SlideShare a Scribd company logo
A. Pendahuluan
Tasawuf, sebagai amalan keagamaan yang praktis, dimaksudkan untuk
mencapai derajat taqwa yang tertinggi. Para sufi telah merumuskan ajaran tasawuf
yang berakar dari ajaran islam. Jalan (Thariqoh) yang ditempuh berbeda-beda sesuai
dengan garis ajaran guru, kultur, dan konteks social yang melingkupinya. Perbedaan
itulah yang melatarbelakangi kehidupan para sufi melahirkan macam-macam aliran
tasawuf dengan penekanan ajaran yang berbeda pula.1
Seperti Ibn ‘Arabi yang berpendapat bahwa manusia dan Tuhan pada
hakikatnya adalah satu kesatuan wujud. Menurutnya setiap sesuatu yang ada memiliki
dua aspek, yaitu aspek dalam dan luar. Aspek luar disebut makhluk dan aspek dalam
disebut Tuhan.Aspek yang ada adalah Aspek dalam yaitu Tuhan dan aspek luar
merupakan bayangan dari aspek dalam. Karena itu menurutnya perbedaan antara
makhluk dan Tuhan hanyalah pada rupa dan ragam, sedangkan hakikatnya sama.2
Juga Al-Jilli yang berpandangan bahwa yang ada ini adalah tunggal, semua
perbedaan hakikatnya hanyalah modus, aspek dan manifestasi fenomenal (lahiriyah)
dari realitas tunggal tersebut.3 Dan masih banyak lagi perbedaan yang tidak mungkin
penulis jelaskan semuanya.
Terlepas dari perbedaan itu, manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan-
sentuhan spiritual untuk kesejukan dan kedamaian hati. Manusia memang rindu
kepada Kekasihnya yang Tunggal.4 Oleh karena itulah penulis memandang perlunya
mempelajari aliran-aliran Tasawuf. dengan harapan dapat menemukan jalan yang
terbaik untuk mengenal Tuhan dan memahami lebih jauh tentang aliran-aliran
Tasawuf dalam islam.
1 Dr. H.M. Jamil, MA, Akhlak Tasawuf,(Jakarta : Referensi), hal.
2 Ibid. 133
3 Ibid, hal.138-139.
4 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung, 2011,
hlm. 16
B. PEMBASAHAN
TASAWUF AMALI
Tasawuf Amali berupa tuntunan praktis tentang bagaimana cara mendekatkan diri
kepada Allah. Ini identik dengan Tarekat, sehingga bagi mereka yang masuk tarekat akan
memperoleh bimbingan semacam itu.
Tasawuf Amali yaitu tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan
diri kepada Allah. Dalam pengertian ini, Tasawuf Amali berkonotasikan tarekat. Tarekat
dibedakan antara kemampuan sufi yang satu dari pada yang lain, ada orang yang
dianggap mampu dan tahu cara mendekatkan diri kepada Allah, dan ada orang yang
memerlukan bantuan orang lain yang dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu.
Dalam perkembangan selanjutnya, para pencari dan pengikut semakin banyak dan
terbentuklah semacam komunitas sosial yang sepaham, dan dari sini munculah strata-
strata berdasarkan pengetahuan serta amalan yang mereka lakukan. Dari sini maka
muncullah istilah Murid, Mursyid, wali, dan sebagainya.
Dalam Tasawuf Amali mempunyai aturan, prinsip, dan sistem khusus. Semua hanya
merupakan jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam mencapai tujuan berada sedekat
mungkin dengan Tuhan, lama-kelamaan berkembang menjadi organisasi sufi yang
melegalisir kegiatan tasawuf. Praktek amaliahnya disistematisasi sedemikian rupa
sehingga masing-masing tarekat mempunyai metode sendiri-sendiri.
Dalam tarekat ada tiga unsur, yakni guru (Mursyid), murid dan ajaran.guru adalah
orang yang mempunyai otoritas dan legalitas kesufian, yang berhak mengawasi muridnya
dalam setiap langkah dan geraknya sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu dia
mempunyai keistimewaan khusus, seperti jiwa yang bersih. Dalam buku Tanwirul al-
Qulub fi Mu’amalati ‘Allami al-Ghuyub sebagaimana yang dinukil oleh Abu Bakar Aceh
bahwa seorang Mursyid, adalah orang yang telah suluk, syari’ah dan hakikatnya sesuai
dengan ajaran Islam, dan telah mendapat ijazah untuk mengajarkan suluk kepada orang
lain. sedang murid adalah orang yang menghendaki pengetahuan dan petunjuk dalam
amal ibadahnya.
Dalam tasawuf, pendalaman dan pengamalan aspek batin adalah yang paling utama
dengan tanpa mengabaikan aspek lahiriyah yang dimotifasikan untuk membersihkan jiwa.
Kebersihan jiwa yang dimaksud adalah hasil perjuangan (mujahadah) yang tak henti-
hentinya, sebagai cara perilaku perorangan yang terbaik dalam mengontrol diri pribadi.
2.1. Tokoh-tokoh Tasawuf Amali
a. Junaid Al-Baghdadi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al-
nihawandi. Dikatakan bahwa para sufi pada masanya, al-junaid adalah seorang sufi
yang mempunyai wawasan luas terhadap ajaran tasawuf, mampu membahas secara
mendalam, khusus tentang paham tauhid dan fana`. Al-Junaid memberikan pengertian
tauhid yang hakiki. Menurutnya adalah buah dari fana` terhadap semua yang selain
Allah. Al-Junaid juga menandaskan bahwa tasawuf berarti “allah akan menyebabkan
mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya.” Peniadaan diri ini oleh Junaid
disebut fana`, sebuah istilah yang mengingatkan kepada ungkapan Qur`ani “segala
sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya (QA. 55:26-27); dan hidup dan hidup dalam
sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf merupakan penyucian dan
perjuangan kejiwaan yang tidak ada habis-habisnya.
b. Al-Qusyairy
Al-Qusyairy banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, dari sini ia menguasai doktrin
Ahlusunnah wal Jama’ah yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy’ary (w.935 M) dan
para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan, kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah
yang merupakan karya monumentalnya dalam bidang Tasawuf -dan sering disebut
sebagai salah satu referensi utama Tasawuf yang bercorak Sunni-, Al-Qusyairy
cenderung mengembalikan Tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah Wal Jama’ah. Dia
juga penentang keras doktrin-doktri aliran Mu’tazilah, Karamiyah, Mujassamah dan
Syi’ah.
c. Al-Harawi
Sebagai tokoh sufi pada abad kelima Hijriyah, dia mendasarkan tasawufnya di
atas doktrin Ahl al-Sunnah. Di antara karya-karya beliau tentang tasawuf adalah
Manazil al-Sa`irin ila Rabb al-`Alamin, dia menguraikan tingkatan-tingkatan
rohaniyah para sufi, di mana tingakatan para sufi tersebut, menurutnya, mempunyai
awal dan akhir, seperti katanya; ”kebanyakan ulama kelompok ini sependapat bahwa
tingkatan akhir tidak dipaandang benar kecuali dengan benarnya tingkatan awal, seperti
halnya bangunan tidak bisa tegak kecuali didasarkan pada fondasi. Benarnya tingkatan
awal adalah dengan menegakkannya di atas keihklasan serta keikutannya terhadap al-
Sunnah”.
Dalam kedudukannya sebagai seorang penganut paham sunni, al-harawi
melancarkan kritik terhadap para sufi yang terkenal dengan keanehan ucapan-
ucapannya, sebagaimana katanya. Dalam kaitannya dengan masalah ungkapan-
ungkapan sufi yang aneh tersebut, al-Harawi berbicara tentang maqam ketenangan
(sakinah). Maqam ketenangan timbul dari perasaan ridha yang aneh. Dia mengatakan:
“peringkat ketiga (dari peringkat-peringkat ketenangan) adalah ketenagan yang timbul
dari perasaan ridha atas bagian yang diterimanya. Ketenangan tersebut bisa mencegah
ucapan aneh yang menyesatkan; dan membuat orang yang mencapainya tegak pada
batas tingkatannya. “yang dimaksud dengan ucapan dengan ucapan yang menyesatkan
itu adalah seperti ungkapan-ungkapan yang diriwayatkan dari Abu yazid dan lain-lain.
Berbeda dengan al-Jinaid, Sahl al-Tusturi dan lainnya; karena mereka ini memiliki
ketenangan yang membuat mereka tidak mengucapkan ungkapan-ungkapan yang aneh.
Karena itu dapat dikatakan bahwa ungkapan-ungkapan yang aneh tersebut timbul dari
ketidak tenangan, sebab, seandainya ketenangan itu telah bersemi di kalbu, maka hal itu
akan membuatnya terhindar dari mengucapkan ungkapan-ungkapan yang menyesatkan
tersebut.
d. Ibn Athaillah as Sakandary
Nama lengkapnya Ahmad ibn Muhammad Ibn Athaillah as Sakandary (w. 1350M),
dikenal seorang Sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki
serta tokoh ketiga dalam tarikat al Syadzili. Penguasaannya akan hadits dan fiqih
membuat ajaran-ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat.
Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan, diantaranya Al Hikam,
kitab ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid
tasawuf. Kitab lainnya, Miftah Falah Wa Wishbah Al Arwah (Kunci Kemenangan dan
Cahaya Spiritual), isinya mengenai dzikir, Kitab al Tanwir Fi Ishqat al Tadhbir (Cahaya
Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri), yang disebut terakhir berisi tentang metode
madzhab Syadzili dalam menerapkan nilai Sufi, dan ada lagi kitab tentang guru-guru
pertama tarekat Syadziliyah - Kitab Lathaif Fi Manaqib Abil Abbas al Mursi wa
Syaikhibi Abil Hasan.
e. Haris al-Muhasibi
Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah.
Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia
memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi adalah
tokoh intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis
sebuah karya "Ri'ayah Li Huquq Allah", sebuah karya mengenai praktek kehidupan
spiritual.
f. Abdul Qadir Al Jilani
Abdul Qadir mulai menggunakan dakwah Islam setelah berusia 50 tahun. Dia
mendirikan sebuah tharikat dengan namanya sendiri. Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut
sebagai Quthb (poros spiritual) pada zamannya, dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al
Azham (pemberi pertolongan terbesar), sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena
janjinya untuk memperkenalkan prinsip-prinsip spiritual yang penuh kegaiban. Buku
karangannya yang paling populer adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaiban).
TASAWUF FALSAFI
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf amali, tasawuf falsafi menggunakan
terminologi filosofis dalam mengungkapkannya. Terminologi falsafi tersebut berasal dari
bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya. 5
Ajaran tasawuf falsafi bersifat samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya
dapat dipahami oleh siapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak
dapat dipandang filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa (Dzauq), tetapi
tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena
ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat.6 Hal yang senada pula ditegaskan oleh
5 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung,2011,
hlm. 171
6 Ibid, hlm. 172
Hamka, yang menyatakan bahwa tasawuf ini tidak sepenuhnya tasawuf dan juga tidak
sepenuhnya dikatakan filsafat.7
Tasawuf falsafi memiliki beberapa karakteristik secara khusus, diantaranya :
Pertama, banyak konsepsi pemahaman ajarannya yang menggabungkan antara
pemikiran raasional-filosofis dan perasaan. Meskipun demikian, tasawuf jenis ini juga sering
mendasarkan pemikirannya dengan mengambil sumber-sumber naqliyah, tetapi dengan
interpretasi dan ungkapan yang samar dan sulit dipahami orang lain.
Kedua, mendasarkan ajarannya pada pelatihan-pelatihan yang bersifat rohaniyah
(riyadhah), yang dimaksudkan untuk meningkatkan moral, yakni mencapai kebahagiaan
hakiki.
Ketiga, Memandang iluminasi sebagai metode untuk mengetahui berbagai hakikat
realitas, yang menurut penganutnya bias dicapai dengan fana.
Keempat, para penganut tasawuf ini selalu menyamarkan ungkapan-ungkapan tentang
hakikat realitas dengan berbagai symbol atau terminologi.
Tasawuf falsafi memiliki objek tersendiri yang berbeda dengan tasawuf jenis lainnya.
Dalam hal ini, Ibnu Khaldun, sebagaimana yang dikutip oleh At-Taftazani, dalam karyanya
Al-Muqoddimah, menyimpulkan bahwa ada empat objek utama yang menjadi perhatian para
sufi filosof 8.
Pertama, latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta introspeksi diri yang timbul
darinya. Mengenai latihan rohaniyah dengan tahapan (maqom) maupun keadaan (hal)
rohaniyah serta rasa (dzauq), sufi filosof cenderung sependapat dengan para sufi sunni sebab
masalah tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak oleh siapapun.
Kedua, menggairahkan ruh dengan jalan menggiatkan dzikir. Karena dengan dzikir,
jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas hingga yang tersingkap dari alam ghaib.
Ketiga, peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh terhadap
berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan.
Keempat, penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar,
yang melahirkan interprestasi yang berbeda-beda.
Jika dalam tasawuf sunni mengenal ma’rifah sebagai maqam yang tertinggi yang
dapat dicapai oleh manusia dimana manusia dapat mengenal Allah dengan kalbu, dalam
7 Hamka, Tasawuf : Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas : Jakarta, 1986, hlm 76
8 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung, 2011,
hlm. 172-173
tasawuf falsafi dikatakan bahwa jika manusia dapat melewati maqam tersebut, manusia dapat
naik kejenjang yang lebih tinggi, yakni persatuan dengan Tuhan.9
2.2. Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi
a. Abu Yazid al-Bustami
Abu Yazid al-Bustami mempunyai teori al-Ittihad, yaitu suatu tingkatan
tasawuf di mana seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan tuhan; suatu
tingkatan di mana yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga
salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata:”Hai
Aku”. Dalam al-Ittihad identitas telah menjadi satu. Sufi yang bersangkutan
dikarenakan fana’-nya telah tak mempunyai kesadaran lagi, dan berbicara dengan
nama Tuhan. Di antara syathahiyyat diungkapkan oleh al-Busthami ialah: “Tiada
Tuhan selain dari Aku, maka sembahlah Aku”. “Maha Suci Aku, Maha Suci Aku,
Alangkah Maha Agungnya keadaan-ku”. “Tidak ada sesuatu dalam bajuku ini
kecuali Allah”.
Semenjak masa Abu Yazid al-Busthami, pendapat sufi condong kepada
konsepsi ‘kesatuan wujud’ atau ‘union mistisism’, dimana inti ajarannya adalah
bahwa dunia fenomena ini hanyalah bayangan dari realitas yang sesungguhnya,
yaitu Tuhan. Satu-atunya wujud yang hakiki hanyalah wujud Tuhan yang
merupakan dasar dan sumber kejadian dari segala sesuatu. Dunia adalah bayangan
yang keberadaannya tergantung wujud Tuhan, sehingga realitas wujud ini
hakikatnya tunggal. Sedangkan antara hakikat dengan yang nampak aneka terlihat
ada perbedaan, hanyalah perbedaan relatif. Perbedaan hakikinya adalah akibat
yang timbul dari keterbatasan akal budi. Jadi adanya keberagaman tidak lain
hanyalah hasil pencerapan indrawi dan penalaran akal budi yang terbatas dan
ketidak mampuan memahami ketunggalan dzat segala sesuatu. Jadi mereka
berpendapat bahwa alam ini dimana di dalamnya terdapat manusia dan makhluk
dan atau benda-benda lainnya merupakan radiasi dari ‘hakikat Ilahi’. Dalam diri
manusia terdapat unsur-unsur ke-Tuhanan, karena ia merupakan pancaran Nur
Ilahi (Cahaya Tuhan) seperti pancaran cahaya matahari.
9
b. Al-Hallaj
al-Hallaj dengan ajaran al-Hulul, yaitu suatu paham yang mengatakn bahwa
Tuhan memiliki tubuh-tubuh manusia tertentu dan mengambil tempat (hulul) di
dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu
dilenyapkan. Menurut al-Hallaj dalam diri manusia terdapat dua unsur, yakni
unsur Nasut (kemanusiaan), dan unsur lahut (ketuhanan) karena itu persatuan
Tuhan dan manusia bisa terjadi dan dengan persatuan itu mengambil bentuk hulu.
Al-Hallaj juga mengungkapkan syathahiyyat sebagaimana diungkapkan oleh al-
Busthami, seperti: “Aku adalah yang Haq”. Karena ungkapannya yang dianggap
menyimpang dari tauhid inilah, dan tuduhan berkomplot dengan Syi’ah
Qaramithah, maka dia dijebloskan kedalam putusan pengadilan fuqaha’ yng
sepihak dan berkolusi dengan pemerintahan al-Muqtadir Billah. Dia dijatuhi
hukum mati.
c. Ibn ‘Arabi
Ibn ‘Arabi mengembangkan teori wahdatul wujud. Tuhan bagi sufi dipahami
sebagai dzat yang Esa yang mendasari seluruh peristiwa prinsip ini membawa
konsekuensi yang ekstrim. Apabila tiada sesuatu yang mewujudkan selain Tuhan,
maka seluruh alam pada dasarnya adalah satu dengan-Nya, apakah ia dipandang
sebagai emanasi yang berkembang daripada-Nya, tanpa mengganggu keesaan-
Nya, sebagaimana halnya bekas sinar matahari ataukah ia berlaku seperti cermin
yang dengannya sifat-sifat Allah dipancarkan. Konsep inilah yang mendasari para
sufi falsafi mempunyai pandangan tersebut di atas. Dengan analisis seperti ini,
maka hasil yang diperoleh oleh para sufi falsafi adalah sesuatu yang wajar dan
suatu konsekuensi logis. Namun apabila didekati dengan fiqih dan Ilmu Kalam,
adalah jelas hal tersebut dianggap sesuatu yang menyimpang, karena antara kholiq
dan makhluq, antara ‘abid dan Ma’bud tidak bisa disatukan.
d. Al-Jilli
Al-Jilli (W. 832 H) juga mengemukakan pendapatnya bahwa upaya manusia
melalui Ma’rifat untuk mendekati Tuhan akan mampu dicapai sampai kepada
hakikat jati dirinya, yang disebut ‘insan kamil’. Konsep al-jilli adalah insan kamil
yaitu nukhsoh atau copy tuhan, Tuhan memiliki sifat pandai, berkehendak,
mendengar dan sebagainya. Manusiapun memiliki sifat tersebut, dari konsep ini ia
berusaha memberikan pemahaman kepada kita bahwa manusia adalah insan kamil
dengan segala kesempurnaannya, sebab pada dirinya terdapat sifat dan nama
illahi.Sama dengan al-arabi karekteristik ajarannya lebih mengedepankan akal.
e. Sabi’in
Ibn Sabi’in terkenal dengan fahamnya yaitu kesatuan mutlak yang menempatkan
ketuhanan pada tempat pertama, sebab wujud Allah menurutnya adalah asal
segala yang ada. Sementara wujud materi yang tampak justru dia rujukkan pada
wujud mutlak. Pemikirannya ini dirujuk dengan dalil al-qur’an, yang
diinterprestasikan secara khusus dan terkadang ia memperkuatnya dengan hadis
nabi saw.
f. Ibnu Massarah
Ia menganut faham emanasi yaitu tingkatan-tingkatan wujud yang memancar dari
Tuhan, dalam fahamnya adalah materi pertama yang bersifat rohaniah, kemudian
akal universal, diikuti dengan jiwa yang bersifat murakkab.

More Related Content

What's hot

Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
arfian kurniawan
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
Azzahra Azzahra
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Istna Zakia Iriana
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
annisa berliana
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
NavenAbsurd
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekatLela Warni
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Azzahra Azzahra
 
I'jaz Al Qur'an
 I'jaz Al Qur'an I'jaz Al Qur'an
I'jaz Al Qur'an
Annas Sulthon
 
SPI ppt
SPI pptSPI ppt
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Ulfiatu Rochmah
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
Yulan Afriani
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyahsangmonyed
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
SukrinTaib
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWInuzulLaa
 

What's hot (20)

Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogssTafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
Tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan 2 blogss
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinModul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
I'jaz Al Qur'an
 I'jaz Al Qur'an I'jaz Al Qur'an
I'jaz Al Qur'an
 
SPI ppt
SPI pptSPI ppt
SPI ppt
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Aswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikrAswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikr
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWIHADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
HADITS DILIHAT DARI KUANTITAS PERAWI
 

Viewers also liked

Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
Zhulkeflee Ismail
 
Ha01 husne-akhlaq-introduction
Ha01 husne-akhlaq-introductionHa01 husne-akhlaq-introduction
Ha01 husne-akhlaq-introductionconnectwithquran
 
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Abdul Fauzan
 
Bab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyahBab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyahsartono mupat
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Abdul Fauzan
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
Irwan Saputra
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufRatih Kisdiani Riadi
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
Lia Lia
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
School
 
membiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpujimembiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpuji
Airlangga University , Indonesia
 
Grammar urdu to english
Grammar urdu to englishGrammar urdu to english
Grammar urdu to englishAdnan Malik
 
Ppt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufPpt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufroffiq
 
Pedoman hidup islami warga muhammadiyah
Pedoman hidup islami warga muhammadiyahPedoman hidup islami warga muhammadiyah
Pedoman hidup islami warga muhammadiyah
Fatkul Islam
 
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_kingPowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
Fahad_king07
 

Viewers also liked (20)

Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
[Slideshare] akhlaq-batch#5-(aug-2016-intake) -introdn #1 a -(17-august-2016)
 
Akhlaq
AkhlaqAkhlaq
Akhlaq
 
Ha01 husne-akhlaq-introduction
Ha01 husne-akhlaq-introductionHa01 husne-akhlaq-introduction
Ha01 husne-akhlaq-introduction
 
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
Rancang Bangun Robot Terbang Model Quadcopter Sebagai Sarana Pemantau Jarak J...
 
Husne akhlaq
Husne akhlaqHusne akhlaq
Husne akhlaq
 
Bab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyahBab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyah
 
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAMAHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Language differences
Language differencesLanguage differences
Language differences
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
membiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpujimembiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpuji
 
Grammar urdu to english
Grammar urdu to englishGrammar urdu to english
Grammar urdu to english
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Ppt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufPpt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawuf
 
Pedoman hidup islami warga muhammadiyah
Pedoman hidup islami warga muhammadiyahPedoman hidup islami warga muhammadiyah
Pedoman hidup islami warga muhammadiyah
 
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_kingPowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
PowerPoint Presentation in Urdu || [07]Fahad_king
 

Similar to Tasawuf amali dan falsafi

Makalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docxMakalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docx
AnaaMaghfiratulJanna
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docxPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Zukét Printing
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdfPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Zukét Printing
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
Ria Widia
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
udajamil
 
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptxDakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
SriSulistyowatiApril
 
Aliran-Aliran Tasawuf.pdf
Aliran-Aliran Tasawuf.pdfAliran-Aliran Tasawuf.pdf
Aliran-Aliran Tasawuf.pdf
Zukét Printing
 
Aliran-Aliran Tasawuf.docx
Aliran-Aliran Tasawuf.docxAliran-Aliran Tasawuf.docx
Aliran-Aliran Tasawuf.docx
Zukét Printing
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
RISDA AULIANA
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiAsep Anwar Musadad
 
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalamHubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Jum Sardie
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Dwi Andriani
 
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Ali Murfi
 
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujudMelihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
ade afriansyah
 
Kel 1
Kel 1Kel 1
Kel 1
Bung Ri
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Zukét Printing
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Zukét Printing
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Gatot Birowo - STIE AAS
 
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masaTokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Robet Saputra
 

Similar to Tasawuf amali dan falsafi (20)

Makalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docxMakalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docx
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docxPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdfPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
 
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptxDakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
Dakwah Islam Di Indonesia-kelompok [1].pptx
 
Aliran-Aliran Tasawuf.pdf
Aliran-Aliran Tasawuf.pdfAliran-Aliran Tasawuf.pdf
Aliran-Aliran Tasawuf.pdf
 
Aliran-Aliran Tasawuf.docx
Aliran-Aliran Tasawuf.docxAliran-Aliran Tasawuf.docx
Aliran-Aliran Tasawuf.docx
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
 
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalamHubungan tasawuf dengan ilmu kalam
Hubungan tasawuf dengan ilmu kalam
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
 
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujudMelihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
Melihat tuhan dari prespektif wahdatul wujud
 
Kel 1
Kel 1Kel 1
Kel 1
 
Al ghozali
Al ghozaliAl ghozali
Al ghozali
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
 
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masaTokoh tokoh saufi dari masa ke masa
Tokoh tokoh saufi dari masa ke masa
 

More from Abdul Fauzan

Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Abdul Fauzan
 
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Abdul Fauzan
 
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Abdul Fauzan
 
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Abdul Fauzan
 
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Abdul Fauzan
 
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Abdul Fauzan
 
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Abdul Fauzan
 
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
Abdul Fauzan
 
Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK
Abdul Fauzan
 
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan KemendikbudContoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Abdul Fauzan
 
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsE-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
Abdul Fauzan
 
Seminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatikaSeminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatika
Abdul Fauzan
 
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokokSistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Abdul Fauzan
 
Dasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps apiDasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps api
Abdul Fauzan
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Abdul Fauzan
 
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Abdul Fauzan
 
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawaPeranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Abdul Fauzan
 
Aliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilah
Abdul Fauzan
 
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh hurufTurunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Abdul Fauzan
 
Turunnya alquran dengan tujuh huruf
Turunnya alquran dengan tujuh hurufTurunnya alquran dengan tujuh huruf
Turunnya alquran dengan tujuh huruf
Abdul Fauzan
 

More from Abdul Fauzan (20)

Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
Pembahasan Kebijakan USBN Tahun 2018
 
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
Contoh Soal UAS Simulasi dan Komunikasi Digital SMK Kelas X (Semester 1)
 
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
Soal Latihan UTN Pedagogik PLPG 2017
 
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
Contoh Soal UTS SIMKOMDIG SMK KELAS X (Semester 1)
 
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
Bahan Ajar Fisika Untuk SMK/MAK Kelas X (Bagian 1)
 
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
Bahan Ajar Biologi Untuk SMK/MAK Kelas XI (Bagian 1)
 
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
Bahan Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital SMK/MAK (Bagian 1)
 
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
KOMPETENSI DASAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL K13 REVISI 2017
 
Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK Contoh Soal UAS KKPI SMK
Contoh Soal UAS KKPI SMK
 
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan KemendikbudContoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
Contoh Surat Rekomendasi Beasiswa Unggulan Kemendikbud
 
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsE-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
 
Seminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatikaSeminar proposal skripsi teknik informatika
Seminar proposal skripsi teknik informatika
 
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokokSistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
Sistem informasi prediksi harga kebutuhan bahan pokok
 
Dasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps apiDasar-dasar google maps api
Dasar-dasar google maps api
 
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela NegaraNegara Kewarganegaraan dan Bela Negara
Negara Kewarganegaraan dan Bela Negara
 
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
Perkembangan peradaban islam di indonesia pada masa penjajahan barat dan penj...
 
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawaPeranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
Peranan wali songo membangun peradaban islam tanah jawa
 
Aliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilahAliran teologi islam mu'tazilah
Aliran teologi islam mu'tazilah
 
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh hurufTurunnya al qur'an dengan tujuh huruf
Turunnya al qur'an dengan tujuh huruf
 
Turunnya alquran dengan tujuh huruf
Turunnya alquran dengan tujuh hurufTurunnya alquran dengan tujuh huruf
Turunnya alquran dengan tujuh huruf
 

Tasawuf amali dan falsafi

  • 1. A. Pendahuluan Tasawuf, sebagai amalan keagamaan yang praktis, dimaksudkan untuk mencapai derajat taqwa yang tertinggi. Para sufi telah merumuskan ajaran tasawuf yang berakar dari ajaran islam. Jalan (Thariqoh) yang ditempuh berbeda-beda sesuai dengan garis ajaran guru, kultur, dan konteks social yang melingkupinya. Perbedaan itulah yang melatarbelakangi kehidupan para sufi melahirkan macam-macam aliran tasawuf dengan penekanan ajaran yang berbeda pula.1 Seperti Ibn ‘Arabi yang berpendapat bahwa manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud. Menurutnya setiap sesuatu yang ada memiliki dua aspek, yaitu aspek dalam dan luar. Aspek luar disebut makhluk dan aspek dalam disebut Tuhan.Aspek yang ada adalah Aspek dalam yaitu Tuhan dan aspek luar merupakan bayangan dari aspek dalam. Karena itu menurutnya perbedaan antara makhluk dan Tuhan hanyalah pada rupa dan ragam, sedangkan hakikatnya sama.2 Juga Al-Jilli yang berpandangan bahwa yang ada ini adalah tunggal, semua perbedaan hakikatnya hanyalah modus, aspek dan manifestasi fenomenal (lahiriyah) dari realitas tunggal tersebut.3 Dan masih banyak lagi perbedaan yang tidak mungkin penulis jelaskan semuanya. Terlepas dari perbedaan itu, manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan- sentuhan spiritual untuk kesejukan dan kedamaian hati. Manusia memang rindu kepada Kekasihnya yang Tunggal.4 Oleh karena itulah penulis memandang perlunya mempelajari aliran-aliran Tasawuf. dengan harapan dapat menemukan jalan yang terbaik untuk mengenal Tuhan dan memahami lebih jauh tentang aliran-aliran Tasawuf dalam islam. 1 Dr. H.M. Jamil, MA, Akhlak Tasawuf,(Jakarta : Referensi), hal. 2 Ibid. 133 3 Ibid, hal.138-139. 4 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung, 2011, hlm. 16
  • 2. B. PEMBASAHAN TASAWUF AMALI Tasawuf Amali berupa tuntunan praktis tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Ini identik dengan Tarekat, sehingga bagi mereka yang masuk tarekat akan memperoleh bimbingan semacam itu. Tasawuf Amali yaitu tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah. Dalam pengertian ini, Tasawuf Amali berkonotasikan tarekat. Tarekat dibedakan antara kemampuan sufi yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara mendekatkan diri kepada Allah, dan ada orang yang memerlukan bantuan orang lain yang dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam perkembangan selanjutnya, para pencari dan pengikut semakin banyak dan terbentuklah semacam komunitas sosial yang sepaham, dan dari sini munculah strata- strata berdasarkan pengetahuan serta amalan yang mereka lakukan. Dari sini maka muncullah istilah Murid, Mursyid, wali, dan sebagainya. Dalam Tasawuf Amali mempunyai aturan, prinsip, dan sistem khusus. Semua hanya merupakan jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam mencapai tujuan berada sedekat mungkin dengan Tuhan, lama-kelamaan berkembang menjadi organisasi sufi yang melegalisir kegiatan tasawuf. Praktek amaliahnya disistematisasi sedemikian rupa sehingga masing-masing tarekat mempunyai metode sendiri-sendiri. Dalam tarekat ada tiga unsur, yakni guru (Mursyid), murid dan ajaran.guru adalah orang yang mempunyai otoritas dan legalitas kesufian, yang berhak mengawasi muridnya dalam setiap langkah dan geraknya sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu dia mempunyai keistimewaan khusus, seperti jiwa yang bersih. Dalam buku Tanwirul al- Qulub fi Mu’amalati ‘Allami al-Ghuyub sebagaimana yang dinukil oleh Abu Bakar Aceh bahwa seorang Mursyid, adalah orang yang telah suluk, syari’ah dan hakikatnya sesuai dengan ajaran Islam, dan telah mendapat ijazah untuk mengajarkan suluk kepada orang lain. sedang murid adalah orang yang menghendaki pengetahuan dan petunjuk dalam amal ibadahnya.
  • 3. Dalam tasawuf, pendalaman dan pengamalan aspek batin adalah yang paling utama dengan tanpa mengabaikan aspek lahiriyah yang dimotifasikan untuk membersihkan jiwa. Kebersihan jiwa yang dimaksud adalah hasil perjuangan (mujahadah) yang tak henti- hentinya, sebagai cara perilaku perorangan yang terbaik dalam mengontrol diri pribadi. 2.1. Tokoh-tokoh Tasawuf Amali a. Junaid Al-Baghdadi Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al- nihawandi. Dikatakan bahwa para sufi pada masanya, al-junaid adalah seorang sufi yang mempunyai wawasan luas terhadap ajaran tasawuf, mampu membahas secara mendalam, khusus tentang paham tauhid dan fana`. Al-Junaid memberikan pengertian tauhid yang hakiki. Menurutnya adalah buah dari fana` terhadap semua yang selain Allah. Al-Junaid juga menandaskan bahwa tasawuf berarti “allah akan menyebabkan mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya.” Peniadaan diri ini oleh Junaid disebut fana`, sebuah istilah yang mengingatkan kepada ungkapan Qur`ani “segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya (QA. 55:26-27); dan hidup dan hidup dalam sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf merupakan penyucian dan perjuangan kejiwaan yang tidak ada habis-habisnya. b. Al-Qusyairy Al-Qusyairy banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, dari sini ia menguasai doktrin Ahlusunnah wal Jama’ah yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy’ary (w.935 M) dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan, kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah yang merupakan karya monumentalnya dalam bidang Tasawuf -dan sering disebut sebagai salah satu referensi utama Tasawuf yang bercorak Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah Wal Jama’ah. Dia juga penentang keras doktrin-doktri aliran Mu’tazilah, Karamiyah, Mujassamah dan Syi’ah. c. Al-Harawi Sebagai tokoh sufi pada abad kelima Hijriyah, dia mendasarkan tasawufnya di atas doktrin Ahl al-Sunnah. Di antara karya-karya beliau tentang tasawuf adalah Manazil al-Sa`irin ila Rabb al-`Alamin, dia menguraikan tingkatan-tingkatan rohaniyah para sufi, di mana tingakatan para sufi tersebut, menurutnya, mempunyai
  • 4. awal dan akhir, seperti katanya; ”kebanyakan ulama kelompok ini sependapat bahwa tingkatan akhir tidak dipaandang benar kecuali dengan benarnya tingkatan awal, seperti halnya bangunan tidak bisa tegak kecuali didasarkan pada fondasi. Benarnya tingkatan awal adalah dengan menegakkannya di atas keihklasan serta keikutannya terhadap al- Sunnah”. Dalam kedudukannya sebagai seorang penganut paham sunni, al-harawi melancarkan kritik terhadap para sufi yang terkenal dengan keanehan ucapan- ucapannya, sebagaimana katanya. Dalam kaitannya dengan masalah ungkapan- ungkapan sufi yang aneh tersebut, al-Harawi berbicara tentang maqam ketenangan (sakinah). Maqam ketenangan timbul dari perasaan ridha yang aneh. Dia mengatakan: “peringkat ketiga (dari peringkat-peringkat ketenangan) adalah ketenagan yang timbul dari perasaan ridha atas bagian yang diterimanya. Ketenangan tersebut bisa mencegah ucapan aneh yang menyesatkan; dan membuat orang yang mencapainya tegak pada batas tingkatannya. “yang dimaksud dengan ucapan dengan ucapan yang menyesatkan itu adalah seperti ungkapan-ungkapan yang diriwayatkan dari Abu yazid dan lain-lain. Berbeda dengan al-Jinaid, Sahl al-Tusturi dan lainnya; karena mereka ini memiliki ketenangan yang membuat mereka tidak mengucapkan ungkapan-ungkapan yang aneh. Karena itu dapat dikatakan bahwa ungkapan-ungkapan yang aneh tersebut timbul dari ketidak tenangan, sebab, seandainya ketenangan itu telah bersemi di kalbu, maka hal itu akan membuatnya terhindar dari mengucapkan ungkapan-ungkapan yang menyesatkan tersebut. d. Ibn Athaillah as Sakandary Nama lengkapnya Ahmad ibn Muhammad Ibn Athaillah as Sakandary (w. 1350M), dikenal seorang Sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki serta tokoh ketiga dalam tarikat al Syadzili. Penguasaannya akan hadits dan fiqih membuat ajaran-ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat. Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan, diantaranya Al Hikam, kitab ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid tasawuf. Kitab lainnya, Miftah Falah Wa Wishbah Al Arwah (Kunci Kemenangan dan Cahaya Spiritual), isinya mengenai dzikir, Kitab al Tanwir Fi Ishqat al Tadhbir (Cahaya Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri), yang disebut terakhir berisi tentang metode madzhab Syadzili dalam menerapkan nilai Sufi, dan ada lagi kitab tentang guru-guru
  • 5. pertama tarekat Syadziliyah - Kitab Lathaif Fi Manaqib Abil Abbas al Mursi wa Syaikhibi Abil Hasan. e. Haris al-Muhasibi Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah. Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi adalah tokoh intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis sebuah karya "Ri'ayah Li Huquq Allah", sebuah karya mengenai praktek kehidupan spiritual. f. Abdul Qadir Al Jilani Abdul Qadir mulai menggunakan dakwah Islam setelah berusia 50 tahun. Dia mendirikan sebuah tharikat dengan namanya sendiri. Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut sebagai Quthb (poros spiritual) pada zamannya, dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al Azham (pemberi pertolongan terbesar), sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena janjinya untuk memperkenalkan prinsip-prinsip spiritual yang penuh kegaiban. Buku karangannya yang paling populer adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaiban). TASAWUF FALSAFI Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf amali, tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam mengungkapkannya. Terminologi falsafi tersebut berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya. 5 Ajaran tasawuf falsafi bersifat samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh siapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa (Dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertiannya yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat.6 Hal yang senada pula ditegaskan oleh 5 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung,2011, hlm. 171 6 Ibid, hlm. 172
  • 6. Hamka, yang menyatakan bahwa tasawuf ini tidak sepenuhnya tasawuf dan juga tidak sepenuhnya dikatakan filsafat.7 Tasawuf falsafi memiliki beberapa karakteristik secara khusus, diantaranya : Pertama, banyak konsepsi pemahaman ajarannya yang menggabungkan antara pemikiran raasional-filosofis dan perasaan. Meskipun demikian, tasawuf jenis ini juga sering mendasarkan pemikirannya dengan mengambil sumber-sumber naqliyah, tetapi dengan interpretasi dan ungkapan yang samar dan sulit dipahami orang lain. Kedua, mendasarkan ajarannya pada pelatihan-pelatihan yang bersifat rohaniyah (riyadhah), yang dimaksudkan untuk meningkatkan moral, yakni mencapai kebahagiaan hakiki. Ketiga, Memandang iluminasi sebagai metode untuk mengetahui berbagai hakikat realitas, yang menurut penganutnya bias dicapai dengan fana. Keempat, para penganut tasawuf ini selalu menyamarkan ungkapan-ungkapan tentang hakikat realitas dengan berbagai symbol atau terminologi. Tasawuf falsafi memiliki objek tersendiri yang berbeda dengan tasawuf jenis lainnya. Dalam hal ini, Ibnu Khaldun, sebagaimana yang dikutip oleh At-Taftazani, dalam karyanya Al-Muqoddimah, menyimpulkan bahwa ada empat objek utama yang menjadi perhatian para sufi filosof 8. Pertama, latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta introspeksi diri yang timbul darinya. Mengenai latihan rohaniyah dengan tahapan (maqom) maupun keadaan (hal) rohaniyah serta rasa (dzauq), sufi filosof cenderung sependapat dengan para sufi sunni sebab masalah tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak oleh siapapun. Kedua, menggairahkan ruh dengan jalan menggiatkan dzikir. Karena dengan dzikir, jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas hingga yang tersingkap dari alam ghaib. Ketiga, peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluarbiasaan. Keempat, penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar, yang melahirkan interprestasi yang berbeda-beda. Jika dalam tasawuf sunni mengenal ma’rifah sebagai maqam yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia dimana manusia dapat mengenal Allah dengan kalbu, dalam 7 Hamka, Tasawuf : Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas : Jakarta, 1986, hlm 76 8 Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag & Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, Pustaka Setia , Bandung, 2011, hlm. 172-173
  • 7. tasawuf falsafi dikatakan bahwa jika manusia dapat melewati maqam tersebut, manusia dapat naik kejenjang yang lebih tinggi, yakni persatuan dengan Tuhan.9 2.2. Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi a. Abu Yazid al-Bustami Abu Yazid al-Bustami mempunyai teori al-Ittihad, yaitu suatu tingkatan tasawuf di mana seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan tuhan; suatu tingkatan di mana yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata:”Hai Aku”. Dalam al-Ittihad identitas telah menjadi satu. Sufi yang bersangkutan dikarenakan fana’-nya telah tak mempunyai kesadaran lagi, dan berbicara dengan nama Tuhan. Di antara syathahiyyat diungkapkan oleh al-Busthami ialah: “Tiada Tuhan selain dari Aku, maka sembahlah Aku”. “Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Alangkah Maha Agungnya keadaan-ku”. “Tidak ada sesuatu dalam bajuku ini kecuali Allah”. Semenjak masa Abu Yazid al-Busthami, pendapat sufi condong kepada konsepsi ‘kesatuan wujud’ atau ‘union mistisism’, dimana inti ajarannya adalah bahwa dunia fenomena ini hanyalah bayangan dari realitas yang sesungguhnya, yaitu Tuhan. Satu-atunya wujud yang hakiki hanyalah wujud Tuhan yang merupakan dasar dan sumber kejadian dari segala sesuatu. Dunia adalah bayangan yang keberadaannya tergantung wujud Tuhan, sehingga realitas wujud ini hakikatnya tunggal. Sedangkan antara hakikat dengan yang nampak aneka terlihat ada perbedaan, hanyalah perbedaan relatif. Perbedaan hakikinya adalah akibat yang timbul dari keterbatasan akal budi. Jadi adanya keberagaman tidak lain hanyalah hasil pencerapan indrawi dan penalaran akal budi yang terbatas dan ketidak mampuan memahami ketunggalan dzat segala sesuatu. Jadi mereka berpendapat bahwa alam ini dimana di dalamnya terdapat manusia dan makhluk dan atau benda-benda lainnya merupakan radiasi dari ‘hakikat Ilahi’. Dalam diri manusia terdapat unsur-unsur ke-Tuhanan, karena ia merupakan pancaran Nur Ilahi (Cahaya Tuhan) seperti pancaran cahaya matahari. 9
  • 8. b. Al-Hallaj al-Hallaj dengan ajaran al-Hulul, yaitu suatu paham yang mengatakn bahwa Tuhan memiliki tubuh-tubuh manusia tertentu dan mengambil tempat (hulul) di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan. Menurut al-Hallaj dalam diri manusia terdapat dua unsur, yakni unsur Nasut (kemanusiaan), dan unsur lahut (ketuhanan) karena itu persatuan Tuhan dan manusia bisa terjadi dan dengan persatuan itu mengambil bentuk hulu. Al-Hallaj juga mengungkapkan syathahiyyat sebagaimana diungkapkan oleh al- Busthami, seperti: “Aku adalah yang Haq”. Karena ungkapannya yang dianggap menyimpang dari tauhid inilah, dan tuduhan berkomplot dengan Syi’ah Qaramithah, maka dia dijebloskan kedalam putusan pengadilan fuqaha’ yng sepihak dan berkolusi dengan pemerintahan al-Muqtadir Billah. Dia dijatuhi hukum mati. c. Ibn ‘Arabi Ibn ‘Arabi mengembangkan teori wahdatul wujud. Tuhan bagi sufi dipahami sebagai dzat yang Esa yang mendasari seluruh peristiwa prinsip ini membawa konsekuensi yang ekstrim. Apabila tiada sesuatu yang mewujudkan selain Tuhan, maka seluruh alam pada dasarnya adalah satu dengan-Nya, apakah ia dipandang sebagai emanasi yang berkembang daripada-Nya, tanpa mengganggu keesaan- Nya, sebagaimana halnya bekas sinar matahari ataukah ia berlaku seperti cermin yang dengannya sifat-sifat Allah dipancarkan. Konsep inilah yang mendasari para sufi falsafi mempunyai pandangan tersebut di atas. Dengan analisis seperti ini, maka hasil yang diperoleh oleh para sufi falsafi adalah sesuatu yang wajar dan suatu konsekuensi logis. Namun apabila didekati dengan fiqih dan Ilmu Kalam, adalah jelas hal tersebut dianggap sesuatu yang menyimpang, karena antara kholiq dan makhluq, antara ‘abid dan Ma’bud tidak bisa disatukan. d. Al-Jilli Al-Jilli (W. 832 H) juga mengemukakan pendapatnya bahwa upaya manusia melalui Ma’rifat untuk mendekati Tuhan akan mampu dicapai sampai kepada hakikat jati dirinya, yang disebut ‘insan kamil’. Konsep al-jilli adalah insan kamil yaitu nukhsoh atau copy tuhan, Tuhan memiliki sifat pandai, berkehendak, mendengar dan sebagainya. Manusiapun memiliki sifat tersebut, dari konsep ini ia
  • 9. berusaha memberikan pemahaman kepada kita bahwa manusia adalah insan kamil dengan segala kesempurnaannya, sebab pada dirinya terdapat sifat dan nama illahi.Sama dengan al-arabi karekteristik ajarannya lebih mengedepankan akal. e. Sabi’in Ibn Sabi’in terkenal dengan fahamnya yaitu kesatuan mutlak yang menempatkan ketuhanan pada tempat pertama, sebab wujud Allah menurutnya adalah asal segala yang ada. Sementara wujud materi yang tampak justru dia rujukkan pada wujud mutlak. Pemikirannya ini dirujuk dengan dalil al-qur’an, yang diinterprestasikan secara khusus dan terkadang ia memperkuatnya dengan hadis nabi saw. f. Ibnu Massarah Ia menganut faham emanasi yaitu tingkatan-tingkatan wujud yang memancar dari Tuhan, dalam fahamnya adalah materi pertama yang bersifat rohaniah, kemudian akal universal, diikuti dengan jiwa yang bersifat murakkab.