PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi LiberalErika N. D
Sistem demokrasi liberal di Indonesia mengalami ketidakstabilan karena sistem kabinet parlementer. Terdapat tujuh kabinet berturut-turut selama berlakunya UUDS 1950. Sistem multipartai menghasilkan persaingan yang tidak sehat di parlemen namun memberikan ruang partisipasi politik bagi rakyat. Pemilu 1955 menghasilkan empat partai terbesar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956) berhasil mengendalikan harga, mengadakan pemilihan umum, dan mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat meski hanya berkuasa 5-6 bulan karena merasa tugas selesai.
MASA REFORMASI DI INDONESIA (1998 - Sekarang)rogensamuel
Era reformasi dimulai setelah Soeharto mengundurkan diri pada 1998, memberikan ruang kebebasan pers dan sistem multi partai. Pemilu 1999 dan selanjutnya menghasilkan kepemimpinan Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan kemajuan demokrasi. Namun, periode ini juga diwarnai krisis ekonomi 1997 dan lemahnya penegakan hukum.
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerFita Ardiana
Dokumen tersebut membahas kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa demokrasi parlementer di Indonesia mulai dari Kabinet Natsir hingga Kabinet Djuanda. Terdapat informasi mengenai program, kendala, dan penyebab berakhirnya masa jabatan setiap kabinet.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi LiberalErika N. D
Sistem demokrasi liberal di Indonesia mengalami ketidakstabilan karena sistem kabinet parlementer. Terdapat tujuh kabinet berturut-turut selama berlakunya UUDS 1950. Sistem multipartai menghasilkan persaingan yang tidak sehat di parlemen namun memberikan ruang partisipasi politik bagi rakyat. Pemilu 1955 menghasilkan empat partai terbesar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956) berhasil mengendalikan harga, mengadakan pemilihan umum, dan mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat meski hanya berkuasa 5-6 bulan karena merasa tugas selesai.
MASA REFORMASI DI INDONESIA (1998 - Sekarang)rogensamuel
Era reformasi dimulai setelah Soeharto mengundurkan diri pada 1998, memberikan ruang kebebasan pers dan sistem multi partai. Pemilu 1999 dan selanjutnya menghasilkan kepemimpinan Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan kemajuan demokrasi. Namun, periode ini juga diwarnai krisis ekonomi 1997 dan lemahnya penegakan hukum.
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerFita Ardiana
Dokumen tersebut membahas kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa demokrasi parlementer di Indonesia mulai dari Kabinet Natsir hingga Kabinet Djuanda. Terdapat informasi mengenai program, kendala, dan penyebab berakhirnya masa jabatan setiap kabinet.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
Demokrasi Liberal adalah sistem demokrasi yang memberi kebebasan yang luas kepada warga negara. Indonesia menerapkan sistem ini antara 1950-1959 yang ditandai seringnya pergantian kabinet. Terdapat tujuh perdana menteri yaitu Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.
Grup bersenjata bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) melakukan pemberontakan di Bandung pada 23 Januari 1950 di bawah pimpinan mantan kapten KNIL Raymond Westerling. APRA yang terdiri dari 800 tentara KNIL menyerang markas Divisi Siliwangi dan membunuh 79 personel, sebelum akhirnya dipaksa mundur oleh bala bantuan. Pemberontakan ini dipicu ketegangan antara kelompok federalis dan unitaris serta pertentangan polit
Dokumen tersebut membahas tentang Revolusi Perancis, mulai dari kondisi sebelum revolusi, sebab-sebab terjadinya, proses dan dampaknya. Kondisi sebelum revolusi diwarnai oleh pemerintahan absolut Raja Louis XVI yang memberatkan rakyat dengan pajak tinggi. Hal ini memicu terjadinya revolusi pada 1789 yang mengubah sistem politik Perancis menjadi berdasarkan konstitusi dan hak asasi manusia.
Kabinet Djuanda adalah kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Djuanda pada masa pemerintahan parlementer di Indonesia. Kabinet ini dibentuk oleh Presiden Soekarno untuk menangani situasi politik yang tidak stabil akibat perebutan kekuasaan oleh partai-partai politik. Kabinet Djuanda berfokus pada penyatuan wilayah Indonesia dengan memperjuangkan Irian Jaya dan menetapkan batas laut teritorial Indonesia menjadi 12 mil.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
1. Pemerintahan Indonesia mengalami ketidakstabilan selama masa demokrasi liberal dari 1950-1959 dengan seringnya pergantian kabinet akibat konflik antar partai politik dan gangguan keamanan.
2. Sistem pemerintahan menganut sistem parlementer dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
3. Terdapat tujuh kabinet selama masa demokrasi liberal akibat mosi tidak percaya dari parlemen.
Menjelaskan ancaman-ancaman yang melandasi disintegrasi bangsa sekitar tahun 1948-1956.
Presentasi ini dibuat oleh saudara Ibnu Yulian, teman satu kos saya. Terimakasih telah memberikan kontribusinya.
Revolusi Cina terjadi pada 1911 akibat kemarahan rakyat terhadap Dinasti Manchu yang lemah dan tidak mampu melawan penjajahan asing, serta munculnya nasionalisme Cina. Rakyat Cina di bawah pimpinan Sun Yat Sen melakukan revolusi dan menggulingkan kaisar terakhir Dinasti Qing, sehingga Cina menjadi negara republik.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Politik apartheid di Afrika Selatan berlangsung selama 40 tahun sebelum akhirnya dihapuskan pada tahun 1991 melalui referendum yang menyetujui penghapusan undang-undang rasial diskriminatif, diikuti pemilu demokratis pertama pada 1994 yang mengakhiri sistem rasial di negara tersebut.
Demokrasi Terpimpin dijalankan oleh Soekarno dengan mengambil kekuasaan yang lebih besar dan mengeluarkan dekrit-dekrit. Hal ini menyebabkan penyimpangan terhadap UUD 1945 seperti pengangkatan anggota MPRS dan pembubaran DPR hasil pemilu. Politik luar negeri Indonesia juga condong ke Blok Timur dengan melakukan konfrontasi terhadap Malaysia dan keluar dari PBB. Sistem ekonomi terpimpin berbasis etatisme gagal karena
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 3 pada suatu kelas dan penyebab terjadinya Perang Dunia 1 dan 2. Perang Dunia 1 terjadi antara 1914-1918 yang diakibatkan oleh persaingan negara-negara Eropa dan berakhir dengan gencatan senjata pada 1918. Sementara itu, Perang Dunia 2 terjadi pada 1939-1945 yang dipicu oleh nasionalisme berlebihan di beberapa negara Eropa dan berakhir dengan menyerahnya Jerman dan Jepang pada
Reformasi dimulai pada 1998 setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri akibat krisis politik, ekonomi, hukum, dan sosial selama masa Orde Baru. Reformasi memberikan dampak positif dengan memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat Indonesia namun juga dampak negatif seperti meningkatnya kerusuhan dan pengangguran.
Revolusi China 1911 berhasil menggulingkan Dinasti Manchu dan mendirikan Republik China. Nasionalisme China yang semakin kuat karena penyelewengan dan kelemahan pemerintahan asing Manchu memuncak dengan revolusi yang dipimpin Sun Yat Sen. Dinasti Manchu diganti dengan pemerintahan nasional pertama China yang menyatukan 5 suku bangsa di bawah satu identitas nasional.
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberalAkhmad Akbar
Kabinet Indonesia pada masa demokrasi liberal (1950-1955) mengalami banyak pergantian kabinet akibat ketidakstabilan politik. Empat kabinet utama yang berkuasa antara 1950-1955 yaitu Kabinet Natsir (Masyumi), Kabinet Sukiman (koalisi Masyumi dan PNI), Kabinet Wilopo (PNI), dan Kabinet Ali Sastroamijoyo I (koalisi beberapa partai). Kabinet Ali Sastroamijoyo I berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika 1955
Demokrasi Liberal adalah sistem demokrasi yang memberi kebebasan yang luas kepada warga negara. Indonesia menerapkan sistem ini antara 1950-1959 yang ditandai seringnya pergantian kabinet. Terdapat tujuh perdana menteri yaitu Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.
Grup bersenjata bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) melakukan pemberontakan di Bandung pada 23 Januari 1950 di bawah pimpinan mantan kapten KNIL Raymond Westerling. APRA yang terdiri dari 800 tentara KNIL menyerang markas Divisi Siliwangi dan membunuh 79 personel, sebelum akhirnya dipaksa mundur oleh bala bantuan. Pemberontakan ini dipicu ketegangan antara kelompok federalis dan unitaris serta pertentangan polit
Dokumen tersebut membahas tentang Revolusi Perancis, mulai dari kondisi sebelum revolusi, sebab-sebab terjadinya, proses dan dampaknya. Kondisi sebelum revolusi diwarnai oleh pemerintahan absolut Raja Louis XVI yang memberatkan rakyat dengan pajak tinggi. Hal ini memicu terjadinya revolusi pada 1789 yang mengubah sistem politik Perancis menjadi berdasarkan konstitusi dan hak asasi manusia.
Kabinet Djuanda adalah kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Djuanda pada masa pemerintahan parlementer di Indonesia. Kabinet ini dibentuk oleh Presiden Soekarno untuk menangani situasi politik yang tidak stabil akibat perebutan kekuasaan oleh partai-partai politik. Kabinet Djuanda berfokus pada penyatuan wilayah Indonesia dengan memperjuangkan Irian Jaya dan menetapkan batas laut teritorial Indonesia menjadi 12 mil.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
1. Pemerintahan Indonesia mengalami ketidakstabilan selama masa demokrasi liberal dari 1950-1959 dengan seringnya pergantian kabinet akibat konflik antar partai politik dan gangguan keamanan.
2. Sistem pemerintahan menganut sistem parlementer dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
3. Terdapat tujuh kabinet selama masa demokrasi liberal akibat mosi tidak percaya dari parlemen.
Menjelaskan ancaman-ancaman yang melandasi disintegrasi bangsa sekitar tahun 1948-1956.
Presentasi ini dibuat oleh saudara Ibnu Yulian, teman satu kos saya. Terimakasih telah memberikan kontribusinya.
Revolusi Cina terjadi pada 1911 akibat kemarahan rakyat terhadap Dinasti Manchu yang lemah dan tidak mampu melawan penjajahan asing, serta munculnya nasionalisme Cina. Rakyat Cina di bawah pimpinan Sun Yat Sen melakukan revolusi dan menggulingkan kaisar terakhir Dinasti Qing, sehingga Cina menjadi negara republik.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Politik apartheid di Afrika Selatan berlangsung selama 40 tahun sebelum akhirnya dihapuskan pada tahun 1991 melalui referendum yang menyetujui penghapusan undang-undang rasial diskriminatif, diikuti pemilu demokratis pertama pada 1994 yang mengakhiri sistem rasial di negara tersebut.
Demokrasi Terpimpin dijalankan oleh Soekarno dengan mengambil kekuasaan yang lebih besar dan mengeluarkan dekrit-dekrit. Hal ini menyebabkan penyimpangan terhadap UUD 1945 seperti pengangkatan anggota MPRS dan pembubaran DPR hasil pemilu. Politik luar negeri Indonesia juga condong ke Blok Timur dengan melakukan konfrontasi terhadap Malaysia dan keluar dari PBB. Sistem ekonomi terpimpin berbasis etatisme gagal karena
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 3 pada suatu kelas dan penyebab terjadinya Perang Dunia 1 dan 2. Perang Dunia 1 terjadi antara 1914-1918 yang diakibatkan oleh persaingan negara-negara Eropa dan berakhir dengan gencatan senjata pada 1918. Sementara itu, Perang Dunia 2 terjadi pada 1939-1945 yang dipicu oleh nasionalisme berlebihan di beberapa negara Eropa dan berakhir dengan menyerahnya Jerman dan Jepang pada
Reformasi dimulai pada 1998 setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri akibat krisis politik, ekonomi, hukum, dan sosial selama masa Orde Baru. Reformasi memberikan dampak positif dengan memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat Indonesia namun juga dampak negatif seperti meningkatnya kerusuhan dan pengangguran.
Revolusi China 1911 berhasil menggulingkan Dinasti Manchu dan mendirikan Republik China. Nasionalisme China yang semakin kuat karena penyelewengan dan kelemahan pemerintahan asing Manchu memuncak dengan revolusi yang dipimpin Sun Yat Sen. Dinasti Manchu diganti dengan pemerintahan nasional pertama China yang menyatukan 5 suku bangsa di bawah satu identitas nasional.
7 kabinet indonesia_pada_masa_demokrasi_liberalAkhmad Akbar
Kabinet Indonesia pada masa demokrasi liberal (1950-1955) mengalami banyak pergantian kabinet akibat ketidakstabilan politik. Empat kabinet utama yang berkuasa antara 1950-1955 yaitu Kabinet Natsir (Masyumi), Kabinet Sukiman (koalisi Masyumi dan PNI), Kabinet Wilopo (PNI), dan Kabinet Ali Sastroamijoyo I (koalisi beberapa partai). Kabinet Ali Sastroamijoyo I berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika 1955
Bab ini menjelaskan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan, termasuk proses kembalinya NKRI, Pemilu 1955, Dekrit Presiden 1959 yang membubarkan Konstituante, dan dampak persaingan politik nasional seperti berbagai kabinet.
1. Masa Demokrasi Parlementer di Indonesia berlangsung dari 1950-1959 dengan menggunakan sistem pemerintahan parlementer di bawah UUDS 1950.
2. Pemerintahan menghadapi berbagai gangguan keamanan seperti pemberontakan dan ketidakstabilan politik akibat persaingan antar partai.
3. Ekonomi dihadapkan pada masalah seperti inflasi yang tinggi akibat gunting uang dan kesulitan mengimplementasikan sistem ekonomi nasional.
Kabinet Juanda adalah kabinet yang dibentuk oleh Presiden Soekarno pada masa pemerintahan parlementer untuk menormalisasi situasi politik dengan membentuk kabinet ahli yang dipimpin Djuanda Kartawidjaja sebagai perdana menteri, namun akhirnya kabinet ini dibubarkan setelah Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengembalikan berlakunya UUD 1945 dan beralih ke sistem demokrasi terpimpin."
Peristiwa Politik-Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan KedaulatanZahra Rizky Fadilah
Dokumen ini membahas peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi di Indonesia setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tahun 1949-1960. Meliputi proses kembali ke NKRI, pemilu 1955, dampak dekret presiden 1959, serta hubungan pusat dan daerah yang berdampak pada ketidakstabilan politik nasional.
menjelaskan secara lengkap pemerintahan kabinet wilopo. Proses terbentuk, sSusunan kabinet, kebijakan, visi misi , program kerja dan berakhirnya masa kabinet dibahas dalam presentasi ini. Semoga bermanfaat
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan NKRI pada masa 1945-1965.
2. Tokoh-tokoh seperti Jenderal Sudirman dan Haji Agus Salim dibahas peranannya dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
3. Kabinet-kabinet seperti Natsir, Wilopo, dan Ali Sastroamijoyo I dibahas program dan tantangannya
Dokumen tersebut membahas tentang masa demokrasi liberal di Indonesia mulai dari kabinet Mohammad Natsir (1950) hingga kabinet Djuanda (1959). Masa ini ditandai dengan lemahnya pemerintahan yang sering menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen serta pergolakan di daerah. Puncak krisis demokrasi liberal terjadi pada masa kabinet Djuanda dengan munculnya pemberontakan PRRI/Permesta sebelum akhirnya Soek
Kabinet Ali II adalah hasil koalisi 3 partai yang berdiri pada 24 Maret 1956 hingga 14 Maret 1957 dengan 22 kementerian. Kabinet ini berusaha merealisasikan program pembangunan lima tahun namun menghadapi berbagai tantangan seperti ketegangan antarpartai dan gerakan separatis daerah.
Demokrasi Liberal dan Demokrasi TerpimpinYeni Dyana
Dokumen tersebut membahas tentang sistem demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin di Indonesia antara tahun 1950-1965. Demokrasi liberal diimplementasikan antara 1950-1959 dan ditandai dengan seringnya pergantian kabinet. Sistem ini kemudian digantikan oleh demokrasi terpimpin berdasarkan Dekrit Presiden 1959 yang memberikan kekuasaan lebih besar kepada presiden. Sistem baru ini berlangsung hingga 1965 namun juga mengalami kegagalan karena memberikan
Teks tersebut merangkum periode demokrasi liberal di Indonesia setelah kemerdekaan, meliputi berbagai kabinet yang berkuasa antara 1950-1957. Kabinet-kabinet tersebut berjuang mempertahankan kedaulatan negara serta meningkatkan perekonomian dan keamanan, namun dihadapkan pada berbagai masalah seperti pemberontakan, konflik militer, dan krisis ekonomi.
Similar to Perkembangan Politik Pada Masa Demokrasi Liberal (20)
Working mothers balance earning money outside the home with household responsibilities. While working helps financially, it can cause tiredness and limit time with children, who may feel alone. To be successful, working mothers must divide their time well between job, family, and ensuring children feel cared for.
Kelompok 6 membuat brownies wortel dengan tujuan menambah variasi makanan kuliner sehat serta menanamkan wirausaha. Mereka mengolah bahan nabati dan hewani seperti wortel, cokelat, telur menjadi brownies yang dijual Rp4.000/potong untuk mendapat keuntungan Rp12.477 dari penjualan 12 potong brownies.
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara FederalHana Medina
Dokumen tersebut membahas sistem pemerintahan di Indonesia menurut UUD 1945, karakteristik sistem federal dan kesatuan, serta dinamika sistem pemerintahan federal dan kesatuan di Indonesia. Secara khusus membahas bahwa sistem pemerintahan Indonesia awalnya berbeda dengan yang diatur dalam UUD 1945 yaitu menganut sistem parlementer bukan presidensial seperti yang diatur.
Industri Pengolahan dan Pengawetan Bahan Nabati Hewani (Violet Bakery Proboli...Hana Medina
Violet Bakery didirikan oleh pasangan suami istri Pak Bayu dan Bu Endang di Probolinggo pada September 2011. Usaha ini didirikan karena latar belakang Bu Endang yang ahli membuat roti dan jarangnya produk roti di kota tersebut. Violet Bakery memproduksi berbagai jenis roti seperti roti manis, tawar, donat menggunakan bahan nabati dan hewani seperti tepung terigu, gula, telur, dan susu tanpa pengawet. Proses pembu
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraHana Medina
Dokumen tersebut membahas tentang demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara garis besar dibahas tentang pengertian demokrasi menurut para ahli, macam-macam demokrasi, nilai demokrasi menurut Henry B. Mayo, faktor pendukung demokrasi, dan aspek-aspek demokrasi pancasila.
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAMHana Medina
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat serta hak masyarakat untuk hidup dalam lingkungan yang memenuhi standar kesehatan berdasarkan berbagai instrumen HAM di Indonesia.
Kebijakan Pemerintah Masa Orde Baru: Pemilihan UmumHana Medina
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemerintah Orde Baru terkait pemilihan umum yang diselenggarakan pada tahun 1971 hingga 1997. Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan menganut sistem proporsional dengan daftar partai. Golkar meraih suara terbanyak pada semua pemilu di bawah Orde Baru.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. Ade Rizky Ramadhani
(01)
Agung Budhi Yuwono (02)
Anggraeni Windi Rosari
(03)
Batari Melyapuri
(04)
Perkembangan Politik Pada Masa
Demokrasi Liberal
Eko Urip Fibrianto (07)
El Medina Aulia Putri (08)
Erninda Patriani
(09)
Figa Cospiningrum T. P.
(10)
Haikal Zaidan Nauval (11)
Disusun oleh:
Kelompok 1
2. SISTEM PEMERINTAHAN
Kabinet Natsir
(Masyumi): 1950-
1951
Kabinet Sukiman
(Masyumi): 1951-
1952
Kabinet Wilopo
(PNI): 1952-1953
Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
(PNI): 1953-1955
Kabinet
Burhanudin
Harahap
(Masyumi): 1955-
1956
Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
(PNI): 1956-1957
Kabinet Djuanda
(Zaken Kabinet):
1957-1959
3. Kabinet Natsir
Ketika menyusun kabinetnya, Natsir
bermaksud melibatkan sebanyak mungkin
partai agar kabinetnya mencerminkan sifat
nasional dan mendapat dukungan parlemen
yang besar. Namun, Natsir mengalami kesulitan
terutama dalam menempatkan orang-orang PNI
dalam kabinet. Sehingga Kabinet Natsir tidak
melibatkan PNI di dalamnya. PNI menjadi
oposisi bersama PKI dan Murba.
4. Kabinet Natsir dihadapkan pada mosi Hadikusumo
dari PNI yang menuntut agar pemerintah mencabut
Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah
dibentuk supaya diganti dengan undang-undang baru
yang bersifat demokratis karena dalam PP no 39 dalam
menentukan pemilihannya dilakukan secara bertingkat.
Berdasarkan pemungutan suara di parlemen, mosi
Hadikusumo mendapat dukungan dari parlemen. Hal ini
menyebabkan menteri dalam negeri mengundurkan diri.
Kondisi ini menyebabkan hubungan kabinet dengan
parlemen tidak lancar yang akhirnya menyebabkan
Natsir menyerahkan mandatnya kepada Soekarno pada
5. Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman didukung oleh Masyumi dan
PNI. Partai-partai pendukung Kabinet Sukiman
berusaha merealisasi program politik masing-masing,
meskipun telah memiliki program kerja tersendiri. Hal ini
merupakan benih-benih keretakan yang melemahkan
kabinet. Sebagai contoh, Menteri Dalam Negeri Mr.
Iskaq menginstruksikan untuk menonaktifkan DPRD.
Tindakan ini menimbulkan pertikaian politik dan konflik
kepentingan.
Kebijakan lain yang menimbulkan masalah adalah
ketika Menteri Kehakiman, Muhammad Yamin,
membebaskan 950 orang tahanan SOB (negara dalam
keadaan bahaya perang) tanpa persetujuan Perdana
Menteri dan anggota kabinet lainnya.
6. Kondisi Kabinet Sukiman semakin terguncang
ketika muncul mosi tidak percaya dari Sunarjo (PNI)
yang berkaitan dengan penandatanganan perjanjian
Mutual Security Act (MSA)
Mosi ini kemudian disusul oleh pernyataan PNI
agar kabinet mengembalikan mandatnya kepada
presiden untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi. Akhirnya, Sukiman menyerahkan mandatnya
kepada Presiden Soekarno pada 23 Februari 1952.
7. Kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo mendapat dukungan dari PSI
dan PSII yang memperkuat perolehan dukungan
mayoritas di Parlemen. Kabinet ini bertugas
menjalankan persiapan pemilihan umum untuk
memilih
anggota parlemen dan anggota konstituante.
Penyebab berakhirnya kabinet Wilopo antara
lain peristiwa 17 Oktober 1952 yaitu:
Desakan dari pihak tertentu agar Presiden
Soekarno segera membubarkan Parlemen yang
tidak lagi mencerminkan keinginan rakyat.
Sebuah kelompok dalam TNI-AD tidak menyetujui
Kolonel Nasution sebagai KSAD. Pihak-pihak
tertentu dalam parlemen menuntut agar diadakan
perombakan dalam pimpinan Kementrian
Pertahanan dan TNI.
8. Kabinet Wilopo semakin terancam ketika terjadi
peristiwa Tanjung Morawa yang berkaitan dengan
pembebasan tanah milik Deli Planters Vereeniging
(DPV) yang sebelumnya sudah digarap penduduk.
Peristiwa ini memunculkan mosi yang menuntut kepada
pemerintah agar menghentikan usaha pengosongan
tanah dan semua tahanan peristiwa Tanjung Morawa
segera dibebaskan. Desakan-desakan ini akhirnya
membuat Kabinet Wilopo jatuh.
9. Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Kabinet Ali Sastroamidjojo I bertujuan
menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih
anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante.
Kabinet ini berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia
Afrika pada April 1955.
Faktor utama jatuhnya kabinet adalah masalah
pimpinan TNIAD. Calon pimpinan TNI yang diajukan
kabinet ini ditolak oleh korps perwira, kelompok Zulkifli
Lubis, sehingga timbul krisis kabinet. Parlemen
mengajukan mosi tidak percaya terhadap menteri
pertahanan. Akibatnya Fraksi Progresif dalam Parlemen
menarik Mr. Iwa Kusumasumantri dari jabatannya
sebagai menteri pertahanan pada 12 Juli 1955. Tidak
lama berselang setelah itu kabinet akhirnya
10. Kabinet Burhanudin Harahap
Kabinet Burhanuddin Harahap mempunyai tugas
penting untuk menyelenggarakan pemilihan umum.
Pada tanggal 27 September 1955 pemilihan umum
untuk memilih anggota parlemen berhasil
dilangsungkan dan pemilihan anggota Dewan
Konstituante dilakukan pada 15 Desember 1955.
Kabinet ini juga berhasil menyelesaikan
permasalahan dalam tubuh TNI-AD dengan
mengangkat kembali Kolonel Nasution sebagai KSAD
pada Oktober 1955. Program lainnya yang berusaha
dilaksanakan adalah masalah politik luar negeri dan
perundingan masalah Irian Barat.
11. Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali II memiliki Rencana Lima Tahun yang
isinya mencakup masalah Irian Barat, masalah otonomi
daerah, masalah perbaikan nasib buruh, penyehatan
keuangan dan pembentukan ekonomi keuangan.
Dalam menjalankan programnya, Kabinet Ali II
gagal memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian
Barat yang akhirnya membatalkan perjanjian KMB.
Munculnya masalah anti Cina di kalangan rakyat yang
kurang senang melihat kedudukan istimewa golongan
ini dalam perdagangan. Selain itu, mulai meningkatnya
sikap kritis daerah terhadap pusat.
12. Peristiwa-peristiwa di atas membuat
kewibawaan Kabinet Ali Sastroamidjojo
semakin turun. Kurangnya tindakan tegas dari
kabinet terhadap pergolakan yang muncul
membuat Ikatan Pembela Kemerdekaan
Indonesia (IPKI) dan Masyumi menarik para
menterinya dari kabinet. Ali akhirnya
menyerahkan mandatnya kepada Presiden
Soekarno pada tanggal 14 Maret 1957.
13. Pada tanggal 1 Desember 1955, Hatta
mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil
Presiden sebagai reaksi politis atas
ketidakcocokan Hatta terhadap pernyataan
Presiden Soekarno. Ketidakcocokkan itu
adalah Soekarno mendukung gerakan
komunisme sedangkan Hatta mendukung
sistem demokrasi konstitusional.
Soekarno mengeluarkan Konsepsi
Presiden pada tanggal 21 Februari 1957. Sejak
saat itu Presiden Soekarno mengabil alih
pemerintahan dan mendorong dilaksanakannya
14. Kabinet Djuanda
Kabinet ini dibentuk oleh Ir. Soekarno dan
dilantih pada tanggal 9 April 1957 dan dikenal dengan
nama Kabinet Karya.
Kabinet Djuanda merupakan Zaken Kabinet
dengan tugas membebaskan Irian Barat dan
menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang
memburuk. Kabinet Djuanda menyusun program kerja
yang dikenal dengan Panca Karya, meliputi:
1. Membentuk Dewan
2. Normalisasi keadaan Republik
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan Irian
5. Mempergiat pembangunan
15. Karena adanya pergolakan di daerah,
kabinet ini melaksanakan Munas di gedung
Proklamasi. Musyawarah ini membahas
permasalahan-permasalahan pemerintahan,
persoalan daerah, ekonomi, keuangan, angkatan
perang, kepartaian serta masalah Dwitunggal
Soekarno Hatta.
Dilanjutkan musyawarah yang memabahas
dan merumuskan usaha pembangunan sesuai
dengan keinginan daerah. Pada awalnya batas
kontinen laut kita 3 mil dari batas air terendah
kemudian berubah menjadi 12 mil dari batas pulau
terluar. Perubahan ini dikenal dengan Deklarasi
Djuanda.
Deklarasi ini baru bisa diterima oleh dunia
setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut
16.
17. Sistem Kepartaian
Sistem Kepartaian yang dianut pada masa
demokrasi liberal adalah multi partai. Pembentukan
partai politik ini bertujuan untuk memperoleh,
merebut, dan mempertahankan kekuasaan sacara
konstitusional.
Partai yang terbentuk pada masa itu adalah
Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, PARKINDO,
PRS. PERMAI, PKRI
18. Pemilihan Umum 1955
Pemilu ini bertujuan untuk memilih wakil-
wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen dan
Dewan konstituante.
Pemilu pertama dibagi dalam 16 daerah
pemilihan. Terdapat dua tahap pelaksanakan,
tahap pertama untuk memilih anggota parlemen
pada 29 September 1955 dan tahap kedua memilih
anggota Dewan konstituante pada 15 Desember
1955.
Hasil pemilu diumumkan pada 1 Maret 1956 yaitu
sebagai berikut:
19. 1. Anggota DPR
2. Anggota Dewan Konstituante
PNI 57 kursi
Masyumi 57 kursi
NU 45 kursi
PKI 39 kursi
PNI 119 kursi
Masyumi 112 kursi
NU 91 kursi
PKI 80 kursi