Makalah ini membahas tentang tingkat investasi di Indonesia pada tahun 2012-2015, termasuk pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, jenis investasi, dan upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi."
Ekonomi makro adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
a. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
b. Pengeluaran pemerintah
c. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
d. Ekspor dan impor
Ekonomi makro adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :
a. Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )
b. Pengeluaran pemerintah
c. Pengeluaran perusahaan ( investasi )
d. Ekspor dan impor
Laporan Statistik Kinerja Berbagai Sektor Industri di Indonesia 2016. Laporan ini Berisi:
PERTUMBUHAN INDUSTRI
PERTUMBUHAN INVESTASI
PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN
PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL INDUSTRI
KINERJA INDUSTRI MOBIL
KINERJA INDUSTRI SEPEDA MOTOR
KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT
KINERJA INDUSTRI TEKSTIL
KINERJA INDUSTRI MINYAK & GAS BUMI
KINERJA INDUSTRI BATUBARA
KINERJA INDUSTRI TEMBAGA
KINERJA INDUSTRI NIKEL
KINERJA INDUSTRI BAUKSIT
KINERJA INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK
KINERJA INDUSTRI SEMEN
KINERJA INDUSTRI PARIWISATA
KINERJA INDUSTRI PROPERTI
KINERJA INDUSTRI HOTEL
KINERJA INDUSTRI PENERBANGAN
KINERJA INDUSTRI KERETA API
KINERJA INDUSTRI PELAYARAN
KINERJA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
KINERJA INDUSTRI PERBANKAN
KINERJA INDUSTRI ASURANSI
IPSAS 22 Sektor Pemerintahan Umum (Government General Sector)Puput Waryanto
The GGS is defined in the SNA 93 (and updates) as consisting of (a) all resident central, state, and local government units, (b) social security funds at each level of government, and (c) nonmarket nonprofit institutions controlled by government units. Under statistical bases of financial reporting, the public sector comprises the GGS, PFC, and PNFC sector. IPSAS 22 gives us standard of disclosure of General Government Sector (GGS). The disclosure of appropriate information about the GGS of a government can enhance the transparency of financial reports, and provide for a better understanding of the relationship between the market and non-market activities of the government, and between financial statements and statistical bases of financial reporting. An entity shall apply this Standard for annual financial statements covering periods beginning on or after January 1, 2008. IPSAS states that GGS shall be disclosed in conformity with the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements of the government, except in the case of PFC and PNFC sector, the disclosure is restricted by recognizing government’s investment in the PFC and PNFC sector as an carrying amount of the net assets.
Indonesia has not yet specially stated the disclosure of General Government Sector in the Government Accounting Standard Statement (PSAP), but it has been covered indirectly in the PSAP 06 Accounting of Investment and PSAP 11 Consolidated Financial Statement. Our Law, UU No. 17/2003 has given scope to the government finance, stating that separated government wealth invested in the owned-by-government companies, is one of the scope of government finance. Furthermore, our PSAP doesn’t fasilitate consolidating the financial statement of the company, but it only recognizes the value of the investment in the balance sheet usng some method based on the kind of the companies.
ERA SARWA DISRUPSI dewasa ini telah menunjukkan dan menuntut kepada sektor publik untuk melakukan perubahan. Perubahan yang diharapkan bukan sebatas reaksi konvensional yang tidak berdampak, melainkan transformasi yang mampu merespon tuntutan kekinian secara cepat. Agar sektor publik mampu melakukan hal tersebut, maka tradisi untuk menumbuhkan dan membudayakan learning agility di seluruh sektor publik sudah saatnya dilakukan.
BAB 1-SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
Kelompok 2-Accountants as Business Analysts
Data Modeling
Kelompok 5-Sales and Collections Business Process
Kelompok 4-Relational Databases and Enterprise Systems
Kelompok 7-CONVERSION BUSSINESS
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
1. TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA
Disusun Oleh:
1. Kartika Dwi Rachmawati (1415010013)
2. Siti Arum Rahmaniah (1415010038)
3. Vikha Nur Octaviani (1415010026)
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, bimbingan dari Bapak Munas selaku dosen
pada mata kuliah ini, serta bantuan dari teman-teman sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing , kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Depok, Mei 2016
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................................ iv
Tingkat Investasi Di Indonesia ................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................5
2.1 Pengertian Investasi..........................................................................................5
2.2 Investasi Dalam Pembanguan di Indonesia......................................................5
2.3 Pentingya Investasi Bagi Pertumbuhan Ekonomi ...........................................8
2.4 Kinerja Investasi Di Indonesia .........................................................................9
4. iii
2.5 Arti GDB Sebagai Indikator Kemakmuran....................................................12
2.6 Manfaat Investasi Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional ...........13
2.7 Pengaruh Investasi Dalam Prekonomian Indonesia .......................................15
2.8 Alasan Mendasar Mengapa Indonesia Membutuhkan Investasi Asing .........15
2.9 Ketentuan Hukum Investasi Di Indonesia......................................................16
2.10 Gambaran Umum Investasi Tahun 2012 Triwulan II/2015........................20
2.11 Jenis – Jenis Investasi .................................................................................22
BAB III PENUTUP ................................................................................................................28
KESIMPULAN........................................................................................................28
SARAN ....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................30
LAMPIRAN – LAMPIRAN....................................................................................................31
5. iv
ABSTRAK
Tingkat Investasi Di Indonesia
OLEH:
KARTIKA DWI RACHMAWATI 1415010013
SITI ARUM RAHMANIYAH 1415010038
VIKHA NUR OCTAVIANI 1415010026
Kata investasi di Indonesia tidaklah asing, banyak masyarakat yang telah
terjun di dalam dunia ini. salah satu contohnya adalah berinvestasi dalam bentuk
saham. Investor yang mengharapkan capital gain memiliki prediksi serta pengharapan
akan adanya kenaikan harga pada saham yang ingin dibelinya pada saat melakukan
pembelian. Selain itu dalam dunia investasi ini, suku bunga sangat berpengaruh.
Apabila suku bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, maka investasi
yang direncanakan tidak menguntungkan. Oleh sebab itu, dalam kegiatan investasi
hanya akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama
dengan suku bunga.
Menurut ahli ekonomi klasik, dalam perekonomian suku bunga selalu
mengalami perubahan. Dan perubahan itulah yang akan menyebabkan seruh tabungan
6. v
yang diciptakan sector rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi
yang dilakukan oleh para pengusaha.
Alasan mengapa para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan
yang dapat dengan mudah berlaku pada suku bunga akan menjamin terciptanya
kesamaan antara jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah
investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha adalah karena suku bunga menentukan
besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Keynes tetap megetahui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup
menentukan didalam pertimbangan para pengusaha dalam melakukan investasi.
Tetapi disamping itu terdapat beberapa faktor penting lainnya, seperti keadaan
perekonomian masa kini, ramalan perkembangan dimasa yang akan datang, dan
perkembangan tegnologi.
Lewat penelitian kali ini penulis mencoba melakukan replikasi terhadap
pendapat yang telah diutarakan oleh Keynes, namun dengan periode data yang
berbeda. Penulis ingin menguraikan penjelasan mengenai investasi yang telah
dilakukan dalam 5 tahun terakhir dibeberapa sector dalam negeri. Selain itu juga ingin
menguraikan mengenai investasi selama 5tahun belakangan ini yang terjadi di Luar
Negeri.
7. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah
perekonomian. Ada beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu suku bunga,
PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan
serta faktor sosial budaya. Hal ini menimbulkan implikasi kebijakan, yaitu penurunan
suku bunga, kebijakan fiskal, perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan birokrasi
pemerintahan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelonggaran regulasi,
kebijakan untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan, penguatan budaya
lokal.
Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat dunia setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Demokrasi yang semakin membaik di Indonesia
membuat perbaikan ekonomi semakin membaik dan jumlah kelas menengah semakin
bertambah. Banyak pemimpin lokal yang menumbuhkan harapan akan adanya
perubahan positif di Indonesia. Mereka akan menjadi katalisator ekonomi Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu tujuan Investasi dari Negara lain alasannya
yaitu Pertama, perekonomian Indonesia saat ini sedang sehat. Dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) yang menembus angka US$ 26 Triliun pada 2014, Indonesia
telah berubah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Salah satu
faktor yang memicu perekonomian Indonesia adalah pertumbuhan kelas menengah
dan pertumbuhan ekonomi makro yang stabil.
8. 2
Kedua, stabilitas politik. Ketika reformasi dimulai yang ditandai dengan
tumbangnya Soeharto pada tahun 1998, banyak pengamat meramalkan bahwa
Indonesia akan terpecah-pecah seperti Rusia. Akan terjadi ‘balkanisasi’ di Indonesia.
Ramalan demikian tidak terjadi karena baik pemerintah maupun masyarakat sama-
sama berkomitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Transisi politik di Indonesia berjalan damai. Demokrasi semakin bertumbuh dan
bahkan menjadi contoh bagi dunia. Sejak tahun 2004 Indonesia sudah
menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Legislatif, dan
Pemilu Kepala Daerah, secara langsung dan damai. Kondisi politik yang aman tentu
sangat baik bagi iklim ekonomi dan bisnis.
Ketiga, iklim investasi. Peraturan penanaman modal di Indonesia sudah
direvisi. Tidak ada lagi batasan 30 tahun untuk izin penanaman modal asing, juga
tidak berlaku lagi UU No 1 tahun 1967 tentang divestasi. Peraturan yang baru tidak
melarang perubahan modal. Sejak tahun 2004, semua penduduk Indonesia yang ingin
mendirikan usaha akan mendapat pelayanan lebih mudah dan cepat. Target untuk
meningkatkan kemudahan penyelenggaraan bisnis itu dilakukan mulai dari ketika
memulai usaha, saat pemasangan jaringan listrik, pengurusan izin konstruksi, hingga
pengajuan kredit.
Keempat, pelayanan terpadu satu pintu. Rata-rata pemerintah daerah sudah
mendorong pelayanan terpadu satu pintu. Presiden Joko Widodo adalah contoh
konkret keberhasilan kebijakan satu pintu. Ketika menjadi Wali Kota Solo, Jokowi
berhasil menyulap kota Solo (Surakarta) menjadi daerah yang bergeliat dan tumbuh.
9. 3
Kelima, Indonesia kaya akan sumber daya alam. Indonesia merupakan negara
kaya sumber daya alam, entah laut maupun darat. Bahkan dari prospek mineral,
Indonesia lebih menarik dibandingkan negara lain seperti Afrika Selatan, Australia,
dan Kanada. Sumber daya alam merupkan peluang berinvestasi lebih intensif.
Pengembangan SDA di Indonesia masih jauh dari harapan.
Keenam, pasar domestik sangat menarik. Lebih dari 53 persen penduduk
Indonesia tinggal di daerah perkotaan dan telah mengadopsi gaya hidup modern.
Kelas ekonomi menengah yang terus berkembang terus mendukung PDB. Lihat saja
misalnya pada 2010, sekitar 56,7 persen nilai PDB bersumber dari konsumsi pribadi.
Pada 2010, 56,6 persen dari jumlah populasi berasal dari kelas menengah yang
tumbuh dari angka 37,7 persen pada 2003.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok masalah yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh peran investasi terhadap tingkat pendapatan
prekonomian Indonesia.
2. Apakah ada hubungan dengan laju pertembuhan ekonomi diIndonesia peran
investasi
10. 4
1.3Tujuan Penulisan
1. Guna menyelesaikan tugas ekonomi makro
2. Untuk mengetahui tingkat perkembangan investasi di Indonesia pada tahun
2012 - 2015
1.4 ManfaatPenulisan
Didalam penulisan ini, penulis selalu mengupayakan agara apa yang telah disusun
ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat baik itu untuk kepentingan
orang-orang yang berkaitan dengan hal tersebut.
11. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PengertianInvestasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi
non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih
besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi
dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
2.2 Investasi DalamPembanguan di Indonesia
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan
tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa
12. 6
tercapai asalkan setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada
tahun sebelumnya. Untuk mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu
ekspor, investasi pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu, investasi
yang dikembangkan pun harus lebih memihak pada penciptaan lapangan kerja.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4%
pemerintah menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun 2011.
Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada tahun
2010 yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan global akan semakin
mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga menggerakkan kinerja
investasi domestik dan daya saing perekonomian nasional. Kebutuhan investasi
nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun. Kebutuhan investasi
tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 26,8%, kredit perbankan
17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah 12,4%, dan sumber-sumber
investasi lainnya.
Sektor pertanian masih menjadi mayoritas dalam struktur perekonomian
Indonesia, sesuai data BPS 2009 masih menyerap 42,76 persen dari tenaga kerja di
Indonesia. Namun, pertumbuhan sektor pertanian kecil, yaitu rata-rata 0,29 persen. Di
sisi lain sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap 20,05 persen tenaga kerja
dengan pertumbuhan yang lebih besar, yaitu 1,36 persen.Dengan memperhatikan data
ini, maka dua sektor tersebut perlu menjadi perhatian dalam peningkatan
perekonomian Indonesia. Strategi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan di dalam
13. 7
negeri dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki merupakan target
utama yang sangat relevan dengan upaya mengentaskan kemiskinan.
Sektor perdagangan di sisi lain merupakan sektor dengan pertumbuhan yang
tinggi. Optimalisasi sektor ini dapat dilakukan dengan meningkatkan konektivitas
antardaerah, sehingga berbagai sumber daya yang ada di daerah dapat dimobilisasi ke
berbagai daerah lainnya. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri melalui perdagangan
dalam negeri akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian di daerah.
Pembukaan jalur transportasi terbukti merupakan faktor yang penting dalam
menumbuhkembangkan perekonomian suatu daerah.
Selain faktor yang disampaikan di atas, faktor persaingan eksternal, seperti
perdagangan bebas, memberikan pengaruh bagi perkembangan sektor riil di
Indonesia. Perdagangan bebas ini akan memberikan tantangan bagi perkembangan
industri di dalam negeri. Peluang dan hambatan dihadapi oleh pelaku usaha di
Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan daya saing pelaku usaha di
Indonesia, sehingga mereka memperoleh kemampuan untuk bersaing. Penyediaan
kebutuhan mendasar, seperti infrastruktur, adalah faktor utama yang harus disediakan.
Selain itu perangkat soft structure, seperti birokrasi dan perizinan, juga perlu
ditingkatkan oleh pemerintah.
Penurunan suku bunga juga harus dikedepankan untuk menggairahkan
investasi. Kendala/ seretnya lalu lintas kredit sangat komplex. Tidak hanya dilihat dari
suku bunga saja. Dengan pendekatan ekonomi industri, structure, perilaku dan
14. 8
performance diluar intermediasi mencari keuntungan, menyebabkan uang yang yang
beredar bisa dikendalikan, inflasi juga terkendali, kurs dollar pun stabil. Searah
dengan tujuan utama Bank Indonesia, menurut data Bank Indonesia, dapat
menghimpun dana mencapai 2000 trilyun. Tetapi hanya 75% dari dana tersebut,yang
disalurkan ke kredit. Sehingga terdapat 25% dana (+- 500Trilyun) yang tidak tersalur
ke kredit. Suku bunga kredit yang sampai saat ini masih tinggi dalam kisaran 12%
pada bank umum, walaupun BI rate sudah turun di 6,5%, ternyata kurang berhasil
menekan suku bunga tabungan dan suku bunga kredit. Dengan melihat struktur pasar
yang cenderung oligopolistik, menyebabkan kaku dalam penetapan suku bunga.
Walaupun dipacu dengan BI rate melalui suku bunga sertifikat BI,yang menentukan
tingkat bunga adalah persaingan antar bank itu sendiri.
2.3 Pentingya Investasi BagiPertumbuhan Ekonomi
Investasi menjadi salah satu kata kunci dalam setiap upaya menciptakan
pertumbuhan ekonomi baru bagi perluasan penciptaan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan dan penanggulangan kemiskinan. Melalui peningkatan kegiatan investasi,
baik dalam bentuk akumulasi kapital domestik maupun luar negeri, akan menjadi
faktor pengungkit yang sangat dibutuhkan bagi suatu negara dalam menggerakan
mesin ekonomi mengawal pertumbuhan yang berkelanjutan.
Peningkatan investasi diharapkan akan berperan sebagai medium transfer
teknologi dan manajerial yang pada akhirnya akan berkonstribusi terhadap
meningkatnya produksi dan produktivitas, serta daya saing ekonomi suatu bangsa.
15. 9
Secara sederhana, pertumbuhan ekonomi dapat digambarkan sebagai proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan ke kondisi
yang lebih baik.
Kegiatan investasi telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong
kinerja laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, mendorong timbulnya industri pasokan
bahan baku lokal, proses alih teknologi dan manajemen, serta manfaat bagi investor
lokal. Manfaat yang paling menonjol adalah berkembangnya kolaborasi yang saling
menguntungkan dan terjalin antar investor asing dengan kalangan pebisnis lokal,
bisnis dan industri komponen berkembang dengan pesat, termasuk berbagai kegiatan
usaha yang berorientasikan ekspor.
2.4 Kinerja InvestasiDi Indonesia
Pada Tahun 2012 tampaknya merupakan tonggak emas sejarah kinerja
investasi Indonesia, meskipun dibayang-bayangi kondisi perekonomian global yang
kurang menguntungkan bagi ekspansi peningkatan kegiatan investasi, namun kinerja
investasi di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
sangat menggembirakan.
Data yang dilansir Badan Pusat Statistika (BPS), membuktikan hal tersebut,
hal ini terlihat dari kinerja investasi pada triwulan II atau hingga September 2012,
yang telah menembus angka Rp 229 triliun atau 81,1% dari target tahun ini, realisasi
investasi tersebut meningkat sekitar 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
16. 10
Hal ini berdampak positip terhadap penambahan pendapatan (produk domestik
bruto/PDB).
Salah satu hal yang menggembirakan dalam struktur realisasi investasi di
Indonesia tersebut adalah mulai terjadinya pemerataan, tercermin dari porsi investasi
di luar Jawa yang terus naik. Pada Januari–September 2012, investasi di luar Jawa
mencapai Rp107,0 triliun atau 46,5 persen di antara total investasi. Angka tersebut
naik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp81,1 triliun atau 44,8
persen di antara total realisasi investasi, pemerataan investasi ini sangat penting untuk
mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Capaian kinerja investasi tersebut di atas, sesungguhnya menunjukkan
indikator mulai berhasilnya berbagai upaya perbaikan iklim investasi yang telah
dilakukan pemerintah dalam meningkatkan investasi dan memberikan nilai tambah
dan daya saing perekonomian nasional, di sisi lain, kinerja investasi menunjukkan
meningkatkan kepercayaan dunia usaha kepada Indonesia, jumlah penduduk yang
besar serta meningkatnya jumlah kelas menengah menjadi daya tarik utama bagi
kegiatan investasi, disamping terus membaiknya makro ekonomi Indonesia.
Jujur harus diakui bahwa capaian kinerja di bidang investasi sebagaimana yang
dijelaskan di atas bukanlah tanpa hambatan, masih banyak pekerjaan rumah yang
harus diselesaikan dalam memanfaatkan “golden opportunity” yang kita miliki dan
memelihara “angsa bertelur emas”, yang ada, perlu mempersiapkan diri secara dini
agar kita tidak tergilas oleh derasnya gelombang globalisasi dan jelang berlakunya
Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015 mendatang.
17. 11
Trend ke depan, investasi di Indonesia tak lagi mengacu pada asumsi makro,
melainkan pada iklim investasi atau tempat tujuan investasi itu berada, sungguh-
sungguh dan kerja keras semua pihak untuk memastikan kesiapan kita dalam
menghadapi persaingan global, kasus “pemerasan” dalam pengembangan lahan
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Buol, maraknya aksi unjuk rasa di DKI akhir-
akhir ini pasca penetapan UMP DKI Jakarta, serta berbagai masalah kebijakan di
daerah, seperti; pembebasan lahan, pungutan, izin usaha, telah menimbulkan rasa
was-was kalangan investor terhadap masa depan investasinya, bahkan berkembang
wacana untuk merelokasi kegiatan investasi ke tempat yang lebih menguntungkan.
Maraknya aksi demo buruh melakukan mogok kerja dan penyimpangan kewenangan
pemerintah daerah secara kumulatif akan memukul iklim investasi nasional.
Alasannya, para investor akan melihat Indonesia bukan sebagai negara yang
kondusif untuk menanamkan modal. Padahal, datangnya investasi akan menyerap
tenaga kerja oleh karena itu orientasi pada pembangunan ekonomi nasional dan lokal
perlu dibuat agar lebih mendekatkan pada kepentingan kehadiran calon investor.
Penyaluran aspirasi buruh agar dilakukan dengan tertib dan kepala dingin serta
mengefektifkan forum bipartit, tripartit dan saluran resmi lainnya agar tidak
ditunggangi untuk kepentingan jangka pendek, tekanan-tekanan yang menuntut
keadilan dan perbaikan kesejahteraan karyawan didasari atas upaya mencari titik
temu, mencari solusi-solusi kompromi demi kepentingan kelangsungan hidup usaha.
Janganlah tujuan-tujuan politik dan kepentingan dari segelintir kelompok dicampur-
adukkan dalam proses pemberian perijinan investasi dan usaha dengan
memperpanjang jalur birokrasi.
18. 12
Proses otonomi daerahpun perlu dilakukan dengan bijak tanpa membebani
kepentingan dunia usaha secara berkelebihan. Proses pencarian dan penetapan
sumber-sumber keuangan pemerintahan daerah hendaknya dapat dilakukan dengan
memperhatikan keberlangsungan dan eksistensi perusahaan-perusahaan yang telah
bermukim lama di daerah. Budaya melayani kepentingan calon investor baru perlu
ditanamkan diseluruh jajaran aparat birokrasi pemerintahan.
Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa wilayah atau kawasan tempat berusaha
tidak lagi dapat ditawarkan dan dipromosikan dengan mudah. Masih ada ratusan
alternatif tempat usaha di berbagai lokalitas di penjuru dunia yang memiliki
aksesibilitas ke pasar global. Tidak ada cara yang lebih baik apabila birokrat
pemerintahan memberikan pelayanan yang terbaik, memangkas birokrasi, mengurangi
beban-beban usaha yang berlebihan, menciptakan iklim investasi dan usaha.
2.5 Arti GDB SebagaiIndikator Kemakmuran
Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh
suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi
pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara)
secara geografis.
GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi
oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian
dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu
19. 13
saat. GDP digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan perekonomian sebuah
negara. Namun demikian GDP seringkali dikritik karena tidak mencantumkan
transaksi ekonomi pada level bawah .Dalam forex trading GDP merupakan salah satu
indikator penting yang dapat memicu volatilitas harga terutama untuk Core GDP.
Dalam skala A sampai E dengan A adalah sangat penting dan E tidak penting sama
sekali, GDP merupakan indikator berskala B yang dapat menyebabkan perubahan
volatilitas mata uang.
GDP dirilis per kuarter, dan angka data ini menunjukkan persentase
pertumbuhan dari kuarter sebelumnya. Laporan GDP terbagi dalam 3 rilis: 1)
advanced – rilis pertama; 2) preliminary – revisi pertama; dan 3) final – revisi kedua
dan terakhir. Revisi-revisi inilah yang biasanya berdampak signifikan bagi market.
Jika GDP (persentase) naik dibandingkan dengan data pada periode sebelumnya
maka nilai mata uang negara yang bersangkutan cenderung mengalami kenaikan. Hal
ini disebabkan karena GDP menggambarkan nilai seluruh transaksi suatu negara
secara umum. Jika siklus transaksi perekonomian stabil maka dapat dipastikan
perekonomian akan berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu
kenaikan nilai mata uang lokal.
2.6 ManfaatInvestasi Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Nasional
Ada beberapa anggapan mengenai manfaat investasi asing terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:
20. 14
1. Investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas
pasar atau merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang
baru.
2. Investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan merangsang
ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor
jasa/pelayanan).
3. Investasi asing akan meningkatkan pajak pendapatan dan menambah
pendapatan lokal/nasional, serta memperkuat nilai mata uang lokal untuk
pembiayaan impor.
4. Pembayaran utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-barang
finansial di pasar internasional dan mengelola integritas sistem keuangan.
Kedua hal ini, sangat krusial uuntuk kelangsungan pembangunan.
5. Sebagian besar negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi asing
untuk menyediakan kebutuhan modal bagi pembangunan karena sumberdaya-
sumberdaya lokal tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6. Para penganjur investasi asing berargumen bahwa sekali investasi asing masuk,
maka hal itu akan menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih banyak lagi,
yang selanjutnya menjadi tiang yang kokoh bagi pembangunan ekonomi
keseluruhan.
21. 15
2.7 Pengaruh InvestasiDalam PrekonomianIndonesia
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan
tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa
tercapai asalkan setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada
tahun sebelumnya. Untuk mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu
ekspor, investasi pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu, investasi
yang dikembangkan pun harus lebih memihak pada penciptaan lapangan kerja.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4%
pemerintah menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun 2011.
Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada
tahun 2010 yang sebesar 8%. Membaiknya likuiditas keuangan global akan semakin
mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri sehingga menggerakkan kinerja
investasi domestik dan daya saing perekonomian nasional. Kebutuhan investasi
nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun. Kebutuhan investasi
tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 26,8%, kredit perbankan
17,4%, pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah 12,4%, dan sumber-sumber
investasi lainnya.
2.8 Alasan MendasarMengapa Indonesia Membutuhkan
InvestasiAsing
Melihat kondisi Indonesia setidaknya ada lima alasan mendasar mengapa
Indonesia membutuhkan investasi asing saat ini:
Penyediaan lapangan kerja
22. 16
Mengembangkan industri subsitusi impor untuk menghemat devisa
Kehadiran penanaman modal asing dapat dipergunakan untuk membantu
mengembangkan industri subsitusi impor dalam rangka menghemat devisa.
Mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk
mendapatkan devisa.
Pembangunan daerah-daerah tertinggal. Investasi asing diharapkan sebagai
salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan yang dapat digunakan
untuk membangunInfrastruktur seperti pelabuhan, listrik, air bersih, jalan, rel
kereta api dan lain-lain.
Alih teknologi. Salah satu tujuan mengundang modal asing adalah untuk
mewujudkan alih teknologi.
2.9 Ketentuan Hukum InvestasiDi Indonesia
Pengaturan tentang kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur dalamUU
No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,
disebutkan bahwa kegiatan penanaman modal diselenggarakanberdasarkan asas
kepastian hukum. Sementara itu yang dimaksud dengan“asas kepastian hukum”
adalah asas dalam negara hukum yang meletakkanhukum dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai dasar dalamsetiap kebijakan dan tindakan dalam bidang
penanaman modal.2 Dalamkonteks ini yang dimaksud dengan kepastian hukum
adalah adanyakonsistensi peraturan dan penegakan hukum di Indonesia. Konsistensi
23. 17
peraturan ditunjukkan dengan adanya peraturan yang tidak salingbertentangan antara
satu peraturan dengan peraturan yang lain, dan dapatdijadikan pedoman untuk suatu
jangka waktu yang cukup, sehingga tidak terkesan setiap pergantian pejabat selalu
diikuti pergantian peraturan yangbisa saling bertentangan.
Penjelasan Pasal 12 ayat (1) menyebutkan, bahwa bidang usaha atau jenis
usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan
melalui Peraturan Presiden disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan
standar klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di
Indonesia, yaitu Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
Pasal 12 ayat (2) menetapkan, bahwa bidang usaha yang tertutup bagi
penanam modal asing adalah:
- Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
- Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-
undang.
Dalam penjelasannya yang dimaksud dengan “alat peledak” adalah alat yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.
Ayat (3) pasal ini menyatakan, bahwa Pemerintah berdasarkan Peraturan
Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal,
baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan,
moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional,
serta kepentingan nasional lainnya.
Selanjutnya ayat (4) menjelaskan Kriteria dan persyaratan bidang usaha
yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang
24. 18
usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing
akan diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 12 ayat (5) menyatakan Pemerintah menetapkan bidang usaha yang
terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu
perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi,
peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja
sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.
Sebagai pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut di atas Pemerintah telah
mengeluarkan, Peraturan Presiden. Pertama, Peraturan Presiden No. 76
Tahun 2007tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha
Yang Tertutup dan BidangUsaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di
Bidang Penanaman Modal. Kedua,Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007
Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutupdan Bidang Usaha Yang
Terbuka dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal jo.Peraturan
Presiden No. 111 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No.77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan
Bidang Usaha Yangerbuka dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman
Modal.
Pasal 13 ayat (1) menyatakan Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha
yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta
bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja
sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.
25. 19
Pasal 14 menyebutkan setiap penanam modal berhak mendapat:
a) Kepastian hak, hukum, dan perlindungan;
b) Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya;
c) Hak pelayanan; dan
d) Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan
Pasal 15 menetapkan setiap penanam modal berkewajiban:
a) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b) Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c) Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;
d) Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal; dan
e) Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16 undang-undang ini mengatur tentang tanggung jawab penanam
modal, dimana setiap penanam modal bertanggung jawab:
a) Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam
modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya
secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli,
dan hal lain yang merugikan negara;
26. 20
d) Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
e) Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja;
dan
f) Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.10 Gambaran Umum Investasi Tahun 2012 Triwulan
II/2015
Selama tahun 2012 – triwulan II/2015, perkembangan investasi cukup
fluktuatif. Investasi mengalami penurunan pada triwulan II/2012. Hal ini disebabkan
menurunnya transaksi di pasar keuangan pada triwulan-triwulan tersebut.
Memasuki triwulan III/2012 investasi mengalami peningkatan arus investasi
yaitu dari Rp 1.581,19 triliun (pada triwulan II/2012) menjadi Rp 1.933,1 triliun atau
naik sebesar 22,26%. Investasi di triwulan III/2012 tersebut merupakan
perkembangan investasi tertinggi selama tahun 2012.
27. 21
Arus investasi yang terjadi pada tahun 2013 hingga 2015 juga berfluktuasi.
Investasi menurun cukup drastic di triwulan IV/ 2013 dengan penambahannya hanya
sebesar RP1.266,82 triliun, penambahan sebelumnya mencapai Rp 2.199,96 triliun di
triwulan III/2013.
Pola perkembangan investasi financial serupa dengan pola yang terjadi pada
perkembangan total investasi. Pada grafik 5.5 Jelas terlihat bahwa perkembangan arus
investasi financial selalu searah dengan perkembangan total investasi. Penurunan arus
total investasi yang cukup dalam yang terjadi pada triwulan I/2013 dan triwulan
IV/2013, disebabkan oleh penurunan arus investasi financial di triwulan tersebut.
Gambaran berbeda terjadi pada investasi non financial. Selama tahun 2012
sampai triwulan II/2015 , investasi ini menunjukan trend yang terus meningkat.
Namun disetiap triwulan IV, investasi ini selalu mengalami penurunan di bandingkan
trieulan sebelumnya. Penurunan yang terjadi di triwulan tersebut disebabkan adanya
penurunan pada perubahan inventory dari triwulan sebelumnya.
28. 22
Pada umumnya peran investasi financial lebih dominan dari investasi non
financial, seperti terlihat pada III/2012 dan III/2013. Namun pada triwulan II/2014
peran investasi nonfinancial lebih dominan (seperti terlihat pada grafik 5.6). Hal ini
disebabkan adanya perlambatan pada investasi financial dibandingkan investasi non
financial di triwulan tersebut.
2.11 Jenis – Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di
pasaran antara lain:
1. Tabungan
Tabungan disini dalam artian menyimpan uang di Bank. Bank akan menyimpan
uang kita dalam periode tertentu sesuai keinginan kita. Kita bebas
mengambilnya kapan saja baik itu secara langsung di teller atau melalui
transaksi elektronis. Nilai dalam tabungan kita bisa cepat habis karena sering
diambil untuk keperluan Tabungan merupakan investasi paling mudah, paling
29. 23
tidak beresiko, namun memiliki keuntungan yang sangat sedikit. Ada resiko,
ada profit. Jika resiko kecil, profit juga kecil. Mungkin malah berkurang
karena kita mendapatkan segudang fasilitas dari Bank yang memudahkan kita
dalam mengatur uang sendiri. Biasanya bunga bank itu sekitar 1% setahun
(CMIIW).
2. Deposito
Deposito adalah menyimpan uang di Bank dalam periode tertentu. Uang yang
sudah disimpan dalam bentuk deposito hanya bisa diambil jika sudah jatuh
tempo. Jika belum jatuh tempo diambil, maka akan ada penalti atas
kesepakatan yang sudah dilakukan. Investasi jenis ini juga memiliki profit
rendah karena resikonya kecil. Kita tidak perlu action apapun kecuali setor
uang diawal saja. Investasi ini memiliki profit lebih besar daripada tabungan
karena kita diikat oleh periode tertentu. Bunga deposito saat ini sekitar 5% per
tahun. Investasi jenis ini biasanya membutuhkan uang yang tidak besar.
Biasanya ada range untuk deposito sekian juta nanti masuk kategori mana.
3. Reksadana
Reksadana adalah tempat menghimpun dana secara kolektif. Dana yang terkumpul
akan dikelola oleh Manajer Investasi yang akan diinvestasikan pada jenis
investasi lainnya. Bila mendapat keuntungan atau kerugian akan dibagi secara
rata untuk para investor. Ini dapat menjadi pilihan bagi Anda yang baru
memulai untuk berinvestasi. Jenis risikonya berbeda, tergantung jenis risiko
30. 24
yang dipilih. Jenisnya adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan
tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Reksadana ini bisa dikatakan jembatan atau latihan untuk melakukan investasi
yang riil karena kita bisa melihat apa saja investasi yang baik. Si manager
investasi pasti mengumumkan mereka investasi apa aja, dimana saja, dan
berapa profitnya. Dari situ nanti kita bisa terbuka pemikirannya untuk
melakukan investasi sendiri. Tentu dengan perhitungan yang matang. Namun
kerugian dari reksadana sendiri adalah kita bisa saja kurang puas dengan
pencapaian yang didapat oleh manager investasi. Keuntungan tergantung dari
hasil investasinya dan tentu saja ada biaya yang harus diberikan untuk
pengelolanya.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang, merupakan bukti bahwa kita memberikan hutang
kepada perusahaan tertentu atau pemerintah. Pihak yang berhutang akan
memberi bunga untuk jangka waktu tertentu. Jangka waktu pengembalian
hutang lebih dari satu tahun. Obligasi yang paling aman adalah obligasi atau
surat utang dari negara.
Obligasi memiliki keuntungan yang lebih besar secara profit. Biasanya lebih besar
daripada deposito. Namun jangka waktu pelunasan obligasi lebih dari 1 tahun.
Hal ini akan membuat kita kurang liquid. Jika ingin mendapatkan uang kita
harus menunggu tanggal jatuh tempo. Selain itu, jika perusahaannya bangkrut,
31. 25
uang kita pastinya tidak akan kembali. Inilah resiko investasi. Semakin besar
investasi, semakin besar profitnya. Saat ini, bunga obligasi rata2 6-9%.
5. Saham
Saham merupakan tawaran perusahaan kepada kita untuk menginvestasikan uang
kita kepada mereka. Dengan itu, kita bisa memiliki bagian dari perusahaan
tersebut sesuai dengan porsinya. Uang yang diberikan akan digunaakan
sebagai modal perusahaan tersebut mengembangkan usahanya. Orang yang
membeli saham tersebut akan mendapatkan profit yang disebut deviden.
Saham ini bersifat fluktuatif tergantung pasar saham. Biasanya kalau
perusahaannya sehat dan memiliki pergerakan positif, maka nilai saham akan
naik, begitu juga sebaliknya. Jika kita optimis nilai saham dari perusahaan
tertentu itu baik maka segeralah membeli sahamnya. Jual beli saham dilakukan
di perusahaan sekuritas.Profitnya tidak bisa ditentukan karena tergantung dari
performa perusahaan tersebut. Bisa untuk berlipat-lipat, bisa juga rugi babak
belur. Ingat, semakin tinggi resiko, semakin besar profit.
6. Emas
Saat ini, emas mulai populer dalam melakukan investasi kecil maupun besar.
Kenapa emas populer? Karena nilai emas selalu naik setiap tahunnya.
Kebutuhan orang akan emas semakin besar dan tidak diimbangi dengan
produksi yang meningkat. Selain itu emas sangatlah liquid, artinya bisa
diuangkan kapan saja, tinggal ke toko emas atau di gadai. Harga emas saat ini
32. 26
berkisar di antar 422.000 per gram. Emas ini bervariasi, ada emas berbentuk
batangan, coin, atau perhiasan. Biasanya emas batangan dan coin adalah emas
murni yaitu emas dengan kadar 24 karat, dengan kemurnian 99.999%. Jika
emas perhiasan tergantung campuran dan modelnya. Biasanya lebih murah
daripada emas murni dengan berat yang sama.
Berat emas bervariasi mulai dari 1 gr, 5gr, 10 gr, dsb. Ada juga yang 1kg. Karena
harga emas semakin lama semakin naik, maka segeralah beli emas saat ini
juga. Jika ingin berinvestasi yang mudah dan mudah dicairkan. Resiko dari
investasi emas ini adalah resiko dicuri orang. Emas merupakan benda berujud
dan tidak ada tanda bukti kepemilikan (hanya sertifikat emas saja). Jadi jika
dicuri orang, maka orang tersebut dengan mudah menjualnya ditoko emas.
Jika ingin mengunci resiko (tidak ingin beresiko dicuri orang) maka simpanlah
ditempat aman atau disimpan di bank (gadai). Tentu saja ada biaya yang harus
dikeluarkan. Kenaikan emas tiap tahun berkisar 30%.
7. Properti
Properti disini bisa dikatakan tanah, rumah, ruko, dsb. Setiap lahan yang menjadi
hak milik kita adalah properti entah lahan itu sudah didirikan suatu bangun
atau belum. Sifat properti juga mirip emas yaitu semakin lama semakin naik
harganya. Namun perbedaannya adalah properti tidak se-liquid emas. Properti
tidak bisa cepat dijual dengan harga sesuai keinginan. Bila akan membeli
rumah di perumahan yang belum atau masih dibangun, pastikan pengembang
dapat dipercaya dan adanya perjanjian yang jelas, karena ada beberapa kasus,
33. 27
setelah kita membayar, pembangunan rumah tidak dilanjutkan yang
mengakibatkan kerugian. Kesulitan investasi di bidang properti adalah biaya
yang dikeluar sangat besar.
34. 28
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Tingkat Investasi Di Indonesia, di investasikan pada sektor pertanian, sektor
perdagangan, serta sektor diluar negeri sebagai sektor perdaganan luar. Dengan
memperhitungkan gross domestic product dalam ukuran utama bagi aktivitas
perekonomian nasional, yang mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang
diproduksi oleh sumber daya yang ada dalam suatu negara.
Investasi tetap yang menurun serta melemahnya konsumsi masyarakat
belakangan ini telah menurunkan pertumbuhan PDB Indonesia. Namun pertumbuhan
Indonesia masih relatif tangguh dibanding negara-negara lain yang mengekspor
komoditas ke Tiongkok, seperti Brasil dan Afrika Selatan.
Investasi tetap memberi kontribusi 1,4% kepada pertumbuhan PDB tahun-ke-
tahun pada kuartal pertama 2015 – atau setengah dari rata-rata kontribusi per tahun
selama 2010-2012. Konsumsi masyarakat hanya tumbuh 4,7% tahun-ke-tahun pada
kuartal pertama, dibandingkan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 5,3% tahun lalu.
Konsumsi masyarakat merupakan 55% sumber total belanja PDB dan berdampak
besar pada pertumbuhan.
35. 29
SARAN
1. Indonesia harus bisa membenahi terlebih dahulu sistem politik dan hukum
agar para investor akan lebih banyak yang tertarik untuk menginvestasi di
Indonesia.
2. Tidak mempersulit para investor dengan peraturan – peraturan yang
menyebabkan mereka tidak mau berinvestasi.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya dengan memberikan
pelatihan – pelatihan tentang industrilialisasi.
4. Jangan selalu menjadi pekerjanya saja tapi cobalah untuk menjadi seseorang
yang mengendalikan para pekerja dari luar.
5. Memperbaiki infrastruktur yang dapat dimanfaatkan bagi para investor
maupun para pekerjanya.
36. 30
DAFTAR PUSTAKA
Kantor Badan Pisat Statistika (BPS), Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia
Diakses melalui web
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktor+yang+mempengaruhi+investa
si+dalam+perekonomian+&source=web&cd=2&ved=0CCQQFjAB&url=http%3
A%2F%2Fbappeda.semarang.go.id%2Fuploaded%2Fpublikasi%2FEVALUASI_
FAKTOR_INVESTASI-
NUGROHO.pdf.pdf&ei=5EeRT4HrK8rMrQf_h4zyBA&usg=AFQjCNHxaJWU
dLRiu5Y1oJjktS2antiT2A&cad=rja , 15 mei 2016
Diakses melalui web
http://www.scribd.com/doc/19613054/Faktor-Mempengaruhi-Perubahan-
Struktur-Ekonomi-Negara , 15 mei 2016
Diakses melalui web
http://putrijulaiha.wordpress.com/2010/12/26/99/ , 15 mei 2016