Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetika klinik, yang merupakan ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip farmakokinetika pada manusia untuk merancang aturan dosis secara individual agar dapat mengoptimalkan respon terapeutik. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip dasar farmakokinetika seperti bioavailability, administration rate, desired plasma concentration, dan volume of distribution.
Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang kehamilannya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya dianggap tidak ada gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini karena batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi yang terjadi adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal yang disarankan orang lain akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah pada usaha mengenyahkan segala kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan dijasmaniah pada dirinya.
Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang kehamilannya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya dianggap tidak ada gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini karena batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi yang terjadi adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal yang disarankan orang lain akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah pada usaha mengenyahkan segala kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan dijasmaniah pada dirinya.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Pengaruh berbagai faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat dan efikasi pengobatan menyebabkan regimen dosis obat perlu disesuaikan. Penyesuaian dosis sesuai perhitungan ataupun perkiraan (“scientific guess”), sebagai langkah awal yang masih memerlukan penyesuain dosis berdasarkan respons klinik dan atau kadar obat plasma.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Pengaruh berbagai faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat dan efikasi pengobatan menyebabkan regimen dosis obat perlu disesuaikan. Penyesuaian dosis sesuai perhitungan ataupun perkiraan (“scientific guess”), sebagai langkah awal yang masih memerlukan penyesuain dosis berdasarkan respons klinik dan atau kadar obat plasma.
7. Pertanyaan
Bagaimana cara mendapatkan dosis terapi?
Bagaimana cara mendapatkan aturan penggunaan obat?
Bagaimana mengetahui obat tersebut dapat berinteraksi?
Seluruhnya dikaji dalam
“FARMAKOKINETIKA”
9. Definisi Farmakokinetika
Ilmu yg membicarakan hubungan kuantitatif antara obat dan
tubuh (Raaflaub, 1985).
Ilmu yg mempelajari hubungan waktu dan kadar obat dan
metabolitnya di dalam berbagai cairan tubuh, jaringan dan
ekskreta tubuh (Gibaldi & Perrier, 1975)
Ilmu kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (metabolisme
& ekskresi) obat (Shargel, 2005)
Ilmu yg mempelajari pengaruh tubuh terhadap obat meliputi
proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
10. Pertanyaan
Bagaimana kasusnya jika suatu obat akan digunakan pada orang-
orang dengan kondisi sbb:
Obesitas
Orang yang fungsi organnya terganggu
Pedriatik & geriatrik
Respon yang dihasilkan
pun berbeda
Individualization of drug
dosage regimen (I-DDR)
Peran Apoteker
Apakah
responnya
sama?????
11. Pertanyaan
Apakah semua obat perlu diindividualisasi ?
Tidak semua obat perlu diindividualisasi
Tergantung jendela terapi
Obat apa saja yang perlu diindividualisasi?
Obat dengan jendela terapi yang sempit
Contoh : digoxin, aminoglikosida, antiaritmia,
antikonvulsi, beberapa antiasmatik
12. Untuk memahami semua hal tersebut perlu mempelajari
ilmu Farmakokinetika Klinik
14. Farmakokinetika Klinik
Disiplin ilmu yang menerapkan konsep dan prinsip
farmakokinetika pada manusia yang bertujuan untuk
merancang aturan dosis secara individual sehingga dapat
mengoptimalkan respon terapeutik.
18. Bioavailability (F)
Bioavailabilitas adalah persentase atau fraksi dari dosis obat yang
diberikan hingga mencapai sistem sirkulasi.
Faktor” yang mempengaruhi biovailabilitas :
1. Karakteristik absorpsi
2. Bentuk senyawa kimia (ester, garam)
3. Bentuk sediaan/dosage form (tablet,kapsul)
4. Rute pembarian
5. Stabilitas senyawa obat di saluran cerna
6. Metabolisme obat sebelum mencapai sistem sirkulasi
19. Rumus bioavailabilitas
Jumlah obat yang diabsorpsi/mencapai sistem sirkulasi =
(F) (Dose)
Contoh :
Berapakah obat tablet lanoxin (digoxin) yang mencapai sistem
sirkulasi jika dosis yang diberikan pada pasien adalah 250µg dan
bioavailabilitasnya 0,7?
Obat yg diabsorpsi = (F) (dose)
= (0,7) (250)
= 175 µg
20. Dosage Form
Bioavailabilitas dapat sangat bervariasi tergantung formulasi
bentuk sediaan obat.
Nilai bioavailabilitas digoxin :
Sediaan F (%)
Elixir 80
Soft kapsul 100
Tablet 70
Parenteral 100
21. Rumus Dosage Form
Dose of new dosage form = amount of drug
absorbed from current dosage form/F of new
dosage form
Contoh soal :
Dengan menggunakan soal yang diatas berapakah dosis digoxin
yang diberikan jika pasien tersebut mengganti digoxin tablet
menjadi elixir?
Dose elixir = (0,7) (250 µg)
0,8
= 219 µg
22. Chemical Form (S)
Bentuk senyawa kimia perlu dipertimbangkan dalam menghitung
bioavailabilitas. Contoh bentuk garam atau ester dari senyawa
obat.
Contoh : aminophylin merupakan campuran garam etilendiamin
(20%) + theophylin (80%)
Obat yang diabsorpsi = (S) (F) (Dosis)
Contoh soal :
Berapkah teophylin yang diabsorpsi dari tablet aminophylin dosis 200
mg jika obat tersebut diabsorpsi sempurna ?
Theofilin yg diabsorpsi = (0,8)(1)(200) = 160 mg
23. First-Pass Effect
Obat yang diberikan secara oral diabsorpsi di GIT portal
circulation hati mengalami metabolisme sebelum mencapai
sistem sirkulasi.
“first-pass” adalah proses metabolisme ketika obat melewati hati
melalui vena porta hepatika sebelum mencapai sistem sirkulasi.
Contoh : propanolol memiliki bioavailabilitas yang rendah jika
diberikan secara oral karena mengalami “first-pass effect” tidak
mencapai sistem sirkulasi ”F nya” rendah.
Dosis oral propanolol > dari pada dosis IV propanolol
24. Administration Rate (RA)
Laju pemberian obat (administration rate) adalah kecepatan rata-
rata obat yang diabsorpsi mencapai sistem sirkulasi.
RA = (S)(F)(Dose)
ᵗ
t = interval pemberian obat
Contoh :
Berapakah kecepatan pemberian obat theofilin yang
merupakan hasil dari infus aminofilin dengan laju 40 mg/jam
?
RA= (0,8)(1)(40mg) = 32mg/ jam atau 0,53/menit
1 jam
25. Desired plasma concentration (C)
Konsentrasi obat didalam plasma menggambarkan obat
yang terikat protein plasma dan obat bebas.
Hanya fraksi obat bebas yang terdistribusi ke semua jaringan,
reseptor dan akhirnya tereliminasi.
Pada keadaan tertentu/penyakit tertentu dikaitkan dengan
penurunan plasma protein obat yang terikat kuat dengan
protein plasma persentase obat bebas meningkat
26. Obat yang bersifat asam lemah akan terikat dengan albumin.
Obat yang bersifat basa lemah akan terikat dengan α1-acid
glycoprotein (AAG)
Obat-obat netral terikat oleh lipoprotein
28. Volume of distribution (V)
Adalah volume dalam tubuh di mana obat terdistribusi.
Vd berguna untuk mengaitkan konsentrasi obat dalam plasma
(Cp) dan jumlah obat dalam tubuh (DB)
Volume distribusi dari suatu obat tidak sama dengan
kompartemen fisiologis dalam tubuh.
Plasma volum orang dewasa kira” 3 L
Volume distribusi = total jumlah obat dlm tubuh/konsentrasi
obat dalam plasma
29. Dosis Muatan (loading dose)
digunakan untuk mencapai konsentrasi obat yang diinginkan, dimana akan
mendekati Css.
Karena volume distribusi merupakan faktor untuk jumlah seluruh obat didalam
tubuh, maka sangat penting untuk menghitung dosis muatan yang berguna
untuk secara cepat dapat memprediksi obat mencapai konsentrasi plasma.
Loading dose = (V)(C)
(S)(F)
Contoh :
Hitung dosis muatan digoxin tablet untuk pasien bobot badan 70 kg dengan
konsentrasi plasma 1,5 µg/L, Jika S = 1 dan F =0,7 danV = 7.3L/kg
Loading dose = 7,3x70x1,5/1x0,7 = 1.095 µg/1,095 mg
30. Digoxin digunakan para dokter untuk dosis muatan sebesar 1
mg dengan dosis terbagi (0,25-0,5 mg per dosis setiap 6 jam)