Teori ikatan kimia sebelum abad 20 meliputi teori afinitas kimia, dualisme elektrokimia, dan teori valensi. Pada awal abad 20, teori ikatan ionik dan kovalen dikembangkan berdasarkan pemahaman struktur atom yang lebih mendalam. Kemudian, teori ikatan koordinat diperkenalkan untuk menjelaskan ikatan logam transisi dalam kompleks koordinasi.
2. TEORI IKATAN KIMIA SEBELUM ABAD 20
a. Afinitas kimia
Teori atom adalah premis untuk konsep ikatan kimia. Namun, teori afinitas lebih
disukai kimiawan abad 18 mungkin dapat dianggap sebagai asal teori ikatan kim ia
modern, walaupun afinitas kimia merupakan teori reaksi kimia. Kimiawan Perancis
Étienne François Geoffroy (1672-1731) membuat tabel dengan enambelas jenis zat
didaftarkan dalam urutan afinitasnya pada zat lain.
Sekitar pertengahan abad 19, kimiawan mencari cara untuk mengukur afinitas kimia
dengan kuantititatif.
KIMIA INDUSTRI 1
3. Kimiawan Denmark Hans Peter Jargen Julius Thomsen (1826-1909) dan kimiawan
Pernacis Pierre Eugene Marcelin Berthelot (1827-1907) menggunakan kalor yang
dihasilkan dalam reaksi sebagai ukuran afinitas kimia. Namun, ada beberapa reaksi
yang endoterm, walaupun sebagian besar reaksi eksoterm. Kemudian menjadi jelas,
tidak ada hubungan yang sederhana antara kalor yang dihasilkan dalam reaksi dan
afinitas kimia
b. Dualisme Elektrokimia
Dualisme elektrokimia adalah teori ikatan kimia rasional yang pertama, dan teori ini
diusulkan oleh Davy, Berzelius dkk di pertengahan pertama abad 19. Dasar teori
Berzelius adalah sebagai berikut: atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif
dalam jumlah yang berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan zat.
Misalnya, tembaga bermuatan listrik positif dan oksigen bermuatan negatif. Tembaga
oksida terbentuk dengan kombinasi kedua unsur tersebut masih sedikit positif. Hal ini
yang menyebabkan umumnya oksida logam yang agak positif dan air yang agak negatif
bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida. Penemuan bahwa elektrolisis oksida
logam alkali menghasilkan logam dan oksigen dengan baik dijelaskan dengan dualisme
elektrokimia.
KIMIA INDUSTRI 2
4. Teori Valensi
Di paruh akhir abad 19, teori yang lebih praktis diusulkan dari bidang kimia
organik. Banyak senyawa organik yang telah disintesis sebelum masa itu, dan
strukturnya telah ditentukan dengan analisis kimia.
Menurut salah satu teori, satu radikal (misalnya radikal benzoil, C7H5O-) yang
terdiri dari beberapa atom dianggap ekuivalen dengan satu atom dalam senyawa
anorganik.
contoh senyawa dengan radikal benzoil :
Rumus Saat Itu I Rumus Modern I Nama
C7H5O・H C6H5CHO Benzaldehida
C7H5O・OH C6H5COOH Asam benzoat
C7H5O・Cl C6H5COCl benzoil khlorida
Kimiawan Jerman Stradouity Friedrich August Kekulé (1829-1896) dan kimiawan
Inggris Archibald Scott Couper (1831-1892) mengelaborasikan teori kedua
menjadi teori valensi.
KIMIA INDUSTRI 3
5. Kekulé menganggap bahwa satu atom karbon memiliki empat satuan afinitas (dalam
terminologi modern, valensi) dan menggunakan satuan afinitas ini dengan empat atom
hidrogen membentuk CH4 atau berkombinasi dengan dua atom oksigen membentuk
CO2.
Kekulé mengusulkan metoda menggambarkan molekul (yang disebut dengan sosis
Kekulé) seperti di gambar 3.2. Pada tahap ini, valensi hanya sejenis indeks yang
mengindikasikan rasio atom yang menyusun molekul.
etana asam asetat
Metana CH4
CH3CH3 CH3COOH
TEORI IKATAN KIMIA BOHR
a. Ikatan ionik
Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus dikenal dengan lebih
dalamDaro awal abad 20, pemahaman ilmuwan tentang struktur atom bertambah
mendalam, dan hal ni mempercepat perkembangan teori ikatan kimia.
KIMIA INDUSTRI 4
6. b. Ikatan kovalen
Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dan Irving
Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh
teori teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori
mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk
mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama pasangan
elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu.
Namun, pertanyaan paling fundamental, mengapa dua atom hidrogen bergabung, masih
belum terjelaskan. Sifat sebenarnya ikatan kimia masih belum terjawab.
KIMIA INDUSTRI 5
7. Lewis mengembangkan simbol untuk ikatan elektronik untuk membentuk molekul
(struktur Lewis atau rumus Lewis) dengan cara sebagai berikut.
Aturan penulisan rumus Lewis
1) Semua elektron valensi ditunjukkan dengan titik di sekitar atomnya.
2) Satu ikatan (dalam hal ini, ikatan tunggal) antara dua atom dibentuk dengan
penggunaan bersama dua elektron (satu elektron dari masing-masing atom)
3) Satu garis sebagai ganti pasangan titik sering digunakan untuk menunjukkan
pasangan elektron ikatan.
4) Elektron yang tidak digunakan untuk ikatan tetap sebagai elektron bebas. Titik-
titik tetap digunakan untuk menyimbolkan pasangan elektron bebas.
5) Kecuali untuk atom hidrogen (yang akan memiliki dua elektron bila berikatan),
atom umumnya akan memiliki delapan elektron untuk memenuhi aturan oktet.
Berikut adalah contoh-contoh bagaimana cara menuliskan struktur Lewis
KIMIA INDUSTRI 6
8. Ikatan koordinat
Dengan menggabungkan teori valensi dengan teori ikatan ion dan kovalen,
hampir semua ikatan kimia yang diketahui di awal abad 20 dapat dipahami.
Namun, menjelasng akhir abad 19, beberapa senyawa yang telah dilaporkan tidak
dapat dijelaskan dengan teori Kekulé dan Couper. Bila teori Kekulé dan Couper
digunakan untuk mengintepretasikan struktur garam luteo, senyawa yang
mengandung kation logam dan aminua dengan rumus rasional Co(NH3)6Cl3,
maka struktur singular (gambar 3.4(a)) harus diberikan.
Struktur semacam ini tidak dapat diterima bagi kimiawan Swiss Alfred Werner
(1866-1919). Ia mengusulkan bahwa beberapa unsur termasuk kobal memiliki
valensi tambahan, selain valensi yang didefinisikan oleh Kekulé dan Couper,
yang oleh Werner disebut dengan valensi utama. Menuru Werner, atom kobalt
dalam garam luteo berkombinasi dengan tiga anion khlorida dengan valensi
utamanya (trivalen) dan enam amonia dengan valensi tambahannya (heksavalen)
membentuk suatu oktahedron dengan atom kobaltnya di pusat
KIMIA INDUSTRI 7
9. Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima umum, dan
diteumkan bahwa banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan. Dalam
senyawa-senyawa ini, atomnya (atau ionnya) yang memerankan peranan kobalt
disebut dengan atom pusat, dan molekul yang memerankan seperti amonia
disebut dengan ligan.
Sifat sebenarnya dari valensi tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan Inggris
Nevil Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia mengusulkan sejenis ikatan kovalen dengan
pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah satu atom, yakni ikatan
koordinat.. Jadi atom yang menerima pasangan elektron harus memiliki orbital
kosong yang dapat mengakomodasi pasangan elektron. Kekulé telah
mengungkapkan amonium khlorida sebagai NH3・HCl. Menurut Sidgewick,
asuatu iktan koordiant dibentuk oleh atom
nitrogen dari amonia dan proton menghasilkan ion amonium NH4+, yang
selanjutnya membentuk ikatan ion dengan ion khlorida menghasilkan amonium
khlorida.
KIMIA INDUSTRI 8
10. Amonia adalah donor elektron karena mendonorkan pasangan elektron,
sementara proton adalah akseptor elektron karena menerima pasangan elejtron
di dalam orbital kosongnya.
Dalam hal garam luteo, ion kobalt memiliki enam orbital kosong yang dapat
membentuk ikatan koordinat dengan amonia.
Sumber: www.chem-is-try.org
KIMIA INDUSTRI 9