Laporan praktikum ini membahas percobaan mengenai function generator. Tujuannya adalah mengenal bagian-bagian dan fungsi function generator serta menyelidiki hubungan antara frekuensi dengan bentuk gelombang yang dihasilkan. Percobaan dilakukan dengan mengatur frekuensi pada function generator dan mengamati bentuk gelombang pada osiloskop. Hasilnya menunjukkan semakin besar frekuensi, gelombang akan semakin rapat.
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β
FUNGEN FREK
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
FUNCTION GENERATOR
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
2. I. Judul : FUNCTION GENERATOR
II. Tujuan : 1. Mengenal bagian-bagian function generator dan fungsinya
2. menyelidiki hubungan frekuensi dengan output yang terbentuk.
III. Landasan Teori :
Menurut (cooper,1994 : 331-332). Generator fungsi (function generator ) adalah
sebuah instrument terandalkan yang memberikan satu pilihan bentuk gelombang yang
berbeda yang frekuensi-frekuensinya dapat diatur sepanjang suatu rangkaian yang lebar.
Bentuk-bentuk gelombang keluaran yang paling lazim adalah sinus,segetiga,persegi dan gigi-
gergaji. Frekuensi gelombang ini bisa diatur dari bilangan pecahan dari satu Hertz sampai
beberapa ratus Hertz.
Kemampuan generator fungsi untuk mengunci fasa (phase lock) terhadap sebuah
sumber sinyal luar adalah ciri-ciri bermanfaat lainnya. Sebuah generator fungsi dapat
digunakan untuk menguji fasa generator fungsi kedua, dan kedua sinyal keluaran dapat
dipergerakkan dengan fasa yang sama besarnya dapat diatur. Generator fungsi juga dapat
dikunci fasanya terhadap sebuah standar frekuensi, dan semua gelombang keluarannya
kemudian dibangkitkan dengan ketelitian frekuensi dan stabilitas yang sama dengan sumber
standar. Generator fungsi dapat membentuk gelombang keluran pada frekuensi-frekuensi
sangat rendah. Karena frekuensi rendah ini sebuah osilator Rc sederhana adalah terbatas,
dalam generator fungsi. Berikut adalah elemen-elemen dasar sebuah generator fungsi.
Gambar 1. Elemen-elemen dasar sebuah generator fungsi
Menurut (Halliday dan Resnick, 1978 : 537-538). Gelombang dapat digolongkan
menjadi dua yaitu gelombang sebagai tegak (standing_wave) dan gelombang menjalar
(traveling wave) dari persamaan Maxwell yaitu: π =
Dapat disimpulkan bahwa sebuah gelombang memiliki sifat dasar (nature) yang sama serta
laju yang sama pula. Gelombang-gelombang tersebut hanya mempunyai perbedaan frekuensi,
yang berarti akan mempunyai perbedaan panjang gelombang. Nama-nama yang dikaitkan
kepada berbagai daerah spektrum yang didefenisikan dengan cara eksperimental untuk
3. mengjhasilkan dan mendekati gelombang-gelombang yang ditinjau. Spektrum adalah sebuah
kata lain ynag berarti βhantuβ atau banyangan hitam. Perkataan ini pertama kali digunakan
oleh Isaac Newton di tahun 1671.
Untuk pita TV(TV band) AM dan FM maka jangkauan nilai frekuensi-frekuensi
gelombang merupakan defenisi TV bersilangan,gelombang-gelombangmikro dari sistem-
sistem pemancar penyambungan telepon dan lain sebagainya, Sumber gelombang (radiasi)
elektromagnet lainnya seperti bola-bola lampu, mesin mobil, mesin-mesin sinar x dan cahaya
kilat.
Menurut (sutiagah,2002: 125-135). Function generator dapat diatur untuk
membangkitkan gelombang dengan frekuensi tertentu. Ayunan gelombang sesuai kebutuhan
dan penghasil frekuensi, dan fungsi dari function generation, yaitu:
a. Function generator output (bentuk gelombang)
b. Sweep generator output (ayunan)
c. Frequency counter (function generator)
Function generator umumnya menghasilkan gelombang yang dapat dipilih dengan memutar
tombol batas ukur frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam pengoperasiannya
sebagai alat ukur elektronik (bersama oscilloscope) menjadi alat utama dalam perawatan dan
perbaikan perangkat audio-audio.
Design of implementasi function generator :
1. On the memory allocation for waveforms and sequence introtutions strored
on the onboard memory device of a function generator. The signal
generator required limited memory to store a single period of waveforms
since its outputs are repetitive and with a standar library it is able to
generate periodic waveforms.
2. Waveforms generation engine is a program to link and loop waveforms
segments. Linking and looping can be diveded in to sequence generation
mode and script generation mode. Outputing a determind series generation
mode can have a waveforms in the memory to analog waveforms.
3. Digital gain
The amplifier and attenuator are to maximize the digital signalβs
amplitudu accuray. When amplifier signalβs are output as analog
4. signal after DAC, userβs are able to adjust the amplitude of the signal
without the need to reload a diffrent waveforms. DAC is to convert
digital waveforms in the memory to analog waveforms.
4. Digital filter and analog filter
Both the digital and analog filter is used to provide the best
approximation of an ideal analog signal. During digital to analog
conversion, digital filter are used to intropolate the signalβs to increase
the affective sampling rate. But the digital filter might not be able to
remove unwanted signal through applying alow pass filter high pass
filter or a band pass filter (Tirmare.2015.IRJET).
Background of the invention:
1. Field of the invention
The present invention relatif to can electric traction system for
automobiles that is a multi function system integrating the main motor
and brake generator function with the auxiliary charger and converter
functions
2. Description of the related AVE
In the field of the techology of the electric traction system for aotubiles
there is major problem of reducing the quantity and cost price of the
raw material used as well as the number of electronic compoments
used for the controls (Hill,1953:141).
IV. Alat dan Komponen
1. Function generator (AFG)
2. Osiloskop
3. Probe
V. Prosedur kerja
1. Siapkan AFG dan osiloskop(CRO). Pastikan dalam keadaan baik
2. Kalibrasi osiloskop sesuai petunjuk
3. Hubungkan kedua probe,AFG dan CRO
4. Gunakan frekuensi 50Hz, 100Hz, 300Hz, 500Hz dan 1000Hz
5. 5. Gambarkan grafik hubungan frekuensi dan output yang terbentuk.
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1. Hasil
Vin (V) Frekuensi (Hz) Vpp (V) Gambar yang
terbentuk
Gambar
5 Volt 50Hz 4Volt Meregang
5 Volt 100Hz 3.8 Volt Lebih sedikit
rapat
5 Volt 300Hz 4 Volt Semakin rapat
5 Volt 500Hz 4 Volt Sangat rapat
5 Volt 1000Hz 4Volt Paling rapat
6.2. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan Generator Function yang bertujuan untuk
mengenal bagian-bagian dari generator function dan mengetahui fungsinnya serta
menyelidiki hubungan frekuensi dengan output yang terbentuk. Dimana alat dan komponen
yang dibutuhkan ialah generator function (AFG), osiloskop dan probe. Setelah melengkapi
alat dan komponen, kita memulai langkah kerja, yaitu: kita siapkan AFG dan osiloskop, kita
cek terlebih dahulu baik buruknya alat. Kemudian kita kalibrasi osiloskop, dengan langkah :
kita hidupkan osiloskop dengan menekan tombol power, tunggu beberapa saat sampai
muncul garis hijau melintang di layar osiliskop. Kemudian atur kejelasan garis dan
ketajamannya dengan memutar tombol INTENS dan FOKUS. Putar Time/Div sampai
terbentuk titik. Atur letak titik sampai letaknya tepat diperpotongan sumbu X dan Y dengan
memutar tombol X-Pos dan Y-Pos. Pasang probe pada jack input, pakai perbandingan 1:1.
Hubungkan probe Pc pada terminal Cal2 alihkan saklar Time/Div. Atur jarak antara dua titik
1cm (1kotak) dengan menggerakkan Volt/Div,X-Pos dan Y-Pos. Kalibrasi kita selesai.
Lanjutkan langkah kerja dengan menghubungkan kedua probe dari AFG dan CRO.
6. Kita gunakan frekuensi yang bervariasi, lakukan 5 kali percobaan, Yaitu
menggunakan frekuensi 50Hz, kita arahkan bentuk gelombang untuk gelombang kotak,
gelombang segitiga, an gelombang sinusoida dengan menekal tombol masing-masing bentuk
gelombang di generator Function. Amati gelombang yang dibentuk pada layar osiloskop
yaitu:
gambar
Pada Gambar (a) Hasil gelombang kotak
Pada Gambar (b) hasil gelombang segitiga
Pada Gambar (c) hasil gelombang sinusioda
Setelah mengamati bentuk gelombang kita menghitung nilai Vpp. Dengan melihat nilai dari
Volt/Div dan amati Panjang gelombang. Pastikan nilai Volt/Div Pada setiap percobaan sama
supaya kita dapat membandingkan gelombang yang terbentuk. Secara matematis :
πππ = πππ’π‘ = π·ππ£ Γ
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4π·ππ£ Γ 1
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4 ππππ‘
Lakukan untuk frekuensi 100Hz lalu kita amati gelombang yang terbentuk berurutan dari
gelombang kotak, gelombaang segitiga dan gelombang sinusoida. Gelombang yang terbentuk
ialah:
gambar
Pada Gambar (a) Hasil gelombang kotak
Pada Gambar (b) hasil gelombang segitiga
Pada Gambar (c) hasil gelombang sinusioda
Dari gambar kita bisa lihat hasil yang terbentuk, yaitu: semakin diberikan frekuensi besar
semakin rapat gelombang yang terbentuk. Kita hitung nilai dari Vpp(Vout) dengan melihat
nilai panjang 1 gelombang dan nilai Volt/Div. Secara matematis:
7. πππ = πππ’π‘ = π·ππ£ Γ
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 3.8 π·ππ£ Γ 1
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 3.8ππππ‘
Kita lanjutkan pada frekuensi 300Hz, sama dengan langkah kerja sebelumnya. Kita
perhatikan gelombang yang terbentuk dari gelombang kotak, gelombang segitiga dan
gelombang sinusoida.
Kita hitung nilai Vpp(Vout) dengan mengalikan nilai panjang gelombang dengan Volt/Div.
Secara matematis:
πππ = πππ’π‘ = π·ππ£ Γ
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4π·ππ£ Γ 1
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4 ππππ‘
Percobaan selanjutnya menggunakan frekuensi 500Hz. Kita arahkan pada gelombang kotak,
gelombnag segitiga dan gelombang sinusoida. Kemudian amati gelombnag yang terbentuk.
Dari hasil pengamatan kita hitung nilai Vpp(Vout) dengan mengalikan nilai panjang
gelombang dan nilai Volt/Div . secara matematis:
πππ = πππ’π‘ = π·ππ£ Γ
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4π·ππ£ Γ 1
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4 ππππ‘
8. Percobaan terakhir ialah kita gunakan nilai frekuensi 1000Hz. Kita amati gelombang
yang terbentuk dari gelombnag kotak, gelombang segitiga dan gelombang sinusoida
Kemudian kita hitung nilai Vpp(Vout) dengan mengalikan nilai Volt/Div dan Nilai Panjang 1
gelombang. Secara matematis:
πππ = πππ’π‘ = π·ππ£ Γ
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4π·ππ£ Γ 1
ππππ‘
π·ππ£
πππ = πππ’π‘ = 4 ππππ‘
Dari lima kali percobaan yang telah dilakukan kita bisa melihat bahwa semakin
besar frekuensi yang diberikan maka gelombang yang terbentuk semakin rapat. Dari
percobaan tersebut kita bisa melihatnya pada grafik dibawah,yaitu:
Dari grafik diatas kita bisa melihat bahwa nilai frekuensi berbanding lurus dengan
gelombang yang tebentuk. Yaitu ketika frekuensi yang digunakan semakin besar maka
gelombang yang terbentuk semakiun rapat. Tetapi dari percobaan yang telah kita lakukan
seharusnya hasil dari nilai Vin Harus sama dengan nilai Vout. Secara matematis
πππ = πππ’π‘
3.7
3.75
3.8
3.85
3.9
3.95
4
4.05
50 100 300 500 1000
Vpp(V)
9. Namun dari percabaan kita hasinya tidak lah sama, hal tersebut dapat dipengaruhi beberapa
hal, yaitu: 1. Kesalahan dari Pembacaan
2. kesalahan dari Lingkungan, dan
3. kesalahan dari Alat yang digunakan.
VII. Kesimpulan
1. Kami dapat mengenal bagian-bagian dari function generator serta fungsinya.
2. Kami dapat menyelidiki hubungan frekuensi dengan output yang terbentuk, yaitu:
semakin besar frekuensi yang digunakan maka output yang terbentuk semakin
rapat.
10. DAFTAR PUSTAKA
David Lawrence, Hill. 1953. Journal Nuclear Constitution and The Interpretation of Fission
Phenomena. No.5. Vol.89. 1953.
Halliday,D dan Resnick.1987.Fisika Dasar Jilid 2. Edisi 8. Jakarta:Erlangga.
Sutiagah, A dan Farid, Mulyana. 2013. Teknik Kelistrikan dan Elektronik Instrumentasi Buku
I. Jakarta : Erlangga.
Timare, H Aarti,dkk.2015. International Research Journal of Engineering and
Tegnologi.(IRJET). FPGA Based Function Generator. No. 09. Vol. 02. 2015.
William David,Cooper.1994.Instrument Elektronik dan Teknik Pengukuran Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.