2. KELOMPOK 5
DINI INDRA MULIANI
FATWAL ISLAMIAH
SYARIFA NADHRAH M
NURJAYANTI SEKAR ANDINI
INDILA MAULVI
3. Apakah itu PLURALISME?
Paham yang mentoleransi adanya
keragaman
pemikiran, peradaban, agama, d
an budaya. Bukan hanya
menoleransi adanya keragaman
pemahaman tersebut, tetapi
bahkan mengakui kebenaran
masing-masing pemahaman
4. konsepPLURALITAS AGAMA
yang mempunyai makna yang luas, berkaitan
dengan penerimaan terhadap agama-agama yang
berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang
berlainan
5. Latar Belakang Munculnya Gerakan
Pluralisme
Paham ini muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim
kebenaran oleh masing-masing kelompok terhadap
pemikirannya sendiri. Konflik horisantal antar pemeluk
agama hanya akan selesai jika masing-masing agama
tidak menganggap bahwa ajaran agama meraka yang
paling benar. Itulah tujuan akhir dari gerakan
pluralisme yaitu untuk menghilangkan keyakinan akan
klaim kebenaran agama dan paham yang dianut,
sedangkan yang lain salah. Bagi para penggiat
pluralisme dari kalangan kaum muslimin mereka pun
menggunakan ayat-ayat yang mengandung gagasan
pluralisme. Di antara ayat yang sering mereka
gunakan adalah:
6. 256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman
kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.
7. Bantahan Islam Atas Argumen
Pluralisme
Jika ayat sebelumnya dibaca dengan tuntas maka akan
jelas, tidak ada paksaan karena telah jelas yang benar
dan yang salah, islam itulah yang benar dan yang
lainnya adalah salah. Masing-masing bebas memilih
dengan resiko sendiri-sendiri. Adapun kaum pluralis
dalam memaksakan pemahamannya tak jarang
memotong ayat tidak pada tempatnya sehingga
seolah-olah benar padahal tidak benar. Jika dilihat
ayat 62 surat al-Baqarah, sekilas memang ayat ini
menjelaskan bahwa orang Yahudi jika tetap beriman
dan beramal shaleh akan masuk surga. Orang
Nasrani, orang Shabi’in, selama tetap beriman dan
beramal shaleh ia akan masuk surga.
8. Surah Ali-Imran (85)
“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang
yang merugi.”
9. Seandainya ide pluralisme agama ini memang diakui di dalam
Islam, berarti, tidak ada satupun orang yang dikatakan kafir.
Tetapi al-qur’an dengan sangat tegas menyebut orang ahlikitab
yang tidak menerima Islam dengan sebutan kafir. Firman Allah.
Padahal telah disebutkan dalam surah Al-Bayyinah ayat 6 yaitu:
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburukburuknya mahluk.”
10. Dalam ajaran Islam, aktivitas kehidupan manusia dalam bentuk
olah akal budi nuraninya harus dibimbing oleh wahyu. Akal budi nurani
manusia memiliki keterbatasan dan dipengaruhi oleh pengalaman, baik
pengalaman pribadi maupun masyarakat.
Sejak awal manusia dilahirkan , Allah Yang Maha Tahu akan
keterbatasan manusia menurunkan wahyu sebagai pembimbing arah
olah akal budi manusia tersebut, agar tidak berkembang dan melahirkan
kebudayaan- peradaban yang bertentangan dengan nilai-nilai universal
kebudayaan yang dianggap menguntungkan sekelompok masyarakat
tertentutetapi merugikan kelompok masyarakat yang lainnya.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang
bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri.
Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang
sesuai dengan petunjuk Allah, yang tidak melepaskan diri dari nilai-nilai
ketuhanan yang beradab atau peradaban Islam.
11. Pluralitas dalam Beragama di
Indonesia
Sebenarnya sejak awal Orde Baru hingga sekarang -baik atas prakarsa pemerintah maupun masyarakat
beragama itu sendiri-- dialog antar umat beragama
telah dibangun, bahkan menjadi agenda nasional demi
terciptanya stabilitas keamanan serta lancarnya
pembangunan
• Pada dekade tahun 1980-an hingga saat ini prakarsa
dialog dalam mewujudkan kerukunan antarumat
beragama dan sosialisasi pemahaman pluralisme ini
pun terus dilakukan, baik oleh para tokoh agama,
intelektual muda maupun pemerintah sendiri
12. • Tapi kenyataannya sampai sekarang, ketegangan dan
kerusuhan yang disebabkan oleh sentimen
keagamaan (Islam-Kristen) di beberapa daerah
• Dalam rangka membina dan memlihara kerukunan
antar umat beragama di Indonesia, pemerintah telah
mencarikan jalan keluar melalui pelbagai cara dan
upaya, antara lain dengan menyelenggarakan dialog
antartokoh agama; memfungsikan pranata-pranata
agama sebagai media penyalur gagasan dan ide.
13. Meninggalnya Gus Dur menjadi momen penting
bagi para penyokong ajaran pluralisme untuk kembali
menggiatkan kampanyenya mengusung gagasannya.
Salah satu agenda penting yang akan digoalkan saat ini
adalah menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan
Nasional, karena jasa-jasanya dalam membangun
persatuan bangsa. Sebagian lagi menganggapnya
sebagai “Bapak Pluralisme”, tak main-main yang
mengatakan demikian adalah presiden SBY. Padahal, di
sisi lain, MUI telah berfatwa tentang haramnya
pemahaman pluralisme ini.
Realitas di atas menunjukkan bahwa pemikiran
pluralisme semakin diterima secara luas di masyarakat.
Padahal sekali lagi, pemikiran itu tidak sejalan dengan
ajaran islam.
14. Kesimpulan
Pluralisme adalah paham sesat yang bertentangan dengan
aqidah Islam. Islam mengajarkan keyakinan bahwa islam
sajalah agama yang benar, yang diridhai Allah. Orang yang
masih mencari agama selain Islam, ia akan rugi, karena
amalnya tidak diterima oleh Allah. Siapapun yang mengakui
kebenaran agama selain Islam, atau menyakini bahwa orang
Yahudi dan Nashrani masuk ke surga, maka dia telah
mengingkari ayat-ayat al-Qur’an yang tegas dan jelas.
Pengingkaran tersebut berakibat pada batalnya keislaman
seseorang. Sesungguhnya dalam Islam yang dikenal adalah
istilah saling menghormati antar sesama umat
beragama, bukannya membenarkan semua agama yang ada
seperti Islam. Islam hanya mengakui adanya agama dan
keyakinan di luar agama islam, serta mengakui adanya
identitas agama-agama selain Islam.