SlideShare a Scribd company logo
i
TEORI INVESTASI
Makalah
Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro
Disusun oleh kelompok 4 :
Desi Supriyatin 2014120897
Tria Ningrum 2014121133
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana Nomor 1, Pamulang
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro, pada Jurusan Program Studi
Akuntansi Universitas Pamulang. Adapun judul makalah adalah “Teori Investasi”
Pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan segala rasa hormat menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang.
3. Bapak H. Buchori, selaku Wakil Rektor I Universitas Pamulang.
4. Bapak H. Endang Ruchiyat, S.E, M.M, selaku Kaprodi Akuntansi
5. Bapak Ahmad Syifa SE., selaku Dosen Pembimbing dari Mata Kuliah Pengantar Teori
Ekonomi Makro.
6. Dan kepada rekan-rekan mahasiswa Kelas 02 SAKMA Reguler Malam /
R.314/Semester 2
Makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada penulis. Namun
penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum luas. Sehingga makalah ini
masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tangerang, 13 April 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.4 Tujuan Makalah ............................................................................ 2
1.5 Manfaat Makalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro ....................................... 3
2.2 Nilai Waktu dan Uang ..................................................................... 5
2.3 Kriteria Investasi ............................................................................ 7
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi.................................... 2
BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seseorang yang masih muda, berpenghasilan tinggi , dan belum menikah,
dapat saja menghabiskan seluruh penghasiannya saat ini. Dengan uangnya, dia pergi
jalan-jalan, jajan dan melakukan kegiatan konsumtif lainnya. Tetapi bila dia
merencanakan sebuah keluarga, sebagian penghasilan (sumber daya) harus disisihkan
untuk persiapan pernikahan. Setelah memiliki anak, mungkin penghasilan dan
kekayaannya semakin besar. Namun demi masa depan anaknya, dia pun harus makin
rajin menyimpan uangnya.
Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bgian penghasilan demi
menigkatkan kemampuan menambah/ menciptakan nilai hidup ( penghasilan dan atau
kekayaan) di masa mendatang merupakan investasi.dalam bahasa yang lebih filosofis,
segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan/
menambah nilai kegunaan hidup adalah investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga bentuk nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Dari pengalaman-pengalaman negara maju terbukti bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya barang modal dan kualitas
sumber daya manusia. Karena itu jika sebuah perekonomian ingin maju,
perekonomian tersebut harus melakukan investasi. Pentingnya investasi itulah yang
menyebabkan masuk dalam pembahasan khusus di teori makro ekonomi.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dibatasi masalah hanya dalam ruang
lingkup Teori Investasi
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang serta rumusan masalah mengenai Teori Investasi, penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.3.1 Investasi apa yang dibahas dalam Ekonomi Makro ?
2
1.3.2 Apa pertimbangan pokok untuk keputusan investasi ?
1.3.3 Apa saja yang termasuk kriteria investasi ?
1.4 Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyususnan
makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang Teori Investasi.
1.5 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan atau
manfaat baik secara teoritis maupun secara paraktis. Secara teorotis, makalah ini
berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam
makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.5.1 Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hsil penyusunan makalah ini
diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah
yang dibahas dalam makalah ini.
1.5.2 Lembaga, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi,
referensi untuk lembaga (kampus).
1.5.3 Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan
dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO
Dalam teori ekonomi makro investasi yang di bahas adalah investasi fisik,
misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan
persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi ivestasi
dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok
barang modal ( capital stock ). Yang dimaksud dengan stok barang modal dalam suatu
perekonomian, pada saat tertentu. Untuk mempermudah penghitungan, umumnya stok
barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah barang modal dikalikan harga
perolehan per unit modal. Dengan demikian barang modal merupakan konsep stok
(stock concept), karena besarnya dihitung pada suatu periode tertentu.
Agar tidak terjadi kerancuan dengan kenyataan sehari-hari, perhitungan
investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan
dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan/kontruksi, maupun
persediaan barang yang masih baru. Jika seorang pengusaha membeli pabrik dan
bangunan yang pernah dipakai orang lain, kegiatan tersebut tidak menambah stok
barang modal yang baru.
2.1.1 Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Pembangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal ( capital goods) dan
bangunan (contruction) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian
pabrik-pabrik, mesin-mesin peralatan-peralatan produksi dan bangunan-
bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal
dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi dalam bentuk
harga tetap ( fixed invesment).
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed invesment adalah
pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB). Besarnya angka PMTDB
dapat diliahta pada statistik PDB indonesia berdasarkan pengeluaran. Data
statistik selama sekitar 30 tahun terakhir ini menunjukkan pengeluaran
4
investasi di indonesia berkisar 30%- 40% PDB, yang berarti pengeluaran
terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga.
Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhitungkan adlah
investasi bersih, yaitu PMTDB dikurangi penyusutan (depresiasi). Penyusutan
terhadap barang modal harus dilakukan agar efisiensi ekonomis dari kegiatan
produksi tetap terpelihara, bahkan ditingkatkan. Sebab, semakin tua usia
mesin, produktivitasnya makin rendah. Akibatnya, walaupun secara teknis
masih dapat digunakan, tetapi tidak akan menambah bahkan mengurangi
keuntungan ekonomis.
2.1.2 Investasi Persediaan
Berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan sering kali
memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik
mobil menargetkan penjualan tahun 2000 adalah 50.000 unit. Tidaklah berarti
produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya melebihi tingkat
penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan,
untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan
diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan sebesar 10.000
unit tersebut dikatakn sebagai investasi yang di rencanakan ( planned
invesment ) atau investasi yang diinginkan ( intended invesment). Sebab,
memang sudah direncanakan sejak awal.
Jika karena suatu hal ( misalnya terjadi resesi ekonomi) jumlah mobil
yag terjual hanya 40.000 unit, maka persediaan menjadi 20.000 unit, lebih
besar daripada yang direncanakan. Jumlah mobil yang tidak terjual sesuai
rencana (unitended invesment).
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga
dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/
sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga
tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa
mendatang.
5
2.2 NILAI WAKTU DARI UANG
Investasi saat ini tidak serta merta menghasilkan peningkatan pendapatanhari
ini juga. Dibutuhkan tenggang waktu. Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi,
biasanya tenggang waktunya makin pajang. Sebuah restoran yang ingin memperbesar
usahanya membeli gedung baru, meja makan dan peralatan-peralatan yang baru,
membutuhkan tempo kurang dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi investasi
dalam bentuk pendirian pabrik mobil mungkin membutuhkan tenggang waktu sekitar
lima tahun. Karena itu, pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa
nilai sekarang ( present value) dari uang yang kita peroleh di masa mendatang, atau
berapa nilai uang masa mendatang ( future value) dari jumlah yang kita investasikan
saat ini.
2.2.1 Nilai Sekarang ( present value)
Misalkan, Susi ditawari sebuah rencana usaha dengan investasi awal
sebesar Rp 100 juta. Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal
uang yang dia peroleh adalah Rp 161 juta. Yang menjadi pertanyaannya
adalah apakah nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang itu lebih besar daripada
Rp 100 juta saat ini? Jika iya, proposal usaha tersebut layak diterima.
Sebaliknya, jika tidak.
Bagaimana kita mengetahui nilai sekarang dari Rp 161 juta tersebut.
Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi ( invesment
return) yang Susi harapkan. Seandainya, untuk menjalankan usahanya, Susi
harus meminjam dari bank dengan bunga pinjaman 15% per tahun. susi
berharap tingkat pengembalian investasi setidaknya sama dengan 15%. Karena
itu nilai Rp161 juta harus dideflasi sebesar 15% tersebut dikenal sebagai
angka diskonto ( dicount factor).
Jika nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima lima tahun
mendatang dinotasikan V, nilai Rp 161 juta adaah X, sedangkan waktu adalah
t, dan factor diskonto adalah r, maka berdasarkan manipulasi matematika
sederhana hubungan antara elemen-elemen tersebut adalah:
V =
𝑋
(1+𝑟) 𝑡
6
Dengan menggunakan data-data diatas,
V =
161
(1+0,15)5
=
161
(1,15)5 =
161
2,01
= 80,1
Nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima lima tahun
mendatang adalah Rp 80,1 juta. Karena nilainya lebih kecil daripada investasi
awal, yang besarnya Rp 100 juta, proposal Susi di tolak. Sebab usaha tesebut
justru membuat nilai riil uang diinvestasikan makin kecil. Dapat juga
dikatakan bahwa return dari investasi lebih kecil dari tingkat bunga pinjaman.
Ini bisa di buktikan dengan menggunakan persamaan eksponsial sederhana di
bawah ini.
Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang dinotasikan sebagai 𝑍𝑡,
sedangkan investasi awal dinotasikan sebagai 𝑍0,maka :
𝑍𝑡= 𝑍0(1 + 𝑟) 𝑡
Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang dinotasikan sebagai 𝑍𝑡,
𝑍0, dan t sudah diketahui. Dengan menggunkan data-data di atas ,
161 = 100 (1 + 𝑟)5
log 161 = log 100 + 5 log (1+r)
2,2068 = 2,000 + 5 log (1+r)
5 log (1+r) = 0,2068
log (1+r) = 0,0414
anti log (1+r) = 1,10 ; r = 0,1 atau 10%
Tingkat pengembalian investasi ternyata hanya 10% per tahun, lebih
kecil daripada biaya bunga pinjaman yang 15 % per tahun.
7
2.2.2 Nilai Masa Mendatang ( Future Value)
Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung
nilai sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari
sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.
Dalam kasus diatas, dilihat dari nilai masa uang mendatang, dasar
pengambilan keputusan terhadap proposal yang ditawarkan adalah berapa nilai
lima tahun mendatang dari uang yang di investasikan saat ini. Jika nilai Rp
161 juta lima tahun mendatang adalah lebih besar daripada nilai masa
mendatang yang diharapkan, proposal usaha diterima. Sebaliknya, jika tidak
(nilainya lebih kecil).
Jika investasi awal dinotasikan sebagai A, nilai masa mendatang yang di
harapkan adalah F, waktu adalah t, dan tingkat pengembalian investasi yang
diharapkan adlah ≥ 15%, maka :
F = 100 (1 + 0,15)5
= 100 ( 2,01 )
=201 juta
Nilai mendatang ( lima tahun mendatang) yang diharapkan Susi dari
investasi saat ini adalah minimal Rp 201 juta. Sedangkan yang ditawarkan
proposal usaha hanya Rp 161 juta, karena tingkat pengembalian investasi yang
dihasilkan hanyalah 10%. Proposal di tolak.
2.3 KRITERIA INVESTASI
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa keputusan investasi merupakan
keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan raisonal. Dalam
praktik, digunaka beberapa alat bantu atau kriteri-kriteria tertentu untuk memutuskan
diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria-kriteria tersebut disebut kriteria
investasi ( investment criteria ). Minimal ada empat criteria investasi yang digunakan
dalam praktek, yaitu:
1. Payback Period
2. Benefit/ Cost Ratio
3. Net Present Value
4. Internal Rate of return
8
2.3.1 Payback Period
Payback period ( periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan
agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang di butuhkan makin
pendek, proposal investasi di anggap tidak makin baik. Kendati pun demikian,
kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada
investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
Misalnya, investasi perkebunan kelapa sawit baru mencapai titik impas sekitar
8-10 tahun. Dilihat dari sudut ini, investasi perkebunan kelapa sawit kurang
baik dibanding investasi perkebunan singkong ( ubi kayu), karena payback
period investasi kebun singkong mungkin hanya dua tahunan. Namun dilihat
dari sisi-sisi yang lain, investasi perkebunan kelapa sawit jauh lebih
menguntungkan disbanding singkong.
2.3.2 Benefit / Cost ratio (B/C Ratio )
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan di
banding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinitasikan
sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika
nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilakan sama dengan
biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C > 1 maka B < C yang artinya output
yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga
sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru
diterima jika B< C 1, sebab berarti output yag dihasilkan lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan.
2.3.3 Net Persent Value (NPV)
Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non
discount method). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan nilai
nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari
uang. Bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal
menghasilkan B/C > 1, [padahal nilai sekarangnya sangat kecil. Jika
memperhitungkan nilai waktu dari uang, barang kali B/C <1. Untuk membuat
hasil lebih akurat, maka niali sekarang didiskontokan (discount method)
9
seperti contoh-contoh sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan
metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang
dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab
nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari
biaya total.
2.3.4 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian
investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0,
nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%.
Keputusan menerima atau menolak ren=cana investasi dilakukan berdasarkan
hasil perbandimgan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan ( r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%,
proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya.
CONTOH KASUS:
Kepada PT Bima Sakti ditawarkan sebuah proposal investasi berupa
proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah tapoka di daerah Lampung.
Usia proyek direncanakan 7 tahun. Investasi awal yang di butuhkan Rp 1
Miliyar (1.000juta). persiapan pembangunan pabrik 1 tahun. Selama proses
persiapan tidak dikeluakan biaya operasional. Pabrik mulai berproduksi pada
tahun pertama dan langsung berproduksi dengan kapasitas penuh. Biaya-biaya
maupun penerimaan hasil penjualan selama 7 tahun mendatang dianggap
tetap. Biaya operasional per tahun Rp 200 juta. Penerimaan pertahun Rp 400
juta. Pada saat proyek ditutup 7 tahun kemudian, nilai sisa dari barang-barang
modal (investasi awal ) adalah sama dengan nol. Jika dana untuk proyrk
berasal dari pinjaman dengan bunga 15%per tahun, hitunglah apakah proposal
investasi tersebut dapat diterima.
Sekarang kita hitung apakah proposal investasi diterima atau tidak?
Biaya-biaya yang dikeluarkan, termasuk investasi awal, dinotasikan C.
penerimaan dinotasikan sebagai B dan tingkat diskonto yang digunakan adalah
15%. Dengan informasi-informasi diatas, kita dapat menyusun table arus kas
keluar masuk ( cash flow) seperti dibawah ini:
10
Tahun Kas
Keluar(C)
Kas
Masuk(B)
Arus Kas Bersih
(B)-(C)
Akumulasi Arus
Kas Bersih
0 1.000 0 -1.000 -1.000
1 200 400 200 -800
2 200 400 200 -600
3 200 400 200 -400
4 200 400 200 -200
5 200 400 200 0
6 200 400 200 200
7 200 400 200 400
Total 2.400 2.800 400
a. Metode Non Diskoto ( Non Discounted Method )
Dengan metode nondiskonto, kita hanya memperhitungkan nilai nominal arus kas
keluar masuk. Dari angka-angka dalam table, kita dapat menghitung payback
period dan B/C ratio.
Payback Period
Payback Period dilihat dari angka akumulasi kas bersih pada saat mencapai nol.
Pada saat itu proyek telah mencapai titik impas. Dari table terlihat kondisi itu
tecapai di tahun kelima. Periode titik impas adalah lima tahun.
B/C Ratio:
Nilai B/C= 2.800/2.400 = 1,17. Karena B/C, proposal investasi dapat diterima!
Benarkah demikian? Mari bandingkan dengan hasil evaluasi yang
memerhitungkan nilai waktu dari uang.
b. Metode Diskonto (Discounted Method)
Jika menggunakan metode diskonto, maka nilai-nilai B, C dan otomatis B-C
didiskontokan sebesar 15% per tahun. Hasilnya sebagai berikut.
11
Tahun Faktor
Diskonto
15%
Kas Keluar
(C)
Kas
Masuk (B)
Arus Kas
Bersih
(B)-(C)
Akumulasi
Arus Kas
Bersih
0 1,00 1.000 0 -1.000 -1.000
1 0,87 174 348 174 -826
2 0,76 152 304 152 -674
3 0,66 132 264 132 -542
4 0,57 114 228 114 -428
5 0,50 100 200 100 -328
6 0,43 86 172 86 -242
7 0,38 76 15 276 -166
Total 1.834 1.668 -116
Sebelum melakukan penghitungan lebih lanjut, harus dipastikan bahwa
anda dapat membaca table diatas. Yang pertama kali harus dipahami adalah nilai-
nilai dalam kolom factor diskonto. Angka-angka itu menunjukkan nilai sekarang
dari setiap rupiah yang diterima atau dikeluarkan, misalnya angka 0,87 di tahun
pertama bermakna bahwa nilai sekarang dari setiap rupiah atau pengeluaran atau
penerimaan seahun mendatang adalah Rp 0,87. Angka ini diperoleh dengan cara
membagi suatu rupiah dengan (1 + 𝑟)1
, atau sama dengan 1/1,15. Angka 0,50 di
tahun kelima diperoleh dengan cara membagi nilai suatu rupiah dengan (1 +
0,15)5
atau sama dengan1/ 2,01.
Nilai sekarang dari kas keluar pada kolom kas keuar diperoleh denagn
cara mengalikan niali nominal kas keluar dengan faktor diskontonya. Misalnya,
nilai sekarang dari investasi awal yang sebesar 1.000 adalah sama dengan 1.000 ,
sebab faktor diskontonya sama dengan 1 {(1/1,15)0
= 1}. Sementara itu nilai
sekarang dari pengeluaran tahun kelima adalah 200 x 0,5 = 100. Dengan cara
yang sama, kita dapat menghitung angka-angka yang tertera dalam kolom arus
kas masuk.
12
Payback Period:
Dengan menggunakan metode diskonto, ternyata sampai tahun ketujuh proyek
belum mencapai titik impas, dilihat dari angka akumulasi arus kas bersih yang
masih -166. Hal ini jauh berbeda dan menggunakan metode nondiskonto.
B/C Ratio :
Rasio B/C = 1.668 / 1.834 = 0,91 dengan memperhitungkan nilai waktu dari
uang, diperoleh rasio B/C yang lebih kecil daripada satu. Proposal proyek ditolak
, kesimpulan yang sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan metode
nondiskonto.
Net Present Value:
Angka NPV = 1.668 – 1.834 = -166. Karena angkanya lebih kecil daripada nol,
proposal ditolak, sebab nilai sekarang dari pengeluaran total lebih besar daripada
nilai sekarang penrimaan total.
Internal Rate of Return:
Diperoleh angka IRR dari proyek adalah sekitar 8%. Angka jauh lebih rendah
dari pada tingkat bunga yang sekitar 15%. Proposal investasi ditolak.
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI
2.4.1 Tingkat pengembalian yang di harapkan ( expected rate of return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yangdiharapkan,
sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1) Kondisi Internal Perusahaan
Adalah faktor-faktor yang berada dibawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek
tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Artinya makin tinggi efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, tingkat
pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
13
Selain tiga aspek teknis diatas, tingkata pengembalian yang diharapkan
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonteknis, terutama di negara sedang
berkembang. Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan
monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
2) Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembalian keputusan
akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestik maupun international. Jika perkiraan tentang
masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya
tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat
dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh
pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan
pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan agregat.
Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga
menentukan investasi. Jika sosial politik makin stabil, investastor umunya juga
meningkat. Demikian juga faktor keamanan (kondisi keamanan negara).
2.4.2 Biaya Investasi
Yang menentukan tingkat biaya investasi adalah bunga pinjaman;
tinggi bunganya, maka biaya investasi makin menurun. Namun tidak jarang
walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah.
Hal ini disebabkan biaya total investasi makin tinggi. Faktor yang
mempengaruhi terutama adalah masalah kelembaban. Misalnya prosedur izin
investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya
ekonomi dengan mempertemukan nilai waktu dan uang dari investasi makin
mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan,
tingkat kepastian hukum, dan stabilitas politik.
2.4.2.1 Marginal Efficienty of Capital (MEC), Tingkat Bunga dan
Marginal Efficienty of Invesment (MEI)
1. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi dan Tingkat
Bunga.
Adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected
rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Pada studi kasus
14
sebelumnya, kita telah membahas hal ini dalam ruang lingkup satu
proyek saja. Padahal dalam kehidupan sehari-hari sebuah
perusahaan, terutama perusahaan multi nasional (MNC) atau
konglomerat lokal, sering merencanakan banyak kegiatan akan
investasi sekaligus.
Misalkan, P.T Bima Sakti sudah menjadi konglomerat dan
ingin memperluas usaha di bidang industri, seperti tercantum
dibawah ini.
Rencana
Investasi
Dana yang
dibutuhkan
(miliyar rupiah)
Tingkat pengembalian yang
diharapkan (MEC) (dalam persen /
tahun)
Industri Kimia 1.500 30
Industri Tekstil 1.000 25
Industri
Makanan
750 20
Industri Ringan 500 18
Industri
Pertanian
250 15
Jika rencana investasi diatas disusum dalam histogram
berdasarkan rangking MEC tertinggi akan diperoleh bentuk
seperti dibawah ini. Penyusunan berdasarkan ranking
berdasarkan MECdilakukan untuk memmpermudah
pengambilan keputusan akan investasi mana yang akan
dilakukan, berkaitan dengan tingkat bunga yang berlaku.
Seandainya tingkat bunga pinjaman hanya 12,5% per
tahun, seluruh rencana investasi layak dilaksankan. Dengan
demikian permintaan investasi di industri pertanian terpaksa
dibatalkan. Permintaan akan PT Bima Sakti berkuran menjadi
Rp 3.750 rupiah. Tingkat bunga pinjaman terus naik sampai
menjadi 28% per tahun. Rencana investasi yang layak, hanya
15
tingga industri kimia, sehingga permintaan investasi tinggal Rp
1.500 miliar. Jika tingkat bungan melebihi angka 30% per
tahun, tidak ada rencana investai yang lebih banyak lagi,
permintaan investasi menjadi sama dengan nol.
Dari Gambar tersebut merupakan Hubungan MEC
dengan Rencana Investasi (Kasus PT Bima Sakti)
Makin tinggi tingkat bunga, tingkat investasi makin
menurun. Hubungan tersebut, dalam konteks PT Bima Sakti,
dapat dinyatakan dalam table.
Tingkat Bunga Pijaman (%
pertahun)
Nilai Investasi yang dibatalkan
(miliar rupiah)
Permintaan
Investasi
(miliar rupiah)
13 0 4.000
17 250 3.750
19 750 3.250
21 1.500 2.500
26 2.500 1.500
31 4.000 0
Table diatas dapat diterjemahkan dalam kurva permintaan investasi PT
Bima Sakti. Slope (kemiringan) kurva permintaan invetasi yang negative
16
menunjukkan hubungan yang berlawanan antara tingkat bungan dan
investasi. Menurunkan kurva permintaan akan investasi nasional (pasar)
adalah sama dengan menurunkan kurva permintaan pasar barang tertentu,
yaitu dengan menjumlahkan secara horizontal total permintaan investasi
dari perusahaan-perusahaa yang ada dalam perekonomian.
Gambar Kurva MEC ( Kasus PT. Bima Sakti )
2. Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Effiency
of Invesment (MEI)
Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi,
kurva MEc secara nasional dapat diturunkan dengan
menjumlahkan secra horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-
perusahaan yang ada dalam perekonomian. Seperti yang tertera
pada kurva berikut ini :
17
MEC Individual dan MEC Total
Tetapi ada beberapa ekonom yang tidak sependapat dengan
cara penurunan kurva MEC diatas. Salah satu kelemahan cara
penurunan diatas adalah harga barang modal (tingkat bunga)
diasumsikan tetap. Padahal jika permintaan akan barang secara
nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya
kenaikan akan investasi tidak sebesar yang digambarkan kurva
MEC.
Kurva yang lebih relevan untuk menjelaskan hal diatas
adalah kurva Marginal Efficiency of Investment (MEI) atau
Efisiensi Investasi Marjinal (EIM). Kurva ini menunjukkan antara
tingkat bunga dengan tingkat investasi dalam suatu perekonomian,
dengan memperhitungkan perubahan harga barang modal.
MEC akan sama besar dengan MEI pada tingkat bunga
tertentu, dimana pembelian barang modal hanya
untukmenggantikan barang modal yang sudah tidak dapat dipakai
lagi. Dalam diagram, kondisi tersebut dimisalkan terjadi pada
tingkat bunga 0% per tahun.
Jika tingkat pinjaman turun menjadi 20%, maka permintaan
akan investasi total, deengan asumsi masing-masing perusahaan
18
berfikir bahwa perusahaan yang lain tidak akan menambah barang
modal, adalah I0. Tetapi karena semua perusahaan ingin
meningkatkan stock barang modal, maka harga barang modal naik.
Kenaikan harga barang modal menyebabkan ada rencana investasi
yang harus dibatalkan karena tidak layak lagi. Akhirnya tingkat
investasi yang sebenarnya hanya berjumlah I1.
Kurva MEC dan MEI
19
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal ( pabrik dan
peralatan), bangunan dan persediaan barang.
2. Pertimbangan pokok ari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present
value) dari uang yang akan kita peroleh dimasa mendatang, atau berapa nilai masa
uang mendatang (future value) dari jumlah uang yang kita investasikan saat ini.
3. Kriteria untuk memutuskan apakah suatu rencana investasi diterima atau ditolak
adalah : payback period, benefit/ cost ratio, net present value dan internal rate of
return.
4. Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sangat ditentukan oleh factor
utama sebagai berikut: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected of return),
biaya investasi, marginal effeciency of capital (MEC), tingkat bunga dan marginal
efficiency of investment (MEI).
20
DAFTAR PUSTAKA
Ekawarna & FachruddiansyahMuslim, 2010,PengantarTeoriEkonomiMakro, Jakarta:Gaung
Persada(GPPress).

More Related Content

What's hot

Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaShelly Intan Permatasari
 
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Jogo Hera
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Ibnu Kurniawan Soetomo
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
Ary Efendi
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Sugeng Budiharsono
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Randiarsa Saputra
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Perubahan Peseimbangan Pasar
Perubahan Peseimbangan PasarPerubahan Peseimbangan Pasar
Perubahan Peseimbangan Pasar
Nurulita Rahayu
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Hilde194
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
Trisnadi Wijaya
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptAnisa Kirana
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
Trisnadi Wijaya
 
Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)
Diana Marlyna
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
YABES HULU
 

What's hot (20)

Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
 
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
Arus lingkaran kegiatan ekonomi (Circular Flow Diagram)
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Biaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasiBiaya produksi presentasi
Biaya produksi presentasi
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Perubahan Peseimbangan Pasar
Perubahan Peseimbangan PasarPerubahan Peseimbangan Pasar
Perubahan Peseimbangan Pasar
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)Contoh soal analisis biaya (2)
Contoh soal analisis biaya (2)
 
Resume kuliah tamu
Resume kuliah tamuResume kuliah tamu
Resume kuliah tamu
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 

Viewers also liked

Teori Investasi
Teori Investasi Teori Investasi
Teori Investasi
Diana Wattimanela
 
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Kartika Dwi Rachmawati
 
jurnal investasi
jurnal investasijurnal investasi
jurnal investasi
Mas Yono
 
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
Kartika Dwi Rachmawati
 
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIAPENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
Rachardy Andriyanto
 
Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)
KhairilJaa
 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Selfia Dewi
 
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
putriwulan_gw
 
Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)
KhairilJaa
 
Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,bradpull
 
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
Bab 4   teori dan perilaku konsumenBab 4   teori dan perilaku konsumen
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
quantum enterprise
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
semua unduh
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeMonika Septian
 

Viewers also liked (17)

Teori Investasi
Teori Investasi Teori Investasi
Teori Investasi
 
TEORI INVESTASI
TEORI INVESTASITEORI INVESTASI
TEORI INVESTASI
 
Makalah investasi
Makalah investasiMakalah investasi
Makalah investasi
 
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
Tingkat investasi di indonesia tahun 2012-2016
 
Sni 4691 1998
Sni 4691 1998Sni 4691 1998
Sni 4691 1998
 
jurnal investasi
jurnal investasijurnal investasi
jurnal investasi
 
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
DATA TINGKAT INVESTASI DI INDONESIA TAHUN 2012-2016
 
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIAPENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
PENANAMAN MODAL ASING DALAM RANGKA INVESTASI DI INDONESIA
 
Lengkap geo
Lengkap geoLengkap geo
Lengkap geo
 
Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)
 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)
 
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
Materi perilaku konsumen putri wulan eka gw 15210470
 
Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)Slide 10 (pe)
Slide 10 (pe)
 
Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,Menurut teori keynes ,,,,
Menurut teori keynes ,,,,
 
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
Bab 4   teori dan perilaku konsumenBab 4   teori dan perilaku konsumen
Bab 4 teori dan perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Teori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resumeTeori ekonomi makro resume
Teori ekonomi makro resume
 

Similar to Teori investasi

Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)
Ismayawati10
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2
Triocahyo Utomo
 
Perencanaan dan Penganggaran Bisnis
Perencanaan dan Penganggaran BisnisPerencanaan dan Penganggaran Bisnis
Perencanaan dan Penganggaran Bisnis
FebbyPerlica
 
perencanaan dan penganggaran bisnis
perencanaan dan penganggaran bisnis perencanaan dan penganggaran bisnis
perencanaan dan penganggaran bisnis
FebbyPerlica
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
tarmidi_saputra
 
Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2
FacturrochmanAlAziz
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
lindaauli29
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
SitiMursadahh
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
 
Makalah manajemen 2
Makalah  manajemen 2Makalah  manajemen 2
Makalah manajemen 2
evlyn selmarisda brilliani
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuangan
Sintiya Sintiya
 
Makalah UAS Manajemen Keuangan
Makalah UAS Manajemen KeuanganMakalah UAS Manajemen Keuangan
Makalah UAS Manajemen Keuangan
NurtiaListiawati
 
Makalah veronika evi siregar(11011700358)
Makalah veronika evi siregar(11011700358)Makalah veronika evi siregar(11011700358)
Makalah veronika evi siregar(11011700358)
VeronikaEviSiregar
 
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
VeronikaEviSiregar
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
putraprakarsapangestu
 
Makalah uas mku
Makalah uas mkuMakalah uas mku
Makalah uas mku
lusi nirmala
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
doni wijaya
 
Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
Universitas bina bangsa
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
Suhartinisuastri
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
Suhartinisuastri
 

Similar to Teori investasi (20)

Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)Bab i pembahasan (repaired)
Bab i pembahasan (repaired)
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2
 
Perencanaan dan Penganggaran Bisnis
Perencanaan dan Penganggaran BisnisPerencanaan dan Penganggaran Bisnis
Perencanaan dan Penganggaran Bisnis
 
perencanaan dan penganggaran bisnis
perencanaan dan penganggaran bisnis perencanaan dan penganggaran bisnis
perencanaan dan penganggaran bisnis
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Makalah manajemen 2
Makalah  manajemen 2Makalah  manajemen 2
Makalah manajemen 2
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuangan
 
Makalah UAS Manajemen Keuangan
Makalah UAS Manajemen KeuanganMakalah UAS Manajemen Keuangan
Makalah UAS Manajemen Keuangan
 
Makalah veronika evi siregar(11011700358)
Makalah veronika evi siregar(11011700358)Makalah veronika evi siregar(11011700358)
Makalah veronika evi siregar(11011700358)
 
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
Tinjauan menyeluruh keuangan veronika evi_siregar(11011700358)
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
 
Makalah uas mku
Makalah uas mkuMakalah uas mku
Makalah uas mku
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
 
Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 

More from Trianingrum

Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RMakalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Trianingrum
 
Hukum bisnis cv pt
Hukum bisnis cv ptHukum bisnis cv pt
Hukum bisnis cv pt
Trianingrum
 
Statistika presentasi kelompok 2
Statistika presentasi kelompok 2Statistika presentasi kelompok 2
Statistika presentasi kelompok 2
Trianingrum
 
Manajemen dan organisasi
Manajemen dan organisasi Manajemen dan organisasi
Manajemen dan organisasi
Trianingrum
 
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Trianingrum
 

More from Trianingrum (6)

Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. RMakalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
Makalah Statistika ekonomi 1 by Tria Ningrum. R
 
Hukum bisnis cv pt
Hukum bisnis cv ptHukum bisnis cv pt
Hukum bisnis cv pt
 
Statistika presentasi kelompok 2
Statistika presentasi kelompok 2Statistika presentasi kelompok 2
Statistika presentasi kelompok 2
 
Manajemen dan organisasi
Manajemen dan organisasi Manajemen dan organisasi
Manajemen dan organisasi
 
Olah raga
Olah ragaOlah raga
Olah raga
 
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomiTeori dan konsep fungsi dalam ekonomi
Teori dan konsep fungsi dalam ekonomi
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

Teori investasi

  • 1. i TEORI INVESTASI Makalah Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro Disusun oleh kelompok 4 : Desi Supriyatin 2014120897 Tria Ningrum 2014121133 PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG Jalan Surya Kencana Nomor 1, Pamulang
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro, pada Jurusan Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang. Adapun judul makalah adalah “Teori Investasi” Pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan segala rasa hormat menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya. 2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang. 3. Bapak H. Buchori, selaku Wakil Rektor I Universitas Pamulang. 4. Bapak H. Endang Ruchiyat, S.E, M.M, selaku Kaprodi Akuntansi 5. Bapak Ahmad Syifa SE., selaku Dosen Pembimbing dari Mata Kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro. 6. Dan kepada rekan-rekan mahasiswa Kelas 02 SAKMA Reguler Malam / R.314/Semester 2 Makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada penulis. Namun penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki belum luas. Sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tangerang, 13 April 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI JUDUL …………………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 1 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 1 1.4 Tujuan Makalah ............................................................................ 2 1.5 Manfaat Makalah ............................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 2.1 Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro ....................................... 3 2.2 Nilai Waktu dan Uang ..................................................................... 5 2.3 Kriteria Investasi ............................................................................ 7 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi.................................... 2 BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 20
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang yang masih muda, berpenghasilan tinggi , dan belum menikah, dapat saja menghabiskan seluruh penghasiannya saat ini. Dengan uangnya, dia pergi jalan-jalan, jajan dan melakukan kegiatan konsumtif lainnya. Tetapi bila dia merencanakan sebuah keluarga, sebagian penghasilan (sumber daya) harus disisihkan untuk persiapan pernikahan. Setelah memiliki anak, mungkin penghasilan dan kekayaannya semakin besar. Namun demi masa depan anaknya, dia pun harus makin rajin menyimpan uangnya. Keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bgian penghasilan demi menigkatkan kemampuan menambah/ menciptakan nilai hidup ( penghasilan dan atau kekayaan) di masa mendatang merupakan investasi.dalam bahasa yang lebih filosofis, segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan/ menambah nilai kegunaan hidup adalah investasi. Jadi investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga bentuk nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dari pengalaman-pengalaman negara maju terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya barang modal dan kualitas sumber daya manusia. Karena itu jika sebuah perekonomian ingin maju, perekonomian tersebut harus melakukan investasi. Pentingnya investasi itulah yang menyebabkan masuk dalam pembahasan khusus di teori makro ekonomi. 1.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dibatasi masalah hanya dalam ruang lingkup Teori Investasi 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang serta rumusan masalah mengenai Teori Investasi, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1.3.1 Investasi apa yang dibahas dalam Ekonomi Makro ?
  • 5. 2 1.3.2 Apa pertimbangan pokok untuk keputusan investasi ? 1.3.3 Apa saja yang termasuk kriteria investasi ? 1.4 Tujuan Makalah Dari rumusan masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyususnan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang Teori Investasi. 1.5 Manfaat Makalah Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan atau manfaat baik secara teoritis maupun secara paraktis. Secara teorotis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.5.1 Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hsil penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini. 1.5.2 Lembaga, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi, referensi untuk lembaga (kampus). 1.5.3 Pembaca, makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO Dalam teori ekonomi makro investasi yang di bahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi ivestasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal ( capital stock ). Yang dimaksud dengan stok barang modal dalam suatu perekonomian, pada saat tertentu. Untuk mempermudah penghitungan, umumnya stok barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah barang modal dikalikan harga perolehan per unit modal. Dengan demikian barang modal merupakan konsep stok (stock concept), karena besarnya dihitung pada suatu periode tertentu. Agar tidak terjadi kerancuan dengan kenyataan sehari-hari, perhitungan investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan/kontruksi, maupun persediaan barang yang masih baru. Jika seorang pengusaha membeli pabrik dan bangunan yang pernah dipakai orang lain, kegiatan tersebut tidak menambah stok barang modal yang baru. 2.1.1 Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Pembangunan Yang tercakup dalam investasi barang modal ( capital goods) dan bangunan (contruction) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin peralatan-peralatan produksi dan bangunan- bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi dalam bentuk harga tetap ( fixed invesment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed invesment adalah pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB). Besarnya angka PMTDB dapat diliahta pada statistik PDB indonesia berdasarkan pengeluaran. Data statistik selama sekitar 30 tahun terakhir ini menunjukkan pengeluaran
  • 7. 4 investasi di indonesia berkisar 30%- 40% PDB, yang berarti pengeluaran terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga. Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhitungkan adlah investasi bersih, yaitu PMTDB dikurangi penyusutan (depresiasi). Penyusutan terhadap barang modal harus dilakukan agar efisiensi ekonomis dari kegiatan produksi tetap terpelihara, bahkan ditingkatkan. Sebab, semakin tua usia mesin, produktivitasnya makin rendah. Akibatnya, walaupun secara teknis masih dapat digunakan, tetapi tidak akan menambah bahkan mengurangi keuntungan ekonomis. 2.1.2 Investasi Persediaan Berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan sering kali memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2000 adalah 50.000 unit. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan sebesar 10.000 unit tersebut dikatakn sebagai investasi yang di rencanakan ( planned invesment ) atau investasi yang diinginkan ( intended invesment). Sebab, memang sudah direncanakan sejak awal. Jika karena suatu hal ( misalnya terjadi resesi ekonomi) jumlah mobil yag terjual hanya 40.000 unit, maka persediaan menjadi 20.000 unit, lebih besar daripada yang direncanakan. Jumlah mobil yang tidak terjual sesuai rencana (unitended invesment). Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/ sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau keuntungan di masa mendatang.
  • 8. 5 2.2 NILAI WAKTU DARI UANG Investasi saat ini tidak serta merta menghasilkan peningkatan pendapatanhari ini juga. Dibutuhkan tenggang waktu. Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, biasanya tenggang waktunya makin pajang. Sebuah restoran yang ingin memperbesar usahanya membeli gedung baru, meja makan dan peralatan-peralatan yang baru, membutuhkan tempo kurang dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi investasi dalam bentuk pendirian pabrik mobil mungkin membutuhkan tenggang waktu sekitar lima tahun. Karena itu, pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang ( present value) dari uang yang kita peroleh di masa mendatang, atau berapa nilai uang masa mendatang ( future value) dari jumlah yang kita investasikan saat ini. 2.2.1 Nilai Sekarang ( present value) Misalkan, Susi ditawari sebuah rencana usaha dengan investasi awal sebesar Rp 100 juta. Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal uang yang dia peroleh adalah Rp 161 juta. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang itu lebih besar daripada Rp 100 juta saat ini? Jika iya, proposal usaha tersebut layak diterima. Sebaliknya, jika tidak. Bagaimana kita mengetahui nilai sekarang dari Rp 161 juta tersebut. Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi ( invesment return) yang Susi harapkan. Seandainya, untuk menjalankan usahanya, Susi harus meminjam dari bank dengan bunga pinjaman 15% per tahun. susi berharap tingkat pengembalian investasi setidaknya sama dengan 15%. Karena itu nilai Rp161 juta harus dideflasi sebesar 15% tersebut dikenal sebagai angka diskonto ( dicount factor). Jika nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima lima tahun mendatang dinotasikan V, nilai Rp 161 juta adaah X, sedangkan waktu adalah t, dan factor diskonto adalah r, maka berdasarkan manipulasi matematika sederhana hubungan antara elemen-elemen tersebut adalah: V = 𝑋 (1+𝑟) 𝑡
  • 9. 6 Dengan menggunakan data-data diatas, V = 161 (1+0,15)5 = 161 (1,15)5 = 161 2,01 = 80,1 Nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima lima tahun mendatang adalah Rp 80,1 juta. Karena nilainya lebih kecil daripada investasi awal, yang besarnya Rp 100 juta, proposal Susi di tolak. Sebab usaha tesebut justru membuat nilai riil uang diinvestasikan makin kecil. Dapat juga dikatakan bahwa return dari investasi lebih kecil dari tingkat bunga pinjaman. Ini bisa di buktikan dengan menggunakan persamaan eksponsial sederhana di bawah ini. Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang dinotasikan sebagai 𝑍𝑡, sedangkan investasi awal dinotasikan sebagai 𝑍0,maka : 𝑍𝑡= 𝑍0(1 + 𝑟) 𝑡 Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang dinotasikan sebagai 𝑍𝑡, 𝑍0, dan t sudah diketahui. Dengan menggunkan data-data di atas , 161 = 100 (1 + 𝑟)5 log 161 = log 100 + 5 log (1+r) 2,2068 = 2,000 + 5 log (1+r) 5 log (1+r) = 0,2068 log (1+r) = 0,0414 anti log (1+r) = 1,10 ; r = 0,1 atau 10% Tingkat pengembalian investasi ternyata hanya 10% per tahun, lebih kecil daripada biaya bunga pinjaman yang 15 % per tahun.
  • 10. 7 2.2.2 Nilai Masa Mendatang ( Future Value) Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama. Dalam kasus diatas, dilihat dari nilai masa uang mendatang, dasar pengambilan keputusan terhadap proposal yang ditawarkan adalah berapa nilai lima tahun mendatang dari uang yang di investasikan saat ini. Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang adalah lebih besar daripada nilai masa mendatang yang diharapkan, proposal usaha diterima. Sebaliknya, jika tidak (nilainya lebih kecil). Jika investasi awal dinotasikan sebagai A, nilai masa mendatang yang di harapkan adalah F, waktu adalah t, dan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan adlah ≥ 15%, maka : F = 100 (1 + 0,15)5 = 100 ( 2,01 ) =201 juta Nilai mendatang ( lima tahun mendatang) yang diharapkan Susi dari investasi saat ini adalah minimal Rp 201 juta. Sedangkan yang ditawarkan proposal usaha hanya Rp 161 juta, karena tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan hanyalah 10%. Proposal di tolak. 2.3 KRITERIA INVESTASI Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan raisonal. Dalam praktik, digunaka beberapa alat bantu atau kriteri-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria-kriteria tersebut disebut kriteria investasi ( investment criteria ). Minimal ada empat criteria investasi yang digunakan dalam praktek, yaitu: 1. Payback Period 2. Benefit/ Cost Ratio 3. Net Present Value 4. Internal Rate of return
  • 11. 8 2.3.1 Payback Period Payback period ( periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang di butuhkan makin pendek, proposal investasi di anggap tidak makin baik. Kendati pun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun). Misalnya, investasi perkebunan kelapa sawit baru mencapai titik impas sekitar 8-10 tahun. Dilihat dari sudut ini, investasi perkebunan kelapa sawit kurang baik dibanding investasi perkebunan singkong ( ubi kayu), karena payback period investasi kebun singkong mungkin hanya dua tahunan. Namun dilihat dari sisi-sisi yang lain, investasi perkebunan kelapa sawit jauh lebih menguntungkan disbanding singkong. 2.3.2 Benefit / Cost ratio (B/C Ratio ) B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan di banding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinitasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilakan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C > 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B< C 1, sebab berarti output yag dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 2.3.3 Net Persent Value (NPV) Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non discount method). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C > 1, [padahal nilai sekarangnya sangat kecil. Jika memperhitungkan nilai waktu dari uang, barang kali B/C <1. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka niali sekarang didiskontokan (discount method)
  • 12. 9 seperti contoh-contoh sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total. 2.3.4 Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak ren=cana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandimgan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan ( r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya. CONTOH KASUS: Kepada PT Bima Sakti ditawarkan sebuah proposal investasi berupa proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah tapoka di daerah Lampung. Usia proyek direncanakan 7 tahun. Investasi awal yang di butuhkan Rp 1 Miliyar (1.000juta). persiapan pembangunan pabrik 1 tahun. Selama proses persiapan tidak dikeluakan biaya operasional. Pabrik mulai berproduksi pada tahun pertama dan langsung berproduksi dengan kapasitas penuh. Biaya-biaya maupun penerimaan hasil penjualan selama 7 tahun mendatang dianggap tetap. Biaya operasional per tahun Rp 200 juta. Penerimaan pertahun Rp 400 juta. Pada saat proyek ditutup 7 tahun kemudian, nilai sisa dari barang-barang modal (investasi awal ) adalah sama dengan nol. Jika dana untuk proyrk berasal dari pinjaman dengan bunga 15%per tahun, hitunglah apakah proposal investasi tersebut dapat diterima. Sekarang kita hitung apakah proposal investasi diterima atau tidak? Biaya-biaya yang dikeluarkan, termasuk investasi awal, dinotasikan C. penerimaan dinotasikan sebagai B dan tingkat diskonto yang digunakan adalah 15%. Dengan informasi-informasi diatas, kita dapat menyusun table arus kas keluar masuk ( cash flow) seperti dibawah ini:
  • 13. 10 Tahun Kas Keluar(C) Kas Masuk(B) Arus Kas Bersih (B)-(C) Akumulasi Arus Kas Bersih 0 1.000 0 -1.000 -1.000 1 200 400 200 -800 2 200 400 200 -600 3 200 400 200 -400 4 200 400 200 -200 5 200 400 200 0 6 200 400 200 200 7 200 400 200 400 Total 2.400 2.800 400 a. Metode Non Diskoto ( Non Discounted Method ) Dengan metode nondiskonto, kita hanya memperhitungkan nilai nominal arus kas keluar masuk. Dari angka-angka dalam table, kita dapat menghitung payback period dan B/C ratio. Payback Period Payback Period dilihat dari angka akumulasi kas bersih pada saat mencapai nol. Pada saat itu proyek telah mencapai titik impas. Dari table terlihat kondisi itu tecapai di tahun kelima. Periode titik impas adalah lima tahun. B/C Ratio: Nilai B/C= 2.800/2.400 = 1,17. Karena B/C, proposal investasi dapat diterima! Benarkah demikian? Mari bandingkan dengan hasil evaluasi yang memerhitungkan nilai waktu dari uang. b. Metode Diskonto (Discounted Method) Jika menggunakan metode diskonto, maka nilai-nilai B, C dan otomatis B-C didiskontokan sebesar 15% per tahun. Hasilnya sebagai berikut.
  • 14. 11 Tahun Faktor Diskonto 15% Kas Keluar (C) Kas Masuk (B) Arus Kas Bersih (B)-(C) Akumulasi Arus Kas Bersih 0 1,00 1.000 0 -1.000 -1.000 1 0,87 174 348 174 -826 2 0,76 152 304 152 -674 3 0,66 132 264 132 -542 4 0,57 114 228 114 -428 5 0,50 100 200 100 -328 6 0,43 86 172 86 -242 7 0,38 76 15 276 -166 Total 1.834 1.668 -116 Sebelum melakukan penghitungan lebih lanjut, harus dipastikan bahwa anda dapat membaca table diatas. Yang pertama kali harus dipahami adalah nilai- nilai dalam kolom factor diskonto. Angka-angka itu menunjukkan nilai sekarang dari setiap rupiah yang diterima atau dikeluarkan, misalnya angka 0,87 di tahun pertama bermakna bahwa nilai sekarang dari setiap rupiah atau pengeluaran atau penerimaan seahun mendatang adalah Rp 0,87. Angka ini diperoleh dengan cara membagi suatu rupiah dengan (1 + 𝑟)1 , atau sama dengan 1/1,15. Angka 0,50 di tahun kelima diperoleh dengan cara membagi nilai suatu rupiah dengan (1 + 0,15)5 atau sama dengan1/ 2,01. Nilai sekarang dari kas keluar pada kolom kas keuar diperoleh denagn cara mengalikan niali nominal kas keluar dengan faktor diskontonya. Misalnya, nilai sekarang dari investasi awal yang sebesar 1.000 adalah sama dengan 1.000 , sebab faktor diskontonya sama dengan 1 {(1/1,15)0 = 1}. Sementara itu nilai sekarang dari pengeluaran tahun kelima adalah 200 x 0,5 = 100. Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung angka-angka yang tertera dalam kolom arus kas masuk.
  • 15. 12 Payback Period: Dengan menggunakan metode diskonto, ternyata sampai tahun ketujuh proyek belum mencapai titik impas, dilihat dari angka akumulasi arus kas bersih yang masih -166. Hal ini jauh berbeda dan menggunakan metode nondiskonto. B/C Ratio : Rasio B/C = 1.668 / 1.834 = 0,91 dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang, diperoleh rasio B/C yang lebih kecil daripada satu. Proposal proyek ditolak , kesimpulan yang sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan metode nondiskonto. Net Present Value: Angka NPV = 1.668 – 1.834 = -166. Karena angkanya lebih kecil daripada nol, proposal ditolak, sebab nilai sekarang dari pengeluaran total lebih besar daripada nilai sekarang penrimaan total. Internal Rate of Return: Diperoleh angka IRR dari proyek adalah sekitar 8%. Angka jauh lebih rendah dari pada tingkat bunga yang sekitar 15%. Proposal investasi ditolak. 2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI 2.4.1 Tingkat pengembalian yang di harapkan ( expected rate of return) Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yangdiharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan. 1) Kondisi Internal Perusahaan Adalah faktor-faktor yang berada dibawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya makin tinggi efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
  • 16. 13 Selain tiga aspek teknis diatas, tingkata pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonteknis, terutama di negara sedang berkembang. Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi. 2) Kondisi Eksternal Perusahaan Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembalian keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun international. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan investasi. Jika sosial politik makin stabil, investastor umunya juga meningkat. Demikian juga faktor keamanan (kondisi keamanan negara). 2.4.2 Biaya Investasi Yang menentukan tingkat biaya investasi adalah bunga pinjaman; tinggi bunganya, maka biaya investasi makin menurun. Namun tidak jarang walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi makin tinggi. Faktor yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembaban. Misalnya prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan mempertemukan nilai waktu dan uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, dan stabilitas politik. 2.4.2.1 Marginal Efficienty of Capital (MEC), Tingkat Bunga dan Marginal Efficienty of Invesment (MEI) 1. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi dan Tingkat Bunga. Adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Pada studi kasus
  • 17. 14 sebelumnya, kita telah membahas hal ini dalam ruang lingkup satu proyek saja. Padahal dalam kehidupan sehari-hari sebuah perusahaan, terutama perusahaan multi nasional (MNC) atau konglomerat lokal, sering merencanakan banyak kegiatan akan investasi sekaligus. Misalkan, P.T Bima Sakti sudah menjadi konglomerat dan ingin memperluas usaha di bidang industri, seperti tercantum dibawah ini. Rencana Investasi Dana yang dibutuhkan (miliyar rupiah) Tingkat pengembalian yang diharapkan (MEC) (dalam persen / tahun) Industri Kimia 1.500 30 Industri Tekstil 1.000 25 Industri Makanan 750 20 Industri Ringan 500 18 Industri Pertanian 250 15 Jika rencana investasi diatas disusum dalam histogram berdasarkan rangking MEC tertinggi akan diperoleh bentuk seperti dibawah ini. Penyusunan berdasarkan ranking berdasarkan MECdilakukan untuk memmpermudah pengambilan keputusan akan investasi mana yang akan dilakukan, berkaitan dengan tingkat bunga yang berlaku. Seandainya tingkat bunga pinjaman hanya 12,5% per tahun, seluruh rencana investasi layak dilaksankan. Dengan demikian permintaan investasi di industri pertanian terpaksa dibatalkan. Permintaan akan PT Bima Sakti berkuran menjadi Rp 3.750 rupiah. Tingkat bunga pinjaman terus naik sampai menjadi 28% per tahun. Rencana investasi yang layak, hanya
  • 18. 15 tingga industri kimia, sehingga permintaan investasi tinggal Rp 1.500 miliar. Jika tingkat bungan melebihi angka 30% per tahun, tidak ada rencana investai yang lebih banyak lagi, permintaan investasi menjadi sama dengan nol. Dari Gambar tersebut merupakan Hubungan MEC dengan Rencana Investasi (Kasus PT Bima Sakti) Makin tinggi tingkat bunga, tingkat investasi makin menurun. Hubungan tersebut, dalam konteks PT Bima Sakti, dapat dinyatakan dalam table. Tingkat Bunga Pijaman (% pertahun) Nilai Investasi yang dibatalkan (miliar rupiah) Permintaan Investasi (miliar rupiah) 13 0 4.000 17 250 3.750 19 750 3.250 21 1.500 2.500 26 2.500 1.500 31 4.000 0 Table diatas dapat diterjemahkan dalam kurva permintaan investasi PT Bima Sakti. Slope (kemiringan) kurva permintaan invetasi yang negative
  • 19. 16 menunjukkan hubungan yang berlawanan antara tingkat bungan dan investasi. Menurunkan kurva permintaan akan investasi nasional (pasar) adalah sama dengan menurunkan kurva permintaan pasar barang tertentu, yaitu dengan menjumlahkan secara horizontal total permintaan investasi dari perusahaan-perusahaa yang ada dalam perekonomian. Gambar Kurva MEC ( Kasus PT. Bima Sakti ) 2. Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Effiency of Invesment (MEI) Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEc secara nasional dapat diturunkan dengan menjumlahkan secra horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan- perusahaan yang ada dalam perekonomian. Seperti yang tertera pada kurva berikut ini :
  • 20. 17 MEC Individual dan MEC Total Tetapi ada beberapa ekonom yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC diatas. Salah satu kelemahan cara penurunan diatas adalah harga barang modal (tingkat bunga) diasumsikan tetap. Padahal jika permintaan akan barang secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan akan investasi tidak sebesar yang digambarkan kurva MEC. Kurva yang lebih relevan untuk menjelaskan hal diatas adalah kurva Marginal Efficiency of Investment (MEI) atau Efisiensi Investasi Marjinal (EIM). Kurva ini menunjukkan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi dalam suatu perekonomian, dengan memperhitungkan perubahan harga barang modal. MEC akan sama besar dengan MEI pada tingkat bunga tertentu, dimana pembelian barang modal hanya untukmenggantikan barang modal yang sudah tidak dapat dipakai lagi. Dalam diagram, kondisi tersebut dimisalkan terjadi pada tingkat bunga 0% per tahun. Jika tingkat pinjaman turun menjadi 20%, maka permintaan akan investasi total, deengan asumsi masing-masing perusahaan
  • 21. 18 berfikir bahwa perusahaan yang lain tidak akan menambah barang modal, adalah I0. Tetapi karena semua perusahaan ingin meningkatkan stock barang modal, maka harga barang modal naik. Kenaikan harga barang modal menyebabkan ada rencana investasi yang harus dibatalkan karena tidak layak lagi. Akhirnya tingkat investasi yang sebenarnya hanya berjumlah I1. Kurva MEC dan MEI
  • 22. 19 BAB III KESIMPULAN 1. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal ( pabrik dan peralatan), bangunan dan persediaan barang. 2. Pertimbangan pokok ari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan kita peroleh dimasa mendatang, atau berapa nilai masa uang mendatang (future value) dari jumlah uang yang kita investasikan saat ini. 3. Kriteria untuk memutuskan apakah suatu rencana investasi diterima atau ditolak adalah : payback period, benefit/ cost ratio, net present value dan internal rate of return. 4. Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sangat ditentukan oleh factor utama sebagai berikut: tingkat pengembalian yang diharapkan (expected of return), biaya investasi, marginal effeciency of capital (MEC), tingkat bunga dan marginal efficiency of investment (MEI).
  • 23. 20 DAFTAR PUSTAKA Ekawarna & FachruddiansyahMuslim, 2010,PengantarTeoriEkonomiMakro, Jakarta:Gaung Persada(GPPress).