SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 1
Setelah menyelesaikan modul kateter urin, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan macam-macam kateter urin
2. Mengidentifikasi indikasi pemasangan kateter urin
3. Melakukan tehnik pemasangan kateter urin yang benar
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM URINARIA
Sistem urinaria terdiri dari bermacam-macam struktur dengan masing-
masing fungsinya. Struktur ini bekerja selaras untuk mengatur keseimbangan
cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang
melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit serta
mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan
sampah metabolisme (seperti urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia
asing. Selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekkresi renin,
bentuk aktif vitamin D dan eritropoetin. (Hall, 2003 ; Price and Wilson,
1995)
Struktur yang membangun sistem urinaria terdiri dari:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Urethra
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di
kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutup
atasnya terletak setinggi kosta keduabelas, sedangkan kutup atas ginjal kiri
terletak setinggi kosta sebelas.
Ginjal terdiri dari komponen-
komponen di bawah ini:
 Kapsul ginjal yaitu lapisan
jaringan ikat yang kuat mengelilingi
ginjal
 Korteks ginjal, terletak
dibawah kapsul ginjal dan terdiri dari
tubulus ginjal sebagai sistem filtrasi.
KATETER URIN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
TINJAUAN PUSTAKA
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 2
Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal . Setiap ginjal terdiri dari satu
juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi sama, dengan
demikian pekerjaan ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi
semua nefron tersebut. Setiap nefron tersusun dari kapsula bowman yang
mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung
Henle dan tubulus kontortus distal yang berlanjut sebagai duktus pengumpul.
Struktur inilah yang membuang sisa hasil metabolisme dari darah dan
membentuk urin untuk dikeluarkan. Tiga fungsi utama nefron dapat
disebutkan sebagai berikut:
1. Mengontrol cairan tubuh melalui proses sekresi dan reabsorbsi cairan.
2. Ikut mengatur pH darah.
3. Membuang sisa metabolisme darah.
Medula ginjal
Medula ginjal terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid,
tampak bercorak karena tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks
yang disebut kolom bertini.
Papila ginjal
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 3
Papila (apeks) dari tiap piramid membentuk duktus papilaris Bellini yang
terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
Kaliks
Setiap duktus papilaris masuk ke dalam suatu perluasan ujung pelvis
ginjal berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks minor. Beberapa kaliks
minor bersatu membentuk kaliks mayor yang selanjutnya bersatu menjadi
pelvis ginjal. Pelvis ginjal merupakan reservoir utama sistem pengumpul
ginjal. Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih.
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10-12 inci,
terbentang dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah
menyalurkan kemih ke kandung kemih. Urin mengalir melalui ureter karena
adanya gerakan peristaltik ureter. Sebuah membrane yang terletak pada
sambungan ureter dan kandung kemih berfungsi sebagai katup untuk
mencegah aliran balik urin.
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang dapat mengempis,
terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara:
dua muara ureter dan satu muara uretra. Dua fungsi kandung kemih adalah :
(1) sebagai tempat penyimpanan kemih sebelum meninggalkan tubuh dan (2)
dibantu oleh uretra, kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar
tubuh. Kandung kemih dapat menampung sampai dengan 1000 ml urin.
Ketika mencapai 250 ml urin dalam kandung kemih, pesan berkemih terkirim
melalui corda spinal, sehingga seseorang merasakan ingin berkemih.
Pengeluaran urin dikontrol oleh spingter interna dan eksterna.
Urethra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita 1,5 inci mulai
dari dinding anterior vagina dan keluar diantara klitoris dan ostium vagina.
Pada pria panjangnya sekitar 8 inci, melewati prostate sampai glands penis.
Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius. (Hall, 2003 ; Price and
Wilson, 1995)
KARAKTERISTIK URIN NORMAL DAN ABNORMAL
1. Karakteristik urin normal
 95 % terdiri dari air
 Urin berisi produk akhir metabolisme protein, seperti urea, asam urat
dan kreatinin.
 Membuang mineral yang diambil dari makanan yang sudah tidak
dibutuhkan seperti natrium, kalium, calsium, sulfat, dan fosfat.
 Berisi toksin
 Berisi hormon
 Pigmen kuning dari berasal dari bilirubin
2. Karakteristik urin abnormal
Urin abnormal mungkin mrngandung satu atau lebih hal-hal dibawah ini:
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 4
 Albumin / protein : merupakan indikasi adanya penyakit pada ginjal,
infeksi atau trauma.
 Glukosa : dapat menjadi indikasi adanya diabetes mellitus, syok atau
cedera kepala.
 Eritrosit : sebagai indikasi adanya infeksi, kanker/ tumor, penyakit
ginjal
 Leukosit : sebagai indikasi infeksi traktus urinaria
 Benda keton : sebagai indikasi adanya diabetes mellitus,
kelaparan/ dehidrasi atau kondisi lain dimana terjadi katabolisme
lemak dengan cepat.
 Nilai pH urin : nilai abnormal mengindikasikan gout, batu
traktus urinaria, infeksi
 Bilirubin : Mengindikasikan gangguan fungsi hepar, obstruksi traktus
biliaris, hepatitis.
 Nilai berat jenis urin : nilai abnormal mengindikasikan adanya
penyakit ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan fungsi hati
dan luka bakar. (Hall, 2005)
Definisi:
Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian
tubuh manusia untuk mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin
dari kandung kemih (No name, 2005)
Jenis-jenis kateter urin
Jenis-jenis kateter urin yang dikenal antara lain:
1. Kateter Nelathon/ kateter straight/ kateter sementara adalah kateter urin
yang berguna untuk mengeluarkan urin sementara atau sesaat. Kateter
jenis ini mempunyai bermacam-macam ukuran, semakin besar ukurannya
semakin besar diameternya. Pemasangan melalui uretra.
2. Kateter balon/kateter Folley, Kateter Indwelling/ Kateter Tetap adalah
kateter yang digunakan untuk mengeluarkan urin dalam sistem tertutup
dan bebas hama, dapat digunakan untuk waktu lebih lama ( 5 hari).
Kateter ini terbuat dari karet atau plastik yang mempunyai cabang dua
atau tiga dan terdapat satu balon yang dapat mengembang oleh air atau
udara untuk mengamankan/ menahan ujung kateter dalam kandung
kemih. Kateter dengan dua cabang, satu cabang untuk memasukkan spuit,
cabang lainnya digunakan untuk mengalirkan urin dari kandung kemih
dan dapat disambung dengan tabung tertutup dari kantung urin,
sedangkan kateter dengan tiga cabang, kedua cabang mempunyai fungsi
sama dengan kateter diatas, sementara cabang ketiga berfungsi untuk
KATETER URIN
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 5
disambungkan ke irigasi, sehingga cairan irigasi yang steril dapat masuk
ke kandung kemih, tercampur dengan urin, kemudian akan keluar lagi.
Pemasangan kateter jenis ini bisa melalui uretra atau suprapubik. (Senat
mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 1988; Tim Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, no date)
3. Kateter suprapubik dengan bungkus Silver alloy, merupakan kateter
paling baru yang dibungkus dengan perak bagian luar maupun bagian
dalamnya. Perak mengandung antimikroba yang efektif, tetapi karena
penggunaan perak sebagai terapi antimikroba belum sistematik, maka
penggunaan jenis kateter inipun masih terbatas dan belum jelas
keakuratannya. Pemasangan kateter, sementara ini baru dapat dilakukan
oleh dokter urologi dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor
(Saint, no date)
UKURAN KATETER
 Wanita dewasa Kateter no 14/16
 Laki-laki dewasa Kateter no 18/20
 Anak-anak Kateter no 8/10
Wanita Laki-laki
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 6
Panjang urethra 3,7 – 6 cm 14 - 20 cm
Kateter yang masuk 5 - 7,5 cm 15 - 22,5 cm
Yang diberi jelly 3 - 4 cm 5 – 7,5 cm
1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung
kemih, terutama pada pasien yang mengalami penyakit akut, akan
operasi, sakit hebat, terbatas pergerakannya atau pasien dengan
penurunan kesadaran.
2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka,
pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urin
dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan unsur lain.
3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul
di kandung kemih karena tidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian
perineumnya , sehingga kulit tetap utuh dan tidak terinfeksi.
4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat.
5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara normal.
1. Kateter urin
2. Urin bag
3. Sarung tangan steril
4. Set bengkok dan pinset steril
5. Kapas dan cairan sublimate
6. Jelly
7. Plester
8. Perban
9. Spuit dan Steril water aquadest
10. Bengkok tidak steril
11. Alas/ Perlak kecil
12. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun
13. Sampiran
14. Lampu
ALAT DAN BAHAN
TUJUAN DILAKUKAN KATETERISASI ADALAH:
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 7
1. Identifikasi pasien
2. Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Tarik tirai tempat tidur dan atur posisi
a. Pasien anak/pasien sadar butuh bantuan
b. Pasien dewasa/wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi
c. Pasien dewasa/ laki-laki: Posisi supine dan kaki abduksi
4. Pasang urin bag
5. Pasang perlak atau alas pada klien
6. Tuangkan cairan antiseptic
7. Sediakan spuit isi aquadest
8. Cuci tangan dengan cara furbringer
9. Pasang sarung tangan
10. Lakukan vulva/perineum hygiene
11. Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter
12. Masukkan kateter sampai urin mengalir
13. Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominant dari labia
atau dari penis ke kateter.
14. Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter ±
2,5 cm
15. Fiksasi kateter
16. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
17. Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-alat
yang bukan sekali pakai
18. Cuci tangan
D. PROSEDUR TINDAKAN/PELAKSANAAN
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 8
1. Anonim.2002.The Indwelling Urynary Cathether.(On Line)
http://www.snihc.com/patientEducation. Diakses 4 Februari 2005.
2. Anonim.2005.Urinary Catheter. (Online).
Http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003981.htm. Diakses 1
februari 2005
3. DeCapite,T.,A.Richards.No Date.Nosocomial Urinary tract Infection
Http://www.Hopkins.heic.org/Infectious_diseases/Urinary_tract.htm.
Diakses 20 Desember 2004.
4. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On
Line). Http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15a.htm. Diakses 3 Januari
2005.
5. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On
Line). Http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15b.htm. Diakses 3 Januari
2005...
6. Hall,J. 2003. CatheterizationBasics. (On line)
Http://www.nursingceu.com/NCEU/courses/cath/. Diakses 1 februari
2005
7. Senat Mahasiswa Fakultas Kedoktran Universitas Gadjah Mada. 1988.
Penuntun Tindakan Medik bagi Dokter Umum. Andi Ofset, Yogyakarta.
Hal. 1-2.
8. Tim Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2000. Panduan
Praktek Profesi Keperawatan. Jakarta.
E. DAFTAR PUSTAKA
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 9
PENILAIAN KETRAMPILAN KATETERISASI
Nama :
NIM :
N
o
Aspek yang dinilai Skore
0 1 2
1 Cek catatan medik/identifikasi pasien
2 Siapkan alat dan bahan
3 Berikan salam, panggil pasien dengan namanya
4 Menanyakan keluhan utama/memeriksa adanya tanda kegawatan
5 Jelaskan prosedur kepada pasien
6 Jaga privacy pasien
7 Bantu pasien mengatur posisi tidur
a. Pasien anak/pasien sadar butuh bantuan
b. Pasien dewasa/wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut
fleksi
c. Pasien dewasa/ laki-laki: Posisi supine dan kaki abduksi
8 Pasang urin bag
9 Pasang perlak atau alas pada bokong pasien
10 Tuangkan cairan antiseptic
11 Cuci tangan dengan cara fubringer
12 Pasang sarung tangan
13 Lakukan vulva/perineum hygiene
14 Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter
15 Masukkan kateter sampai urin mengalir
a. pada laki-laki tegakkan penis 45o
, masukkan kateter perlahan-
lahan 6-9 inchi, sambil pasien dianjurkan tarik nafas.
b. pada perempuan, pastikan lubang uretra, masukan 2-3 inchi
16 Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan dari
labia atau dari penis ke kateter.
17 Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik
kateter ± 2,5 cm hingga ada tahanan
18 Fiksasi kateter ke bawah abdomen pasien pria atau pada paha
depan untuk wanita
19 Bantu pasien pada posisi yang nyaman
20 Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-
alat yang bukan sekali pakai
21 Cuci tangan
22 Dokumentasi
TOTAL SKORE
keterangan:
0 = tidak dilakukan/disebut sama sekali
1 =dilakukan tapi kurang sempurna
2 =disebut/ dilakukan dengan sempurna
* =Critical point ( item yang harus dilakukan)
Batas lulus 75% , dengan tidak ada critical point yang bernilai = 0
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 10
Purwokerto, ………. 2005
Nilai = Total skor (…….) x 100 %
44 Penguji,
= ………
……………………………

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Askep gadar
Askep gadarAskep gadar
Askep gadar
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)Anatomi Fisiologi  Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 

Similar to tekhnik pemasangan kateter urin

Similar to tekhnik pemasangan kateter urin (20)

Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
anatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusiaanatomi fisiologi sistem urinarius manusia
anatomi fisiologi sistem urinarius manusia
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
anatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusiaanatomi fisiologi sistem urinaria manusia
anatomi fisiologi sistem urinaria manusia
 
Anatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihanAnatomi sistem perkemihan
Anatomi sistem perkemihan
 
Sistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptxSistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptx
 
Patologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjalPatologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjal
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Rangkuman tugas
Rangkuman tugasRangkuman tugas
Rangkuman tugas
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
Sistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptxSistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptx
 
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxRevisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Revisi_Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Materi biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fixMateri biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fix
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotik6. bab ii sindom nefrotik
6. bab ii sindom nefrotik
 
Anfis perkemihan
Anfis perkemihanAnfis perkemihan
Anfis perkemihan
 

More from Irmadani Irmadani (8)

4.en.id
4.en.id4.en.id
4.en.id
 
3. review faal endo [2017] 1
3. review faal endo [2017] 13. review faal endo [2017] 1
3. review faal endo [2017] 1
 
3 preeklamsia.en.id
3 preeklamsia.en.id3 preeklamsia.en.id
3 preeklamsia.en.id
 
2 4-1-pb
2 4-1-pb2 4-1-pb
2 4-1-pb
 
2.en.id
2.en.id2.en.id
2.en.id
 
2. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-112. psikologi faal-pertemuan-11
2. psikologi faal-pertemuan-11
 
1.en.id
1.en.id1.en.id
1.en.id
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

tekhnik pemasangan kateter urin

  • 1. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 1 Setelah menyelesaikan modul kateter urin, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan macam-macam kateter urin 2. Mengidentifikasi indikasi pemasangan kateter urin 3. Melakukan tehnik pemasangan kateter urin yang benar ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri dari bermacam-macam struktur dengan masing- masing fungsinya. Struktur ini bekerja selaras untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit serta mengekskresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sampah metabolisme (seperti urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing. Selain fungsi regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekkresi renin, bentuk aktif vitamin D dan eritropoetin. (Hall, 2003 ; Price and Wilson, 1995) Struktur yang membangun sistem urinaria terdiri dari: 1. Ginjal 2. Ureter 3. Kandung kemih 4. Urethra Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutup atasnya terletak setinggi kosta keduabelas, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta sebelas. Ginjal terdiri dari komponen- komponen di bawah ini:  Kapsul ginjal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat mengelilingi ginjal  Korteks ginjal, terletak dibawah kapsul ginjal dan terdiri dari tubulus ginjal sebagai sistem filtrasi. KATETER URIN TUJUAN PEMBELAJARAN : TINJAUAN PUSTAKA
  • 2. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 2 Nefron Nefron merupakan unit fungsional ginjal . Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi sama, dengan demikian pekerjaan ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut. Setiap nefron tersusun dari kapsula bowman yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle dan tubulus kontortus distal yang berlanjut sebagai duktus pengumpul. Struktur inilah yang membuang sisa hasil metabolisme dari darah dan membentuk urin untuk dikeluarkan. Tiga fungsi utama nefron dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Mengontrol cairan tubuh melalui proses sekresi dan reabsorbsi cairan. 2. Ikut mengatur pH darah. 3. Membuang sisa metabolisme darah. Medula ginjal Medula ginjal terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid, tampak bercorak karena tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut kolom bertini. Papila ginjal
  • 3. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 3 Papila (apeks) dari tiap piramid membentuk duktus papilaris Bellini yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul. Kaliks Setiap duktus papilaris masuk ke dalam suatu perluasan ujung pelvis ginjal berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks minor. Beberapa kaliks minor bersatu membentuk kaliks mayor yang selanjutnya bersatu menjadi pelvis ginjal. Pelvis ginjal merupakan reservoir utama sistem pengumpul ginjal. Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10-12 inci, terbentang dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan kemih ke kandung kemih. Urin mengalir melalui ureter karena adanya gerakan peristaltik ureter. Sebuah membrane yang terletak pada sambungan ureter dan kandung kemih berfungsi sebagai katup untuk mencegah aliran balik urin. Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara: dua muara ureter dan satu muara uretra. Dua fungsi kandung kemih adalah : (1) sebagai tempat penyimpanan kemih sebelum meninggalkan tubuh dan (2) dibantu oleh uretra, kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. Kandung kemih dapat menampung sampai dengan 1000 ml urin. Ketika mencapai 250 ml urin dalam kandung kemih, pesan berkemih terkirim melalui corda spinal, sehingga seseorang merasakan ingin berkemih. Pengeluaran urin dikontrol oleh spingter interna dan eksterna. Urethra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita 1,5 inci mulai dari dinding anterior vagina dan keluar diantara klitoris dan ostium vagina. Pada pria panjangnya sekitar 8 inci, melewati prostate sampai glands penis. Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius. (Hall, 2003 ; Price and Wilson, 1995) KARAKTERISTIK URIN NORMAL DAN ABNORMAL 1. Karakteristik urin normal  95 % terdiri dari air  Urin berisi produk akhir metabolisme protein, seperti urea, asam urat dan kreatinin.  Membuang mineral yang diambil dari makanan yang sudah tidak dibutuhkan seperti natrium, kalium, calsium, sulfat, dan fosfat.  Berisi toksin  Berisi hormon  Pigmen kuning dari berasal dari bilirubin 2. Karakteristik urin abnormal Urin abnormal mungkin mrngandung satu atau lebih hal-hal dibawah ini:
  • 4. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 4  Albumin / protein : merupakan indikasi adanya penyakit pada ginjal, infeksi atau trauma.  Glukosa : dapat menjadi indikasi adanya diabetes mellitus, syok atau cedera kepala.  Eritrosit : sebagai indikasi adanya infeksi, kanker/ tumor, penyakit ginjal  Leukosit : sebagai indikasi infeksi traktus urinaria  Benda keton : sebagai indikasi adanya diabetes mellitus, kelaparan/ dehidrasi atau kondisi lain dimana terjadi katabolisme lemak dengan cepat.  Nilai pH urin : nilai abnormal mengindikasikan gout, batu traktus urinaria, infeksi  Bilirubin : Mengindikasikan gangguan fungsi hepar, obstruksi traktus biliaris, hepatitis.  Nilai berat jenis urin : nilai abnormal mengindikasikan adanya penyakit ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan fungsi hati dan luka bakar. (Hall, 2005) Definisi: Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh manusia untuk mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih (No name, 2005) Jenis-jenis kateter urin Jenis-jenis kateter urin yang dikenal antara lain: 1. Kateter Nelathon/ kateter straight/ kateter sementara adalah kateter urin yang berguna untuk mengeluarkan urin sementara atau sesaat. Kateter jenis ini mempunyai bermacam-macam ukuran, semakin besar ukurannya semakin besar diameternya. Pemasangan melalui uretra. 2. Kateter balon/kateter Folley, Kateter Indwelling/ Kateter Tetap adalah kateter yang digunakan untuk mengeluarkan urin dalam sistem tertutup dan bebas hama, dapat digunakan untuk waktu lebih lama ( 5 hari). Kateter ini terbuat dari karet atau plastik yang mempunyai cabang dua atau tiga dan terdapat satu balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk mengamankan/ menahan ujung kateter dalam kandung kemih. Kateter dengan dua cabang, satu cabang untuk memasukkan spuit, cabang lainnya digunakan untuk mengalirkan urin dari kandung kemih dan dapat disambung dengan tabung tertutup dari kantung urin, sedangkan kateter dengan tiga cabang, kedua cabang mempunyai fungsi sama dengan kateter diatas, sementara cabang ketiga berfungsi untuk KATETER URIN
  • 5. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 5 disambungkan ke irigasi, sehingga cairan irigasi yang steril dapat masuk ke kandung kemih, tercampur dengan urin, kemudian akan keluar lagi. Pemasangan kateter jenis ini bisa melalui uretra atau suprapubik. (Senat mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 1988; Tim Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, no date) 3. Kateter suprapubik dengan bungkus Silver alloy, merupakan kateter paling baru yang dibungkus dengan perak bagian luar maupun bagian dalamnya. Perak mengandung antimikroba yang efektif, tetapi karena penggunaan perak sebagai terapi antimikroba belum sistematik, maka penggunaan jenis kateter inipun masih terbatas dan belum jelas keakuratannya. Pemasangan kateter, sementara ini baru dapat dilakukan oleh dokter urologi dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor (Saint, no date) UKURAN KATETER  Wanita dewasa Kateter no 14/16  Laki-laki dewasa Kateter no 18/20  Anak-anak Kateter no 8/10 Wanita Laki-laki
  • 6. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 6 Panjang urethra 3,7 – 6 cm 14 - 20 cm Kateter yang masuk 5 - 7,5 cm 15 - 22,5 cm Yang diberi jelly 3 - 4 cm 5 – 7,5 cm 1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, terutama pada pasien yang mengalami penyakit akut, akan operasi, sakit hebat, terbatas pergerakannya atau pasien dengan penurunan kesadaran. 2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka, pengobatan beberapa infeksi dan operasi suatu organ dari sistem urin dimana kandung kemih tidak boleh tegang sehingga menekan unsur lain. 3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul di kandung kemih karena tidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian perineumnya , sehingga kulit tetap utuh dan tidak terinfeksi. 4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat. 5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal. 1. Kateter urin 2. Urin bag 3. Sarung tangan steril 4. Set bengkok dan pinset steril 5. Kapas dan cairan sublimate 6. Jelly 7. Plester 8. Perban 9. Spuit dan Steril water aquadest 10. Bengkok tidak steril 11. Alas/ Perlak kecil 12. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun 13. Sampiran 14. Lampu ALAT DAN BAHAN TUJUAN DILAKUKAN KATETERISASI ADALAH:
  • 7. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 7 1. Identifikasi pasien 2. Jelaskan prosedur kepada pasien 3. Tarik tirai tempat tidur dan atur posisi a. Pasien anak/pasien sadar butuh bantuan b. Pasien dewasa/wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi c. Pasien dewasa/ laki-laki: Posisi supine dan kaki abduksi 4. Pasang urin bag 5. Pasang perlak atau alas pada klien 6. Tuangkan cairan antiseptic 7. Sediakan spuit isi aquadest 8. Cuci tangan dengan cara furbringer 9. Pasang sarung tangan 10. Lakukan vulva/perineum hygiene 11. Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter 12. Masukkan kateter sampai urin mengalir 13. Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominant dari labia atau dari penis ke kateter. 14. Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter ± 2,5 cm 15. Fiksasi kateter 16. Bantu pasien pada posisi yang nyaman 17. Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-alat yang bukan sekali pakai 18. Cuci tangan D. PROSEDUR TINDAKAN/PELAKSANAAN
  • 8. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 8 1. Anonim.2002.The Indwelling Urynary Cathether.(On Line) http://www.snihc.com/patientEducation. Diakses 4 Februari 2005. 2. Anonim.2005.Urinary Catheter. (Online). Http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003981.htm. Diakses 1 februari 2005 3. DeCapite,T.,A.Richards.No Date.Nosocomial Urinary tract Infection Http://www.Hopkins.heic.org/Infectious_diseases/Urinary_tract.htm. Diakses 20 Desember 2004. 4. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On Line). Http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15a.htm. Diakses 3 Januari 2005. 5. Saint, S. No date. Prevention of Nosocomial Urinary Tract Infections. (On Line). Http://ahcpr.gov/clinic/ptsafety/chap15b.htm. Diakses 3 Januari 2005... 6. Hall,J. 2003. CatheterizationBasics. (On line) Http://www.nursingceu.com/NCEU/courses/cath/. Diakses 1 februari 2005 7. Senat Mahasiswa Fakultas Kedoktran Universitas Gadjah Mada. 1988. Penuntun Tindakan Medik bagi Dokter Umum. Andi Ofset, Yogyakarta. Hal. 1-2. 8. Tim Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2000. Panduan Praktek Profesi Keperawatan. Jakarta. E. DAFTAR PUSTAKA
  • 9. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 9 PENILAIAN KETRAMPILAN KATETERISASI Nama : NIM : N o Aspek yang dinilai Skore 0 1 2 1 Cek catatan medik/identifikasi pasien 2 Siapkan alat dan bahan 3 Berikan salam, panggil pasien dengan namanya 4 Menanyakan keluhan utama/memeriksa adanya tanda kegawatan 5 Jelaskan prosedur kepada pasien 6 Jaga privacy pasien 7 Bantu pasien mengatur posisi tidur a. Pasien anak/pasien sadar butuh bantuan b. Pasien dewasa/wanita : posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi c. Pasien dewasa/ laki-laki: Posisi supine dan kaki abduksi 8 Pasang urin bag 9 Pasang perlak atau alas pada bokong pasien 10 Tuangkan cairan antiseptic 11 Cuci tangan dengan cara fubringer 12 Pasang sarung tangan 13 Lakukan vulva/perineum hygiene 14 Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter 15 Masukkan kateter sampai urin mengalir a. pada laki-laki tegakkan penis 45o , masukkan kateter perlahan- lahan 6-9 inchi, sambil pasien dianjurkan tarik nafas. b. pada perempuan, pastikan lubang uretra, masukan 2-3 inchi 16 Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter. 17 Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter ± 2,5 cm hingga ada tahanan 18 Fiksasi kateter ke bawah abdomen pasien pria atau pada paha depan untuk wanita 19 Bantu pasien pada posisi yang nyaman 20 Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat- alat yang bukan sekali pakai 21 Cuci tangan 22 Dokumentasi TOTAL SKORE keterangan: 0 = tidak dilakukan/disebut sama sekali 1 =dilakukan tapi kurang sempurna 2 =disebut/ dilakukan dengan sempurna * =Critical point ( item yang harus dilakukan) Batas lulus 75% , dengan tidak ada critical point yang bernilai = 0
  • 10. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 10 Purwokerto, ………. 2005 Nilai = Total skor (…….) x 100 % 44 Penguji, = ……… ……………………………