
dilakukan penanganan pascapanen
dengan baik. Diantaranya penyortiran
buah mentimun berdasarkan kualitas
serta ukuran serta
pengepakan/pengemasan yang baik.
Selanjutnya buah mentimun siap
diangkat untuk dipasarkan.
 Sortasi
Kegiatan ini dilakukan memisahkan
buah yang kurang baik bentuknya atau
bengkok, busuk atau rusak dari buah
yang baik. Untuk mentimun jepang
dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran
pasaran swalayan, buah mentimum
diklasifikasikan sesuai dengan kriteria
kualitas yang diminta konsumen.
 Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5
cm, bentuk buah bagus, lurus bulat dan
mulus.
Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0
cm bentuk buah bagus, lurus, bulas dan
Mulus
Kelas C: buah afkiran yang panjangnya
lebih dari 23 cm.
 Kemasan.
Pengemasan bertujuan untuk memudahkan
dalam pengangkutan. Untuk memenuhi
permintaan pasar swalayan, mentimun
biasanya dikemas menggunakan plastik wrap-
ing. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik
secara berdiri maupun ditidurkan bersusun
agar buah tidak patah pada saat
pengangkutan ke pasar. Kritera di luar grade
mentimun acar dan mentimun besar termasuk
ke grade C dengan spesifikasi bentuk
bengkok, kulit kurang mulus, tetapi performa
buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa
langsung dikemas ke dalam karung jaring
untuk dijual ke pasar tradisional.
 Pengangkutan.
Mentimun yang telah dikemas, disusun
dalam kendaraan. Sebaiknya mentimun
yang telah dipanen langsung diangkut
agar diterima oleh konsumen dalam
keadaan masih segar. Apabila mentimun
di pasarkan untuk jarak jauh diusahakan
mentimun terlindung dari sinar matahari
dan hujan agar mentimun tetap segar
dan tidak busuk.
 Klasifikasi buah mentimun dibedakan tiga
kelas, yaitu:
Khusus untuk mentimun asinan, kriteria
panjang buah tidak menjadi patokan, tetapi
diameternya tidak lebih dari 4 cm. Meskipun
demikian, kriteria kualitas mentimun ini tidak
sama di setiap daerah atau pasar, tergantung
selera konsumen.
Mentimun yang telah disortasi segera dicuci
dalam air mengalir atau air yang disemprotkan
hingga bersih. Selesai pencucian langsung
ditiriskan di tempat yang kering untuk
menghilangkan air yang menempel.
DEMIKIAN PRESENTASI DARI KAMI
KURANG LEBIHNYA KAMI MOHON MAAF
KAMI AKHIRI WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb

More Related Content

What's hot

PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )Rona Lastikasari
 
Jaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimJaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimAngely Putry
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanMutia Hanifah
 
Presentation of class 4 on flower
Presentation of class 4 on flowerPresentation of class 4 on flower
Presentation of class 4 on flowerkubra12345
 
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxSISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxNaomisena1
 
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifPerkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifeLLa_AJA
 
structure of flower
 structure of flower structure of flower
structure of floweranoop kp
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHidayatul Annisa
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)SyaRif Damput
 
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )Ppt morfologi tumbuhan ( biji )
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )Rona Lastikasari
 
Final presentation in edtech.ii
Final presentation in edtech.iiFinal presentation in edtech.ii
Final presentation in edtech.iimaricelasisde13
 
Parts of Flower and types
Parts of Flower and typesParts of Flower and types
Parts of Flower and typesRoshan Parihar
 
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANREPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANAndi Rizal
 
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...UNESA
 
Reproducción Sexual y Asexual en las plantas
Reproducción Sexual y Asexual en las plantasReproducción Sexual y Asexual en las plantas
Reproducción Sexual y Asexual en las plantasPlantaeClass
 
Materi Biologi Buah dan Biji
Materi Biologi Buah dan BijiMateri Biologi Buah dan Biji
Materi Biologi Buah dan BijiArief Rahmana
 

What's hot (20)

PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
PPT Morfologi tumbuhan ( bunga )
 
Jaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau ParenkimJaringan Dasar atau Parenkim
Jaringan Dasar atau Parenkim
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif Buatan
 
Presentation of class 4 on flower
Presentation of class 4 on flowerPresentation of class 4 on flower
Presentation of class 4 on flower
 
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptxSISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN.pptx
 
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatifPerkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif
 
structure of flower
 structure of flower structure of flower
structure of flower
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Kompleks golgi
Kompleks golgiKompleks golgi
Kompleks golgi
 
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )Ppt morfologi tumbuhan ( biji )
Ppt morfologi tumbuhan ( biji )
 
Final presentation in edtech.ii
Final presentation in edtech.iiFinal presentation in edtech.ii
Final presentation in edtech.ii
 
Parts of Flower and types
Parts of Flower and typesParts of Flower and types
Parts of Flower and types
 
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHANREPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN
 
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...
Proyek Monografi ST: Bukti Taksonomi Varietas Mangga Golek, Gadung, Gedong GI...
 
Reproducción Sexual y Asexual en las plantas
Reproducción Sexual y Asexual en las plantasReproducción Sexual y Asexual en las plantas
Reproducción Sexual y Asexual en las plantas
 
Materi Biologi Buah dan Biji
Materi Biologi Buah dan BijiMateri Biologi Buah dan Biji
Materi Biologi Buah dan Biji
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Mentimun
MentimunMentimun
Mentimun
 
Media dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponikMedia dan jenis tanaman hidroponik
Media dan jenis tanaman hidroponik
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
 
Materi ldk fisika
Materi ldk fisikaMateri ldk fisika
Materi ldk fisika
 
Slide Kompleks Sukan SJKT Ladang Edinburgh
Slide Kompleks Sukan SJKT Ladang EdinburghSlide Kompleks Sukan SJKT Ladang Edinburgh
Slide Kompleks Sukan SJKT Ladang Edinburgh
 
Laporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan JagungLaporan Pertumbuhan Jagung
Laporan Pertumbuhan Jagung
 
Rancangan buku hijau
Rancangan buku hijau Rancangan buku hijau
Rancangan buku hijau
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49
 
Presentation buku Hijau
Presentation buku HijauPresentation buku Hijau
Presentation buku Hijau
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Ppt games
Ppt gamesPpt games
Ppt games
 
Modul siri 6
Modul siri 6Modul siri 6
Modul siri 6
 
Proposal jagung
Proposal jagungProposal jagung
Proposal jagung
 
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
Biokimia Pangan (Beras, Jagung dan Sagu)
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Modul siri 2
Modul siri 2Modul siri 2
Modul siri 2
 
Modul siri 1
Modul siri 1Modul siri 1
Modul siri 1
 
Desain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil JagungDesain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil Jagung
 
Good agricultural practices(n)
Good agricultural practices(n)Good agricultural practices(n)
Good agricultural practices(n)
 

Similar to OPTIMASI BUDIDAYA MENTIMUN HIDRO PONIK

Similar to OPTIMASI BUDIDAYA MENTIMUN HIDRO PONIK (20)

Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
 
Acara ii persemaian
Acara ii persemaianAcara ii persemaian
Acara ii persemaian
 
Metode SRI 2
Metode SRI 2Metode SRI 2
Metode SRI 2
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Budidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakaoBudidaya cokelat kakao
Budidaya cokelat kakao
 
Disusun ole1
Disusun ole1Disusun ole1
Disusun ole1
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Budidaya belut
Budidaya belutBudidaya belut
Budidaya belut
 
MEDIA TANAMAN- Pendidikan Khas olahan abdul murad abd hamid
MEDIA TANAMAN-  Pendidikan Khas  olahan abdul murad abd hamidMEDIA TANAMAN-  Pendidikan Khas  olahan abdul murad abd hamid
MEDIA TANAMAN- Pendidikan Khas olahan abdul murad abd hamid
 
Salak
SalakSalak
Salak
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu bijiPedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
 
Rbt tugasan sem 6
Rbt tugasan sem 6Rbt tugasan sem 6
Rbt tugasan sem 6
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

OPTIMASI BUDIDAYA MENTIMUN HIDRO PONIK

  • 1. Oleh : danisha alfathoni Luthfi septiyadi roiful aziz Sofiyanto Wisnu hinayuan
  • 2. I. pendahuluan A. Latar belakang Mentimun (Cucumis sativus L.) diklasifikasikan sebagai tanaman berumah satu, dimana bunga jantan danbetina terdapat dalam satu tanaman.Mentimun memiliki beberapa fase perkembangan.Fase pertama adalah fase vegetatif dan fase dimana hanya bunga jantan yang muncul.Fase selanjutnya adalah kondisi dimana bunga jantan dan betina muncul secara bersamaan.Fase terakhir adalah fase dimana bunga betina gagal untuk berkembang. Buah hanya terbentuk dari fase saat bunga jantan dan betina muncul secara bersamaan (Hossain, et al. , 2002).
  • 3. Lanjutan . . . . . . Berdasarkan data FAO (2008) menunjukan bahwa produktivitas mentimun (ton/ha) di Indonesia bergerak secara fluktuatif.Berturut-turut produksi mentimun (ton/ha) pada tahun 2003 sampai 2006 adalah 9.86, 9.48, 10.4, 10.4. Berturut-turut ekspor mentimun dari tahun 2002 sampai 2006 adalah 527.972, 292.490, 121.810, 63.336,dan 229.532 (Deparemen Perdagangan, 2008). Hal ini kemungkinan disebabkan masih kurang intensif dan efisiennya budidaya mentimun yang dilakukan serta adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan teknologi hidroponik dalam budidaya mentimun.
  • 4. B. Hidroponik mentimun  Hidroponik mentimun adalah: teknik bercocok tanam/budidaya mentimun tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya.  Prinsip budidaya tanaman secara hidroponik adalah memberikan / menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam bentuk larutan dengan cara disiramkan, diteteskan, dialirkan atau disemprotkan pada media tumbuh tanaman.  Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam-macam cara, yang dapat disesuaikan dengan persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang.
  • 5. C. Metode  Metode Substrat budidaya mentimun  Yaitu menumbuhkan tanaman mentimun dalam media padat (bukan tanah),dan media yang digunakan adalah arang sekam.
  • 6. D. Alasan penerapan hidroponik untuk budidaya mentimun ini adalah :  Ø Hasil dan kualitas tanaman mentimun lebih tinggi  Ø Resiko hama dan penyakit berkurang  Ø Penggunaan air dan pupuk lebih hemat  Ø Dapat untuk mengatasi masalah tanah  Ø Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan  Ø Keberhasilan tanaman mentimun untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin  Ø Dapat dilakukan dimana saja tidak terrgantung sifat fisik dan kimia tanah, dan dapat dilakukan pada lahan yang sempit ataupun gersang.
  • 7.  Ø Produktivitas tanaman lebih tinggi serta lebih kontinu  Ø Perawatan terhadap gangguan hama dan penyakit lebih terkontrol serta lebih praktis  Ø Pertumbuhan tanaman mentimun lebih cepat  Ø Kualitas hasil lebih baik (bersih & tidak rusak)  Ø Penggunaan pupuk lebih hemat (efisien)  Ø Efisiensi tenaga kasar(misalnya mencangkul membajak, dan lainlain)  Ø Beberapa jenis tanaman dapat ditanam diluar musimnya.  Ø Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada konidsi alam  Ø Harga jual relatif lebih tinggi
  • 8. E. Benih mentimun  Untuk sumber bibit mentimun yang berasal dari benih mentimun maka harus disemaikan terlebih dahulu. Umumnya benih tanaman yang relatif lebih besar dapat  ditanam secara langsung pada wadah yang telah disiapkan, akan tetapi benih mentimun ini mempunyai ukuran yang kecil maka harus disemai terlebih dahulu baru  dilakukan pindah tanam.  Yang harus diperhatikan dari penggunaan sumber bahan tanam dari benih ini adalah bahwa setiap benih memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus yang berbeda.  Benih-benih ini dapat dikecambahkan pada bak kecambah atau wadah  lainnya.
  • 9. MEDIA TANAM  Media budidaya hidroponik yang kami gunakan adalah menggunakan arang skam. Alasan memilih media tersebut karena media arang skam merupakan media yang murah, mudah, dan sesuai dengan budidaya mentimun.  Arang skam yang kami gunakan adalah arang skam membuat sendiri dan juga ada yang beli.
  • 10. CARA PEMBUATAN ARANG SKAM 1. Pertama-tama adalah menyiapkan alat dan bahah.  2. menyiapkan / menyalakan api  3. Meletakkan seng / alat penggorengan diatas tungku dan membiarkan hingga panas  4. Meletakkan skam di atas alat penggorengan yang sudah panas  5. Mengaduk-aduk skam hingga skam menjadi hitam semua  6. Menyiram skam dengan air dan dikeringkan dengan cara di angin-anginkan
  • 11. Penyemaian  Penyemaian adalah kegiatan menanam benih agar dapat menjadi bibit dan sehingga siap untuk ditanam. Kegiatan ini bertujuan agar bibit mempunyai daya adaptasi yang baik, dan agar bibit mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar lahan penanaman, dalam penyemaian benih media yang di gunakan harus tetap di jaga kelembabannya supaya benih dapat berkecambah dengan baik
  • 12.  adapun langkah – langkah dalam penyemaian benih, yaitu: a. pertama menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan b. kemudian cup aqua yang sudah di lubangi / polybag di isi dengan arang sekam c. media tersebut di siram sampai media benar – benar jenuh d. membuat lubang tanam pada media tetapi jangan terlalu dalam karna benih bisa tidak tumbuh / busuk e. memasukkan benih mentimun ke lubang tersebut dan menutupnya kembali f. menyiram kembali benih tersebut
  • 13. transplanting  transplanting adalah kegiatan memindah benih dari tempat persemaian benih ke lahan budidaya atau kegiatan menanam benih di lahan dari media persemaian, adapun langkah-langkah yang di lakukan untuk memindahkan, yaitu: • membuat lubang tanam pada media • bibit di pindah beserta arang sekamnya yang ada di media • menanam bibit di media dan menyiram kembali bibit yang sudah ditanam
  • 14. Pemberian nutrisi  pemberian nutrisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan nutrisi / makanan / unsur hara pada tanaman yang dibudidaya, nutrisi yang diberikan yaitu : urea, tsp / sp36, dan kcl, langkah yang dilakukan dalam pemberian nutrisi yaitu: pertama menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian memasukkan pupuk / nutrisi yang akan diberikan pada tanaman kedalam ember sesuai dengan dosis, kemudian baru memasukkan air kedalam ember dan mengaduk-aduk hingga pupuk benar-benar sudah larut dalam air, selanjutnya kocorkan pupuk di media / tanaman.
  • 15. Pengajiran dan pengikatan  pengajiran dilakukan untuk mengikat tanaman mentimun agar tanaman bisa merambat ke atas, ajir yang di gunakan terbuat dari bambu, cara membuat ajir yaitu: pertama mencari bambu dan menyiapkan peralatan yang diperlukan. Kemudian bambu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan, selanjutnya bambu di belah-belah menjadi beberapa bagian dan salah satu ujung bambu di runcingkan supaya bisa menancap kedalam tanah, dan ajir siap untuk dipasang
  • 18.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. PANEN  Mentimun sudah mulai dapat dipanen jika buah mentimun berumur 32-35 HST. Buah mentimun lokal untuk sayuran, asinan atau acar dipanen 42 hari setelah tanam sedangkan mentimum suri dipanen setelah matang.
  • 25.  Khusus untuk mentimun Jepang, kriterianya pemanenan adalah : 1) panjang 20-30 cm dan garis tengah 3-4 cm 2) bentuk buah lurus dan kulit mulus 3) masih muda dan segar
  • 26.  Buah dipanen pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Mentimun sayur dipanen 5-10 hari sekali tergantung dari varietas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki
  • 27.  Dalam melakukan pemanenan juga memperhatikan ukuran mentimun yang sesuai dengan permintaan pasar. Pasar swalayan memerlukan mentimun sayur dengan dua kemasan yaitu : a) ) mentimum acar yang panjang buahnya sekitar 10-15 cm, berbentuk lurus, kulit mulus dan segar b) mentimum besar yang panjang buahnya 15-20 cm, berbentuk lurus, kulis mulus dan segar
  • 28.  Perkembangan buah mentimum termasuk cepat. Pada umumnya, kegiatan panen dilakukan setiap hari sampai akhir masa panen. Setiap pemanenan, kumpulkan hasil panen di tempat teduh atau gudang berventilasi, sebaiknya ditampung dalam keranjang plastik
  • 29. Gambar pengukuran buah mentimun  1. Pengukuran Panjang
  • 32. hasil panen mentimun 1. danisa a. berat : 0,5 kg panjang : 23 cm diameter : 6 cm b. Berat : 0,3 kg panjang : 16 cm diameter : 5 cm c. Berat : 0,4 kg panjang : 21 cm diameter : 5,5 cm
  • 33. 2. Luthfi septiyadi panen pertama : a. Berat : 4 ons panjang : 23 cm diameter : 5 cm b. Berat : 5 ons panjang : 26 cm diameter : 6 cm c. Diameter : 5 cm panjang : 24 cm berat : 4 ons d. Diameter : 6 cm panjang : 26 cm berat : 6 ons Panen kedua : a. Diameter : 5 cm panjang : 24 cm berat : 4 ons b. Diameter : 5 cm panjang : 25 cm berat : 5 ons c. Diameter : 6 cm panjang : 25 cm berat : 5 ons
  • 34. 3. Roiful aziz tanaman yang satu berbunga jantan semua sehingga tidak ada bakal buah, tanaman yang lain baru berbuah masih kecil belum cukup umur untuk di panen, karena merupakan tanaman sulaman.
  • 35. 4. Sofiyanto Panen tgl : 9-11-13 a. Panjang : 10 cm diameter : 5,5 cm berat : 0,5 kg b. Panjang : 21 cm diameter : 5 cm berat : 0,4 kg c. Panjang : 20 cm diameter : 5 cm berat : 0,3 kg d. Panjang : 22 cm diameter : 5 cm berat : 0,4 kg e. Panjang : 19 cm diameter : 5 cm berat : 0,2 kg Panen tgl : 20-11-13 a. Panjang : 20 cm diameter : 5 cm berat : 0,3 kg b. Panjang : 21,5 cm diameter : 5,5 cm berat : 0,4 kg Panen tgl : 23-11-13 a. Panjang : 19 cm diameter : 5 cm berat : 0,3 kg
  • 36. 5. Wisnu hinayuan a. Panjang : 25 cm diameter : 5 cm berat : 4,6 ons
  • 37. PASCA PANEN  Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun sampai ke konsumen tetap baik.
  • 38.  Agar kualitas hasil panen dari budidaya mentimun ini tetap terjaga, perlu dilakukan penanganan pascapanen dengan baik. Diantaranya penyortiran buah mentimun berdasarkan kualitas serta ukuran serta pengepakan/pengemasan yang baik. Selanjutnya buah mentimun siap diangkat untuk dipasarkan.
  • 39.  Sortasi Kegiatan ini dilakukan memisahkan buah yang kurang baik bentuknya atau bengkok, busuk atau rusak dari buah yang baik. Untuk mentimun jepang dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran pasaran swalayan, buah mentimum diklasifikasikan sesuai dengan kriteria kualitas yang diminta konsumen.
  • 40.  Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5 cm, bentuk buah bagus, lurus bulat dan mulus. Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0 cm bentuk buah bagus, lurus, bulas dan Mulus Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.
  • 41.  Kemasan. Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan. Untuk memenuhi permintaan pasar swalayan, mentimun biasanya dikemas menggunakan plastik wrap- ing. Posisi buah diatur sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun ditidurkan bersusun agar buah tidak patah pada saat pengangkutan ke pasar. Kritera di luar grade mentimun acar dan mentimun besar termasuk ke grade C dengan spesifikasi bentuk bengkok, kulit kurang mulus, tetapi performa buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa langsung dikemas ke dalam karung jaring untuk dijual ke pasar tradisional.
  • 42.  Pengangkutan. Mentimun yang telah dikemas, disusun dalam kendaraan. Sebaiknya mentimun yang telah dipanen langsung diangkut agar diterima oleh konsumen dalam keadaan masih segar. Apabila mentimun di pasarkan untuk jarak jauh diusahakan mentimun terlindung dari sinar matahari dan hujan agar mentimun tetap segar dan tidak busuk.
  • 43.  Klasifikasi buah mentimun dibedakan tiga kelas, yaitu: Khusus untuk mentimun asinan, kriteria panjang buah tidak menjadi patokan, tetapi diameternya tidak lebih dari 4 cm. Meskipun demikian, kriteria kualitas mentimun ini tidak sama di setiap daerah atau pasar, tergantung selera konsumen. Mentimun yang telah disortasi segera dicuci dalam air mengalir atau air yang disemprotkan hingga bersih. Selesai pencucian langsung ditiriskan di tempat yang kering untuk menghilangkan air yang menempel.
  • 44. DEMIKIAN PRESENTASI DARI KAMI KURANG LEBIHNYA KAMI MOHON MAAF KAMI AKHIRI WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb