SlideShare a Scribd company logo
NASIB OBAT DALAM TUBUH
1. Pendahuluan
Dalam terapeutik praktis, obat sebaiknya dapat mencapai titik tangkap
kerja (target site) setelah diberikan melalui rute pemberian yang tepat. Hanya
dalam beberapa kondisi tertentu penggunaan obat secara langsung pada
jaringan sasaran dapat dilakukan, misalnya pada pemberian obat antiradang
secara topical pada kulit atau mukosa yang meradang.
Disisi lain obat mungkin diberikan secara intravena dan diedarkan
didalam darah langsung ke pembuluh darah yang dituju pada bagian tubuh
lainnya dan menimbulkan efek yang diinginkan.
Hal yang sering ditemukan adalah bahwa obat yang diberikan dalam satu
kompartemen tubuh, misalnya di usus harus bergerak menuju titik tangkap kerja di
kompartemen lain, misalnya otak. Untuk itu obat perlu diabsorpsi di dalam darah dari
tempat pemberian dan didistribusikan ke titik tangkap kerjanya dan harus merembes
melalui berbagai sawar yang memisahkan kompartemen tersebut. Akhirnya setelah
menghasilkan efeknya, obat sebaiknya dibuang dengan kecepatan yang wajar
melalui inaktivasi metabolik dan ekskresi dari tubuh.
2. Aspek-aspek Biofarmasi
Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki pengaruh pembuatan
sediaan obat terhadap efek terapeutisnya. Efek obat tidak tergantung kepada
efek farmakologinya saja, tetapi juga kepada cara pemberian dan terutama
dari faktor formulasinya.
Faktor formulasi yang dapat mempengaruhi efek obat dalam tubuh adalah :
a. Bentuk fisik zat aktif (amorf atau Kristal, kehalusannya)
Obat-obat dapat berupa benda padat pada temperatur kamar (aspirin,
atropin), bentuk cair (tocopherol, etanol), atau dalam bentuk gas
(nitrogen oksida).
Kecepatan disolusi obat berbanding lurus dengan luas permukaannya,
artinya semakin kecil ukuran partikelnya semakin luas permukaan
kontaknya sehingga semakin baik disolusi/kelarutannya.
Ukuran molekular obat yang biasa digunakan bervariasi dari sangat
kecil (ion Lithium Bobot molekul 7) sampai sangat besar (alteplase
suatu protein dengan Berat molekul 59.050). Pada umumnya obat-obat
memiliki ukuran Berat molekul 100 sampai 1000. Obat dengan berat
molekul lebih dari 1000 tidak mudah berdifusi antara kompartemen
tubuh (dari tempat pemberian ke tempat kerjanya).
b. Keadan kimiawi (ester, garam, garam kompleks, dan sebagainya)
Zat hidrat yang mengandung air kristal seperti pada ampicilin trihidrat
ternyata dapat menyebabkan absorpsi menjadi lebih lambat dibandingkan
dengan bentuk kimianya yang tidak mengandung air kristal yaitu ampicilin.
Hormon kelamin yang diuraikan oleh getah lambung dapat diberikan per
oral sebagai esternya yang stabil misalnya etinil estradiol dan
testosterondekanoat, begitu pula eritromisin yang diberikan sebagai
esternya yaitu eritromisin stearat dan eritromisin estolat.
c. Zat pembantu (zat pengisi, zat pelekat, zat pelican, zat pelindung
dan sebagainya)
Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi pada tablet fenitoin dapat
meningkatkan bioavaibilitas dari fenitoin sehingga absorbsinya
ditingkatkan dan mencapai kadar toksik. Pemakaian zat-zat hidrofob
seperti asam stearat dan magnesium stearat sebagai pelicin untuk
mempermudah mengalirnya campuran tablet kecetakan ternyata dapat
menghambat melarutnya zat aktif. Oleh sebab itu perlu pengaturan
jumlah yang tepat untuk penggunaan zat pembantu ini.
d. Proses teknik yang digunakan dalam membuat sediaan (tekanan
pada mesin tablet, kecepatan alat emulgator, dan sebagainya)
Tekanan yang berlebihan pada pembuatan tablet dapat membuat
tablet memperlambat waktu hancur tablet sehingga proses absorpsi zat
aktif akan terhambat.
Beberapa hal yang juga sering dibahas dalam biofarmasi atau
biofarmasetik terkait pengaruh formulasi obat adalah :
a. Farmaceutical Avaibility/ FA (Ketersediaan Farmasi), merupakan
ukuran untuk bagian obat yang secara in vitro dibebaskan dari bentuk
pemberiaannya dan tersedia untuk proses absorpsi.
Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan
dengan urutan sebagai berikut:
Larutan suspensi - emulsi - serbuk - kapsul - tablet – tablet film coated-
tablet salut gula (dragee) – tablet enterik coated – tablet long acting
(retard, sustained release).
FA hanya dapat diukur secara in vitro di laboratorium dengan
mengukur kecepatan melarutnya zat aktif dalam waktu tertentu
(dissolution rate).
b. Biological Availability/ BA (Ketersediaan hayati), adalah persentase
obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan
tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya.
BA dapat diukur pada keadaan sebenarnya yang dialami oleh pasien
secara in vivo dengan mengetahui kadar plasma obat setelah tercapai
kondisi setimbang (steady state).
c. Therapeutical Equivalent (Kesetaraan terapeutik), adalah syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah
kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik
dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari
produksi suatu pabrik. Hal ini sangat penting terutama untuk obat-obat yang
mempunyai luas terapi yang sempit seperti digoksin dan antikoagulansia.
d. Bioassay adalah cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan
organisme hidup (hewan percobaan dan kuman). Kebanyakan obat
dapat diukur aktivitasnya dengan metode kimia dan fisika seperti
spektrofometer. Untuk obat yang belum diketahui struktur kimianya atau
merupakan campuran dari beberapa zat aktif, metode biologis bioassay
dapat dilakukan. Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan,
bioassay mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan
biologi dan selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram
e. Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional
atau IU (International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart
internasional biologi dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini
disimpan di London dan Copenhagen. Obat yang kini masih distandarisasi
secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan
tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku
darah, preparat-preparat antigen dan antibodi, digitalis dan pirogen.
3. Prinsip-prinsip Farmakokinetik
Farmakokinetik didefinisikan sebagai setiap proses yang dilakukan tubuh
terhadap obat yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme),
distribusi dan ekskresi (ADME), sehingga sering juga diartikan sebagai nasib
obat dalam tubuh. Dalam arti sempit farmakokinetik khususnya mempelajari
perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dari obat dan metabolitnya di
dalam dan jaringan berdasarkan perubahan waktu.
Farmakokinetik Farmakodinamik
•• Pengaruh organisme hidup •• Pengaruh obat terhadap
terhadap obat organisme hidup
•• Penanganan obat oleh •• Studi tentang tempat dan
••
organisme hidup mekanisme kerja serta efek
Studi tentang absorpsi, fisiologi dan biokimia obat
••
distribusi, metabolisme dan pada organisme hidup
ekskresi
Dasar-Dasar Farmakologi 2
e. Zat pembantu (zat pengisi, zat pelekat, zat pelican, zat pelindung
dan sebagainya)
Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi pada tablet fenitoin dapat
meningkatkan bioavaibilitas dari fenitoin sehingga absorbsinya
ditingkatkan dan mencapai kadar toksik. Pemakaian zat-zat hidrofob
seperti asam stearat dan magnesium stearat sebagai pelicin untuk
mempermudah mengalirnya campuran tablet kecetakan ternyata dapat
menghambat melarutnya zat aktif. Oleh sebab itu perlu pengaturan
jumlah yang tepat untuk penggunaan zat pembantu ini.
f. Proses teknik yang digunakan dalam membuat sediaan (tekanan
pada mesin tablet, kecepatan alat emulgator, dan sebagainya)
Tekanan yang berlebihan pada pembuatan tablet dapat membuat tablet
memperlambat waktu hancur tablet sehingga proses absorpsi zat aktif
akan terhambat.
Beberapa hal yang juga sering dibahas dalam biofarmasi atau
biofarmasetik terkait pengaruh formulasi obat adalah :
b. Farmaceutical Avaibility/ FA (Ketersediaan Farmasi), merupakan
ukuran untuk bagian obat yang secara in vitro dibebaskan dari bentuk
pemberiaannya dan tersedia untuk proses absorpsi.
Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan
dengan urutan sebagai berikut:
Larutan suspensi - emulsi - serbuk - kapsul - tablet – tablet film coated-
tablet salut gula (dragee) – tablet enterik coated – tablet long acting
(retard, sustained release).
FA hanya dapat diukur secara in vitro di laboratorium dengan mengukur
kecepatan melarutnya zat aktif dalam waktu tertentu (dissolution rate).
Gambar 1.1. Fase-fase melarut dari tablet
Direktorat Pembinaan SMK (2013) 9
Dasar-Dasar Farmakologi 2
f. Biological Availability/ BA (Ketersediaan hayati), adalah persentase
obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia
untuk melakukan efek terapeutiknya.
BA dapat diukur pada keadaan sebenarnya yang dialami oleh pasien
secara in vivo dengan mengetahui kadar plasma obat setelah tercapai
kondisi setimbang (steady state).
g. Therapeutical Equivalent (Kesetaraan terapeutik), adalah syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah
kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik
dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari
produksi suatu pabrik. Hal ini sangat penting terutama untuk obat-obat yang
mempunyai luas terapi yang sempit seperti digoksin dan antikoagulansia.
h. Bioassay adalah cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan
organisme hidup (hewan percobaan dan kuman). Kebanyakan obat
dapat diukur aktivitasnya dengan metode kimia dan fisika seperti
spektrofometer. Untuk obat yang belum diketahui struktur kimianya atau
merupakan campuran dari beberapa zat aktif, metode biologis bioassay
dapat dilakukan. Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan,
bioassay mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan
biologi dan selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram
i. Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional
atau IU (International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart
internasional biologi dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini
disimpan di London dan Copenhagen. Obat yang kini masih distandarisasi
secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan
tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku
darah, preparat-preparat antigen dan antibodi, digitalis dan pirogen.
3. Prinsip-prinsip Farmakokinetik
Farmakokinetik didefinisikan sebagai setiap proses yang dilakukan tubuh
terhadap obat yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme),
distribusi dan ekskresi (ADME), sehingga sering juga diartikan sebagai nasib
obat dalam tubuh. Dalam arti sempit farmakokinetik khususnya mempelajari
perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dari obat dan metabolitnya di
dalam dan jaringan berdasarkan perubahan waktu.
10 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
Dasar-DasarFarmakologi2
Farmakokinetik Farmakodinamik
•• Pengaruh organisme hidup •• Pengaruh obat terhadap
terhadap obat organisme hidup
•• Penanganan obat oleh •• Studi tentang tempat dan
••
organisme hidup mekanisme kerja serta efek
Studi tentang absorpsi, fisiologi dan biokimia obat
••
distribusi, metabolisme dan pada organisme hidup
ekskresi

More Related Content

What's hot

Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
murianda
 
simplisia tumbuhan
simplisia tumbuhansimplisia tumbuhan
simplisia tumbuhan
Murni Kurniawati
 
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney DiseaseStudi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Nesha Mutiara
 
Tatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemasTatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemas
Suharti Wairagya
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
Dnr Creatives
 
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasibuku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
Alorka 114114
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
Stikes BTH Tasikmalaya
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
Sainal Edi Kamal
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
Fauzi Ma'ruf
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 
TABLET
TABLETTABLET
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
Alfian Nazarudin
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
Muhammad Munandar
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
 

What's hot (20)

Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
simplisia tumbuhan
simplisia tumbuhansimplisia tumbuhan
simplisia tumbuhan
 
Efek obat
Efek obatEfek obat
Efek obat
 
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney DiseaseStudi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
 
Tatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemasTatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemas
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
 
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasibuku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
 
Flos
FlosFlos
Flos
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 

Similar to Materi farmakologi kelas xi bab 1

Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Taofik Rusdiana
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
NFebrian
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
salmairmasuryani1203
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
Sainal Edi Kamal
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiNursing Crib
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
RISMIFARMASI
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
Dedi Kun
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
pjj_kemenkes
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
ary Camba
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
WahyuRaizHo
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
Amirullah Latarissa
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
APOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
ilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdfilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdf
KaniaHidayanti2
 

Similar to Materi farmakologi kelas xi bab 1 (20)

Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
ilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdfilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdf
 

More from apotek agam farma

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
apotek agam farma
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
apotek agam farma
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
apotek agam farma
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
apotek agam farma
 
Regresi
RegresiRegresi

More from apotek agam farma (20)

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 

Recently uploaded

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 

Materi farmakologi kelas xi bab 1

  • 1. NASIB OBAT DALAM TUBUH 1. Pendahuluan Dalam terapeutik praktis, obat sebaiknya dapat mencapai titik tangkap kerja (target site) setelah diberikan melalui rute pemberian yang tepat. Hanya dalam beberapa kondisi tertentu penggunaan obat secara langsung pada jaringan sasaran dapat dilakukan, misalnya pada pemberian obat antiradang secara topical pada kulit atau mukosa yang meradang. Disisi lain obat mungkin diberikan secara intravena dan diedarkan didalam darah langsung ke pembuluh darah yang dituju pada bagian tubuh lainnya dan menimbulkan efek yang diinginkan. Hal yang sering ditemukan adalah bahwa obat yang diberikan dalam satu kompartemen tubuh, misalnya di usus harus bergerak menuju titik tangkap kerja di kompartemen lain, misalnya otak. Untuk itu obat perlu diabsorpsi di dalam darah dari tempat pemberian dan didistribusikan ke titik tangkap kerjanya dan harus merembes melalui berbagai sawar yang memisahkan kompartemen tersebut. Akhirnya setelah menghasilkan efeknya, obat sebaiknya dibuang dengan kecepatan yang wajar melalui inaktivasi metabolik dan ekskresi dari tubuh. 2. Aspek-aspek Biofarmasi Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutisnya. Efek obat tidak tergantung kepada efek farmakologinya saja, tetapi juga kepada cara pemberian dan terutama dari faktor formulasinya. Faktor formulasi yang dapat mempengaruhi efek obat dalam tubuh adalah : a. Bentuk fisik zat aktif (amorf atau Kristal, kehalusannya) Obat-obat dapat berupa benda padat pada temperatur kamar (aspirin, atropin), bentuk cair (tocopherol, etanol), atau dalam bentuk gas (nitrogen oksida). Kecepatan disolusi obat berbanding lurus dengan luas permukaannya, artinya semakin kecil ukuran partikelnya semakin luas permukaan kontaknya sehingga semakin baik disolusi/kelarutannya. Ukuran molekular obat yang biasa digunakan bervariasi dari sangat kecil (ion Lithium Bobot molekul 7) sampai sangat besar (alteplase suatu protein dengan Berat molekul 59.050). Pada umumnya obat-obat memiliki ukuran Berat molekul 100 sampai 1000. Obat dengan berat molekul lebih dari 1000 tidak mudah berdifusi antara kompartemen tubuh (dari tempat pemberian ke tempat kerjanya). b. Keadan kimiawi (ester, garam, garam kompleks, dan sebagainya) Zat hidrat yang mengandung air kristal seperti pada ampicilin trihidrat ternyata dapat menyebabkan absorpsi menjadi lebih lambat dibandingkan dengan bentuk kimianya yang tidak mengandung air kristal yaitu ampicilin. Hormon kelamin yang diuraikan oleh getah lambung dapat diberikan per oral sebagai esternya yang stabil misalnya etinil estradiol dan testosterondekanoat, begitu pula eritromisin yang diberikan sebagai esternya yaitu eritromisin stearat dan eritromisin estolat. c. Zat pembantu (zat pengisi, zat pelekat, zat pelican, zat pelindung dan sebagainya)
  • 2. Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi pada tablet fenitoin dapat meningkatkan bioavaibilitas dari fenitoin sehingga absorbsinya ditingkatkan dan mencapai kadar toksik. Pemakaian zat-zat hidrofob seperti asam stearat dan magnesium stearat sebagai pelicin untuk mempermudah mengalirnya campuran tablet kecetakan ternyata dapat menghambat melarutnya zat aktif. Oleh sebab itu perlu pengaturan jumlah yang tepat untuk penggunaan zat pembantu ini. d. Proses teknik yang digunakan dalam membuat sediaan (tekanan pada mesin tablet, kecepatan alat emulgator, dan sebagainya) Tekanan yang berlebihan pada pembuatan tablet dapat membuat tablet memperlambat waktu hancur tablet sehingga proses absorpsi zat aktif akan terhambat. Beberapa hal yang juga sering dibahas dalam biofarmasi atau biofarmasetik terkait pengaruh formulasi obat adalah : a. Farmaceutical Avaibility/ FA (Ketersediaan Farmasi), merupakan ukuran untuk bagian obat yang secara in vitro dibebaskan dari bentuk pemberiaannya dan tersedia untuk proses absorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan dengan urutan sebagai berikut: Larutan suspensi - emulsi - serbuk - kapsul - tablet – tablet film coated- tablet salut gula (dragee) – tablet enterik coated – tablet long acting (retard, sustained release). FA hanya dapat diukur secara in vitro di laboratorium dengan mengukur kecepatan melarutnya zat aktif dalam waktu tertentu (dissolution rate). b. Biological Availability/ BA (Ketersediaan hayati), adalah persentase obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya. BA dapat diukur pada keadaan sebenarnya yang dialami oleh pasien secara in vivo dengan mengetahui kadar plasma obat setelah tercapai kondisi setimbang (steady state). c. Therapeutical Equivalent (Kesetaraan terapeutik), adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari produksi suatu pabrik. Hal ini sangat penting terutama untuk obat-obat yang mempunyai luas terapi yang sempit seperti digoksin dan antikoagulansia. d. Bioassay adalah cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan organisme hidup (hewan percobaan dan kuman). Kebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya dengan metode kimia dan fisika seperti spektrofometer. Untuk obat yang belum diketahui struktur kimianya atau merupakan campuran dari beberapa zat aktif, metode biologis bioassay dapat dilakukan. Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan, bioassay mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan biologi dan selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram e. Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional atau IU (International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart internasional biologi dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini disimpan di London dan Copenhagen. Obat yang kini masih distandarisasi secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku darah, preparat-preparat antigen dan antibodi, digitalis dan pirogen.
  • 3. 3. Prinsip-prinsip Farmakokinetik Farmakokinetik didefinisikan sebagai setiap proses yang dilakukan tubuh terhadap obat yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme), distribusi dan ekskresi (ADME), sehingga sering juga diartikan sebagai nasib obat dalam tubuh. Dalam arti sempit farmakokinetik khususnya mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dari obat dan metabolitnya di dalam dan jaringan berdasarkan perubahan waktu. Farmakokinetik Farmakodinamik •• Pengaruh organisme hidup •• Pengaruh obat terhadap terhadap obat organisme hidup •• Penanganan obat oleh •• Studi tentang tempat dan •• organisme hidup mekanisme kerja serta efek Studi tentang absorpsi, fisiologi dan biokimia obat •• distribusi, metabolisme dan pada organisme hidup ekskresi
  • 4.
  • 5. Dasar-Dasar Farmakologi 2 e. Zat pembantu (zat pengisi, zat pelekat, zat pelican, zat pelindung dan sebagainya) Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi pada tablet fenitoin dapat meningkatkan bioavaibilitas dari fenitoin sehingga absorbsinya ditingkatkan dan mencapai kadar toksik. Pemakaian zat-zat hidrofob seperti asam stearat dan magnesium stearat sebagai pelicin untuk mempermudah mengalirnya campuran tablet kecetakan ternyata dapat menghambat melarutnya zat aktif. Oleh sebab itu perlu pengaturan jumlah yang tepat untuk penggunaan zat pembantu ini. f. Proses teknik yang digunakan dalam membuat sediaan (tekanan pada mesin tablet, kecepatan alat emulgator, dan sebagainya) Tekanan yang berlebihan pada pembuatan tablet dapat membuat tablet memperlambat waktu hancur tablet sehingga proses absorpsi zat aktif akan terhambat. Beberapa hal yang juga sering dibahas dalam biofarmasi atau biofarmasetik terkait pengaruh formulasi obat adalah : b. Farmaceutical Avaibility/ FA (Ketersediaan Farmasi), merupakan ukuran untuk bagian obat yang secara in vitro dibebaskan dari bentuk pemberiaannya dan tersedia untuk proses absorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan dengan urutan sebagai berikut: Larutan suspensi - emulsi - serbuk - kapsul - tablet – tablet film coated- tablet salut gula (dragee) – tablet enterik coated – tablet long acting (retard, sustained release). FA hanya dapat diukur secara in vitro di laboratorium dengan mengukur kecepatan melarutnya zat aktif dalam waktu tertentu (dissolution rate). Gambar 1.1. Fase-fase melarut dari tablet Direktorat Pembinaan SMK (2013) 9
  • 6. Dasar-Dasar Farmakologi 2 f. Biological Availability/ BA (Ketersediaan hayati), adalah persentase obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya. BA dapat diukur pada keadaan sebenarnya yang dialami oleh pasien secara in vivo dengan mengetahui kadar plasma obat setelah tercapai kondisi setimbang (steady state). g. Therapeutical Equivalent (Kesetaraan terapeutik), adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah. Kesetaraan terapeutik dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang berbeda dari produksi suatu pabrik. Hal ini sangat penting terutama untuk obat-obat yang mempunyai luas terapi yang sempit seperti digoksin dan antikoagulansia. h. Bioassay adalah cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan organisme hidup (hewan percobaan dan kuman). Kebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya dengan metode kimia dan fisika seperti spektrofometer. Untuk obat yang belum diketahui struktur kimianya atau merupakan campuran dari beberapa zat aktif, metode biologis bioassay dapat dilakukan. Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan, bioassay mulai ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan biologi dan selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau miligram i. Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional atau IU (International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart internasional biologi dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini disimpan di London dan Copenhagen. Obat yang kini masih distandarisasi secara biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan tikus), antibiotik polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku darah, preparat-preparat antigen dan antibodi, digitalis dan pirogen. 3. Prinsip-prinsip Farmakokinetik Farmakokinetik didefinisikan sebagai setiap proses yang dilakukan tubuh terhadap obat yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme), distribusi dan ekskresi (ADME), sehingga sering juga diartikan sebagai nasib obat dalam tubuh. Dalam arti sempit farmakokinetik khususnya mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dari obat dan metabolitnya di dalam dan jaringan berdasarkan perubahan waktu. 10 Direktorat Pembinaan SMK (2013)
  • 7. Dasar-DasarFarmakologi2 Farmakokinetik Farmakodinamik •• Pengaruh organisme hidup •• Pengaruh obat terhadap terhadap obat organisme hidup •• Penanganan obat oleh •• Studi tentang tempat dan •• organisme hidup mekanisme kerja serta efek Studi tentang absorpsi, fisiologi dan biokimia obat •• distribusi, metabolisme dan pada organisme hidup ekskresi