SlideShare a Scribd company logo
TUGAS KIMIA DASAR II
Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen, dan
               contohnya.
     DOSEN   : Dra. Rully Melliawaty, M.Pd




             DISUSUN OLEH :
          SYLVESTER SARAGIH
              DBD 111 0105



        UNIVERSITAS PALANGKARAYA
             FAKULTAS TEKNIK
          JURUSAN PERTAMBANGAN
              PALANGKARAYA
                    2011
KATA PENGANTAR


        Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan, walaupun 80 % isi dari karya ilmiah ini
saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap makalah ilmiah ini dapat membantu dan
menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas
tentang “Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen dan contohnya”. Ada pun isi dari makalah
ilmiah saya ini hanyalah berupa pengetahuan mengenai pengertian ikatan kimia, dan beberapa
contoh ikatan ion dan kovalen.

        Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini.
Namun, dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
menerima kritik dan saran dari pembaca.

        Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terima kasih,.,.,,




                                                                       Penulis
BAB I
         PENGERTIAN IKATAN KIMIA, ION, dan KOVALEN



1.1 PENDAHULUAN

         Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom merupakan
fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia pertama akan muncul
ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang menjelaskan bagaimana karakter
hubungan atom dengan atom, yakni pembentukan ikatan kimia sangat berperan dalam
perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan kimia dengan sebenarnya diperlukan dukungan
mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia.
Jadi mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin mempelajari betapa pentingnya ikatan
kimia.

   Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada
orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.


1.2 TEORI IKATAN KIMIA SEBELUM ABAD 20
    A. Afinitas kimia

Teori atom adalah premis untuk konsep ikatan kimia. Namun, teori afinitas lebih disukai
kimiawan abad 18 mungkin dapat dianggap sebagai asal teori ikatan kimia modern, walaupun
afinitas kimia merupakan teori reaksi kimia. Dasar teori afinitas adalah konsep „like attract like“,
sesama manarik sesama. Kimiawan Perancis Йtienne Franзois Geoffroy (1672-1731) membuat
tabel dengan enambelas jenis zat didaftarkan dalam urutan afinitasnya pada zat lain. (Gambar
3.1). Karya ini memiliki signifikansi historis karena orang dapat memprediksi hasil reaksi
dengan bantuan Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Tabel afinitas kimia dari Geoffroy. Simbol yang digunakan di tabel ini
adalah simbol yang awalnya digunakan para alkemi. Di baris pertama, enambelas zat
didaftrakan. Di bawah tiap zat in, zat lain dengan urutan afinitasnya pada zat di baris pertama
didaftarkan.
       Sekitar pertengahan abad 19, kimiawan mencari cara untuk mengukur afinitas kimia
dengan kuantititatif. Kimiawan Denmark Hans Peter Jargen Julius Thomsen (1826-1909) dan
kimiawan Pernacis Pierre Eugene Marcelin Berthelot (1827-1907) menggunakan kalor yang
dihasilkan dalam reaksi sebagai ukuran afinitas kimia. Namun, ada beberapa reaksi yang
endoterm, walaupun sebagian besar reaksi eksoterm. Kemudian menjadi jelas, tidak ada
hubungan yang sederhana antara kalor yang dihasilkan dalam reaksi dan afinitas kimia.


    B. Dualisme Elektrokimia

       Dualisme elektrokimia adalah teori ikatan kimia rasional yang pertama, dan teori ini
diusulkan oleh Davy, Berzelius dkk di pertengahan pertama abad 19. Dasar teori Berzelius
adalah sebagai berikut: atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif dalam jumlah yang
berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan zat. Misalnya, tembaga bermuatan
listrik positif dan oksigen bermuatan negatif. Tembaga oksida terbentuk dengan kombinasi kedua
unsur tersebut masih sedikit positif. Hal ini yang menyebabkan umumnya oksida logam yang
agak positif dan air yang    agak negatif bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida.
Penemuan bahwa elektrolisis oksida logam alkali menghasilkan logam dan oksigen dengan baik
dijelaskan dengan dualism elektrokimia. Namun, ditemukan beberapa kasus yang tidak cocok
dengan teori ini. Menurut aksioma Berzelius, atom hidrogen bermuatan positif dan atom khlorin
bersifat negatif. Menurut teori Berzelius, walaupun asam asetat, CH3COOH, bersifat asam, asam
trikhloroasetat, CCl3COOH, seharusnya basa. Berzelius percaya b ahwa muatan listrik adalah
asal usul keasaman dan kebasaan. Karena penukaran hidrogen dengan khlorin, yang muatannya
berlawanan, akan membentuk basa. Faktanya asam trikhloroasetat asam, bahkan lebih asam dari
asam asetat Dualisme elektrokimia dengan demikian perlahan ditinggalkan.


    C. TEORI VALENSI

       Di paruh akhir abad 19, teori yang lebih praktis diusulkan dari bidang kimia organik.
Banyak senyawa organik yang telah disintesis sebelum masa itu, dan strukturnya telah
ditentukan dengan analisis kimia. Karena dijumpai banyak senyawa yang secara kimia mirip
(misalnya, dalam      nomenklatur saat ini sifat-sifat deret asam karboksilat), kimiawan
mengusulkan beberapa teori untuk mengklasifikasikan dan mengurutkan kemiripan sifat ini.
Menurut salah satu teori, satu radikal (misalnya radikal benzoil, C7H5O–) yang terdiri dari
beberapa atom dianggap ekuivalen dengan satu atom dalam senyawa anorganik (Tabel 3.1).
Teori lain menjelaskan bahwa kemampuan ikatan (afinitas kimia) atom tertentu yang terikat
sejumlah tertentu atom lain.


1.3 TEORI IKATAN KIMIA BERDASARKAN TEORI BOHR.


    A. Ikatan Ionik


       Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus dikenal dengan lebih
dalam. Daro awal abad 20, pemahaman ilmuwan tentang struktur atom bertambah mendalam,
dan hal ini mempercepat perkembangan teori ikatan kimia. Kimiawan Jerman Albrecht Kossel
(1853-1927) menganggap kestabilan gas mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh
(yakni, konfigurasi elektron di kulit terluarnya, kulit valensi, terisi penuh). Ia berusaha
memperluas interpretasinya ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan
listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah
elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebihbanyak dari atom gas mulia yang terdekat
dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang
memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom
mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Ia menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan
ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk
disebut dengan ikatan ionik. Kulit K dan L atom natrium terisi penuh elektron, tetapi hanya ada
satu elektron di kulit terluar Jadi natrium dengan mudah kehilangan satu elektron terluar ini
                                 +
menjadi ion natrium Na yang memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan atom neon Ne
   2    2    6
(1s 2s 2p ).
                                              2   2   6   2   5
            Konfigurasi elektron atom khlor (1s 2s 2p 3s 3p ). Bila satu atom khlorin menangkap
satu elektron untuk melengkapi kulit M-nya agar menjadi terisi penuh, konfigurasi elektronnya
                 2   2   6   2   6
menjadi (1s 2s 2p 3s 3p ) yang identik dengan konfigurasi elektron argon Ar. Pada waktu itu,
sruktur kristal natrium khlorida telah dianalisis dengan analisis kristalografik sinar-X, dan
keberadaan ion natrium dan khlorida telah diyakini. Jelas tidak ada pertentangan antara teori
Kossel dan fakta sepanjang senyawa ion yang dijelaskan. Namun, teori ini belum lengkap,
seperti dalam kasus dualisme elektrokimia, dalam hal teori ini gagal menjelaskan fakta
                                                                                   4+
ekesperimen seperti pembentukan senyawa hidrogen atau tidak diamatinya kation C         atau anion
C4–..


       B. Ikatan Kovalen

            Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan
Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh
teori teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka
adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar
yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan
kovalen adalah konsep baru waktu itu. Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet. Teori
ini menjelaskan, untuk gas mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun
seolah mengisi kedelapan pojok kubus (gambar 3.3) sementara untuk atom lain, beberapa
sudutnya tidak diisi elektron. Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan
elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus. Dengan cara ini
dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang membentuk molekul hidrogen. Namun,
pertanyaan paling fundamental, mengapa dua atom hidrogen bergabung, masih belum
terjelaskan. Sifat sebenarnya ikatan kimia masih belum terjawab.




 Gambar 3.3 Teori oktet Lewis/Langmuir. Model atom dan molekul sederhana. Ikatan tunggal diwakili
    oleh penggunaan bersama rusuk kubus, ikatan ganda dengan penggunaan bersama bidang kubus.


       Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul
(struktur Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut.


       Aturan penulisan rumus Lewis :


1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.


2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan
bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)


3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan
electron ikatan.


4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap
digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.


5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom
umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet.


           Berikut adalah contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis.




    C. Ikatan Koordinat

       Dengan menggabungkan teori valensi dengan teori ikatan ion dan kovalen, hampir semua
ikatan kimia yang diketahui di awal abad 20 dapat dipahami. Namun, menjelasng akhir abad 19,
beberapa senyawa yang telah dilaporkan tidak dapat dijelaskan dengan teori Kekulй dan Couper.
Bila teori Kekulй dan Couper digunakan untuk mengintepretasikan struktur garam luteo,
senyawa yang mengandung kation logam dan aminua dengan rumus rasional Co(NH3)6Cl3, maka
struktur singular (gambar 3.4(a)) harus diberikan. Struktur semacam ini tidak dapat diterima bagi
kimiawan Swiss Alfred Werner (1866-1919). Ia mengusulkan bahwa beberapa unsur termasuk
kobal memiliki valensi tambahan, selain valensi yang didefinisikan oleh Kekulй dan Couper,
yang oleh Werner disebut dengan valensi utama. Menuru Werner, atom kobalt dalam garam
luteo berkombinasi dengan tiga anion khlorida dengan valensi utamanya (trivalen) dan enam
amonia dengan valensi tambahannya (heksavalen) membentuk suatu oktahedron dengan atom
kobaltnya di pusat (gambar 3.4(b)).
Gambar 3.4 Dua struktur yang diusulkan untuk garam luteo.


       Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima umum, dan diteumkan
bahwa banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan. Dalam senyawa-senyawa ini,
atomnya (atau ionnya) yang memerankan peranan kobalt disebut dengan atom pusat, dan
molekul yang memerankan seperti amonia disebut dengan ligan. Sifat sebenarnya dari valensi
tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan Inggris Nevil Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia
mengusulkan sejenis ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah
satu atom, yakni ikatan koordinat.. Jadi atom yang menerima pasangan elektron harus memiliki
orbital kosong yang dapat mengakomodasi pasangan elektron. Kekulй telah mengungkapkan
amonium khlorida sebagai NH3・HCl. Menurut Sidgewick, asuatu iktan koordiant dibentuk
oleh atom nitrogen dari amonia dan proton menghasilkan ion amonium NH 4+, yang selanjutnya
membentuk ikatan ion dengan ion khlorida menghasilkan ammonium khlorida.
Amonia adalah donor elektron karena mendonorkan pasangan elektron, sementara proton
adalah akseptor elektron karena menerima pasangan elejtron di dalam orbital kosongnya. Dalam
hal garam luteo, ion kobalt memiliki enam orbital kosong yang dapat membentuk ikatan
koordinat dengan amonia.
BAB II

                                          PENUTUP

   2.1 Rangkuman Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen dan contohnya.

   Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada
orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.


   1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).

       Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik-
menarik elektron oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik
oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama
oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat jumlah
ruang kososng yang besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian
menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut
“delocalized electron” dan ikatannya juga disebut “delocalized bonding”.

Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang tinggal
berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.




       2. Ikatan kovalen

       2.1.1 Ikatan dengan non logam

       Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti (nucleus) yang
bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, Gaya tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum
Coulomb.
F=




               F              : Gaya tarik menarik atau tolak menolak

               Q1 dan Q2      : Muatan partikel 1 dan 2

               r              : Jarak antara partikel 1 dan 2

               k              : Konstante dielektrik

Bila Q1 dan Q2 bermuatan sama, maka keduanya akan tolak-menolak, sebaliknya bila Q1 dan
Q2 bermuatan berlawanan akan terjadi tarik menarik.

       Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur memiliki ruang kosong dan orbit
luar berenergi rendah. Makin rendah energi suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang ada
di dalamnya. Semua unsur non-logam memiliki paling tidak 4 dari 8elektron yang mungkin
berada pada orbit luar, kecuali: H, He, dan B.

     Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki kelebihan ruang kosong
yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron yang akan disharing. Elektron yang dapat
disharing dalam unsur non-logam tidak mengalami “delocalised” seperti pada ikatan metalik
(ikatan logam). Jadi elektron ini tinggal terlokalisir dalam kedekatan antar 2 inti (ikatan
kovalen).

       Contoh: pembentukan H2 dari 2 atom H. Pada molekul H2 ada 3 gaya yang bekerja yaitu:

       a). Gaya tolak-menolak antara 2 inti

       b). Gaya tolak-menolak antara 2 elektron

       c). Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom dengan elektron dari atom yang lainnya.
       Besarnya gaya c ini lebih besar dari jumlah gaya a dan b.
H            H




       Ikatan kovalen pada H2, 2 elektron disharing oleh 2 atom dan orbit dari 2 elektron itu
juga disharing oleh 2 atom.

       Ikatan kovalen: gaya tarik-menarik bersih (net) yang terjadi ketika setiap atom memasok
1 elektron yang tidak berpasangan untuk dipasangkan dengan yang lain, dan ada satu ruang
kosong untuk menerima elektron dari atom yang lain, sehingga 2 elektron ditarik oleh kedua inti
atom tersebut.

       2.1.2 Valensi atau kekuatan penggabungan


       Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk. Contoh: valensi

H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li =1.


       3. Ikatan non-logam dengan logam

        Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan antara atom logam dan non-logam

terletak pada orbit yang overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam tidak
mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka elektron akan tersebar pada daerah orbit
yang overlap.
Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg berbeda dalam menarik pasangan
elektron dalam suatu ikatan kovalen.

F, O, Cl     : kemampuan menariknya kuat

Na, K        : kemampuan menariknya lemah.

Elektro-negativitas: kemampuan relatif suatu unsur untuk memenuhi muatan listrik yang negatif.

        2.2.1 Ikatan ionic (elektro-valent, hetero-polar)


           Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion yang bermuatan berlawnan

[Kation (+) dan anion (-)]. (Hukum Coulomb)

     Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan elektron adalah proses
endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah kurang stabil
dibandingkan atom yang tak bermuatan.

                Na       Na+ + (-) - energi

                  ½O2 + 2 (-)        O-2 - energi

        Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk
oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.

           Contoh: Na + Cl         NaCl.

        Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehingga pasangan elektron
yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl.

        Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin besar pula karakter ioniknya.
Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki elektro-negativitas paling kuat, sedang Cs
memiliki elektro-negativitas paling lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik.
Bagaimanapun juga ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang
sama (H2, Cl2, C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang
hampir sama, contoh: C-H.


     Dari bermacam-macam ikatan dapat disimpulkan sebagai berikut:


a). Senyawa dengan ikatan kovalen yang dominan, elektron dari ikatan berada pada atom yang
     membuat ikatan. Diantara molekul yang berbeda ada ikatan yang lemah yang disebut “gaya
     van der Waals”. Hal yang sama terjadi untuk senyawa dengan “ikatan kovalen koordinat”.
     Molekul yang berbeda membentuk satuan-satuan yang terpisah. Dalam molekul ini jarak
     antar atom dalam molekul lebih kecil dari jarak antara atom dan molekul didekatnya.

b). Senyawa dengan ikatan metalik dan ionik yang dominan, ikatan itu dibuat oleh elektron-
     elektron yang disharing. Dalam logam gaya tarik berasal dari “delocalised electron”,
     sedang dalam senyawa ionik berasal dari gaya tarik menarik antara ion positif dan negatif.
     Dalam senyawa ini, partikel-partikel bermuatan diposisikan pada jarak yg sama satu
     dengan yang lainnya, sehingga tidak ada kemungkinan untuk membedakan atau
     memisahkan molekul yang utuh (discrete). Dalam logam, setiap atom biasanya diposisikan
     pada jarak yang sama dari 6, 8 atau 12 atom yang lainnya yang menunjukkan bahwa ikatan
     dengan seluruh atom-atom yang berbeda ini memiliki kekuatan yang sama.

   Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl pada jarak
   yang sama, setiap Cl- dikelilingi oleh 6 Na+ juga pada jarak yang sama, yang menunjukkan
   bahwa setiap Na+ ditarik oleh 6 Cl- dg kekuatan yang sama, setiap Cl- juga ditarik oleh 6 Na+
   dengen kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam pelarut polar (air) yang dapat
   memutus ikatan ionik dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion hidrat (ion yang
   diseliputi dengan mantel air).
DAFTAR PUSTAKA



benito.staff.ugm.ac.id/IKATAN%20KIMIA%20BENITO.htm

lischer.wordpress.com/2009/08/21/jenis-jenis-ikatan-kimia/

old.inorg-phys.chem.itb.ac.id/wp-content/uploads/.../bab-3-4.pdf

elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_5.pdf

sahri.ohlog.com/ikatan-kimia.cat3087.html

www.squidoo.com › Education › Science › Chemistry

More Related Content

What's hot

FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
MOSES HADUN
 
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
ZainulHasan13
 
Laporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makananLaporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makanan
nurul Aulia sari
 
bentuk molekul h2o
bentuk molekul h2obentuk molekul h2o
bentuk molekul h2o
Dea Ariana Dewi
 
Resonansi1
Resonansi1Resonansi1
Resonansi1
suraya fathin
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
Iwan Setiawan
 
14. logam dan non logam
14. logam dan non logam14. logam dan non logam
14. logam dan non logamHabibur Rohman
 
Biokimia Karbohidrat
Biokimia KarbohidratBiokimia Karbohidrat
Biokimia Karbohidrat
pure chems
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
Institute techologi bandung
 
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsurPower point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
UNIB
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluan
Muhammad Luthfan
 
Rpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebasRpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebas
IKetut Suena
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Alen Pepa
 
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selSifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Alfredo Bambang
 
Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
fitri amalian
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Maedy Ripani
 

What's hot (20)

FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
 
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
Bab 2.2 IPA Kelas 7 (Perubahan Wujud Zat) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Su...
 
Laporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makananLaporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makanan
 
bentuk molekul h2o
bentuk molekul h2obentuk molekul h2o
bentuk molekul h2o
 
Resonansi1
Resonansi1Resonansi1
Resonansi1
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
 
14. logam dan non logam
14. logam dan non logam14. logam dan non logam
14. logam dan non logam
 
Biokimia Karbohidrat
Biokimia KarbohidratBiokimia Karbohidrat
Biokimia Karbohidrat
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hariaplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
aplikasi hukum nweton dalam kehidupan sehari -hari
 
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsurPower point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
Power point kelompok 5 perkembangan sistem periodik unsur
 
10 11. materi genetik pendahuluan
10   11. materi genetik pendahuluan10   11. materi genetik pendahuluan
10 11. materi genetik pendahuluan
 
Teori Ikatan Valensi
Teori Ikatan ValensiTeori Ikatan Valensi
Teori Ikatan Valensi
 
Rpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebasRpp gerak jatuh bebas
Rpp gerak jatuh bebas
 
Struktur fungsi dan perkembangan akar
Struktur  fungsi dan perkembangan akarStruktur  fungsi dan perkembangan akar
Struktur fungsi dan perkembangan akar
 
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selSifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa sel
 
Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 

Viewers also liked

Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Sylvester Saragih
 
Java coding-conventions
Java coding-conventionsJava coding-conventions
Java coding-conventionsVenky Racha
 
SKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST ProjectSKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST Project
Najihah Mahmud
 
Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5
primero_mining
 
一期一会
一期一会一期一会
一期一会Yuto Baba
 
Young people project ppt
Young people project pptYoung people project ppt
Young people project ppt
svhughes1028
 
Wahyu widya
Wahyu widyaWahyu widya
Wahyu widya
Nan3d_tp05
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative Functors
David Galichet
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15
TLMI
 
Fantastic trip(t)
Fantastic trip(t)Fantastic trip(t)
Fantastic trip(t)
Rejeti Venkateswarlu
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94Gina Gu
 
исаак ньютон
исаак ньютонисаак ньютон
исаак ньютонsunvywern
 
UDL at Sovereign Avenue
UDL at Sovereign AvenueUDL at Sovereign Avenue
UDL at Sovereign Avenue
cj serdy
 
Social Media and Business
Social Media and BusinessSocial Media and Business
Social Media and Business
Ganapathi M
 
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp0110remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
Gina Gu
 
Tugas kimia dasar i sylvester saragih
Tugas kimia dasar i sylvester saragihTugas kimia dasar i sylvester saragih
Tugas kimia dasar i sylvester saragih
Sylvester Saragih
 
Strenthening   students' language skills through technology
Strenthening   students' language skills through  technologyStrenthening   students' language skills through  technology
Strenthening   students' language skills through technology
Telly J Hajny
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลNungning Chaleenivat
 
Question3
Question3Question3

Viewers also liked (20)

Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011Makalah perencanaan pendidikan 2011
Makalah perencanaan pendidikan 2011
 
Java coding-conventions
Java coding-conventionsJava coding-conventions
Java coding-conventions
 
SKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST ProjectSKPD 1033 DST Project
SKPD 1033 DST Project
 
Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5Black fox site visit june 5
Black fox site visit june 5
 
一期一会
一期一会一期一会
一期一会
 
Young people project ppt
Young people project pptYoung people project ppt
Young people project ppt
 
Wahyu widya
Wahyu widyaWahyu widya
Wahyu widya
 
Writing DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative FunctorsWriting DSL with Applicative Functors
Writing DSL with Applicative Functors
 
New members 12.07.15
New members 12.07.15New members 12.07.15
New members 12.07.15
 
Fantastic trip(t)
Fantastic trip(t)Fantastic trip(t)
Fantastic trip(t)
 
36kr no.94
36kr no.9436kr no.94
36kr no.94
 
исаак ньютон
исаак ньютонисаак ньютон
исаак ньютон
 
UDL at Sovereign Avenue
UDL at Sovereign AvenueUDL at Sovereign Avenue
UDL at Sovereign Avenue
 
Social Media and Business
Social Media and BusinessSocial Media and Business
Social Media and Business
 
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp0110remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
10remarkableentrepreneurshipthoughts 131008125313-phpapp01
 
Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3
 
Tugas kimia dasar i sylvester saragih
Tugas kimia dasar i sylvester saragihTugas kimia dasar i sylvester saragih
Tugas kimia dasar i sylvester saragih
 
Strenthening   students' language skills through technology
Strenthening   students' language skills through  technologyStrenthening   students' language skills through  technology
Strenthening   students' language skills through technology
 
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคลหลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
หลวงปู่ทวดวัดห้วยมงคล
 
Question3
Question3Question3
Question3
 

Similar to Tugas kimia dasar 2 pengertian ikatan kimia

1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimiabaskimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
Rama Laweru
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
Warnet Raha
 
Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
Putri Humaerah
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
1habib
 
Presentation kimia industri
Presentation kimia industriPresentation kimia industri
Presentation kimia industri
universitas mercu buana
 
Laporan kimia smster 1
Laporan kimia smster 1Laporan kimia smster 1
Laporan kimia smster 1
apriliarahmayanti
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
CHakun1999
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
SetyaAyuAprilia2
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
Andi Haris
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekul
ujangsupiandi
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
1habib
 
Ikatan Kimia Kelas X.pdf
Ikatan Kimia Kelas X.pdfIkatan Kimia Kelas X.pdf
Ikatan Kimia Kelas X.pdf
sheila411713
 
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxPPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
FatihIzzulhaq
 
Lamtiur d sihotang (8136142014)
Lamtiur d sihotang (8136142014)Lamtiur d sihotang (8136142014)
Lamtiur d sihotang (8136142014)
Lamtiur Sihotang
 
07 bab6
07 bab607 bab6
07 bab6
Rahmat Iqbal
 

Similar to Tugas kimia dasar 2 pengertian ikatan kimia (20)

1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia1f. ikatan kimia_basrib.kimia
1f. ikatan kimia_basrib.kimia
 
Ikatan kimia bab 3-4
Ikatan kimia bab 3-4Ikatan kimia bab 3-4
Ikatan kimia bab 3-4
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Presentation kimia industri
Presentation kimia industriPresentation kimia industri
Presentation kimia industri
 
Laporan kimia smster 1
Laporan kimia smster 1Laporan kimia smster 1
Laporan kimia smster 1
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Kimia organik d3 2012
Kimia organik d3 2012Kimia organik d3 2012
Kimia organik d3 2012
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekul
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Ikatan Kimia Kelas X.pdf
Ikatan Kimia Kelas X.pdfIkatan Kimia Kelas X.pdf
Ikatan Kimia Kelas X.pdf
 
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxPPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
 
Lamtiur d sihotang (8136142014)
Lamtiur d sihotang (8136142014)Lamtiur d sihotang (8136142014)
Lamtiur d sihotang (8136142014)
 
07 bab6
07 bab607 bab6
07 bab6
 
07 bab6
07 bab607 bab6
07 bab6
 

More from Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Sylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Sylvester Saragih
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
Sylvester Saragih
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
Sylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Sylvester Saragih
 
Mine plan
Mine planMine plan
Ptm
PtmPtm
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Sylvester Saragih
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
Sylvester Saragih
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Sylvester Saragih
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Sylvester Saragih
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
Sylvester Saragih
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
Sylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Sylvester Saragih
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Sylvester Saragih
 

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 

Recently uploaded

Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
ssuseraf5f2e
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
adityanoor64
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
cecepmustofa29
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
PujiMaryati
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
AINARAHYUBINTISULAIM
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
BOWLNChannel
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 

Recently uploaded (20)

Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMKPanduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
Panduan E_KSP SMK 2024 Program Kemendikbud SMK
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 

Tugas kimia dasar 2 pengertian ikatan kimia

  • 1. TUGAS KIMIA DASAR II Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen, dan contohnya. DOSEN : Dra. Rully Melliawaty, M.Pd DISUSUN OLEH : SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERTAMBANGAN PALANGKARAYA 2011
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan, walaupun 80 % isi dari karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap makalah ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen dan contohnya”. Ada pun isi dari makalah ilmiah saya ini hanyalah berupa pengetahuan mengenai pengertian ikatan kimia, dan beberapa contoh ikatan ion dan kovalen. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini. Namun, dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya menerima kritik dan saran dari pembaca. Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,.,.,, Penulis
  • 3. BAB I PENGERTIAN IKATAN KIMIA, ION, dan KOVALEN 1.1 PENDAHULUAN Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom merupakan fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang menjelaskan bagaimana karakter hubungan atom dengan atom, yakni pembentukan ikatan kimia sangat berperan dalam perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan kimia dengan sebenarnya diperlukan dukungan mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin mempelajari betapa pentingnya ikatan kimia. Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya. 1.2 TEORI IKATAN KIMIA SEBELUM ABAD 20 A. Afinitas kimia Teori atom adalah premis untuk konsep ikatan kimia. Namun, teori afinitas lebih disukai kimiawan abad 18 mungkin dapat dianggap sebagai asal teori ikatan kimia modern, walaupun afinitas kimia merupakan teori reaksi kimia. Dasar teori afinitas adalah konsep „like attract like“, sesama manarik sesama. Kimiawan Perancis Йtienne Franзois Geoffroy (1672-1731) membuat tabel dengan enambelas jenis zat didaftarkan dalam urutan afinitasnya pada zat lain. (Gambar 3.1). Karya ini memiliki signifikansi historis karena orang dapat memprediksi hasil reaksi dengan bantuan Gambar 3.1.
  • 4. Gambar 3.1 Tabel afinitas kimia dari Geoffroy. Simbol yang digunakan di tabel ini adalah simbol yang awalnya digunakan para alkemi. Di baris pertama, enambelas zat didaftrakan. Di bawah tiap zat in, zat lain dengan urutan afinitasnya pada zat di baris pertama didaftarkan. Sekitar pertengahan abad 19, kimiawan mencari cara untuk mengukur afinitas kimia dengan kuantititatif. Kimiawan Denmark Hans Peter Jargen Julius Thomsen (1826-1909) dan kimiawan Pernacis Pierre Eugene Marcelin Berthelot (1827-1907) menggunakan kalor yang dihasilkan dalam reaksi sebagai ukuran afinitas kimia. Namun, ada beberapa reaksi yang endoterm, walaupun sebagian besar reaksi eksoterm. Kemudian menjadi jelas, tidak ada hubungan yang sederhana antara kalor yang dihasilkan dalam reaksi dan afinitas kimia. B. Dualisme Elektrokimia Dualisme elektrokimia adalah teori ikatan kimia rasional yang pertama, dan teori ini diusulkan oleh Davy, Berzelius dkk di pertengahan pertama abad 19. Dasar teori Berzelius adalah sebagai berikut: atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif dalam jumlah yang berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan zat. Misalnya, tembaga bermuatan listrik positif dan oksigen bermuatan negatif. Tembaga oksida terbentuk dengan kombinasi kedua unsur tersebut masih sedikit positif. Hal ini yang menyebabkan umumnya oksida logam yang agak positif dan air yang agak negatif bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida. Penemuan bahwa elektrolisis oksida logam alkali menghasilkan logam dan oksigen dengan baik dijelaskan dengan dualism elektrokimia. Namun, ditemukan beberapa kasus yang tidak cocok dengan teori ini. Menurut aksioma Berzelius, atom hidrogen bermuatan positif dan atom khlorin
  • 5. bersifat negatif. Menurut teori Berzelius, walaupun asam asetat, CH3COOH, bersifat asam, asam trikhloroasetat, CCl3COOH, seharusnya basa. Berzelius percaya b ahwa muatan listrik adalah asal usul keasaman dan kebasaan. Karena penukaran hidrogen dengan khlorin, yang muatannya berlawanan, akan membentuk basa. Faktanya asam trikhloroasetat asam, bahkan lebih asam dari asam asetat Dualisme elektrokimia dengan demikian perlahan ditinggalkan. C. TEORI VALENSI Di paruh akhir abad 19, teori yang lebih praktis diusulkan dari bidang kimia organik. Banyak senyawa organik yang telah disintesis sebelum masa itu, dan strukturnya telah ditentukan dengan analisis kimia. Karena dijumpai banyak senyawa yang secara kimia mirip (misalnya, dalam nomenklatur saat ini sifat-sifat deret asam karboksilat), kimiawan mengusulkan beberapa teori untuk mengklasifikasikan dan mengurutkan kemiripan sifat ini. Menurut salah satu teori, satu radikal (misalnya radikal benzoil, C7H5O–) yang terdiri dari beberapa atom dianggap ekuivalen dengan satu atom dalam senyawa anorganik (Tabel 3.1). Teori lain menjelaskan bahwa kemampuan ikatan (afinitas kimia) atom tertentu yang terikat sejumlah tertentu atom lain. 1.3 TEORI IKATAN KIMIA BERDASARKAN TEORI BOHR. A. Ikatan Ionik Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus dikenal dengan lebih dalam. Daro awal abad 20, pemahaman ilmuwan tentang struktur atom bertambah mendalam, dan hal ini mempercepat perkembangan teori ikatan kimia. Kimiawan Jerman Albrecht Kossel (1853-1927) menganggap kestabilan gas mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh (yakni, konfigurasi elektron di kulit terluarnya, kulit valensi, terisi penuh). Ia berusaha memperluas interpretasinya ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebihbanyak dari atom gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang
  • 6. memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Ia menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk disebut dengan ikatan ionik. Kulit K dan L atom natrium terisi penuh elektron, tetapi hanya ada satu elektron di kulit terluar Jadi natrium dengan mudah kehilangan satu elektron terluar ini + menjadi ion natrium Na yang memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan atom neon Ne 2 2 6 (1s 2s 2p ). 2 2 6 2 5 Konfigurasi elektron atom khlor (1s 2s 2p 3s 3p ). Bila satu atom khlorin menangkap satu elektron untuk melengkapi kulit M-nya agar menjadi terisi penuh, konfigurasi elektronnya 2 2 6 2 6 menjadi (1s 2s 2p 3s 3p ) yang identik dengan konfigurasi elektron argon Ar. Pada waktu itu, sruktur kristal natrium khlorida telah dianalisis dengan analisis kristalografik sinar-X, dan keberadaan ion natrium dan khlorida telah diyakini. Jelas tidak ada pertentangan antara teori Kossel dan fakta sepanjang senyawa ion yang dijelaskan. Namun, teori ini belum lengkap, seperti dalam kasus dualisme elektrokimia, dalam hal teori ini gagal menjelaskan fakta 4+ ekesperimen seperti pembentukan senyawa hidrogen atau tidak diamatinya kation C atau anion C4–.. B. Ikatan Kovalen Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh teori teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu. Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet. Teori ini menjelaskan, untuk gas mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun seolah mengisi kedelapan pojok kubus (gambar 3.3) sementara untuk atom lain, beberapa sudutnya tidak diisi elektron. Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus. Dengan cara ini dimungkinkan untuk memahami ikatan kimia yang membentuk molekul hidrogen. Namun,
  • 7. pertanyaan paling fundamental, mengapa dua atom hidrogen bergabung, masih belum terjelaskan. Sifat sebenarnya ikatan kimia masih belum terjawab. Gambar 3.3 Teori oktet Lewis/Langmuir. Model atom dan molekul sederhana. Ikatan tunggal diwakili oleh penggunaan bersama rusuk kubus, ikatan ganda dengan penggunaan bersama bidang kubus. Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul (struktur Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut. Aturan penulisan rumus Lewis : 1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya. 2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan penggunaan bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom) 3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan pasangan electron ikatan. 4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-titik tetap
  • 8. digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas. 5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan), atom umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet. Berikut adalah contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis. C. Ikatan Koordinat Dengan menggabungkan teori valensi dengan teori ikatan ion dan kovalen, hampir semua ikatan kimia yang diketahui di awal abad 20 dapat dipahami. Namun, menjelasng akhir abad 19, beberapa senyawa yang telah dilaporkan tidak dapat dijelaskan dengan teori Kekulй dan Couper. Bila teori Kekulй dan Couper digunakan untuk mengintepretasikan struktur garam luteo, senyawa yang mengandung kation logam dan aminua dengan rumus rasional Co(NH3)6Cl3, maka struktur singular (gambar 3.4(a)) harus diberikan. Struktur semacam ini tidak dapat diterima bagi kimiawan Swiss Alfred Werner (1866-1919). Ia mengusulkan bahwa beberapa unsur termasuk kobal memiliki valensi tambahan, selain valensi yang didefinisikan oleh Kekulй dan Couper, yang oleh Werner disebut dengan valensi utama. Menuru Werner, atom kobalt dalam garam luteo berkombinasi dengan tiga anion khlorida dengan valensi utamanya (trivalen) dan enam amonia dengan valensi tambahannya (heksavalen) membentuk suatu oktahedron dengan atom kobaltnya di pusat (gambar 3.4(b)).
  • 9. Gambar 3.4 Dua struktur yang diusulkan untuk garam luteo. Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima umum, dan diteumkan bahwa banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan. Dalam senyawa-senyawa ini, atomnya (atau ionnya) yang memerankan peranan kobalt disebut dengan atom pusat, dan molekul yang memerankan seperti amonia disebut dengan ligan. Sifat sebenarnya dari valensi tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan Inggris Nevil Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia mengusulkan sejenis ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah satu atom, yakni ikatan koordinat.. Jadi atom yang menerima pasangan elektron harus memiliki orbital kosong yang dapat mengakomodasi pasangan elektron. Kekulй telah mengungkapkan amonium khlorida sebagai NH3・HCl. Menurut Sidgewick, asuatu iktan koordiant dibentuk oleh atom nitrogen dari amonia dan proton menghasilkan ion amonium NH 4+, yang selanjutnya membentuk ikatan ion dengan ion khlorida menghasilkan ammonium khlorida.
  • 10. Amonia adalah donor elektron karena mendonorkan pasangan elektron, sementara proton adalah akseptor elektron karena menerima pasangan elejtron di dalam orbital kosongnya. Dalam hal garam luteo, ion kobalt memiliki enam orbital kosong yang dapat membentuk ikatan koordinat dengan amonia.
  • 11. BAB II PENUTUP 2.1 Rangkuman Pengertian Ikatan Kimia, Ion, Kovalen dan contohnya. Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya. 1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam). Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik- menarik elektron oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat jumlah ruang kososng yang besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan ikatannya juga disebut “delocalized bonding”. Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya. 2. Ikatan kovalen 2.1.1 Ikatan dengan non logam Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, Gaya tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb.
  • 12. F= F : Gaya tarik menarik atau tolak menolak Q1 dan Q2 : Muatan partikel 1 dan 2 r : Jarak antara partikel 1 dan 2 k : Konstante dielektrik Bila Q1 dan Q2 bermuatan sama, maka keduanya akan tolak-menolak, sebaliknya bila Q1 dan Q2 bermuatan berlawanan akan terjadi tarik menarik. Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur memiliki ruang kosong dan orbit luar berenergi rendah. Makin rendah energi suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang ada di dalamnya. Semua unsur non-logam memiliki paling tidak 4 dari 8elektron yang mungkin berada pada orbit luar, kecuali: H, He, dan B. Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki kelebihan ruang kosong yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron yang akan disharing. Elektron yang dapat disharing dalam unsur non-logam tidak mengalami “delocalised” seperti pada ikatan metalik (ikatan logam). Jadi elektron ini tinggal terlokalisir dalam kedekatan antar 2 inti (ikatan kovalen). Contoh: pembentukan H2 dari 2 atom H. Pada molekul H2 ada 3 gaya yang bekerja yaitu: a). Gaya tolak-menolak antara 2 inti b). Gaya tolak-menolak antara 2 elektron c). Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom dengan elektron dari atom yang lainnya. Besarnya gaya c ini lebih besar dari jumlah gaya a dan b.
  • 13. H H Ikatan kovalen pada H2, 2 elektron disharing oleh 2 atom dan orbit dari 2 elektron itu juga disharing oleh 2 atom. Ikatan kovalen: gaya tarik-menarik bersih (net) yang terjadi ketika setiap atom memasok 1 elektron yang tidak berpasangan untuk dipasangkan dengan yang lain, dan ada satu ruang kosong untuk menerima elektron dari atom yang lain, sehingga 2 elektron ditarik oleh kedua inti atom tersebut. 2.1.2 Valensi atau kekuatan penggabungan Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk. Contoh: valensi H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li =1. 3. Ikatan non-logam dengan logam Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan antara atom logam dan non-logam terletak pada orbit yang overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam tidak mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka elektron akan tersebar pada daerah orbit yang overlap.
  • 14. Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg berbeda dalam menarik pasangan elektron dalam suatu ikatan kovalen. F, O, Cl : kemampuan menariknya kuat Na, K : kemampuan menariknya lemah. Elektro-negativitas: kemampuan relatif suatu unsur untuk memenuhi muatan listrik yang negatif. 2.2.1 Ikatan ionic (elektro-valent, hetero-polar) Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion yang bermuatan berlawnan [Kation (+) dan anion (-)]. (Hukum Coulomb) Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan elektron adalah proses endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan. Na Na+ + (-) - energi ½O2 + 2 (-) O-2 - energi Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen. Contoh: Na + Cl NaCl. Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehingga pasangan elektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl. Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin besar pula karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki elektro-negativitas paling kuat, sedang Cs memiliki elektro-negativitas paling lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimanapun juga ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang
  • 15. sama (H2, Cl2, C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang hampir sama, contoh: C-H. Dari bermacam-macam ikatan dapat disimpulkan sebagai berikut: a). Senyawa dengan ikatan kovalen yang dominan, elektron dari ikatan berada pada atom yang membuat ikatan. Diantara molekul yang berbeda ada ikatan yang lemah yang disebut “gaya van der Waals”. Hal yang sama terjadi untuk senyawa dengan “ikatan kovalen koordinat”. Molekul yang berbeda membentuk satuan-satuan yang terpisah. Dalam molekul ini jarak antar atom dalam molekul lebih kecil dari jarak antara atom dan molekul didekatnya. b). Senyawa dengan ikatan metalik dan ionik yang dominan, ikatan itu dibuat oleh elektron- elektron yang disharing. Dalam logam gaya tarik berasal dari “delocalised electron”, sedang dalam senyawa ionik berasal dari gaya tarik menarik antara ion positif dan negatif. Dalam senyawa ini, partikel-partikel bermuatan diposisikan pada jarak yg sama satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada kemungkinan untuk membedakan atau memisahkan molekul yang utuh (discrete). Dalam logam, setiap atom biasanya diposisikan pada jarak yang sama dari 6, 8 atau 12 atom yang lainnya yang menunjukkan bahwa ikatan dengan seluruh atom-atom yang berbeda ini memiliki kekuatan yang sama. Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl pada jarak yang sama, setiap Cl- dikelilingi oleh 6 Na+ juga pada jarak yang sama, yang menunjukkan bahwa setiap Na+ ditarik oleh 6 Cl- dg kekuatan yang sama, setiap Cl- juga ditarik oleh 6 Na+ dengen kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam pelarut polar (air) yang dapat memutus ikatan ionik dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion hidrat (ion yang diseliputi dengan mantel air).