SlideShare a Scribd company logo
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
TDM Fenitoin
Pri Iswati Utami
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
2
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Fenitoin adalah antikonvulsan yang dilisensikan untuk
terapi kejang tonik-klonik dan kejang parsial kompleks
(psikomotor, lobus temporal)
 FDA menyetujui Fenitoin untuk pencegahan dan
pengobatan kejang yang terjadi selama atau setelah
operasi saraf
Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Farmakokinetika
Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Farmakokinetika
Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Fenitoin memiliki jendela terapi sempit.
 Ikatan Fenitoin dengan protein sangat tinggi, sementara yang
menghasilkan efek farmakologis adalah Fenitoin bebas, faktor apa pun
yang mengubah pengikatan fenitoin dengan protein akan dapat
mengubah kadar obat bebas.
 Interaksi dengan obat lain (interaksi obat-obat) atau dengan penyakit
misal gangguan ginjal, uremia, dan penyakit kritis (interaksi penyakit
obat) dapat menimbulkan perubahan farmakokinetik fenitoin dan/atau
efikasi dan toksisitas.
Mengapa TDM Fenitoin?
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Hubungan Antara Farmakokinetik dan
Farmakodinamik
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Fenitoin menunjukkan farmakokinetik non-linear bahkan dalam kisaran terapeutik.
 Sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme fenitoin secara bertahap menjadi
jenuh, mengakibatkan penurunan laju eliminasi fenitoin seiring dengan peningkatan
dosis.
Artinya ketika sistem enzim menjadi jenuh dengan fenitoin, maka perubahan kecil
dosis dapat menyebabkan perubahan besar dalam kadar fenitoin.
Konsentrasi fenitoin yang menyebabkan kejenuhan enzim sangat bervariasi antar
individu.
Dengan demikian, pasien yang memakai dosis yang sama dapat memiliki perbedaan
konsentrasi fenitoin plasma hingga 50 kali lipat (variabilitas antar individu).
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Kondisi Fisiologis
dan Patologis
yang dapat
mempengaruhi
ikatan Feniotin
dengan Protein
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan
secara klinik dan melibatkan Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan
secara klinik dan melibatkan Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan
secara klinik dan melibatkan Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Laporan Kasus Toksisitas Fenitoin pada Pasien
Dewasa yang berpenyakit Kritikal
Therapeutic range : Total 10-20 µg/mL; Free : 1-2 µg/mL
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Maka, pemantauan kadar fenitoin akan bermanfaat secara klinis
untuk memastikan efikasi terapeutik pada masing-masing pasien
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Laboratorium ada yang mampu memantau konsentrasi fenitoin total
dalam darah.
 Terdapat juga fasilitas laboratorium yang mampu menetapkan kadar
fenitoin bebas, tetapi aksesnya tetap terbatas dan mahal.
 Penelitian menunjukkan bahwa dalam sebagian besar kasus klinis,
penggunaan data kadar fenitoin total sudah cukup.
 Kadar fenitoin bebas mungkin diperlukan hanya untuk pasien yang
diperkirakan telah mengalami perubahan pengikatan protein atau di
mana efek samping dialami pada konsentrasi fenitoin total rendah.
Feniotin Total dan Fenitoin Bebas
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 TDM kadar fenitoin hanya boleh dilakukan bila ada indikasi yang jelas
untuk memandu manajemen terapi pasien.
Apakah Semua Pasien Memerlukan TDM
Fenitoin? Kapan harus dilakukan TDM Fenitoin?
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
1. Untuk membangun konsentrasi terapeutik individual
2. Untuk membantu diagnosis toksisitas klinis
3. Untuk menilai kepatuhan pasien (Misalnya : pada situasi kejang yang
tidak terkontrol/kambuh)
4. Untuk menjadi pedoman penyesuaian dosis dalam situasi yang berkaitan
dengan variabilitas farmakokinetik yang lebih besar
Situasi di mana kadar fenitoin serum yang diukur
akan berguna secara klinis :
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Waktu paruh rata-rata fenitoin oral adalah 22 jam.
 Dengan menggunakan dosis pemeliharaan normal, obat biasanya mencapai
steady state dalam 7-10 hari.
 Dalam situasi darurat seperti status epileptikus ketika efek fenitoin harus
dimulai segera, penggunaan loading dose akan membantu obat mencapai
tingkat terapeutik yang diperlukan lebih cepat.
 Pemberian loading dose fenitoin harus dilakukan di ruang rawat inap dengan
tindak lanjut yang ketat dan pemantauan kadarnya.
 Loading mungkin tidak direkomendasikan pada pasien dengan gangguan ginjal
dan/atau hati yang signifikan.
Bagaimana Pendosisan Fenitoin? Apakah harus
diberikan Loading Dose?
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Fenitoin dapat diberikan secara intravena atau oral.
 Loading dose umumnya 10-20 mg/kg.
 Jika diberikan secara oral, dosis harus dibagi menjadi tiga dosis (misalnya 1000
mg diberikan pada awalnya 400 mg, dua jam kemudian 300 mg, dan dua jam
setelah itu 300 mg). Hal tersebut untuk memastikan penyerapan oral yang
optimal.
 Jika diberikan secara intravena, dosis penuh dapat diberikan dengan kecepatan
maksimum 50 mg/menit (tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan
hipotensi dan gangguan jantung). Dosis pemeliharaan selanjutnya biasanya
dalam kisaran 5-7 mg/kg/hari (300-400 mg/hari).
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Pentingnya Mengukur Albumin Bersamaan dengan pengukuran Fenitoin
 Kadar fenitoin serum total mencerminkan obat yang terikat dan tidak
terikat
 Fenitoin yang terikat protein tidak dapat melewati sawar darah-otak,
hanya fenitoin bebas yang aktif.
 Pada orang dewasa yang sehat, sekitar 90% fenitoin terikat pada
albumin.
 Dengan demikian, kadar fenitoin harus dikoreksi sesuai dengan kadar
albumin.
Pengukuran Kadar Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Perhitungan Fenitoin terkoreksi:
Untuk pasien dengan fungsi ginjal yang baik:
Pada pasien gagal ginjal stadium akhir, pengikatan fenitoin ke albumin
terganggu. Dengan demikian, rumus tersebut dimodifikasi menjadi:
Kesalahan dalam perhitungan sering terjadi karena penggunaan
satuan albumin yang salah. Laboratorium sering melaporkan
nilainya dalam g/L (g/dL = g/L x 0,1).
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Skenario 1 : Pasien yang baru mulai terapi Fenitoin
 Setelah pasien menerima loading dose fenitoin intravena, kadarnya dapat
diperiksa satu jam setelah dosis.
 Jika loading dose dicapai dengan dosis oral, kadar fenitoin dapat diperiksa
beberapa jam setelah dosis terakhir.
 Kadar ini dapat membantu dalam menentukan dosis pemeliharaan atau
kebutuhan untuk loading ulang.
 Setelah memulai dosis pemeliharaan, kadar obat dapat diukur dalam tiga
sampai empat hari untuk memastikan bahwa metabolisme pasien tidak terlalu
berbeda dari rata-rata parameter farmakokinetik di literatur.
Kapan Pengukuran Kadar Fenitoin dilakukan?
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Skenario 2: Dugaan Ketidakpatuhan/Serangan Kejang
 Waktu paruh fenitoin yang panjang selama pemberian jangka panjang,
fluktuasi diurnal dari konsentrasi plasmanya relatif kecil.
 Oleh karena itu, waktu sampel darah yang berkaitan dengan waktu
pemberian dosis tidak terlalu penting untuk menafsirkan konsentrasi
plasma dengan benar.
 Kadar obat dapat diukur pada saat masuk, terlepas dari waktu pemberian
dosis normal pasien
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Skenario 3: Setelah Penyesuaian Dosis
 Pada subjek sehat normal setelah penyesuaian dosis, kadar fenitoin
harus diukur dalam waktu enam sampai tujuh hari dengan dosis fenitoin
berikutnya disesuaikan.
 Dalam situasi pemantauan rutin ini (tidak seperti situasi darurat kejang
dalam skenario dua), lebih baik untuk mengukur kadar fenitoin sebelum
dosis berikutnya (trough level) atau setidaknya delapan jam setelah
dosis terakhir.
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Skenario 4: Dugaan Toksisitas Fenitoin
 Setelah dicurigai adanya toksisitas fenitoin, kadar darah dapat diambil segera
dan dikorelasikan secara klinis dengan gejala yang muncul pada pasien.
 Kadar fenitoin yang tinggi dengan gejala yang sesuai akan memerlukan
penghentian segera fenitoin.
 Kadar fenitoin kedua mungkin berguna untuk memandu kapan harus memulai
kembali fenitoin.
 Selang waktu dalam pemeriksaan ulang kadar fenitoin harus ditentukan oleh
seberapa tinggi tingkat toksik pertama, karena pembersihan fenitoin secara
dramatis melambat dengan konsentrasi yang sangat toksik.
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Enzyme-Multiplied Immunoassay Technique (EMIT)
 Fluorescence Polarization Immuno Assays (FPIA)
 Gas Chromatography (GC)
 High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Metode Analisis untuk TDM Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Menurut referensi, kisaran untuk fenitoin terkoreksi adalah 10 – 20
mg/dL.
 Dalam hal TDM obat antiepilepsi, ada prinsip yang berbunyi: “Treat the
patient, not the numbers”.
Apa yang dilakukan terhadap kadar Fenitoin
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Seberapa Sering Harus Memeriksa Kadar Fenitoin pada Pasien Stabil –
Rawat Jalan?
Tergantung pada keadaan pasien, kadar fenitoin umumnya dipantau pada
interval 3 hingga 12 bulan.
Umumnya, situasi yang mengubah farmakokinetik fenitoin (misalnya
perubahan berat badan, inisiasi obat yang berinteraksi, perubahan fungsi
ginjal atau hati) harus mendorong dokter untuk meninjau kembali
regimen fenitoin dan meninjau kebutuhan untuk memeriksa kadar obat.
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Berapa Banyak Harus Meningkatkan Dosis Fenitoin jika Pasien Tidak Merespon
Pengobatan?
Pedoman untuk penyesuaian dosis berdasarkan konsentrasi plasma fenitoin telah
diusulkan untuk orang dewasa dengan epilepsi tanpa penyakit ginjal atau hati yang
signifikan secara klinis:
 Untuk konsentrasi fenitoin plasma kurang dari 7 g/ml, peningkatan dosis 100 mg/hari
dianjurkan;
 Untuk konsentrasi plasma antara 7 dan 12 g/ml, dosis dapat ditingkatkan sebesar 50
mg/hari;
 Jika konsentrasi plasma lebih besar dari 12 g/ml, dosis dapat ditingkatkan 30 mg/hari.
 Bila kadar plasma di atas 16 g/ml hanya boleh dilakukan dengan hati-hati karena
peningkatan kecil saja dapat menyebabkan toksisitas..
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Perubahan dosis harus lebih konservatif pada pasien dengan ikatan protein
yang berkurang (misalnya pada hipoalbuminemia atau gangguan ginjal)
karena perubahan konsentrasi obat akan berlebihan dalam kasus ini.
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
 Selain memantau kadar obat terapeutik fenitoin, ada parameter lain
yang harus dipertimbangkan untuk semua pasien yang menjalani terapi
fenitoin.
 Pemantauan darah lengkap dan tes fungsi hati serta kecenderungan
bunuh diri (pikiran untuk bunuh diri, depresi, perubahan perilaku) harus
dilakukan secara rutin.
PARAMETER PEMANTAUAN LAINNYA UNTUK
TERAPI PHENYTOIN
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Patsalos et al., 2008
farmasi.ump.ac.id
farmasi.ump.ac.id
Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
Taofik Rusdiana
 
05 stabilitas obat
05 stabilitas obat05 stabilitas obat
05 stabilitas obat
Fathir Musawwir
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
husnul khotimah
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Fathia Husaini
 
materi 5.pptx
materi 5.pptxmateri 5.pptx
materi 5.pptx
dQw4w9WgXcQ
 
Konversi dosis
Konversi dosisKonversi dosis
Konversi dosis
Taofik Rusdiana
 
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik CarbamazepinFarmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
Taofik Rusdiana
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
Oppy Utriyani
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
MarlinaAzwar1
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
ismayani arifin
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docx
tasyalf
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
Muhammad Didit Prasodjo
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Taofik Rusdiana
 
Macrolides fix pdf
Macrolides fix pdfMacrolides fix pdf
Macrolides fix pdf
Rhiza Amalia
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
Apriska Noviarni
 
Aplikasi farmasi
Aplikasi farmasiAplikasi farmasi
Aplikasi farmasi
ImraatilHamdaniyah
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 

What's hot (20)

FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
05 stabilitas obat
05 stabilitas obat05 stabilitas obat
05 stabilitas obat
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
parasetamol
parasetamolparasetamol
parasetamol
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 
materi 5.pptx
materi 5.pptxmateri 5.pptx
materi 5.pptx
 
Konversi dosis
Konversi dosisKonversi dosis
Konversi dosis
 
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik CarbamazepinFarmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_EKSTRAKSI DNA BAWANG MERAH.pptx
 
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
Format laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docxFormat laporan.docx.docx
Format laporan.docx.docx
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 
Farmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik DigoxinFarmakokinetik Klinik Digoxin
Farmakokinetik Klinik Digoxin
 
Macrolides fix pdf
Macrolides fix pdfMacrolides fix pdf
Macrolides fix pdf
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Aplikasi farmasi
Aplikasi farmasiAplikasi farmasi
Aplikasi farmasi
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 

Similar to TDM Fenitoin.pptx

SOP PTRM Indonesia
SOP PTRM IndonesiaSOP PTRM Indonesia
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. MarsabanPatient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Department of Anesthesiology, Faculty of Medicine Hasanuddin University
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
NegustinNegustin
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Ikanurzijah2
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
sriwahyuni994883
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Surya Amal
 
Juknis HIV: Pedoman PTRM
Juknis HIV: Pedoman PTRMJuknis HIV: Pedoman PTRM
Juknis HIV: Pedoman PTRMIrene Susilo
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
ilmi nur hafizah
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Gilang Rizki
 
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiKonsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Fina Ratih Wiraputri
 
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasffPPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
bayemampela
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
Septian Muna Barakati
 
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
LindaIndriani6
 
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
aptGandesWinarni
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4
ALLKuliah
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
apotek agam farma
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
 

Similar to TDM Fenitoin.pptx (20)

SOP PTRM Indonesia
SOP PTRM IndonesiaSOP PTRM Indonesia
SOP PTRM Indonesia
 
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. MarsabanPatient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Juknis HIV: Pedoman PTRM
Juknis HIV: Pedoman PTRMJuknis HIV: Pedoman PTRM
Juknis HIV: Pedoman PTRM
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
 
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiKonsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
 
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasffPPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
PPTFAREPIDasdasdasfcadfasfafdafasfadfasffasfasff
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
1.FARMAKOKINETIK KLINIK_pendahuluan.pdf
 
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf1. Penggunaan Antibiotika.pdf
1. Penggunaan Antibiotika.pdf
 
Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme
 
Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4Presentasi PBL PKL apotek 4
Presentasi PBL PKL apotek 4
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 

TDM Fenitoin.pptx

  • 1. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP TDM Fenitoin Pri Iswati Utami
  • 2. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP 2
  • 3. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP
  • 4. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Fenitoin adalah antikonvulsan yang dilisensikan untuk terapi kejang tonik-klonik dan kejang parsial kompleks (psikomotor, lobus temporal)  FDA menyetujui Fenitoin untuk pencegahan dan pengobatan kejang yang terjadi selama atau setelah operasi saraf Fenitoin
  • 5. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Farmakokinetika Fenitoin
  • 6. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Farmakokinetika Fenitoin
  • 7. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Fenitoin memiliki jendela terapi sempit.  Ikatan Fenitoin dengan protein sangat tinggi, sementara yang menghasilkan efek farmakologis adalah Fenitoin bebas, faktor apa pun yang mengubah pengikatan fenitoin dengan protein akan dapat mengubah kadar obat bebas.  Interaksi dengan obat lain (interaksi obat-obat) atau dengan penyakit misal gangguan ginjal, uremia, dan penyakit kritis (interaksi penyakit obat) dapat menimbulkan perubahan farmakokinetik fenitoin dan/atau efikasi dan toksisitas. Mengapa TDM Fenitoin?
  • 8. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Hubungan Antara Farmakokinetik dan Farmakodinamik
  • 9. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Fenitoin menunjukkan farmakokinetik non-linear bahkan dalam kisaran terapeutik.  Sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme fenitoin secara bertahap menjadi jenuh, mengakibatkan penurunan laju eliminasi fenitoin seiring dengan peningkatan dosis. Artinya ketika sistem enzim menjadi jenuh dengan fenitoin, maka perubahan kecil dosis dapat menyebabkan perubahan besar dalam kadar fenitoin. Konsentrasi fenitoin yang menyebabkan kejenuhan enzim sangat bervariasi antar individu. Dengan demikian, pasien yang memakai dosis yang sama dapat memiliki perbedaan konsentrasi fenitoin plasma hingga 50 kali lipat (variabilitas antar individu).
  • 10. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Kondisi Fisiologis dan Patologis yang dapat mempengaruhi ikatan Feniotin dengan Protein
  • 11. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan secara klinik dan melibatkan Fenitoin
  • 12. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan secara klinik dan melibatkan Fenitoin
  • 13. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Pengaruh Beberapa Interaksi CYP yang relevan secara klinik dan melibatkan Fenitoin
  • 14. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Laporan Kasus Toksisitas Fenitoin pada Pasien Dewasa yang berpenyakit Kritikal Therapeutic range : Total 10-20 µg/mL; Free : 1-2 µg/mL
  • 15. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Maka, pemantauan kadar fenitoin akan bermanfaat secara klinis untuk memastikan efikasi terapeutik pada masing-masing pasien
  • 16. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Laboratorium ada yang mampu memantau konsentrasi fenitoin total dalam darah.  Terdapat juga fasilitas laboratorium yang mampu menetapkan kadar fenitoin bebas, tetapi aksesnya tetap terbatas dan mahal.  Penelitian menunjukkan bahwa dalam sebagian besar kasus klinis, penggunaan data kadar fenitoin total sudah cukup.  Kadar fenitoin bebas mungkin diperlukan hanya untuk pasien yang diperkirakan telah mengalami perubahan pengikatan protein atau di mana efek samping dialami pada konsentrasi fenitoin total rendah. Feniotin Total dan Fenitoin Bebas
  • 17. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  TDM kadar fenitoin hanya boleh dilakukan bila ada indikasi yang jelas untuk memandu manajemen terapi pasien. Apakah Semua Pasien Memerlukan TDM Fenitoin? Kapan harus dilakukan TDM Fenitoin?
  • 18. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP 1. Untuk membangun konsentrasi terapeutik individual 2. Untuk membantu diagnosis toksisitas klinis 3. Untuk menilai kepatuhan pasien (Misalnya : pada situasi kejang yang tidak terkontrol/kambuh) 4. Untuk menjadi pedoman penyesuaian dosis dalam situasi yang berkaitan dengan variabilitas farmakokinetik yang lebih besar Situasi di mana kadar fenitoin serum yang diukur akan berguna secara klinis :
  • 19. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Waktu paruh rata-rata fenitoin oral adalah 22 jam.  Dengan menggunakan dosis pemeliharaan normal, obat biasanya mencapai steady state dalam 7-10 hari.  Dalam situasi darurat seperti status epileptikus ketika efek fenitoin harus dimulai segera, penggunaan loading dose akan membantu obat mencapai tingkat terapeutik yang diperlukan lebih cepat.  Pemberian loading dose fenitoin harus dilakukan di ruang rawat inap dengan tindak lanjut yang ketat dan pemantauan kadarnya.  Loading mungkin tidak direkomendasikan pada pasien dengan gangguan ginjal dan/atau hati yang signifikan. Bagaimana Pendosisan Fenitoin? Apakah harus diberikan Loading Dose?
  • 20. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Fenitoin dapat diberikan secara intravena atau oral.  Loading dose umumnya 10-20 mg/kg.  Jika diberikan secara oral, dosis harus dibagi menjadi tiga dosis (misalnya 1000 mg diberikan pada awalnya 400 mg, dua jam kemudian 300 mg, dan dua jam setelah itu 300 mg). Hal tersebut untuk memastikan penyerapan oral yang optimal.  Jika diberikan secara intravena, dosis penuh dapat diberikan dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit (tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan hipotensi dan gangguan jantung). Dosis pemeliharaan selanjutnya biasanya dalam kisaran 5-7 mg/kg/hari (300-400 mg/hari).
  • 21. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Pentingnya Mengukur Albumin Bersamaan dengan pengukuran Fenitoin  Kadar fenitoin serum total mencerminkan obat yang terikat dan tidak terikat  Fenitoin yang terikat protein tidak dapat melewati sawar darah-otak, hanya fenitoin bebas yang aktif.  Pada orang dewasa yang sehat, sekitar 90% fenitoin terikat pada albumin.  Dengan demikian, kadar fenitoin harus dikoreksi sesuai dengan kadar albumin. Pengukuran Kadar Fenitoin
  • 22. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Perhitungan Fenitoin terkoreksi: Untuk pasien dengan fungsi ginjal yang baik: Pada pasien gagal ginjal stadium akhir, pengikatan fenitoin ke albumin terganggu. Dengan demikian, rumus tersebut dimodifikasi menjadi: Kesalahan dalam perhitungan sering terjadi karena penggunaan satuan albumin yang salah. Laboratorium sering melaporkan nilainya dalam g/L (g/dL = g/L x 0,1).
  • 23. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Skenario 1 : Pasien yang baru mulai terapi Fenitoin  Setelah pasien menerima loading dose fenitoin intravena, kadarnya dapat diperiksa satu jam setelah dosis.  Jika loading dose dicapai dengan dosis oral, kadar fenitoin dapat diperiksa beberapa jam setelah dosis terakhir.  Kadar ini dapat membantu dalam menentukan dosis pemeliharaan atau kebutuhan untuk loading ulang.  Setelah memulai dosis pemeliharaan, kadar obat dapat diukur dalam tiga sampai empat hari untuk memastikan bahwa metabolisme pasien tidak terlalu berbeda dari rata-rata parameter farmakokinetik di literatur. Kapan Pengukuran Kadar Fenitoin dilakukan?
  • 24. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Skenario 2: Dugaan Ketidakpatuhan/Serangan Kejang  Waktu paruh fenitoin yang panjang selama pemberian jangka panjang, fluktuasi diurnal dari konsentrasi plasmanya relatif kecil.  Oleh karena itu, waktu sampel darah yang berkaitan dengan waktu pemberian dosis tidak terlalu penting untuk menafsirkan konsentrasi plasma dengan benar.  Kadar obat dapat diukur pada saat masuk, terlepas dari waktu pemberian dosis normal pasien
  • 25. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Skenario 3: Setelah Penyesuaian Dosis  Pada subjek sehat normal setelah penyesuaian dosis, kadar fenitoin harus diukur dalam waktu enam sampai tujuh hari dengan dosis fenitoin berikutnya disesuaikan.  Dalam situasi pemantauan rutin ini (tidak seperti situasi darurat kejang dalam skenario dua), lebih baik untuk mengukur kadar fenitoin sebelum dosis berikutnya (trough level) atau setidaknya delapan jam setelah dosis terakhir.
  • 26. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Skenario 4: Dugaan Toksisitas Fenitoin  Setelah dicurigai adanya toksisitas fenitoin, kadar darah dapat diambil segera dan dikorelasikan secara klinis dengan gejala yang muncul pada pasien.  Kadar fenitoin yang tinggi dengan gejala yang sesuai akan memerlukan penghentian segera fenitoin.  Kadar fenitoin kedua mungkin berguna untuk memandu kapan harus memulai kembali fenitoin.  Selang waktu dalam pemeriksaan ulang kadar fenitoin harus ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat toksik pertama, karena pembersihan fenitoin secara dramatis melambat dengan konsentrasi yang sangat toksik.
  • 27. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Enzyme-Multiplied Immunoassay Technique (EMIT)  Fluorescence Polarization Immuno Assays (FPIA)  Gas Chromatography (GC)  High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Metode Analisis untuk TDM Fenitoin
  • 28. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Menurut referensi, kisaran untuk fenitoin terkoreksi adalah 10 – 20 mg/dL.  Dalam hal TDM obat antiepilepsi, ada prinsip yang berbunyi: “Treat the patient, not the numbers”. Apa yang dilakukan terhadap kadar Fenitoin
  • 29. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Seberapa Sering Harus Memeriksa Kadar Fenitoin pada Pasien Stabil – Rawat Jalan? Tergantung pada keadaan pasien, kadar fenitoin umumnya dipantau pada interval 3 hingga 12 bulan. Umumnya, situasi yang mengubah farmakokinetik fenitoin (misalnya perubahan berat badan, inisiasi obat yang berinteraksi, perubahan fungsi ginjal atau hati) harus mendorong dokter untuk meninjau kembali regimen fenitoin dan meninjau kebutuhan untuk memeriksa kadar obat.
  • 30. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Berapa Banyak Harus Meningkatkan Dosis Fenitoin jika Pasien Tidak Merespon Pengobatan? Pedoman untuk penyesuaian dosis berdasarkan konsentrasi plasma fenitoin telah diusulkan untuk orang dewasa dengan epilepsi tanpa penyakit ginjal atau hati yang signifikan secara klinis:  Untuk konsentrasi fenitoin plasma kurang dari 7 g/ml, peningkatan dosis 100 mg/hari dianjurkan;  Untuk konsentrasi plasma antara 7 dan 12 g/ml, dosis dapat ditingkatkan sebesar 50 mg/hari;  Jika konsentrasi plasma lebih besar dari 12 g/ml, dosis dapat ditingkatkan 30 mg/hari.  Bila kadar plasma di atas 16 g/ml hanya boleh dilakukan dengan hati-hati karena peningkatan kecil saja dapat menyebabkan toksisitas..
  • 31. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Perubahan dosis harus lebih konservatif pada pasien dengan ikatan protein yang berkurang (misalnya pada hipoalbuminemia atau gangguan ginjal) karena perubahan konsentrasi obat akan berlebihan dalam kasus ini.
  • 32. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP  Selain memantau kadar obat terapeutik fenitoin, ada parameter lain yang harus dipertimbangkan untuk semua pasien yang menjalani terapi fenitoin.  Pemantauan darah lengkap dan tes fungsi hati serta kecenderungan bunuh diri (pikiran untuk bunuh diri, depresi, perubahan perilaku) harus dilakukan secara rutin. PARAMETER PEMANTAUAN LAINNYA UNTUK TERAPI PHENYTOIN
  • 33. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Patsalos et al., 2008
  • 34. farmasi.ump.ac.id farmasi.ump.ac.id Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Fakultas Farmasi UMP Terima Kasih