1. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi, akal, intuisi, dan wahyu. Pengalaman indrawi terbatas dan dapat menipu, sementara akal membutuhkan pengalaman untuk memperoleh pengetahuan. Intuisi memberikan pengetahuan langsung tanpa simbol, sedangkan wahyu bersumber dari Allah kepada nabi.
2. Proses terbentuknya pengetahuan melalui pengalaman indrawi, akal, dan ingatan. Namun
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
Pemikiran filsafat merupakan pemikiran reflektif yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan konsep yang terbuka dalam arti selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan dalam mencari solusi masalah yang sesuai dengan bidang yang dihadapi ataupun dengan cabang filsafat yang dipakai sebagai objek formalnya.
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
Pemikiran filsafat merupakan pemikiran reflektif yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan konsep yang terbuka dalam arti selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan dalam mencari solusi masalah yang sesuai dengan bidang yang dihadapi ataupun dengan cabang filsafat yang dipakai sebagai objek formalnya.
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
makalah kali mencoba menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, yang meliputi hakikat ilmu pengetahuandan pengethuan ilmiah, hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
intelegensi terdiri dari 3 komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (autocriticism).
Filsafat modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Waktu munculnya filsafat modern adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara. Filsafat Modern ini pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka pada zaman Moderen. Filsafat moderen di Barat ditandai dengan berkembanganya kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...DeffaNovitasari
KELOMPOK 3 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Materi Kuliah :
-Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
-Filsafat Kebenaran
-Penalaran
-Filsafat Manusia
-Etika dan Moral
-Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
-Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
makalah kali mencoba menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, yang meliputi hakikat ilmu pengetahuandan pengethuan ilmiah, hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
intelegensi terdiri dari 3 komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (autocriticism).
Filsafat modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Waktu munculnya filsafat modern adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara. Filsafat Modern ini pun dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka pada zaman Moderen. Filsafat moderen di Barat ditandai dengan berkembanganya kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...DeffaNovitasari
KELOMPOK 3 PFI KELAS S
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN 2021
Materi Kuliah :
-Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
-Filsafat Kebenaran
-Penalaran
-Filsafat Manusia
-Etika dan Moral
-Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Indonesia
-Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Metodologi Penelitian
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
Berikut adalah rangkuman materi PPT Pengantar Filsafat Ilmu dari Kelompok 10 yang terdiri dari
• Fenny Aldamayanti 1211900283
• Eni Kurnia Safitri 1211900289
• Dwi Khusnul 1211900302
Terima kasih sudah melihat dan mempelajari
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tugas Matakuliah Pengantar Filsafat Ilmu
Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Daftar isi materi matakuliah Pengantar Ilmu Filsafat :
1. > Hakekat Manusia
> Ilmu, Filsafat dan Teologi
2. Ilmu dan Filsafat
3. Perlunya Mahasiswa Belajar Filsafat
4. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
5. Keberadaan Manusia Dilihat Dari Sisi Filsafat
6. Ikhtiar Sejarah Pemikiran Filsafat
7. Filsafat Kebenaran
8. Keberadaan Manusia dilihat dari sisi Filsafat (2)
9. Pengetahuan Ilmu Filsafat
10. Filsafat Pancasila
Kelompok 10
1212100078 Renata Dewi
1212100080 El Shaddai Putri Octavia
1212100082 Ananda Rizky
-Terima Kasih-
ilmu filsafat sangatlah penting sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan sebagai dasar ilmu adalah penting untuk dipupuk, filsafat ibaratkan merupakan sekumpulan tentara marinir, dan sebuah pantai yang ditaklukkan adalah sebuah filsafat, setelah ditaklukkan barulah tugas dari tentara angkatan darat infantri yang membuka lahan atau membuka hutan untuk ditaklukkan, nah penaklukkan setelah marinir ini lah disebut ilmu pengetahuan, sedang tugas marinir adalah membuka dan menaklukkan jajahan Kota setempat; Proposal pengajuan penambahan program keahlian atau program ketunaan baru; Peta/Data SMP/MTs atau lembaga Pendidikan Khusus/layanan Khusus ...Kota setempat; Proposal pengajuan penambahan program keahlian atau program ketunaan baru; Peta/Data SMP/MTs atau lembaga Pendidikan Khusus/layanan Khusus ...Kota setempat; Proposal pengajuan penambahan program keahlian atau program ketunaan baru; Peta/Data SMP/MTs atau lembaga Pendidikan Khusus/layanan Khusus ...Kota setempat; Proposal pengajuan penambahan program keahlian atau program ketunaan baru; Peta/Data SMP/MTs atau lembaga Pendidikan Khusus/layanan Khusus ... Sebagai konsekuensinya adalah sebagai salah satu lembaga penyelenggara
pendidikan merasa berkewajiban untuk berperan serta membekali tamatannya
dengan kecakapan hidup (life skill) secara integrative, yang memadukan potensi
generik dan spesifik, guna memecahkan dan mengatasi problema hidup. Kecakapan
hidup yang mestinya dimiliki oleh setiap tamatan yang akan terjun ke masyarakat
tersebut antara lain, Kecakapan mengenal diri (personal), kecakapan berpikir rasional
(thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill)
dan kecakapan kejuruan (vocational skill).
Disisi lain belakangan ini angka pengangguran semakin Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin
menguat, demikian juga terhadap dengan kondisi klien dan keluargayang semakin
kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidangkeperawatan.
Pada perkembangannya, ilmu perkantoran selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut
tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan
tekanan dari luar dan dalam. Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh
pada perkembangan ilmu perkantoran adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat
dan industri perkantoran oleh karena itu berusaha mengembangkan kompetensi
keahlian Administrasi Perkantoran dengan mencetak generasi yang dapat menjawab
permasalahan yang ada.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa analis perkantoran saat ini merupakan
salah satu profesi penting dalam perusahaan yang patut untuk dipertimbangkan selain
karena memiliki prospek kerja yang baik. Lulusannya juga sangat menjanjikan dalam
dunia kerja. Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran merupakan program keahlian
yang layak jual, karena banyak dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga
diharapkan lulusannya dapat b
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
RANGKUMAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 11 MHS SEMESTER 4 KELAS S
1. Atikatul Latifah 1211900343
2. Tri Agustin 1211900336
3. Jefri Ardiansyah 1211900338
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
Kelompok 12
Nama Anggota :
Anisa’ul Khomariyah 1211900355
Dian Tifany Putri 1211900363
Yohanes Berachmans Mudja 1231600058
Mastumatul Khasnawati 1231503313
Rangkuman Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Kelas S
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
1. 1
PENGETAHUAN DAN NILAI-NILAI DALAM PENDIDIKAN
A. Pengetahuan dalam Pendidikan
Pandangan Filsafat Pendidikan Tentang Pengetahuan dan Sistem Nilai dalam
Kehidupan Manusia.
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu. Drs.Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada: kenal, sadar, insaf, mengerti dan
pandai. pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. M. Adlany mengemukakan
bahwa pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita
dengan suatu perkara ilmu dan pengetahuan.
Orang prakmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan
dan kebenaran (antara knowladge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar,
kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertran Russel seorang realis, menulis: I
conclude that ‘trurh’ in the fundamental concept and that ‘knowladge’ mush be
definedin term of ‘truth’not vice versa”(Baharuddin Salam, 2005: 5). Beranjak
daripada pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di
dalam kehidupannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
Menurut hemat kami ada beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu:
a. Pengetahuan biasa atau common sense.
b. Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai
terjemahan dari “science”.
c. Pengrtahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat.
d. Pengetahuan rligi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang
bersumber dari agama.
e. Pengetahuan biasa (common sense)
Pengetahuan biasa atau dalam filsafat dikatakan dengan istilah “common sense”,
dan sering diartikan dengan “good sense”, karena seseorang memiliki sesuatu dimana
ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu dimana ia menerima
secara baik. Semua orang menyabutkanya sesuatu itu merah karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
2. 2
Dengan common sense, emua orang sampai pada kenyakinan secara umum
tentang sesuatu,dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense
diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram
bunga, makanan dapat memuaskan lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah
tadah hujan, dan sebagainya.
2. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkoorganisasikan dan
mesistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran
secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking),
tujuanya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktal.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi,
eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif yang menyampingkan unsur pribadi,
pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak di pengaruhi oleh sesuatu yang
bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik kita
secara komprehesif. Ilmu merupakan fikisan dan keterangan yang lengkap dan
konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh
jangkauan logika dan dapat diamati pancaindra manusia.
3. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperolah dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalu ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang anya diperoleh dari tuhan lewat
para utusanya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib dinyakni oleh para
pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
3. 3
tentang cara berhubungan dengan tuhan yang sering juga disebut dengan hubungan
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut
dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting disamping
informasi tentang tuhan, juga informasi tentang hari akhir. Iman kepada hari ahkir
merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yan membuat mausia
optimis akan masa depanya. Menurut para pengamat, agama masih bertahan sampai
sekarang katena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih
dibutuhkan.
5. Syarat syarat pengetahuan
a. Sistematis
Sistematis maksudnya adalah mempunyai bentuk susunan dan aturan permainan
yang jelas secara berurutan antara satu dengan yang lain. Misalnya suatu susunan
coordinator suatu acara pernikahan atau suatu susunan struktur organisasi.
b. Logis
Logis adalah suatu cara penjelasan yang dapat dicerna oleh akal sehat atau masuk
akal dan mungkin ada. Misalnya “mengapa air di sungai mengering?” “karena
musim kemarau” penjelasan tersebut masih bisa masuk akal dan logis, tetapi jika
jawabannya “karena setan yang meminumnya” maka penjelasan tersebut akan
sangat sulit untuk diterima akal sehat, sehingga penjelasan tersebut tidak logis.
c. Objektif
Objektif diberi pengertian bahwa kebenaran melekat pada bendanya dan bukan
pada orang yang menilainya. Misalnya, seseorang mengukur berat 1 ember air
seberat 1 kg, sedangkan jika orang lain mengukur benda tadi juga maka akan
didapatkan hasil yang sama. Kebenaran tersebutlah yang disebut sebagai
Kebenaran yang objektif. Berbeda dengan subjektif, yang kebenarannya
berdasarkan penilaian seseorang. Misalnya Ani menilai Bani sangat tampan tetapi
Cindy menilai Bani tidak terlalu tampan. Sehingga penilaian tentang Bani bersifat
subjektif, karena semua kebenarannya tegantung orang yang menilainya.
d. Prediktif
Berarti memiliki kemampunan untuk memperkirakan atau memprediksi kejadian
yang akan datang di kemudian hari. Prediksi didalam ilmu pengetahuan adalah
prediksi yang di dasarka data yang dapat di percaya kebenarannya. Ilmu
4. 4
pengetahuan mempunyai kemampuan untuk memprediksi waktu yang akan datang.
Misalnya, prakiraan cuaca dari BMKG untuk wilayah Indonesia.
B. Proses Terbentuknya Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam efistemonogi
sebab hal ini akan mewarnai pemikiran kefilsafatannya. Pandangan yang sederhana
dalam memikirkan proses terjadinya pengetahuan yaitu dalam sifatnya baik apriori
maupun aporteriori. Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya
atau melalui bathin. Sedangkan aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi karna adanya
pengalaman.
Di dalam mengetahui memerlukan alat yaitu pengalaman indera (sense experience),
nalar (reason), intuisi (intuition), wahyu (revelation). Pengalaman indera (sense
experience) pengetahuan didapatkan dari pengamatan (indera). Didalam pengamatan
indrawi tidak dapat ditetapkan apa yang subjektif dan objektif. Jika kesan-kesan subjektif
dianggap sebagai kebenaran, hal itu mengakibatkan adanya gambaran-gambaran yang
kacau didalam imajinasi. Segala pengetahuan dimulai dengan gambaran-gambaran
indrawi. Gambaran-gambaran itu kemudian ditingkatkan sehingga sampai kepada
tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, yaitu pengetahuan rasional dan intuitif. Di dalam
pengetahuan rasional orang hanya mengambil kesimpulan-kesimpulan, tetapi didalam
pengetahuan intuitif orang memandang kepada ide-ide yang berkaitan dengan allah.
Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda-benda diluar kita menyebabkan adanya
suatu gerak didalam indra kita. Gerak ini diteruskan kepada otak dan dari otak diteruskan
kejantung. Didalam jantung timbulah reaksi, suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya.
Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.sasaran yang diamati
adalah sifat-sifat indrawi. Pengindraan disebabkan karena tekanan objek atau sasaran.
Kualitas didalam objek-objek,yang sesuai dengan pengindraan kita, bergerak menekan
indra kita. Warna yang kita lihat, suara yang kita dengar, bukan berada didalam objek,
melainkan didalam subjeknya. Sifat-sifat indrawi tidak memberikan gambaran tentang
sebab yang menimbulkan penginderaan. Ingatan, rasa senang dan tidak senang, dan
segala gejala jiwani, bersandar semata-mata pada asosiasi gambaran-gambaran yang
murni yang bersifat mekanis.
Pengamatan (indera) memiliki banyak kelemahan antara lain:
5. 5
1. Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apa kah iya benar-benar kecil?
Ternyata tidak. Keterbatasan indralah yang mengambarkan seperti itu. Dari sini akan
terbentuk pengetahuan yang salah.
2. Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan terasa
dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
3. Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu sebenarnya tidak
sebagai mana ia tangkap oleh indera, ia membohongi indra.
4. Berasal dari indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera mata tidak mampu
melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat
memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah empirisme lemah
karena keterbatasan manusia
Nalar (reason) Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. Akal
tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Semula akal serupa dengan secarik
kertas yang tanpa tulisan, yang menerima segala sesuatu yang datang dari pengalaman.
Locke tidak membedakan antara pengetahuan inderawi dan pengetahuan akal. Satu-
satunya saran atau objek pengetahuan adalah gagasan-gagasan atau ide-ide, yang
timbulnya karena pengalaman lahiriyah (sensation) dan karena pengalaman bathiniah
(reflection). Pengalaman lahiriyah mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang luar
kita, sedangkan pengalaman bathiniah mengajarkan tentang keadaan-keadaan psikis kita
sendiri. Kedua macam pengalaman ini jalan-mejalani. Pengalaman lahiriyah itu mula-
mula menjadi isi pengalaman, karena dihisabkan oleh pengalaman bathiniah, artinya
objek-objek itu tampil dalam kesadaran.
Dengan demikian mengenal adalah identik dengan mengenal secara sadar. Di dalam
hal ini locke sama dengan descrates. Segala sesuatu yang berada diluar kita menimbulkan
didalam diri kita gagasan-gagasan dari pengalaman lahiriyah. Intuisi (intuition) Menurut
Henry Dergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tinggi (Amsal Bakhtiar,
2004: 107). Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Iya juga
mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan
yang bukan pengetahuan yang misbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah
pengetahuan simbolis, yang pada sifatnya bersifat analis menyeluruh, mutlak, dan tanpa
dibantu oleh pengembangan secara simbolis. Karna itu, intuisi adalah sarana untuk
mengetahui secara langsung dan seketika. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
6. 6
diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat
diandalkan. Bagi Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi
maslow intuisi merupakan “ pengalaman puncak” (peak experimen)(amsal bakhtiar’
2004: 108) Wahyu(revelation) Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewat perantara para Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah panya, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa
mereka dan diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jakan
wahyu Pengetehuan dengan jalan ini merupakan kehususan para nabi. Hal ini
membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya. Bagi manusia tidak ada jalan lain
kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari nabi. Wahyu Allah (agama)
berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh
pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedetal, seperti latar belakang dan
tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya, serta kehidupan diakhirat nanti.
Teori ilmu pengetahuan
1. Teori korespondensi
Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara arti yang dimaksud oleh
suatu pernyataan/pendapat dengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat
tersebut(Amsal Bakhtiar, 2004; 112).
2. Teori koherensi
Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara pernyataan dengan
pernyataan yang lain yang sudah lebih dulu diketahui, diterima dan diakui sebagai hal
yang benar dan berdasarkan pada penyaksian/justifikasi tentang kebenaran, karena
putusan dianggap benar apabila mendapatkan persaksian oleh putusan yang lainnya
yang sudah di ketahui/tahan uji.
3. Teori pragmatisme
Menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar semata mata tergantung dari
kemanfaatannya. Menurut teori paragmatisme, suatu kebenaran dan suatu pernyataan
diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada
akibat yang memuaskan, apabila ia berlaku dalam praktik, apabila ia mempunyai nilai
praktis. Kebenaran terbukti oleh kegunaanya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat
praktisnya. Jadi kebenaran ialah apa saja yang berlaku (works).
7. 7
4. Agama sebagai teori kebenaran
Manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah melalui agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia; baik tentang alam,
manusia maupun tentang tuhan.
Kalau ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal, budi, rasio, dan
reason manusia, dalam agama yang didepankanya adalah wahyu yang bersumber yang
dari tuhan(Amsial Bakhtiar, 2004: 121).
Dengan demikian suatu hal itu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama
atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sangat wajar ketika
Imam Al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemuan akalnya dalam
mencari suatu kebenaran. Dari pngertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori ilmu
pengetahuan ada yaitu teori korespondensi, koherensi dan teori pragmatisme.
C. Nilai-nilai dalam Pendidikan
1. Pengertian Nilai
Pengertian nilai sebagaimana dikutip berikut ini, A value, says Webster (1984),
is “ a principle, standart, or quality regarded as worthwhile or desirable”, yakni nilai
adalah prinsip, standart atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat
diperlukan. Nilai adalah “suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi
seseorang atau sekolompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang
bermakna bagi kehidupannya”.
Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang
mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Nilai adalah bagian
dari potensi manusiawi seseorang, yang berada dalam dunia rohaniah (batiniah,
spiritual), tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, dan sebagainya.
Namun sangat kuat pengaruhnya serta penting peranannya dalam setiap perbuatan dan
penampilan seseorang. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah
laku yang diinginkan bagi suatu system yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar
tanpa membedakan fungsi sekitar bagian bagiannya. Nilai tersebut lebih
mengutamakan berfungsinya pemeliharaan pola dari system sosial. Dari dua definisi
tersebut dapat kita ketahui dan dirumuskan bahwasanya nilai adalah suatu type
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system kepercayaan, dimana seseorang
8. 8
harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak
pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Jika nilai diterapkan
dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai pendidikan yang mana nilai
dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapai dalam hal ini kita
sebut dengan pendidikan nilai.
Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri
seseorang. Suatu nilai ini menjadi pegangan bagi seseorang yang dalam hal ini adalah
siswa atau peserta didik, nilai ini nantinya akan diinternalisasikan, dipelihara dalam
proses belajar mengajar serta menjadi pegangan hidupnya.
Sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai itu merupakan hasil dari
kretivitas manusia dalam rangka melakukan kegiatan sosila, baik itu berupa cinta,
simpati, dan lain –lain.
2. Bentuk dan Tingkatan Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang ada hubungannya dengan subjek manusia. sesuatu
yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa sesuatu yang bernilai. dengan demikan,
lepas dari perbedaan nilai baik objektif maupun subjektif, tujuan adanya nilai ialah
menuju kebaikan dan keluhuran manusia.
Menurut Burbecher, nilai itu dibedakan dalam dua bagian, yaitu;
a. Nilai intrinsik
Adalah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam
dirinya sendiri
b. Nilai instumental
Adalah nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk yang lain. Sementera
menurut aliran realisme, kualitas nilai tidak dapat ditentukan secara konseptual
terlebih dahulu, melainkan tergantunng dari apa atau bagaimana keadaannya bila
dihayati oleh subjek tertentu dan bagaimana sikap subjek tersebut. Namun, ada juga
yang membedakan bentuk nilai itu berdasarkan pada bidang apa itu efektif dan
berfungsi seperti nilai moral, nilai ekonomi, dan sebaginya.
Adapun tinggat perkembangan nilai, menurut Auguste Comte, itu terbagi
menjadi tiga, yaitu tingkat teologis, tingkat metafisik, dan tingkat positif. Tingkat
teologis adalah tingkat pertama, selanjutnya tingkat metafisik dan sebagai tingkat yang
paling atas adalah apabila manusia telah menguasai pengetahuan eksakta yang berarti
manusia itu telah mencapai tingkat positif (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 135 -
9. 9
136). Pada umumnya masyarkat menganut pendapat bahwa hierarki tingkat-tingkat
kebenaran, sebab kebenaran ialah nilai itu sendiri.
Nilai Pendidikan dan Nilai Tujuan Pendidikan Menurut Muhammad Noor Syam,
pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai- nilai, terutama yang
meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral dan nilai agama yang
kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian ideal
(Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 136).
Tujuan pendidikan, baik itu pada isinya ataupun rumusanya,tidak akan mungkin
dapat kita tetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tepat tentang nilai-nilai.
Membahas tentang nilai-nilai pendidikan, tentu akan lebih jelas kalau dilihat melalui
rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan yang tersimpul dalam nilai-nilai
pendidikan yang hendak diwujudkan di dalam pribadi anak didik.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan dasar, harus melalui beberapa pendidikan
seperti:
a. Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembanga sosial
b. Pendekatan melalui analisis ilmiah tentang realita kehidupan aktual
c. Pendekatan melalui nilai-nilai filsafat yang normatif (normative philosophy)
Sedangakn menurut Aristoteles, tujuan pendidikan hendaknya dirumuskan
sesuai denga tujuan didirikannya suatu negara (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011:
136). Dengan demikan dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai pendidikan bisa
dilihat dari tujuan pendidikan yang ada.
Memang keadaan masyarakat dapat diukur melalui pendidikan. kanena itu,
kebobrokan masyarat takakan dapat diperbaikan dengan cara apapun kecuali dengan
pendidikan, begitu kata Plato. sabagai contoh, tujuan pendidikan kita yang tersebut
dalam Bab II Pasal 3 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki penetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani-
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (UU No. 20/2003 Bab II pasal 3).
Dari uraian di atas, apa yang ditawarkan oleh beberapa ahli tersebut kiranya
dapat terlihat dari tujuan pendidikan terutama di Indonesia