Dokumen tersebut membahas tentang hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M. Hijrah ini merupakan tonggak sejarah penting bagi umat Islam karena menandai dimulainya pemerintahan Islam di Madinah. Dokumen juga menjelaskan beberapa kronologi peristiwa hijrah beserta hikmah yang terkandung di dalamnya.
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
Hijrah Nabi Muhammad
1. Hijrah Nabi Muhammad Ke
Madinah
Oleh :
Arini Dyah F.
Aqila Maitsa
Khairunnisa Firdausi
Rahma Maul Reza
Risti Putri N.
Vischa Nadia P.
ا ِــــــــــــــــمْسِبِﷲيم ِحَّالر ِنَمْحَّالر
2. H I J R A H
• adalah perpindahan/migrasi Nabi Muhammad dan
pengikutnya dari Makkah ke Madinah pada tahun
611.
3. Hijrah secara bahasa berarti “tarku”
(meninggalkan). Dikatakan: hijrah ila syai’
berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairihi” (berpindah
kepada sesuatu dari sesuatu). Sedangkan
secara istilah hijrah berarti “tarku man
nahallaahu ‘anhu”: meninggalkan sesuatu
yang dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda: “Muhajir (orang yang berhijrah)
adalah orang yang meninggalkan segala
larangan Allah”. (HR. Bukhari)
4. Rasulullah Memulai Hijrah
• Tanggal 1 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah, tiga belas tahun
sesudah diangkat sebagai rasul, Nabi Muhamad Saw memulai
perjalanan beliau untuk hijrah ke kota Madinah. Selama tiga belas
tahun masa kenabiannya, Rasulullah banyak mengalami intimidasi
dan gangguan yang dilancarkan oleh kaum Musyrikin kota Mekah.
• Pada malam menjelang keberangkatan nabi Muhammad Saw ke
Madinah, kaum Musyrikin berniat membunuh beliau. Namun, Ali
bin Abi Thalib as, dengan gagah berani menyamar sebagai
Rasulullah sehingga kepergian Rasulullah tidak berhasil diketahui
oleh kaum Musyrikin.
• Hijrahnya Rasulullah ke Madinah menandai diawalinya lembaran
sejarah baru dalam perkembangan Islam. Rakyat Madinah
menyambut Rasulullah dengan gembira dan tak lama kemudian
terbentuklah sistem pemerintahan Islam di Madinah.
5. Hijrah Rasulullah saw.
• Pada September 622, terdapat skenario pembunuhan kepada Nabi
Muhammad, maka secara diam-diam Nabi Muhammad
bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota Mekkah. Sedikit demi
sedikit, Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib
320 kilometer (200 mil) utara Mekkah. Yastrib kemudian berubah
nama menjadi Madinat un-Nabi, yang berarti "kota Nabi", tapi kata
un-Nabi menghilang, dan hanya disebut Madinah, yang berarti
"kota". Penanggalan Islam yang disebut Hijriah dicetuskan
oleh Umar bin Khattab pada tahun 638 atau 17 tahun setelah
peristiwa hijrah. Kota tempat tinggal Nabi Muhammad disebut
Madinah dan wilayah sekitarnya disebut Yastrib.
6. Kronologi Hijrah
Hari Tanggal Catatan
Hari 1
Kamis
26 Safar SH 1
(9 September 622)
Meninggalkan rumah di
Mekkah. Tinggal tiga hari di
Gua Thur di dekat Mekkah.
Hari 5
Senin
1 Rabiul awal SH 1
(13 September 622)
Meninggalkan Mekkah.
Perjalanan ke Madinah.
Hari 12
Senin
8 Rabiul awal SH 1
(20 September 622)
Tiba di Masjid Quba dekat
Madinah.
Hari 16
Jumat
12 Rabiul awal SH 1
(24 September 622)
Tiba di Madinah untuk
salat Jumat.
Hari 26
Senin
22 Rabiul awal SH 1
(4 October 622)
Pindah dari Masjid Quba ke
Madinah.
7. Hijrah Pertama
• Sebelumnya, pada tahun 615 telah ada
peristiwa hijrah pertama dari kaum Muslim
yang disarankan Nabi Muhammad untuk
menghindari penindasan dari kaum Quraish
di Mekkah untuk hijrah ke Kekaisaran
Aksum yang diperintah oleh Raja Kristen .
Nabi Muhammad sendiri tidak ikut hijrah.
Pada tahun itu pengikut Nabi Muhammad
dikejar suku Quraish dengan mengirim
utusan ke Kekaisaran Aksum untuk membawa
kembali para pengikut Nabi Muhammad yang
hijrah kembali ke Mekkah.
8. Hijrah Kedua Ke Habsyi
• Umat Islam yang hijrah ke Habsyi pertama berlangsung
selama dua bulan. Setelah itu mereka kembali lagi ke
Mekkah. Melihat keberhasilan umat Islam bertahan dan
mendapat perlindungan di Habsyi serta semakin banyak
jumlahnya di kota Mekkah, kafir Quraisy semakin
geram. Mereka semakin memperkuat penganiayaan
terhadap orang-orang Islam. Karena itulah Nabi
Muhammad saw. menyarankan kembali kepada umat
Islam untuk hijrah ke Habsyi. Hijrah kedua ini diikuti
oleh 101 orang dan di antaranya terdapat 18 orang
wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.
9. • Kepergian umat Islam yang kedua ini ke Habsyi
masih mendapat sambutan yang hangat dari raja
Nejus. Mereka diberi kebebasan untuk
menjalankan ibadahnya dan boleh bebas memilih
ingin tetap tinggal di Habsyi selamanya atau
tidak. Rupanya kebaikan hati raja Nejus ini
membuat marah orang-orang kafir Quraisy.
Mereka tidak tahan dan terus berusaha untuk
menghambat gerak langkah perkembangan Islam
dengan berbagai cara. Untuk itu, orang-orang
kafir Quraisy mengirim ‘Amr bin ‘Ash dan
Abdullah bin Rabiah menghadap raja Nejus
dengan harapan permintaan mereka kali ini untuk
mengirimkan kembali para muhajirin mendapat
sambutan positif dari raja Nejus.
10. • Melihat keseriusan orang-orang kafir Quraisy ini,
raja Nejus mengumpulkan umat Islam untuk dimintai
penjelasan yang sebenarnya. Dalam kesempatan
ini, Ja’far bin Abi Thalib bertindak sebagai wakil dan
juru bicara umat Islam untuk menjelaskan hal yang
sebenarnya kepada raja Nejus. Setelah dijelaskan
panjang lebar mengenai Islam dan ajarannya yang
dibawa Nabi Muhammad saw. yang tidak
bertentangan dengan agama yang dianut raja,
akhirnya raja mengerti dan meminta utusan tersebut
kembali ke Mekkah. Setelah itu, raja Nejus pun
masuk Islam. Melihat kegagalan yang kedua kali ini,
orang-orang kafir Quraisy semakin gencar
menyebarkan isu kebohongan mengenai ajaran
yang dibawa Nabi Muhammad saw. dan berusaha
mempersempit gerak langkah perjuangan Islam.
11. Hikmah Hijrah Nabi Muhammad saw.
• Pertama: peristiwa hijrah Rasululah dan para sahabatnya dari Mekah ke
Madinah merupakan tonggak sejarah yang monumental dan memiliki
makna yang sangat berarti bagi setiap Muslim, karena hijrah merupakan
tonggak kebangkitan Islam yang semula diliputi suasana dan situasi yang
tidak kondusif di Mekah menuju suasana yang prospektif di Madinah.
• Kedua: Hijrah mengandung semangat perjuangan tanpa putus asa dan
rasa optimisme yang tinggi, yaitu semangat berhijrah dari hal-hal yang
buruk kepada yang baik, dan hijrah dari hal-hal yang baik ke yang lebih
baik lagi. Rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih
dan takut dengan berhijrah, meski harus meninggalkan tanah kelahiran,
sanak saudara dan harta benda mereka.
• Ketiga: Hijrah mengandung semangat persaudaraan, seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada saat beliau mempersaudarakan
antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, bahkan beliau telah
membina hubungan baik dengan beberapa kelompok Yahudi yang hidup
di Madinah dan sekitarnya pada waktu itu.