SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 6 : 1-6 (Halaman)

PROSES MENELAN, EKSKRESI URINE DAN SISTEM RESPIRASI
PADA MANUSIA

M. Asfar Syafar*, Rahmi Syamsuddin**
*

Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**
Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dari proses menelan dengan
berbagai perlakuan, pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernafasan, pengaruh jenis minuman
terhadap volume, berat jenis, warna urine serta faktor yang mempengaruhinya. Metode kerja
utuk proses menelan yaitu memakan suatu bahan makanan yang telah dihancurkan, lalu
menelannya dengan bolus kering, bolus basah, dengan posisi terbalik, serta dengan larynx
tertahan, lalu memperhatikan proses menelannya, apakah mudah atau tidak. Untuk metode kerja
eskresi urine dilakukan dengan menyiapkan kopi, kopi dengan gula, air mineral, sirup, teh, teh
dengan gula untuk diminum masing praktikan laki-laki dan perempuan. Menunggu hingga
praktikan tersebut ingin buang air kecil untuk ditampung urinenya, setelah itu mengamati
warna, volume dan bau dari urine tersebut. Untuk proses respirasi dilakukan dengan bernafas
saat mulut terisi penuh dengan air dan memperhatikan proses bernafas apakah dapat dilakukan
atau tidak. Hasil praktikum ekskresi urine diketahui bahwa volume urine yang dikeluarkan
berbeda-beda tergantung jumlah yang diminum, begitupun warna urine berbeda-beda
tergantung konsistensi minuman, namun dari bau hampir semua memiliki bau pesing. Dari
proses menelan diketahui saat menelan dengan keadaan bolus kering, posisi terbalik, laring
terangkat proses menelan sangat sulit dilakukan, sedangkan pada keadaan bolus basah proses
menelan mudah dilakukan. Sistem respirasi tersusun dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
paru-paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Selain itu berdasarkan hasil perlakuan bernafas
dalam keadaan mulut terisi penuh dengan air maka tetap dapat dilakukan.
Kata kunci : Respirasi, Bolus, Ekskresi, Urine, Volume

di dalam usus. Kemudian proses
pengeluaran sisa - sisa makanan melalui
anus.
Proses menelan merupakan segala
sesuatu yang dapat dipergunakan oleh
makhluk hidup supaya proses kehidupannya tetap berlangsung. Proses pencernaan
berhubungan dengan proses menelan
dimana merupakan mekanisme yang
kompleks, dimana kelenjar ludah sangat
berperan untuk memudahkan proses
penelanan tersebut, kemudian makanan ke
oesofagus karena kelenjar peristaltik
lingkaran tersebut pada serabut otot di

PENDAHULUAN
Sistem pencernaan adalah sistem
organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Pada
dasarnya sistem pencernaan makanan
dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3
bagian, yaitu proses penghancuran
makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutnya
adalah
proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi

1
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

depan makanan mengendor dan yang di
belakang berkontraksi, gelombang peristaltik mengantarkan bolus makanan ke
lambung.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang
sudah tidak digunakan oleh tubuh dan
dapat dikeluarkan bersama urin, keringat
atau pernapasan. Pengeluaran zat-zat sisa
hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat
melalui ginjal, kulit, paru-paru, dan saluran
pencernaan. Ekskresi cairan tubuh paling
banyak dikeluarkan melalui urine, urine
yang dikeluarkan oleh tubuh dalam sehari
dapat berjumlah 900-1500 ml per 24 jam,
bervariasi
dengan
asupan
cairan.
Pembentukan urine berlangsung di ginjal
melalui tiga tahap, yaitu: proses filtrasi,
reabsorpsi, dan augmentasi.
Pernapasan atau respirasi adalah
pertukaran gas antara makhluk hidup
(organisme) dengan lingkungannya. Secara
umum pernapasan dapat diartikan sebagai
proses menghirup oksigen bebas dari udara
serta mengeluarkan karbon dioksida dan
uap air. Oksigen diperlukan untuk
pembakaran sari-sari makanan guna
memperoleh energi melalui reaksi oksidasi
biologi. Atas dasar inilah dilakukan
praktikum mengenai proses menelan,
ekskresi urin dan respirasi pada manusia
untuk mengetahui mekanisme dari proses
menelan dengan berbagai perlakuan,
pengaruh aktivitas terhadap frekuensi
pernafasan,
pengaruh jenis minuman
terhadap volume, berat jenis, warna urine
serta faktor yang mempengaruhinya.

MATERI DAN METODE
Alat-alat yang digunakan yaitu:
gelas, sendok, gelas ukur, pemanas air.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu air
mineral, air panas, teh, pisang, biskuit
gabing, sirup, kopi, gula dan tissue.
Metode kerja utuk proses menelan
yaitu memakan suatu bahan makanan
(biskuit gabing) yang telah dihancurkan,
lalu menelannya dengan bolus kering,
bolus basah dan laring terangkat,
sedangkan untuk posisi terbalik dilakukan
dengan menelan pisang, lalu memperhatikan proses menelannya, apakah mudah
atau tidak.
Untuk metode kerja eskresi urine
dilakukan dengan menyiapkan kopi tanpa
gula, kopi dengan gula, air mineral, sirup,
teh tanpa gula, teh dengan gula untuk
diminum masing praktikan laki-laki dan
perempuan. Menunggu hingga praktikan
tersebut ingin buang air kecil untuk
ditampung urinenya, setelah itu mengamati
warna, volume dan bau dari urine tersebut.
Untuk proses respirasi dilakukan
dengan bernafas saat mulut terisi penuh
dengan air dan memperhatikan proses
bernafas apakah dapat dilakukan atau tidak.

2
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Ekskresi Urine
Berdasarkan hasil praktikum maka
didapat data seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ekskresi Urine
Volume
Jenis
(ml)
Minuman
♂
♀

Warna

Bau

♂

♀

♂

♀

Kuning
pucat
Kuning
pekat

Kuning
pucat
Kuning
pucat

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Amoniak

Air Putih

220 ml

185 ml

Teh + Gula

30 ml

30 ml

Teh ≠ Gula

120 ml

100 ml

Kuning

Kuning

Sirup

90 ml

85 ml

Kuning

Kuning

Kopi + Gula

20 ml

10 ml

Kuning
pekat

Kuning

Kopi ≠ Gula

30 ml

30 ml

Kuning

Kuning
pekat

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan maka dapat diketahui
bahwa besarnya volume urine dihasilkan
paling besar saat meminum air putih yaitu
sebesar 220 ml pada laki-laki dan 185ml
pada perempuan, hal itu disebabkan
karena air putih memiliki kandungan air
yang nyaris 100%, dalam artian air putih
memiliki keenceran yang lebih dibanding
minuman lain sehingga akan lebih banyak
diekskresikan. Selain itu urutan meminum
air putih yang pertama mempengaruhi
banyaknya urin yang diekskresikan.
Volume urine yang diekskresikan pada
kopi+ gula semakin kecil yaitu sebesar
20ml pada laki-laki dan 10ml pada
perempuan, hal itu karena sedikitnya
jumlah yang diminum, selain itu
disebabkan karena proses pengeluaran
urine dilakukan berkali-kali selama
beberapa
jam
sehingga
ikut
mempengaruhi sedikit banyaknya ekskresi
urine.

Berdasarkan pengamatan diatas
dapat terlihat bahwa pengeluaran urine
pada minuman yang ditambahkan gula
lebih sedikit, karena mengandung gula
sederhana yang cepat diserap oleh tubuh.
Glukosa yang berada didalam tubuh
diarbsorbsi untuk menjadi energi sehingga
pengeluaran zat sisanya pun akan lebih
kecil dibandingkan minuman lain. Dari
segi warna yang dihasilkan terlihat bahwa
warna yang dihasilkan berbeda-beda
setiap jenis minuman mulai dari kuning
pucat, kuning, dan kuning pekat, minuman
dengan konsistensi pekat seperti kopi
lebih mengeluarkan warna urine yang
pekat. Dari segi bau terlihat bahwa nyaris
semua jenis minuman menghasilkan bau
urine yang pesing. Hal ini sesuai dengan
pendapat
Oktavia
(2010)
yang
menyatakan bahwa selain ADH, banyak
sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh
faktor jumlah air yang diminum. Akibat
banyaknya air yang diminum, akan
menurunkan konsentrasi protein yang

3
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

dapat menyebabkan tekanan koloid
protein menurun sehingga tekanan filtrasi
kurang efektif. Hasilnya, urin yang
diproduksi banyak. Serta dipengaruhi oleh
saraf dan banyak sedikitnya hormon
insulin.
Lebih lanjut diungkapkan oleh
Oktavia (2010) yang menyatakan bahwa
urine yang dikeluarkan oleh tubuh dalam
sehari dapat berjumlah 900-1500 ml per
24 jam, bervariasi dengan asupan cairan
dan jumlah kehilangan cairan melalui rute
lain. Urine bersifat asam dengan pH
sekitar 6,0. Warna yang ditimbulkan oleh
urine merupakan penaruh dari urokrom
yang pigmen asalnya tidak pasti.
Komposisi dari urine yaitu air, urea 20-30
gr/jam, asam urat 0,6 gr/24 jam, kretinin
1-2 gr/24 jam, ammonia, natrium, klorida,
kalium, sulfat, serta fosfat. Proses

pembentukan urine berlangsung di ginjal
melalui tiga tahap, yaitu: proses filtrasi,
reabsorpsi, dan augmentasi.
Menurut Supripto (1998) bahwa
fungsi eksresi saling terkait dengan
osmoregulasi. Setiap permukaan yang
bersifat permeabel serta berlangsung
memisahkan ruangan yang mengandung
hasil eksresi dengan lingkungannya,
mempunyai potensi sebagai eksresi. Pada
hewan tingkat tinggi derajatnya organ
eksresi yang khusus dikembangkan untuk
alat pembuangan eksresi yaitu ginjal.
b) Proses Menelan
Berdasarkan hasil praktikum maka
didapat data seperti pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pengamatan Proses Menelan
Kemampuan Menelan
Perlakuan
Menelan dengan bolus kering

Laki-laki
♂
Sulit

Perempuan
♀
Sangat Sulit

Menelan dengan bolus basah

Mudah

Sulit

Menelan dengan posisi terbalik

Sulit

Sulit

Menelan dengan larinx terangkat
Sangat Sulit
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan hasil praktikum
proses menelan maka diketahui bahwa saat
menelan dengan keadaan bolus kering
proses menelan sangat sulit dilakukan,
sedangkan pada keadaan bolus basah
proses menelan mudah dilakukan pada
laki-laki sedangkan pada perempuan sulit
dilakukan. Begitupun dengan posisi
terbalik, proses menelan sulit dilakukan.
Terlebih lagi saat laring terangkat, proses
menelan menjadi sangat sulit dilakukan.
Hal ini disebabkan karena saat menelan
dengan bolus kering saliva tidak
dimanfaatkan sebagai pelarut makanan
yang membantu proses pencernaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Almatsier (2001)

Sangat Sulit

yang menyatakan bahwa di dalam mulut
terkandung kelenjar ludah yang berfungsi
untuk memudahkan proses menelan,
sehingga makanan yang ditelan (bolus)
dapat dengan mudah masuk ke esofagus.
Selain itu menurut Schottelius (1999) saliva
memungkinkan makanan dikunyah oleh
gigi dan dibentuk menjadi bolus. Adanya
enzim ptyalin yang disekresikan oleh
kelenjar parotid juga membantu mengubah
karbohidrat menjadi maltose serta
melembabkan lidah sehingga memudahkan
proses menelan. Kekurangan saliva pada
mulut menyebabkan mulut menjadi kering
sehingga sulit untuk menelan, hal tersebut

4
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

menjelaskan mengapa menelan dengan
lobus kering sulit dilakukan.
Disamping itu ketika menelan
dengan posisi terbalik serta larynx tertahan
juga tidak dapat dilakukan proses menelan
dengan baik karena larynx sebagai saluran
pencernaan ditahan yang menyebabkan
makanan sulit untuk dilanjutkan atau
diteruskan pada posisi selanjutnya.
Demikian pula halnya pada saat posisi
terbalik dimana kepala sebagai pusat
koordinasi tubuh tidak dapat berfungsi
dengan baik pada saat pencernaan karena
posisi organ-organ pencernaan terbalik dan
tidak bisa melakukan aktivitas yang
semestinya terutama untuk mengunyah dan
mensekresikan kelenjar saliva. Hal ini
sesuai dengan pendapat Almatsier (2001)

yang menyatakan bahwa deglutisi atau
proses menelan, terbagi menjadi berbagai
tahap. Pertama bergeraknya makanan atau
air melalui mulut, kemudian bergeraknya
bahan tersebut ke dalam farinks selanjutnya
ke esophagus sebelum masuk ke perut.
Makanan yang masuk di dalam mulut
dipotong dan dihancurkan oleh gigi dan
dilembabkan oleh saliva membentuk bolus,
massa berlapis saliva. Kekurangan saliva
pada mulut menyebabkan mulut kering
serta kesulitan dalam menelan.
c) Proses Respirasi
Berdasarkan hasil praktikum maka
didapat data seperti pada Gambar berikut:

Gambar 1. Sistem Respirasi Manusia
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

Sumber: Human Biology

5
M. Asfar Syafar – I 111 12 286

Berdasarkan gambar diatas maka
diketahui bahwa system respirasi tersusun
dari rongga hidung, faring, laring, trakea,
paru-paru, bronkus, bronkiolus dan
alveolus. Selain itu berdasarkan hasil
perlakuan bernafas dalam keadaan mulut
terisi penuh dengan air maka tetap dapat
dilakukan. Hal itu disebabkan karena
saluran untuk makan dan minum berbeda
dengan saluran pernafasan, sehingga tidak
menganggu satu sama lain. Hal ini sesuai
dengan Mader S (2000) bahwa organ
pernafasan memastikan oksigen masuk ke
dalam tubuh dan mengeluarkan karbon
dioksida, organ pernafasan tersusun dari
luar kedalam mulai dari hidung, pharing,
laring, trakea, paru-paru, bronkus,
bronkiolus dan alveolus.
Menurut Sonjaya (2013) setelah
melewati saluran hidung dan laring, udara
akan menjadi hangat dan mengisap air,
udara inspirasi masuk ke dalam trakea, ke
bronkiol, dan saluran alveoli ke alveolus.
Fungsi utama system pernafasan adalah
menggerakkan oksigen dari udara luar ke
paru-paru dan menggerakkan karbon
dioksida pada arah yang berlawanan.

terangkat proses menelan sangat sulit
dilakukan, sedangkan pada keadaan bolus
basah proses menelan mudah dilakukan.
Sistem respirasi tersusun dari rongga
hidung, faring, laring, trakea, paru-paru,
bronkus, bronkiolus dan alveolus. Selain itu
berdasarkan hasil perlakuan bernafas dalam
keadaan mulut terisi penuh dengan air
proses bernafas tetap dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi.
Penerbit
Gramedia
Pustaka. Jakarta
Mader, S. 2000. Human Biology. The
Pharmaceutical Press, London.
Oktavia, Nur. 2010. Pengaruh
Berbagai Jenis Minuman
Terhadap Keadaan
Urin.
Fakultas
Keperawatan.
Universitas Padjadjaran
Schottelius. 1999. Textbook of
Physiology. The University of
Lowa College. Lowa. United
States.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum maka
dapat disimpulkan bahwa volume urine
yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung
jumlah yang diminum, begitupun warna
urine berbeda-beda tergantung konsistensi
minuman, namun dari bau hampir semua
memiliki bau pesing. Dari proses menelan
diketahui saat menelan dengan keadaan
bolus kering, posisi terbalik, laring

Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar
Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Supripto. 1998. Fisiologi Hewan.
Penerbit ITB. Bandung

6

More Related Content

What's hot

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunDeandra Zahra
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indrashafhandustur
 
Praktikum histologi blok 17
Praktikum histologi blok 17Praktikum histologi blok 17
Praktikum histologi blok 17Syscha Lumempouw
 
C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarCatatan Medis
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgJaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgWelly Andrei
 
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)Angely Putry
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 
Sistem saraf tepi (sma)
Sistem saraf tepi (sma)Sistem saraf tepi (sma)
Sistem saraf tepi (sma)salim_perdana
 
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWANMAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWANikhsan saputra
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaWayan Permadi
 

What's hot (20)

Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
Neurologi
NeurologiNeurologi
Neurologi
 
Praktikum histologi blok 17
Praktikum histologi blok 17Praktikum histologi blok 17
Praktikum histologi blok 17
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
C5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi DasarC5 Neurofisiologi Dasar
C5 Neurofisiologi Dasar
 
Mamals
MamalsMamals
Mamals
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgJaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
 
Skeleton
SkeletonSkeleton
Skeleton
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)
Jaringan Meristem dan Jaringan Penutup (Epidermis)
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Sistem saraf tepi (sma)
Sistem saraf tepi (sma)Sistem saraf tepi (sma)
Sistem saraf tepi (sma)
 
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWANMAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN
MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 

Similar to Menelan sekresi urine respirasi

Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Nida Chofiya
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasipjj_kemenkes
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineWidyanto Waroeng
 
Presentasi biologi
Presentasi biologiPresentasi biologi
Presentasi biologiindah nb
 
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiSistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiAmalia Aldania
 
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxValny Majid
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineValny Majid
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxEndahSuprihatin2
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaMuhammad Fitra Saputra
 
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiSistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiOperator Warnet Vast Raha
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisiPrinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisikristanto djuwahir
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Bella Kriwangko
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasinissaicha2
 

Similar to Menelan sekresi urine respirasi (20)

Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urine
 
TUGAS ANFIS.pptx
TUGAS ANFIS.pptxTUGAS ANFIS.pptx
TUGAS ANFIS.pptx
 
Presentasi biologi
Presentasi biologiPresentasi biologi
Presentasi biologi
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan OsmoregulasiSistem Ekskresi dan Osmoregulasi
Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi
 
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
 
Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
Sistem Ekskresi Ginjal Pada ManusiaSistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
Percobaan IV
Percobaan IVPercobaan IV
Percobaan IV
 
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansiaSistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiSistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
 
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisiPrinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
Prinsip pemenuhan kebutuhan nutrisi
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 

More from Asfar Syafar

Klasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodasKlasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodasAsfar Syafar
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiAsfar Syafar
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarAsfar Syafar
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hbAsfar Syafar
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipAsfar Syafar
 

More from Asfar Syafar (6)

Klasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodasKlasifikasi makhluk hidup biodas
Klasifikasi makhluk hidup biodas
 
Darah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasiDarah ii hemolisa krenasi
Darah ii hemolisa krenasi
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Katak
KatakKatak
Katak
 
Darah iii kadar hb
Darah iii kadar hbDarah iii kadar hb
Darah iii kadar hb
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Menelan sekresi urine respirasi

  • 1. Laporan Praktikum Dasar Fisiologi Ternak. No. 6 : 1-6 (Halaman) PROSES MENELAN, EKSKRESI URINE DAN SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA M. Asfar Syafar*, Rahmi Syamsuddin** * Peserta Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ** Staf Asisten Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme dari proses menelan dengan berbagai perlakuan, pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernafasan, pengaruh jenis minuman terhadap volume, berat jenis, warna urine serta faktor yang mempengaruhinya. Metode kerja utuk proses menelan yaitu memakan suatu bahan makanan yang telah dihancurkan, lalu menelannya dengan bolus kering, bolus basah, dengan posisi terbalik, serta dengan larynx tertahan, lalu memperhatikan proses menelannya, apakah mudah atau tidak. Untuk metode kerja eskresi urine dilakukan dengan menyiapkan kopi, kopi dengan gula, air mineral, sirup, teh, teh dengan gula untuk diminum masing praktikan laki-laki dan perempuan. Menunggu hingga praktikan tersebut ingin buang air kecil untuk ditampung urinenya, setelah itu mengamati warna, volume dan bau dari urine tersebut. Untuk proses respirasi dilakukan dengan bernafas saat mulut terisi penuh dengan air dan memperhatikan proses bernafas apakah dapat dilakukan atau tidak. Hasil praktikum ekskresi urine diketahui bahwa volume urine yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung jumlah yang diminum, begitupun warna urine berbeda-beda tergantung konsistensi minuman, namun dari bau hampir semua memiliki bau pesing. Dari proses menelan diketahui saat menelan dengan keadaan bolus kering, posisi terbalik, laring terangkat proses menelan sangat sulit dilakukan, sedangkan pada keadaan bolus basah proses menelan mudah dilakukan. Sistem respirasi tersusun dari rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Selain itu berdasarkan hasil perlakuan bernafas dalam keadaan mulut terisi penuh dengan air maka tetap dapat dilakukan. Kata kunci : Respirasi, Bolus, Ekskresi, Urine, Volume di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. Proses menelan merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan oleh makhluk hidup supaya proses kehidupannya tetap berlangsung. Proses pencernaan berhubungan dengan proses menelan dimana merupakan mekanisme yang kompleks, dimana kelenjar ludah sangat berperan untuk memudahkan proses penelanan tersebut, kemudian makanan ke oesofagus karena kelenjar peristaltik lingkaran tersebut pada serabut otot di PENDAHULUAN Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi 1
  • 2. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 depan makanan mengendor dan yang di belakang berkontraksi, gelombang peristaltik mengantarkan bolus makanan ke lambung. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dapat dikeluarkan bersama urin, keringat atau pernapasan. Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan. Ekskresi cairan tubuh paling banyak dikeluarkan melalui urine, urine yang dikeluarkan oleh tubuh dalam sehari dapat berjumlah 900-1500 ml per 24 jam, bervariasi dengan asupan cairan. Pembentukan urine berlangsung di ginjal melalui tiga tahap, yaitu: proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen bebas dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Oksigen diperlukan untuk pembakaran sari-sari makanan guna memperoleh energi melalui reaksi oksidasi biologi. Atas dasar inilah dilakukan praktikum mengenai proses menelan, ekskresi urin dan respirasi pada manusia untuk mengetahui mekanisme dari proses menelan dengan berbagai perlakuan, pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernafasan, pengaruh jenis minuman terhadap volume, berat jenis, warna urine serta faktor yang mempengaruhinya. MATERI DAN METODE Alat-alat yang digunakan yaitu: gelas, sendok, gelas ukur, pemanas air. Bahan-bahan yang digunakan yaitu air mineral, air panas, teh, pisang, biskuit gabing, sirup, kopi, gula dan tissue. Metode kerja utuk proses menelan yaitu memakan suatu bahan makanan (biskuit gabing) yang telah dihancurkan, lalu menelannya dengan bolus kering, bolus basah dan laring terangkat, sedangkan untuk posisi terbalik dilakukan dengan menelan pisang, lalu memperhatikan proses menelannya, apakah mudah atau tidak. Untuk metode kerja eskresi urine dilakukan dengan menyiapkan kopi tanpa gula, kopi dengan gula, air mineral, sirup, teh tanpa gula, teh dengan gula untuk diminum masing praktikan laki-laki dan perempuan. Menunggu hingga praktikan tersebut ingin buang air kecil untuk ditampung urinenya, setelah itu mengamati warna, volume dan bau dari urine tersebut. Untuk proses respirasi dilakukan dengan bernafas saat mulut terisi penuh dengan air dan memperhatikan proses bernafas apakah dapat dilakukan atau tidak. 2
  • 3. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 HASIL DAN PEMBAHASAN a) Ekskresi Urine Berdasarkan hasil praktikum maka didapat data seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Ekskresi Urine Volume Jenis (ml) Minuman ♂ ♀ Warna Bau ♂ ♀ ♂ ♀ Kuning pucat Kuning pekat Kuning pucat Kuning pucat Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Amoniak Air Putih 220 ml 185 ml Teh + Gula 30 ml 30 ml Teh ≠ Gula 120 ml 100 ml Kuning Kuning Sirup 90 ml 85 ml Kuning Kuning Kopi + Gula 20 ml 10 ml Kuning pekat Kuning Kopi ≠ Gula 30 ml 30 ml Kuning Kuning pekat Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013 Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa besarnya volume urine dihasilkan paling besar saat meminum air putih yaitu sebesar 220 ml pada laki-laki dan 185ml pada perempuan, hal itu disebabkan karena air putih memiliki kandungan air yang nyaris 100%, dalam artian air putih memiliki keenceran yang lebih dibanding minuman lain sehingga akan lebih banyak diekskresikan. Selain itu urutan meminum air putih yang pertama mempengaruhi banyaknya urin yang diekskresikan. Volume urine yang diekskresikan pada kopi+ gula semakin kecil yaitu sebesar 20ml pada laki-laki dan 10ml pada perempuan, hal itu karena sedikitnya jumlah yang diminum, selain itu disebabkan karena proses pengeluaran urine dilakukan berkali-kali selama beberapa jam sehingga ikut mempengaruhi sedikit banyaknya ekskresi urine. Berdasarkan pengamatan diatas dapat terlihat bahwa pengeluaran urine pada minuman yang ditambahkan gula lebih sedikit, karena mengandung gula sederhana yang cepat diserap oleh tubuh. Glukosa yang berada didalam tubuh diarbsorbsi untuk menjadi energi sehingga pengeluaran zat sisanya pun akan lebih kecil dibandingkan minuman lain. Dari segi warna yang dihasilkan terlihat bahwa warna yang dihasilkan berbeda-beda setiap jenis minuman mulai dari kuning pucat, kuning, dan kuning pekat, minuman dengan konsistensi pekat seperti kopi lebih mengeluarkan warna urine yang pekat. Dari segi bau terlihat bahwa nyaris semua jenis minuman menghasilkan bau urine yang pesing. Hal ini sesuai dengan pendapat Oktavia (2010) yang menyatakan bahwa selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor jumlah air yang diminum. Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang 3
  • 4. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. Serta dipengaruhi oleh saraf dan banyak sedikitnya hormon insulin. Lebih lanjut diungkapkan oleh Oktavia (2010) yang menyatakan bahwa urine yang dikeluarkan oleh tubuh dalam sehari dapat berjumlah 900-1500 ml per 24 jam, bervariasi dengan asupan cairan dan jumlah kehilangan cairan melalui rute lain. Urine bersifat asam dengan pH sekitar 6,0. Warna yang ditimbulkan oleh urine merupakan penaruh dari urokrom yang pigmen asalnya tidak pasti. Komposisi dari urine yaitu air, urea 20-30 gr/jam, asam urat 0,6 gr/24 jam, kretinin 1-2 gr/24 jam, ammonia, natrium, klorida, kalium, sulfat, serta fosfat. Proses pembentukan urine berlangsung di ginjal melalui tiga tahap, yaitu: proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Menurut Supripto (1998) bahwa fungsi eksresi saling terkait dengan osmoregulasi. Setiap permukaan yang bersifat permeabel serta berlangsung memisahkan ruangan yang mengandung hasil eksresi dengan lingkungannya, mempunyai potensi sebagai eksresi. Pada hewan tingkat tinggi derajatnya organ eksresi yang khusus dikembangkan untuk alat pembuangan eksresi yaitu ginjal. b) Proses Menelan Berdasarkan hasil praktikum maka didapat data seperti pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Proses Menelan Kemampuan Menelan Perlakuan Menelan dengan bolus kering Laki-laki ♂ Sulit Perempuan ♀ Sangat Sulit Menelan dengan bolus basah Mudah Sulit Menelan dengan posisi terbalik Sulit Sulit Menelan dengan larinx terangkat Sangat Sulit Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013 Berdasarkan hasil praktikum proses menelan maka diketahui bahwa saat menelan dengan keadaan bolus kering proses menelan sangat sulit dilakukan, sedangkan pada keadaan bolus basah proses menelan mudah dilakukan pada laki-laki sedangkan pada perempuan sulit dilakukan. Begitupun dengan posisi terbalik, proses menelan sulit dilakukan. Terlebih lagi saat laring terangkat, proses menelan menjadi sangat sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena saat menelan dengan bolus kering saliva tidak dimanfaatkan sebagai pelarut makanan yang membantu proses pencernaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2001) Sangat Sulit yang menyatakan bahwa di dalam mulut terkandung kelenjar ludah yang berfungsi untuk memudahkan proses menelan, sehingga makanan yang ditelan (bolus) dapat dengan mudah masuk ke esofagus. Selain itu menurut Schottelius (1999) saliva memungkinkan makanan dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjadi bolus. Adanya enzim ptyalin yang disekresikan oleh kelenjar parotid juga membantu mengubah karbohidrat menjadi maltose serta melembabkan lidah sehingga memudahkan proses menelan. Kekurangan saliva pada mulut menyebabkan mulut menjadi kering sehingga sulit untuk menelan, hal tersebut 4
  • 5. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 menjelaskan mengapa menelan dengan lobus kering sulit dilakukan. Disamping itu ketika menelan dengan posisi terbalik serta larynx tertahan juga tidak dapat dilakukan proses menelan dengan baik karena larynx sebagai saluran pencernaan ditahan yang menyebabkan makanan sulit untuk dilanjutkan atau diteruskan pada posisi selanjutnya. Demikian pula halnya pada saat posisi terbalik dimana kepala sebagai pusat koordinasi tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik pada saat pencernaan karena posisi organ-organ pencernaan terbalik dan tidak bisa melakukan aktivitas yang semestinya terutama untuk mengunyah dan mensekresikan kelenjar saliva. Hal ini sesuai dengan pendapat Almatsier (2001) yang menyatakan bahwa deglutisi atau proses menelan, terbagi menjadi berbagai tahap. Pertama bergeraknya makanan atau air melalui mulut, kemudian bergeraknya bahan tersebut ke dalam farinks selanjutnya ke esophagus sebelum masuk ke perut. Makanan yang masuk di dalam mulut dipotong dan dihancurkan oleh gigi dan dilembabkan oleh saliva membentuk bolus, massa berlapis saliva. Kekurangan saliva pada mulut menyebabkan mulut kering serta kesulitan dalam menelan. c) Proses Respirasi Berdasarkan hasil praktikum maka didapat data seperti pada Gambar berikut: Gambar 1. Sistem Respirasi Manusia LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 Sumber: Human Biology 5
  • 6. M. Asfar Syafar – I 111 12 286 Berdasarkan gambar diatas maka diketahui bahwa system respirasi tersusun dari rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Selain itu berdasarkan hasil perlakuan bernafas dalam keadaan mulut terisi penuh dengan air maka tetap dapat dilakukan. Hal itu disebabkan karena saluran untuk makan dan minum berbeda dengan saluran pernafasan, sehingga tidak menganggu satu sama lain. Hal ini sesuai dengan Mader S (2000) bahwa organ pernafasan memastikan oksigen masuk ke dalam tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida, organ pernafasan tersusun dari luar kedalam mulai dari hidung, pharing, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Menurut Sonjaya (2013) setelah melewati saluran hidung dan laring, udara akan menjadi hangat dan mengisap air, udara inspirasi masuk ke dalam trakea, ke bronkiol, dan saluran alveoli ke alveolus. Fungsi utama system pernafasan adalah menggerakkan oksigen dari udara luar ke paru-paru dan menggerakkan karbon dioksida pada arah yang berlawanan. terangkat proses menelan sangat sulit dilakukan, sedangkan pada keadaan bolus basah proses menelan mudah dilakukan. Sistem respirasi tersusun dari rongga hidung, faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Selain itu berdasarkan hasil perlakuan bernafas dalam keadaan mulut terisi penuh dengan air proses bernafas tetap dapat dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka. Jakarta Mader, S. 2000. Human Biology. The Pharmaceutical Press, London. Oktavia, Nur. 2010. Pengaruh Berbagai Jenis Minuman Terhadap Keadaan Urin. Fakultas Keperawatan. Universitas Padjadjaran Schottelius. 1999. Textbook of Physiology. The University of Lowa College. Lowa. United States. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa volume urine yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung jumlah yang diminum, begitupun warna urine berbeda-beda tergantung konsistensi minuman, namun dari bau hampir semua memiliki bau pesing. Dari proses menelan diketahui saat menelan dengan keadaan bolus kering, posisi terbalik, laring Sonjaya, H. 2013. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB. Bandung 6