ANGGOTA      :

1.   SITI AMINAH       (06101010009)

2.   NORA P SIMAMORA   (06101010035)

3.   GUSTINA NUZULA    (06101010036)

4.   MEY MELISA        (06101010038)
HALOGEN
Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik
menempati golongan VIIA yang terdiri dari unsur
Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), iodin (I), dan Astatin
(At). Unsur-unsur golongan VIIA disebut unsur
halogen artinya pembentuk garam. Pada bagian ini
unsur Astatin tidak dibahas karena bersifat radioaktif
dengan waktu paruh pendek sehingga jarang
ditentukan dan sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
Sifat Kimia   Sifat Fisika
1) Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin
berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air.

2F2(g) + 2H2O(l)              4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan
yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-,
misalnya I2 larut dalam larutan KI.

I2(s) + KI(aq)          KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut
dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan
sebagainya.
2)Kereaktifan

  Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif,
  hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai
  senyawa.       Kereaktifan     halogen     dipengaruhi
  kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan
  semakin reaktif karena semakin mudah menarik
  elektron. Selain      dipengaruhi   keelektronegatifan,
  kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan
  halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin
  mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin
  reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan
  dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan
  halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.
3) Daya Oksidasi
Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke
bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi
ion halida di bawahnya.

       F2 + 2KCl         2KF + Cl2 atau ditulis
       F2 + 2Cl-        2F- + Cl2

       Cl2 + 2I-        2Cl- + I2
       Br2 + KF         (tidak terjadi reaksi) atau ditulis
       Br2 + F-        (tidak terjadi reaksi)

Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat reduktor. Sifat
reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.
Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan
energi ikatan X - X berkurang dari Cl2 sampai I2, sesuai
dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang
jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga
semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin
rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan
energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan
kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan
ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan
relatif kecil.
2) Titik Cair dan Titik Didih
Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan
bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai
bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan
titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar bervariasi,
F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.

3) Warna
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya
karena berbau merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor
hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu.
1. Reaksi pendesakan
      F2 + 2KCl → 2KF +Cl2
      Br- + Cl2 → Br2 + Cl-
2. Reaksi dengan Logam
      2Na + Cl2 → NaCl
      2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
3. Reaksi dengan Non Logam
      Xe + F2 → XeF2
      2Kr + 2F2 → KrF4
4. Reaksi dengan Metaloid
      2B +3Cl2 → 2BCl3
      2Si + 2Cl2 → SiCl4

5. Reaksi dengan Air
      2F2 + 2H2O  4HF +O2

Halogen lain akan mengalami disproporsionasi bila
Bereaksi dengan air

6. Reaksi dengan Hidrogen
      F2 + H2  2HF
      Cl2 + H2  2HCl
7. Reaksi dengan Unsur Halogen
      F2 + Cl2  2FCl

8. Reaksi dengan Basa
      X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X =
 Cl, Br, I )

      X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X =
 Cl, Br, I )

     2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O

     2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
Flour

   Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang
    dikenal dengan nama Freon.

   Membuat Teflon

   Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses
    difusi gas.
Dalam Senyawa

   CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada
    mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga
    digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-
    bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak
    lapisan ozon.

   Teflon       (polietrafluoroetilena).     Monomernya
    CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan
    anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk
    melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan
    panas dan anti lengket.
Klorin

   Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku
    industri serta karet sintesis.

   Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).

   Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan
    pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan
    adaptif pada bensin.

   Untuk industri sebagai jenis pestisida.

   Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan
    kolam renang.
Dalam Senyawanya

   Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan
    sebagai zat pemutih pada pakaian.

   Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam
    dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan
    berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan
    raya daerah beriklim dingin.

   Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan
    logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan
    sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku
    pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.

   Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2) digunakan
    sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain
Bromin

   Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).

   Untuk pembuatan AgBr.

   Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat
    warna, obat-obatan dan pestisida
Dalam Senyawanya

   Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif          yang
    dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk
    mengikat timbal, sehingga tidak melekat pada silinder
    atau piston

   AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya
    dan digunakan dalam film fotografi.
Iodin

   Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan
    iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium
    tingtur)

   Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI)

   Untuk menguji adanya amilum dalam tepung
    tapioka.
Dalam Senyawanya

   KI digunakan sebagai obat anti jamur.

   Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik

   AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film
    fotografi

   NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk
    mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada
    wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan
    pada bayi yang dikandungnya.
Terima Kasih   Sampai Jumpa

Halogen

  • 1.
    ANGGOTA : 1. SITI AMINAH (06101010009) 2. NORA P SIMAMORA (06101010035) 3. GUSTINA NUZULA (06101010036) 4. MEY MELISA (06101010038)
  • 2.
  • 3.
    Unsur-unsur halogen dalamsistem periodik menempati golongan VIIA yang terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), iodin (I), dan Astatin (At). Unsur-unsur golongan VIIA disebut unsur halogen artinya pembentuk garam. Pada bagian ini unsur Astatin tidak dibahas karena bersifat radioaktif dengan waktu paruh pendek sehingga jarang ditentukan dan sifat-sifatnya belum banyak diketahui.
  • 5.
    Sifat Kimia Sifat Fisika
  • 7.
    1) Kelarutan Kelarutan halogendari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air. 2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g) Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI. I2(s) + KI(aq) KI3(aq) Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
  • 8.
    2)Kereaktifan Unsur-unsurhalogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya. Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.
  • 9.
    3) Daya Oksidasi Halogenmerupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya. F2 + 2KCl 2KF + Cl2 atau ditulis F2 + 2Cl- 2F- + Cl2 Cl2 + 2I- 2Cl- + I2 Br2 + KF (tidak terjadi reaksi) atau ditulis Br2 + F- (tidak terjadi reaksi) Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X-) bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida makin ke bawah semakin kuat.
  • 11.
    Unsur halogen berupamolekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X berkurang dari Cl2 sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan kereaktifan F2. Semakin reaktif molekul X2 menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan relatif kecil.
  • 12.
    2) Titik Cairdan Titik Didih Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat. 3) Warna Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau merangsang. Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna ungu.
  • 13.
    1. Reaksi pendesakan F2 + 2KCl → 2KF +Cl2 Br- + Cl2 → Br2 + Cl- 2. Reaksi dengan Logam 2Na + Cl2 → NaCl 2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3 3. Reaksi dengan Non Logam Xe + F2 → XeF2 2Kr + 2F2 → KrF4
  • 14.
    4. Reaksi denganMetaloid 2B +3Cl2 → 2BCl3 2Si + 2Cl2 → SiCl4 5. Reaksi dengan Air 2F2 + 2H2O  4HF +O2 Halogen lain akan mengalami disproporsionasi bila Bereaksi dengan air 6. Reaksi dengan Hidrogen F2 + H2  2HF Cl2 + H2  2HCl
  • 15.
    7. Reaksi denganUnsur Halogen F2 + Cl2  2FCl 8. Reaksi dengan Basa X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I ) X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I ) 2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O 2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
  • 18.
    Flour  Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon.  Membuat Teflon  Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas.
  • 19.
    Dalam Senyawa  CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan- bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon.  Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket.
  • 20.
    Klorin  Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis.  Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).  Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.  Untuk industri sebagai jenis pestisida.  Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
  • 21.
    Dalam Senyawanya  Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian.  Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin.  Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.  Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain
  • 22.
    Bromin  Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).  Untuk pembuatan AgBr.  Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida
  • 23.
    Dalam Senyawanya  Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat timbal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston  AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.
  • 24.
    Iodin  Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium tingtur)  Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI)  Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.
  • 25.
    Dalam Senyawanya  KI digunakan sebagai obat anti jamur.  Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik  AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi  NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.
  • 26.
    Terima Kasih Sampai Jumpa