4. HAL-HAL YANG DIANJURKAN
1. Hendaknya kain kafan yang digunakan bagi Mayit
laki-laki sebanyak tiga lapis. Sedangkan bagi
wanita sebanyak lima lapis terdiri dari sarung,
ghamis, khimar, dan dua helai kain
2. Menggunakan kain yang bersih dan baik serta
menutup seluruh tubuh.
3. Menggunakan kain yang berwarna putih.
4. Memberikan wewangian.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam kain kafan
6. Menaburi kain kafan dengan kafur.
7. Hendaknya kain kafan yang terbaik diletakkan
dibagian atas.
5.
6.
7. Cara mengukur kain kafan;
Panjang: Ukur panjang mayit dengan meteran
dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki
dengan melebihkannya kira-kira 60 cm.
Contoh: seandainya panjang mayit 180 cm,
maka di tambah 60 cm sehingga keseluruhan
panjang 240 cm. Penambahan panjang kain
disesuaikan agar dapat mengikat ujung kepala
dan ujung kaki.
Lebar: Ukur lebar mayit mulai dari ujung bahu
kanan mayit hingga ujung kiri kemudian hasil
pengukuran dikalikan tiga. Contoh: jika lebar
mayit 30 cm, maka lebar kain yang dibutuhkan
30 x 3 = 90 cm. (Jika lebar bahu 40 cm, maka
lebar kain yang dibutuhkan 120 cm).
8. Perhatian;
Biasanya kain kafan berbeda-beda ukuran penjualannya di
pasar, maka harus dipastikan kembali ukuran yang
dibutuhkan dan sesuai dengan mayit agar tidak merepotkan
yang mengkafaninya. Dan yang paling ideal adalah kain
dengan ukuran panjang 280 cm dan lebar 180 cm untuk
memudahkan dipotong sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan.
Membuat kira-kira tujuh ikatan dari kain kafan yang
panjangnya sesuai dengan lebar kain yang telah diukur
sesuai kebutuhan mayit. Lebar ikatan kira-kira 10 cm.
Membuat popok yang gunanya untuk menjaga kotoran
yang dikhawatirkan keluar dari mayit. Dengan lebar kira-
kira 30 cm dan panjang kira-kira 100 cm.
9. TEKNIS TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH
Siapkan tali kafan sebanyak 7 tali untuk kepala, bahu, siku,
pinggul, paha, betis, kaki (awal)
Siapkan kain kafan paling bagus dilapisan paling luar kemudian
kain kafan lagi dilapisan selanjutnya
Letakkan khimar/kerudung kemdian gamis
Letakkan sarung, popok, dan kapas di atas popok
Berikan minyak wangi dan kapur barus ke kain kafan
Mayit dipindahkan ke kain kafan dengan memasang popok dahulu
kemudian sarung, gamis, dan khimar
Lipat kain dari sisi kiri ke sisi kanan, kemudian lipat sisi kanan ke
sisi kiri
Ujung kain diputar ke sebelah kiri
Ikat jenazah dari mulai ikatan atas ke bawah ke arah sebelah kiri
Semua ikatan berada di sebelah kiri dan rapih
10. Dalam matan Akhsharil Mukhtasharat disebutkan teknis mengkafani
jenazah:
سن َو
تكفين
رجل
يِف
ث َ
َلَث
لفائف
بيض
بعد
تبخيرها
لَعْيج َو
ال
حنوط
اَميِف
اَهينَب
هْنِم َو
قطنِب
ينَب
الييه
يِقاَبْال َو
على
منافذ
جهه َو
ومواضع
ُُجُس
وده
ُ
ثم
يرد
طرف
علياْال
من
بِناَجْال
االيسر
على
هشق
االيمن
ُ
ثم
االيمن
على
اال
يسر
ُ
ثم
ةَيِناالث
ةَثِلاالث َو
كِلَذَك
لَعْيج َو
اكثر
ل ِ
اضَفْال
ُِع
دْن
راسه
“Disunnahkan mengkafani jenazah laki-laki dengan tiga lapis kain putih
dengan memberikan bukhur (wewangian dari asap) pada kain tersebut.
Dan diberikan pewangi di antara lapisan. Kemudian diberikan pewangi
pada mayit, di bagian bawah punggung, di antara dua pinggul, dan
yang lainnya pada bagian sisi-sisi wajah dan anggota sujudnya.
Kemudian kain ditutup dari sisi sebelah kiri ke sisi kanan. Kemudian
kain dari sisi kanan ditutup ke sisi kiri. Demikian selanjutnya pada
lapisan kedua dan ketiga. Kelebihan kain dijadikan di bagian atas
kepalanya”.
13. Pertama; Yang wajib dalam kain kafan bagi laki-laki dan wanita
adalah satu helai akan tetapi yang sunnah dan lebih utama adalah
untuk laki-laki tiga helai dan untuk wanita lima helai. Dan
dimakruhkan melebihi batasan tersebut.
Kedua; Yang paling utama mengkafani adalah yang diberi wasiat
kemudian kerabat terdekat dan selanjutnya.
Ketiga; Membeli kain kafan dengan harta si mayit, kalau tidak ada
maka yang keluarga yang menanggungnya, dan bila tidak ada juga
di ambil dari harta kaum muslimin.
Keempat; Dimakruhkan memberi kain kapan dari wol atau rambut,
atau kain yang dicelup warna kuning. Dan diharamkan mengkafani
mayit dengan kulit.
Kelima; Para ulama membeci membakar kain kafan.
Keenam; Dilarang memasukkan wewangian atau kafur ke dalam
mata mayit.
Ketujuh; Disunnahkan bilangan ikatan berjumlah ganjil.
Kedelapan; Untuk mayit anak laki-laki menggunakan tiga helai kain,
sedangkan untuk anak perempuan dua helai kain dan satu ghamis.
16. 1. Letakkan jenazah di
hadapan imam, maka
imam berdiri dihadapan
kepala mayit jika ia laki-
laki dan ma’mum berada
disebelah kanan imam.
Dan jika mayit itu
perempuan, imam berdiri
di tengah-tengah mayit.
Kemudian ma’mum
berdiri dibelakang imam.
17. 2. Imam Bertakbiratul ihram dengan
mengangkat kedua tangannya, kemudian
meletakkan tangan kanan di atas tangan
kiri di atas dada. Kepala menunduk dan
pandangan tertuju kepada tempat sujud.
3. Lalu Berta’awwudz, membaca basmalah
secara sirriyyah, dan tidak membaca do’a
iftitah. Kemudian dilanjutkan dengan
membaca surat al fatihah secara sirriyyah.
18. 4. Kemudian imam takbir untuk yang kedua
kalinya, seraya mengangkat tangan
kemudian membaca shalawat.
5. Kemudian bertakbir untuk yang ketiga
seraya mengangkat tangan dan berdo’a
bagi sang mayit.
Diantara do’a-do’a yang ada adalah:
4. Lalu imam bertakbir untuk yang terakhir,
dan diam sejenak lantas salam seraya
memalingkan muka ke arah kanan satu
kali.
24. MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN
DALAM HAL INI (1)
Pertama; Hukum sholat jenazah adalah fardhu kifayah.
Kedua; disyari’atkan sholat jenazah pada setiap:
1. Janin yang gugur berusia empat bulan atau lebih.
2. Orang yang mati Syahid, walupun hukum asalnya tidak disholatkan
akan tetapi bila dilakukan itu lebih utama
3. Orang yang terbunuh karena hukuman had
4. Orang fajir yang banyak melakukan kemaksiatan.
5. Orang yang memiliki hutang dan tidak meninggalkan harta untuk
melunasi hutangnya.
Ketiga; diharamkan mensholati orang kafir, munafik, dan yang
meninggalkan sholat wajib. Juga tidak boleh merasa kasihan dan
memohonkan ampun bagi mereka.
Keempat; Yang paling utama untuk mensholati mayit adalah yang diberi
wasiat. Imam masjid dan kerabat keluarga mayit.
Kelima; Jika hanya terdiri dari seorang ma’mum, maka dia berdiri
dibelakang imam.
25. MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN
DALAM HAL INI (2)
Keenam; lebih diutamakan agar mensholati mayit di luar
masjid dan hal ini adalah petunjuk yang sering di contohkan
oleh Rasulullah `. Dan tidak boleh mensholatinya di antara
kuburan, tapi bila sudah dikuburkan maka hal itu
diperbolehkan.
Ketujuh; tidak boleh mensholati mayit pada tiga waktu
yang terlarang kecuali darurat.
Kedelapan; Boleh bagi kaum wanita untuk menghadiri
sholat jenazah baik sendiri maupun berjama’ah dengan
syarat tidak sholat di kuburan, karena wanita dilarang
untuk memasukinya.