4. Sekurang-kurangnya satu lapis kain yang menutup seluruh tubuhnya.
Mengkafaninya sesudah dimandikan.
Diutamakan kain yang digunakan berwarna putih.
Bagi laki-laki disunahkan 3 lapis kain
terdiri dari kain sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya.
bagi perempuan disunahkan 5 lapis kain
Terdiri dari kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup
kepala), selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh
tubuh.
Kecuali orang yang sedang ihram, ia dikafani
dangan pakaian ihramnya, tidak diberi wangi-wangian, dan kepalanya
tidak ditutup, agar ia tetap dalam keadaan ihram.
5. Menggunakan kain yg bersih dan baik serta
menutupi seluruh tubuh.
Memberikan wangi-wangian
Tidak berlebih-lebihan dalam kain kafan.
Menaburi kain kafan dengan kapur.
Hendaknya kain kafan yang terbaik diletakkan
di bagian atas.
6. Kain kafan yang digunakan hendaklah kain kafan yang dibeli dari
harta si jenazah. Hendaklah didahulukan membeli kain kafannya dari
melunaskan hutangnya, menunaikan wasiatnya dan membagi harta
warisannya. Jika si jenazah tidak memiliki harta, maka keluarganya
boleh menanggungnya. Apabila si jenazah tidak ada yang menanggung
maka diambilkan dari baitul maal.
7. Pertama siapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk mengkafani
jenazah (kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek bagian
tepi/pinggir kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan
tersebut (potong kain kafan sesuai dengan panjang jenazah dan
kondisi badan jenazah ditambah sekitar tiga jengkal atau 70 cm
untuk tempat mengikat.).
Lalu buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi
mayat laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnahkan
pada pertama kali menyobek kain tersebut membaca doa
yaitu membaca :
(Allahummaj’al libaasahu (ha) ‘anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya
Allahu ta’ala birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.
8. Untuk jenazah laki-laki, tiga lembar kain sama panjang
untuk wanita dua lembar kain sama panjang, satu lembar kain
panjang (bawahan), satu lembar baju, dan satu lembar
kerudung.
Atau tiga lembar sama panjang, satu lembar baju panjang/
gamis dan satu lembar kerudung(semuanya lima lembar).
9. Selanjutnya sediakan lima helai atau lebih
(yang penting ganjil) tali pengikat yang dibuat
atau dipotong dari setiap sisi kain kafan.
Setelah itu lalu kita bentangkan kain kafan satu
per satu di atas dipan/ keranda/tikar
tempat untuk mengkafani jenazah. posisi kepala
mengarah kiblat.
10. Jangan lupa, di bawah kain-kain
tersebut sudah diletakkan tali
pengikatnya. Lalu kita taruh kapas
di atas kafan terutama untuk
bagian dubur dan taburi kain
kafan itu dengan kapur barus
halus dan minyak wangi
secukupnya.
Setelah semua siap, jenazah dapat
diangkat dn diletakkan diatas kain
11. lapisi bagian qubul, seluruh persendian, luka-luka (kalau ada) dengan kapas
yang sudah ditaburi kapur barus halus,
Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas
kedua matanya, kedua lubang hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di
atas tempat-tempat sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak
tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan
juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya.
Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah.
12. Setelah selesai, lipat selembar demi
selembar kain kafan, dimulai dari bagian
kanan jenazah.
Lalu ikat jenazah dengan ikatan yang
mudah dibuka di bagian sebelah kiri
dengan tujuan agar pengubur mudah
melepaskan ikatan tersebut di dalam
liang lahat.
13. 1. Mulailah dengan mengikat tali
bagian atas kepala jenazah dan
sisa kain bagian atas yang lebih
itu dilipat kewajahnya lalu diikat
dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian
bawah kaki dan sisa kain kafan
bagian bawah yang lebih itu
dilipat kekakinya lalu diikat
dengan sisa tali itu sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali
yang lain dengan jarak yang sama
rata. Perlu diperhatikan,
mengikat tali tersebut jangan
14. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tali
pengikat kain kafan itu di buka saat jenazah sudah
dimasukan kedalam liang lahat.
Hal ini sesuai dengan keterangan dari ulama dalam kitab
Fiqhus sunnah oleh Syaikh Sayyid Sabiq, beliau
menyebutkan:
”Dianjurkan ketika menguburkan jenazah, menumpukan
jasadnya pada bagian tubuh sebelah kanan dan
menghadapkan wajahnya kearah kiblat. Lalu bagi yang
meletakkan jenazah keliang lahat hendaklah sambil
berdo’a”