SlideShare a Scribd company logo
RUANG LINGKUP DAN PENDEKATAN KAJIAN 
Ruang Lingkup Teori Politik 
1. Pengertian Teori Politik 
Teori politik menurut Miriam Budiardjo “Teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) 
tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan 
dan kebutuhan-kebutuhan yang dtimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajiban-kewajiban 
(obligations)yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.” 
Miriam Budiardjo dan Landman membedakan dua macam teori politik ke dalam Valuational 
Theories dan Empirical Theories 
Alat analisis (tools of analysis) menurut Ian Craib “Teori itu merupakan suatu bantuan kalau 
kita dapat mempelajari sesuatu yang baru daripadanya dan itu hanya mungkin kalau kita dapat 
menggunakannya.” 
2. Perbedaan antara Filsafat Politik, Teori Politik Empiris dan Ideologi Politik 
a. Filsafat Politik 
Kecintaan terhadap kebijaksanaan yang diperoleh dari perenungan atau kontemplasi 
untuk mencari kebenaran. 
b. Teori Politik Empiris 
Generalisai-generalisasi yang terdiri dari hubungan antar konsep yang memiliki hubungan 
sebab akibat ataupun hubungan antar konsep non kausalitas yang tujuannya untuk 
menjelaskan fenomena-fenomena politik. 
c. Ideologi Politik 
Himpunan nilai, ide, atau norma, kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki oleh 
seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap 
kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang menentukan perilaku 
politiknya. 
Konsep-konsep Teori Politik 
1. Atribut-atribut Pembentuk Teori Politik 
Miriam Budiardjo “unsur yang penting dalam usaha kita untuk “mengerti” dunia 
sekelilingnya. Mengerti itu hanya dapat dicapai melalui pikiran kita” 
2. Konsep-konsep yang Membentuk Teori Politik 
Kekuasaan, Otoritas, dan Legitimasi 
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk membuat tingkah 
laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dan tujuan dari pemilik kekuasaan.
Otoritas, kekuasaan tidak hanya memiliki ‘kemampuan’ agar orang yang dikuasai memenuhi 
keinginan yang berkuasa, namun juga disertai ‘hak’ untuk melakukan hal tersebut, itulah 
otoritas atau kewenangan. 
Legitimasi, wewenang yang tidak saja dianggap sah secara hukum, namun juga mendapat 
pengakuan dan dukungan kepercayaan dari rakyat. 
Negara, Kelas, dan Elit 
Negara, organisasi yang memiliki kekuasaan dan wewenang tertinggi untuk mengendalikan 
masyarakat. 
Kelas, pengkontruksian masyarakat dalam dua kategori : kelas yang berkuasa dan kelas yang 
dikuasai. 
Elit, merupakan minoritas kecil yang kohesif dan menjadi pempinan bagi massa. 
Pilihan Rasional, Modernisasi, Pembangunan, dan Ketergantungan 
Civil Society, Sosial Baru, dan Feminisme 
3. Causal Empirical Theories : Pembentukan dan Contoh-contoh 
4. Non-causal Empirical Theories : Pembentukan dan Contoh-contoh 
5. Peran Penelitian dan Kritik Akademisi dalam Pembentukan Teori 
Pendekatan Tradisional dan Kelembagaan 
Fokus pendekatan ini adalah negara terutama aspek yuridis dan konstitusionalnya 
Pendekatan Tingkah Laku dan Paska Tingkah Laku 
A. Pendekatan Tingkah Laku 
1. Fokus dari Pendekatan Tingkah Laku 
2. David Easton : Analisa Sistem Umum 
3. Gabriel Almond : Analisa Struktur dan Fungsi 
4. Pendekatan Paska Tingkah Laku 
5. Kritik dari Ilmuwan Politik Kelembagaan terhadap Pendekatan Tingkah Laku 
B. Kritik dari Ilmuwan Tingkah Laku Sendiri 
C. Kritik dari Ilmuwan yang Menganggap Penting Dikembalikannya Fokus Negara dan Institusi 
Formal sebagai Fokus Studi Ilmu Politik 
D. Kritik Neo-Marxis terhadap Teori Sistem, Struktural Fungsional 
Variasi Pendekatan Ilmu Politik Dekade 1990-an 
A. Pendekatan Pilihan Rasional, pelaku melakukan pilihan rasional berdasarkan tindakan-tindakan 
rasional yang secara sengaja ia lakukan untuk memaksimalkan keuntungannya.
B. Pendekatan Budaya, memfokuskaan pada penelitian tentang cara hidup, nilai, dan system of 
meaning dalam hubungannya antara lain dengan partai politik ataupun parlemen. 
C. Pendekatan Struktural, perspektif teoritis yang mengkonsentrasikan pada seperangkat 
hubungan-hubungan, jaringan-jaringan dan keterkaitannya antara individu dan bagaimana 
struktur-struktur menghambat atau membantu / memfasilitasi individu. 
Teori Kekuasaan, Wewenang, dan Legitimasi 
1. Kekuasaan menurut Max Weber yang dikutip oleh Miriam Budiardjo “kekuasaan adalah 
kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melakukan keinginannya sendiri sekalipun 
mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini. 
2. Kekuasaan dan Pengaruh menurut Norman Barry “pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan, yang 
jika seseorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu dapat terdorong untuk bertindak 
demikian sekalipun sanksi ancaman yang terbuka tidak merupakan motivasi yang 
mendorongnya” 
3. Sumber dan Aspek Kekuasaan 
*Kekuasaan itu abstrak/tidak nyata 
*Sumber kekuasaan adalah heterogen 
*Akumulasi dari suatu kekuasaan tidak ada batas inheren 
*Secara moral, kekuasaan bersifat ambigu (ganda) 
a. Wewenang tradisional yakni kepercayaan masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan 
kekuasaan dilandasi oleh tradisi itu, adalah wajar dan patut dihormati 
Wewenang kharismatik berdasarkan pada kepercayaan anggota masyarakat terhadap kesaktian dan 
kekuasaan mistik atau religius seorang pemimpin 
Wewenang rasional-legal didasarkan pada tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang 
pemimpin. 
b. Wewenang dan kekuasaan, “kemampuan untuk menjamin terlaksanakannnya kewajiban-kewajiban 
yang mengikat, oleh kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif.” 
c. Legitimasi, keyakinan dari pihak anggota (masyarakat) bahwa sudah wajar bagi dia 
untuk menerima dan menaati penguasa dan memenuhi tuntutan-tuntutan dari rezim itu. 
Kekuasaan, Wewenang, Legitimasi dan kaitannya dengan Negara, ketiga konsep tersebut 
mutlak ada dalam keberlangsungan hidup sebuah negara. Pemerintah yang diakui 
keabsahannya secara hukum dan didukung oleh rakyat, maka dapat dikatakan memiliki 
legitimasi. Pemimpin yang diakui hak-haknya baik oleh hukum maupun rakyat untuk 
memerintah maka dapat dikatakan memiliki otoritas atau wewenang.

More Related Content

What's hot

ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN
Sri Suwanti
 
Budaya Politik
Budaya PolitikBudaya Politik
Budaya Politik
Mario Zoelmi Al Amin
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Wandi Suhardi
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
Tri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Siti Sahati
 
Penyempurnaan administrasi
Penyempurnaan administrasiPenyempurnaan administrasi
Penyempurnaan administrasi
Parunadi Buntok
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
Siti Sahati
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
Dadang Solihin
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Tri Widodo W. UTOMO
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Siti Sahati
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
Siti Sahati
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
Dadang Solihin
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Randy Wrihatnolo
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
93220872
 

What's hot (20)

ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN ILMU PEMERINTAHAN
ILMU PEMERINTAHAN
 
Budaya Politik
Budaya PolitikBudaya Politik
Budaya Politik
 
Dasar ilmu pem (hiro)
Dasar ilmu pem (hiro)Dasar ilmu pem (hiro)
Dasar ilmu pem (hiro)
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
 
Penyempurnaan administrasi
Penyempurnaan administrasiPenyempurnaan administrasi
Penyempurnaan administrasi
 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 

Similar to Teori politik

legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIAde Ayu Saputri
 
Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3
dzakiaziz
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanJosephine Fiona Ketaren
 
Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2
Raidah Yusuf
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
Universitas Negeri Padang
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Sabridah
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
AmaliaMutiara1
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politikMuhammad Yunus
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
nairaazkia89
 
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi PembangunanTata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
adetriputra3
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
dzakiaziz
 
Teori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusiTeori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusi
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
Talitha Lintang Pertiwi
 
TEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIALTEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIAL
universitas negeri jember
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasi
Universitas Diponegoro
 

Similar to Teori politik (20)

legitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab IIlegitimasi kekuasaan Bab II
legitimasi kekuasaan Bab II
 
Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3Pip pertemuan ke 3
Pip pertemuan ke 3
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
 
Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politik
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
 
Ip prologue
Ip prologueIp prologue
Ip prologue
 
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi PembangunanTata Kelola Demokrasi Pembangunan
Tata Kelola Demokrasi Pembangunan
 
Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2Pip pertemuan ke 2
Pip pertemuan ke 2
 
Teori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusiTeori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusi
 
lembaga politik
lembaga politiklembaga politik
lembaga politik
 
TEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIALTEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIAL
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasi
 

Teori politik

  • 1. RUANG LINGKUP DAN PENDEKATAN KAJIAN Ruang Lingkup Teori Politik 1. Pengertian Teori Politik Teori politik menurut Miriam Budiardjo “Teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang dtimbulkan oleh situasi politik tertentu dan d) kewajiban-kewajiban (obligations)yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.” Miriam Budiardjo dan Landman membedakan dua macam teori politik ke dalam Valuational Theories dan Empirical Theories Alat analisis (tools of analysis) menurut Ian Craib “Teori itu merupakan suatu bantuan kalau kita dapat mempelajari sesuatu yang baru daripadanya dan itu hanya mungkin kalau kita dapat menggunakannya.” 2. Perbedaan antara Filsafat Politik, Teori Politik Empiris dan Ideologi Politik a. Filsafat Politik Kecintaan terhadap kebijaksanaan yang diperoleh dari perenungan atau kontemplasi untuk mencari kebenaran. b. Teori Politik Empiris Generalisai-generalisasi yang terdiri dari hubungan antar konsep yang memiliki hubungan sebab akibat ataupun hubungan antar konsep non kausalitas yang tujuannya untuk menjelaskan fenomena-fenomena politik. c. Ideologi Politik Himpunan nilai, ide, atau norma, kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang menentukan perilaku politiknya. Konsep-konsep Teori Politik 1. Atribut-atribut Pembentuk Teori Politik Miriam Budiardjo “unsur yang penting dalam usaha kita untuk “mengerti” dunia sekelilingnya. Mengerti itu hanya dapat dicapai melalui pikiran kita” 2. Konsep-konsep yang Membentuk Teori Politik Kekuasaan, Otoritas, dan Legitimasi Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk membuat tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dan tujuan dari pemilik kekuasaan.
  • 2. Otoritas, kekuasaan tidak hanya memiliki ‘kemampuan’ agar orang yang dikuasai memenuhi keinginan yang berkuasa, namun juga disertai ‘hak’ untuk melakukan hal tersebut, itulah otoritas atau kewenangan. Legitimasi, wewenang yang tidak saja dianggap sah secara hukum, namun juga mendapat pengakuan dan dukungan kepercayaan dari rakyat. Negara, Kelas, dan Elit Negara, organisasi yang memiliki kekuasaan dan wewenang tertinggi untuk mengendalikan masyarakat. Kelas, pengkontruksian masyarakat dalam dua kategori : kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai. Elit, merupakan minoritas kecil yang kohesif dan menjadi pempinan bagi massa. Pilihan Rasional, Modernisasi, Pembangunan, dan Ketergantungan Civil Society, Sosial Baru, dan Feminisme 3. Causal Empirical Theories : Pembentukan dan Contoh-contoh 4. Non-causal Empirical Theories : Pembentukan dan Contoh-contoh 5. Peran Penelitian dan Kritik Akademisi dalam Pembentukan Teori Pendekatan Tradisional dan Kelembagaan Fokus pendekatan ini adalah negara terutama aspek yuridis dan konstitusionalnya Pendekatan Tingkah Laku dan Paska Tingkah Laku A. Pendekatan Tingkah Laku 1. Fokus dari Pendekatan Tingkah Laku 2. David Easton : Analisa Sistem Umum 3. Gabriel Almond : Analisa Struktur dan Fungsi 4. Pendekatan Paska Tingkah Laku 5. Kritik dari Ilmuwan Politik Kelembagaan terhadap Pendekatan Tingkah Laku B. Kritik dari Ilmuwan Tingkah Laku Sendiri C. Kritik dari Ilmuwan yang Menganggap Penting Dikembalikannya Fokus Negara dan Institusi Formal sebagai Fokus Studi Ilmu Politik D. Kritik Neo-Marxis terhadap Teori Sistem, Struktural Fungsional Variasi Pendekatan Ilmu Politik Dekade 1990-an A. Pendekatan Pilihan Rasional, pelaku melakukan pilihan rasional berdasarkan tindakan-tindakan rasional yang secara sengaja ia lakukan untuk memaksimalkan keuntungannya.
  • 3. B. Pendekatan Budaya, memfokuskaan pada penelitian tentang cara hidup, nilai, dan system of meaning dalam hubungannya antara lain dengan partai politik ataupun parlemen. C. Pendekatan Struktural, perspektif teoritis yang mengkonsentrasikan pada seperangkat hubungan-hubungan, jaringan-jaringan dan keterkaitannya antara individu dan bagaimana struktur-struktur menghambat atau membantu / memfasilitasi individu. Teori Kekuasaan, Wewenang, dan Legitimasi 1. Kekuasaan menurut Max Weber yang dikutip oleh Miriam Budiardjo “kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melakukan keinginannya sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini. 2. Kekuasaan dan Pengaruh menurut Norman Barry “pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan, yang jika seseorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu dapat terdorong untuk bertindak demikian sekalipun sanksi ancaman yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya” 3. Sumber dan Aspek Kekuasaan *Kekuasaan itu abstrak/tidak nyata *Sumber kekuasaan adalah heterogen *Akumulasi dari suatu kekuasaan tidak ada batas inheren *Secara moral, kekuasaan bersifat ambigu (ganda) a. Wewenang tradisional yakni kepercayaan masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasaan dilandasi oleh tradisi itu, adalah wajar dan patut dihormati Wewenang kharismatik berdasarkan pada kepercayaan anggota masyarakat terhadap kesaktian dan kekuasaan mistik atau religius seorang pemimpin Wewenang rasional-legal didasarkan pada tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang pemimpin. b. Wewenang dan kekuasaan, “kemampuan untuk menjamin terlaksanakannnya kewajiban-kewajiban yang mengikat, oleh kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif.” c. Legitimasi, keyakinan dari pihak anggota (masyarakat) bahwa sudah wajar bagi dia untuk menerima dan menaati penguasa dan memenuhi tuntutan-tuntutan dari rezim itu. Kekuasaan, Wewenang, Legitimasi dan kaitannya dengan Negara, ketiga konsep tersebut mutlak ada dalam keberlangsungan hidup sebuah negara. Pemerintah yang diakui keabsahannya secara hukum dan didukung oleh rakyat, maka dapat dikatakan memiliki legitimasi. Pemimpin yang diakui hak-haknya baik oleh hukum maupun rakyat untuk memerintah maka dapat dikatakan memiliki otoritas atau wewenang.