Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai profil seorang mahasiswa bernama Munawaroh dengan NIM 1622230031 yang kuliah di Prodi Pendidikan Kimia angkatan 2016 dengan mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang diampu oleh dosen bernama Afriantoni, M.Pd.I
1. Nama: Munawaroh
NIM: 1622230031
Prodi: Pendidikan Kimia
Angkatan: 2016
MK: Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Afriantoni, M.Pd.I
JAWABAN
1. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam
usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik), praktik tindakan teror.
Radikalisme, yaitu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
Anti, yaitu melawan, menentang, memusuhi.
Sedangkan menurut Notonegoro, Pancasila adalah dasar falsafah negara
Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan
dasar fasafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan,
serta bagian pertahanan bangsa dan negara.
Menurut Peneliti Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Diasma Sandi
Swandaru, Anti Pancasila merupakan sikap tidak suka atau ketidaksetujuan atas
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, serta adanya upaya mengganti
Pancasila dengan ideologi lain.
Yang saya ketahui mengenai terorisme, radikalisme, dan anti pancasila, sebagai
berikut:
2. Terorisme adalah suatu kejahatan guna dengan menggunakan cara teror atau
ancaman yang menimbulkan ketakutan dan keresahan atau sikap was-was.
Terorisme juga sifatnya merusak dan anarkhis tujuannya untuk menciptakan
rasa takut dan atau menghancurkan pihak lain, dilakukan tanpa aturan yang
jelas dan sasaranya tanpa batas. Biasanya tindakan teror ini dilakukan oleh
sekelompok orang yang tindakannya yang terjadi saat ini, seperti teror bom
bunuh diri.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang
yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara
besar-besaran dengan menggunakan cara-cara kekerasan dengan paksaan
untuk melakukan suatu perubahan yang sangat drastis. Yang terjadi saat ini
juga radikalisme sering dikait-kaitkan dengan tindakan terorisme, karena
dianggap radikalisme ini sifatnya memaksakan untuk membuat suatu
perubahan sehingga ada pemahamann bahwa cara melakukan perubahan
tersebut dapat menggunakan tindakan terorisme.
Anti Pancasila adalah ormas-ormas yang menginginkan negara Indonesia
menggunakan Al-Qur’an sebagai dasar negara Indonesia bukan pancasila,
karena mereka menganggap bahwa pancasila tidak sesuai dengan Al-Qur’an.
Namun, jika dasar negara kita adalah Al-Qur’an itu artinya negara Indonesia
adalah negara Islam, tapi kit harus pahami bahwa di Indonesia tidak hanya ada
satu agama Islam namun ada lima agama yang telah diakui di negara kita ini,
seperi agama kristen, Hindu, Budha dan sebagainya, dan sesuai dengan
pancasila sila pertama dalam pancasila memiliki lambang bintang yang
memiliki sudut lima yang artinya ada lima agama yang dianut oleh warga
negara Indonesia.
Pada akhir-akhir ini memang hal-hal seperi terorisme, radikalisme, dan anti
pancasila menyudutkan Islam, tetapi sebenarnya teroris itu bukan berasal dari Islam
dan Islam tidak mengajarkan ajaran terorisme atau radikalisme. Seperti yang
dikatakan bahwa mereka melakukan jihad jika melakukan tindakan seperti bunuh diri
3. dan katanya mereka akn ditempatkan di syurga akan ditemani bidadari-bidadari surga.
Namun yang dimaksud Jihad pada ajaran Islam tapi bukanlah tindakan pengecut
terorisme semacam bom bunuh diri, dalam Islam jihad adalah ajaran suci nan mulia
yang sangat jauh dari tindakan kejam dan pengecut ala teroris. Mereka (para teroris),
itu telah mencemarkan nama harum jihad dengan tindakan jihad yang mereka lakukan.
Isu-isu yang beredar saat ini bahwa seolah-olah Islam bertentangan dengan
pancasila. Itu karena ada anggapan bahwa pada saat upacara berdera kita memberikan
hormat kepada bendera. Hal seperti itu ada yang beranggapan bahwa itu adalah
perbuatan syirik. Sehingga ormal-ormas atau sekelompok orang yang mempercayai
hal seperti itu ia ingin pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia diganti, karena
Penghormatan kepada Bendera Merah Putih tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
2. Dikutip oleh Zafriadi (2015), mengenai sejarah sejarah Islam sampai terjadinya
paham-paham radikal, berawal dari peristiwa pada masa Khalifah Ali bin Abi
Thalib, ia sejak masa mudanya amat terkenal dengan sikap dan sifat keberaniannya,
baik dalam keadaan damai ataupun dalam situasi serius. Beliau amat tahu medan
dan tipu daya musuh. Ini kelihatan sekali pada saat perang shiffin. Dalam perang
ini, Khalifah Ali bin Abi Thalib mengetahui benar bahwa siasat yang dibuat oleh
Muawiyah bin Abi Sufyan hanya untuk memperdaya Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Mislanya, ketika Muawiyah menempatkan al-Qur’an diujung tombak sebagia
isyarat perdamaian. Khalifah Ali bin Abi Thalib menolak ajakan damai, karena dia
sangat mengetahui bahwa Muawiyah adalah orang sangat licik. Namun para
sahabatnya mendesak agar menerima tawaran perdamaian itu. Peristiwa ini
kemudian dikenal dengan istilah Thkim (arbitraser) di Daumatul Jandal pada
tahun 34 H. peristiwa ini sebenarnya merupakan bukti kelemahan dalam sistem
dalam pertahanan pada masa Khalifah Ali. Khalifah Ali telah berusaha meperbaiki
sistem yang berada, namun selalu dikalahkan oleh sekelompok orang yang tidak
senang terhadap kepemimpinannya.
Zainal dalam jurnalnya yang berjudul “Islam Radikal Dalam Konteks Sejarah”
Akibat peristiwa tahkim ini, timbullah tiga golongan di kalangan umat Islam yang
4. tidak menerima keputusan Ali bin Abi Thalib untuk memutuskan melakukan
perdamaian, ketiga kelompok tersebut, yaitu kelompok Khawarij, kelompok
Murji’ah, dan kelompok Syi’ah (pengikut Ali). Ketiga kelompok ini pada masa
berikutnya merupakan golongan yang sangat kuat dan mewarnai perkembangan
pemikiran dalam Islam. Islam radikal ini bermula dari peristiwa tahkim antara
pihak Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, sehingga mulcul
kelompok yang tidak menerima hasil keputusan tersebut. Kelompok tahkim
merasa terasing dari kelompok Islam mayoritas, sehingga hanya melalui kekerasan
keinginan mereka dapat diwujudkan.
Menurut saya cerita ini benar. Namun jika dihubungkan dengan akar paham
radikal di katakan berasal dari Islam itu kurang tepat. Sebab jika dikaitkan dengan
masalah agama, semua agama pemahaman terhadap agamanya yang tidak tepat
juga mengakibatkan munculnya sikap radikal. Secara logika jika kita telusuri lebih
lanjut semua agama yang ada berpotensi ketika menutup dialog akan berujung
pada pembenaran tindakan radikal.
Menurut saya sendiri tindakal radikal itu berkesinambungan dengan sejarah.
Ketika sejarah masih berjalan maka masih akan ada tindakan radikal, Seperti yang
disampaikan Mark Juergensmayer dalam bukunya “Teror in the Mind of God”
menegaskan bahwa faktor pemahaman terhadap agama yang tidak tepat juga
munculnya sikap radikal. Analisisnya dijelaskan, semua agama yang ada, apabila
ia dipahami secara ekslusif dan menutup pintu dialog akan berujung pada
pembenaran tindakan radikal/teror. Contohnya adalah Sidarta Soutama, Isa al-
Masih, dan Muhammad, dalam sejarah sepanjang hidupnya dipenuhi dengan
kisah-kisah indah tentang cinta dan kemanusiaan, tetapi ketika agama sampai di
tangan pemeluknya yang paranoid dan haus kekuasaan, sasaran agamanya berubah
menjadi kekerasab atau radikal. Jadi, kurang tepat jika membawa nama agama
Islam menjadi akar paham radikal.
3. Menurut Taufiq Rahman, secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman
5. Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh
dunia pendidikan. Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh
atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat
dipertanggung jawabkan. Kurikulum merupakan salah satu bagian penting
terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya
kurikulum akan kelihatan tidak tertata dan tidak teratur. Menurut Nasution,
“Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar
mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.”
Menurut Sudirman (dalam Jairol), ada empat pengertian kurikulum yaitu:
Secara etimologis
Kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya
“pelari” dari curere yang artinya “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum berasal
dari dunia olah raga pada zaman Rumawi kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis
finish.
Secara terminologis
Istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian semula
ialah sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
Pengertian kurikulum secara luas
Tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar
siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan
pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Segala sesuatu
yang dimaksud di sini misalnya: lingkungan yang aman, bersih dan berbunga,
suasana keakraban dalam proses belajar mengajar antar sesama guru dan murid,
media dan sumber belajar yang memadai. Kesemuanya itu dapat membanggakan
siswa belajar disekolah, meskipun kuncinya terletak pada siswa itu sendiri, guru,
6. kepala sekolah dan karyawannya. Hal-hal tersebut berpengaruh terhadap
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan.
Namun sebelum saya menjawab pertanyaan ada atau tidaknya isu-isu radikal
saya akan menjelaskan terlebuh dahulu indikasi-indikasi yang dapat membuat
generasi bangsa menjadi gerakan radikalisme. Generasi muda pada masa kini
sedang mencari jati diri dan identitas memang sangat rentan menjadi korban atas
infiltrasi gerakan radikalisme dan terorisme. Kelompok radikal dan teroris
menjadikan remaja sebagai target utama untuk direkrut. Ada beberapa indikasi
masalah radikalisme pada generasi muda, yaitu lemahnya tujuan kebangsaan,
pandangan keagamaan yang eksklusif, penyebaran paham radikalisme baik
konvensional dan digital, dan infiltrasi organisasi radikal dan teroris. Paham
radikalisme baik konvensional dan digital, dan infiltrasi organisasi radikal dan
teroris. Maraknya tindakan radikalisme dan terorisme yang terjadi di Indonesia ,
berawal dari persepsi yang keliru tentang makna jihad dan ajaran agama. Seolah-
olah jihad identik dengan perang melawan musuh. Pemahaman yang sempit
seperti ini akan membawa dampak yang besar terhadap perilaku keagamaan
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut saya memuat isu-isu radikalisme
dan terorisme khususnya pada pelajaran agama ketika membahas yang
berhubungan dengan jihad dan peperangan. Namun, itu hanya potensi-potensi
yang dapat mengarah kearah radikalisme dan terorisme, sebab ketika gurunya
menjelaskan makna jihad kurang tepat maka itu akan menjadi suatu masalah bagi
pemahaman siswa samapai kedepannya mengenai makna jihad dan ketika
membahas mengenai peperangan mungkin rata-rata siswa mengetahui bahwa
peperangan acara cara terakhir yang dilakukan dan pemknaan yang hanya berhenti
di sana akan membawa pemahaman yang kurang tepat. Hal itu akan membuat
pemahaman siswa jika tidak ada lagi cara yang bisa ia lakukan dengan hal yang
baik-baik maka jalan terakhir adalah dengan cara pemaksaan atau dengan cara
peperangan. Jadi, menurut saya kalimat yang tepat bukan memuat isu-isu
radikalisme dan terorisme. Namun ada potensi-potensi kurikulum yang yang
diajarkan dapat mengarah pada radikalisme dan terorisme.
7. 4. Sebelum itu kita lihat dari pengertian full day school itu sendiri. Menurut Ahmad
Maulidi (2016), Istilah full day school berasal dari kata day school (bahasa Inggris)
yang artinya hari sekolah. Pengertian hari sekolah adalah hari yang digunakan
sebuah institusi untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak (atau usia
sekolah). Dengan menambahkan istilah full pada day school maka pendidikan
dijalankan sehari penuh mulai dari pagi hari hingga menjelang sore.
secara umum adalah program sekolah yang menyelenggarakan proses belajar
mengajar di sekolah selama sehari penuh. Umumnya sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan full day school dimulai 07.00 sampai 16.00 WIB.
sebenarnya yang saya tahu bahwa memng full day telah ada di Indonesia sejak
lama. Namun orang pada umumnya menggap ini hal yang baru, padahal sistem full
day school ini telah diterapkan oleh ponpes. Mereka melakukan kegiatan belajar
bahkan sampai malam buakn hanya sampai jam 16.00 WIB.
Dikutip Ahmad Maulidi pada halaman Kanal Informasi (2016), Full day school
berawal pada awal sekitar tahun 1980-an di Amerika Serikat pada jenjang sekolah
Taman Kanak-kanak kemudian meluas pada jenjang yang lebih tinggi sampai
dengan sekolah menengah atas. Latar belakang munculnya Full Day Schooll
adalah: semakin banyaknya kaum ibu yang memiliki anak berusia di bawah 6
tahun dan juga bekerja di luar rumah serta berkembangnya kemajuan di segala
aspek kehidupan, maka banyak orang tua berharap nilai akademik anak-anak
mereka meningkat sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya,
juga dapat mengatasi masalah-masalah kemajuan zaman. Dengan memasukkan
anak-anak ke full day school, orang tua berharap anak-anak lebih banyak
menghabiskan waktu belajar di lingkungan sekolah dari pada di rumah dan anak-
anak dapat berada kembali di rumah setelah menjelang sore untuk berkumpul
dengan keluarga.
Seperti yang dikutip pada Jawa Pos.com, Ketua Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh menilai rencana penerapan full day
school sangat tidak berpihak kepada masyarakat. Sebab penyusunan aturannya
tidak melibatkan perwakilan dari masyarakat. Sehingga kebijakan yang
8. dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy itu dinilai sangat tidak tepat.
KPAI juga mengatakan bahwa, ia mempertanyakan pernyataan Medikbud
yang menyebut penerapan full day school tersebut optional atau sekolah tidak
wajib menerapkannya. Namun, dalam Permen itu tidak disebutkan bahwa full day
school itu bersifat optional. Bahkan dia mengaku mendapatkan bocoran dari salah
satu orang di Kemendikbud bahwa full day school bersifat wajib. Pasalnya dalam
setiap Permen tidak bersifat opsional, yakni boleh diterapkan dan tidak apa-apa
apabila tidak menerapkannya.
Yang saya tahu sistem Full Day School telah diterapkan di Provinsi Jawa
Tengah sejak Gubernur Ganjar Pranowo melakukan uji coba melaksanakan lima
hari sekolah, beberapa kabupaten/kota sudah mengajukan permohonan untuk
kembali ke enam hari sekolah, karena penerapan kebijakan lima hari sekolah
dinilai tidak efektif, tidak sesuai dengan kultur mayoritas warga yang agraris,
sehingga justru orang tua bingung memberikan kegiatan/mengarahkan anak-
anaknya pada hari Sabtu yang tidak sekolah itu.
Jadi, jelas substansi yang menolak FDS dan kebijakan lima hari sekolah secara
nasional itu bukan terletak pada konsep lima harinya, melainkan sifat
kebijakannya yang sentralistik tanpa melihat karakter geografis, infrastruktur dan
sarana transportasi, ekonomis, sosial, dan budaya.
Indonesia ini amat luas dan beragam. Bukan hanya Jakarta dan kota-kota lain
di Jawa yang memiliki infrastruktur dan sarana transportasi yang memadai, tapi
ada pulau-pulau kecil yang infrastruktur dan sarana transportasinya minim, guru di
sekolah cuma 1-3 orang saja. Pada daerah-daerah dan sekolah-sekolah seperti itu
FDS sangat tidak cocok diterapkan.
5. Sebelum menjawab saya akan menjabarkan ciri-ciri yang biasa dikenali oleh orang
pada umumnya, terorisme, radikalisme, dan, anti pancasila.
Ciri-ciri terorisme menurut BNPT, sebagai berikut:
a. Berniat dirikan khilafah di bumi NKRI
9. b. Mengujar kebencian etnis, sgama dan aliran
c. Gemar mengkafir-kafirkan orang lain
d. Anti-Pancasila, antipersatuan bangsa
Adapun ciri-ciri kelompok radikal menurut Guru besar UIN Sumut ini, yaitu:
a. memiliki pemahaman yang sangat tekstual dalam beragama,
b. tidak bisa menerima perbedaan,
c. selalu bersemangat mengoreksi orang lain,
d. bicara tentang dakwah objeknya orang lain,
e. membenarkan aksi kekerasan dalam menyebarkan ajaran agama,
f. memiliki solidaritas lintas agama,
g. ekstrim,
h. fundamentalis,
i. eksklusif.
Ciri-ciri ormas anti pancasila yang mudah dikenali, yaitu:
a. membentuk ormas-ormas yang anti pancasila,
b. ingin mengganti dasr negara dengan Al-Qur’an,
c. ingin menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara Islam,
d. menyebut bahwa hormat kepada bendera kebangsaan sebagai perbuatan syirik.
Dari pemaparan ciri-ciri tersebut hal yang bisa saya tunjukkan atau buktikan
jika saya adalah bukan radikalisme, terorisme, dan anti pancasila, dengan tidak
melakukan atau tidak mempunyai ciri-ciri seperti yang tertera di atas. Yang
menyatakan ciri-ciri yang termasuk dalam salah satu dari ketiga kelompok tersebut.
Dengan tidak melakukan tindakan-tindakan seperti ciri-ciri ketiga kelompok tersebut.
10. DAFTAR PUSTAKA
Shaifudin, A . 2016. Hakikat Pendidikan Dalam Perspektif Islam dan Barat. Jakarta:
Jurnal Studi Agama.
Nasution, AA . 2015. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jakarta: Jurnal Tharqim
Ilmiah.
Ahmad Maulidi, 2016. Pengertian Full Day School. 21 Juni 2017.
http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-full-day-school.html.
Imam Sholehudin. 2017. Alasan KPAI Ngotot Tak Setuju Full Day School. 21 Juni
2017. http://www.jawapos.com/read/2017/06/17/138614/ini-alasan-kpai-
ngotot-tak-setuju-full-day-school.
Jairol. 2011. Pengertian Kurikulum. 21 Juni 2017.
https://7airoel.wordpress.com/2011/01/14/pengertian-kurikulum/ .
MN Rofiq. 2010 . Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam pengajaran
pendidikan agama Islam. Jakarta: Jurnal Falasifa.
Prasetyo, Wisnu. 2014. Ciri ciri Orang yang Terpengaruh Teroris Menurut BNPT. 21
Juni 2017. https://kumparan.com/wisnu-prasetyo/ciri-ciri-orang-yang-
terpengaruh-teroris-menurut-bnpt
Sesi . 2011. Ciri-Ciri Paham Radikal Menurut Prof. Dr. Syahrin Harahap. 21 Juni
2017. http://seputarsulawesi.com/berita-ini-ciriciri-paham-radikal-menurut-
prof-dr-syahrin-harahap.html