2. PERTUMBUHAN
Bertambahnya ukuran & jumlah sel serta jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang & berat.
3. PERKEMBANGAN
Bertambahnya struktur & fungsi tubuh yg lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara & bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian.
4. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yg dipengaruhinya, misalnya perkembangan
sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi,
dan sosialisasi.
5. CIRI-CIRI DAN PRINSIP-PRINSIP TUMBUH
KEMBANG ANAK
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada awal menentukan perkembangan
selanjutnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yg berbeda
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yg tetap
6. Perkembangan memiliki tahap yg berurutan
8. Dua tahun pertama kehidupan adalah periode
kritis bagi anak. Masa ini merupakan kesempatan
emas dalam memenuhi maupun memperbaiki
asupan nutrisi anak agar tercapai tumbuh
kembang yang optimal serta mencegah terjadi
masalah kesehatan di kemudian hari.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
9. B. PENYEBAB HAMBATAN PERTUMBUHAN
(GROWTH FALTERING)
Penyebab Utama
1. Kurangnya asupan makanan (kuantitas dan
kualitas)
2. Penyakit Infeksi Akut/Kronis
3. Kelainan / Cacat Bawaan
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
10. FAKTOR RISIKO TERJADINYA HAMBATAN PERTUMBUHAN
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Anak Ibu
∙ Berat bayi lahir rendah (BBLR)
∙ Kesulitan dalam proses menyusui
∙ Menderita sakit infeksi, baik akut atau
kronik
∙ Kelainan kongenital.
∙ Terlambat memperkenalkan makanan
padat
∙ Pemberian makan menurut umur yang
tidak adekuat (kuantitas dan kualitas)
∙ Ibu dengan gangguan kesehatan,
termasuk kesehatan mental, yang
dapat mempengaruhi pola asuh anak
∙ Ibu remaja
∙ Ibu yang terpapar asap rokok saat
hamil (perokok aktif atau pasif)
∙ Ibu pekerja
Faktor ekonomi
∙ Akses ke fasilitas kesehatan yang sulit
∙ Kesehatan lingkungan dan praktek kebersihan diri yang tidak optimal.
11. c. Pemantauan pertumbuhan dan penentuan status gizi dengan
indeks antropometri
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Tabel standar antropometri
12. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Antropometri Kategori Nilai
BB/PB atau BB/TB
Gizi Buruk Skor z <-3,0 SD
Gizi Kurang Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Gizi Baik Skor z -2,0 sampai dengan +1,0 SD
Risiko gizi lebih Skor >+1 sampai dengan +2,0 SD
Gizi Lebih (overweight) Skor >+2 sampai dengan +3,0 SD
Gemuk (Obese) Skor > +3,0 SD
PB/U atau TB/U
Sangat Pendek Skor z <-3,0 SD
Pendek Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Normal Skor z -2,0 SD sampai dengan +3,0 SD
Tinggi* Skor z > +3,0 SD
LiLA
Gizi Buruk <11,5 cm
Gizi Kurang 11,5 – 12,4 cm
Gizi Baik ≥12,5 cm
Lingkar Kepala
Sangat kecil Skor z <-3,0 SD
Kecil Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Normal Skor z ≥-2,0 SD sampai dengan ≤+2 SD
Sangat besar Skor z ≥ 2,0 SD
BB/U
Berat badan sangat
kurang
Skor z <-3,0 SD
Berat badan kurang Skor z -3,0 sampai dengan <-2,0 SD
Berat badan normal Skor z -2,0 sampai dengan +1,0 SD
Risiko berat badan lebih** Skor z >+1,0 SD
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
13. Menentukan status gizi berdasarkan antropometri
• Indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, IMT/U dan LiLA.
• Status gizi balita ditentukan berdasarkan plotting indeks BB/PB atau
BB/TB untuk anak laki-laki dan perempuan pada grafik pertumbuhan
WHO 2006. Grafik tersebut terdapat di dalam buku KIA dan juga
dalam bentuk tabel antropometri.
• Alat antropometri terdiri dari alat timbang berat badan, alat ukur
panjang atau tinggi badan dan pita ukur lingkar lengan atas.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
14. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan:
▪ Semua alat harus diperiksa dan dikalibrasi secara berkala.
▪ Alat timbang berat badan:
• Untuk bayi, gunakan timbangan bayi dengan ketepatan 10 gram.
Umumnya alat timbang bayi mampu menimbang hingga 10 kg, namun
ada beberapa alat timbang bayi yang mampu menimbang hingga 20 kg.
• Untuk balita, gunakan timbangan dengan ketepatan 100 gram.
▪ Alat ukur panjang atau tinggi badan dengan ketepatan 0,1 cm.
▪ Pita ukur lingkar lengan atas balita dengan ketepatan 0,1 cm.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
15. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan:
▪ Untuk cara pengukuran, pastikan:
• Selalu mengikuti protokol pengukuran.
• Berikan petunjuk kepada ibu/pengasuh dan/atau balita yang akan
diukur dengan jelas dan ramah.
• Untuk keamanan, pastikan pengukur tidak memegang pensil atau
pena saat memegang atau mengukur balita, kecuali untuk memberi
tanda pada lengan saat pengukuran LiLA.
• Ukur balita satu per satu.
• Catat hasil pengukuran dengan hati-hati. Pastikan penulisan angka
yang jelas.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
16. Cara Menghitung Umur
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
• Selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan.
• Jika ibu tidak tahu pasti kapan anak dilahirkan, perkirakan umur anak dengan
menghubungkan terhadap peristiwa penting (bulan puasa, lebaran, natal atau
hari kemerdekaan), dapat juga menggunakan kalender lokal
• Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dianggap 1 bulan
apabila telah genap 30 hari. Contoh:
- umur 25 hari = 0 bulan
- umur 5 bulan 14 hari = 5 bulan
- umur 5 bulan 29 hari = 5 bulan
17. Langkah Menghitung Umur Anak
• Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya 5
April 2016, ditulis 05-04-2016
• Tulis tanggal kunjungan, misalnya 19 September 2018, ditulis 19-09-2018
• Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal
lahir, misalnya:
Tanggal kunjungan 19 09 2018
Tanggal lahir 05 04 2016 -
14 05 2
= 2 tahun 5 bulan 14 hari
Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29 bulan.
Sisa hari tidak diperhitungkan.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
Cara menimbang bayi/Balita → lihat video antropometri
18. Cara Mengukur Panjang Badan/Tinggi Badan
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
Anak < 2 tahun
• Pengukuran dilakukan pada anak dengan posisi berbaring terlentang (PB).
• Jika anak diukur dengan berdiri maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengonversi
menjadi panjang badan.
Anak ≥ 2 tahun dan anak sudah mampu berdiri tegak
• Pengukuran dilakukan pada anak dengan posisi berdiri tegak (TB)
• Jika anak diukur berbaring terlentang maka dikurangi 0,7 cm untuk
mengonversi menjadi tinggi badan.
Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang dan tinggi badan adalah
infantometer dan stadiometer), dengan kriteria kuat, tahan lama, presisi sampai
0,1 cm, sudah dikalibrasi dan memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Cara mengukur PB/TB → lihat video antropometri
19. 21
• Luruskan lengan anak: tangan harus santai, sejajar dengan
badan
• Lingkarkan pita LILA di titik tengah yang sudah ditandai.
Pastikan pita menempel rata di sekeliling kulit, tidak terlalu
ketat [8] atau terlalu longgar [9]
• Ukur hingga ke angka 0.1 cm terdekat [10]
Warna Batas Status
≥12.5 cm Normal
11.5 - 12.4 cm Gizi Kurang
<11.5 cm Gizi Buruk
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
Cara mengukur lingkar lengan atas (LiLA) anak usia 6-59 bulan
20. Lingkar Kepala
• Untuk mengetahui LK anak
normal/tidak
• Umur 0 - 11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan,
• umur 12 – 72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan
• Lingkar kepala diukur menggunakan
pita ukur pada lingkar terbesar
kepala, yaitu melalui dahi tepat di
atas alis, bagian atas daun telinga
dan bagian belakang kepala yang
paling menonjol.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
22. Menentukan status gizi menggunakan grafik pertumbuhan
anak
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPI.1
• Di dalam Buku KIA terdapat 8 grafik yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin
untuk anak umur 0-2 tahun dan umur 2-5 tahun.
• Untuk tiap kelompok umur terdiri dari 4 grafik yaitu BB/U, PB/U atau TB/U,
BB/PB atau BB/TB dan IMT/U.
• Hasil pengukuran akan diplot pada grafik untuk setiap indikator pertumbuhan.
• Umur anak diplot sesuai bulan dan tidak ada pembulatan hari.
• Angka panjang/tinggi badan dibulatkan menjadi angka tanpa desimal yang
terdekat, misalnya 0,1 s.d 0,4 dibulatkan ke bawah, sedangkan ≥ 0,5 dibulatkan
ke atas.
• Tentukan status gizi berdasarkan tabel indikator pertumbuhan.
• Bila hasil ploting tepat pada garis Z, dianggap masuk pada kategori yang lebih
ringan. Sebagai contoh, BB/U tepat pada garis -3, dianggap berat badan kurang
dan bukan berat badan sangat kurang.
23. d. Pemantauan Pertumbuhan Balita Menggunakan KMS dan
Buku KIA
Berat Badan menurut umur (BB/U)
Panjang atau Tinggi Badan
menurut umur (PB/U atau TB/U)
Lingkar kepala menurut umur
Berat Badan menurut Panjang atau
Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
24.
25.
26. Grafik BB/U
Update KMS dalam Buku KIA
2020
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
KBM gunakan bila ada keraguan
menginterpretasikan arah kurva
pertumbuhan
27. Balita yang tumbuh secara normal akan mengikuti jalur
pertumbuhannya, yang umumnya berada pada atau antara garis
standar deviasi +2 dan -2 (+2 hingga -2 SD)
Perhatikan kondisi-kondisi yang mengindikasikan adanya risiko atau
telah terjadi hambatan pertumbuhan, yaitu:
• Garis pertumbuhan balita keluar atau menyimpang dari jalurnya
• Garis pertumbuhan turun atau naik tajam
• Garis pertumbuhan mendatar, misalnya tidak terjadi kenaikan berat
atau panjang/ tinggi badan.
Sangat penting untuk melihat situasi balita secara keseluruhan pada
saat menginterpretasi arah pertumbuhan di grafik pertumbuhan.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
28. Garis Pertumbuhan Balita keluar atau menyimpang dari jalur
pertumbuhannya
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Apa yang dapat
disimpulkan dari
jalur
pertumbuhan di
samping ?
29. Garis Pertumbuhan Balita Keluar atau Menyimpang dari
Jalur Pertumbuhannya
Apa yang dapat
disimpulkan dari grafik
jalur pertumbuhan ini ?
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
30. GARIS PERTUMBUHAN TURUN ATAU NAIK TAJAM
Penurunan garis
pertumbuhan berat badan
yang tajam untuk balita dengan
status gizi baik atau kurang gizi
harus segera diperiksa dan
ditangani. Bahkan pada balita
gemuk, tidak seharusnya terjadi
penurunan berat badan yang
tajam.
TITIK A
TITIK B
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
31. GARIS PERTUMBUHAN MENDATAR
• Apabila PB bertambah
menunjukkan adanya
hambatan pertumbuhan
• Apabila PB tetap, maka Balita
tidak bertumbuh
• Pengecualian bila balita gemuk
atau obese mampu
mempertahankan berat
badannya yang sama untuk
beberapa waktu hingga
mencapai berat badan menurut
panjang/tinggi badan yang
lebih baik.
A
B
C
D
E F
G
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
32. Contoh di samping menggambarkan status
pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
dibawahnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• NAIK (N), grafik berat badan memotong
garis pertumbuhan di atasnya;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
mendatar;
• TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
menurun;)
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
33. Bila balita ini tidak
mendapatkan
penangganan yang
tepat (termasuk
tepat waktu), maka
arah jalur
pertumbuhan
panjang badan
menurut umur akan
semakin menjauhi
garis median dan
balita akan menjadi
pendek
(stunting).
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
34. RUJUK ke
Layanan Kesehatan
Indikasi hambatan pertumbuhan atau
risiko terjadinya hambatan pertumbuhan
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
35. 5. Tindak lanjut Balita Berisiko Gizi Buruk
1) Bayi < 6 bulan
a. Lakukan pemeriksaan semua indikator pertumbuhan, yaitu BB/U,
PB/U, BB/PB dan LK/U
b. Lakukan penilaian proses menyusui atau pemberian ASI, serta
status gizi dan asupan makan ibu. Lakukan juga penilaian
pemberian ASI saat bayi sakit (bila ada riwayat bayi sakit).
c. Lakukan penilaian riwayat imunisasi dan riwayat kesehatan lain,
termasuk penyakit yang diderita.
d. Lakukan juga penilaian faktor risiko lain.
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
36. Tindak lanjut sesuai dengan kondisi yang ditemukan, seperti:
• Konseling menyusui
• Konseling gizi bagi ibu menyusui
• Rujukan ke program kesehatan terkait, misalnya imunisasi
• Konseling stimulasi tumbuh kembang
• Tatalaksana gizi buruk (bagi balita yang teridentifikasi gizi buruk)
• Bila ada penyakit atau faktor risiko maka lakukan tatalaksana
penyakit atau faktor risiko sesuai standar
• Pantau perbaikan masalah pertumbuhan tiap 2 minggu, hingga
masalah teratasi
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
37. 2) Balita 6 bulan - 5 tahun
a. Lakukan pemeriksaan semua indikator pertumbuhan, yaitu BB/U,
PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, LK/U, LiLA
b. Lakukan penilaian asupan makan dan pola pemberian makan
menurut umur, termasuk pola pemberian makan saat balita sakit
(bila ada Riwayat sakit)
c. Lakukan penilaian riwayat imunisasi dan riwayat kesehatan lain,
termasuk penyakit yang diderita
d. Lakukan juga penilaian faktor risiko lain
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
38. • Konseling pemberian makan bayi dan anak
• Rujukan ke program kesehatan terkait, misalnya imunisasi,
pemberian vitamin A dan obat cacing (untuk balita ≥ 12 bulan)
• Konseling stimulasi tumbuh kembang
• Tatalaksana gizi buruk (bagi balita yang teridentifikasi gizi buruk)
• Pemberian PMT untuk balita gizi kurang (bila tersedia)
• Bila ada penyakit atau faktor risiko maka lakukan tatalaksana
penyakit atau faktor risiko sesuai standar
• Pantau perbaikan masalah pertumbuhan tiap 2 minggu, hingga
masalah teratasi
Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk–MPD.2
Tindak lanjut :