SlideShare a Scribd company logo
TEORI RELAVITAS
KHUSUS
Transformasi Galileo
Prinsip relativitas galileo dikenal sebagai prinsip
relativitas klasik. Karena hanya berkaitan
denganhukum hukum gerak newton. Persoalan
perambatan gelombang elektromagnetik (cahaya)
tidak ditinjau dalam prinsip ini.
Prinsip galileo dibangun berdasarkan dua postulat
antara lain :
1. Waktu adalah besaran mutlak
2. Hukum -hukum gerak newton tidak berubah
(invarian)
Transformasi Galileo hanya berlaku jika
kecepatan-kecepatan yang digunakan
tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih
kecil dari kecepatan cahaya.
Sebagai ilustrasi seorang anak pergi naik kereta. Apabila bersamaan
kereta itu bergerak, anak tersebut juga berjalan di dalam gerbong
kereta api searah dengan gerak kereta dengan kecepatan vx’ relatif
terhadap kereta api.
Kecepatan anak dalam kereta
tersebut berjalan menurut
pengamat yang berada di S dan
S’ dapat ditentukan menurut
Transformasi Galileo sebagai
berikut :
Pengamat di S’ anak dalam
kereta tersebut berjalan dengan
kecepatan v’x sebesar :
Pengamat di S anak dalam
kereta tersebut berjalan dengan
kecepatan vx sebesar :
Contoh Soal
Sebuah kereta api bergerak dengan
kecepatan 60 km/jam. Seorang penumpang
berjalan dalam kereta dengan kecepatan 6
km/jam searah dengan kereta. Berapa
kecepatan penumpang tersebut terhadap
orang yang diam di tepi rel?
Jawab:
Kita dapat menyelesaikannya dengan
persamaan Transformasi Galileo untuk
kecepatan: u’x
u’x = ux - v
Dik : ux = 6 km/jam
v = 60 km/jam
Dit : ux?
ux = u’x + v
ux = u’x + v
ux = 6 km/jam + 60 km/jam
ux = 66 km/jam.
PENJUMLAHAN KECEPATAN
EINSTEIN
Suatu permasalahan menarik ketika postulat kedua Einstein menyatakan
bahwa kelajuan cahaya sama bagi semua pengamat, tidak bergantung
gerak sumber maupun pengamat. Tetapi ketika kita berada dalam suatu
kerangka yang bergerak konstan terhadap kerangka lain, dalam kerangka
pertama kita menembakkan cahaya ke arah depan, pengamat dalam
kerangka lain tentunya akan mendapatkan bawah kelajuan cahaya akan
le bih besar dari c, dan tentunya hal tersebut melanggar atau tidak sesuai
dengan postulat Einstein. Transformasi koordinat gerak tentunya harus
dikoreksi sebagaimana kecepatan cahaya haruslah tetap bernilai c bagi
semua pengamat. Tidak bergantung pada gerak sumber atau pengamat.
Albert Einstein mengusulkan suatu bentuk penjumlahan kecepatan yang lebih umum. Misalkan sebuah kereta
sedang bergerak ke arah sumbu x positif dengan kecepatan u. Kemudian dalam kereta ada petugas yang
berjalan dengan kecepatan v terhadap kereta.
Menurut pengamatan di tanah, kecepatan
penumpang yang berjalan searah kereta
bukan w=u+v, tetapi
Contoh Soal
Jawab :
Kita mencoba tentukan arah kanan sebagai arah positif, B bergerak ke arah kiri.
Berdasarkan relativitas Einstein
Dik : v’k = 0,5 c
Dit : vx?
v = 0,4 c
vx = 0,75
Dua pesawat A dan B bergerak
dalam arah yang berlawanan.
Kelajuan pesawat A sebesar 0,5
c dan kelajuan pesawat B
adalah 0,4 c. Tentukanlah
kelajuan pesawat A relatif
terhadap B!
Transformasi
Lorentz
seperangkat transformasi linear satu-
parameter dari sistem koordinat suatu
kerangka acuan dalam ruang waktu ke
kerangka yang lain yang bergerak dengan
kecepatan yang konstan (parameternya) relatif
terhadap kerangka yang awal.
Bentuk paling umum dari transformasi ini, dengan
parameter sebuah konstanta real melambangkan
kecepatan sejajar sumbu-x, dituliskan sebagai berikut:
dengan (t, x, y, z) dan (t′, x′, y′, z′) adalah
koordinat suatu kejadian dalam dua kerangka, di
mana salah satu kerangka diamati sedang
bergerak dengan kecepatan v sejajar sumbu-x
menurut kerangka yang lainnya, c adalah laji
cahaya, dan
adalah faktor lorenz.
Contoh Soal
Menurut O’ sebuah cahaya kilat menyambar di x’ = 60 m, y’
= z’ = 0, t’ = 8 x 10‾8 O’ memiliki kecepatan 0,6 c sepanjang
x dari O. Tentukanlah koordinat-koordinat ruang waktu dari
sambaran kilat menurut O ?
Kontraksi Lorenz
fenomena memendeknya sebuah objek yang diukur oleh
pengamat yang sedang bergerak pada kecepatan bukan nol
relatif terhadap objek tersebut.
Efek ini hampir tidak terlihat pada kecepatan
sehari-hari dan diabaikan untuk semua kegiatan
umum. Hanya pada kecepatan sangat tinggi
baru efek ini dapat teramati. Pada kecepatan
13.400.000 m/s (30 juta mph, 0.0447c)
kontraksi panjangnya adalah 99.9% dari panjang
saat diam; pada kecepatan 42.300.000 m/s (95
juta mph, 0.141c), panjangnya masih 99%.
Ketika semakin mendekati kecepatan cahaya,
maka efeknya semakin kelihatan, seperti pada
rumus:
dan faktor lorenz, γ(v), didefinisikan dengan
:
Contoh Soal
Jawab:
Diketahui: panjang sejati pesawat L0 = 6,5 m dan
penyusutan panjangnya L = 2,5 m, maka kecepatan
pesawat adalah
L = L0[1 – (v/c)2]1/2
2,5 = 6,5[1 – (v/c)2]1/2
5/13 = [1 – (v/c)2]1/2
25/169 = 1 – (v/c)2
(v/c)2 = 144/169
v = 12c/13
Jadi, kecepatan pesawat 12c/13
Sebuah pesawat antariksa mempunyai
panjang 6,5 m dikala diukur dalam
keadaan membisu di Bumi. Berapakah
kelajuan pesawat tersebut dikala panjang
pesawat berdasarkan pengamat di Bumi
ialah 2,5 m? nyatakan dalam c!
Dilatasi waktu merupakan interval waktu yang berbeda jika dilihat oleh pengamat yang berbeda.
Rumus dilatasi waktu adalah:
Dilatasi Waktu
Contoh:
Ketika mengamati motor di pinggir jalan bergerak sangat
cepat, tapi bagi penumpang pesawat yang mungkin kebetulan
melihat motor yang sama dengan yang dilihat saat itu, akan
berkata motor itu sangat lambat.
Contoh
Ketika Si A sedang melakukan lemparan bola sejauh x meter
ke arah depan. Temannya si B mengamati si A dan
mendapati bahwa kecepatan bola ialah v m/s. Karena
mereka sama-sama diam maka kecepatan ini juga sama bagi
si A. Namun jika si A berpindah ke dalam kereta yang melaju
dengan kecepatan v‘ m/s dan tetap melakukan lemparan
bola seperti sebelumnya maka kecepatan bola tersebut tidak
lagi sama bagi si A dan si B, si A akan merasa kecepatan
bola tetap yakni sebesar v m/s dan si B yang tetap diam
akan merasa bola bergerak lebih cepat lebih tepatnya
kecepatan bola mendapat tambahan dari kecepatan kereta
atau untuk si B kecepatan bola menjadi (v + v’) m/s
Simultanitas
dua kejadian yang terjadi secara bersamaan (simultan) dalam suatu
kerangka acuan tetapi tidak simultan jika di kerangka acuan lainnya.
Contohnya
Bayangkan sebuah gerbong kereta api, yang bergerak
dengan kecepatan konstan di sepanjang lintasan lurus. Di
tengah mobil, kilatan cahaya dilepaskan, dan cahaya
menyebar dengan kecepatan c. Karena jarak antara
sumber cahaya dan kedua ujung mobil sama, pengamat di
dalamnya akan mendeteksi cahaya yang mencapai ujung
depan dan belakang mobil secara bersamaan. Namun,
bagi seorang pengamat di luar mobil, kedua kejadian
tersebut tidak terjadi bersamaan
Thank You

More Related Content

What's hot

Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Risdawati Hutabarat
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
Samms H-Kym
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
 
Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]
keynahkhun
 
Potensial listrik
Potensial listrikPotensial listrik
Potensial listrik
marifhidayah
 
Deviasi dan dispersi
Deviasi dan dispersiDeviasi dan dispersi
Deviasi dan dispersi
Kira R. Yamato
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Erliana Amalia Diandra
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Nurfaizatul Jannah
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
Mario Yuven
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
GGM Spektafest
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
Najarudin Irfani
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Adli Sone
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
Harisman Nizar
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
umammuhammad27
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Lydia Nurkumalawati
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
Khairi Ramdhani
 

What's hot (20)

Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Potensial listrik
Potensial listrikPotensial listrik
Potensial listrik
 
Deviasi dan dispersi
Deviasi dan dispersiDeviasi dan dispersi
Deviasi dan dispersi
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
 
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNETMODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
MODUL FISIKA LISTRIK DAN MAGNET
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
2 b 59_utut muhammad_laporan_rrc
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 

Similar to Teori Relativitas Khusus

RELATIVITAS.ppt
RELATIVITAS.pptRELATIVITAS.ppt
RELATIVITAS.ppt
PratamaKusma
 
Materi relatifitas
Materi relatifitasMateri relatifitas
Materi relatifitas
eli priyatna laidan
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...10DEKY
 
Bab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususBab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususRiiNii Sukrini
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khususnurwani
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1Paarief Udin
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
Paarief Udin
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
Rahmat Iqbal
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
1habib
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
Reza Putra
 
Fostulap einstein
Fostulap einsteinFostulap einstein
Fostulap einstein
panji andrian
 
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptxBAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
AnimeoMiru
 
Tugas fisika nadiva
Tugas fisika nadivaTugas fisika nadiva
Tugas fisika nadiva
caesarrizta- nadiva
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
ruth568265
 
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Sederhana ke Kompleks -  zainal abidinSederhana ke Kompleks -  zainal abidin
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Zainal Abidin Mustofa
 
Transformasi lorenz
Transformasi lorenzTransformasi lorenz
Transformasi lorenz
Anggita Rizqia
 

Similar to Teori Relativitas Khusus (20)

RELATIVITAS.ppt
RELATIVITAS.pptRELATIVITAS.ppt
RELATIVITAS.ppt
 
Materi relatifitas
Materi relatifitasMateri relatifitas
Materi relatifitas
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
 
Bab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususBab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khusus
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khusus
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
 
Fostulap einstein
Fostulap einsteinFostulap einstein
Fostulap einstein
 
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptxBAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
 
Tugas fisika nadiva
Tugas fisika nadivaTugas fisika nadiva
Tugas fisika nadiva
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Bab Relativitas
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Sederhana ke Kompleks -  zainal abidinSederhana ke Kompleks -  zainal abidin
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
 
Transformasi lorenz
Transformasi lorenzTransformasi lorenz
Transformasi lorenz
 

More from TaridaTarida1

Benzena
BenzenaBenzena
Benzena
TaridaTarida1
 
Senyawa Karbon
Senyawa KarbonSenyawa Karbon
Senyawa Karbon
TaridaTarida1
 
Katabolisme
KatabolismeKatabolisme
Katabolisme
TaridaTarida1
 
Pencernaan
PencernaanPencernaan
Pencernaan
TaridaTarida1
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
TaridaTarida1
 
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan LinearBeberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
TaridaTarida1
 

More from TaridaTarida1 (6)

Benzena
BenzenaBenzena
Benzena
 
Senyawa Karbon
Senyawa KarbonSenyawa Karbon
Senyawa Karbon
 
Katabolisme
KatabolismeKatabolisme
Katabolisme
 
Pencernaan
PencernaanPencernaan
Pencernaan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan LinearBeberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
 

Recently uploaded

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 

Teori Relativitas Khusus

  • 2. Transformasi Galileo Prinsip relativitas galileo dikenal sebagai prinsip relativitas klasik. Karena hanya berkaitan denganhukum hukum gerak newton. Persoalan perambatan gelombang elektromagnetik (cahaya) tidak ditinjau dalam prinsip ini. Prinsip galileo dibangun berdasarkan dua postulat antara lain : 1. Waktu adalah besaran mutlak 2. Hukum -hukum gerak newton tidak berubah (invarian)
  • 3. Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya. Sebagai ilustrasi seorang anak pergi naik kereta. Apabila bersamaan kereta itu bergerak, anak tersebut juga berjalan di dalam gerbong kereta api searah dengan gerak kereta dengan kecepatan vx’ relatif terhadap kereta api.
  • 4. Kecepatan anak dalam kereta tersebut berjalan menurut pengamat yang berada di S dan S’ dapat ditentukan menurut Transformasi Galileo sebagai berikut : Pengamat di S’ anak dalam kereta tersebut berjalan dengan kecepatan v’x sebesar : Pengamat di S anak dalam kereta tersebut berjalan dengan kecepatan vx sebesar :
  • 5. Contoh Soal Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 60 km/jam. Seorang penumpang berjalan dalam kereta dengan kecepatan 6 km/jam searah dengan kereta. Berapa kecepatan penumpang tersebut terhadap orang yang diam di tepi rel? Jawab: Kita dapat menyelesaikannya dengan persamaan Transformasi Galileo untuk kecepatan: u’x u’x = ux - v Dik : ux = 6 km/jam v = 60 km/jam Dit : ux? ux = u’x + v ux = u’x + v ux = 6 km/jam + 60 km/jam ux = 66 km/jam.
  • 6. PENJUMLAHAN KECEPATAN EINSTEIN Suatu permasalahan menarik ketika postulat kedua Einstein menyatakan bahwa kelajuan cahaya sama bagi semua pengamat, tidak bergantung gerak sumber maupun pengamat. Tetapi ketika kita berada dalam suatu kerangka yang bergerak konstan terhadap kerangka lain, dalam kerangka pertama kita menembakkan cahaya ke arah depan, pengamat dalam kerangka lain tentunya akan mendapatkan bawah kelajuan cahaya akan le bih besar dari c, dan tentunya hal tersebut melanggar atau tidak sesuai dengan postulat Einstein. Transformasi koordinat gerak tentunya harus dikoreksi sebagaimana kecepatan cahaya haruslah tetap bernilai c bagi semua pengamat. Tidak bergantung pada gerak sumber atau pengamat. Albert Einstein mengusulkan suatu bentuk penjumlahan kecepatan yang lebih umum. Misalkan sebuah kereta sedang bergerak ke arah sumbu x positif dengan kecepatan u. Kemudian dalam kereta ada petugas yang berjalan dengan kecepatan v terhadap kereta.
  • 7. Menurut pengamatan di tanah, kecepatan penumpang yang berjalan searah kereta bukan w=u+v, tetapi
  • 8. Contoh Soal Jawab : Kita mencoba tentukan arah kanan sebagai arah positif, B bergerak ke arah kiri. Berdasarkan relativitas Einstein Dik : v’k = 0,5 c Dit : vx? v = 0,4 c vx = 0,75 Dua pesawat A dan B bergerak dalam arah yang berlawanan. Kelajuan pesawat A sebesar 0,5 c dan kelajuan pesawat B adalah 0,4 c. Tentukanlah kelajuan pesawat A relatif terhadap B!
  • 9. Transformasi Lorentz seperangkat transformasi linear satu- parameter dari sistem koordinat suatu kerangka acuan dalam ruang waktu ke kerangka yang lain yang bergerak dengan kecepatan yang konstan (parameternya) relatif terhadap kerangka yang awal. Bentuk paling umum dari transformasi ini, dengan parameter sebuah konstanta real melambangkan kecepatan sejajar sumbu-x, dituliskan sebagai berikut:
  • 10. dengan (t, x, y, z) dan (t′, x′, y′, z′) adalah koordinat suatu kejadian dalam dua kerangka, di mana salah satu kerangka diamati sedang bergerak dengan kecepatan v sejajar sumbu-x menurut kerangka yang lainnya, c adalah laji cahaya, dan adalah faktor lorenz.
  • 11. Contoh Soal Menurut O’ sebuah cahaya kilat menyambar di x’ = 60 m, y’ = z’ = 0, t’ = 8 x 10‾8 O’ memiliki kecepatan 0,6 c sepanjang x dari O. Tentukanlah koordinat-koordinat ruang waktu dari sambaran kilat menurut O ?
  • 12. Kontraksi Lorenz fenomena memendeknya sebuah objek yang diukur oleh pengamat yang sedang bergerak pada kecepatan bukan nol relatif terhadap objek tersebut. Efek ini hampir tidak terlihat pada kecepatan sehari-hari dan diabaikan untuk semua kegiatan umum. Hanya pada kecepatan sangat tinggi baru efek ini dapat teramati. Pada kecepatan 13.400.000 m/s (30 juta mph, 0.0447c) kontraksi panjangnya adalah 99.9% dari panjang saat diam; pada kecepatan 42.300.000 m/s (95 juta mph, 0.141c), panjangnya masih 99%. Ketika semakin mendekati kecepatan cahaya, maka efeknya semakin kelihatan, seperti pada rumus: dan faktor lorenz, γ(v), didefinisikan dengan :
  • 13. Contoh Soal Jawab: Diketahui: panjang sejati pesawat L0 = 6,5 m dan penyusutan panjangnya L = 2,5 m, maka kecepatan pesawat adalah L = L0[1 – (v/c)2]1/2 2,5 = 6,5[1 – (v/c)2]1/2 5/13 = [1 – (v/c)2]1/2 25/169 = 1 – (v/c)2 (v/c)2 = 144/169 v = 12c/13 Jadi, kecepatan pesawat 12c/13 Sebuah pesawat antariksa mempunyai panjang 6,5 m dikala diukur dalam keadaan membisu di Bumi. Berapakah kelajuan pesawat tersebut dikala panjang pesawat berdasarkan pengamat di Bumi ialah 2,5 m? nyatakan dalam c!
  • 14. Dilatasi waktu merupakan interval waktu yang berbeda jika dilihat oleh pengamat yang berbeda. Rumus dilatasi waktu adalah: Dilatasi Waktu Contoh: Ketika mengamati motor di pinggir jalan bergerak sangat cepat, tapi bagi penumpang pesawat yang mungkin kebetulan melihat motor yang sama dengan yang dilihat saat itu, akan berkata motor itu sangat lambat.
  • 15. Contoh Ketika Si A sedang melakukan lemparan bola sejauh x meter ke arah depan. Temannya si B mengamati si A dan mendapati bahwa kecepatan bola ialah v m/s. Karena mereka sama-sama diam maka kecepatan ini juga sama bagi si A. Namun jika si A berpindah ke dalam kereta yang melaju dengan kecepatan v‘ m/s dan tetap melakukan lemparan bola seperti sebelumnya maka kecepatan bola tersebut tidak lagi sama bagi si A dan si B, si A akan merasa kecepatan bola tetap yakni sebesar v m/s dan si B yang tetap diam akan merasa bola bergerak lebih cepat lebih tepatnya kecepatan bola mendapat tambahan dari kecepatan kereta atau untuk si B kecepatan bola menjadi (v + v’) m/s
  • 16. Simultanitas dua kejadian yang terjadi secara bersamaan (simultan) dalam suatu kerangka acuan tetapi tidak simultan jika di kerangka acuan lainnya. Contohnya Bayangkan sebuah gerbong kereta api, yang bergerak dengan kecepatan konstan di sepanjang lintasan lurus. Di tengah mobil, kilatan cahaya dilepaskan, dan cahaya menyebar dengan kecepatan c. Karena jarak antara sumber cahaya dan kedua ujung mobil sama, pengamat di dalamnya akan mendeteksi cahaya yang mencapai ujung depan dan belakang mobil secara bersamaan. Namun, bagi seorang pengamat di luar mobil, kedua kejadian tersebut tidak terjadi bersamaan