SlideShare a Scribd company logo
WORKSHOP
Aseptic Dispensing Technique
Ahmad Subhan,S.Si.,M.Si.,Apt
KEPALA INSTALASI FARMASI
RSUP FATMAWATI JAKARTA
Curriculum Vitae
 NAMA : Ahmad Subhan,SSi.,MSi.,Apt
 PENDIDIKAN & PEKERJAAN :
 Email :AhmadApt@yahoo.com
 TELPON : 08170832596 / Ext. 1385 / *8656
 MOTTO HIDUP : “MENJADI MANUSIA BERMANFAAT”
PENDIDIKAN
S1-FARMASI UII JOGJA 2003
APOTEKER UII JOGJA 2004
S2 FARMASI KLINIK
S3 IFO
UGM JOGJA
IPB - BOGOR
2008
2017
PEKERJAAN
2004 - 2008 APOTEKER APOTEK PANDEGA JOGJA
2008 - 2010 FARMASI KLINIK RSKD DHARMAIS
2010 - 2011 FARMASI KLINIK RSUP FATMAWATI
2012 - 2013 KEPALA INSTALASI
FARMASI
RSUP FATMAWATI
2014 - 2015 Ketua Sub Komite PPI RSUP Fatmawati
2016 - Sekarang KEPALA INSTALASI
FARMASI
RSUP FATMAWATI
I. Pendahuluan
Medication-
Related
Problems
Indication without
drug therapy
Drug without
indication
Improper drug
selection
Subtherapeutic
dosage
Overdosage
Drug interaction
Adverse drug
reaction
Inappropriate
laboratory
monitoring
Failure to
receive drug
Manley HM, et al. Am J
Kidney Disease 2005;
46:669-680
Medication errors: menghabiskan
dana $ 17-29 juta setiap tahunnya
di USA.
the FACT…
(Bond CA, et al,. 2001. Medication errors in United States Hospitals.
Pharmacotherapy; 21(9):1023-1036).
Institute of Medicine melaporkan:
“Pasien meninggal akibat medical errors
setiap tahunnya > kasus breast cancer, atau
AIDS” di USA.
44,000 - 98,000 meninggal setiap tahunnya di
US.
1. Pemberian secara parentral mencapai >40% dari
seluruh pemberian obat selama menjalani
perawatan.
2. Pemberian secara langsung melalui parentral
baik melalui vena central maupun kapiler dapat
menyebabkan jalan masuk infeksi kedalam
tubuh.
3. Memberikan pasien produk yang terkontaminasi
dapat menyebabkan efek yang merugikan secara
serius hingga menimbulkan kematian.
the FACT…
The reason…
a. Meningkatnya kejadian infeksi HAIs
b. Obat intravena harus terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme
c. Sitostatika bersifat toksik
(Karsinogenik,teratogenik,mutagenik)
d. Interaksi kimiawi antar obat-obatan
e. Melindungi operator dari paparan obat2
B3
JCI(Joint Commision
Internasional) Badan
Akreditasi Internasional
bagian dari Joint
Commision on
Accreditation of Health
Care Organization
(JCAHO-USA)
10
14
OBAT HIGH ALERT :
Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi ,
terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi,
dapat menyebabkan cedera serius pada pasien
jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
TIPS :
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label khusus
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang berkompeten
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori Obat LASA / NORUM (Look Alike
Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip), saat memberi/menerima instruksi
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK
SEDIAAN
SEDIAAN DALAM FORMULARIUM
RSF
KET.
SEDIAAN ELEKTROLIT PEKAT
1 Kalium Klorida (KCl) Electrolite balance Flash Otsu-KCl 7,46% vial 25 mL (Otsuka)
2 Natrium Klorida (NaCl) Electrolite balance Infus NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka)
SEDIAAN OBAT
3 Isofluran Anestesi Umum Inhalasi Isoflurane inhalasi
4 Sevofluran Anestesi Umum Inhalasi Sevofluran inhalasi
5 Midazolam Anestesi Umum Injeksi 1. Dormicum
2. Sedacum
6 Propofol Anestesi Umum Injeksi 1. Diprivan
2. Fresofol
3. Recofol
7 Atrakurium Penghambat
neuromuskular
Injeksi 1. Atrakurium besilat ampul
2. Notrixum ampul
8 Rokuronium HBr Penghambat
neuromuskular
Injeksi Roculac vial
9 lidokain Anestesi lokal Injeksi Lidocain ampul
10 Bupivakain HCL Anestesi lokal Injeksi 1. Decain ampul
2. Marcain ampul
11 Levobupivakain Anestesi lokal Injeksi Cyrocain ampul
12 Ropivakain Anestesi lokal Injeksi Naropain ampul
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI
NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK
SEDIAAN
SEDIAAN DALAM
FORMULARIUM RSF
KET.
SEDIAAN OBAT
13 Narkotika Analgetik Narkotika Injeksi 1. Morfin Sulfat ampul
2. Petidin ampul
3. Fentanil ampul
4. Sufentanil vial
14 Heparin Na Anti koagulan Injeksi Inviclot Vial 5000 International
Unit/ml 5 ml
15 Obat Kanker Antineoplastik Injeksi 1. Bleomisin
2. Cisplatin
3. Carboplatin
4. Doksorubisin
5. Etoposid
6. Fluorouracil
7. Oxaliplatin
8. Paclitaxel
9. Siklofosfamid
10. Vincristin
Keterangan:
Risiko menimbulkan kejadian sentinel (kematian)
Risiko menimbulkan sedasi berat dan dalam (Risiko Jatuh)
Risiko menimbulkan kelumpuhan otot berat (Risiko Jatuh)
Risiko menimbulkan kelumpuhan otot ringan sampai sedang (Risiko Jatuh)
Risiko menimbulkan ketergantungan dan penyalahgunaan
Risiko perdarahan
Risiko paparan obat kanker
Fokus Penanganan dan Perhatian:
1. Lakukan Double check.
2. Hanya disimpan di tempat tertentu
3. Baca dengan benar instruksi penggunaan obat
4. Hanya diresepkan oleh Dokter berwenang
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
1. Elektrolit pekat KCL Injeksi dan NaCl 3% hanya disimpan di:Instalasi
Farmasi (depo dan gudang), dalam troli emergency (IBS, ICU, ICCU,
ICCU, NICU, PICU, resusitasi IGD).
2. Obat kemoterapi hanya disimpan di: Instalasi Farmasi (depo dan
gudang), ruang kemoterapi dalam bentuk siap pakai (milik pasien)
3. Obat Narkotika hanya disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang)
dalam lemari dobel pintu (kunci berganda).
4. Obat Anestesi:
a. Anestesi general dan pelumpuh otot: disimpan di Instalasi Farmasi
(depo dan gudang farmasi)
b. Anestesi lokal lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan
gudang farmasi) dan dalam troli emergency.
c. Anestesi lokal selain lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo
dan gudang farmasi), poli gigi dengan penandaan jelas
5. Antikoagulan heparin injeksi disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan
Gudang), ruangan hemodialisa dengan penandaan jelas.
IDENTIFIKASI OBAT HIGH ALERT
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
II. Definisi Aseptik
“ASEPTIS” : bebas mikroorganisme
TEHNIK “ASEPTIS” :
Metode atau cara yang dilakukan pada tahap
sebelum dan selama proses pencampuran
obat sehingga dapat menghilangkan risiko
paparan terhadap petugas dan pasien serta
meniadakan kontaminan dalam sediaan steril
yang dibuat, dengan menggunakan prosedur
yang terkontrol.
Aseptic technique
Pencegahan kontaminasi fase:
 Preparasi produk parenteral
 Selama proses berlangsung
 Finalisasi proses (pengemasan dan pengiriman)
Penerapan tekhnis aseptik di Rumah Sakit
1. Injection admixture:
 Intravena (IV)
 Intramuskular (IM)
 Intratekal (IT)
 Sub kutan (SC)
2. Reconstitution cytotoxic drug
3. Compounding total parenteral nutrition (TPN)
III. RUANG CLEAN ROOM
Clean Room Adalah: sebuah ruangan
dimana jumlah partikel udara
terkontrol, serta konstruksi bangunan
dan penggunaan nya diatur dengan
jelas guna membatasi masuknya
partikel ke dalam ruangan serta
pengendalian ruanggan menggunakan
parameter yang berlaku, seperti:
suhu, kelembaban, dan tekanan
(British standard)
PASS BOX
PASS BOX ~ merupakan
jendala internal untuk
keluar masuknya material
antara ruang steril dan
ruang antara.
PASS BOX ~ diatur
sedemikian rupa untuk
dapat mencegah
masuknya udara
kontaminan ke dalam
ruang steril
BAROMETER
Tekanan Udara (pascal) ~ Cleanroom
Magnehelic ~ adalah
barometer untuk mengukur
perbedaan tekanan udara
antara di ruang steril
dengan tekanan udara di
lingkungan.
Perbedaan tekanan udara
diatur sedemikian rupa
hingga terkendali pada >15
pascal
SUPLAI UDARA
Udara yang masuk
dalam Cleanroom harus
melalui High efficiency
Particular Air (HEPA) filter.
Jumlah partikel udara
yang diperbolehkan
masuk dalam cleanroom
tergantung dari kelas
ruangan steril
Sirkulasi udara diatur
minimal 20 kali /jam
Filtrations assembly
08 June 2009 SRTM University, Nanded 30
High Efficiency Particular Air (HEPA) Filter
TEKANAN UDARA ~ CLEANROOM
ARAH ALIRAN UDARA Udara Masuk
Udara Keluar
ARAH ALIRAN UDARA
Pengukur Suhu & Alat Bantu Suara
 Thermometer digunakan
untuk memonitor suhu
ruangan – biasanya
terkendali dibawah 5o C
 Intercom – digunakan
sebagai alat bantu bicara
antara yang di dalam ruang
steril dengan yang diluar luar
steril
IV.PERALATAN ASEPTIK
A. Laminar Air Flow Cabinet type 1
Aliran Udara Horizontal
Udara mengalir kearah operator
Digunakan untuk pengerjaan non-
chemotherapy
Laminar Air Flow (LAF) Cabinet
• Tidak dianjurkan mengoperasikan LAF secara terus menerus.
• Jika LAF dihidupkan kembali setelah dimatikan, tunggu 30
minutes untuk menstabilkan kembali aliran udara dalam
kabinet dan dibersihkan sebelum digunakan
• Sebelum digunakan, seluruh perlengkapan interior kerja pada
permukaan LAF harus dibersihkan.
Laminar Air Flow Cabinet
Prefilter
Hepa Filter
Room Air
Filtered Air
Horizontal Laminar Air Flow Hood
Horizontal Laminar Air Flow Hood
B. Laminar Air Flow Cabinet type 2
Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet
Aliran UdaraVertical ~ Udara mengalir dari
atas - bawah untuk menjaga sterilitas produk
dan melindungi operator
Digunakan untuk produk chemotherapy
Laminar Air Flow Hoods (cont.)
Vertical Laminar Flow Hood
Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet
C. Pengaturan Material dalam LAF
 Seluruh bahan sediaan aseptik harus berada tidak kurang
dari 6 (enam) inci dalam cabinet untuk menjaga
kemungkinan masuknya kontaminan dari udara ruangan
kedalam kabinet.
Benar : peletakan material dalam alat LAF
Salah : peletakan material dalam alat LAF
D. TEKHNIS Desinfensi LAF
1. Bahan yang diperlukan:
a. PerlengkapanAPD
b. Sarung tangan
c. Tutup kepala
d. Aquadest
e. Kassa kecil/besar atau handuk bebas bulu
f. Alkohol 96% (steril isoprophile alkohol)
g. Kantong buangan tertutup
h. Kontainer buangan sisa
2. Prosedur Desinfeksi
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan SOP
yang ada.
b. Basahi kassa dengan Alkohol 96% dan lakukan pengelapan
pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja LAF dan
shild pelindung LAF secara SATU ARAH. Hati-hati jangan
sampai membasahi HEPA filter.
c. Mengelap pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja
LAF dan shild pelindung LAF dengan kassa kering.
d. Mengulangi langkah b dan c sebanyak 2 kali.
e. Buang kassa bekas pengelapan dalam kantong tertutup.
f. Tanggalkan sarung tangan luar, masukkan dalam kantong
buangan tertutup.
g. Tanggalkan pakaian pelindung sesuai dengan SOP yang ada.
h. Mengisi formulir laporan dengan lengkap
i. Menyampaikan laporan pada Apoteker penanggung jawab.
Laminar Air Flow Hoods (cont.)
V. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
A. Pakaian
1. Terbuat dari bahan yang sesuai , ini
tergantung dari ruangan steril yang
memerlukannya.
2. Merupakan satu kesatuan antara
celana,baju hingga penutup kepala. Hal
ini penting untuk menjaga sterilitas
ruangan clean room
3. Minimal perlengkapan yang dibutuhkan:
• Baju komplit dengan celana panjang
• Penutup kepala
• Penutup muka (masker)
• Sarung tangan
• Sandal / penutup kaki
sandal penutup kaki kemungkinan
lebih nyaman dibandingkan dengan
sepatu.
B. Mancuci Tangan
1. Cuci tangan dengan menggunakan
sabun atau larutan detergent, bila
terdapat masa kotoran ditangan
2. Cuci tangan dengan handrup
berbahan dasar alkohol untuk
tindakan antiseptic
3. Lakukan sesuai dengan prosedur cuci
tangan dengan air atau dengan
handrup
4. Sesudah kering tangan tidak
menyentuh benda-benda lain yang
dapat mengotori lagi.
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
C. Sarung Tangan
1. Sarung tangan steril harus
digunakan pada saat
pengerjaan sediaan steril
2. Jangan menyentuh bagian
steril dari sarung tangan.
3. Pegang ujung karet sarung
tangan untuk digunakan
VI. TEKHNIS ASEPTIK
A. Preparasi/persiapan
1.Periksa kelengkapan obat, prinsip 5 (lima)
benar yaitu: benar
pasien,obat,dosis,rute,waktu dan
frekwensi pemberian.
2.Periksa kondisi obat yang diterima (nama
obat, jumlah, nomer batch, tanggal
kadaluarsa).
3.Menghitung kesesuaian dosis lazim.
1. Dosis BERDASARKAN BSA
 Sebagian besar berdasarkan luas permukaan tubuh (Body
Surface Area)
 Beberapa berdasarkan dosis tetap, BB,AUC, umur.
 Dosis masing-masing orang berbeda, harus dihitung.
 BSA : TB(cm)xBB(kg)
3600
 Dosis berdasarkanAUC = Calvert Formula
Target AUC x ( GFR + 25 ), target AUC ditentukan dari
riwayat kemoterapi sebelumnya.
Contoh kasus
 Wanita 53 tahun
 Diagnosis : Ca. Ovarium
 Mendapatkan kemoterapi regimen CAP
 BB = 50 Kg,TB = 160 cm
 Pemeriksaan sebelum Kemoterapi :
1. Hb.12, L4000,T 154.000
2. Bill . Normal, SGOT,SGPT normal
3. ECHO , EF=65%
4. GFR = 70 ml/min
DOSIS OBAT KEMOTERAPI
 Perhitungan dosis :
 LPB =
BB XTB = 1, 49
3600
CAP = Cyclophosphamide = 500 mg/m2
Adriamycin (doxorubicin) = 50 mg/m2
Platamin (Cisplatin) = 50 mg/m2
Dosis yang dibutuhkan pasien =
C = 750 mg. A = 75 mg. P = 75 mg
Cek apakah dosis sudah sesuai
Cek apakah pasien pernah mendapat doxorubicin sebelumnya, karena maksimal
dose bersifat kumulatif.
Siklus pemberian setiap 21 hari, sebanyak 6 kali
PELARUTAN obat kemoterapi
 Perhatikan pelarut yang digunakan danVolume pelarut.
 Cyclophosphamide = pelarut Dex 5 %, NaCl 0.9% dengan
konsentrasi minimal 20 mg/ml.
 Doxorubicin = pelarut Dex 5 % ,NaCl 0.9% dengan konsentrasi
minimal 2 mg/ml
 Cisplatin = pelarut Dex 5%,Nacl 0.9% dengan konsentrasi minimal 1
mg/ml
 Lakukan rekonstitusi dengan prinsip Safe Handling Cytotoxic
 Perhatikan kemasannya untuk obat yang tidak boleh terkena cahaya.
2. CONTOH DOSIS BERDASARKAN AUC
 CT ( carboplatin + paclitaxel 175 mg/m2 )
 Indikasi : kanker paru jenis non small cell (NSCLC)
 Pasien dengan BB = 55 kg,TB = 160 cm, GFR = 60 mL/mnt.,
target AUC 6.
 Bagaimana mempersiapkan regimen kemoterapi tersebut ?
Persiapan
 Penghitungan dosis :
 LPB = 1.56 ~ 1.5 m2
 Carboplatin = 5 x ( 60 + 25 ) = 425 mg.
 Paclitaxel = 1.5 x 175 = 262 mg.
 Siapkan obat sejumlah kebutuhan
Preparasi
 Carboplatin :
 Konsentrasi = 50 mg / 5 ml
 Pelarut = Dex 5% / NaCl 0.9% dengan konsentrasi akhir > 1
mg/mL.
 Ambil larutan carboplatin sebanyak 42.5 mL dimasukkan
kedalam Dex 5% / NaCl 0.9% 500 mL.
 Harus terlindung cahaya
 Stabilitas = 8 jam di suhu kamar dan 24 jam di refrigerator.
 Paclitaxel :
 Konsentrasi = 30 mg dalam 5 mL
 Pelarut = Dex 5% / NaCl 0.9% dengan konsentrasi akhir 0.3 –
1.2 mg/mL.
 Ambil larutan paclitaxel sebanyak 43.7 mL dimasukkan kedalam
Dex 5% / NaCl 0.9% 300 mL.
 Siapkan dalam kolf non – PVC, dan infus set non PVC
 Stabilitas = 27 jam jangan disimpan di refrigerator.
Lanjutan….
4. Kesesuaian pelarut obat yang
diperlukan.
5. Membuat label obat yang terdiri
dari : Nama Pasien, Nomor MR,
Nama Obat, Dosis, Pelarut, Rute
Pemberian, Tanggal Pembuatan
dan Tanggal Kadaluarsa setelah
pelarutan obat.
6. Membuat label kemasan
pengiriman obat yang terdiri dari :
Nama Pasien, Nomor Pasien,
Ruang Perawatan, Jumlah Paket
Pengiriman, Tanggal Pengiriman.
LABEL OBAT
Label obat
1. Label harus jelas :
 Nama pasien
 Nomer Barcode/RM
 Tanggal Lahir/Usia
 Nama Obat
 No. Bach obat
 Pelarut obat
 Konsentrasi obat
 Dosis sediaan obat
 Tgl ED setelan pelarutan
2. Kirim obat ke ruang perawatan dengan
troley tertutup.
CAN YOU IDENTIFY POTENTIAL
FOR ERROR ?
B. Aseptic Technique
 Tekhnis aseptik adalah sebuah tekhnik untuk memanipulasi untuk
reformulasi (mencampur/melarutkan) dengan tekhnik steril ,
serta mencegah adanya kontaminasi pada sediaan parentral
tersebut.
 TekhnikAseptic untuk proses manipulasi termasuk:
 Syringes (spuit)
 Needles (jarum)
 Vials
 Ampules
 Removal of packaging (pemindahan isi)
 Assembling of sterile products (reformulasi sediaan)
 Hand placement (tekhnik sentuhan tangan)
1. Aseptic Technique - Syringes
NEVER TOUCH
Tip or Plunger
Aseptic Technique - Syringes
1.5ml measured
Aseptic Technique - Syringes
• Syringes tersedia dari ukuran 0.5 hingga 60 milliliters (ml)
• Penanda syringes, mengambarkan peningkatan volume yang
berbeda, tergantung dari ukuran syringe
• Jangan Menggunakan syringes yang mempunyai penanda
gradations yang lebih besar untuk volume yang lebih kecil.
Sesuaikan dengan ukuran volumenya
• Untuk menjaga sterility, jangan menyentuh bagian plunger.
2. Aseptic Technique - Needles
 Hub (pusat)
 Merupakan bagian ujung yang
menjadi pusat cairan sebelum
keluar pada jarum
 Bevel (ujung tajam)
 Merupakan ujung jarum.
3. Aseptic Technique - Ampules
Vials Ampules
Aseptic Technique - Ampules
Aseptic Technique - Ampules
1. MembukaAmpul larutan obat:
a. Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau dengan
melakukan gerakan J-motion.
b. Seka bagian leher ampul dengan alkohol swab (alkohol
70% + cloheksidin 2%), biarkan mengering.
c. Lilitkan kassa sekitar ampul
d. Pegang ampul dengan posisi 450, patahkan bagian atas
ampul dengan arah menjauhi tubuh kita. Pegang ampul
dengan posisi ini sekitar 5 detik.
1 2
3 4
Aseptic Technique - Ampules
Aseptic Technique - Ampules
2. Pegang ampul dengan posisi 450
3. masukkan spuit ke dalam ampul
4. tarik larutan dari ampul ke dalam syringe, sesuaikan jumlah
volume yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan
obat yang berlebih kedalam ampul.
5. Tutup needle.
6. Buang semua material bekas proses pelarutan ke dalam kantong
buangan tertutup.
1 2
3 4
Aseptic Technique - Ampules
4. Aseptic Technique - Vial
1. Membuka vial obat:
a. Buka tutup vial
b. Seka bagian karet vial dengan
alkohol swab (Alkohol 70% +
clorheksidin 2%), biarkan
mengering
c. Berdirikan vial
d. Masukkan bekas penutup vial
kedalam kantong buangan
tertutup
Aseptic Technique - Vial
2. Pegang vial dengan posisi 450,
3. masukkan needle spuit yang telah berisi
cairan pelarut yang sesuai kedalam
vial.
Aseptic Technique - Vial
 Penusukan
 Tempatkan pada tengah karet
untuk melubangi vial
 Untuk menjaga masuknya jarum
pada karet.
 Masukkan pada ujung siku jarum
(bagian tajam), lalu beri tekanan
untuk memasukkan jarum pada
vial.
Aseptic Technique - Vial
4. Injeksikan secara perlahan-lahan diikuti dengan memutar
vial obat secara perlahan supaya cairan pelarut merata
didalam vial.
5. Buatkan jalur udara tambahan apabila diperlukan; dengan
menyuntikkan line needle pada tutup karet vial.
6. Biarkan beberapa saat, hingga serbuk obat dalam vial larut
sempurna.
Aseptic Technique - Vial
7. Untuk mengambil cairan obat yang telah
larut dalam vial;
8. Pegang vial dengan posisi 450,
9. suntikkan needle spuit pada tutup karet vial,
10. Posikan vial 900tarik larutan dari vial ke
dalam syringe.
11. sesuaikan jumlah volume yang diinginkan
dengan menyuntikkan kembali larutan obat
yang berlebih kedalam vial.
12. Tutup needle syringe.
13. Buang semua material bekas proses
pelarutan ke dalam kantong buangan
tertutup.
DATA STABILITAS OBAT KEMOTERAPI
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN
SETELAH DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSENT
RASI
KONDISI
PENYIMP
ANAN
PELARUT VOLUME KONSENT
RASI
AKHIR
RUTE/LA
MA
PEMBERI
AN
LARUTAN
YG
COCOK
VOLUME
LARUTAN
2-8 °C 22 - 25 °C
1 Amsacrine
(Amsidine)
7,5 mg /
1,5mg
15°C -
30°C
L- Lactic
Acid
13,5 ml 5mg / ml IF (30-90
menit)
D 5 100-500
ml
48 Jam
2 Bleomycin
Sulfat
2°c -8°c
terlindung
dari
cahaya
NS, D 5 3 ml 5 Unit/ ml IV Bolus
NSI 10 ml
I /
PERITONI
AL
I/PLEURA
L
NSI 10ML 28 hari
terlidung
cahaya
96 jam terhindar dari cahaya
langsung
3 Carmustine
(BCNU)
100mg
dlm 30 m
2°c -8°c
terlindung
dari
cahaya
Alkohol
absolut
WFI
3 ml
27 ml
3,3 mg/mIIF (1 - 2
jam) pada
botol non
PVC
D5; NS 250 ml 24 jam 8 jam dalam botol non
PVC
jangan disimpan di
kulkas, agar tidak
terjadi endapan
crystaline
4 Carboplastin 50 ml dIm
5 ml
<25° C WFI steril,
NS, D5
50 mg/S
ml
Infuse (IV)
(15-60
menit)
D5, NS 500 ml 24 jam
terlindung
dari
cahaya
8 jam terlindung
cahaya
terhindar dari cahaya
langsung
5 Cisplatin 1 mg/ml 15-30° C
terlindung
dari
cahaya
WFI steril 1 mg/ml Infuse/IV
(4-6 jam)
D5, NS 500 ml 72 jam terlindung
cahaya
terhindar dari cahaya
langsung
6 Cyclophosph
amid
(ENDOXAN)
20 mg/ml <25° C
terlindung
dari
cahaya
WFI, NS 10 ml
50 ml
20 mg/ml IM,
1/PERITO
NEAL
IF (30-60
menit)
IV (via
running
drip)
D5, NS 100-500
ml
6 hari 24 jam pengawet benzyl
Alkohol menyebabkan
pembusukan
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIM
PANAN
PELARU
T
VOLUM
E
KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/LAM
A
PEMBERIA
N
LARUTAN
YG
COCOK
VOLUM
E
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
7 Cystarabin
e
(Cytosar)
100mg or
1000 mg
50
mg/ml
100
mg/ml
15-30° CNS 2 ml
10 ml
50
mg/ml
100
mg/ml
SC
IF (30
menit-24
jam)
IT
NS,
WFI,d5
1 ml tidak
direkomenda
sikan
8 hari
terlindung
dari
cahaya
gunakan NS bebas
pengawet untuk
pemberian melalui
IT.
jangan disimpan di
kulkas, agar tidak
terjadi endapan
crystaline
8 Dacarbazin
e
(DTIC) 200
MG
10mg/
mi
8 - 20° C
terlindu
ng dari
cahaya
WFI 19,7 ml 10mg/
mI
Drip 30-60
menit
IV 5-10
menit
IF (30-60
menit) IA
D5, NS 250-500
ml
24 jam
terlindung
dari cahaya
8 hari
terlindung
cahaya
terlindung dari
cahaya langsung
hindari extravasasi
9 Dactinomy
cin 0,5
mg/mI
(Cosmegen
) 500 mg
0,5
mg/ml
<25° C
terlindu
ng dari
cahaya
WFI 1,1 ml 0,5
mg/mI
IF (15-30
menit)
IV (via side
arm)
Direct IV
D5, NS
,WFI
20 ml 24 jam Hindari
extravasation
gunakan larutan
bebas pengawet
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIMP
ANAN
PELARUT VOLUME KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/LAMA
PEMBERIAN
LARUTAN
YG COCOK
VOLUME
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
10 Daunorubici
n
(Daunoblast
ina) 5
mg/mI
5 mg/ml 2-8°C
(larutan)
8-15° C
(serbuk)
terlindun
g dari
cahaya
NS, WFI 10 ml 2mg/mi IA
IF (10-15
menit)
IV (2-3
menit)
D5, NS 50-100
ml
48 jam
terlindung
dari cahaya
24 jam
terlindung
dari
cahaya
terlindung dari
cahaya
hindari
extravasation
11 Doxetaxel
(TAXOTERE)
0,3-0,9
mg/mI
20 mg/0,5
ml
80 mg/2 ml
0,3 - 0,9
mg/ml
2-8° C
terlindun
g dari
cahaya
Ethanol
13 %
w/w
(ethanol/
water)
bawaan
obat
1,5 ml
6 ml
10
mg/mI
IF (60
menit)
D5, NS 250-500
ml (0,3-
0,9 mgI
ml)
4 jam 4 jam biarkan vial pada
temperatur kamar
selama 5 menit
sebelum dilarutkan.
12 Doxorubicin
(ADRIAMYC
IN) 2 mg/mI
10 mg
50 mg
2 mg/ml 8 - 15° C
terlindun
g dari
cahaya
WFI, NS 5 ml
25 ml
2 mg/mI IA
IV (3-5
menit
viarunning
drip)
IF (10-15
menit)
D5, NS 48 jam
terlindung
dari cahaya
24 jam
terlindung
terlindung dari
cahaya langsung
hindari extravasasi
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIM
PANAN
PELARU
T
VOLUM
E
KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/L
AMA
PEMBER
IAN
LARUTA
N YG
COCOK
VOLUM
E
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
19 Fluorour
asil
(5FU)
500
mg/la
ml
50mg/
mi
15-
30°Cteri
lindung
cahaya
WFI IV, IA, IF D5, NS 300-500
ml
20-100
ml
24 jam
48 Jam
20 Foliric
Acid
(LEUCOF
ORIN)
Ca.
Lefofoli
nat
Lemari
Es
IM, IV,
SC IF
D5, NS
D5, NS
100-500
ml
24 jam
21 Ganciclo
vir
(CYMEV
ENE)
500mg
WFI l0 ml 50mg/
ml
IF(1
jam)
D5, NS 100 ml
10mg/
ml
24 jam
22 Gemcita
bine
(GEMZA
R)
200 mg
1000mg
30mg/
ml (40
mg/ml)
15-25°C NS 5 ml
25 ml
40mg/
ml
40
mg/mI
IF(30me
nit- 4
jam)
NS 50-
l000ml
24jam Jangan disimpan
dalam kulkas
karena dapat
terbentik kristal.
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIM
PANAN
PELARU
T
VOLUM
E
KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/L
AMA
PEMBER
IAN
LARUTA
N YG
COCOK
VOLUM
E
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
23 Interfer
on
(ROFER
ON-A)
(INTRO
N A)
3 ml
40
mg/ml
15-30°C
terlindu
ng dari
cahaya
WFI 1 ml SC, IM 24 jam 24 jam
24 Iphosfa
mida
(HOLOX
AN)
1000mg
40
mg/mI
15-30°C
terlindu
ng dari
cahaya
WFI 24,5 40
mg/mi
IF (30-
120
menit)
D5, NS
D5,
500 ml 6
minngu
7 han diberikan
bersamaan
dengan MESNA
untuk mengurangi
Cysitis hemorragyc
25 Idarubic
in
(ZAVED
OS)
5mg
1 mg/ml15-30°C
terlindu
ng dari
cahaya
WFI, NS 5 ml 1 mg/mlIV (5-10
menit)
(via
running
drip)
NS, D5 7 hari
terlindu
ng dari
cahaya
72 jam terlindung
dari cahaya
hindari extravasasi
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIM
PANAN
PELARU
T
VOLUM
E
KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/L
AMA
PEMBER
IAN
LARUTA
N YG
COCOK
VOLUM
E
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
26 Ciadribi
ne
(LEUSTA
TIN)
10
mg/10
ml
SC
IV
Contrak
si (24
jam
atau 2
jam)
NS 100-500
ml
24 jam 24 jam terhindar dari
cahaya langsung
27 Amifosti
ne
(ETHYOL
)
50
mg/mI
500mg
50
mg/mI
2-8 °C NS 9,5 ml 50
mg/mI
IV (15
menit)
NS tidak
tentu
(100mI
NS)
24 jam 5 jam
28 Raltitrex
ed
(TOMO
DEX)
2 mg
WFI 4 ml 0,5
mg/mi
IV diatas
15
menit
NS, D5 50-250
ml
24 jam 4 jam
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIMP
ANAN
PELARUT VOLUME KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/LA
MA
PEMBERI
AN
LARUTA
N YG
COCOK
VOLUME
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
29 Rituxima
b
(MOBTH
ERA)
500mg
100mg
NS, D5 50ml
lOmI
10mg/mlIV NS D5W 1-
4mg/ml
24 jam 12 jam jangan disimpan
dalam freezer,
jangan dikocok,
terhindar dari
cahaya langsung
30 Oxaliplati
n
(ELOXATI
N)
50 mg
WFI,
D5W
20 ml 2,5
mg/mI
IF (2-
6jam)
jangan
diberi-
kan pd IV
lang-
sung
D5W 250-500
ml
24 jam 6 jam
31 31
Irinoteca
n
(CAMPT
O)
100
mg/5 ml
NS, D5W 0,12-
2,8mg/m
l
IF (30-90
menit)
NS D5 250 - 500
ml
24 jam 12 jam jangan disimpan
dalam freezer,
terhindar dari
cahaya langsung
32 L-
asparagi
nase
(LEUNAS
E)
10.000
unit
2-8 °C WFI, NS
NS
5 ml
2 ml
2000
U/mI
5000
U/mI
IV (>30
menit)
IF (2-4
jam)
IM
D5, NS 200-500
ml
2 ml
8 jam
selama
larutan
jernih
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN
SETELAH DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSENT
RASI
KONDISI
PENYIMP
ANAN
PELARUT VOLUME KONSENT
RASI
AKHIR
RUTE/LA
MA
PEMBERI
AN
LARUTAN
YG
COCOK
VOLUME
LARUTAN
2-8 °C 22 - 25 °C
33 Melphala
n
(ALKERAN
)
50 mg
60% w/w
propylen
Glyco +
Na citrat
+ etanol
10 ml 5mg/mi IV (15
menit) via
running
up
dengan
NS )
IF (15-20
menit)
NS 100-200
ml
< 1 jam Larutan tidak stabil,
segera gunakan jika
telah dilarutkan untuk
memperpendek waktu
pelarutan obat; kocok
dengan kuat untuk
melarutkan obat.
34 Metrotrex
ate
50 mg/2
ml
1 gr/10
ml
15-30 °C
terlindung
dari
cahaya
WFI steril
NS steril
WFI
bacteriost
atik
<25
mg/ml
IM, IV, IT,
IA
IF (low
dose 15-
30 menit)
dosis
tinggi 6
jam
D5, NS 24 jam
terlindung
dari
cahaya
4-8 jam; Segera
digunakan. terlindung
dari cahaya
35 Mitomyci
n- C
2 mg
10 mg
0,5 mg/mI15-30°C
terlindung
dari
cahaya
WFI steril 4 ml
20 ml
0,5 mg/mIIV (lewat
lengan,5-
10 menit)
IF (30-60
menit),
IA
IT
D5, NS,
WFI
500 ml
20-60 ml
14 hari
(WFI)
7 han WFI
3 jam DS
12 jam NS
24 jam Sod.lactate
terhindar dari cahaya
langsung,
hindari extravasasi
36 Mitixantr
one
(NOVANT
RON) 20
mg/10 ml
2 mg/mI 15-30 °C
terlindung
dari
cahaya
NS 2mg/ml IF (10
menit)
IV (5
menit)
NS , D5 50-100 ml7 hari 7 hari harus dilarutkan
terlebbih dahulu (dlm
infus)
sebelum diberikan
secara IV
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN SETELAH
DIREKONSTITUSI DENGAN
PELARUT YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSEN
TRASI
KONDISI
PENYIM
PANAN
PELARUT VOLUME KONSEN
TRASI
AKHIR
RUTE/L
AMA
PEMBER
IAN
LARUTA
N YG
COCOK
VOLUM
E
LARUTA
N
2-8 °C 22 - 25 °C
37 Mustine
10 mg
WFI, NS 20 ml 0,5
mg/mI
IV (5
menit
lewat
drip),IF,
IA,IP
D5 150-
250 ml
38 Paclitax
el
(TAXO
L)
30
mg/S
ml
0,3 -
1,2
mg/mI
15-
25°C
NS 30
mg/5
ml
IF(3
jam, 24
jam)
NS, D5 500 ml
(0,3-1,2
mg /ml)
27 jam simpan pada
wadah gelas,
gunakan kusus
infus taxol,
terhindar dari
cahaya langsung
39 Sterpto
zocin
(ZANO
SAAR)
1000m
g
NS, D5 9,5 ml 100
mg/mI
IF (30-
60
menit)
D5, NS 8 jam terhindar dari
cahaya langsung
40 Tenipos
ide
50
mg/mI
IF (30-
60
menit)
D5, NS 250-
500 ml
1mg/mI
8 jam (0,5
mg/mI)
4 jam (0,1-0,2
mg/ml)
simpan pada
wadah gelas,
hindari
extravasasi
NO NAMA
OBAT
OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN
PENYIMPANAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSE
NTRASI
KONDISI
PENYIMPAN
AN
PELAR
UT
VOLUM
E
KONSENT
RASI
AKHIR
RUTE/LAM
A
PEMBERIA
N
LARUTAN YG
COCOK
VOLUME
LARUTAN
2-8 °C 22 - 25 °C
41 Thiote
pa
15 mg
WFI 1,5 ml 10 mg/mI 24 jam IV, IMSC
IF(15-30
menit)
lT(1-5 mg/ml)
D5,
NS
50 ml
30-60 ml
42 Topot
ecan 4
mg
WFI 1,5 ml 10 mg/ml 7 hari 24 jam D5,
NS
50 - 250 ml 7 hari
43 vinbla
stin 10
mg
1
mg/ml
2-8°C
Terlindung
dari
cahaya
WFI,
NS
10 ml 1mg/ml 21 hari 7 hari IV (2-3
menit/bolus),
IF (5-15
menit , drip).
Tidak Untuk
IT
D5,
NS
45 Vincris
tine 1
mg
1
mg/ml
2-8°C
Terlindung
dari
cahaya
WFI,
NS
10 ml 1mg/ml 7 hari 2 hari IV (2-3
menit/bolus),
IF (5-15
menit , drip).
Tidak Untuk
IT
D5,
NS
20-50 ml 7 hari
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN /
PELARUT
METODE
PEMBERIAN
STABILITAS DAN
PENYIMPANAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONS
ENTR
ASI
KONDI
SI
PENYI
MPAN
AN
PELAR
UT
VOLU
ME
KONS
ENTR
ASI
AKHIR
RUTE/
LAMA
PEMB
ERIAN
LARU
TAN
YG
COCO
K
VOLU
ME
LARU
TAN
2-8 °C 22 - 25 °C
47 Transtuzumab
(HERCEPTIN
440 mg)
2-8°CWFI 20 ml 21
mg/m
l
28
hari
24
jam
IF
(30-70
menit)
Hany
a NS
50-100
48 Bevacizumab
(Avastin)
NS 24
jam
(Kond
isi
Asept
is)
Seger
a
(Kond
isi
Asept
is)
Drip
(tidak
boleh
bolus
)
NS 100 ml 24 jam
(Kondisi
Aseptis)
49 Mesna
(UROMITEXAN)
200 mg
20
mg/m
I
2-8
°C
NS 24
jam
6 jam IV ; IFD5,
NS
24 jam
50 Metociopramicle
(MAXOLON)
10mg/2ml
100 mg/20 ml
IV ; IFD5,
NS
48 jam
NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN /
PELARUT
METODE
PEMBERIAN
STABILITAS DAN
PENYIMPANAN
SETELAH
DIREKONSTITUSI
DENGAN PELARUT
YANG SESUAI
TINDAKAN
PENCEGAHAN
KONSE
NTRAS
I
KONDI
SI
PENYI
MPAN
AN
PELAR
UT
VOLU
ME
KONSE
NTRAS
I
AKHIR
RUTE/
LAMA
PEMB
ERIAN
LARUT
AN YG
COCO
K
VOLU
ME
LARUT
AN
2-8 °C 22 - 25 °C
51 Methyprednisol
one
(SOLUMEDR
OL)
500mg
WFI 7,8 ml500
mg/8,
2 ml
48
jam
IF (30
menit
).
D5,
NS
48 jam
52 Ondansentron
(ZOFRAN)
2mg/ml
NS IF; IV D5,
NS
24 jam
53 Diphenhidrami
n
(BENADRYL)
500mg/10 ml
IF;IM NS 50 - 100 ml
54 Granisetron
(KYTRIL)
3mg/3ml
IF / IV
(5
menit
).
DS,
NS
50-100 ml
Jaminan mutu
1. Sterilisasi Ruangan dilakukan secara berkala/2x
seminggu (sesuai jadwal).
2. Uji mikrobiologi 3 bulan sekali (clean room, alat,
produk akhir.
3. Pemeliharaan LAF 6 bulan sekali (sesuai jadwal)
4. Kalibrasi fungsi HEPA setiap 6 bulan sekali
(sesuai jadwal).
5. Validasi petugas : evaluasi pengetahuan dan
tehnik aseptis setiap 6 bulan sekali (sesuai
jadwal)
VERIFIKASI 7 BENAR
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekwensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar Identitas pasien yaitu:
 Kebenaran nama pasien
 Kebenaran nomor rekam medik pasien
 Kebenaran umur/ tanggal lahir pasien
 Kebenaran alamat rumah pasien
 Atau Nama dokter DPJP
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
 Bila ada tumpahan obat Kemoterapi di ruangan, lakukan SEGERA:
1. Minta bantuan tim kerja  beri tahu orang sekitar bila ada
tumpahan obat kemoterapi
2. Lokalisir area, dengam memberikan tanda bahaya disekitar area
tumpahan
3. Lakukan penanganan tumpahan dengan paket APD dalam spill kit.
4. Lokalisir tumpahan dengan: bila yang tumpah adalah bahan cair
serap dengan “kain” kering; kila yang tumpah adalah Serbuk” 
serap dengan “kain” yang telah dibasahi.
5. Netralisir obat kemoterapi dengan larutan cairan detergen  bilas
dengan air secukupnya  lakukan pengelapan sampai kering
6. Buang seluruh sisa bekas penanganan tumpahan dalam wadah
tertutup masukkan dalam kantong warna unggu  musnahkan
dengan incenerator.
Summary
 TekhnikAseptik merupakan kegiatan untuk memanipulasi sediaan
steril untuk menjadikan produk “baru” dengan tetap mencegah
masuknya kontaminan
 Memberikan produk intravena (iv) yang telah terkontaminasi pada
pasien, dapat menyebabkan efek merugikan yang serius hingga
menyebabkan KEMATIAN
 Segera musnahkan/buang, Jika menemukan produk intravena yang
telah terkontaminasi, beritahukan padaApoteker jika obat tersebut
telah dimusnahkan
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf
5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf

More Related Content

What's hot

Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
LinaNadhilah2
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
Henry Nobito
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
mataram indonesia
 
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursorPer kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
Ulfah Hanum
 
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptxSISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
MrPharmacist247
 
KFT
KFTKFT
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Erie Gusnellyanti
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
Nur Fadillah
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
 
PEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKESPEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKES
IAI PURBALINGGA
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Ulfah Hanum
 
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
RickySoebagya
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Ulfah Hanum
 
Obat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan TinggiObat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan Tinggi
I Putu Cahya Legawa
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
ismayani arifin
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
KANDA IZUL
 
Poster Dagusibu
Poster DagusibuPoster Dagusibu
Poster Dagusibu
Ikatan Apoteker Indonesia
 
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Maulana Sakti
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
LinaNadhilah2
 

What's hot (20)

Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)
 
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursorPer kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
Per kbpom no_40_tahun_2013_tentang_pedoman_pengelolaan_prekursor
 
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptxSISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
SISTEM DISTRIBUSI OBAT.pptx
 
KFT
KFTKFT
KFT
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
PEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKESPEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKES
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
8.2.1 EP 1 (2) SOP pengadaan obat.docx
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
 
Obat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan TinggiObat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan Tinggi
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Poster Dagusibu
Poster DagusibuPoster Dagusibu
Poster Dagusibu
 
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
 

Similar to 5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf

2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
MarlinaAzwar1
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
roywidhie
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
UmmilKhair2
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Musa Diryanto
 
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.pptMeningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
APRIL765663
 
Diklat PKPO 2022.ppt
Diklat PKPO 2022.pptDiklat PKPO 2022.ppt
Diklat PKPO 2022.ppt
LalaNurHidayatulloh
 
Materi afan
Materi afanMateri afan
Materi afan
martin181657
 
BUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptxBUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptx
didihkusmardi
 
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptxPELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
vidyanti2
 
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
LilyMely
 
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
KMAgusTriWismantara1
 
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
dyas6
 
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docx
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docxProgram pengendalian resistemsi antimikroba.docx
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docx
AndiNurhatijah
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
PatenPisan1
 
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
BintangTommyRizaldy
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
AstriYuliaSariLubis1
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
JalinKrakatau
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
ssuser1519bc
 

Similar to 5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf (20)

2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
2. DASAR DASAR ASEPTIK DISPENSING rev.pdf
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.pptMeningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
Meningkatkan_keamanan_obat_dengan_kewasp.ppt
 
Diklat PKPO 2022.ppt
Diklat PKPO 2022.pptDiklat PKPO 2022.ppt
Diklat PKPO 2022.ppt
 
Materi afan
Materi afanMateri afan
Materi afan
 
BUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptxBUNDLES HAIS KAP.pptx
BUNDLES HAIS KAP.pptx
 
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptxPELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
PELAYANAN DISPENSING STERIL.pptx
 
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
6-sasaran-keselamatan-pasien.pdf
 
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
1. SOAL OSCE Anestesi Kegawatdaruratan.doc
 
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
7. PENYUNTIKAN YANG AMAN_.pptx
 
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docx
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docxProgram pengendalian resistemsi antimikroba.docx
Program pengendalian resistemsi antimikroba.docx
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
 
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
Keselamatan dan kesehatan kerja-LABORATORIUM.
 
Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
Standar Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Penanganan Covid-19 Di Indonesia Revi...
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 

5. Tekhnik Aseptik Dispensing AHMAD SUBHAN.pdf

  • 1. WORKSHOP Aseptic Dispensing Technique Ahmad Subhan,S.Si.,M.Si.,Apt KEPALA INSTALASI FARMASI RSUP FATMAWATI JAKARTA
  • 2. Curriculum Vitae  NAMA : Ahmad Subhan,SSi.,MSi.,Apt  PENDIDIKAN & PEKERJAAN :  Email :AhmadApt@yahoo.com  TELPON : 08170832596 / Ext. 1385 / *8656  MOTTO HIDUP : “MENJADI MANUSIA BERMANFAAT” PENDIDIKAN S1-FARMASI UII JOGJA 2003 APOTEKER UII JOGJA 2004 S2 FARMASI KLINIK S3 IFO UGM JOGJA IPB - BOGOR 2008 2017 PEKERJAAN 2004 - 2008 APOTEKER APOTEK PANDEGA JOGJA 2008 - 2010 FARMASI KLINIK RSKD DHARMAIS 2010 - 2011 FARMASI KLINIK RSUP FATMAWATI 2012 - 2013 KEPALA INSTALASI FARMASI RSUP FATMAWATI 2014 - 2015 Ketua Sub Komite PPI RSUP Fatmawati 2016 - Sekarang KEPALA INSTALASI FARMASI RSUP FATMAWATI
  • 4.
  • 5. Medication- Related Problems Indication without drug therapy Drug without indication Improper drug selection Subtherapeutic dosage Overdosage Drug interaction Adverse drug reaction Inappropriate laboratory monitoring Failure to receive drug Manley HM, et al. Am J Kidney Disease 2005; 46:669-680
  • 6. Medication errors: menghabiskan dana $ 17-29 juta setiap tahunnya di USA. the FACT… (Bond CA, et al,. 2001. Medication errors in United States Hospitals. Pharmacotherapy; 21(9):1023-1036). Institute of Medicine melaporkan: “Pasien meninggal akibat medical errors setiap tahunnya > kasus breast cancer, atau AIDS” di USA. 44,000 - 98,000 meninggal setiap tahunnya di US.
  • 7. 1. Pemberian secara parentral mencapai >40% dari seluruh pemberian obat selama menjalani perawatan. 2. Pemberian secara langsung melalui parentral baik melalui vena central maupun kapiler dapat menyebabkan jalan masuk infeksi kedalam tubuh. 3. Memberikan pasien produk yang terkontaminasi dapat menyebabkan efek yang merugikan secara serius hingga menimbulkan kematian. the FACT…
  • 8. The reason… a. Meningkatnya kejadian infeksi HAIs b. Obat intravena harus terbebas dari kontaminasi mikroorganisme c. Sitostatika bersifat toksik (Karsinogenik,teratogenik,mutagenik) d. Interaksi kimiawi antar obat-obatan e. Melindungi operator dari paparan obat2 B3
  • 9. JCI(Joint Commision Internasional) Badan Akreditasi Internasional bagian dari Joint Commision on Accreditation of Health Care Organization (JCAHO-USA)
  • 10. 10
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. 14 OBAT HIGH ALERT : Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi , terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya. TIPS : 1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label khusus 2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR 3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang berkompeten 4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA 5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan 6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori Obat LASA / NORUM (Look Alike Sound Alike = Nama Obat Rupa Mirip), saat memberi/menerima instruksi
  • 15. DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI RSUP FATMAWATI DAFTAR OBAT HIGH ALERT NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN SEDIAAN DALAM FORMULARIUM RSF KET. SEDIAAN ELEKTROLIT PEKAT 1 Kalium Klorida (KCl) Electrolite balance Flash Otsu-KCl 7,46% vial 25 mL (Otsuka) 2 Natrium Klorida (NaCl) Electrolite balance Infus NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka) SEDIAAN OBAT 3 Isofluran Anestesi Umum Inhalasi Isoflurane inhalasi 4 Sevofluran Anestesi Umum Inhalasi Sevofluran inhalasi 5 Midazolam Anestesi Umum Injeksi 1. Dormicum 2. Sedacum 6 Propofol Anestesi Umum Injeksi 1. Diprivan 2. Fresofol 3. Recofol 7 Atrakurium Penghambat neuromuskular Injeksi 1. Atrakurium besilat ampul 2. Notrixum ampul 8 Rokuronium HBr Penghambat neuromuskular Injeksi Roculac vial 9 lidokain Anestesi lokal Injeksi Lidocain ampul 10 Bupivakain HCL Anestesi lokal Injeksi 1. Decain ampul 2. Marcain ampul 11 Levobupivakain Anestesi lokal Injeksi Cyrocain ampul 12 Ropivakain Anestesi lokal Injeksi Naropain ampul
  • 16. DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSUP FATMAWATI NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN SEDIAAN DALAM FORMULARIUM RSF KET. SEDIAAN OBAT 13 Narkotika Analgetik Narkotika Injeksi 1. Morfin Sulfat ampul 2. Petidin ampul 3. Fentanil ampul 4. Sufentanil vial 14 Heparin Na Anti koagulan Injeksi Inviclot Vial 5000 International Unit/ml 5 ml 15 Obat Kanker Antineoplastik Injeksi 1. Bleomisin 2. Cisplatin 3. Carboplatin 4. Doksorubisin 5. Etoposid 6. Fluorouracil 7. Oxaliplatin 8. Paclitaxel 9. Siklofosfamid 10. Vincristin Keterangan: Risiko menimbulkan kejadian sentinel (kematian) Risiko menimbulkan sedasi berat dan dalam (Risiko Jatuh) Risiko menimbulkan kelumpuhan otot berat (Risiko Jatuh) Risiko menimbulkan kelumpuhan otot ringan sampai sedang (Risiko Jatuh) Risiko menimbulkan ketergantungan dan penyalahgunaan Risiko perdarahan Risiko paparan obat kanker Fokus Penanganan dan Perhatian: 1. Lakukan Double check. 2. Hanya disimpan di tempat tertentu 3. Baca dengan benar instruksi penggunaan obat 4. Hanya diresepkan oleh Dokter berwenang RSUP FATMAWATI DAFTAR OBAT HIGH ALERT
  • 17. 1. Elektrolit pekat KCL Injeksi dan NaCl 3% hanya disimpan di:Instalasi Farmasi (depo dan gudang), dalam troli emergency (IBS, ICU, ICCU, ICCU, NICU, PICU, resusitasi IGD). 2. Obat kemoterapi hanya disimpan di: Instalasi Farmasi (depo dan gudang), ruang kemoterapi dalam bentuk siap pakai (milik pasien) 3. Obat Narkotika hanya disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang) dalam lemari dobel pintu (kunci berganda). 4. Obat Anestesi: a. Anestesi general dan pelumpuh otot: disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang farmasi) b. Anestesi lokal lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang farmasi) dan dalam troli emergency. c. Anestesi lokal selain lidocain disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan gudang farmasi), poli gigi dengan penandaan jelas 5. Antikoagulan heparin injeksi disimpan di Instalasi Farmasi (depo dan Gudang), ruangan hemodialisa dengan penandaan jelas. IDENTIFIKASI OBAT HIGH ALERT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
  • 19. “ASEPTIS” : bebas mikroorganisme TEHNIK “ASEPTIS” : Metode atau cara yang dilakukan pada tahap sebelum dan selama proses pencampuran obat sehingga dapat menghilangkan risiko paparan terhadap petugas dan pasien serta meniadakan kontaminan dalam sediaan steril yang dibuat, dengan menggunakan prosedur yang terkontrol. Aseptic technique
  • 20. Pencegahan kontaminasi fase:  Preparasi produk parenteral  Selama proses berlangsung  Finalisasi proses (pengemasan dan pengiriman)
  • 21. Penerapan tekhnis aseptik di Rumah Sakit 1. Injection admixture:  Intravena (IV)  Intramuskular (IM)  Intratekal (IT)  Sub kutan (SC) 2. Reconstitution cytotoxic drug 3. Compounding total parenteral nutrition (TPN)
  • 23. Clean Room Adalah: sebuah ruangan dimana jumlah partikel udara terkontrol, serta konstruksi bangunan dan penggunaan nya diatur dengan jelas guna membatasi masuknya partikel ke dalam ruangan serta pengendalian ruanggan menggunakan parameter yang berlaku, seperti: suhu, kelembaban, dan tekanan (British standard)
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27. PASS BOX PASS BOX ~ merupakan jendala internal untuk keluar masuknya material antara ruang steril dan ruang antara. PASS BOX ~ diatur sedemikian rupa untuk dapat mencegah masuknya udara kontaminan ke dalam ruang steril
  • 28. BAROMETER Tekanan Udara (pascal) ~ Cleanroom Magnehelic ~ adalah barometer untuk mengukur perbedaan tekanan udara antara di ruang steril dengan tekanan udara di lingkungan. Perbedaan tekanan udara diatur sedemikian rupa hingga terkendali pada >15 pascal
  • 29. SUPLAI UDARA Udara yang masuk dalam Cleanroom harus melalui High efficiency Particular Air (HEPA) filter. Jumlah partikel udara yang diperbolehkan masuk dalam cleanroom tergantung dari kelas ruangan steril Sirkulasi udara diatur minimal 20 kali /jam
  • 30. Filtrations assembly 08 June 2009 SRTM University, Nanded 30
  • 31. High Efficiency Particular Air (HEPA) Filter
  • 32. TEKANAN UDARA ~ CLEANROOM
  • 33. ARAH ALIRAN UDARA Udara Masuk Udara Keluar
  • 35. Pengukur Suhu & Alat Bantu Suara  Thermometer digunakan untuk memonitor suhu ruangan – biasanya terkendali dibawah 5o C  Intercom – digunakan sebagai alat bantu bicara antara yang di dalam ruang steril dengan yang diluar luar steril
  • 37. A. Laminar Air Flow Cabinet type 1 Aliran Udara Horizontal Udara mengalir kearah operator Digunakan untuk pengerjaan non- chemotherapy
  • 38. Laminar Air Flow (LAF) Cabinet • Tidak dianjurkan mengoperasikan LAF secara terus menerus. • Jika LAF dihidupkan kembali setelah dimatikan, tunggu 30 minutes untuk menstabilkan kembali aliran udara dalam kabinet dan dibersihkan sebelum digunakan • Sebelum digunakan, seluruh perlengkapan interior kerja pada permukaan LAF harus dibersihkan.
  • 39. Laminar Air Flow Cabinet Prefilter Hepa Filter Room Air Filtered Air Horizontal Laminar Air Flow Hood Horizontal Laminar Air Flow Hood
  • 40.
  • 41. B. Laminar Air Flow Cabinet type 2 Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet Aliran UdaraVertical ~ Udara mengalir dari atas - bawah untuk menjaga sterilitas produk dan melindungi operator Digunakan untuk produk chemotherapy
  • 42. Laminar Air Flow Hoods (cont.) Vertical Laminar Flow Hood
  • 43.
  • 44. Biological Safety Cabinet or Chemotherapy Cabinet
  • 45. C. Pengaturan Material dalam LAF  Seluruh bahan sediaan aseptik harus berada tidak kurang dari 6 (enam) inci dalam cabinet untuk menjaga kemungkinan masuknya kontaminan dari udara ruangan kedalam kabinet.
  • 46.
  • 47. Benar : peletakan material dalam alat LAF
  • 48. Salah : peletakan material dalam alat LAF
  • 49. D. TEKHNIS Desinfensi LAF 1. Bahan yang diperlukan: a. PerlengkapanAPD b. Sarung tangan c. Tutup kepala d. Aquadest e. Kassa kecil/besar atau handuk bebas bulu f. Alkohol 96% (steril isoprophile alkohol) g. Kantong buangan tertutup h. Kontainer buangan sisa
  • 50. 2. Prosedur Desinfeksi a. Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan SOP yang ada. b. Basahi kassa dengan Alkohol 96% dan lakukan pengelapan pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja LAF dan shild pelindung LAF secara SATU ARAH. Hati-hati jangan sampai membasahi HEPA filter. c. Mengelap pada puncak grill, dinding dalam LAF, meja kerja LAF dan shild pelindung LAF dengan kassa kering. d. Mengulangi langkah b dan c sebanyak 2 kali. e. Buang kassa bekas pengelapan dalam kantong tertutup. f. Tanggalkan sarung tangan luar, masukkan dalam kantong buangan tertutup. g. Tanggalkan pakaian pelindung sesuai dengan SOP yang ada. h. Mengisi formulir laporan dengan lengkap i. Menyampaikan laporan pada Apoteker penanggung jawab.
  • 51.
  • 52. Laminar Air Flow Hoods (cont.)
  • 53. V. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
  • 54. A. Pakaian 1. Terbuat dari bahan yang sesuai , ini tergantung dari ruangan steril yang memerlukannya. 2. Merupakan satu kesatuan antara celana,baju hingga penutup kepala. Hal ini penting untuk menjaga sterilitas ruangan clean room 3. Minimal perlengkapan yang dibutuhkan: • Baju komplit dengan celana panjang • Penutup kepala • Penutup muka (masker) • Sarung tangan • Sandal / penutup kaki sandal penutup kaki kemungkinan lebih nyaman dibandingkan dengan sepatu.
  • 55. B. Mancuci Tangan 1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan detergent, bila terdapat masa kotoran ditangan 2. Cuci tangan dengan handrup berbahan dasar alkohol untuk tindakan antiseptic 3. Lakukan sesuai dengan prosedur cuci tangan dengan air atau dengan handrup 4. Sesudah kering tangan tidak menyentuh benda-benda lain yang dapat mengotori lagi.
  • 56. RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
  • 57. RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
  • 58. C. Sarung Tangan 1. Sarung tangan steril harus digunakan pada saat pengerjaan sediaan steril 2. Jangan menyentuh bagian steril dari sarung tangan. 3. Pegang ujung karet sarung tangan untuk digunakan
  • 60. A. Preparasi/persiapan 1.Periksa kelengkapan obat, prinsip 5 (lima) benar yaitu: benar pasien,obat,dosis,rute,waktu dan frekwensi pemberian. 2.Periksa kondisi obat yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tanggal kadaluarsa). 3.Menghitung kesesuaian dosis lazim.
  • 61. 1. Dosis BERDASARKAN BSA  Sebagian besar berdasarkan luas permukaan tubuh (Body Surface Area)  Beberapa berdasarkan dosis tetap, BB,AUC, umur.  Dosis masing-masing orang berbeda, harus dihitung.  BSA : TB(cm)xBB(kg) 3600  Dosis berdasarkanAUC = Calvert Formula Target AUC x ( GFR + 25 ), target AUC ditentukan dari riwayat kemoterapi sebelumnya.
  • 62. Contoh kasus  Wanita 53 tahun  Diagnosis : Ca. Ovarium  Mendapatkan kemoterapi regimen CAP  BB = 50 Kg,TB = 160 cm  Pemeriksaan sebelum Kemoterapi : 1. Hb.12, L4000,T 154.000 2. Bill . Normal, SGOT,SGPT normal 3. ECHO , EF=65% 4. GFR = 70 ml/min
  • 63. DOSIS OBAT KEMOTERAPI  Perhitungan dosis :  LPB = BB XTB = 1, 49 3600 CAP = Cyclophosphamide = 500 mg/m2 Adriamycin (doxorubicin) = 50 mg/m2 Platamin (Cisplatin) = 50 mg/m2 Dosis yang dibutuhkan pasien = C = 750 mg. A = 75 mg. P = 75 mg Cek apakah dosis sudah sesuai Cek apakah pasien pernah mendapat doxorubicin sebelumnya, karena maksimal dose bersifat kumulatif. Siklus pemberian setiap 21 hari, sebanyak 6 kali
  • 64. PELARUTAN obat kemoterapi  Perhatikan pelarut yang digunakan danVolume pelarut.  Cyclophosphamide = pelarut Dex 5 %, NaCl 0.9% dengan konsentrasi minimal 20 mg/ml.  Doxorubicin = pelarut Dex 5 % ,NaCl 0.9% dengan konsentrasi minimal 2 mg/ml  Cisplatin = pelarut Dex 5%,Nacl 0.9% dengan konsentrasi minimal 1 mg/ml  Lakukan rekonstitusi dengan prinsip Safe Handling Cytotoxic  Perhatikan kemasannya untuk obat yang tidak boleh terkena cahaya.
  • 65. 2. CONTOH DOSIS BERDASARKAN AUC  CT ( carboplatin + paclitaxel 175 mg/m2 )  Indikasi : kanker paru jenis non small cell (NSCLC)  Pasien dengan BB = 55 kg,TB = 160 cm, GFR = 60 mL/mnt., target AUC 6.  Bagaimana mempersiapkan regimen kemoterapi tersebut ?
  • 66. Persiapan  Penghitungan dosis :  LPB = 1.56 ~ 1.5 m2  Carboplatin = 5 x ( 60 + 25 ) = 425 mg.  Paclitaxel = 1.5 x 175 = 262 mg.  Siapkan obat sejumlah kebutuhan
  • 67. Preparasi  Carboplatin :  Konsentrasi = 50 mg / 5 ml  Pelarut = Dex 5% / NaCl 0.9% dengan konsentrasi akhir > 1 mg/mL.  Ambil larutan carboplatin sebanyak 42.5 mL dimasukkan kedalam Dex 5% / NaCl 0.9% 500 mL.  Harus terlindung cahaya  Stabilitas = 8 jam di suhu kamar dan 24 jam di refrigerator.
  • 68.  Paclitaxel :  Konsentrasi = 30 mg dalam 5 mL  Pelarut = Dex 5% / NaCl 0.9% dengan konsentrasi akhir 0.3 – 1.2 mg/mL.  Ambil larutan paclitaxel sebanyak 43.7 mL dimasukkan kedalam Dex 5% / NaCl 0.9% 300 mL.  Siapkan dalam kolf non – PVC, dan infus set non PVC  Stabilitas = 27 jam jangan disimpan di refrigerator.
  • 69. Lanjutan…. 4. Kesesuaian pelarut obat yang diperlukan. 5. Membuat label obat yang terdiri dari : Nama Pasien, Nomor MR, Nama Obat, Dosis, Pelarut, Rute Pemberian, Tanggal Pembuatan dan Tanggal Kadaluarsa setelah pelarutan obat. 6. Membuat label kemasan pengiriman obat yang terdiri dari : Nama Pasien, Nomor Pasien, Ruang Perawatan, Jumlah Paket Pengiriman, Tanggal Pengiriman.
  • 71. Label obat 1. Label harus jelas :  Nama pasien  Nomer Barcode/RM  Tanggal Lahir/Usia  Nama Obat  No. Bach obat  Pelarut obat  Konsentrasi obat  Dosis sediaan obat  Tgl ED setelan pelarutan 2. Kirim obat ke ruang perawatan dengan troley tertutup.
  • 72.
  • 73. CAN YOU IDENTIFY POTENTIAL FOR ERROR ?
  • 74. B. Aseptic Technique  Tekhnis aseptik adalah sebuah tekhnik untuk memanipulasi untuk reformulasi (mencampur/melarutkan) dengan tekhnik steril , serta mencegah adanya kontaminasi pada sediaan parentral tersebut.  TekhnikAseptic untuk proses manipulasi termasuk:  Syringes (spuit)  Needles (jarum)  Vials  Ampules  Removal of packaging (pemindahan isi)  Assembling of sterile products (reformulasi sediaan)  Hand placement (tekhnik sentuhan tangan)
  • 75. 1. Aseptic Technique - Syringes NEVER TOUCH Tip or Plunger
  • 76. Aseptic Technique - Syringes 1.5ml measured
  • 77. Aseptic Technique - Syringes • Syringes tersedia dari ukuran 0.5 hingga 60 milliliters (ml) • Penanda syringes, mengambarkan peningkatan volume yang berbeda, tergantung dari ukuran syringe • Jangan Menggunakan syringes yang mempunyai penanda gradations yang lebih besar untuk volume yang lebih kecil. Sesuaikan dengan ukuran volumenya • Untuk menjaga sterility, jangan menyentuh bagian plunger.
  • 78. 2. Aseptic Technique - Needles  Hub (pusat)  Merupakan bagian ujung yang menjadi pusat cairan sebelum keluar pada jarum  Bevel (ujung tajam)  Merupakan ujung jarum.
  • 79.
  • 80. 3. Aseptic Technique - Ampules Vials Ampules
  • 82. Aseptic Technique - Ampules 1. MembukaAmpul larutan obat: a. Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau dengan melakukan gerakan J-motion. b. Seka bagian leher ampul dengan alkohol swab (alkohol 70% + cloheksidin 2%), biarkan mengering. c. Lilitkan kassa sekitar ampul d. Pegang ampul dengan posisi 450, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi tubuh kita. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
  • 83. 1 2 3 4 Aseptic Technique - Ampules
  • 84.
  • 85. Aseptic Technique - Ampules 2. Pegang ampul dengan posisi 450 3. masukkan spuit ke dalam ampul 4. tarik larutan dari ampul ke dalam syringe, sesuaikan jumlah volume yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kedalam ampul. 5. Tutup needle. 6. Buang semua material bekas proses pelarutan ke dalam kantong buangan tertutup.
  • 86. 1 2 3 4 Aseptic Technique - Ampules
  • 87.
  • 88. 4. Aseptic Technique - Vial 1. Membuka vial obat: a. Buka tutup vial b. Seka bagian karet vial dengan alkohol swab (Alkohol 70% + clorheksidin 2%), biarkan mengering c. Berdirikan vial d. Masukkan bekas penutup vial kedalam kantong buangan tertutup
  • 89. Aseptic Technique - Vial 2. Pegang vial dengan posisi 450, 3. masukkan needle spuit yang telah berisi cairan pelarut yang sesuai kedalam vial.
  • 90. Aseptic Technique - Vial  Penusukan  Tempatkan pada tengah karet untuk melubangi vial  Untuk menjaga masuknya jarum pada karet.  Masukkan pada ujung siku jarum (bagian tajam), lalu beri tekanan untuk memasukkan jarum pada vial.
  • 91. Aseptic Technique - Vial 4. Injeksikan secara perlahan-lahan diikuti dengan memutar vial obat secara perlahan supaya cairan pelarut merata didalam vial. 5. Buatkan jalur udara tambahan apabila diperlukan; dengan menyuntikkan line needle pada tutup karet vial. 6. Biarkan beberapa saat, hingga serbuk obat dalam vial larut sempurna.
  • 92. Aseptic Technique - Vial 7. Untuk mengambil cairan obat yang telah larut dalam vial; 8. Pegang vial dengan posisi 450, 9. suntikkan needle spuit pada tutup karet vial, 10. Posikan vial 900tarik larutan dari vial ke dalam syringe. 11. sesuaikan jumlah volume yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kedalam vial. 12. Tutup needle syringe. 13. Buang semua material bekas proses pelarutan ke dalam kantong buangan tertutup.
  • 93.
  • 94. DATA STABILITAS OBAT KEMOTERAPI
  • 95. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSENT RASI KONDISI PENYIMP ANAN PELARUT VOLUME KONSENT RASI AKHIR RUTE/LA MA PEMBERI AN LARUTAN YG COCOK VOLUME LARUTAN 2-8 °C 22 - 25 °C 1 Amsacrine (Amsidine) 7,5 mg / 1,5mg 15°C - 30°C L- Lactic Acid 13,5 ml 5mg / ml IF (30-90 menit) D 5 100-500 ml 48 Jam 2 Bleomycin Sulfat 2°c -8°c terlindung dari cahaya NS, D 5 3 ml 5 Unit/ ml IV Bolus NSI 10 ml I / PERITONI AL I/PLEURA L NSI 10ML 28 hari terlidung cahaya 96 jam terhindar dari cahaya langsung 3 Carmustine (BCNU) 100mg dlm 30 m 2°c -8°c terlindung dari cahaya Alkohol absolut WFI 3 ml 27 ml 3,3 mg/mIIF (1 - 2 jam) pada botol non PVC D5; NS 250 ml 24 jam 8 jam dalam botol non PVC jangan disimpan di kulkas, agar tidak terjadi endapan crystaline 4 Carboplastin 50 ml dIm 5 ml <25° C WFI steril, NS, D5 50 mg/S ml Infuse (IV) (15-60 menit) D5, NS 500 ml 24 jam terlindung dari cahaya 8 jam terlindung cahaya terhindar dari cahaya langsung 5 Cisplatin 1 mg/ml 15-30° C terlindung dari cahaya WFI steril 1 mg/ml Infuse/IV (4-6 jam) D5, NS 500 ml 72 jam terlindung cahaya terhindar dari cahaya langsung 6 Cyclophosph amid (ENDOXAN) 20 mg/ml <25° C terlindung dari cahaya WFI, NS 10 ml 50 ml 20 mg/ml IM, 1/PERITO NEAL IF (30-60 menit) IV (via running drip) D5, NS 100-500 ml 6 hari 24 jam pengawet benzyl Alkohol menyebabkan pembusukan
  • 96. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIM PANAN PELARU T VOLUM E KONSEN TRASI AKHIR RUTE/LAM A PEMBERIA N LARUTAN YG COCOK VOLUM E LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 7 Cystarabin e (Cytosar) 100mg or 1000 mg 50 mg/ml 100 mg/ml 15-30° CNS 2 ml 10 ml 50 mg/ml 100 mg/ml SC IF (30 menit-24 jam) IT NS, WFI,d5 1 ml tidak direkomenda sikan 8 hari terlindung dari cahaya gunakan NS bebas pengawet untuk pemberian melalui IT. jangan disimpan di kulkas, agar tidak terjadi endapan crystaline 8 Dacarbazin e (DTIC) 200 MG 10mg/ mi 8 - 20° C terlindu ng dari cahaya WFI 19,7 ml 10mg/ mI Drip 30-60 menit IV 5-10 menit IF (30-60 menit) IA D5, NS 250-500 ml 24 jam terlindung dari cahaya 8 hari terlindung cahaya terlindung dari cahaya langsung hindari extravasasi 9 Dactinomy cin 0,5 mg/mI (Cosmegen ) 500 mg 0,5 mg/ml <25° C terlindu ng dari cahaya WFI 1,1 ml 0,5 mg/mI IF (15-30 menit) IV (via side arm) Direct IV D5, NS ,WFI 20 ml 24 jam Hindari extravasation gunakan larutan bebas pengawet
  • 97. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIMP ANAN PELARUT VOLUME KONSEN TRASI AKHIR RUTE/LAMA PEMBERIAN LARUTAN YG COCOK VOLUME LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 10 Daunorubici n (Daunoblast ina) 5 mg/mI 5 mg/ml 2-8°C (larutan) 8-15° C (serbuk) terlindun g dari cahaya NS, WFI 10 ml 2mg/mi IA IF (10-15 menit) IV (2-3 menit) D5, NS 50-100 ml 48 jam terlindung dari cahaya 24 jam terlindung dari cahaya terlindung dari cahaya hindari extravasation 11 Doxetaxel (TAXOTERE) 0,3-0,9 mg/mI 20 mg/0,5 ml 80 mg/2 ml 0,3 - 0,9 mg/ml 2-8° C terlindun g dari cahaya Ethanol 13 % w/w (ethanol/ water) bawaan obat 1,5 ml 6 ml 10 mg/mI IF (60 menit) D5, NS 250-500 ml (0,3- 0,9 mgI ml) 4 jam 4 jam biarkan vial pada temperatur kamar selama 5 menit sebelum dilarutkan. 12 Doxorubicin (ADRIAMYC IN) 2 mg/mI 10 mg 50 mg 2 mg/ml 8 - 15° C terlindun g dari cahaya WFI, NS 5 ml 25 ml 2 mg/mI IA IV (3-5 menit viarunning drip) IF (10-15 menit) D5, NS 48 jam terlindung dari cahaya 24 jam terlindung terlindung dari cahaya langsung hindari extravasasi
  • 98. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIM PANAN PELARU T VOLUM E KONSEN TRASI AKHIR RUTE/L AMA PEMBER IAN LARUTA N YG COCOK VOLUM E LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 19 Fluorour asil (5FU) 500 mg/la ml 50mg/ mi 15- 30°Cteri lindung cahaya WFI IV, IA, IF D5, NS 300-500 ml 20-100 ml 24 jam 48 Jam 20 Foliric Acid (LEUCOF ORIN) Ca. Lefofoli nat Lemari Es IM, IV, SC IF D5, NS D5, NS 100-500 ml 24 jam 21 Ganciclo vir (CYMEV ENE) 500mg WFI l0 ml 50mg/ ml IF(1 jam) D5, NS 100 ml 10mg/ ml 24 jam 22 Gemcita bine (GEMZA R) 200 mg 1000mg 30mg/ ml (40 mg/ml) 15-25°C NS 5 ml 25 ml 40mg/ ml 40 mg/mI IF(30me nit- 4 jam) NS 50- l000ml 24jam Jangan disimpan dalam kulkas karena dapat terbentik kristal.
  • 99. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIM PANAN PELARU T VOLUM E KONSEN TRASI AKHIR RUTE/L AMA PEMBER IAN LARUTA N YG COCOK VOLUM E LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 23 Interfer on (ROFER ON-A) (INTRO N A) 3 ml 40 mg/ml 15-30°C terlindu ng dari cahaya WFI 1 ml SC, IM 24 jam 24 jam 24 Iphosfa mida (HOLOX AN) 1000mg 40 mg/mI 15-30°C terlindu ng dari cahaya WFI 24,5 40 mg/mi IF (30- 120 menit) D5, NS D5, 500 ml 6 minngu 7 han diberikan bersamaan dengan MESNA untuk mengurangi Cysitis hemorragyc 25 Idarubic in (ZAVED OS) 5mg 1 mg/ml15-30°C terlindu ng dari cahaya WFI, NS 5 ml 1 mg/mlIV (5-10 menit) (via running drip) NS, D5 7 hari terlindu ng dari cahaya 72 jam terlindung dari cahaya hindari extravasasi
  • 100. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIM PANAN PELARU T VOLUM E KONSEN TRASI AKHIR RUTE/L AMA PEMBER IAN LARUTA N YG COCOK VOLUM E LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 26 Ciadribi ne (LEUSTA TIN) 10 mg/10 ml SC IV Contrak si (24 jam atau 2 jam) NS 100-500 ml 24 jam 24 jam terhindar dari cahaya langsung 27 Amifosti ne (ETHYOL ) 50 mg/mI 500mg 50 mg/mI 2-8 °C NS 9,5 ml 50 mg/mI IV (15 menit) NS tidak tentu (100mI NS) 24 jam 5 jam 28 Raltitrex ed (TOMO DEX) 2 mg WFI 4 ml 0,5 mg/mi IV diatas 15 menit NS, D5 50-250 ml 24 jam 4 jam
  • 101. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIMP ANAN PELARUT VOLUME KONSEN TRASI AKHIR RUTE/LA MA PEMBERI AN LARUTA N YG COCOK VOLUME LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 29 Rituxima b (MOBTH ERA) 500mg 100mg NS, D5 50ml lOmI 10mg/mlIV NS D5W 1- 4mg/ml 24 jam 12 jam jangan disimpan dalam freezer, jangan dikocok, terhindar dari cahaya langsung 30 Oxaliplati n (ELOXATI N) 50 mg WFI, D5W 20 ml 2,5 mg/mI IF (2- 6jam) jangan diberi- kan pd IV lang- sung D5W 250-500 ml 24 jam 6 jam 31 31 Irinoteca n (CAMPT O) 100 mg/5 ml NS, D5W 0,12- 2,8mg/m l IF (30-90 menit) NS D5 250 - 500 ml 24 jam 12 jam jangan disimpan dalam freezer, terhindar dari cahaya langsung 32 L- asparagi nase (LEUNAS E) 10.000 unit 2-8 °C WFI, NS NS 5 ml 2 ml 2000 U/mI 5000 U/mI IV (>30 menit) IF (2-4 jam) IM D5, NS 200-500 ml 2 ml 8 jam selama larutan jernih
  • 102. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSENT RASI KONDISI PENYIMP ANAN PELARUT VOLUME KONSENT RASI AKHIR RUTE/LA MA PEMBERI AN LARUTAN YG COCOK VOLUME LARUTAN 2-8 °C 22 - 25 °C 33 Melphala n (ALKERAN ) 50 mg 60% w/w propylen Glyco + Na citrat + etanol 10 ml 5mg/mi IV (15 menit) via running up dengan NS ) IF (15-20 menit) NS 100-200 ml < 1 jam Larutan tidak stabil, segera gunakan jika telah dilarutkan untuk memperpendek waktu pelarutan obat; kocok dengan kuat untuk melarutkan obat. 34 Metrotrex ate 50 mg/2 ml 1 gr/10 ml 15-30 °C terlindung dari cahaya WFI steril NS steril WFI bacteriost atik <25 mg/ml IM, IV, IT, IA IF (low dose 15- 30 menit) dosis tinggi 6 jam D5, NS 24 jam terlindung dari cahaya 4-8 jam; Segera digunakan. terlindung dari cahaya 35 Mitomyci n- C 2 mg 10 mg 0,5 mg/mI15-30°C terlindung dari cahaya WFI steril 4 ml 20 ml 0,5 mg/mIIV (lewat lengan,5- 10 menit) IF (30-60 menit), IA IT D5, NS, WFI 500 ml 20-60 ml 14 hari (WFI) 7 han WFI 3 jam DS 12 jam NS 24 jam Sod.lactate terhindar dari cahaya langsung, hindari extravasasi 36 Mitixantr one (NOVANT RON) 20 mg/10 ml 2 mg/mI 15-30 °C terlindung dari cahaya NS 2mg/ml IF (10 menit) IV (5 menit) NS , D5 50-100 ml7 hari 7 hari harus dilarutkan terlebbih dahulu (dlm infus) sebelum diberikan secara IV
  • 103. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSEN TRASI KONDISI PENYIM PANAN PELARUT VOLUME KONSEN TRASI AKHIR RUTE/L AMA PEMBER IAN LARUTA N YG COCOK VOLUM E LARUTA N 2-8 °C 22 - 25 °C 37 Mustine 10 mg WFI, NS 20 ml 0,5 mg/mI IV (5 menit lewat drip),IF, IA,IP D5 150- 250 ml 38 Paclitax el (TAXO L) 30 mg/S ml 0,3 - 1,2 mg/mI 15- 25°C NS 30 mg/5 ml IF(3 jam, 24 jam) NS, D5 500 ml (0,3-1,2 mg /ml) 27 jam simpan pada wadah gelas, gunakan kusus infus taxol, terhindar dari cahaya langsung 39 Sterpto zocin (ZANO SAAR) 1000m g NS, D5 9,5 ml 100 mg/mI IF (30- 60 menit) D5, NS 8 jam terhindar dari cahaya langsung 40 Tenipos ide 50 mg/mI IF (30- 60 menit) D5, NS 250- 500 ml 1mg/mI 8 jam (0,5 mg/mI) 4 jam (0,1-0,2 mg/ml) simpan pada wadah gelas, hindari extravasasi
  • 104. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSE NTRASI KONDISI PENYIMPAN AN PELAR UT VOLUM E KONSENT RASI AKHIR RUTE/LAM A PEMBERIA N LARUTAN YG COCOK VOLUME LARUTAN 2-8 °C 22 - 25 °C 41 Thiote pa 15 mg WFI 1,5 ml 10 mg/mI 24 jam IV, IMSC IF(15-30 menit) lT(1-5 mg/ml) D5, NS 50 ml 30-60 ml 42 Topot ecan 4 mg WFI 1,5 ml 10 mg/ml 7 hari 24 jam D5, NS 50 - 250 ml 7 hari 43 vinbla stin 10 mg 1 mg/ml 2-8°C Terlindung dari cahaya WFI, NS 10 ml 1mg/ml 21 hari 7 hari IV (2-3 menit/bolus), IF (5-15 menit , drip). Tidak Untuk IT D5, NS 45 Vincris tine 1 mg 1 mg/ml 2-8°C Terlindung dari cahaya WFI, NS 10 ml 1mg/ml 7 hari 2 hari IV (2-3 menit/bolus), IF (5-15 menit , drip). Tidak Untuk IT D5, NS 20-50 ml 7 hari
  • 105. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONS ENTR ASI KONDI SI PENYI MPAN AN PELAR UT VOLU ME KONS ENTR ASI AKHIR RUTE/ LAMA PEMB ERIAN LARU TAN YG COCO K VOLU ME LARU TAN 2-8 °C 22 - 25 °C 47 Transtuzumab (HERCEPTIN 440 mg) 2-8°CWFI 20 ml 21 mg/m l 28 hari 24 jam IF (30-70 menit) Hany a NS 50-100 48 Bevacizumab (Avastin) NS 24 jam (Kond isi Asept is) Seger a (Kond isi Asept is) Drip (tidak boleh bolus ) NS 100 ml 24 jam (Kondisi Aseptis) 49 Mesna (UROMITEXAN) 200 mg 20 mg/m I 2-8 °C NS 24 jam 6 jam IV ; IFD5, NS 24 jam 50 Metociopramicle (MAXOLON) 10mg/2ml 100 mg/20 ml IV ; IFD5, NS 48 jam
  • 106. NO NAMA OBAT OBAT UTUH LARUTAN / PELARUT METODE PEMBERIAN STABILITAS DAN PENYIMPANAN SETELAH DIREKONSTITUSI DENGAN PELARUT YANG SESUAI TINDAKAN PENCEGAHAN KONSE NTRAS I KONDI SI PENYI MPAN AN PELAR UT VOLU ME KONSE NTRAS I AKHIR RUTE/ LAMA PEMB ERIAN LARUT AN YG COCO K VOLU ME LARUT AN 2-8 °C 22 - 25 °C 51 Methyprednisol one (SOLUMEDR OL) 500mg WFI 7,8 ml500 mg/8, 2 ml 48 jam IF (30 menit ). D5, NS 48 jam 52 Ondansentron (ZOFRAN) 2mg/ml NS IF; IV D5, NS 24 jam 53 Diphenhidrami n (BENADRYL) 500mg/10 ml IF;IM NS 50 - 100 ml 54 Granisetron (KYTRIL) 3mg/3ml IF / IV (5 menit ). DS, NS 50-100 ml
  • 107.
  • 108. Jaminan mutu 1. Sterilisasi Ruangan dilakukan secara berkala/2x seminggu (sesuai jadwal). 2. Uji mikrobiologi 3 bulan sekali (clean room, alat, produk akhir. 3. Pemeliharaan LAF 6 bulan sekali (sesuai jadwal) 4. Kalibrasi fungsi HEPA setiap 6 bulan sekali (sesuai jadwal). 5. Validasi petugas : evaluasi pengetahuan dan tehnik aseptis setiap 6 bulan sekali (sesuai jadwal)
  • 109. VERIFIKASI 7 BENAR 1. Benar obat 2. Benar waktu dan frekwensi pemberian 3. Benar dosis 4. Benar rute pemberian 5. Benar Identitas pasien yaitu:  Kebenaran nama pasien  Kebenaran nomor rekam medik pasien  Kebenaran umur/ tanggal lahir pasien  Kebenaran alamat rumah pasien  Atau Nama dokter DPJP 6. Benar informasi 7. Benar dokumentasi
  • 110.
  • 111.  Bila ada tumpahan obat Kemoterapi di ruangan, lakukan SEGERA: 1. Minta bantuan tim kerja  beri tahu orang sekitar bila ada tumpahan obat kemoterapi 2. Lokalisir area, dengam memberikan tanda bahaya disekitar area tumpahan 3. Lakukan penanganan tumpahan dengan paket APD dalam spill kit. 4. Lokalisir tumpahan dengan: bila yang tumpah adalah bahan cair serap dengan “kain” kering; kila yang tumpah adalah Serbuk”  serap dengan “kain” yang telah dibasahi. 5. Netralisir obat kemoterapi dengan larutan cairan detergen  bilas dengan air secukupnya  lakukan pengelapan sampai kering 6. Buang seluruh sisa bekas penanganan tumpahan dalam wadah tertutup masukkan dalam kantong warna unggu  musnahkan dengan incenerator.
  • 112.
  • 113. Summary  TekhnikAseptik merupakan kegiatan untuk memanipulasi sediaan steril untuk menjadikan produk “baru” dengan tetap mencegah masuknya kontaminan  Memberikan produk intravena (iv) yang telah terkontaminasi pada pasien, dapat menyebabkan efek merugikan yang serius hingga menyebabkan KEMATIAN  Segera musnahkan/buang, Jika menemukan produk intravena yang telah terkontaminasi, beritahukan padaApoteker jika obat tersebut telah dimusnahkan