Dokumen tersebut membahas tentang perubahan organisasi dan perencanaan strategi pengembangan organisasi. Beberapa poin penting yang diangkat adalah langkah-langkah perubahan organisasi menurut John P. Kotter dan tahapan perencanaan strategi pengembangan organisasi yang meliputi analisis lingkungan, sumber daya, identifikasi peluang, pengambilan keputusan strategis, hingga evaluasi. Dokumen tersebut juga menyoroti implikasi manajerial d
2. Perubahan dapat berupa perubahan yang radikal
yaitu perubahan yang dapat merubah komponen
sistem dalam organisasi dan perubahan incremental
yaitu perubahan yang terjadi terus menerus dan
dampaknya kecil karena merupakan perubahan
yang biasa dalam sebuah organisasi (Wood J.,
Wallace J., Zeffane, R.M., Schermerhon, 2001)
Perubahan keorganisasian (organizational change)
merupakan tindakan beralihnya sesuatu organisasi
dari kondisi yang berlaku kini, ke kondisi masa yang
akan datang yang diinginkan guna meningkatkan
efektivitasnya (Winardi, 2003)
Sumber: elib.unikom.ac.id/download.php?id=56506
4. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
1. Incease Urgency, Menumbuhkan ‘sense of
urgency’dimana setiap orang akan merasa terdorong
untuk segera melakukan perubahan yang dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan jika ditemukannya alasan / faktor yang
benar-benar kuat mengapa perubahan perlu dilakukan.
2. Build The Guiding team, membantu pembentukan
kelompok yang akan memandu proses
perubahan (change agents) yang mempunyai kapabilitas
yang memadai baik dari sisi anggota kelompok maupun
metode pelaksanaannya.
Sumber: John P Kotter, Leading Change, Gramedia Pustaka Utama, 1997
5. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
3. Get The Right Vision Visi yang sudah ada harus diterjemahkan
dalam bentuk strategi yang menantang untuk dilaksanakan.
Tanpa visi yang jelas, tidak akan ada yang mau mengikuti arah
perubahan yang diusung, kalau pun ada, di tengah jalan
mereka akan kehilangan arah.
4. Communicating for Buy In Visi dan strategi yang disampaikan
harus komunikasikan sehingga terjadi kesamaan dan
pemahaman yang baik serta dapat diterima di seluruh jajaran.
Visi yang baik harus terkomunikasi dengan jelas dan terarah.
Dan yang penting adalah bentuknya tulus, sederhana, tidak
rumit serta memberikan contoh nyata (role model) akan visi
yang sudah diaplikasikan.
Sumber: John P Kotter, Leading Change, Gramedia Pustaka Utama, 1997
6. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
5. Empower Action, mengatasi secara efektif rintangan-
rintangan yang timbul yang dapat memantapkan
pengalaman dalam mengelola perubahan sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu perlu juga dukungan
dalam bentuk alat-alat (resources) yang memadai agar semua
orang dapat bertindak untuk mencapai visi.
Sumber: John P Kotter, Leading Change, Gramedia Pustaka Utama, 1997
7. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
6. Create Short Term Win Meraih kemenangan-kemenangan
kecil /jangka pendek. Karena perubahan pada umumnya tidak
dapat dicapai dalam tempo yang singkat maka dibutuhkanlah
milestone-milestone kecil untuk memberi tanda sudah sampai
dimana proses perubahan yang dijalankan. Karena itu
dibutuhkanlah perayaan-perayaan kecil (short term wins)
dalam bentuk pemberian penghargaan agar semangat para
pengusung roda perubahan ini dapat terus dijaga agar tidak
redup. Adalah perlu untuk terus mengupayakan agar
semangat para pendukung perubahan ini tetap menyala
karena proses perubahan menuntut stamina fisik & mental
dalam waktu yang panjang.
Sumber: John P Kotter, Leading Change, Gramedia Pustaka Utama, 1997
8. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
7. Don’t Let Up Jangan berhenti, lanjutkan terus proses perubahan
sebelum visi terwujud. Lakukan terus upaya untuk meningkatkan
sense of urgency sehingga nyala api perubahan tidak redup di
tengah jalan. Selalu tunjukkanlah bahwa proses perubahan ini
masih akan berlanjut sapai tercapainya visi yang dicanangkan.
8. Make change stick Pastikanlah agar perubahan tertanam
sebagai budaya perusahaan sehingga perubahan benar-benar
mengakar sampai ke struktur organisasi yang paling bawah. John
P. Kotter mengingatkan, bila satu saja tahapan itu dilewati, maka
kita hanya akan menghasilkan apa yang disebutnya sebagai
“illusion of speed” (kecepatan maya) yang dapat menghasilkan
perubahan yang tidak sempurna.
Sumber: John P Kotter, Leading Change, Gramedia Pustaka Utama, 1997
10. Strategi merupakan suatu kegiatan
komprehensif yang menentukan petunjuk
danpengarahan yang kritis terhadap
pengalokasian sumber daya untuk
mencapai sasaran jangkapanjang
organisasi. Dalam prakteknya pilihan
strategi merupakan sesuatu yang kompleks
dantugas yang berisiko.
Sumber: www.academia.edu/4063013/PERENCANAAN_STRATEGISPusat_Pengembangan_Bahan_Ajar_-_UMB
11. 1. Formulasi Misi dan Tujuan
Pertanyaan mendasar dalam formulasi misi dan tujuan adalah “Apa usaha kita ?”
dan “Apausaha kita yang seharusnya? ”.
2. Analisis Tujuan dan Strategi Saat ini
Dalam perjalanan waktu, manajer suatu organisasi barangkali akan kehilangan
“minat” terhadap misi yang pertama kali mereka perjuangkan. Manajer harus
diingatkan kembali pada misi awalnya.
Sumber: www.academia.edu/4063013/PERENCANAAN_STRATEGISPusat_Pengembangan_Bahan_Ajar_-_UMB
Perencanaan Strategi Pengembangan
Karakter
12. 3. Analisis Lingkungan
Bertujuan melihat perubahan-perubahan dalam lingkungan, demografis, politik,
sosial, ekonomi, yang akan mempengaruhi organisasi. Perubahan dalam
lingkungan eksternal organisasi dapat menghasilkan kesempatan maupun
ancaman, tergantung bagaimana reaksi organisasi. Untuk memperoleh informasi
perubahan lingkungan, perlu dikembangkan sistem informasi strategis,
pengembangan bisnis data, keluhan atau komentar dari pihak luar (pelanggan
dan supplier).
4. Analisis Sumberdaya
Dilakukan bersamaan dengan analisis lingkungan, melalui analisis kekuatan dan
kelemahan organisasi.
Sumber: www.academia.edu/4063013/PERENCANAAN_STRATEGISPusat_Pengembangan_Bahan_Ajar_-_UMB
Perencanaan Strategi Pengembangan
Karakter
13. 5.Identifikasi Kesempatan Strategis
Kesempatan strategis merupakan gap antara situasi apabila organisasi
menggunakan tujuan dan strategi yang dirumuskan dalam proses penentuan
tujuan dengan situasi apabila organisasi menggunakan strategi sekarang ini (tanpa
perubahan). Kesempatan strategis muncul apabila organisasi menetapkan tujuan
baru yang lebih sulit, atau apabila ada persaingan yang ketat dan mengakibatkan
organisasi tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Pengambilan Keputusan Strategis
Organisasi dapat mengembangkan sejumlah alternatif strategis untuk
memanfaatkan kesempatan strategis.
Sumber: www.academia.edu/4063013/PERENCANAAN_STRATEGISPusat_Pengembangan_Bahan_Ajar_-_UMB
Perencanaan Strategi Pengembangan
Karakter
14. 7. Pelaksanaan Strategi
Perencanaan strategi harus dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
8. Evaluasi dan Pengendalian Strategis
Manajer harus selalu mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis. Pengendalianst
rategis merupakan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategis.
Sumber: www.academia.edu/4063013/PERENCANAAN_STRATEGISPusat_Pengembangan_Bahan_Ajar_-_UMB
Perencanaan Strategi Pengembangan
Karakter
15. Implikasi Manajerial
Organisasi selayaknya selalu mengantisipasi kebutuhan untuk memperbarui proses bisnis dan
informasinya di dalam era lingkungan bisnis yang dinamis ini. Perubahan dalam arti yang luas
merupakan suatu respon yang terencana maupun yang tak terencana untuk menghadapi
berbagai macam tekanan dan kekuatan. Kebutuhan untuk berubah saat ini telah menjadi suatu
titik keseimbangan atau suatu norma. Ini adalah tantangan bagi tim manajemen perubahan.
Mengelola perubahan tidak bisa disepelekan dan harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu..
Perjalanan kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tak dapat ditawar, dan sampai batas
tertentu, masih bisa diprediksikan. Tapi konsekuensi yang dihasilkan organisasi korporasi dan
manajerial perusahaan adalah sesuatu yang jauh lebih sulit untuk dibayangkan.
Beberapa individu atau organisasi bertahan dan melanjutkan perubahan hingga orang-orang
yang terlibat dengan perubahan pada akhirnya menunjukan resistensinya. Masalah dengan sikap
yang reaktif ini adalah bahwa pada saat reaksi negatif ditunjukkan, biasanya sudah terlambat
untuk melakukan sesuatu berkaitan dengan penolakan itu. Mereka yang mengembangkan dan
mengimplementasikan solusi bisnis yang inovatif harus memahami dampak dari perubahan
terhadap perilaku manusia dan prinsip-prinsip untuk mengelola perubahan.