SlideShare a Scribd company logo
Teknik Pembenihan
Ikan Patin
KLASIFIKASI


  Ordo        :   Ostarioplaysi.
  Subordo     :   Siluriodea.
  Famili      :   Pangasidae.
  Genus       :   Pangasius.
  Spesies     :   Pangasius pangasius Ham. Buch.

Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak,
diantaranya:
a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
b) Pangasius macronema (ikan rius, riu, lancang),
c) Pangasius micronemus (wakal, riu scaring)
d) Pangasius nasutus (pedado)
e) Pangasius nieuwenhuisii (lawang)
Asal           : Thailand
Penyebaran     : Thailand, Burma,
                 IndiaTaiwan, Malaysia,
                 Semenanjung Indocina,
                 Sumatra dan Kalimantan
Panjang maks   : 35-40 cm (pd waktu 6 bln)
Musim mijah    : November-April
Tempat hidup   : sungai, danau, waduk dan
                 kolam
Pakan          : larva (karnivor)
                 dewasa (omnivor)
Pembenih
               ansuatu kegiatan usaha
Pembenihan adalah
memproduksi benih ikan
yang dilakukan secara terbatas sampai ukuran benih
Kegiatan pembenihan ikan Patin
siap tebar.
  a.   Pemilihan calon induk siap pijah.
  b.   Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari
       ikan donor,yaitu ikan mas dan ovaprim
  c.   Kawin suntik (induce breeding).
  d.   Pengurutan (striping).
  e.   Penetasan telur.
  f.   Perawatan larva.
  g.   Pendederan.
  h.   Pemanenan.
A. Pemeliharaan induk

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan induk, Y
padat tebar induk, jenis dan jumlah pakan yang diberikannya serta
lingkungan atau kondisi kolam.
  a. Wadah Pemeliharaan. induk
      - Kolam tembok atau kolam tanah
      - KJA atau Karamba
      - Kedalaman minimal 80 cm
 b. Kepadatan induk 4-5 kg/m2
 c. Pakan tambahan
     - Pelet dengan kadar protein 25-35 %
       Dosis pemberian 3 - 4 % per hari diberikan 3
     kali
     - Keong mas atau Kijing 10 % diberika 2
     kali/minggu
B. SELEKSI INDUK
 Kriteria Induk Matang Gonad
                                         B.   Induk Jantan
                                         •       Umur minimum di atas 1,5
A.    Induk Betina                               tahun
     • Umur ≤ 2,5 tahun                  •    Berat minimal 2 kg
     • Berat minimal 3 kg                •       Kulit dibagian perut lembek
     • Perut membesar kearah anus                dan tipis
     • Perut terasa empuk dan halus      •       Kelamin membengkak dan
       saat diraba                               berwarna merah
     • Kloaka      membengkak      dan   •       Keluar sperma jika perut
       berwarna merah                            diurut kearah anus
     • Kulit dibagian perut lembek dan
       tipis
Cara membedakan induk jantan dan betina
                  Induk jantan                                     Induk betina




a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat
  minimal 2 kg.                          minimal 2 kg.

b.Mulai mengandung sperma pada umur 2,5 b.Mulai bertelur pada umur 3 tahun, tidak
  bulan.                                  bertelur muda.

c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat      c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat

d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus              d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus

e. Kepala relatif kecil                          e. Kepala relatif kecil

f. Tidak luka, dan sehat                         f. Tidak luka, dan sehat

g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar

h. Respon terhadap pakan tambahan                h. Respon terhadap pakan tambahan
C. Pemberokan
• Adalah menyimpan induk-induk yang berasal dari kolam pemeliharaan induk
  di bak pemberokan.
• Kegiatan ini dilakukan semalam, hingga menjelang induk tersebut dipijahkan.
• Tujuan :
    membuang kotoran karena kotoran dapat menggangu saat pengurutan telur,
     dan bisa mengotori telur.
    mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Kandungan lemak yang
     terlalu tinggi dapat menghambat proses pemijahan, atau streefing, sehingga
     telur susah keluar.
    memudahkan dalam membedakan induk yang gendut karena matang telur
     dengan gendut karena makanan.
Pemijahan
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang
sulit dipijahkan secara alami, karena sulit
menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang
sesuai dengan habitatnya di alam. Karena itu,
pemijahan ikan patin hanya dapat dilakukan
secara buatan ( induce breeding ) yaitu dengan
cara menyuntikan hormon perangsang kedalam
tubuh ikan.
Induce breeding ikan patin dapat dilakukan
dengan menggunakan kelenjar hypopisa
ikan mas atau hormon buatan (ovaprim)
yang mengandung hormon Gonadotropin.
a. Sediakan wadah penampung telur
b. Siapkan sperma induk jantan dalam larutan NaCl
c. Perut induk betina diurut secara perlahan, lalu
   telur di tampung dalam wadah
d. Masukan sperma dan lakukan pengadukan dengan
    menggunakan bulu ayam selama 0.5 menit
e. Tebar telur dalam akuarium
Penetasan telur
•   Penetasan telur dilakukan dalam akuarium berukuran panjang 80 cm, lebar
    60 cm dan tinggi 40 cm. Akuarium-akuarium itu diletakan dalam rak-rak
    besi yang disimpan dalam sebuah ruangan.
•   Akuarium diisi air bersih setinggi 25 – 30 cm. Caranya dengan
    mengalirkan air itu dari bak penampungan dengan selang berdiameter ¾
    inchi. Setelah penuh, pada setiap akuarium dipasang masing-masing dua
    buah titik aerasi sebagai pensuplay oksigen. Aerasi dihidupkan selama
    penetasan.
•   Penetasan telur ikan patin perlu suhu tinggi, antara 28 – 30 O C. Pada suhu
    ini telur menetas cepat. Agar bisa mencapai suhu tersebut, maka setiap
    akuarium dipasang pemanas air (heater). Heater dihidupkan selama
    penetasan. Alat itu dipasang pada suhu 28 O C.
•   Pada suhu 28 – 30 O C, telur-telur akuarium akan menetas dalam waktu 18
    – 28 jam. Tentu saja tidak semua telur menetas. Telur-telur yang tidak
    menetas dapat mengotori dan menurunkan kualitas air dalam akuarium.
    Karena itu 10 jam kemudian, sebagian atau 50 persen air harus dibuang
    dengan cara disipon, kemudian diganti dengan air baru.
Pemeliharaan larva

• Setelah telur menetas seluruhnya, larva dipindah
  ke akuarium lain yang bersih airnya atau
  dilakukan penyiponan untuk membuang telur
  yang tidak menetas dan penggantian air.
• Larva umur 2 hari mulai diberi pakan Artemia
  secukupnya sampai umur 9 hari.
• Larva umur 10-13 hari diberi cacing sutra yang
  telah dicincang, setelah umur 14 hari diberi
  cacing utuh sampai umur 21 hari (ukuran 1 inch).
• Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan
  setiap hari dan penggantian air setiap 2 hari
  sekali.
KOLAM PEMIJAHAN
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan.
Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik.
Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan
dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada
kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke
daerah yang ada telurnya.
KOLAM PEMELIHARAAN INDUK

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas
pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk
memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan
luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya
persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam
tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya.
Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya
berbentuk monik.
Kolam Pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat.
Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu
• Pendederan Pertama luas 25-500 m2
• Pendederan Kedua (lanjutan) 500-1000 m2 per petak.

Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/
pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam
dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu
pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah
tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan
untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam
dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air
yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka
KOLAM PEMBESARAN
•Pembesaran di Kolam
               Karamba




    Pembesaran di Kolam
    Dilakukan di kolam air mengalir, kolam tadah hujan, dan kolam resapan.
    Kontruksi kolam pembesaran patin super bias berupa kolam tanah, kolam
    tembok, atau kolam tembok dengan dasar tanah.
    Luas kolam pembesaran patin super 200-1.500 m2.
    Langkah-langkah :
    1.Persiapan Kolam,
    2.Pengapuran dan pemupukan,
    3.Pengisian air
    4.Penebaran benih
    5.Pemberian pakan
A. Menggunakan Kelenjar hypopisa ikan


     Teknis pelaksanaan pemijahan buatan dengan menggunakan
     kelenjar hypopisa adalah sebagai berikut
1.   Untuk mengetahui jumlah donor yang akan diambil hypopisanya, terlebih
     dahulu induk yang akan di pijahkan ditimbang beratnya.
2.   Dosis Penyuntikan sebanyak 3 dosis, yaitu 3 kg donor/kg induk
     Penyuntikan ke1=1/3 dosis. Penyuntikan ke 2 = 2/3 dosis
     interval penyuntikan 6 jam – 12 jam
3.   Ikan donor yang akan diambil
     kelenjar hypopisanya dipotong
     tegak lurus atau vertikal
     dibelakang tutup insang.
4.   Potongan kepala diletakan dengan
     posisi mulut menghadap keatas,
     kemudian dipotong vertikal dari
     permukaan sedikit diatas mulut sehingga
     akan terlihat organ otak yangdilingkupi
     lendir atau lemak.


5.   Otak ikan ikan diangkat dan lendir
     dibuang atau dibersihkan dengan
     menggunakan kapas atau tisue.
     Setelah bersih akan tampak butiran
     putih seperti beras dalam lekukan
     tulang, itulah kelenjar hypopisa.



6.   Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset, kemudian
     disimpan pada alu penggerus. Demikian selanjutnya hypopisa diambil
     satu persatu dari setiap ikan yang dijadikan donor. Setelah semuanya
     dikerjakan, selanjutnya hypopisa dihancurkan dalam gelas penggerus
     sampai halus.
7. Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset, kemudian disimpan pada
      alu penggerus.
  Demikian selanjutnya hypopisa diambil satu persatu dari setiap ikan yang
      dijadikan donor.
  Setelah semuanya dikerjakan, selanjutnya hypopisa dihancurkan dalam gelas
      penggerus sampai halus.

8. Untuk memudahkan dalam penyuntikan, kelenjar hypopisa yang sudah halus tadi
      dilarutkan kedalam
  aquabides sebanyak 1.5 – 2 ml. Agar larutan tersebut benar-benar tercampur
      gunakan sentrifugal
  atau pemusing.
9. Larutan hypopisa yang telah tercampur menjadi ekstrak, selanjutnya diambil
   atau disedot dengan menggunakan alat suntik.
10. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intramuscular( didalam daging ) yaitu
      pada bagian
   punggung ikan dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 ml sedalam 2
      cm dengan
   kemiringan jarum 45 derajat.
A. Menggunakan Ovaprim


     Urutan pekerjaan pemijahan buatan dengan menggunakan ovaprim sebagi
     hormon perangsangnya adalah sebagai berikut :

a.   Untuk mengetahui berapa banyak ovaprim yang aka digunakan maka terlebih dahulu
     timbang induk yang akan dipijahkan
b. Dosis penyuntikannya 0.6 ml/kg induk
c. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan
     dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0.12 ml sedalam 2 cm dengan
     kemiringan jarum 45 derajat
     Penyuntikan ke I = 1/3 dosis dan penyuntikan ke II = 2/3 dosis
     Interval penyuntikan 6 atau 12 jam
d. Induk yang telah disuntik selanjutnya disimpan dalam bak pemijahan/ bak inkubasi

More Related Content

What's hot

Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
Mustain Adinugroho
 
1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami
dadangsopian05
 
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
AlvianusMadika
 
Update Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan PenganannyaUpdate Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan Penganannya
Syauqy Nurul Aziz
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
Fisheries and Marine Department
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
Mustain Adinugroho
 
Budidaya Pakan Alami secara massal
Budidaya Pakan Alami  secara massalBudidaya Pakan Alami  secara massal
Budidaya Pakan Alami secara massal
Batar Siahaan
 
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
Lalu Firman
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
Shanti Paramita J
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikan
Liswan Suhly
 
Budidaya ikan patin(pangasius)
Budidaya ikan patin(pangasius)Budidaya ikan patin(pangasius)
Budidaya ikan patin(pangasius)
Muhammad Fajar Kurniawan
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
Sawargi Ppmkp
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
InNo JustforYou
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galah
ZulfikarRaihanMalah
 
Kultur mikroalga skeletonema
Kultur mikroalga skeletonemaKultur mikroalga skeletonema
Kultur mikroalga skeletonema
Wiatri Larasati
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
Indra Lesmana
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
VOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 

What's hot (20)

Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami
 
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN MAS || Vian66
 
Update Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan PenganannyaUpdate Penyakit Udang dan Penganannya
Update Penyakit Udang dan Penganannya
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Budidaya Pakan Alami secara massal
Budidaya Pakan Alami  secara massalBudidaya Pakan Alami  secara massal
Budidaya Pakan Alami secara massal
 
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
Pemeliharaan larva ikan lele kelompok 4
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikan
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Budidaya ikan patin(pangasius)
Budidaya ikan patin(pangasius)Budidaya ikan patin(pangasius)
Budidaya ikan patin(pangasius)
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galah
 
Kultur mikroalga skeletonema
Kultur mikroalga skeletonemaKultur mikroalga skeletonema
Kultur mikroalga skeletonema
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
 

Similar to Teknik Pembenihan Ikan Patin

PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13
dewi inne kumalasari
 
Ikan patin
Ikan patinIkan patin
Ikan patin
Satriyo Ribowo
 
Budidaya gurame
Budidaya gurameBudidaya gurame
Budidaya guramenizarstudio
 
Nilaaaaa
NilaaaaaNilaaaaa
Gurame -prakarya
Gurame -prakaryaGurame -prakarya
Gurame -prakaryaAbyantika Aura
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
OSIS
 
Budidayaikangurame
BudidayaikangurameBudidayaikangurame
Budidayaikangurame
Abdi Rusdyanto
 
BUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.pptBUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.ppt
ssuser44c181
 
Budidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan LeleBudidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan Lele
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
ahmad pelayar ilmu
 
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.pptfdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
AdiSuriyadin
 
Teknis budidaya lele
Teknis budidaya leleTeknis budidaya lele
Teknis budidaya lelesujononasa
 
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
MariaAndrian16
 
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan CupangPanduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
belajar_bareng_aquaponik
 
Materi Enbiru | 0895701940770
Materi Enbiru | 0895701940770Materi Enbiru | 0895701940770
Materi Enbiru | 0895701940770
enbiru farm
 
Budidaya Ikan guppy
Budidaya Ikan guppyBudidaya Ikan guppy
Budidaya Ikan guppy
Anang Shodiqin
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)fadlidera
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)fadlidera
 

Similar to Teknik Pembenihan Ikan Patin (20)

PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13PRAKARYA KELAS XI K13
PRAKARYA KELAS XI K13
 
Budidaya Ikan Mas
Budidaya Ikan MasBudidaya Ikan Mas
Budidaya Ikan Mas
 
Ikan patin
Ikan patinIkan patin
Ikan patin
 
Budidaya gurame
Budidaya gurameBudidaya gurame
Budidaya gurame
 
Nilaaaaa
NilaaaaaNilaaaaa
Nilaaaaa
 
Gurame -prakarya
Gurame -prakaryaGurame -prakarya
Gurame -prakarya
 
Budidaya Kodok
Budidaya KodokBudidaya Kodok
Budidaya Kodok
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
 
Budidayaikangurame
BudidayaikangurameBudidayaikangurame
Budidayaikangurame
 
BUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.pptBUDIDAYA BABI.ppt
BUDIDAYA BABI.ppt
 
Budidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan LeleBudidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan Lele
 
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
Budidaya ikan koi yang baik adalah memperhatikan teknik pemijahkan meliputi k...
 
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.pptfdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
fdokumen.com_rekayasa-akuakultur.ppt
 
Teknis budidaya lele
Teknis budidaya leleTeknis budidaya lele
Teknis budidaya lele
 
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
Budidaya Ikan Cupang (SMA Negeri 1 Klaten)
 
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan CupangPanduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
 
Materi Enbiru | 0895701940770
Materi Enbiru | 0895701940770Materi Enbiru | 0895701940770
Materi Enbiru | 0895701940770
 
Budidaya Ikan guppy
Budidaya Ikan guppyBudidaya Ikan guppy
Budidaya Ikan guppy
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
 
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
Pemijahan ikan lele dumbo secara intensif( buatan)
 

More from Alfarico Rico

Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
Alfarico Rico
 
Memahami islam
Memahami islamMemahami islam
Memahami islam
Alfarico Rico
 
Sistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikanSistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikan
Alfarico Rico
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
Alfarico Rico
 
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangSistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangAlfarico Rico
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Alfarico Rico
 

More from Alfarico Rico (7)

Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
 
Memahami islam
Memahami islamMemahami islam
Memahami islam
 
Sistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikanSistem otot pada non ikan
Sistem otot pada non ikan
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Chrysophyta
ChrysophytaChrysophyta
Chrysophyta
 
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udangSistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
Sistem osmoregulasi pada kepiting dan udang
 
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoDaur hidup ikan lele by yazid alfa riko
Daur hidup ikan lele by yazid alfa riko
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 

Teknik Pembenihan Ikan Patin

  • 2. KLASIFIKASI Ordo : Ostarioplaysi. Subordo : Siluriodea. Famili : Pangasidae. Genus : Pangasius. Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch. Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya: a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro) b) Pangasius macronema (ikan rius, riu, lancang), c) Pangasius micronemus (wakal, riu scaring) d) Pangasius nasutus (pedado) e) Pangasius nieuwenhuisii (lawang)
  • 3. Asal : Thailand Penyebaran : Thailand, Burma, IndiaTaiwan, Malaysia, Semenanjung Indocina, Sumatra dan Kalimantan Panjang maks : 35-40 cm (pd waktu 6 bln) Musim mijah : November-April Tempat hidup : sungai, danau, waduk dan kolam Pakan : larva (karnivor) dewasa (omnivor)
  • 4. Pembenih ansuatu kegiatan usaha Pembenihan adalah memproduksi benih ikan yang dilakukan secara terbatas sampai ukuran benih Kegiatan pembenihan ikan Patin siap tebar. a. Pemilihan calon induk siap pijah. b. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas dan ovaprim c. Kawin suntik (induce breeding). d. Pengurutan (striping). e. Penetasan telur. f. Perawatan larva. g. Pendederan. h. Pemanenan.
  • 5. A. Pemeliharaan induk Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan induk, Y padat tebar induk, jenis dan jumlah pakan yang diberikannya serta lingkungan atau kondisi kolam. a. Wadah Pemeliharaan. induk - Kolam tembok atau kolam tanah - KJA atau Karamba - Kedalaman minimal 80 cm b. Kepadatan induk 4-5 kg/m2 c. Pakan tambahan - Pelet dengan kadar protein 25-35 % Dosis pemberian 3 - 4 % per hari diberikan 3 kali - Keong mas atau Kijing 10 % diberika 2 kali/minggu
  • 6. B. SELEKSI INDUK Kriteria Induk Matang Gonad B. Induk Jantan • Umur minimum di atas 1,5 A. Induk Betina tahun • Umur ≤ 2,5 tahun • Berat minimal 2 kg • Berat minimal 3 kg • Kulit dibagian perut lembek • Perut membesar kearah anus dan tipis • Perut terasa empuk dan halus • Kelamin membengkak dan saat diraba berwarna merah • Kloaka membengkak dan • Keluar sperma jika perut berwarna merah diurut kearah anus • Kulit dibagian perut lembek dan tipis
  • 7. Cara membedakan induk jantan dan betina Induk jantan Induk betina a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat minimal 2 kg. minimal 2 kg. b.Mulai mengandung sperma pada umur 2,5 b.Mulai bertelur pada umur 3 tahun, tidak bulan. bertelur muda. c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus e. Kepala relatif kecil e. Kepala relatif kecil f. Tidak luka, dan sehat f. Tidak luka, dan sehat g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar h. Respon terhadap pakan tambahan h. Respon terhadap pakan tambahan
  • 8. C. Pemberokan • Adalah menyimpan induk-induk yang berasal dari kolam pemeliharaan induk di bak pemberokan. • Kegiatan ini dilakukan semalam, hingga menjelang induk tersebut dipijahkan. • Tujuan :  membuang kotoran karena kotoran dapat menggangu saat pengurutan telur, dan bisa mengotori telur.  mengurangi kandungan lemak dalam gonad. Kandungan lemak yang terlalu tinggi dapat menghambat proses pemijahan, atau streefing, sehingga telur susah keluar.  memudahkan dalam membedakan induk yang gendut karena matang telur dengan gendut karena makanan.
  • 9. Pemijahan Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang sulit dipijahkan secara alami, karena sulit menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya di alam. Karena itu, pemijahan ikan patin hanya dapat dilakukan secara buatan ( induce breeding ) yaitu dengan cara menyuntikan hormon perangsang kedalam tubuh ikan.
  • 10. Induce breeding ikan patin dapat dilakukan dengan menggunakan kelenjar hypopisa ikan mas atau hormon buatan (ovaprim) yang mengandung hormon Gonadotropin.
  • 11. a. Sediakan wadah penampung telur b. Siapkan sperma induk jantan dalam larutan NaCl c. Perut induk betina diurut secara perlahan, lalu telur di tampung dalam wadah d. Masukan sperma dan lakukan pengadukan dengan menggunakan bulu ayam selama 0.5 menit e. Tebar telur dalam akuarium
  • 12. Penetasan telur • Penetasan telur dilakukan dalam akuarium berukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm. Akuarium-akuarium itu diletakan dalam rak-rak besi yang disimpan dalam sebuah ruangan. • Akuarium diisi air bersih setinggi 25 – 30 cm. Caranya dengan mengalirkan air itu dari bak penampungan dengan selang berdiameter ¾ inchi. Setelah penuh, pada setiap akuarium dipasang masing-masing dua buah titik aerasi sebagai pensuplay oksigen. Aerasi dihidupkan selama penetasan. • Penetasan telur ikan patin perlu suhu tinggi, antara 28 – 30 O C. Pada suhu ini telur menetas cepat. Agar bisa mencapai suhu tersebut, maka setiap akuarium dipasang pemanas air (heater). Heater dihidupkan selama penetasan. Alat itu dipasang pada suhu 28 O C. • Pada suhu 28 – 30 O C, telur-telur akuarium akan menetas dalam waktu 18 – 28 jam. Tentu saja tidak semua telur menetas. Telur-telur yang tidak menetas dapat mengotori dan menurunkan kualitas air dalam akuarium. Karena itu 10 jam kemudian, sebagian atau 50 persen air harus dibuang dengan cara disipon, kemudian diganti dengan air baru.
  • 13. Pemeliharaan larva • Setelah telur menetas seluruhnya, larva dipindah ke akuarium lain yang bersih airnya atau dilakukan penyiponan untuk membuang telur yang tidak menetas dan penggantian air. • Larva umur 2 hari mulai diberi pakan Artemia secukupnya sampai umur 9 hari. • Larva umur 10-13 hari diberi cacing sutra yang telah dicincang, setelah umur 14 hari diberi cacing utuh sampai umur 21 hari (ukuran 1 inch). • Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan setiap hari dan penggantian air setiap 2 hari sekali.
  • 14. KOLAM PEMIJAHAN Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
  • 15. KOLAM PEMELIHARAAN INDUK Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
  • 16. Kolam Pendederan Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu • Pendederan Pertama luas 25-500 m2 • Pendederan Kedua (lanjutan) 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka
  • 17. KOLAM PEMBESARAN •Pembesaran di Kolam Karamba Pembesaran di Kolam Dilakukan di kolam air mengalir, kolam tadah hujan, dan kolam resapan. Kontruksi kolam pembesaran patin super bias berupa kolam tanah, kolam tembok, atau kolam tembok dengan dasar tanah. Luas kolam pembesaran patin super 200-1.500 m2. Langkah-langkah : 1.Persiapan Kolam, 2.Pengapuran dan pemupukan, 3.Pengisian air 4.Penebaran benih 5.Pemberian pakan
  • 18.
  • 19. A. Menggunakan Kelenjar hypopisa ikan Teknis pelaksanaan pemijahan buatan dengan menggunakan kelenjar hypopisa adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui jumlah donor yang akan diambil hypopisanya, terlebih dahulu induk yang akan di pijahkan ditimbang beratnya. 2. Dosis Penyuntikan sebanyak 3 dosis, yaitu 3 kg donor/kg induk Penyuntikan ke1=1/3 dosis. Penyuntikan ke 2 = 2/3 dosis interval penyuntikan 6 jam – 12 jam 3. Ikan donor yang akan diambil kelenjar hypopisanya dipotong tegak lurus atau vertikal dibelakang tutup insang.
  • 20. 4. Potongan kepala diletakan dengan posisi mulut menghadap keatas, kemudian dipotong vertikal dari permukaan sedikit diatas mulut sehingga akan terlihat organ otak yangdilingkupi lendir atau lemak. 5. Otak ikan ikan diangkat dan lendir dibuang atau dibersihkan dengan menggunakan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa. 6. Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset, kemudian disimpan pada alu penggerus. Demikian selanjutnya hypopisa diambil satu persatu dari setiap ikan yang dijadikan donor. Setelah semuanya dikerjakan, selanjutnya hypopisa dihancurkan dalam gelas penggerus sampai halus.
  • 21. 7. Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset, kemudian disimpan pada alu penggerus. Demikian selanjutnya hypopisa diambil satu persatu dari setiap ikan yang dijadikan donor. Setelah semuanya dikerjakan, selanjutnya hypopisa dihancurkan dalam gelas penggerus sampai halus. 8. Untuk memudahkan dalam penyuntikan, kelenjar hypopisa yang sudah halus tadi dilarutkan kedalam aquabides sebanyak 1.5 – 2 ml. Agar larutan tersebut benar-benar tercampur gunakan sentrifugal atau pemusing. 9. Larutan hypopisa yang telah tercampur menjadi ekstrak, selanjutnya diambil atau disedot dengan menggunakan alat suntik. 10. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intramuscular( didalam daging ) yaitu pada bagian punggung ikan dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 ml sedalam 2 cm dengan kemiringan jarum 45 derajat.
  • 22. A. Menggunakan Ovaprim Urutan pekerjaan pemijahan buatan dengan menggunakan ovaprim sebagi hormon perangsangnya adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui berapa banyak ovaprim yang aka digunakan maka terlebih dahulu timbang induk yang akan dipijahkan b. Dosis penyuntikannya 0.6 ml/kg induk c. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intra muscular yaitu pada bagian punggung ikan dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0.12 ml sedalam 2 cm dengan kemiringan jarum 45 derajat Penyuntikan ke I = 1/3 dosis dan penyuntikan ke II = 2/3 dosis Interval penyuntikan 6 atau 12 jam d. Induk yang telah disuntik selanjutnya disimpan dalam bak pemijahan/ bak inkubasi