halogen atau golongan VII A merupakan salah satu golongan pada tabel periodik dengan unsur antara lain: Brom, iod, Flour, Clor, dan Astatin. unsur pada golongan VII A ini merupakan kelompok anion (ion bermuatan negatif) karena elektron valensinya 7 sehingga membutuhkan satu elektron lagi untuk bisa oktet.
Nama Halogen berasal dari bahasa
Yunani Halos dan Genes, (Halos = garam,
Genes = pembentuk) sehingga artinya
pembentuk garam.
Halogen adalah unsur nonlogam yang
paling reaktif, berbau, berwarna,
beracun, serta tidak terdapat bebas
di alam
Halogen terdapat
pada golongan VIIA atau golongan 17.
halogen atau golongan VII A merupakan salah satu golongan pada tabel periodik dengan unsur antara lain: Brom, iod, Flour, Clor, dan Astatin. unsur pada golongan VII A ini merupakan kelompok anion (ion bermuatan negatif) karena elektron valensinya 7 sehingga membutuhkan satu elektron lagi untuk bisa oktet.
Nama Halogen berasal dari bahasa
Yunani Halos dan Genes, (Halos = garam,
Genes = pembentuk) sehingga artinya
pembentuk garam.
Halogen adalah unsur nonlogam yang
paling reaktif, berbau, berwarna,
beracun, serta tidak terdapat bebas
di alam
Halogen terdapat
pada golongan VIIA atau golongan 17.
Halogen berasal dari kata halos=garam , genes= pembentuk. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, Karenanya halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomik (misalnya F2, Cl2, Br2, I2 ). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Kimia Unsur : Unsur Halogen - Golongan VII A
Disusun Oleh : XII IPA 2
1. Brian Barella
2. Moh. Lutfi .S
3. Dimmy Maulana
4. Darari Adhi
SMA Negeri 15 Surabaya
Tahun Pelajaran 2014 - 2015
Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Halogen berasal dari kata halos=garam , genes= pembentuk. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, Karenanya halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk kombinasi ( senyawa ) dengan unsur lain atau berada dalam keadaan diatomik (misalnya F2, Cl2, Br2, I2 ). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Kimia Unsur : Unsur Halogen - Golongan VII A
Disusun Oleh : XII IPA 2
1. Brian Barella
2. Moh. Lutfi .S
3. Dimmy Maulana
4. Darari Adhi
SMA Negeri 15 Surabaya
Tahun Pelajaran 2014 - 2015
Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Unsur Halogen
1. H A L O G E N
Kelompok 2 XII MIA C
Eko Urip Fibrianto (07)
El Medina Aulia Putri (08)
Mita Firlia Dita (18)
Puspita Ayu A. P. N.
2. Halogen berasal dari kata “halogenao”
= pembentuk garam. Halogen merupakan
golongan dengan ke-elektronegatifan
tertinggi atau golongan paling non-logam.
Pada tabel periodik unsur, halogen terdapat
pada golongan VIIA atau golongan 17.
P E N G E R T I A N
3.
4. H a lo g e n d i A l a m
• Fluorine → senyawa fluorspar (CaF2),
kriolit (Na3AlF6), dan fluorapatit Ca(PO4)3F.
• Klorin → senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan
CaCl2 di air laut, garam, serta beberapa
sumber air panas.
• Bromin → senyawa logam bromide di air
laut, endapan garam, dan air mineral.
• Iodin → iodida di dalam air laut dan
sebagai senyawa natrium iodat (NaIO3)
5. A s t a t In
• Sifat: memiliki waktu hidup tersendiri,
dapat meluruh dalam hitungan menit,
paling tidak reaktif, dan bersifat radioaktif.
• Di alam hanya terdapat 30 gram. Untuk
mendapatkan lebih, isotop Bismuth (Bi)
ditembakkan dengan partikel alfa atau
helium melalui cara radiasi.
6. • Ion klorida → plasma darah, cairan tubuh,
air susu, air mata, air ludah, dan cairan
eksresi.
• Ion iodida → kelenjar tiroid, membuat
hormon tiroksin (C15H11O4NI4).
• Getah lambung mengandung 0,37% HCl
untuk membantu pencernaan makanan.
• Ion flourida → mencegah kerusakan gigi
(F‾ adalah komponen pembuat bahan
perekat Fluoroapatit pada lapisan email
gigi)
H a l o g e n d A L A M T U B U H
M A N U S I A
7. SIF AT F I S I S HA L OGE N
UNSUR
Fluor Klor Brom Iodium
Catatan :
[X]
=
unsur-unsur
gas mulia (He,
Ne, Ar, Kr)
n =nomor perioda
(2, 3, 4, 5)
=
makin besar
sesuai dengan
arah panah
9F 17Cl 35Br 53I
1. Konfigurasi elektron [X] ns2
, np5
2. Massa Atom
3. Jari-jari Atom
4. Energi Ionisasi dan
Afinitas Elektron
5. Keelektronegatifan
6. Potensial Reduksi (Eo
red
> 0)
7. Suhu Lebur (0o
) -216.6 -101.0 -72 114.0
8. Suhu Didih (0o
) -188.2 -34 58 183
9. Bilangan Oksidasi
Senyawa Halogen
-1 + 1, +3
+5, +7
+ 1
+5, +7
+1
+5, +7
8. Unsur Fluor Klor Brom Iodium
Rumus Molekul F2 Cl2 Br2 I2
Wujud Gas Gas
Cair (mudah
menguap)
Kristal/Padat
(mudah
menyublim)
Warna Kuning muda Hijau muda Merah Cokelat
Ungu gelap
(mendekati
hitam)
mengilap
Energi ikatan X-
X (kJ/mol)
158 242 193 151
Energi ikatan
H-X (kJ/mol)
562 431 366 299
Kerapatan
(g/mL)
1,0 1,5 3,1 4,9
9. 1. Konfigurasi elektron valensi halogen adalah
ns2np5 artinya ada sebuah elektron yang tidak
berpasangan yang dapat membentuk pasangan
elektron dengan sebuah elektron pada subkulit p
dari atom halogen lain, sehingga terbentuk
molekul diatomik (X2) atau ikatan kovalen non
polar.
2. Afinitas elektron halogen tinggi, menunjukkan
halogen lebih mudah membentuk ion negatif.
3. Energi ionisasi halogen tinggi, menunjukkan
bahwa halogen sukar melepaskan elektron
valensinya menjadi ion positif sehingga di alam
unsur halogen hanya membentuk ion negatif.
10. 4. Energi ikatan halogen cenderung semakin
kecil karena jari-jari atom semakin panjang
sehingga gaya tarik inti atom terhadap
pasangannya semakin lemah.
5. F, Cl, dan Br mudah larut dalam air. Sedang I
sukar larut dalam air, tetapi mudah larut
dalam larutan yang mengandung ion (I⁻).
11.
12. 1. Merupakan unsur nonlogam yang paling
reaktif.
2. Harga potensial sel dari F sampai I
berkurang.
3. Halogen mempunyai potensial elektrode
positif yang artinya halogen merupakan
oksidator.
Si f a t K I M IA H a l o ge n
13.
14.
15.
16. P e m b ua t a n F l uo r
• Dari elektrolisis HF dan KF
Katode: K+
(l) + e- → K(l)
Anode: F-
(l) → F2(g) + e-
Wadah : logam monel (campuran Cu & Ni)
Wadah = katoda & anoda = grafit
17. CaF₂ + H₂SO₄⁻ (sumber) → CaSo₄ + 2HF
DESTILASI
↓
HF cair anhydrous
DIDINGINKAN DENGAN KHF₂ LALU
DIELEKTROLISIS
↓
18. P e m b ua t a n K l o r
• Proses downs yaitu elektrolisis leburan
NaCl (NaCl cair)
Sebelum dicairkan, NaCl dicampurkan dahulu
dengan sedikit NaF agar titik lebur turun dari
800oC menjadi 600oC.
Katode : 2Na+ + 2e Na2
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e
Untuk mencegah reaksi antara logam Na dan
Cl2 yang tebentuk, digunakan diafragma lapis
dan besi tipis.
• Proses gibbs, yaitu elektrolisis larutan NaCl
Katode : 2H20 + 2e H2 + 2OH-
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e
19.
20. • Cara elektrolisis: larutan garam MgBr₂ dengan
menggunakan elektroda inert
• Cara reaksi redoks: mengoksidasi ion bromide
yang terdapat dalam air laut dengan klorin
Cl₂(g) + 2Br⁻(aq) → 2Cl⁻(aq) + Br₂
P e m b ua t a n B r o m
21. • Cara reaksi redoks:
1.Mengoksidasi ion iodide yang terdapat dalam
air laut dengan klorin.
Cl₂(g) + I⁻(aq) → I₂(s) + 2Cl⁻
2. Reduksi NAIO3 dengan NaHSO4 (asam)
IO3
- + 3HSO3
- → I- + 3H+ + 3SO4
2-
I- + IO3
- + 6H+ → I2 + 3H2O
P e m bua t a n i o d i n
22. i laboratorium Iodin dibuat dengan cara :
Ketika larutan MnO₂ + Kl +
H₂SO₄ mendidih, es yang
berada di atas meleleh dan
menyatu dengan larutan
tersebut. Larutan akan
semakin banyak dan
mengenai cawan porselen.
Selama mendidih, larutan
semakin berkurang dan
membentuk endapan dalam
cawan porselen yang
2KI + MnO2 + 2H2SO4 → K2SO4 + MnS
23. • Cara elektrolisis
Iodin dapat dibuat dengan cara elektrolisis
larutan garam pekat Nal menggunakan
elektroda inert.
24. Astatin dapat diproduksi dengan menembak
bismut dengan partikel alfa berenergi untuk
mendapatkan 209-211At yang tahan lama,
untuk selanjutnya disuling dengan
memanaskan di udara.
P e m bua t a n A ST A T IN
25. K e gu n a a n F l u or
• CFC (Freon) → pendingin (AC, kulkas)
dan propelena aerosol pada bahan-bahan
semprot.
• Teflon (CF₂-CF₂) → melapisi panci yang
tahan panas dan anti lengket.
• Hidrogen fluorida (HF) → membuat
tulisan, lukisan atau sketsa di atas kaca.
• Garam fluoride (pada pasta gigi) →
mencegah kerusakan gigi.
26. • Natrium hipoklorit (NaClO), Kapur klor
(CaOCl₂), Kaporit → zat pemutih pada
pakaian
• NaCl → garam dapur, pembuatan Klorin dan
NaOH, mengawetkan makanan, serta
mencairkan salju di jalan raya
• ClO₃ → bahan pembuatan korek api
• Polivinil klorida (PVC) → membuat paralon
• CHCl₃ → obat bius dan pelarut
• CCl₄ → pelarut.
• HCl dan HOCl → pembunuh bakteri.
K e g u n a a n K L o r
27. K e gu n a a n B r om
• Etil bromide (C₂H₄Br₂) dicampur ke dalam
bensin bertimbal (TEL) → mengikat timbal,
sehingga tidak melekat pada silinder atau
piston. Timbal tersebut akan membentuk
PbBr₂ yang mudah menguap dan keluar
bersama-sama dengan gas buangan yang
mencemari udara
• AgBr → film fotografi
• Natrium bromide (NaBr) → obat penenang
syaraf
28. K e gu n a a n Io d i n
• Nal, NaIO₃ atau KIO₃ dicampur NaCl → mencegah
penyakit gondok
• Kl → obat anti jamur
• Iodoform CHl₃ → antiseptik
• Agl → film fotografi
• NH4Cl → elektrolit pengisi batu baterai
• NaClO, → zat pemutih kain dan kertas
• Kalium kloart → mercon dan korek api
• Seng klorida (ZnCl2) → bahan pematri (solder)
• Kalsium hipoklorit (CaCOCl)2 atau kaporit →