SlideShare a Scribd company logo
1
PENGETAHUAN DAN NILAI-NILAI DALAM PENDIDIKAN
A. Pengetahuan dalam Pendidikan
Pandangan Filsafat Pendidikan Tentang Pengetahuan dan Sistem Nilai dalam
Kehidupan Manusia.
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu. Drs.Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada: kenal, sadar, insaf, mengerti dan
pandai. pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. M. Adlany mengemukakan
bahwa pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita
dengan suatu perkara ilmu dan pengetahuan.
Orang prakmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan
dan kebenaran (antara knowladge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar,
kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertran Russel seorang realis, menulis: I
conclude that ‘trurh’ in the fundamental concept and that ‘knowladge’ mush be
definedin term of ‘truth’not vice versa”(Baharuddin Salam, 2005: 5). Beranjak
daripada pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di
dalam kehidupannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
Menurut hemat kami ada beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu:
a. Pengetahuan biasa atau common sense.
b. Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai
terjemahan dari “science”.
c. Pengrtahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat.
d. Pengetahuan rligi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang
bersumber dari agama.
e. Pengetahuan biasa (common sense)
Pengetahuan biasa atau dalam filsafat dikatakan dengan istilah “common sense”,
dan sering diartikan dengan “good sense”, karena seseorang memiliki sesuatu dimana
ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu dimana ia menerima
secara baik. Semua orang menyabutkanya sesuatu itu merah karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
2
Dengan common sense, emua orang sampai pada kenyakinan secara umum
tentang sesuatu,dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense
diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram
bunga, makanan dapat memuaskan lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah
tadah hujan, dan sebagainya.
2. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang
sifatnya kuantitatif dan objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkoorganisasikan dan
mesistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran
secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking),
tujuanya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktal.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi,
eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif yang menyampingkan unsur pribadi,
pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak di pengaruhi oleh sesuatu yang
bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik kita
secara komprehesif. Ilmu merupakan fikisan dan keterangan yang lengkap dan
konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh
jangkauan logika dan dapat diamati pancaindra manusia.
3. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperolah dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalu ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang anya diperoleh dari tuhan lewat
para utusanya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib dinyakni oleh para
pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
3
tentang cara berhubungan dengan tuhan yang sering juga disebut dengan hubungan
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut
dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting disamping
informasi tentang tuhan, juga informasi tentang hari akhir. Iman kepada hari ahkir
merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yan membuat mausia
optimis akan masa depanya. Menurut para pengamat, agama masih bertahan sampai
sekarang katena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih
dibutuhkan.
5. Syarat syarat pengetahuan
a. Sistematis
Sistematis maksudnya adalah mempunyai bentuk susunan dan aturan permainan
yang jelas secara berurutan antara satu dengan yang lain. Misalnya suatu susunan
coordinator suatu acara pernikahan atau suatu susunan struktur organisasi.
b. Logis
Logis adalah suatu cara penjelasan yang dapat dicerna oleh akal sehat atau masuk
akal dan mungkin ada. Misalnya “mengapa air di sungai mengering?” “karena
musim kemarau” penjelasan tersebut masih bisa masuk akal dan logis, tetapi jika
jawabannya “karena setan yang meminumnya” maka penjelasan tersebut akan
sangat sulit untuk diterima akal sehat, sehingga penjelasan tersebut tidak logis.
c. Objektif
Objektif diberi pengertian bahwa kebenaran melekat pada bendanya dan bukan
pada orang yang menilainya. Misalnya, seseorang mengukur berat 1 ember air
seberat 1 kg, sedangkan jika orang lain mengukur benda tadi juga maka akan
didapatkan hasil yang sama. Kebenaran tersebutlah yang disebut sebagai
Kebenaran yang objektif. Berbeda dengan subjektif, yang kebenarannya
berdasarkan penilaian seseorang. Misalnya Ani menilai Bani sangat tampan tetapi
Cindy menilai Bani tidak terlalu tampan. Sehingga penilaian tentang Bani bersifat
subjektif, karena semua kebenarannya tegantung orang yang menilainya.
d. Prediktif
Berarti memiliki kemampunan untuk memperkirakan atau memprediksi kejadian
yang akan datang di kemudian hari. Prediksi didalam ilmu pengetahuan adalah
prediksi yang di dasarka data yang dapat di percaya kebenarannya. Ilmu
4
pengetahuan mempunyai kemampuan untuk memprediksi waktu yang akan datang.
Misalnya, prakiraan cuaca dari BMKG untuk wilayah Indonesia.
B. Proses Terbentuknya Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam efistemonogi
sebab hal ini akan mewarnai pemikiran kefilsafatannya. Pandangan yang sederhana
dalam memikirkan proses terjadinya pengetahuan yaitu dalam sifatnya baik apriori
maupun aporteriori. Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya
atau melalui bathin. Sedangkan aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi karna adanya
pengalaman.
Di dalam mengetahui memerlukan alat yaitu pengalaman indera (sense experience),
nalar (reason), intuisi (intuition), wahyu (revelation). Pengalaman indera (sense
experience) pengetahuan didapatkan dari pengamatan (indera). Didalam pengamatan
indrawi tidak dapat ditetapkan apa yang subjektif dan objektif. Jika kesan-kesan subjektif
dianggap sebagai kebenaran, hal itu mengakibatkan adanya gambaran-gambaran yang
kacau didalam imajinasi. Segala pengetahuan dimulai dengan gambaran-gambaran
indrawi. Gambaran-gambaran itu kemudian ditingkatkan sehingga sampai kepada
tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, yaitu pengetahuan rasional dan intuitif. Di dalam
pengetahuan rasional orang hanya mengambil kesimpulan-kesimpulan, tetapi didalam
pengetahuan intuitif orang memandang kepada ide-ide yang berkaitan dengan allah.
Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda-benda diluar kita menyebabkan adanya
suatu gerak didalam indra kita. Gerak ini diteruskan kepada otak dan dari otak diteruskan
kejantung. Didalam jantung timbulah reaksi, suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya.
Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.sasaran yang diamati
adalah sifat-sifat indrawi. Pengindraan disebabkan karena tekanan objek atau sasaran.
Kualitas didalam objek-objek,yang sesuai dengan pengindraan kita, bergerak menekan
indra kita. Warna yang kita lihat, suara yang kita dengar, bukan berada didalam objek,
melainkan didalam subjeknya. Sifat-sifat indrawi tidak memberikan gambaran tentang
sebab yang menimbulkan penginderaan. Ingatan, rasa senang dan tidak senang, dan
segala gejala jiwani, bersandar semata-mata pada asosiasi gambaran-gambaran yang
murni yang bersifat mekanis.
Pengamatan (indera) memiliki banyak kelemahan antara lain:
5
1. Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apa kah iya benar-benar kecil?
Ternyata tidak. Keterbatasan indralah yang mengambarkan seperti itu. Dari sini akan
terbentuk pengetahuan yang salah.
2. Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan terasa
dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
3. Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu sebenarnya tidak
sebagai mana ia tangkap oleh indera, ia membohongi indra.
4. Berasal dari indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera mata tidak mampu
melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat
memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah empirisme lemah
karena keterbatasan manusia
Nalar (reason) Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. Akal
tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Semula akal serupa dengan secarik
kertas yang tanpa tulisan, yang menerima segala sesuatu yang datang dari pengalaman.
Locke tidak membedakan antara pengetahuan inderawi dan pengetahuan akal. Satu-
satunya saran atau objek pengetahuan adalah gagasan-gagasan atau ide-ide, yang
timbulnya karena pengalaman lahiriyah (sensation) dan karena pengalaman bathiniah
(reflection). Pengalaman lahiriyah mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang luar
kita, sedangkan pengalaman bathiniah mengajarkan tentang keadaan-keadaan psikis kita
sendiri. Kedua macam pengalaman ini jalan-mejalani. Pengalaman lahiriyah itu mula-
mula menjadi isi pengalaman, karena dihisabkan oleh pengalaman bathiniah, artinya
objek-objek itu tampil dalam kesadaran.
Dengan demikian mengenal adalah identik dengan mengenal secara sadar. Di dalam
hal ini locke sama dengan descrates. Segala sesuatu yang berada diluar kita menimbulkan
didalam diri kita gagasan-gagasan dari pengalaman lahiriyah. Intuisi (intuition) Menurut
Henry Dergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tinggi (Amsal Bakhtiar,
2004: 107). Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Iya juga
mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan
yang bukan pengetahuan yang misbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah
pengetahuan simbolis, yang pada sifatnya bersifat analis menyeluruh, mutlak, dan tanpa
dibantu oleh pengembangan secara simbolis. Karna itu, intuisi adalah sarana untuk
mengetahui secara langsung dan seketika. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
6
diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat
diandalkan. Bagi Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi
maslow intuisi merupakan “ pengalaman puncak” (peak experimen)(amsal bakhtiar’
2004: 108) Wahyu(revelation) Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewat perantara para Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah panya, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa
mereka dan diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jakan
wahyu Pengetehuan dengan jalan ini merupakan kehususan para nabi. Hal ini
membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya. Bagi manusia tidak ada jalan lain
kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari nabi. Wahyu Allah (agama)
berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh
pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedetal, seperti latar belakang dan
tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya, serta kehidupan diakhirat nanti.
Teori ilmu pengetahuan
1. Teori korespondensi
Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara arti yang dimaksud oleh
suatu pernyataan/pendapat dengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat
tersebut(Amsal Bakhtiar, 2004; 112).
2. Teori koherensi
Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara pernyataan dengan
pernyataan yang lain yang sudah lebih dulu diketahui, diterima dan diakui sebagai hal
yang benar dan berdasarkan pada penyaksian/justifikasi tentang kebenaran, karena
putusan dianggap benar apabila mendapatkan persaksian oleh putusan yang lainnya
yang sudah di ketahui/tahan uji.
3. Teori pragmatisme
Menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar semata mata tergantung dari
kemanfaatannya. Menurut teori paragmatisme, suatu kebenaran dan suatu pernyataan
diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada
akibat yang memuaskan, apabila ia berlaku dalam praktik, apabila ia mempunyai nilai
praktis. Kebenaran terbukti oleh kegunaanya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat
praktisnya. Jadi kebenaran ialah apa saja yang berlaku (works).
7
4. Agama sebagai teori kebenaran
Manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah melalui agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia; baik tentang alam,
manusia maupun tentang tuhan.
Kalau ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal, budi, rasio, dan
reason manusia, dalam agama yang didepankanya adalah wahyu yang bersumber yang
dari tuhan(Amsial Bakhtiar, 2004: 121).
Dengan demikian suatu hal itu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama
atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sangat wajar ketika
Imam Al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemuan akalnya dalam
mencari suatu kebenaran. Dari pngertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori ilmu
pengetahuan ada yaitu teori korespondensi, koherensi dan teori pragmatisme.
C. Nilai-nilai dalam Pendidikan
1. Pengertian Nilai
Pengertian nilai sebagaimana dikutip berikut ini, A value, says Webster (1984),
is “ a principle, standart, or quality regarded as worthwhile or desirable”, yakni nilai
adalah prinsip, standart atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat
diperlukan. Nilai adalah “suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi
seseorang atau sekolompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang
bermakna bagi kehidupannya”.
Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang
mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Nilai adalah bagian
dari potensi manusiawi seseorang, yang berada dalam dunia rohaniah (batiniah,
spiritual), tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, dan sebagainya.
Namun sangat kuat pengaruhnya serta penting peranannya dalam setiap perbuatan dan
penampilan seseorang. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah
laku yang diinginkan bagi suatu system yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar
tanpa membedakan fungsi sekitar bagian bagiannya. Nilai tersebut lebih
mengutamakan berfungsinya pemeliharaan pola dari system sosial. Dari dua definisi
tersebut dapat kita ketahui dan dirumuskan bahwasanya nilai adalah suatu type
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system kepercayaan, dimana seseorang
8
harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak
pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Jika nilai diterapkan
dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai pendidikan yang mana nilai
dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapai dalam hal ini kita
sebut dengan pendidikan nilai.
Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri
seseorang. Suatu nilai ini menjadi pegangan bagi seseorang yang dalam hal ini adalah
siswa atau peserta didik, nilai ini nantinya akan diinternalisasikan, dipelihara dalam
proses belajar mengajar serta menjadi pegangan hidupnya.
Sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai itu merupakan hasil dari
kretivitas manusia dalam rangka melakukan kegiatan sosila, baik itu berupa cinta,
simpati, dan lain –lain.
2. Bentuk dan Tingkatan Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang ada hubungannya dengan subjek manusia. sesuatu
yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa sesuatu yang bernilai. dengan demikan,
lepas dari perbedaan nilai baik objektif maupun subjektif, tujuan adanya nilai ialah
menuju kebaikan dan keluhuran manusia.
Menurut Burbecher, nilai itu dibedakan dalam dua bagian, yaitu;
a. Nilai intrinsik
Adalah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam
dirinya sendiri
b. Nilai instumental
Adalah nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk yang lain. Sementera
menurut aliran realisme, kualitas nilai tidak dapat ditentukan secara konseptual
terlebih dahulu, melainkan tergantunng dari apa atau bagaimana keadaannya bila
dihayati oleh subjek tertentu dan bagaimana sikap subjek tersebut. Namun, ada juga
yang membedakan bentuk nilai itu berdasarkan pada bidang apa itu efektif dan
berfungsi seperti nilai moral, nilai ekonomi, dan sebaginya.
Adapun tinggat perkembangan nilai, menurut Auguste Comte, itu terbagi
menjadi tiga, yaitu tingkat teologis, tingkat metafisik, dan tingkat positif. Tingkat
teologis adalah tingkat pertama, selanjutnya tingkat metafisik dan sebagai tingkat yang
paling atas adalah apabila manusia telah menguasai pengetahuan eksakta yang berarti
manusia itu telah mencapai tingkat positif (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 135 -
9
136). Pada umumnya masyarkat menganut pendapat bahwa hierarki tingkat-tingkat
kebenaran, sebab kebenaran ialah nilai itu sendiri.
Nilai Pendidikan dan Nilai Tujuan Pendidikan Menurut Muhammad Noor Syam,
pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai- nilai, terutama yang
meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral dan nilai agama yang
kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian ideal
(Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 136).
Tujuan pendidikan, baik itu pada isinya ataupun rumusanya,tidak akan mungkin
dapat kita tetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tepat tentang nilai-nilai.
Membahas tentang nilai-nilai pendidikan, tentu akan lebih jelas kalau dilihat melalui
rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan yang tersimpul dalam nilai-nilai
pendidikan yang hendak diwujudkan di dalam pribadi anak didik.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan dasar, harus melalui beberapa pendidikan
seperti:
a. Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembanga sosial
b. Pendekatan melalui analisis ilmiah tentang realita kehidupan aktual
c. Pendekatan melalui nilai-nilai filsafat yang normatif (normative philosophy)
Sedangakn menurut Aristoteles, tujuan pendidikan hendaknya dirumuskan
sesuai denga tujuan didirikannya suatu negara (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011:
136). Dengan demikan dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai pendidikan bisa
dilihat dari tujuan pendidikan yang ada.
Memang keadaan masyarakat dapat diukur melalui pendidikan. kanena itu,
kebobrokan masyarat takakan dapat diperbaikan dengan cara apapun kecuali dengan
pendidikan, begitu kata Plato. sabagai contoh, tujuan pendidikan kita yang tersebut
dalam Bab II Pasal 3 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki penetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani-
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (UU No. 20/2003 Bab II pasal 3).
Dari uraian di atas, apa yang ditawarkan oleh beberapa ahli tersebut kiranya
dapat terlihat dari tujuan pendidikan terutama di Indonesia
10
PUSTAKA
url=(0068)https://rumahfilsafat.com/2009/06/11/hubungan-pengetahuan-dan-nilai/

More Related Content

What's hot

Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Soga Biliyan Jaya
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
eka septarianda
 
Metode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian KualitatifMetode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian Kualitatif
Siti Sahati
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
yudikrismen1
 
Filsafat Moderen
Filsafat Moderen Filsafat Moderen
Filsafat Moderen
Islamic Studies
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
Aprilianty Wid
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Alfis Khisoli
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Nurmahmudah M.Phil.
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
AlwiAssegaf
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
anmeyshie
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
KuliahMandiri.org
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
YuliaKartika6
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
imas lusyani
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
Rinatun4e
 
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
MAR'AH NAILUL FAROH
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Alvy Mayrina
 

What's hot (20)

Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Metode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian KualitatifMetode Penelitian Kualitatif
Metode Penelitian Kualitatif
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
 
Filsafat Moderen
Filsafat Moderen Filsafat Moderen
Filsafat Moderen
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)PARADIGMA PENELITIANKUALITATIF (KARAKTERISTIK)
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF (KARAKTERISTIK)
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 

Similar to Tugas filsafat pendidikan

Bab i .2.
Bab i .2.Bab i .2.
Bab i .2.
FENY DYAH
 
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
DeffaNovitasari
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
DwiKhusnulRahmat
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
Muhammad Marhaban
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
ElShaddaiPutriOctavi
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
AhmadTirtayasa3
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
sayid bukhari
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologidianaists
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
AtikatulLatifah
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
Andi Uli
 
Filsafat kurikulum
Filsafat kurikulumFilsafat kurikulum
Filsafat kurikulum
aisah budiman
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikannoviyanty
 
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_SKelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
AyuRatnaSari14
 
KELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_SKELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_S
AnisaulKhomariyah
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
lilisnurkhafida
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
alvinkasenda
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensi
reycaesarly
 

Similar to Tugas filsafat pendidikan (20)

Bab i .2.
Bab i .2.Bab i .2.
Bab i .2.
 
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
 
Pengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat IlmuPengantar Filsafat Ilmu
Pengantar Filsafat Ilmu
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Review henry kurniawan
Review henry kurniawanReview henry kurniawan
Review henry kurniawan
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Filsafat kurikulum
Filsafat kurikulumFilsafat kurikulum
Filsafat kurikulum
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_SKelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
Kelompok 12 Rangkuman Seluruh PPT Pengantar Filsafat Ilmu_S
 
KELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_SKELOMPOK 12_PFI_S
KELOMPOK 12_PFI_S
 
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_sKelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
Kelompok 7 rangkuman seluruh ppt pengantar filsafat ilmu_s
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensi
 
Bab ii kti ..
Bab ii kti ..Bab ii kti ..
Bab ii kti ..
 

More from Agus S. Hidayat, S.Pd

Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipaMateri pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Pramuka sebagai wahana belajar ipa
Pramuka sebagai wahana belajar ipaPramuka sebagai wahana belajar ipa
Pramuka sebagai wahana belajar ipa
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Materi kepramukaan
Materi kepramukaanMateri kepramukaan
Materi kepramukaan
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Intisari Skripsi
Intisari Skripsi Intisari Skripsi
Intisari Skripsi
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Cover Skripsi PGSD
Cover Skripsi PGSDCover Skripsi PGSD
Cover Skripsi PGSD
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Sistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaSistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusia
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Sifat bilangan 9
Sifat bilangan 9Sifat bilangan 9
Sifat bilangan 9
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Abstraksi dari Skripsi
Abstraksi dari SkripsiAbstraksi dari Skripsi
Abstraksi dari Skripsi
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingatPembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Fix buku pedoman magang iii 2018
Fix buku pedoman magang iii 2018 Fix buku pedoman magang iii 2018
Fix buku pedoman magang iii 2018
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Sejarah pkn.ppt.
Sejarah pkn.ppt.Sejarah pkn.ppt.
Sejarah pkn.ppt.
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Rpp mate sd kls 6 pecahan
Rpp mate sd kls 6 pecahanRpp mate sd kls 6 pecahan
Rpp mate sd kls 6 pecahan
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
grass root
grass root grass root
Makalah grassroot
Makalah grassrootMakalah grassroot
Makalah grassroot
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasilaHakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
sk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-misk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-mi
Agus S. Hidayat, S.Pd
 
sk kd ips sd mi
sk kd ips sd misk kd ips sd mi
sk kd ips sd mi
Agus S. Hidayat, S.Pd
 

More from Agus S. Hidayat, S.Pd (20)

Materi pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipaMateri pramuka dan pembelajaran ipa
Materi pramuka dan pembelajaran ipa
 
Pramuka sebagai wahana belajar ipa
Pramuka sebagai wahana belajar ipaPramuka sebagai wahana belajar ipa
Pramuka sebagai wahana belajar ipa
 
Materi kepramukaan
Materi kepramukaanMateri kepramukaan
Materi kepramukaan
 
Intisari Skripsi
Intisari Skripsi Intisari Skripsi
Intisari Skripsi
 
Cover Skripsi PGSD
Cover Skripsi PGSDCover Skripsi PGSD
Cover Skripsi PGSD
 
Sistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaSistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusia
 
Sifat bilangan 9
Sifat bilangan 9Sifat bilangan 9
Sifat bilangan 9
 
Abstraksi dari Skripsi
Abstraksi dari SkripsiAbstraksi dari Skripsi
Abstraksi dari Skripsi
 
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingatPembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
Pembelajaran audio visual dalam meningkatkan daya ingat
 
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
Pedoman penulisan pgsd ikip siliwangi 1
 
Fix buku pedoman magang iii 2018
Fix buku pedoman magang iii 2018 Fix buku pedoman magang iii 2018
Fix buku pedoman magang iii 2018
 
Sejarah pkn.ppt.
Sejarah pkn.ppt.Sejarah pkn.ppt.
Sejarah pkn.ppt.
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Rpp mate sd kls 6 pecahan
Rpp mate sd kls 6 pecahanRpp mate sd kls 6 pecahan
Rpp mate sd kls 6 pecahan
 
grass root
grass root grass root
grass root
 
Makalah grassroot
Makalah grassrootMakalah grassroot
Makalah grassroot
 
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasilaHakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
 
sk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-misk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-mi
 
sk kd ips sd mi
sk kd ips sd misk kd ips sd mi
sk kd ips sd mi
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Tugas filsafat pendidikan

  • 1. 1 PENGETAHUAN DAN NILAI-NILAI DALAM PENDIDIKAN A. Pengetahuan dalam Pendidikan Pandangan Filsafat Pendidikan Tentang Pengetahuan dan Sistem Nilai dalam Kehidupan Manusia. 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Drs.Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada: kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. M. Adlany mengemukakan bahwa pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara ilmu dan pengetahuan. Orang prakmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dan kebenaran (antara knowladge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertran Russel seorang realis, menulis: I conclude that ‘trurh’ in the fundamental concept and that ‘knowladge’ mush be definedin term of ‘truth’not vice versa”(Baharuddin Salam, 2005: 5). Beranjak daripada pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Menurut hemat kami ada beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu: a. Pengetahuan biasa atau common sense. b. Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai terjemahan dari “science”. c. Pengrtahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat. d. Pengetahuan rligi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang bersumber dari agama. e. Pengetahuan biasa (common sense) Pengetahuan biasa atau dalam filsafat dikatakan dengan istilah “common sense”, dan sering diartikan dengan “good sense”, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyabutkanya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
  • 2. 2 Dengan common sense, emua orang sampai pada kenyakinan secara umum tentang sesuatu,dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya. 2. Pengetahuan ilmu Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengkoorganisasikan dan mesistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuanya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktal. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif yang menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak di pengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu merupakan milik kita secara komprehesif. Ilmu merupakan fikisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati pancaindra manusia. 3. Pengetahuan filsafat Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperolah dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalu ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali. 4. Pengetahuan agama Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang anya diperoleh dari tuhan lewat para utusanya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib dinyakni oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
  • 3. 3 tentang cara berhubungan dengan tuhan yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting disamping informasi tentang tuhan, juga informasi tentang hari akhir. Iman kepada hari ahkir merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yan membuat mausia optimis akan masa depanya. Menurut para pengamat, agama masih bertahan sampai sekarang katena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih dibutuhkan. 5. Syarat syarat pengetahuan a. Sistematis Sistematis maksudnya adalah mempunyai bentuk susunan dan aturan permainan yang jelas secara berurutan antara satu dengan yang lain. Misalnya suatu susunan coordinator suatu acara pernikahan atau suatu susunan struktur organisasi. b. Logis Logis adalah suatu cara penjelasan yang dapat dicerna oleh akal sehat atau masuk akal dan mungkin ada. Misalnya “mengapa air di sungai mengering?” “karena musim kemarau” penjelasan tersebut masih bisa masuk akal dan logis, tetapi jika jawabannya “karena setan yang meminumnya” maka penjelasan tersebut akan sangat sulit untuk diterima akal sehat, sehingga penjelasan tersebut tidak logis. c. Objektif Objektif diberi pengertian bahwa kebenaran melekat pada bendanya dan bukan pada orang yang menilainya. Misalnya, seseorang mengukur berat 1 ember air seberat 1 kg, sedangkan jika orang lain mengukur benda tadi juga maka akan didapatkan hasil yang sama. Kebenaran tersebutlah yang disebut sebagai Kebenaran yang objektif. Berbeda dengan subjektif, yang kebenarannya berdasarkan penilaian seseorang. Misalnya Ani menilai Bani sangat tampan tetapi Cindy menilai Bani tidak terlalu tampan. Sehingga penilaian tentang Bani bersifat subjektif, karena semua kebenarannya tegantung orang yang menilainya. d. Prediktif Berarti memiliki kemampunan untuk memperkirakan atau memprediksi kejadian yang akan datang di kemudian hari. Prediksi didalam ilmu pengetahuan adalah prediksi yang di dasarka data yang dapat di percaya kebenarannya. Ilmu
  • 4. 4 pengetahuan mempunyai kemampuan untuk memprediksi waktu yang akan datang. Misalnya, prakiraan cuaca dari BMKG untuk wilayah Indonesia. B. Proses Terbentuknya Pengetahuan Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah mendasar dalam efistemonogi sebab hal ini akan mewarnai pemikiran kefilsafatannya. Pandangan yang sederhana dalam memikirkan proses terjadinya pengetahuan yaitu dalam sifatnya baik apriori maupun aporteriori. Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui bathin. Sedangkan aposteriori adalah pengetahuan yang terjadi karna adanya pengalaman. Di dalam mengetahui memerlukan alat yaitu pengalaman indera (sense experience), nalar (reason), intuisi (intuition), wahyu (revelation). Pengalaman indera (sense experience) pengetahuan didapatkan dari pengamatan (indera). Didalam pengamatan indrawi tidak dapat ditetapkan apa yang subjektif dan objektif. Jika kesan-kesan subjektif dianggap sebagai kebenaran, hal itu mengakibatkan adanya gambaran-gambaran yang kacau didalam imajinasi. Segala pengetahuan dimulai dengan gambaran-gambaran indrawi. Gambaran-gambaran itu kemudian ditingkatkan sehingga sampai kepada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, yaitu pengetahuan rasional dan intuitif. Di dalam pengetahuan rasional orang hanya mengambil kesimpulan-kesimpulan, tetapi didalam pengetahuan intuitif orang memandang kepada ide-ide yang berkaitan dengan allah. Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda-benda diluar kita menyebabkan adanya suatu gerak didalam indra kita. Gerak ini diteruskan kepada otak dan dari otak diteruskan kejantung. Didalam jantung timbulah reaksi, suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.sasaran yang diamati adalah sifat-sifat indrawi. Pengindraan disebabkan karena tekanan objek atau sasaran. Kualitas didalam objek-objek,yang sesuai dengan pengindraan kita, bergerak menekan indra kita. Warna yang kita lihat, suara yang kita dengar, bukan berada didalam objek, melainkan didalam subjeknya. Sifat-sifat indrawi tidak memberikan gambaran tentang sebab yang menimbulkan penginderaan. Ingatan, rasa senang dan tidak senang, dan segala gejala jiwani, bersandar semata-mata pada asosiasi gambaran-gambaran yang murni yang bersifat mekanis. Pengamatan (indera) memiliki banyak kelemahan antara lain:
  • 5. 5 1. Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apa kah iya benar-benar kecil? Ternyata tidak. Keterbatasan indralah yang mengambarkan seperti itu. Dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah. 2. Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan terasa dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga. 3. Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu sebenarnya tidak sebagai mana ia tangkap oleh indera, ia membohongi indra. 4. Berasal dari indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera mata tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah empirisme lemah karena keterbatasan manusia Nalar (reason) Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Semula akal serupa dengan secarik kertas yang tanpa tulisan, yang menerima segala sesuatu yang datang dari pengalaman. Locke tidak membedakan antara pengetahuan inderawi dan pengetahuan akal. Satu- satunya saran atau objek pengetahuan adalah gagasan-gagasan atau ide-ide, yang timbulnya karena pengalaman lahiriyah (sensation) dan karena pengalaman bathiniah (reflection). Pengalaman lahiriyah mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang luar kita, sedangkan pengalaman bathiniah mengajarkan tentang keadaan-keadaan psikis kita sendiri. Kedua macam pengalaman ini jalan-mejalani. Pengalaman lahiriyah itu mula- mula menjadi isi pengalaman, karena dihisabkan oleh pengalaman bathiniah, artinya objek-objek itu tampil dalam kesadaran. Dengan demikian mengenal adalah identik dengan mengenal secara sadar. Di dalam hal ini locke sama dengan descrates. Segala sesuatu yang berada diluar kita menimbulkan didalam diri kita gagasan-gagasan dari pengalaman lahiriyah. Intuisi (intuition) Menurut Henry Dergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tinggi (Amsal Bakhtiar, 2004: 107). Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Iya juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan yang bukan pengetahuan yang misbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada sifatnya bersifat analis menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh pengembangan secara simbolis. Karna itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa
  • 6. 6 diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan. Bagi Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi maslow intuisi merupakan “ pengalaman puncak” (peak experimen)(amsal bakhtiar’ 2004: 108) Wahyu(revelation) Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para Nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah panya, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jakan wahyu Pengetehuan dengan jalan ini merupakan kehususan para nabi. Hal ini membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari nabi. Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedetal, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya, serta kehidupan diakhirat nanti. Teori ilmu pengetahuan 1. Teori korespondensi Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan/pendapat dengan obyek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut(Amsal Bakhtiar, 2004; 112). 2. Teori koherensi Kebenaran atau keadaan benar apabila ada persesuaian antara pernyataan dengan pernyataan yang lain yang sudah lebih dulu diketahui, diterima dan diakui sebagai hal yang benar dan berdasarkan pada penyaksian/justifikasi tentang kebenaran, karena putusan dianggap benar apabila mendapatkan persaksian oleh putusan yang lainnya yang sudah di ketahui/tahan uji. 3. Teori pragmatisme Menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar semata mata tergantung dari kemanfaatannya. Menurut teori paragmatisme, suatu kebenaran dan suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, apabila ia berlaku dalam praktik, apabila ia mempunyai nilai praktis. Kebenaran terbukti oleh kegunaanya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya. Jadi kebenaran ialah apa saja yang berlaku (works).
  • 7. 7 4. Agama sebagai teori kebenaran Manusia adalah mahluk pencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu kebenaran adalah melalui agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia; baik tentang alam, manusia maupun tentang tuhan. Kalau ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal, budi, rasio, dan reason manusia, dalam agama yang didepankanya adalah wahyu yang bersumber yang dari tuhan(Amsial Bakhtiar, 2004: 121). Dengan demikian suatu hal itu dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sangat wajar ketika Imam Al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemuan akalnya dalam mencari suatu kebenaran. Dari pngertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori ilmu pengetahuan ada yaitu teori korespondensi, koherensi dan teori pragmatisme. C. Nilai-nilai dalam Pendidikan 1. Pengertian Nilai Pengertian nilai sebagaimana dikutip berikut ini, A value, says Webster (1984), is “ a principle, standart, or quality regarded as worthwhile or desirable”, yakni nilai adalah prinsip, standart atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan. Nilai adalah “suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekolompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya”. Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Nilai adalah bagian dari potensi manusiawi seseorang, yang berada dalam dunia rohaniah (batiniah, spiritual), tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, dan sebagainya. Namun sangat kuat pengaruhnya serta penting peranannya dalam setiap perbuatan dan penampilan seseorang. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu system yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi sekitar bagian bagiannya. Nilai tersebut lebih mengutamakan berfungsinya pemeliharaan pola dari system sosial. Dari dua definisi tersebut dapat kita ketahui dan dirumuskan bahwasanya nilai adalah suatu type kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system kepercayaan, dimana seseorang
  • 8. 8 harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang tidak pantas atau yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai. Jika nilai diterapkan dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai pendidikan yang mana nilai dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapai dalam hal ini kita sebut dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Suatu nilai ini menjadi pegangan bagi seseorang yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta didik, nilai ini nantinya akan diinternalisasikan, dipelihara dalam proses belajar mengajar serta menjadi pegangan hidupnya. Sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai itu merupakan hasil dari kretivitas manusia dalam rangka melakukan kegiatan sosila, baik itu berupa cinta, simpati, dan lain –lain. 2. Bentuk dan Tingkatan Nilai Nilai merupakan sesuatu yang ada hubungannya dengan subjek manusia. sesuatu yang dianggap bernilai jika pribadi itu merasa sesuatu yang bernilai. dengan demikan, lepas dari perbedaan nilai baik objektif maupun subjektif, tujuan adanya nilai ialah menuju kebaikan dan keluhuran manusia. Menurut Burbecher, nilai itu dibedakan dalam dua bagian, yaitu; a. Nilai intrinsik Adalah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam dirinya sendiri b. Nilai instumental Adalah nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk yang lain. Sementera menurut aliran realisme, kualitas nilai tidak dapat ditentukan secara konseptual terlebih dahulu, melainkan tergantunng dari apa atau bagaimana keadaannya bila dihayati oleh subjek tertentu dan bagaimana sikap subjek tersebut. Namun, ada juga yang membedakan bentuk nilai itu berdasarkan pada bidang apa itu efektif dan berfungsi seperti nilai moral, nilai ekonomi, dan sebaginya. Adapun tinggat perkembangan nilai, menurut Auguste Comte, itu terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat teologis, tingkat metafisik, dan tingkat positif. Tingkat teologis adalah tingkat pertama, selanjutnya tingkat metafisik dan sebagai tingkat yang paling atas adalah apabila manusia telah menguasai pengetahuan eksakta yang berarti manusia itu telah mencapai tingkat positif (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 135 -
  • 9. 9 136). Pada umumnya masyarkat menganut pendapat bahwa hierarki tingkat-tingkat kebenaran, sebab kebenaran ialah nilai itu sendiri. Nilai Pendidikan dan Nilai Tujuan Pendidikan Menurut Muhammad Noor Syam, pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai- nilai, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral dan nilai agama yang kesemuanya tersimpul dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian ideal (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 136). Tujuan pendidikan, baik itu pada isinya ataupun rumusanya,tidak akan mungkin dapat kita tetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tepat tentang nilai-nilai. Membahas tentang nilai-nilai pendidikan, tentu akan lebih jelas kalau dilihat melalui rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan yang tersimpul dalam nilai-nilai pendidikan yang hendak diwujudkan di dalam pribadi anak didik. Untuk menetapkan tujuan pendidikan dasar, harus melalui beberapa pendidikan seperti: a. Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembanga sosial b. Pendekatan melalui analisis ilmiah tentang realita kehidupan aktual c. Pendekatan melalui nilai-nilai filsafat yang normatif (normative philosophy) Sedangakn menurut Aristoteles, tujuan pendidikan hendaknya dirumuskan sesuai denga tujuan didirikannya suatu negara (Jalaludidin dan Abduallah Idi. 2011: 136). Dengan demikan dapat diambil suatu pengertian bahwa nilai pendidikan bisa dilihat dari tujuan pendidikan yang ada. Memang keadaan masyarakat dapat diukur melalui pendidikan. kanena itu, kebobrokan masyarat takakan dapat diperbaikan dengan cara apapun kecuali dengan pendidikan, begitu kata Plato. sabagai contoh, tujuan pendidikan kita yang tersebut dalam Bab II Pasal 3 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki penetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani- rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU No. 20/2003 Bab II pasal 3). Dari uraian di atas, apa yang ditawarkan oleh beberapa ahli tersebut kiranya dapat terlihat dari tujuan pendidikan terutama di Indonesia