SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK 2 
Khalifatisifa Ramadhani 
Mazidah Qurrotu Aini 
Miftahuzakiyyah 
Selly Octavani
• Faktor lingkungan 
Keadaan fisiologis kadar hormon/pengedarannya tdk 
seimbang perubahan fenotip 
• Faktor Genetik 
Bahan genetik di dlm kromosom perbedaan jenis 
kelamin di komposisi kromosom
I. Tipe XY 
1. Pada Lalat buah Drosophila melanogaster 
Mempunyai 8 buah kromosom 
- 6 Autosom ( 6 A atau 3 AA ) 
- 2 Kromosom kelamin : ( XX & XY ) 
3 AAXX = betina ( Homogametik) 
3 AAXY = Jantan ( Heterogametik )
• Dalam keadaan normal lalat betina membentuk 
satu macam sel telur bersifat haploid (3AX), 
setelah dibuahi maka menjadi diploid 
• Lalat jantan membentuk 2 macam spermatozoa 
yg haploid (3AX) dan (3AY) 
Terkadang diwaktu meiosis, sepasang kromosom kelamin tidak 
memisahkan diri melainkan tetap berkumpul ( Non-disjunction), 
dan membuat 2macam sel telur 3AXX (membawa 2 kromosom) 
dan 3A0 ( tanpa kromosom X ): 3AXX dan 3A0
a) 3AXX + 3AX menghasilkan 3AAXXX (lalat 
betina super) 
b) 3AXX + 3AY menghasilkan 3AAXXY (lalat 
betina fertil) 
c) 3A0 + 3AX menghasilkan33AAX0 (lalat jantan 
steril) 
d) 3A0 + 3AY menghasilkan 3AAY0 ( LETAL )
• a. Lalat ginandromorf, lalat yang separuh tubuhnya 
terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan separuh 
lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak 
mempunyai formula kromosom. 
• b. Lalat interseks, lalat yang jaringan tubuhnya 
merupakan mosaik (campuran yang tak teratur) dari 
jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini steril. Triploid pd 
autosom 3n(3AAAXX) 
• c. Lalat jantan super, lalat yang sebenarnya akan 
menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n) untuk 
autosomnya (3AAAXY) dan steril. 
• d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat 
betina tetapi kedua kromosom X saling melekat pada 
salah satu ujungnya atau attached-X chromosome 
dengan formula 3AAXXY.
• Pada umumnya lalat XX adalah betina dan XY jantan 
akan tetapi kenyataanya dengan adanya nondisjunction, 
tidak selalu kromosom Y pada lalat tidak mempunyai 
pengaruh penentuan jenis kelamin , kenyataanya: 
• A) Lalat 3 AAXXY memeliki kromosom Y, tetapi lalat ini 
betina 
• B) lalat 3 AAXO tidak memiliki kromosom Y tetapi lalat ini 
jantan
• Penyelidikan C.B. Bridges pada lalat Drosophila 
menyatakan bahwa faktor penentu betina terdapat dalam 
kromosom –X sedangkan faktor penentu jantan terdapat 
dalam autosom . Berhubung dengan itu Bridges 
berpendapat bahwa jenis kelamin pada lalat buah 
Drosophila lebih tepat didasarkan atas teori perimbangan 
tentang penentuan jenis kelamin 
Banyaknya kromosom X / banyaknya stel autosom 
(X/A)
• Inti sel tubuh manusia mengandung 46 buah kromosom , 
terdiri dari 44 (=22 pasang ) autosom dan 2 (=1 pasang) 
kromosom kelamin. 
• Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan 1 
pasang kromosom- X (22AAXX) 
• Seorang laki-laki memiliki 22 pasang autosom 1 + 
kromosom- X + kromosom-Y (22AAXY) laki-laki 
membentuk 2 macam spermatozoa,yaitu : 
1. Spermatozoa memiliki 22 autosom dan sebuah 
(22AX)dinamakan ginospermium 
2. Spermatozoa memiliki 22 autosom dan sebuah 
(22AY)dinamakan androspermium
• M.L. Barr dan Bertram dalam tahun 1940 menemukan 
badan kromatin dalam sel-sel saraf dari kucing betina, 
tetapi tidak dapat menemukannya pada kucing jantan. 
Penyelidikan dilanjutkan pada manusia dengan 
memeriksa sel-sel epitel tunika mukosa mulut (selaput 
lendir mulut) dan sel-sel darah putih (leukosit). Inti sel 
selaput lendir mulut dari orang perempuan mengandung 
badan kromatin letaknya di tepi dekat dinding inti , 
bentuknya bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya . Juga 
leukosit akan tetapi bentuknya “drumstick”. Badan 
kromatin (badan barr) pada orang normal digunakan 
untuk membedakan jenis kelamin, maka badan kromatin 
dinamakan kromatin kelamin atau seks kromatin.
• Mary F. Lyon (1962) berpendapat bahwa kromatin 
kelamin sesungguhnya adalah salah satu dari sepasang 
kromosom-X yang mengalami piknosa 
(mengembun)setelah pembelahan mitose. kromosom-X 
yang mengalami perubahan ini dapat yang berasal dari 
ibu atau ayah dan kehilangan aktivitas genetiknya. 
Pendapat ini terkenal sebagai hipotesa Lyon. Maka 
banyaknya kromatin kelamin yang dapat dijumpai pada 
suatu individu adalah sama dengan 1. perempuan 
normal XX, maka 1 kromatin kelamin, sebaliknya laki-laki 
XY maka tidak memiliki kelamin, tetapi laki-laki XXY 
memiliki 1 kromatin kelamin, perempuan XXX memiliki 2 
kromatin kelamin
• 1. Seperti halnya pada lalat Drosophila, maka kromosom- 
X pada manusia membawa gen-gen yang menentukan 
sifat perempuan. Akan tetapi, fungsi kromosom-Y pada 
Drosophila. Jenis kromosom-Y pada Drosophila sama 
sekali tidak mempengaruhi jenis kelamin lalat, maka 
pada manusia kromosom-Y I memiliki gen –gen untuk 
sifat laki-laki. berapun banyak kromosom yang dimiliki 
seseorang asal disampingnya ada sebuah kromosom-Y 
maka orang itu adalah laki-laki 
• 2. autosom pada manusia sama sekali tidak berpengaruh 
pada jenis kelamin, sedangkan pada Drosophila turut 
mempengaruhi
1. Sindrom Turner 
2. Sindrom Klinefelter 
3. Wanita Super 
4. Pria XYY
Istilah sindrom biasanya digunakan apabila ada 
kelainan pada susunan kromosom. 
Sifat-sifat penderita : 
A. Pada perempuan, ia kehilangan sebuah kromosom X 
B. Dada lebar, pinggul lebih sempit 
C. Sifat seksual sekunder tidak tumbuh sempurna 
D. Tidak mengalami haid, karena itu ia mandul
Sifat-sifat panderita: 
A. Individunya laki-laki, ia kelebihan sebuah kromosom X 
B. Kaki dan lengan kelihatan panjang 
C. Setelah mencapai akil-balig, payudara nampak mulai 
membesar, tetapi testis mengecil 
D. Mandul (steril) 
E. Kemungkinan terjadi karena nondisjunction diwaktu 
ayahnya atau ibunya membentuk gamet-gamet
Wanita ini kelebihan sebuah kromosom X, sehingga 
memiliki 47 kromosom, dengan formula kromosom 
22AAXXX atau biasa disingkat sebagai wanita XXX.
Laki-laki ini memiliki 47 kromosom (22AAXYY). 
Seorang laki-laki normal yang mengalami nondisjunction 
pada meiosis II menghasilkan spermatozoa YY. Apabila 
spermatozoa YY ini membuahi sel telur X, terjadilah zigot 
XYY yang akan tumbuh menjadi pria XYY.
Kelainan pada autosom dapat dijumpai pada 
pria dan wanita karena autosom dimiliki oleh 
pria dan wanita. 
Contoh, Sindrom Down ( Ditemukan oleh 
Langdon Down, 1866 ) 
Sifat-sifat : 
1. Laki-laki, Perempuan 
2. Tubuh pendek atau puntung 
3. Bentuk muka bulat 
4. Terdapat lipatan epikantus
5. Iris mata kadang berbintik-bintik ( 
Brushfield ) 
6. Mulut biasanya terbuka, ujung lidah 
membesar keluar dari lubang mulut. 
7. Hidung lebar dan datar 
8. Pada telapak tangan ( salah satu atau 
kedua tangan ) terdapat sebuah garis 
horizontal. Normal, terdapat beberapa garis. 
9. IQ sangat rendah ( 20-50 ) 
10. Memperlihatkan wajah gembira 
11. Kelebihan kromosom nomor 21 
12. Kebanyakan anak terakhir karena usia ibu 
ketika melahirkan sudah terlalu tua atau dapat 
juga lahir dari seorang perempuan yang 
menikah terlalu lambat.
Penentuan jenis kelamin mengikuti sistem XY. 
Hewan betina XX dan yang jantan XY
Mengikuti sistem XY 
Tanaman betina XX, sedang yang jantan XY 
Namun, kebanyakan tumbuh-tumbuhan tidak 
dapat dibedakan jenis kelaminnya, 
hermafrodit.
Serangga dari ordo Orthoptera Heteroptera, 
seperti belalang, tidak terdapat kromosom Y, jadi 
belalang jantan hanya memiliki sebuah kromosom 
X saja, jadi XO. 
Berbeda dengan lalat Drosophila jantan XO, maka 
belalang jantan XO adalah subur, sedangkan lalat 
Drosophila jantan XO mandul. 
Belalang betina memiliki sepasang kromosom X, 
XX.
Pada beberapa jenis kupu, ikan, reptil, aves : 
- Jantan ZZ ( homogametik ) 
- Betina ZW ( heterogametik ) 
Jadi, semua spermatozoa mengandung 
kromosom kelamin Z, sedang sel telurnya ada 
kemungkinan mengandung kromosom 
kelamin Z/W.
Pada unggas ( ayam, itik, dll ) : 
- Jantan sepasang kromosom kelamin sama 
bentuknya ZZ ( homogametik ) 
- Betina, hanya memiliki sebuah kromosom 
kelamin, ZO ( heterogametik ) 
Jadi, spermatozoa membawa satu macam 
kromosom, Z. Sedangkan sel telurnya ada 
dua macam, mungkin membawa kromosom 
Z, mungkin tidak memiliki kromosom kelamin 
sama sekali.
Pada serangga, ordo hymenoptera ( lebah madu, 
semut ) : 
- Penentuan jenis kelamin tidak berhubungan 
dengan kromosom kelamin. 
- Jantan, terjadi karena pertenogenese yaitu 
terbentuknya makhluk dari sel telur tanpa 
didahului pembuahan. Jantan = haploid = 16 
kromosom 
- Betina ( ratu lebah dan pekerja ), sel telur yang 
dibuahi, masing-masing dilpoid = 32 kromosom. 
Karena perbedaan tempat dan makanan maka 
lebah ratu fertil, pekerja steril.
• Penentuan jenis kelamin dari beberapa mahluk 
dipengaruhi oleh kegiatan yang berlainan dari gen-gen 
tunggal, misalnya pada tanaman jagung zea mays 
merupakan tanaman berumah satu ( bunga jantan dan 
bunga betina berada pada satu tanaman ). Jika gen (ba) 
homozigotik maka tongkol yang biasanya merupakan 
bunga betina akan berubah menjadi benang sari, maka 
malai yang merupakan bunga jantan akan berubah 
menjadi putik dan tidak menghasilkan serbuk sari. 
Tanaman yang bergenotip babatsts adalah betina dan 
yang babaTsTs adalah jantan. Peritiwa ini menunjukan 
bahwa tanaman berumah satu dapat menjadi tanaman 
berumah dua atau sebaliknya yang disebabkan oleh 
mutasi dari dua gen. Ba menjadi ba dan Ts menjadi ts.
• Pada beberapa hewan tingkat penentuan jenis kelamin bykan 
dari genetik melainkan dari pengaruh lingkungannya, karen 
jantan dan betinanya bergenotip sama. Contohnya dalah 
cacing laut Bonellia yang jantan kecil mengalami degenerasi 
namun tidak dengan alat reproduksinyay sehingga masih bisa 
membuahi sel telur. 
• Menurut penyelidikan oleh F. Baltzer, bahwa setiap cacing 
yang didapatkan dari sel telur akan terisolisir menjadi cacing 
betina,. Jika cacing yg baru dilepaskan di dalam air yg 
mengandung cacing2 betina dewasa maka, beberapa cacing 
muda tadi tertarik olehh cacing dewasa betina dan hidup 
didalam rahim cacing betina dewasa. Diduga bahwa faktor 
genetik untuk kedua jeniskelamin itu terdapat pada cacing 
muda. Ekstrak dari cacing betina akan mempengauhi cacing-cacing 
muda untuk berkembang menjadi cacing jantan.
• Crew (1923) menemukan bahwa jenis kelamin ayam 
betina dapat berubah menjadi ayam jantan, ini 
dinyatakan bahwa pada ayam betina terdapat dua 
gonada/ovarium yang sebelah kiri berkembang namun 
yang sebelah kanan akan degenerasi. Ketika ayam 
betina terkena penyakit tuberkulose maka ovarium yang 
sebelah kanan berkembang menjadi kelamin jantan. 
Jenis kelaminnya membalik namun struktur 
kromosomnya tetap sama yaitu ZO. 
• Perkawinan antara ayam betina yang membalik kelamin 
nya menjadi jantan dengan ayam betina normal 
diharapkan menghasilkan keturunan dengan 
perbandingan 1 ayam jantan 
• : 2 ayam betina. Telur yang tidak memiliki kromosom 
sama sekali telurnya tidak menetas.

More Related Content

What's hot

Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridJeneng Omega
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
Affandi Arrizandy
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
dinding sel
dinding seldinding sel
dinding sel
Abror Abrori
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Ppt materi genetika
Ppt materi genetikaPpt materi genetika
Ppt materi genetika
mauliza Ahmad
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Google
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
Feri Chandra
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Selly Noviyanty Yunus
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
dewisetiyana52
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
Nike Triwahyuningsih
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
pure chems
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 

What's hot (20)

Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
dinding sel
dinding seldinding sel
dinding sel
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Ppt materi genetika
Ppt materi genetikaPpt materi genetika
Ppt materi genetika
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 

Similar to Genetika penentuan jenis kelamin

RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
Awe Wardani
 
Makalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom YMakalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom Y
dewisetiyana52
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
Sharah Sharah
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
pjj_kemenkes
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
pjj_kemenkes
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminJeneng Omega
 
Pola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.pptPola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.ppt
icuntaribiya
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Muhamad Dzaki Albiruni
 
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjssPENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
TaupikRahman15
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
elsy zuriyami
 
Aberasi kromosom
Aberasi kromosomAberasi kromosom
Aberasi kromosom
Jun Mahardika
 
Genetika
GenetikaGenetika
Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.
ArrijalMaf
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
halohaibandung97
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
State Uiversity Of Medan (UNIMED)
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Kampus-Sakinah
 
Mutasi kromosom
Mutasi kromosomMutasi kromosom
Mutasi kromosom
Teguh Gumelar
 
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada MakhlukKegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
sarahmaida12
 

Similar to Genetika penentuan jenis kelamin (20)

RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
 
Makalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom YMakalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom Y
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
 
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
 
Pola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.pptPola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.ppt
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjssPENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
 
Aberasi kromosom
Aberasi kromosomAberasi kromosom
Aberasi kromosom
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
 
Mutasi kromosom
Mutasi kromosomMutasi kromosom
Mutasi kromosom
 
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada MakhlukKegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
 

More from mazidahsenjaramadhan qurrotuaini

laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 

More from mazidahsenjaramadhan qurrotuaini (7)

laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
 
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
Mazidah qurrotu aini 1113016100053-pendidikan biologi 3b 2014
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
 
1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini1113016100053 mazidah qurrotuaini
1113016100053 mazidah qurrotuaini
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 

Recently uploaded

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 

Genetika penentuan jenis kelamin

  • 1. KELOMPOK 2 Khalifatisifa Ramadhani Mazidah Qurrotu Aini Miftahuzakiyyah Selly Octavani
  • 2. • Faktor lingkungan Keadaan fisiologis kadar hormon/pengedarannya tdk seimbang perubahan fenotip • Faktor Genetik Bahan genetik di dlm kromosom perbedaan jenis kelamin di komposisi kromosom
  • 3. I. Tipe XY 1. Pada Lalat buah Drosophila melanogaster Mempunyai 8 buah kromosom - 6 Autosom ( 6 A atau 3 AA ) - 2 Kromosom kelamin : ( XX & XY ) 3 AAXX = betina ( Homogametik) 3 AAXY = Jantan ( Heterogametik )
  • 4. • Dalam keadaan normal lalat betina membentuk satu macam sel telur bersifat haploid (3AX), setelah dibuahi maka menjadi diploid • Lalat jantan membentuk 2 macam spermatozoa yg haploid (3AX) dan (3AY) Terkadang diwaktu meiosis, sepasang kromosom kelamin tidak memisahkan diri melainkan tetap berkumpul ( Non-disjunction), dan membuat 2macam sel telur 3AXX (membawa 2 kromosom) dan 3A0 ( tanpa kromosom X ): 3AXX dan 3A0
  • 5. a) 3AXX + 3AX menghasilkan 3AAXXX (lalat betina super) b) 3AXX + 3AY menghasilkan 3AAXXY (lalat betina fertil) c) 3A0 + 3AX menghasilkan33AAX0 (lalat jantan steril) d) 3A0 + 3AY menghasilkan 3AAY0 ( LETAL )
  • 6. • a. Lalat ginandromorf, lalat yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan lalat betina sedangkan separuh lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat ini tidak mempunyai formula kromosom. • b. Lalat interseks, lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaik (campuran yang tak teratur) dari jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini steril. Triploid pd autosom 3n(3AAAXX) • c. Lalat jantan super, lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan tetapi triploid (3n) untuk autosomnya (3AAAXY) dan steril. • d. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina tetapi kedua kromosom X saling melekat pada salah satu ujungnya atau attached-X chromosome dengan formula 3AAXXY.
  • 7. • Pada umumnya lalat XX adalah betina dan XY jantan akan tetapi kenyataanya dengan adanya nondisjunction, tidak selalu kromosom Y pada lalat tidak mempunyai pengaruh penentuan jenis kelamin , kenyataanya: • A) Lalat 3 AAXXY memeliki kromosom Y, tetapi lalat ini betina • B) lalat 3 AAXO tidak memiliki kromosom Y tetapi lalat ini jantan
  • 8. • Penyelidikan C.B. Bridges pada lalat Drosophila menyatakan bahwa faktor penentu betina terdapat dalam kromosom –X sedangkan faktor penentu jantan terdapat dalam autosom . Berhubung dengan itu Bridges berpendapat bahwa jenis kelamin pada lalat buah Drosophila lebih tepat didasarkan atas teori perimbangan tentang penentuan jenis kelamin Banyaknya kromosom X / banyaknya stel autosom (X/A)
  • 9.
  • 10. • Inti sel tubuh manusia mengandung 46 buah kromosom , terdiri dari 44 (=22 pasang ) autosom dan 2 (=1 pasang) kromosom kelamin. • Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom- X (22AAXX) • Seorang laki-laki memiliki 22 pasang autosom 1 + kromosom- X + kromosom-Y (22AAXY) laki-laki membentuk 2 macam spermatozoa,yaitu : 1. Spermatozoa memiliki 22 autosom dan sebuah (22AX)dinamakan ginospermium 2. Spermatozoa memiliki 22 autosom dan sebuah (22AY)dinamakan androspermium
  • 11. • M.L. Barr dan Bertram dalam tahun 1940 menemukan badan kromatin dalam sel-sel saraf dari kucing betina, tetapi tidak dapat menemukannya pada kucing jantan. Penyelidikan dilanjutkan pada manusia dengan memeriksa sel-sel epitel tunika mukosa mulut (selaput lendir mulut) dan sel-sel darah putih (leukosit). Inti sel selaput lendir mulut dari orang perempuan mengandung badan kromatin letaknya di tepi dekat dinding inti , bentuknya bulat. Orang laki-laki tidak memilikinya . Juga leukosit akan tetapi bentuknya “drumstick”. Badan kromatin (badan barr) pada orang normal digunakan untuk membedakan jenis kelamin, maka badan kromatin dinamakan kromatin kelamin atau seks kromatin.
  • 12.
  • 13. • Mary F. Lyon (1962) berpendapat bahwa kromatin kelamin sesungguhnya adalah salah satu dari sepasang kromosom-X yang mengalami piknosa (mengembun)setelah pembelahan mitose. kromosom-X yang mengalami perubahan ini dapat yang berasal dari ibu atau ayah dan kehilangan aktivitas genetiknya. Pendapat ini terkenal sebagai hipotesa Lyon. Maka banyaknya kromatin kelamin yang dapat dijumpai pada suatu individu adalah sama dengan 1. perempuan normal XX, maka 1 kromatin kelamin, sebaliknya laki-laki XY maka tidak memiliki kelamin, tetapi laki-laki XXY memiliki 1 kromatin kelamin, perempuan XXX memiliki 2 kromatin kelamin
  • 14. • 1. Seperti halnya pada lalat Drosophila, maka kromosom- X pada manusia membawa gen-gen yang menentukan sifat perempuan. Akan tetapi, fungsi kromosom-Y pada Drosophila. Jenis kromosom-Y pada Drosophila sama sekali tidak mempengaruhi jenis kelamin lalat, maka pada manusia kromosom-Y I memiliki gen –gen untuk sifat laki-laki. berapun banyak kromosom yang dimiliki seseorang asal disampingnya ada sebuah kromosom-Y maka orang itu adalah laki-laki • 2. autosom pada manusia sama sekali tidak berpengaruh pada jenis kelamin, sedangkan pada Drosophila turut mempengaruhi
  • 15. 1. Sindrom Turner 2. Sindrom Klinefelter 3. Wanita Super 4. Pria XYY
  • 16. Istilah sindrom biasanya digunakan apabila ada kelainan pada susunan kromosom. Sifat-sifat penderita : A. Pada perempuan, ia kehilangan sebuah kromosom X B. Dada lebar, pinggul lebih sempit C. Sifat seksual sekunder tidak tumbuh sempurna D. Tidak mengalami haid, karena itu ia mandul
  • 17. Sifat-sifat panderita: A. Individunya laki-laki, ia kelebihan sebuah kromosom X B. Kaki dan lengan kelihatan panjang C. Setelah mencapai akil-balig, payudara nampak mulai membesar, tetapi testis mengecil D. Mandul (steril) E. Kemungkinan terjadi karena nondisjunction diwaktu ayahnya atau ibunya membentuk gamet-gamet
  • 18. Wanita ini kelebihan sebuah kromosom X, sehingga memiliki 47 kromosom, dengan formula kromosom 22AAXXX atau biasa disingkat sebagai wanita XXX.
  • 19. Laki-laki ini memiliki 47 kromosom (22AAXYY). Seorang laki-laki normal yang mengalami nondisjunction pada meiosis II menghasilkan spermatozoa YY. Apabila spermatozoa YY ini membuahi sel telur X, terjadilah zigot XYY yang akan tumbuh menjadi pria XYY.
  • 20. Kelainan pada autosom dapat dijumpai pada pria dan wanita karena autosom dimiliki oleh pria dan wanita. Contoh, Sindrom Down ( Ditemukan oleh Langdon Down, 1866 ) Sifat-sifat : 1. Laki-laki, Perempuan 2. Tubuh pendek atau puntung 3. Bentuk muka bulat 4. Terdapat lipatan epikantus
  • 21. 5. Iris mata kadang berbintik-bintik ( Brushfield ) 6. Mulut biasanya terbuka, ujung lidah membesar keluar dari lubang mulut. 7. Hidung lebar dan datar 8. Pada telapak tangan ( salah satu atau kedua tangan ) terdapat sebuah garis horizontal. Normal, terdapat beberapa garis. 9. IQ sangat rendah ( 20-50 ) 10. Memperlihatkan wajah gembira 11. Kelebihan kromosom nomor 21 12. Kebanyakan anak terakhir karena usia ibu ketika melahirkan sudah terlalu tua atau dapat juga lahir dari seorang perempuan yang menikah terlalu lambat.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Penentuan jenis kelamin mengikuti sistem XY. Hewan betina XX dan yang jantan XY
  • 25. Mengikuti sistem XY Tanaman betina XX, sedang yang jantan XY Namun, kebanyakan tumbuh-tumbuhan tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya, hermafrodit.
  • 26. Serangga dari ordo Orthoptera Heteroptera, seperti belalang, tidak terdapat kromosom Y, jadi belalang jantan hanya memiliki sebuah kromosom X saja, jadi XO. Berbeda dengan lalat Drosophila jantan XO, maka belalang jantan XO adalah subur, sedangkan lalat Drosophila jantan XO mandul. Belalang betina memiliki sepasang kromosom X, XX.
  • 27. Pada beberapa jenis kupu, ikan, reptil, aves : - Jantan ZZ ( homogametik ) - Betina ZW ( heterogametik ) Jadi, semua spermatozoa mengandung kromosom kelamin Z, sedang sel telurnya ada kemungkinan mengandung kromosom kelamin Z/W.
  • 28. Pada unggas ( ayam, itik, dll ) : - Jantan sepasang kromosom kelamin sama bentuknya ZZ ( homogametik ) - Betina, hanya memiliki sebuah kromosom kelamin, ZO ( heterogametik ) Jadi, spermatozoa membawa satu macam kromosom, Z. Sedangkan sel telurnya ada dua macam, mungkin membawa kromosom Z, mungkin tidak memiliki kromosom kelamin sama sekali.
  • 29. Pada serangga, ordo hymenoptera ( lebah madu, semut ) : - Penentuan jenis kelamin tidak berhubungan dengan kromosom kelamin. - Jantan, terjadi karena pertenogenese yaitu terbentuknya makhluk dari sel telur tanpa didahului pembuahan. Jantan = haploid = 16 kromosom - Betina ( ratu lebah dan pekerja ), sel telur yang dibuahi, masing-masing dilpoid = 32 kromosom. Karena perbedaan tempat dan makanan maka lebah ratu fertil, pekerja steril.
  • 30. • Penentuan jenis kelamin dari beberapa mahluk dipengaruhi oleh kegiatan yang berlainan dari gen-gen tunggal, misalnya pada tanaman jagung zea mays merupakan tanaman berumah satu ( bunga jantan dan bunga betina berada pada satu tanaman ). Jika gen (ba) homozigotik maka tongkol yang biasanya merupakan bunga betina akan berubah menjadi benang sari, maka malai yang merupakan bunga jantan akan berubah menjadi putik dan tidak menghasilkan serbuk sari. Tanaman yang bergenotip babatsts adalah betina dan yang babaTsTs adalah jantan. Peritiwa ini menunjukan bahwa tanaman berumah satu dapat menjadi tanaman berumah dua atau sebaliknya yang disebabkan oleh mutasi dari dua gen. Ba menjadi ba dan Ts menjadi ts.
  • 31. • Pada beberapa hewan tingkat penentuan jenis kelamin bykan dari genetik melainkan dari pengaruh lingkungannya, karen jantan dan betinanya bergenotip sama. Contohnya dalah cacing laut Bonellia yang jantan kecil mengalami degenerasi namun tidak dengan alat reproduksinyay sehingga masih bisa membuahi sel telur. • Menurut penyelidikan oleh F. Baltzer, bahwa setiap cacing yang didapatkan dari sel telur akan terisolisir menjadi cacing betina,. Jika cacing yg baru dilepaskan di dalam air yg mengandung cacing2 betina dewasa maka, beberapa cacing muda tadi tertarik olehh cacing dewasa betina dan hidup didalam rahim cacing betina dewasa. Diduga bahwa faktor genetik untuk kedua jeniskelamin itu terdapat pada cacing muda. Ekstrak dari cacing betina akan mempengauhi cacing-cacing muda untuk berkembang menjadi cacing jantan.
  • 32. • Crew (1923) menemukan bahwa jenis kelamin ayam betina dapat berubah menjadi ayam jantan, ini dinyatakan bahwa pada ayam betina terdapat dua gonada/ovarium yang sebelah kiri berkembang namun yang sebelah kanan akan degenerasi. Ketika ayam betina terkena penyakit tuberkulose maka ovarium yang sebelah kanan berkembang menjadi kelamin jantan. Jenis kelaminnya membalik namun struktur kromosomnya tetap sama yaitu ZO. • Perkawinan antara ayam betina yang membalik kelamin nya menjadi jantan dengan ayam betina normal diharapkan menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1 ayam jantan • : 2 ayam betina. Telur yang tidak memiliki kromosom sama sekali telurnya tidak menetas.