SlideShare a Scribd company logo
Ade Rizky Ramadhani
(01)
Agung Budhi Yuwono (02)
Anggraeni Windi Rosari
(03)
Batari Melyapuri
(04)
Perkembangan Politik Pada Masa
Demokrasi Liberal
Eko Urip Fibrianto (07)
El Medina Aulia Putri (08)
Erninda Patriani
(09)
Figa Cospiningrum T. P.
(10)
Haikal Zaidan Nauval (11)
Disusun oleh:
Kelompok 1
SISTEM PEMERINTAHAN
Kabinet Natsir
(Masyumi): 1950-
1951
Kabinet Sukiman
(Masyumi): 1951-
1952
Kabinet Wilopo
(PNI): 1952-1953
Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
(PNI): 1953-1955
Kabinet
Burhanudin
Harahap
(Masyumi): 1955-
1956
Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
(PNI): 1956-1957
Kabinet Djuanda
(Zaken Kabinet):
1957-1959
Kabinet Natsir
Ketika menyusun kabinetnya, Natsir
bermaksud melibatkan sebanyak mungkin
partai agar kabinetnya mencerminkan sifat
nasional dan mendapat dukungan parlemen
yang besar. Namun, Natsir mengalami kesulitan
terutama dalam menempatkan orang-orang PNI
dalam kabinet. Sehingga Kabinet Natsir tidak
melibatkan PNI di dalamnya. PNI menjadi
oposisi bersama PKI dan Murba.
Kabinet Natsir dihadapkan pada mosi Hadikusumo
dari PNI yang menuntut agar pemerintah mencabut
Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah
dibentuk supaya diganti dengan undang-undang baru
yang bersifat demokratis karena dalam PP no 39 dalam
menentukan pemilihannya dilakukan secara bertingkat.
Berdasarkan pemungutan suara di parlemen, mosi
Hadikusumo mendapat dukungan dari parlemen. Hal ini
menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri.
Kondisi ini menyebabkan hubungan kabinet dengan
parlemen tidak lancar yang akhirnya menyebabkan
Natsir menyerahkan mandatnya kepada Soekarno pada
Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman didukung oleh Masyumi dan
PNI. Partai-partai pendukung Kabinet Sukiman
berusaha merealisasi program politik masing-masing,
meskipun telah memiliki program kerja tersendiri. Hal ini
merupakan benih-benih keretakan yang melemahkan
kabinet. Sebagai contoh, Menteri Dalam Negeri Mr.
Iskaq menginstruksikan untuk menonaktifkan DPRD.
Tindakan ini menimbulkan pertikaian politik dan konflik
kepentingan.
Kebijakan lain yang menimbulkan masalah adalah
ketika Menteri Kehakiman, Muhammad Yamin,
membebaskan 950 orang tahanan SOB (negara dalam
keadaan bahaya perang) tanpa persetujuan Perdana
Menteri dan anggota kabinet lainnya.
Kondisi Kabinet Sukiman semakin terguncang
ketika muncul mosi tidak percaya dari Sunarjo (PNI)
yang berkaitan dengan penandatanganan perjanjian
Mutual Security Act (MSA)
Mosi ini kemudian disusul oleh pernyataan PNI
agar kabinet mengembalikan mandatnya kepada
presiden untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. Akhirnya, Sukiman menyerahkan mandatnya
kepada Presiden Soekarno pada 23 Februari 1952.
Kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo mendapat dukungan dari PSI
dan PSII yang memperkuat perolehan dukungan
mayoritas di Parlemen. Kabinet ini bertugas
menjalankan persiapan pemilihan umum untuk
memilih
anggota parlemen dan anggota konstituante.
Penyebab berakhirnya kabinet Wilopo antara
lain peristiwa 17 Oktober 1952 yaitu:
 Desakan dari pihak tertentu agar Presiden
Soekarno segera membubarkan Parlemen yang
tidak lagi mencerminkan keinginan rakyat.
 Sebuah kelompok dalam TNI-AD tidak menyetujui
Kolonel Nasution sebagai KSAD. Pihak-pihak
tertentu dalam parlemen menuntut agar diadakan
perombakan dalam pimpinan Kementrian
Pertahanan dan TNI.
Kabinet Wilopo semakin terancam ketika terjadi
peristiwa Tanjung Morawa yang berkaitan dengan
pembebasan tanah milik Deli Planters Vereeniging
(DPV) yang sebelumnya sudah digarap penduduk.
Peristiwa ini memunculkan mosi yang menuntut kepada
pemerintah agar menghentikan usaha pengosongan
tanah dan semua tahanan peristiwa Tanjung Morawa
segera dibebaskan. Desakan-desakan ini akhirnya
membuat Kabinet Wilopo jatuh.
Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Kabinet Ali Sastroamidjojo I bertujuan
menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih
anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante.
Kabinet ini berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia
Afrika pada April 1955.
Faktor utama jatuhnya kabinet adalah masalah
pimpinan TNIAD. Calon pimpinan TNI yang diajukan
kabinet ini ditolak oleh korps perwira, kelompok Zulkifli
Lubis, sehingga timbul krisis kabinet. Parlemen
mengajukan mosi tidak percaya terhadap menteri
pertahanan. Akibatnya Fraksi Progresif dalam Parlemen
menarik Mr. Iwa Kusumasumantri dari jabatannya
sebagai menteri pertahanan pada 12 Juli 1955. Tidak
lama berselang setelah itu kabinet akhirnya
Kabinet Burhanudin Harahap
Kabinet Burhanuddin Harahap mempunyai tugas
penting untuk menyelenggarakan pemilihan umum.
Pada tanggal 27 September 1955 pemilihan umum
untuk memilih anggota parlemen berhasil
dilangsungkan dan pemilihan anggota Dewan
Konstituante dilakukan pada 15 Desember 1955.
Kabinet ini juga berhasil menyelesaikan
permasalahan dalam tubuh TNI-AD dengan
mengangkat kembali Kolonel Nasution sebagai KSAD
pada Oktober 1955. Program lainnya yang berusaha
dilaksanakan adalah masalah politik luar negeri dan
perundingan masalah Irian Barat.
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali II memiliki Rencana Lima Tahun yang
isinya mencakup masalah Irian Barat, masalah otonomi
daerah, masalah perbaikan nasib buruh, penyehatan
keuangan dan pembentukan ekonomi keuangan.
Dalam menjalankan programnya, Kabinet Ali II
gagal memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian
Barat yang akhirnya membatalkan perjanjian KMB.
Munculnya masalah anti Cina di kalangan rakyat yang
kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan
ini dalam perdagangan. Selain itu, mulai meningkatnya
sikap kritis daerah terhadap pusat.
Peristiwa-peristiwa di atas membuat
kewibawaan Kabinet Ali Sastroamidjojo
semakin turun. Kurangnya tindakan tegas dari
kabinet terhadap pergolakan yang muncul
membuat Ikatan Pembela Kemerdekaan
Indonesia (IPKI) dan Masyumi menarik para
menterinya dari kabinet. Ali akhirnya
menyerahkan mandatnya kepada Presiden
Soekarno pada tanggal 14 Maret 1957.
Pada tanggal 1 Desember 1955, Hatta
mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil
Presiden sebagai reaksi politis atas
ketidakcocokan Hatta terhadap pernyataan
Presiden Soekarno. Ketidakcocokkan itu
adalah Soekarno mendukung gerakan
komunisme sedangkan Hatta mendukung
sistem demokrasi konstitusional.
Soekarno mengeluarkan Konsepsi
Presiden pada tanggal 21 Februari 1957. Sejak
saat itu Presiden Soekarno mengabil alih
pemerintahan dan mendorong dilaksanakannya
Kabinet Djuanda
Kabinet ini dibentuk oleh Ir. Soekarno dan
dilantih pada tanggal 9 April 1957 dan dikenal dengan
nama Kabinet Karya.
Kabinet Djuanda merupakan Zaken Kabinet
dengan tugas membebaskan Irian Barat dan
menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang
memburuk. Kabinet Djuanda menyusun program kerja
yang dikenal dengan Panca Karya, meliputi:
1. Membentuk Dewan
2. Normalisasi keadaan Republik
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan Irian
5. Mempergiat pembangunan
Karena adanya pergolakan di daerah,
kabinet ini melaksanakan Munas di gedung
Proklamasi. Musyawarah ini membahas
permasalahan-permasalahan pemerintahan,
persoalan daerah, ekonomi, keuangan, angkatan
perang, kepartaian serta masalah Dwitunggal
Soekarno Hatta.
Dilanjutkan musyawarah yang memabahas
dan merumuskan usaha pembangunan sesuai
dengan keinginan daerah. Pada awalnya batas
kontinen laut kita 3 mil dari batas air terendah
kemudian berubah menjadi 12 mil dari batas pulau
terluar. Perubahan ini dikenal dengan Deklarasi
Djuanda.
Deklarasi ini baru bisa diterima oleh dunia
setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut
Sistem Kepartaian
Sistem Kepartaian yang dianut pada masa
demokrasi liberal adalah multi partai. Pembentukan
partai politik ini bertujuan untuk memperoleh,
merebut, dan mempertahankan kekuasaan sacara
konstitusional.
Partai yang terbentuk pada masa itu adalah
Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, PARKINDO,
PRS. PERMAI, PKRI
Pemilihan Umum 1955
Pemilu ini bertujuan untuk memilih wakil-
wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen dan
Dewan konstituante.
Pemilu pertama dibagi dalam 16 daerah
pemilihan. Terdapat dua tahap pelaksanakan,
tahap pertama untuk memilih anggota parlemen
pada 29 September 1955 dan tahap kedua memilih
anggota Dewan konstituante pada 15 Desember
1955.
Hasil pemilu diumumkan pada 1 Maret 1956 yaitu
sebagai berikut:
1. Anggota DPR
2. Anggota Dewan Konstituante
PNI 57 kursi
Masyumi 57 kursi
NU 45 kursi
PKI 39 kursi
PNI 119 kursi
Masyumi 112 kursi
NU 91 kursi
PKI 80 kursi
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
SMKN 17 Jakarta
 
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRAPemberontakan APRA
Pemberontakan APRA
Bramantya Krisna
 
Orde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasiOrde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasi
Nanda Aditasia
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Ghina Salsabila
 
REVOLUSI PERANCIS.ppt
REVOLUSI PERANCIS.pptREVOLUSI PERANCIS.ppt
REVOLUSI PERANCIS.ppt
Integral Solutions
 
Kabinet Djuanda
Kabinet DjuandaKabinet Djuanda
Kabinet Djuanda
hery purwanto
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
Isaka Yoga
 
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
Gungun Misbah Gunawan
 
Pemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibiePemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibieBalqies Camilla
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
David Adi Nugroho
 
Ppt teladan para tokoh persatuan
Ppt  teladan para tokoh persatuanPpt  teladan para tokoh persatuan
Ppt teladan para tokoh persatuan
University Of Tarbiyah
 
Revolusi cina xi ips 3
Revolusi cina xi ips 3Revolusi cina xi ips 3
Revolusi cina xi ips 3
Suratno Ratno Miharjo
 
Apartheid
ApartheidApartheid
Apartheid
annisa berliana
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
Santa Ursula BSD
 
Akar akar nasionalisme di indonesia
Akar akar nasionalisme di indonesiaAkar akar nasionalisme di indonesia
Akar akar nasionalisme di indonesia
AntarBudiarto1
 
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Afan lathofy
 
Perang Dunia 1 dan 2
Perang Dunia 1 dan 2Perang Dunia 1 dan 2
Perang Dunia 1 dan 2
Ayik Novitasari
 
Sejarah reformasi
Sejarah reformasiSejarah reformasi
Sejarah reformasi
ANAKilang81
 
Revolusi china
Revolusi chinaRevolusi china
Revolusi china
Nonik Nugrahaini
 

What's hot (20)

Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRAPemberontakan APRA
Pemberontakan APRA
 
Orde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasiOrde lama, orde baru, dan reformasi
Orde lama, orde baru, dan reformasi
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
 
REVOLUSI PERANCIS.ppt
REVOLUSI PERANCIS.pptREVOLUSI PERANCIS.ppt
REVOLUSI PERANCIS.ppt
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Kabinet Djuanda
Kabinet DjuandaKabinet Djuanda
Kabinet Djuanda
 
Demokrasi Liberal
Demokrasi LiberalDemokrasi Liberal
Demokrasi Liberal
 
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal1. indonesia pada masa demokrasi liberal
1. indonesia pada masa demokrasi liberal
 
Pemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibiePemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. Habibie
 
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi BangsaPerjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
 
Ppt teladan para tokoh persatuan
Ppt  teladan para tokoh persatuanPpt  teladan para tokoh persatuan
Ppt teladan para tokoh persatuan
 
Revolusi cina xi ips 3
Revolusi cina xi ips 3Revolusi cina xi ips 3
Revolusi cina xi ips 3
 
Apartheid
ApartheidApartheid
Apartheid
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Akar akar nasionalisme di indonesia
Akar akar nasionalisme di indonesiaAkar akar nasionalisme di indonesia
Akar akar nasionalisme di indonesia
 
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948
 
Perang Dunia 1 dan 2
Perang Dunia 1 dan 2Perang Dunia 1 dan 2
Perang Dunia 1 dan 2
 
Sejarah reformasi
Sejarah reformasiSejarah reformasi
Sejarah reformasi
 
Revolusi china
Revolusi chinaRevolusi china
Revolusi china
 

Similar to Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

Dem liberal min
Dem liberal minDem liberal min
Dem liberal min
indirawatisafitri2
 
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
Akhmad Akbar
 
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptxDEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
ShintaPutri46
 
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkriMater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Yudha Kirito
 
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptxDemokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
HermanHerman823980
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
NandaBas
 
Kabinet djuanda
Kabinet djuandaKabinet djuanda
Kabinet djuanda
samsul fandi
 
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdfDEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
PutriUtamiWijayati
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Jack132330
 
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
rendrafauzi
 
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanPeristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Zahra Rizky Fadilah
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Mimosa Lambert
 
Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo
Masa Pemerintahan Kabinet WilopoMasa Pemerintahan Kabinet Wilopo
Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo
David Adi Nugroho
 
14259123.ppt
14259123.ppt14259123.ppt
14259123.ppt
AbnkNino
 
Demokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di IndonesiaDemokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di Indonesia
Sekolah Swasta di Jakarta
 
Kabinet ali II
Kabinet ali IIKabinet ali II
Kabinet ali II
mrsflamingchoi
 
4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai
firman sahari
 
4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai
firman sahari
 
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinDemokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Yeni Dyana
 
Upaya mengisi kemerdekaan
Upaya mengisi kemerdekaanUpaya mengisi kemerdekaan
Upaya mengisi kemerdekaan
Photo Setudio Planet solo grand mall
 

Similar to Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal (20)

Dem liberal min
Dem liberal minDem liberal min
Dem liberal min
 
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberal
 
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptxDEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
DEMOKRASI LIBERAL KELOMPOK.pptx
 
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkriMater ips bab 4 ekpol pasca nkri
Mater ips bab 4 ekpol pasca nkri
 
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptxDemokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
 
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptxPowerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
Powerpoint Pembelajaran Demokrasi Liberal.pptx
 
Kabinet djuanda
Kabinet djuandaKabinet djuanda
Kabinet djuanda
 
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdfDEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
DEMOKRASI LIBERAL_20240227_084922_0000.pdf
 
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptxKehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia.pptx
 
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
Perkembangan Sistem politik di indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan
 
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanPeristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
 
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
Sistem pemerintahan indonesia (1959 1966)
 
Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo
Masa Pemerintahan Kabinet WilopoMasa Pemerintahan Kabinet Wilopo
Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo
 
14259123.ppt
14259123.ppt14259123.ppt
14259123.ppt
 
Demokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di IndonesiaDemokrasi Liberal di Indonesia
Demokrasi Liberal di Indonesia
 
Kabinet ali II
Kabinet ali IIKabinet ali II
Kabinet ali II
 
4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai
 
4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai4 sistem ekonomi di indonesai
4 sistem ekonomi di indonesai
 
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinDemokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
 
Upaya mengisi kemerdekaan
Upaya mengisi kemerdekaanUpaya mengisi kemerdekaan
Upaya mengisi kemerdekaan
 

More from Hana Medina

Discussion Text - Working Mothers
Discussion Text - Working MothersDiscussion Text - Working Mothers
Discussion Text - Working Mothers
Hana Medina
 
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried SandwichModifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
Hana Medina
 
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure LampProduk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
Hana Medina
 
Kerajinan Khas Daerah dari Bambu
Kerajinan Khas Daerah dari BambuKerajinan Khas Daerah dari Bambu
Kerajinan Khas Daerah dari Bambu
Hana Medina
 
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
Hana Medina
 
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay BandungKandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
Hana Medina
 
Tugas PKW - Brownies Wortel
Tugas PKW - Brownies WortelTugas PKW - Brownies Wortel
Tugas PKW - Brownies Wortel
Hana Medina
 
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara FederalDinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Hana Medina
 
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
Hana Medina
 
Hubungan Internasional Indonesia - Jepang
Hubungan Internasional Indonesia - JepangHubungan Internasional Indonesia - Jepang
Hubungan Internasional Indonesia - Jepang
Hana Medina
 
MENGANALISIS DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
MENGANALISIS  DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...MENGANALISIS  DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
MENGANALISIS DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
Hana Medina
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Hana Medina
 
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRIMengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
Hana Medina
 
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAMHubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hana Medina
 
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
Pemerintahan Megawati Soekarno PutriPemerintahan Megawati Soekarno Putri
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
Hana Medina
 
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan UmumKebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Hana Medina
 
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
Hana Medina
 
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa IndonesiaPenjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Hana Medina
 
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawaKerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
Hana Medina
 
Peranan Laut di Indonesia
Peranan Laut di IndonesiaPeranan Laut di Indonesia
Peranan Laut di Indonesia
Hana Medina
 

More from Hana Medina (20)

Discussion Text - Working Mothers
Discussion Text - Working MothersDiscussion Text - Working Mothers
Discussion Text - Working Mothers
 
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried SandwichModifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
Modifikasi Makanan Khas Daerah - Fried Sandwich
 
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure LampProduk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
Produk Kerajinan Barang Bekas - Action Figure Lamp
 
Kerajinan Khas Daerah dari Bambu
Kerajinan Khas Daerah dari BambuKerajinan Khas Daerah dari Bambu
Kerajinan Khas Daerah dari Bambu
 
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
Kue Kering Nabati - Nanastar (Nastar Nanas)
 
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay BandungKandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah - Siomay Bandung
 
Tugas PKW - Brownies Wortel
Tugas PKW - Brownies WortelTugas PKW - Brownies Wortel
Tugas PKW - Brownies Wortel
 
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara FederalDinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
 
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...
 
Hubungan Internasional Indonesia - Jepang
Hubungan Internasional Indonesia - JepangHubungan Internasional Indonesia - Jepang
Hubungan Internasional Indonesia - Jepang
 
MENGANALISIS DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
MENGANALISIS  DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...MENGANALISIS  DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
MENGANALISIS DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SESUAI KONSEP NKRI DAN BERNEGARA S...
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
 
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRIMengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
Mengidentifikasi Batas Wilayah dan WNI dalam NKRI
 
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAMHubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
 
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
Pemerintahan Megawati Soekarno PutriPemerintahan Megawati Soekarno Putri
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
 
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan UmumKebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan Umum
 
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
Rekontruksi Revolusi Nasional dan Revolusi Sosial pada Awal Kemerdekaan Indon...
 
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa IndonesiaPenjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
Penjajahan VOC dan Reaksi Bangsa Indonesia
 
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawaKerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau jawa
 
Peranan Laut di Indonesia
Peranan Laut di IndonesiaPeranan Laut di Indonesia
Peranan Laut di Indonesia
 

Recently uploaded

Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 

Recently uploaded (20)

Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 

Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal

  • 1. Ade Rizky Ramadhani (01) Agung Budhi Yuwono (02) Anggraeni Windi Rosari (03) Batari Melyapuri (04) Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal Eko Urip Fibrianto (07) El Medina Aulia Putri (08) Erninda Patriani (09) Figa Cospiningrum T. P. (10) Haikal Zaidan Nauval (11) Disusun oleh: Kelompok 1
  • 2. SISTEM PEMERINTAHAN Kabinet Natsir (Masyumi): 1950- 1951 Kabinet Sukiman (Masyumi): 1951- 1952 Kabinet Wilopo (PNI): 1952-1953 Kabinet Ali Sastroamidjojo I (PNI): 1953-1955 Kabinet Burhanudin Harahap (Masyumi): 1955- 1956 Kabinet Ali Sastroamidjojo II (PNI): 1956-1957 Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet): 1957-1959
  • 3. Kabinet Natsir Ketika menyusun kabinetnya, Natsir bermaksud melibatkan sebanyak mungkin partai agar kabinetnya mencerminkan sifat nasional dan mendapat dukungan parlemen yang besar. Namun, Natsir mengalami kesulitan terutama dalam menempatkan orang-orang PNI dalam kabinet. Sehingga Kabinet Natsir tidak melibatkan PNI di dalamnya. PNI menjadi oposisi bersama PKI dan Murba.
  • 4. Kabinet Natsir dihadapkan pada mosi Hadikusumo dari PNI yang menuntut agar pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah. Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah dibentuk supaya diganti dengan undang-undang baru yang bersifat demokratis karena dalam PP no 39 dalam menentukan pemilihannya dilakukan secara bertingkat. Berdasarkan pemungutan suara di parlemen, mosi Hadikusumo mendapat dukungan dari parlemen. Hal ini menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri. Kondisi ini menyebabkan hubungan kabinet dengan parlemen tidak lancar yang akhirnya menyebabkan Natsir menyerahkan mandatnya kepada Soekarno pada
  • 5. Kabinet Sukiman Kabinet Sukiman didukung oleh Masyumi dan PNI. Partai-partai pendukung Kabinet Sukiman berusaha merealisasi program politik masing-masing, meskipun telah memiliki program kerja tersendiri. Hal ini merupakan benih-benih keretakan yang melemahkan kabinet. Sebagai contoh, Menteri Dalam Negeri Mr. Iskaq menginstruksikan untuk menonaktifkan DPRD. Tindakan ini menimbulkan pertikaian politik dan konflik kepentingan. Kebijakan lain yang menimbulkan masalah adalah ketika Menteri Kehakiman, Muhammad Yamin, membebaskan 950 orang tahanan SOB (negara dalam keadaan bahaya perang) tanpa persetujuan Perdana Menteri dan anggota kabinet lainnya.
  • 6. Kondisi Kabinet Sukiman semakin terguncang ketika muncul mosi tidak percaya dari Sunarjo (PNI) yang berkaitan dengan penandatanganan perjanjian Mutual Security Act (MSA) Mosi ini kemudian disusul oleh pernyataan PNI agar kabinet mengembalikan mandatnya kepada presiden untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Akhirnya, Sukiman menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Februari 1952.
  • 7. Kabinet Wilopo Kabinet Wilopo mendapat dukungan dari PSI dan PSII yang memperkuat perolehan dukungan mayoritas di Parlemen. Kabinet ini bertugas menjalankan persiapan pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen dan anggota konstituante. Penyebab berakhirnya kabinet Wilopo antara lain peristiwa 17 Oktober 1952 yaitu:  Desakan dari pihak tertentu agar Presiden Soekarno segera membubarkan Parlemen yang tidak lagi mencerminkan keinginan rakyat.  Sebuah kelompok dalam TNI-AD tidak menyetujui Kolonel Nasution sebagai KSAD. Pihak-pihak tertentu dalam parlemen menuntut agar diadakan perombakan dalam pimpinan Kementrian Pertahanan dan TNI.
  • 8. Kabinet Wilopo semakin terancam ketika terjadi peristiwa Tanjung Morawa yang berkaitan dengan pembebasan tanah milik Deli Planters Vereeniging (DPV) yang sebelumnya sudah digarap penduduk. Peristiwa ini memunculkan mosi yang menuntut kepada pemerintah agar menghentikan usaha pengosongan tanah dan semua tahanan peristiwa Tanjung Morawa segera dibebaskan. Desakan-desakan ini akhirnya membuat Kabinet Wilopo jatuh.
  • 9. Kabinet Ali Sastroamidjojo I Kabinet Ali Sastroamidjojo I bertujuan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante. Kabinet ini berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada April 1955. Faktor utama jatuhnya kabinet adalah masalah pimpinan TNIAD. Calon pimpinan TNI yang diajukan kabinet ini ditolak oleh korps perwira, kelompok Zulkifli Lubis, sehingga timbul krisis kabinet. Parlemen mengajukan mosi tidak percaya terhadap menteri pertahanan. Akibatnya Fraksi Progresif dalam Parlemen menarik Mr. Iwa Kusumasumantri dari jabatannya sebagai menteri pertahanan pada 12 Juli 1955. Tidak lama berselang setelah itu kabinet akhirnya
  • 10. Kabinet Burhanudin Harahap Kabinet Burhanuddin Harahap mempunyai tugas penting untuk menyelenggarakan pemilihan umum. Pada tanggal 27 September 1955 pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen berhasil dilangsungkan dan pemilihan anggota Dewan Konstituante dilakukan pada 15 Desember 1955. Kabinet ini juga berhasil menyelesaikan permasalahan dalam tubuh TNI-AD dengan mengangkat kembali Kolonel Nasution sebagai KSAD pada Oktober 1955. Program lainnya yang berusaha dilaksanakan adalah masalah politik luar negeri dan perundingan masalah Irian Barat.
  • 11. Kabinet Ali Sastroamidjojo II Kabinet Ali II memiliki Rencana Lima Tahun yang isinya mencakup masalah Irian Barat, masalah otonomi daerah, masalah perbaikan nasib buruh, penyehatan keuangan dan pembentukan ekonomi keuangan. Dalam menjalankan programnya, Kabinet Ali II gagal memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat yang akhirnya membatalkan perjanjian KMB. Munculnya masalah anti Cina di kalangan rakyat yang kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan ini dalam perdagangan. Selain itu, mulai meningkatnya sikap kritis daerah terhadap pusat.
  • 12. Peristiwa-peristiwa di atas membuat kewibawaan Kabinet Ali Sastroamidjojo semakin turun. Kurangnya tindakan tegas dari kabinet terhadap pergolakan yang muncul membuat Ikatan Pembela Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan Masyumi menarik para menterinya dari kabinet. Ali akhirnya menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 14 Maret 1957.
  • 13. Pada tanggal 1 Desember 1955, Hatta mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Presiden sebagai reaksi politis atas ketidakcocokan Hatta terhadap pernyataan Presiden Soekarno. Ketidakcocokkan itu adalah Soekarno mendukung gerakan komunisme sedangkan Hatta mendukung sistem demokrasi konstitusional. Soekarno mengeluarkan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957. Sejak saat itu Presiden Soekarno mengabil alih pemerintahan dan mendorong dilaksanakannya
  • 14. Kabinet Djuanda Kabinet ini dibentuk oleh Ir. Soekarno dan dilantih pada tanggal 9 April 1957 dan dikenal dengan nama Kabinet Karya. Kabinet Djuanda merupakan Zaken Kabinet dengan tugas membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang memburuk. Kabinet Djuanda menyusun program kerja yang dikenal dengan Panca Karya, meliputi: 1. Membentuk Dewan 2. Normalisasi keadaan Republik 3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB 4. Perjuangan Irian 5. Mempergiat pembangunan
  • 15. Karena adanya pergolakan di daerah, kabinet ini melaksanakan Munas di gedung Proklamasi. Musyawarah ini membahas permasalahan-permasalahan pemerintahan, persoalan daerah, ekonomi, keuangan, angkatan perang, kepartaian serta masalah Dwitunggal Soekarno Hatta. Dilanjutkan musyawarah yang memabahas dan merumuskan usaha pembangunan sesuai dengan keinginan daerah. Pada awalnya batas kontinen laut kita 3 mil dari batas air terendah kemudian berubah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Perubahan ini dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Deklarasi ini baru bisa diterima oleh dunia setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut
  • 16.
  • 17. Sistem Kepartaian Sistem Kepartaian yang dianut pada masa demokrasi liberal adalah multi partai. Pembentukan partai politik ini bertujuan untuk memperoleh, merebut, dan mempertahankan kekuasaan sacara konstitusional. Partai yang terbentuk pada masa itu adalah Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, PARKINDO, PRS. PERMAI, PKRI
  • 18. Pemilihan Umum 1955 Pemilu ini bertujuan untuk memilih wakil- wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen dan Dewan konstituante. Pemilu pertama dibagi dalam 16 daerah pemilihan. Terdapat dua tahap pelaksanakan, tahap pertama untuk memilih anggota parlemen pada 29 September 1955 dan tahap kedua memilih anggota Dewan konstituante pada 15 Desember 1955. Hasil pemilu diumumkan pada 1 Maret 1956 yaitu sebagai berikut:
  • 19. 1. Anggota DPR 2. Anggota Dewan Konstituante PNI 57 kursi Masyumi 57 kursi NU 45 kursi PKI 39 kursi PNI 119 kursi Masyumi 112 kursi NU 91 kursi PKI 80 kursi
  • 20.