SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
MPI 2.
BAHAN TAYANG
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Keterampilan Pengelolaan
Posyandu
Keterampilan Bayi dan Balita
Keterampilan Ibu Hamil,
Menyusui
Keterampilan Usia Sekolah &
Remaja
Keterampilan Usia Produktif &
Lansia
25 keterampilan dasar kader bidang kesehatan
Melakukan penyuluhan
Germas (isi piringku,
aktivitas fisik dan cek
kesehatan)
Melakukan penyuluhan
penyakit terbanyak (obesitas,
hipertensi, stroke, kanker,
PPOK, TB,diare, kesehatan
jiwa,, geriatri)
Melakukan deteksi dini usia
produktif dan lansia dengan
kuesioner (PPOK, TBC, kesehatan
jiwa, geriatri dan diabetes)
Melakukan penyuluhan
keluarga berencana
Melakukan deteksi dini usia
produktif lansia dengan
pengukuran lingkar perut,
tekanan darah (obesitas,
hipertensi)
1
Menjelaskan
Pemeriksaan Ibu Hamil
dan Ibu Nifas
Melakukan penyuluhan
Isi Piringku Ibu Hamil dan
Ibu Menyusui
Menjelaskan anjuran
minum TTD setiap hari
selama hamil
Menjelaskan bahwa ibu
hamil perlu memantau
berat badan, lingkar
lengan dan tekanan darah
dengan kurva Buku KIA
Menjelaskan pemantauan
tanda bahaya ibu hamil,
ibu nifas
Menjelaskan
Penggunaan Buku KIA
bagian ibu hamil, nifas
Menjelaskan
Penggunaan Buku KIA
bagian balita
Melakukan penyuluhan ASI
Eksklusif, MP ASI Kaya Protein
Hewani sesuai umur
Melakukan penimbangan,
pengukuran panjang/ tinggi
badan dan lingkar kepala,
lengan atas
Menjelaskan hasil pengukuran
berat dan tinggi badan normal,
kurang dan tindaklanjutnya
Menjelaskan stimulasi
perkembangan, vitamin A dan
obat cacing sesuai umur
Menjelaskan layanan imunisasi
rutin lengkap dan PD3I
(Hepatitis, Difteri, Campak,
Rubela, Diare)
Menjelaskan pemantauan tanda
bahaya bayi dan balita
Melakukan penyuluhan
isi piringku, aktivitas fisik
dan cek kesehatan
Melakukan penyuluhan
bahaya merokok dan
napza dan kehamilan
remaja
Menjelaskan program
pencegahan anemia
(TTD dan skrining Hb
remaja putri)
Menjelaskan paket
layanan posyandu untuk
seluruh siklus hidup
Melakukan kunjungan
rumah
Melakukan pencatatan
dan pelaporan
Melakukan komunikasi
efektif
2
3
4
5
6
7
1
Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar
Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 keterampilan
dasar Pengelolaan Posyandu dan
layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan
dasar lain pilihan (layanan bumil
busui, remaja, atau uspro/lansia)
Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 keterampilan
dasar Pengelolaan Posyandu, layanan
Balita, serta Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan
dasar lain pilihan (remaja, atau
upro/lansia)
Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh keterampilan
kader
MPI 2.
Layanan Dasar
Bayi & Balita di Posyandu
Tujuan
Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1) Menjelaskan penggunaan Buku KIA bagian balita
2) Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein
Hewani sesuai umur
3) Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan
lingkar kepala serta lingkar lengan atas
4) Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal,
kurang dan tindak lanjutnya
5) Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat
cacing sesuai umur
6) Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi/ PD3I (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela,
Diare)
7) Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar
kepala, dan lingkar lengan atas
a. Menjelaskan penyiapan alat antropometri (timbangan bayi, timbangan injak,
infantometer, stadiometer, alat ukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas,
pita LiLA)
b. Menjelaskan prinsip penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan,
lingkar lengan atas, dan lingkar kepala balita
c. Menjelaskan cara melakukan penimbangan berat badan pada bayi (yang
belum bisa berdiri) dan berat badan pada balita (yang sudah bisa berdiri)
d. Menjelaskan cara melakukan pengukuran panjang badan pada bayi usia <2
tahun (yang belum bisa berdiri) dan tinggi badan pada balita usia >2 tahun
(yang sudah bisa berdiri)
e. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita
usia 0-59 bulan
f. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas pada balita
usia 6-59 bulan
g. Melakukan pengukuran BB, PB/TB, LK, dan LiLA
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan
Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak
Alat ukur berat badan bayi (s)
dan balita
Alat ukur panjang badan
(infantometer/length board)
Alat ukur tinggi badan
(stadiometer)
Alat ukur lingkar lengan atas
dan lingkar kepala
Penimbangan berat badan bayi dan balita
Pengukuran panjang badan
Pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran tinggi badan
Pengukuran
lingkar kepala
Penimbangan
Berat Badan Bayi
9
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Timbangan berat badan bayi
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)
Langkah-Langkah :
Penimbangan
Berat Badan Bayi
10
MATERI POKOK
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok) dan tidak memegang sesuatu.
2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan
muncul pada layar timbangan.
3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display
berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi.
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
Penimbangan
Berat Badan Balita
11
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan
injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak
dan ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai
terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.
Langkah-Langkah :
Penimbangan
Berat Badan Balita
12
MATERI POKOK
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
Pengukuran
Panjang Badan
dan
Tinggi Badan
Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita
dibedakan berdasarkan :
13
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
Umur Balita
Kemampuan Balita
untuk Berdiri
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara
telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
Pengukuran
Panjang Badan
14
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)
1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan
lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.
Langkah-Langkah :
15
MATERI POKOK
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada
panel bagian kepala (yang tetap).
3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan
lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten
pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita
hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika
balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera
tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita.
5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian
satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara
berdiri, maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm
Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Pengukuran
Tinggi Badan
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)
1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran)
dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
17
MATERI POKOK
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita.
2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang
ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur.
Pastikan pandangan balita lurus ke depan.
6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai
menyentuh puncak kepala balita.
7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan
ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin.
Pengukuran
Tinggi Badan
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara
telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara
berdiri
Pengukuran
Lingkar Kepala
18
Alat antropometri yang digunakan:
Persiapan:
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih
sehingga angkanya terlihat jelas.
Langkah-Langkah :
Pengukuran
Lingkar Kepala
19
MATERI POKOK
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Hasil ukur LK :
54,9 cm
Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
20
Alat antropometri yang digunakan :
Persiapan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.
Langkah-Langkah :
Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
21
MATERI POKOK
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di
belakang koma (1 mm).
Plotting hasil pengukuran pada kurva dalam Buku KIA
a. Menjelaskan penggunaan KMS sesuai umur dan jenis kelamin
b. Menjelaskan cara pengisian KMS (identitas anak, bulan
penimbangan, BB, status pertumbuhan Naik/Tidak Naik, kondisi
sakit, dan status ASI eksklusif bayi 0-6 bulan)
c. Menjelaskan cara melakukan plotting hasil penimbangan pada
KMS
d. Menjelaskan interpretasi hasil plotting dan status pertumbuhan
pada KMS
e. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil plotting penimbangan
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Sebagai garis rujukan adanya
masalah (Berat Badan Kurang
atau Bawah Garis Merah)
Sebagai garis rujukan adanya
masalah (Resiko Berat Badan
Lebih atau Atas Garis Oranye)
Tindak lanjut hasil penimbangan : apabila ditemukan balita Berat Badan Tidak
Naik (T), BB Kurang (Bawah Garis Merah),
Resiko BB Lebih (Atas Garis Oranye), segera rujuk ke tenaga kesehatan
Umur Balita (bulan)
Bulan ditimbang
Hasil penimbangan BB (kg)
Kenaikan Berat Minimal (KBM)
Status pertumbuhan BB (Naik/Tidak Naik)
Status pemberian ASI Eksklusif
Penjelasan status Naik (N) atau Tidak Naik (T)
3
Feb
2022
6
Mar
2022
5
Apr
2022
3
Juni
2022
5
Agst
2022
7
Sep
2022
√ √ √ √ √ √ √
2,8 3,8 5,6 7,1 7,8
N N N N N T N
4,7 6,4 7,3
4
Mei
2022
4
Juli
2022
Diare
Contoh plotting hasil penimbangan
Dina pada bulan September 2022,
umur 7 bulan dan berat badan 7,8 kg.
Dina Handayani
Pepaya Identitas nama anak dan Posyandu
Diisi bulan
lahir
Contoh plotting BB
balita pada grafik KMS
pada anak laki-laki
dengan umur 14 bulan
Contoh plotting BB balita
pada grafik KMS pada
anak perempuan dengan
umur 33 bulan
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis
di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar,
maka kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan lingkar
kepala serta plotting dalam Buku KIA
Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS
Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini meningkat dari berat badan
bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan
normal
Berat Badan Tidak Naik (T), terdiri dari :
A : Berat Badan Naik Tidak Adekuat yaitu apabila
hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat
dari berat badan bulan lalu, namun kenaikannya
tidak cukup sesuai usia dan jenis kelamin,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan tidak
mengikuti grafik pertumbuhan normal (sedikit
menjauh)
B : Berat Badan Tetap yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini sama dengan berat badan bulan
lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan
mendatar
C : Berat Badan Turun yaitu apabila hasil
penimbangan berat badan bulan ini mengalami
penurunan dibandingkan berat badan bulan lalu,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya
(menjauh dari garis pertumbuhan normal)
A
B
C
28
Kader mendeteksi lebih dini:
Balita dengan masalah pertumbuhan melalui Berat Badan Tidak Naik (T),
Bawah Garis Merah (BB kurang) dan Atas Garis Oranye (Risiko BB lebih)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut
Garis rujukan
(Merah) untuk
menentukan berat
badan kurang
Garis rujukan
(Oranye) untuk
menentukan risiko
berat badan lebih
29
Status pertumbuhan dan tindak lanjut
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun
Berat Badan Tidak Naik (T)
30
Status pertumbuhan dan tindak lanjut
Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)
Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)
31
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB turun :
Pertumbuhan tidak baik
BB naik mengikuti garis
pertumbuhan, artinya
Pertumbuhan baik
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
Pertumbuhan
tidak baik
BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik
BB naik tapi
tidak memadai :
Pertumbuhan
Tidak baik
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan
sampaikan bahwa kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu
mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang
pemberian makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak
diatas garis oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi tren pertumbuhannya naik terus menerus mendekati GARIS ORANYE
Apa yang harus dilakukan kader?
• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak
diatas garis oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran
evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi
disesuaikan dengan aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di ATAS GARIS ORANYE
Apa yang harus dilakukan kader?
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan
sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK
Apa yang harus dilakukan kader?
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan
sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih
belum cukup tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke
Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi,
tidak perlu dirujuk kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis
pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika berat badan tidak mengalami kenaikan
(T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
Hasil pengukuran dan plotting Grafik Panjang/Tinggi Badan Menurut Umur
Tindak lanjut:
Kader menginformasikan balita dengan
masalah pertumbuhan ke Tenaga
Kesehatan
Contoh Plotting PB
anak Laki-laki dengan
umur 12 bulan dan
PB 70,0 cm
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka
kader diberi tanda kecakapan
Menjelaskan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/
tinggi badan dan tindak lanjut
Ada di
halaman
berapa?
Mari belajar Buku KIA!
1
1.
Informasi
ASI Eksklusif, MP
ASI dan Pemberian
Makan Kaya Protein
Hewani sesuai umur
balita
2
2.
Informasi
penimbangan berat
badan, pengukuran
panjang/tinggi badan,
lingkar kepala dan
lingkar lengan atas
serta plotting dalam
Buku KIA
2
3.
Informasi
hasil penimbangan
berat badan dan
pengukuran
panjang/tinggi
badan dan tindak
lanjut
2
4.
Informasi
stimulasi
perkembangan,
pemberian vitamin
A dan obat cacing
sesuai umur anak
2
5.
Informasi
imunisasi rutin
lengkap dan
Penyakit Dapat
Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
2
6.
Informasi
tanda bahaya
pada bayi dan
balita
2
1. Menjelaskan materi Buku KIA pada ibu/pengasuh
a. Petunjuk penggunaan buku KIA
b. Jenis-jenis materi edukasi terkait balita
• jadwal dan jenis imunisasi sesuai usia
• penilaian status pertumbuhan pada KMS
• pelayanan gizi (PMBA, Vitamin A) dan obat cacing
• lembar pemantauan bayi dan balita
• pemantauan kesehatan, kondisi, tanda bahaya dan perawatan pada bayi
baru lahir, termasuk IMD dan pemberian ASI eksklusif
• pola asuh pada balita sesuai usia
• kondisi (tanda anak sehat), pelayanan kesehatan, dan tanda bahaya pada
balita
• Kelas Ibu Balita
• deteksi dini masalah kesehatan pada bayi/balita melalui pemeriksaan warna
tinja dan warna urin
• pemenuhan gizi pada balita (MP ASI usia 6-23 bulan dan gizi seimbang
usia 2-5 tahun)
• perawatan bayi dan balita sesuai usia, termasuk pengisian ceklis
perkembangan dan stimulasi
• kesehatan dan keselamatan lingkungan
• perlindungan anak
• dukungan anak dengan disabilitas
• perawatan anak sakit (secara umum)
• kesiapsiagaan dalam situasi bencana
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan
teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan
dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penyuluhan menggunakan Buku KIA bagian balita
ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Makanan Balita
Usia 2-5 tahun
dengan Gizi Seimbang
Kaya Protein Hewani
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis
di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar,
maka kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Makan
Kaya Protein Hewani sesuai umur balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Stimulasi Perkembangan, kapsul
Vitamin A, obat cacing sesuai umur
anak
a. Menjelaskan cara pengisian ceklis
perkembangan sesuai usia
b. Menjelaskan cara melakukan
stimulasi perkembangan sesuai usia
c. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil
pengisian ceklis perkembangan
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Stimulasi Perkembangan,
Pemberian kapsul Vitamin A
dan obat cacing sesuai umur
anak
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka
kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penyuluhan stimulasi perkembangan, pemberian vitamin A
dan obat cacing sesuai umur anak
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
Dengan menggunakan buku KIA, kader diharapkan
mampu memberikan edukasi kepada orang tua atau
pengasuh bayi tentang :
a. Pengertian imunisasi rutin lengkap
b. Jadwal Imunisasi Bayi
c. Jadwal Imunisasi Baduta (Lanjutan)
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
a. Menjelaskan pengertian Imunisasi Rutin Lengkap
Seorang anak dinyatakan mendapatkan imunisasi rutin lengkap jika anak tersebut
telah lengkap mendapatkan :
• Imunisasi bayi (0 – 11 bulan) lengkap
• Imunisasi lanjutan baduta (12 – 23 bulan) lengkap
• Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat) lengkap
Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Jadwal Imunisasi Bayi (0-11 bulan)
*) untuk daerah
Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
Layanan imunisasi rutin lengkap pada balita diberikan dengan jadwal berikut :
Jadwal Imunisasi Lanjutan Baduta
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Layanan imunisasi rutin lengkap pada anak usia sekolah diberikan
untuk peserta didik tingkat sekolah dasar (SD/MI sederajat).
Jadwal Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat)
Imunisasi Campak-Rubela/MR untuk mencegah penyakit Campak dan Rubela
Imunisasi DT dan TD untuk mencegah penyakit Difteri dan Tetanus
Imunisasi HPV untuk peserta didik perempuan untuk mencegah penyakit Kanker
Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
HEPATITIS
DIFTERI
TETANUS
NEONATORUM
PERTUSIS
ATAU
BATUK
REJAN
HEPATITIS B
HEMOFILUS INFLUENZA
TIPE B
TUBERKULOSIS
(BATUK DARAH)”
IMUNISASI HB0
IMUNISASI
BCG
IMUNISASI DPT – HB - HIB
IMUNISASI OPV,
IPV
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
SINDROM KONGENITAL RUBELA
POLIO
KANKER LEHER RAHIM
PNEUMOKOKUS
CAMPAK
IMUNISASI CAMPAK RUBELA
(MEASLES RUBELLA/MR)
Imunisasi PCV IMUNISASI HPV
Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka
kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penyuluhan layanan imunisasi rutin lengkap dan
penyakit dapat dicegah imunisasi (PD3I)
Pemantauan tanda bahaya Bayi dan Balita
Pemantauan tanda
bahaya Bayi dan
Balita
Pemantauan tanda
bahaya Bayi dan
Balita
Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di
Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka
kader diberi tanda kecakapan
Melakukan penyuluhan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx

More Related Content

Similar to Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx

Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxSosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxDurotunMaqfiraah1
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxlilikfatmawati
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hsrsd kol abundjani
 
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptx
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxPELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptx
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxtaty38478
 
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptx
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptxPPT PMT LOK - PELATIHAN.pptx
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptxRiry Saud
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfEka Safitri
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Materi ANTROPOMETRIK.pptx
Materi ANTROPOMETRIK.pptxMateri ANTROPOMETRIK.pptx
Materi ANTROPOMETRIK.pptxdesacikupa1
 
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptx
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptxPEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptx
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptxRianAlDavid
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.pptNgadirah1
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.pptNgadirah1
 

Similar to Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx (20)

Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxSosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
 
PENYEGARAN KADER-1.pptx
PENYEGARAN KADER-1.pptxPENYEGARAN KADER-1.pptx
PENYEGARAN KADER-1.pptx
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
 
Alat Antro.pptx
Alat Antro.pptxAlat Antro.pptx
Alat Antro.pptx
 
Pediatric Exams
Pediatric ExamsPediatric Exams
Pediatric Exams
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptx
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxPELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptx
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptx
 
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptx
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptxPPT PMT LOK - PELATIHAN.pptx
PPT PMT LOK - PELATIHAN.pptx
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
POS GIZI.pptx
POS GIZI.pptxPOS GIZI.pptx
POS GIZI.pptx
 
posyandu ILP UNTUNG.pptx
posyandu ILP UNTUNG.pptxposyandu ILP UNTUNG.pptx
posyandu ILP UNTUNG.pptx
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayiPengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayi
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Materi ANTROPOMETRIK.pptx
Materi ANTROPOMETRIK.pptxMateri ANTROPOMETRIK.pptx
Materi ANTROPOMETRIK.pptx
 
Materi pp
Materi ppMateri pp
Materi pp
 
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptx
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptxPEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptx
PEMERIKSAAN STATUS GIZI.pptx
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 
POWER POINT.ppt
POWER POINT.pptPOWER POINT.ppt
POWER POINT.ppt
 

Recently uploaded

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (20)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx

  • 1. MPI 2. BAHAN TAYANG Layanan Dasar Bayi & Balita di Posyandu
  • 2. Keterampilan Pengelolaan Posyandu Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui Keterampilan Usia Sekolah & Remaja Keterampilan Usia Produktif & Lansia 25 keterampilan dasar kader bidang kesehatan Melakukan penyuluhan Germas (isi piringku, aktivitas fisik dan cek kesehatan) Melakukan penyuluhan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi, stroke, kanker, PPOK, TB,diare, kesehatan jiwa,, geriatri) Melakukan deteksi dini usia produktif dan lansia dengan kuesioner (PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes) Melakukan penyuluhan keluarga berencana Melakukan deteksi dini usia produktif lansia dengan pengukuran lingkar perut, tekanan darah (obesitas, hipertensi) 1 Menjelaskan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas Melakukan penyuluhan Isi Piringku Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Menjelaskan anjuran minum TTD setiap hari selama hamil Menjelaskan bahwa ibu hamil perlu memantau berat badan, lingkar lengan dan tekanan darah dengan kurva Buku KIA Menjelaskan pemantauan tanda bahaya ibu hamil, ibu nifas Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian ibu hamil, nifas Menjelaskan Penggunaan Buku KIA bagian balita Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/ tinggi badan dan lingkar kepala, lengan atas Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal, kurang dan tindaklanjutnya Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A dan obat cacing sesuai umur Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan PD3I (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela, Diare) Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita Melakukan penyuluhan isi piringku, aktivitas fisik dan cek kesehatan Melakukan penyuluhan bahaya merokok dan napza dan kehamilan remaja Menjelaskan program pencegahan anemia (TTD dan skrining Hb remaja putri) Menjelaskan paket layanan posyandu untuk seluruh siklus hidup Melakukan kunjungan rumah Melakukan pencatatan dan pelaporan Melakukan komunikasi efektif 2 3 4 5 6 7 1
  • 3. Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar Kader Purwa; 1. wajib menguasai 2 keterampilan dasar Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita. 2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar lain pilihan (layanan bumil busui, remaja, atau uspro/lansia) Kader Madya; 1. wajib menguasai 3 keterampilan dasar Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta Bumil dan Busui. 2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar lain pilihan (remaja, atau upro/lansia) Kader Utama; Wajib menguasai seluruh keterampilan kader
  • 4. MPI 2. Layanan Dasar Bayi & Balita di Posyandu
  • 5. Tujuan Belajar Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu: 1) Menjelaskan penggunaan Buku KIA bagian balita 2) Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur 3) Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan lingkar kepala serta lingkar lengan atas 4) Menjelaskan hasil pengukuran berat dan tinggi badan normal, kurang dan tindak lanjutnya 5) Menjelaskan stimulasi perkembangan, vitamin A, dan obat cacing sesuai umur 6) Menjelaskan layanan imunisasi rutin lengkap dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi/ PD3I (Hepatitis, Difteri, Campak, Rubela, Diare) 7) Menjelaskan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita
  • 6. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas a. Menjelaskan penyiapan alat antropometri (timbangan bayi, timbangan injak, infantometer, stadiometer, alat ukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas, pita LiLA) b. Menjelaskan prinsip penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala balita c. Menjelaskan cara melakukan penimbangan berat badan pada bayi (yang belum bisa berdiri) dan berat badan pada balita (yang sudah bisa berdiri) d. Menjelaskan cara melakukan pengukuran panjang badan pada bayi usia <2 tahun (yang belum bisa berdiri) dan tinggi badan pada balita usia >2 tahun (yang sudah bisa berdiri) e. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita usia 0-59 bulan f. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas pada balita usia 6-59 bulan g. Melakukan pengukuran BB, PB/TB, LK, dan LiLA
  • 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini Perkembangan Anak Alat ukur berat badan bayi (s) dan balita Alat ukur panjang badan (infantometer/length board) Alat ukur tinggi badan (stadiometer) Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
  • 8. Penimbangan berat badan bayi dan balita Pengukuran panjang badan Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) Pengukuran tinggi badan Pengukuran lingkar kepala
  • 9. Penimbangan Berat Badan Bayi 9 Alat antropometri yang digunakan : Persiapan : Timbangan berat badan bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak dan ruangan cukup terang. 2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan. 3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai terbalik. 4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)
  • 10. Langkah-Langkah : Penimbangan Berat Badan Bayi 10 MATERI POKOK 1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai popok) dan tidak memegang sesuatu. 2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang bayi hingga angka berat badan muncul pada layar timbangan. 3. Tekan tombol UNIT HOLD, tunggu hingga tulisan “HOLD” pada display berhenti berkedip untuk mendapatkan berat bayi. 4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
  • 11. Penimbangan Berat Badan Balita 11 Alat antropometri yang digunakan : Persiapan : Timbangan berat badan balita dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas mangkok timbangnya 1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan injak. 2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak dan ruangan cukup terang. 3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan. 4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai terbalik. 5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.
  • 12. Langkah-Langkah : Penimbangan Berat Badan Balita 12 MATERI POKOK 1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki. 2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak berubah. 3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil penimbangan. 4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia
  • 13. Pengukuran Panjang Badan dan Tinggi Badan Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita dibedakan berdasarkan : 13 Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB) Umur Balita Kemampuan Balita untuk Berdiri Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
  • 14. Pengukuran Panjang Badan 14 Alat antropometri yang digunakan : Persiapan : Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board) 1. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras. 2. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup. 3. Pasang infantometer sesuai petunjuk. 4. Harus dipastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan lancar. 5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.
  • 15. Langkah-Langkah : 15 MATERI POKOK 1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran. 2. Balita dibaringkan telentang pada papan dengan puncak kepala menempel pada panel bagian kepala (yang tetap). 3. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memegang dan menekan lutut balita agar tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten pengukur memastikan kepala anak menempel pada papan kepala. 4. Pengukur utama menggerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita hingga posisi telapak kaki tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika balita menangis dan kaki kaku, usap telapak kaki bayi agar lemas, segera tempelkan papan geser kaki pada telapak kaki balita. 5. Pengukur utama membaca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm). 6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan sesuai umur dan jenis kelamin Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara telentang/berbaring
  • 16. Pengukuran Tinggi Badan Alat antropometri yang digunakan : Persiapan : Alat ukur tinggi badan (Stadiometer) 1. Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup. 2. Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras. 3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk. 4. Harus dipastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar. 5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
  • 17. Langkah-Langkah : 17 MATERI POKOK 1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris lainnya pada balita. 2. Pengukuran dilakukan oleh dua orang. Pengukur utama memposisikan balita berdiri tegak membelakangi tiang ukur. 3. Asisten pengukur memastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang ukur yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit. 4. Posisi kepala balita dipastikan berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang telinga ke batas bawah mata. 5. Tangan kiri pengukur utama memegang dagu balita dan melihat skala ukur. Pastikan pandangan balita lurus ke depan. 6. Pengukur utama menarik papan geser kepala pada stadiometer sampai menyentuh puncak kepala balita. 7. Pengukur utama membaca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan ketelitian satu angka di belakang koma (ketelitian 1 mm). 8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan sesuai umur dan jenis kelamin. Pengukuran Tinggi Badan Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring, maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri
  • 18. Pengukuran Lingkar Kepala 18 Alat antropometri yang digunakan: Persiapan: Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala 1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek. 2. Alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
  • 19. Langkah-Langkah : Pengukuran Lingkar Kepala 19 MATERI POKOK 1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita. 2. Alat pengukur dilingkarkan pada kepala balita melewati dahi, di atas alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang. 3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat. 4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin. Hasil ukur LK : 54,9 cm
  • 20. Pengukuran Lingkar Lengan Atas 20 Alat antropometri yang digunakan : Persiapan : Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala atau Pita LiLA 1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek. 2. Alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas. 3. Pengukuran dilakukan pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan. 4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.
  • 21. Langkah-Langkah : Pengukuran Lingkar Lengan Atas 21 MATERI POKOK 1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara: a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap ke atas. b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan. c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai tengah. d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol. 2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan. 3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai. 4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. 5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm).
  • 22. Plotting hasil pengukuran pada kurva dalam Buku KIA a. Menjelaskan penggunaan KMS sesuai umur dan jenis kelamin b. Menjelaskan cara pengisian KMS (identitas anak, bulan penimbangan, BB, status pertumbuhan Naik/Tidak Naik, kondisi sakit, dan status ASI eksklusif bayi 0-6 bulan) c. Menjelaskan cara melakukan plotting hasil penimbangan pada KMS d. Menjelaskan interpretasi hasil plotting dan status pertumbuhan pada KMS e. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil plotting penimbangan Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
  • 23. Sebagai garis rujukan adanya masalah (Berat Badan Kurang atau Bawah Garis Merah) Sebagai garis rujukan adanya masalah (Resiko Berat Badan Lebih atau Atas Garis Oranye) Tindak lanjut hasil penimbangan : apabila ditemukan balita Berat Badan Tidak Naik (T), BB Kurang (Bawah Garis Merah), Resiko BB Lebih (Atas Garis Oranye), segera rujuk ke tenaga kesehatan Umur Balita (bulan) Bulan ditimbang Hasil penimbangan BB (kg) Kenaikan Berat Minimal (KBM) Status pertumbuhan BB (Naik/Tidak Naik) Status pemberian ASI Eksklusif Penjelasan status Naik (N) atau Tidak Naik (T) 3 Feb 2022 6 Mar 2022 5 Apr 2022 3 Juni 2022 5 Agst 2022 7 Sep 2022 √ √ √ √ √ √ √ 2,8 3,8 5,6 7,1 7,8 N N N N N T N 4,7 6,4 7,3 4 Mei 2022 4 Juli 2022 Diare Contoh plotting hasil penimbangan Dina pada bulan September 2022, umur 7 bulan dan berat badan 7,8 kg. Dina Handayani Pepaya Identitas nama anak dan Posyandu Diisi bulan lahir
  • 24. Contoh plotting BB balita pada grafik KMS pada anak laki-laki dengan umur 14 bulan
  • 25. Contoh plotting BB balita pada grafik KMS pada anak perempuan dengan umur 33 bulan
  • 26. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan dan lingkar kepala serta plotting dalam Buku KIA
  • 27. Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat dari berat badan bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan normal Berat Badan Tidak Naik (T), terdiri dari : A : Berat Badan Naik Tidak Adekuat yaitu apabila hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat dari berat badan bulan lalu, namun kenaikannya tidak cukup sesuai usia dan jenis kelamin, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan tidak mengikuti grafik pertumbuhan normal (sedikit menjauh) B : Berat Badan Tetap yaitu apabila hasil penimbangan berat badan bulan ini sama dengan berat badan bulan lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan mendatar C : Berat Badan Turun yaitu apabila hasil penimbangan berat badan bulan ini mengalami penurunan dibandingkan berat badan bulan lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan menurun memotong garis pertumbuhan di bawahnya (menjauh dari garis pertumbuhan normal) A B C
  • 28. 28 Kader mendeteksi lebih dini: Balita dengan masalah pertumbuhan melalui Berat Badan Tidak Naik (T), Bawah Garis Merah (BB kurang) dan Atas Garis Oranye (Risiko BB lebih) Status pertumbuhan dan tindak lanjut Garis rujukan (Merah) untuk menentukan berat badan kurang Garis rujukan (Oranye) untuk menentukan risiko berat badan lebih
  • 29. 29 Status pertumbuhan dan tindak lanjut Tindak lanjut : Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun Berat Badan Tidak Naik (T)
  • 30. 30 Status pertumbuhan dan tindak lanjut Tindak lanjut : Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan Bawah Garis Merah (BB Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih) Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)
  • 31. 31 Interpretasi Status Pertumbuhan BB turun : Pertumbuhan tidak baik BB naik mengikuti garis pertumbuhan, artinya Pertumbuhan baik BB naik melebihi garis oranye , artinya Pertumbuhan tidak baik BB tetap / mendatar : Pertumbuhan Tidak baik BB naik tapi tidak memadai : Pertumbuhan Tidak baik
  • 32. Apa yang harus dilakukan kader? • Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita. • Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian makan sesuai rekomendasi menurut usianya • Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK
  • 33. Apa yang harus dilakukan kader? • Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis oranye • Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan • Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK, tetapi tren pertumbuhannya naik terus menerus mendekati GARIS ORANYE
  • 34. Apa yang harus dilakukan kader? • Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis oranye • Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk • Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan aktivitas anak • Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK, tetapi garis pertumbuhannya di ATAS GARIS ORANYE
  • 35. Apa yang harus dilakukan kader? • Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial • Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu • Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan • Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan • Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya Jika balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK
  • 36. Apa yang harus dilakukan kader? • Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial • Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup tanpa menyalahkan ibu • Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan • Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk • Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan • Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK, tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
  • 37. Hasil pengukuran dan plotting Grafik Panjang/Tinggi Badan Menurut Umur Tindak lanjut: Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan ke Tenaga Kesehatan Contoh Plotting PB anak Laki-laki dengan umur 12 bulan dan PB 70,0 cm
  • 38. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Menjelaskan hasil penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/ tinggi badan dan tindak lanjut
  • 40. 1. Informasi ASI Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Makan Kaya Protein Hewani sesuai umur balita 2
  • 41. 2. Informasi penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas serta plotting dalam Buku KIA 2
  • 42. 3. Informasi hasil penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan dan tindak lanjut 2
  • 44. 5. Informasi imunisasi rutin lengkap dan Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 2
  • 46. 1. Menjelaskan materi Buku KIA pada ibu/pengasuh a. Petunjuk penggunaan buku KIA b. Jenis-jenis materi edukasi terkait balita • jadwal dan jenis imunisasi sesuai usia • penilaian status pertumbuhan pada KMS • pelayanan gizi (PMBA, Vitamin A) dan obat cacing • lembar pemantauan bayi dan balita • pemantauan kesehatan, kondisi, tanda bahaya dan perawatan pada bayi baru lahir, termasuk IMD dan pemberian ASI eksklusif • pola asuh pada balita sesuai usia • kondisi (tanda anak sehat), pelayanan kesehatan, dan tanda bahaya pada balita • Kelas Ibu Balita • deteksi dini masalah kesehatan pada bayi/balita melalui pemeriksaan warna tinja dan warna urin • pemenuhan gizi pada balita (MP ASI usia 6-23 bulan dan gizi seimbang usia 2-5 tahun) • perawatan bayi dan balita sesuai usia, termasuk pengisian ceklis perkembangan dan stimulasi • kesehatan dan keselamatan lingkungan • perlindungan anak • dukungan anak dengan disabilitas • perawatan anak sakit (secara umum) • kesiapsiagaan dalam situasi bencana
  • 47. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penyuluhan menggunakan Buku KIA bagian balita
  • 48. ASI Eksklusif, MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
  • 49. MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai umur balita Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
  • 50. Makanan Balita Usia 2-5 tahun dengan Gizi Seimbang Kaya Protein Hewani Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita
  • 51. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI dan Pemberian Makan Kaya Protein Hewani sesuai umur balita
  • 52. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Stimulasi Perkembangan, kapsul Vitamin A, obat cacing sesuai umur anak a. Menjelaskan cara pengisian ceklis perkembangan sesuai usia b. Menjelaskan cara melakukan stimulasi perkembangan sesuai usia c. Menjelaskan tindak lanjut atas hasil pengisian ceklis perkembangan
  • 54. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Stimulasi Perkembangan, Pemberian kapsul Vitamin A dan obat cacing sesuai umur anak
  • 55. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penyuluhan stimulasi perkembangan, pemberian vitamin A dan obat cacing sesuai umur anak
  • 56. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Layanan Imunisasi Rutin Lengkap Dengan menggunakan buku KIA, kader diharapkan mampu memberikan edukasi kepada orang tua atau pengasuh bayi tentang : a. Pengertian imunisasi rutin lengkap b. Jadwal Imunisasi Bayi c. Jadwal Imunisasi Baduta (Lanjutan)
  • 57. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita a. Menjelaskan pengertian Imunisasi Rutin Lengkap Seorang anak dinyatakan mendapatkan imunisasi rutin lengkap jika anak tersebut telah lengkap mendapatkan : • Imunisasi bayi (0 – 11 bulan) lengkap • Imunisasi lanjutan baduta (12 – 23 bulan) lengkap • Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat) lengkap Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
  • 58. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Jadwal Imunisasi Bayi (0-11 bulan) *) untuk daerah Layanan Imunisasi Rutin Lengkap Layanan imunisasi rutin lengkap pada balita diberikan dengan jadwal berikut : Jadwal Imunisasi Lanjutan Baduta
  • 59. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Layanan imunisasi rutin lengkap pada anak usia sekolah diberikan untuk peserta didik tingkat sekolah dasar (SD/MI sederajat). Jadwal Imunisasi Anak Usia Sekolah (SD/MI sederajat) Imunisasi Campak-Rubela/MR untuk mencegah penyakit Campak dan Rubela Imunisasi DT dan TD untuk mencegah penyakit Difteri dan Tetanus Imunisasi HPV untuk peserta didik perempuan untuk mencegah penyakit Kanker Layanan Imunisasi Rutin Lengkap
  • 60. Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) HEPATITIS DIFTERI TETANUS NEONATORUM PERTUSIS ATAU BATUK REJAN HEPATITIS B HEMOFILUS INFLUENZA TIPE B TUBERKULOSIS (BATUK DARAH)” IMUNISASI HB0 IMUNISASI BCG IMUNISASI DPT – HB - HIB
  • 61. IMUNISASI OPV, IPV Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita SINDROM KONGENITAL RUBELA POLIO KANKER LEHER RAHIM PNEUMOKOKUS CAMPAK IMUNISASI CAMPAK RUBELA (MEASLES RUBELLA/MR) Imunisasi PCV IMUNISASI HPV Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
  • 62. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penyuluhan layanan imunisasi rutin lengkap dan penyakit dapat dicegah imunisasi (PD3I)
  • 63. Pemantauan tanda bahaya Bayi dan Balita
  • 66. Tenaga kesehatan melakukan supervisi/ bimbingan teknis di Posyandu, jika kader mempraktikkan dengan benar, maka kader diberi tanda kecakapan Melakukan penyuluhan pemantauan tanda bahaya bayi dan balita