SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN TASSAWUF
Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian tengah semeseter mata kuliah akhlak tasawuf
Dosen Pengampu :
Dr.Didik Heriadi, S,Ag, M.Pd
Kelompok 12 :
Nadia Hidayatil Maula
Oca Rosida
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Pencipta alam semesta ini, yang telah
memberikan nikmatnya sehingga kami bisa menysusun makalah “Pengertian Al Qur’an Dan
Perbedaan Hadits Qudsi“ ini dengan tepat waktu. Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan
keharibaan baginda kita nabi muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah
menuju alam yang terang bederang seperti yang kita rasakan saat ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami Bpk. Dr.Didik Heriadi, S,Ag,
M.Pd yang telah membimbing kami dengan sabar. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini.
Dan begitu pula kami menyadari makalah yang kami susun ini, sangat jauh dari kesempurnaan,
oleh dari itu, kami memohon kepada dosen pengampu untuk mengkritisi makalah ini, supaya
kami bisa memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini bermanfaat.
Probolinggo, 28 maret 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Tasawuf Akhlaki......................................................................................................... 3
2.1.1 Tokoh Tasawuf Akhlaki .......................................................................................... 3
2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki ............................................................................. 4
2.2 Tasawuf Falsafi........................................................................................................... 5
2.2.1 Tokoh Tasawuf Falsafi ............................................................................................ 8
2.2.1 Perkembangan Tasawuf Falsafi ............................................................................. 11
2.3 Tasawuf Amali.......................................................................................................... 12
2.3.1 Tokoh Tasawuf Amali ........................................................................................... 13
2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali.............................................................................. 14
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15
3.2 Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengkaji tentang tasawuf bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan, dikarenakan
cakupannya yang begitu luas dan mendalam, sehingga tidak cukup jika hanya mencakup
aspek historis ataupun fenomenologis saja, melainkan juga meliputi aspek subjektivitas
dari masing-masing sufi. Dalam perjalanannya tasawuf terus mengalami perkembangan,
konsolidasi, falsafi, hingga fase pemurnian. Dari masing-masing fase tersebut, para sufi
memiliki konsepsi, pemahaman, dan cara yang berbeda-beda antara satu fase dengan fase
yang lainnya.
Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang
baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan.
Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada allah.Tasawuf muncul
pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan
naamaa zuhud). Kemunculan tasawuf pada abab ke II. Kemudian pada abad ke III dan IV,
muncullah aliran-aliran dalam tasawuf. Aliran-aliran itu meliputi aliran tasawuf Falsafi,
tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki.
Pada masa tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-qur’an dan al-Hadits. Pada masa
tasawuf falsafi aadalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran.
Tasawuf yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin
adalah tasawuf amali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Macam-macam aliran tasawuf??
2. Tokoh-tokoh aliran tasawuf?
2
3. Perkembangan Aliran Tasawuf ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam aliran tasawuf
2. Untuk mengetahui tokoh aliran tasawuf
3. Untuk mengetahu perkembangan aliran tasawuf
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan
tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum, manusia harus
lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ke tuhanan
melalui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral
dan berakhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal takhalli (pengosongan diri dari
sifat-sifat tercela) Tahalli (menghiasi diri dari sifat-sifat terpuji) dan Tajalli
(terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap
cahaya ketuhanan).
Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, kotoran, dan penyakit hati
yang merusak. Langkah pertama yang harus di tempuh adalah mengetahui dan
menyadari, betapa buruknya sifat-sifat tercela dan kotor tersebut, sehingga muncul
kesadaran untuk memberantas dan menghindarinya. Adapun sifat-sifat tercela yang
harus di hilangkan ialah antara lain Syirik (penyekutuan tuhan), hasad (dengki), hirsh
(keinginan yang berlebih-lebihan), Ghadlab ( marah), Riya dan Sum’ah (pamer), Ujb
(bangga diri) dan sebagainya.
Untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut, maka perlu dilakukan dengan cara:
a. Menghayati segala bentuk akidah dan ibadah
b. Muhasabah (koreksi) terhadap diri sendiri
c. Riyadlah (Latihan) dan Mujahad (perjuangan)
d. Mencari waktu yang tepat untuk merubah sifat-sifat yang jelek-jelek itu, dan
e. Memohon pertolongan allah
4
f. Berupaya mempunyai kemauan dan gaya tangkal yang kuat terhadap kebiasaan
-kebiasaan yang jelek dan menggantinya dengan kebiasaan -kebiasaan baik.
Tahap selanjutnya ialah Tahalli, yakni menghias diri dengan perbuatan baik. Berusaha
agar dalam setiap gerak dan perilakunya selalu berjalan di atas ketentuan agama.
Langkahnya ialah membina pribadi, agar memiliki akhlak al-karimah, dan senantiasa
konsisten dengan langkah yang di rintis sebelumnya (dalam bertkhalli). Melakukan
latihan kejiwaan yang tangguh untuk membiasakan berprilaku baik, yang pada
gilirannya, akan menghasilkan manusia yang sempurna (ihsan kamil).
Langkah ini perlu di tingkatkan dengan tahap mengisi dan menyinari hati dengan sifat-
sifat terpuji, antara lain at-tauhid (pengesaan Tuhan secara mutlak), ash-shabru (tabah
dalam menghadapi segala situasi dan kondisi), dll.
Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut, maka pada tahap ke tiga yakni Tajalli,
seseorang hatinya terbebaskan dari tabir (hijab), yaitu : sifat-sifat kemanusiaan atau
memperoleh Nur yang selama ini tersembunyi atau fana’ segala sesuatu selain Allah
ketika Nampak (tajalli) wajah-Nya.
Pencapaian tajalli tersebut melalui pendekatan melalui pendekatan rasa atau Dzauq
dengan alat al-Qalb. Qalb menurut shufi mempunyai kemempuan lebih bila
dibandingkan dengan akal. Yang kedua ini tidak bisa memperoleh pengetahuan yang
sebenarnya tentang Allah swt. Sedang al-Qalb bisa mengetahuinya. Apabila ia telah
member atau menembus qalb dengan Nur-Nya, maka akan terlimpahkanlah kepada
seseorang karunia dan rahmat-Nya. Ketika itu Qalb menjadi terang-benderang,
terangkatlah tabir rahasia dengan karunianya rahmat itu, tatkala itu jelaslah segala
hakikat ketuhanan selama itu terhijab dan terahasiakan. Apabila seseorang telah
mencapai tajalli, maka dia akan memperoleh ma’rifat, yaitu mengetahui rahasia-rahasia
5
ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada atau bisa di artikan
lenyapnya segala sesuatu dengan ketika menyaksikan Tuhan.
2.1.1. Tokoh Tassawuf Akhlaki
1. Hasan Al-Bashri
Nama lengkapnya hasan al-bashri adalah Abu sa’id al hasan bin yasar. Ia adalah seorang
yang masyhur dikalangan tabi’in, ia lahir di madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat
pada tahun 110 H/ 728 M.
Abu Naim Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf hasan al bashri sebagai
berikut, ” takut (khouf) dan pengharapan (raja’) tidak akan dirundung kemuraman dan
keluhan,tidak pernah tidur senang karena selalu mengingat Allah. “Pandangan
tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk senantiasa bersedihhati
dan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi
seluruh larangan-Nya. Sa’roni berkata, “demikian takutnya sehingga seakan-akan ia
merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan untuknya (hasan al-basri) .
2. Al-Muhasibi
Al-haris bin Asad Al Muhasibi, beliau lahir pada tahun 165 H di Bashroh, wafat pada
tahun 243 H/857 M. Beliau menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari
keraguan yang dihadapinya tatkala ia mengamati madzhab-madzhab yang dianut umat
Islam, ada sekelompok orang yang tahu tentang keakhiratan. Sbagian besar dari mereka
adalah orang-orang yang mencari ilmu karana kesombongan yang motivasi tentang
keduniaan. Pandangan al muhasibi tentang ma’rifat sangatlah berhati-hati terutama
dalam menjelaskan batasan agama dan tidak mendalami batin agama yanf dapat
mengaburkan pengertian lahirnya dan menyebabkan keraguan.
Dalam ajaran Al-Muhasibi, khauf dan roja’ menempati posisi penting dalam perjalanan
seorang membersihkan jiwa, beliau jaga mengatakan bahwa khauf dan roja’ dapat
6
dilakukan sempurna bila berpegang teguh pada Al-quran dan As-sunnah, dan al
muhasibi mengatakan bahwa ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang
mendasarkan pada kitab dan sunnah .
3. Al-Quroisyi
Nama lengkap Al-quroisyi adalah ‘abdul karim bin hawazin lahir tahun 376 di
istiwa,kawasan Nisyafu yang merupakan salih satu pusat ilmu pengetahuan pada
massanya. Beliu juga orang yang mampu mengompromikan syari’at dengan hakikat,
beliu wafat tahun 465 H.
Seandainya karya Al-quroisyi dikaji secara mendalam akan tampak jelas bagaimana Al-
quroisyi cenderung mengembalikan tasawuf ke landasan doktrin-doktrin ahlus Sunnah
yaitu dengan mengikuti para sufi sunni abad ketiga dan keempat hijriyah.
Ma’rifat menurut Al-quroisyi adalah seorang yang sudah mengenal Allah dan
pengamalannya itu sudah pada keyakinan yang kuat .
4. Al-Ghozali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin
Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Ghozali.beliau dilahirkan di khurrosan,Iran pada tahun
450 H/1058 M, dan menghebuskan nafasnya pada tanggal 19 Desember 1111 Masehi.
Didalam tasawufnya, Al-Ghozali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al-Quran
dan As-Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Menurut Al-Ghozali, jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan cara mematahkan
hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang tercela, sehingga
kalbu terlepas dari segala sesuatu selain Allah dan selalu mengingat Allah.
2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki
Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu
bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat,
7
serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan ruhaniyah) mereka terhadap
dua sumber tersebut. Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan berkembang
sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan muncul lagi pada
abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf sunni ini
dikarenakan menangnya aliran teologi[7] Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah yang di
pelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas
terhadap teori Yazid al-Bushthamy dan al-hallaj[8], sebagaimana tertuang dalam
syathahiyatnya yang nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam. Oleh
karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan
konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke
landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi, al-
Harawi, dan al-Ghazali.
2.2 Aliran tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik
(ghaib) dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai
tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang
sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa dan tidak pula bisa
dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa
filsafat.
Selain itu tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang
menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan
bahan-bahan kajian atau pikiran dari para filsof,baik menyangkut tentang tuhan,
manusia, dan sebaginya.
2.2.1 Tokoh Tassawuf Falsafi
8
1. Ibnu ‘Arobi
Nama lengkap ibnu ‘arobi adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah At-
Tha’i Al-Haitami.ia lahir di Murcia,Andalusia tenggara, Spanyol, tahun 560 H, Ia dari
keluarga berpangkat hartawan dan ilmuan. Beliau diberi gelar muhyiddin dan lebih
dikenal dengan nama ibnu ‘Arobi.
Ajaran sentral ibnu ‘Arobi adalah tentang wahdat al wujud (kesatuan wujud).meskipun
demikian, istilah wahdat al wujud yang dipakai untuk menyebut ajaran sentralnya
itu,tidaklah berasal dari dia, tetapi berasal dari ibnu taimiyah, tokoh yang paling keras
mengecam dan mengkritik ajaran sentralnya tersebut. Ibnu taimiyah menilai bahwa
ajaran sentral ibnu ‘Arobi itu adalah dari aspek tasbihnya (penyerupaan kholiq dengan
makhluq) saja.
Menurut Ibnu ‘Arobi wujud semua yang ada ini ahnyakah satu dan pada hakikatnya
wujud makhluk adalah wujud kholiq pula. Selanjutnya Ibnu ‘Arobi menjelaskan
hububngan tuhan degan alam. Menurutnya alam ini adalah bayangan tuhan atau
bayangan wujud yang hakiki .
2. Al-Jilli
Nama lengkapnya adalah ‘Abdul karim bin ibrohim Al–Jilli. Ia lahir pada tahun 1365
M. Nama Al-jilli diambil dari tempat kelahirannya di Ghilan.ia adalah seorang sufi yang
terkenal dari Bagdad.
Ajaran tasawuf Al-jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia senpurna).
Dan dapat dikatakan bahwa Adam dilihat dari sisi penciptaannya merupakan salah
seorang insan kamil denganb segala kesempurnaannya sebab pada dirinya terdapat sifat
dan nama Illahiyah.
9
Al-Jilli berpendapat bahwa sifat dan nama Illahiyah pada dasarnya merupakan milik
insan kamil sebagai suatu kemestian yang inheren denagn esensinya. Hal itu karena
sifat dan nama tersebut tidak memiliki tempat berwujud, melainkan pada insan kami .
3. Ibnu Sab’in
Nama lengkap ibnu sab’in adalah abdul haq bin ibrohim Muhammad bin nashr,seorang
sufi juga seorang filosof dari Andalusia. Ia dilahirkan tahun 614 H.(1217-1218 M.) di
kawasan Murcia.
Ibnu Sab’in adalah seorang pengasas sebuah paham dalam kalangan tasawuf
filosofis,yang dikenal dengan paham kesatuan mutlaq.hal ini karena paham ini berbeda
dari paham paham tasawuf yang memberi ruang lingkup Pada pendapat pendapat
tentang hal yang mungkin dalam suatu bentuk.
Dalam Paham ini ia menempatkan ketuhanan pada tempat pertama. Wujud Allah
menurutnya adalah asal segala pada masa lalu, masa kini atau masa depan .
4. Ibnu Masarroh
Nama lengkap ibnu masarroh adalah muhammadd bin ‘Adullah bin masarroh (269-319
H). beliaau adalah seorang sufi juga seorang filosof dari Andalusia.
Diantara ajaran ibnu masarroh adal;ah sebagai berikut:
a. jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan mahabbah yang
merupakan asal dari kesemua kejadian.
b. Dengan penakwilan ala philun atau aliran islamiyah terhadap ayat- ayat Al-Quran.
c. Sikasa neraka bukanlah bukan bentuk hakikatnya .
2.2.2 Perkembangan Tasawuf Falsafi
Pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan
ajaran filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term[5] filsafat yang maknanya di
sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini tidak bisa
10
di katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena
itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun
secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).
Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah)
sufi keamanan. Hingga dewasa ini, pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah-
tengah gurun pasir kehidpan duniawi.
2.3 Aliran Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral dalam
upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan
tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.
Tasawuf amali berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi
yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara
mendekatkan diri kepada allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain dianggap
memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang berkonotasikan tarekat
ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut J.Spencer Trimingham,
tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun seorang sufi secara berencana
dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan, terkendali terus-menerus kepada suatu
rangkaian maqam untuk dapat merasakan hakekat sebenarnya
2.3.1 Tokoh Aliran Tasawuf Amali
1. Syech Abdul Qadir Al jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang
pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti
oleh Imam Ahmad Al-Rifa’i(w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan
imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791M).
Ajaran tasawuf yang dibawanya dikenal dengan istilah Al-Mahabbah. Paham ini
merupakan kelanjuatan zuhud yang dikembangkan oleh Hasan Al-Bashri, yaitu
11
takut dan pengharapan dinaikkan oleh Robi’ah menjadi zuhud karena cinta yang
suci murni itu lebih tinggi dari pada takut dan pengharapan .
2. Dzun Al-Nun Al-Mishri
Nama lengkapnya Abu Al-faidh Tsauban Bin Ibrohim .Ia dilahirkan di Ikhmim,
dataran tinggi mesir, pada tahun 180 H/796 M. Dan wafat pada tahun 246 H/856
M. Dzun Al-Nun Al-Mishri adalah nama julukan bagi seorang sufi yang tinggal di
sekitar pertengahan abad ketiga Hijriyah.
Sesungguhnya ma’rifat hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagai yang
dipercayai orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazhar milik para
hakim, mutakalimin, dan ahli balaghah tetapi ma’rifat kepada tuhan yang khusus
di miliki oleh para wali Allah. Ma’rifat sebenarnya adalah bahwa Allah menyinari
hatimu dengan cahaya ma’rifat yang murni seperti matahari tak dapat dilihat
kecuali dengan cahayanya .
3. Abu Yazid Al-Bustami
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan Al-bustami, lahir
di daerah Bustam (Persia) tahun 874-947 M. Nama kecilnya At-Taifur.
Ajaran tasawuf terpenting Abu Yazid adalah fana’ dan baqa’. Dari segi bahasa
fana’ berasal dari kata faniya yang berarti musnah atau lenyap. Dalam istilah
tasawuf, adakalanya diartikan sebagai kaadaan moral yang luhur. Pencapaian Abu
Yazid ketahap fana’ dapat dicapai setelah meninggalkan segala keinginan selain
keinginan kepada Allah seperti tampak dalam ceritanya.
Adapun baqa’, berasal dari kata baqiya. Arti dari segi bahasa adalah tetap,
sedangkan berdasarkan istilah tasawuf berari mendirikan sifat-sifat terpuji kepada
Allah .
4. Abu Mansyur Al-Hallaj
12
Nama lengkap beliau adalah Abu AL-Maghist Al-Husain bin Mansur bin
Muhammad Al-Baidhawi, lahir di Baida, sebuah kota kecil di wilayah Persia, pada
tahun 244H / 855M. Dan beliau wafat pada tahun 922M.
Ajaran tasawuf beliau adalah Al-Hulul dan Al-Wujud. Al-Hallaj memeng pernah
mengaku bersatu dengan tuhan (Hulul). Kata hulul berdasarkan pengertian bahasa,
berarti menempati suatu tempat. Adapun menurut istilah ahli tasawuf berarti paham
yang mengatakan bahwa tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk
mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusian yang ada didalamnya
yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan .
2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali
Perkembangan tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah
sahabat yakni pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke-
2 Hijriyah), pada periode ini munculah kelompok(gerakan) tasawuf yang
memisahkan diri terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti
bani Umayyah yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya.
Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu
mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang
telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh
pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan
sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaum Tawwabin ini dipimpin oleh
Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada
tahun 68 H.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi
mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj,
Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI.
2.Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral
dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat
dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan
agama. Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu
Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf
ini muncul pada abad I dan II.
3.Tasawuf akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan
tingkah laku.tasawuf akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak,
akhlak hubungnnya sangat erat dengan tingkah laku dan perbuatan manusia
sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya: AL-
Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada abad
IIIdan IV.
3.2 Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pemahaman kita terhadap aliran-aliran tasawuf yang
dapat kita gunakan untuk berinstinbath. Penuls menyadari bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tulisan maupun referensi yang
14
menjadi bahan rujukan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang diberkan, guna menyempurnakan makalah penulis berikutnya
15
DAFTAR PUSTAKA
Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,Kairo:Daruts
Tsaqofah, 1979.
Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-hululnya.
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan
(mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan
pd kitab suci)
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jakarta.PT.Ichtiar Baru Van J,
1993.
IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982.
J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, Now York:Oxford University,1971.
M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999.
Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata
[1]Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al
Islami,(Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979), hlm. 187-188
[2] Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.hal 71
[3] J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, (Now York:Oxford
University),1971,hal.4.
[4] IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982, hal.94
[5] Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata
[6] M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999, hlm. 36-
40
16
[7]Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan
(mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan
pd kitab suci)
[8]Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-
hululnya.
[9] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta.PT.Ichtiar Baru
Van J, 1993), hal80

More Related Content

Similar to Aliran-Aliran Tassawuf.docx

Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiIslam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
CiMeng Entop
 
Kuliah kajian tashowwuf
Kuliah kajian tashowwufKuliah kajian tashowwuf
Kuliah kajian tashowwuf
363738
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
udajamil
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docxPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Zukét Printing
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdfPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Zukét Printing
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Asep Anwar Musadad
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Thufailah Mujahidah
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
AmaliaJuaddy
 
mujahadah
mujahadah mujahadah
mujahadah
Ahmad Ali mustopa
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
Ria Widia
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Ratih Kisdiani Riadi
 
Metodologi Study Islam
Metodologi Study IslamMetodologi Study Islam
Metodologi Study Islam
Asma'ul Khusna
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
RISDA AULIANA
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufAznil Muhammad
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
muhammadfaridfaizal
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekat
Danys Rynald
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Idrus Abidin
 
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lainHubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hap Sari
 

Similar to Aliran-Aliran Tassawuf.docx (20)

Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiIslam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
 
Kuliah kajian tashowwuf
Kuliah kajian tashowwufKuliah kajian tashowwuf
Kuliah kajian tashowwuf
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docxPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.docx
 
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdfPengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
Pengertian Tasawuf dan Ajaran Tasawuf.pdf
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
 
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufUrgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
 
mujahadah
mujahadah mujahadah
mujahadah
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
 
Metodologi Study Islam
Metodologi Study IslamMetodologi Study Islam
Metodologi Study Islam
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
 
Da'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenyaDa'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenya
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekat
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lainHubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zukét Printing
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Zukét Printing
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Aliran-Aliran Tassawuf.docx

  • 1. MAKALAH ALIRAN-ALIRAN TASSAWUF Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian tengah semeseter mata kuliah akhlak tasawuf Dosen Pengampu : Dr.Didik Heriadi, S,Ag, M.Pd Kelompok 12 : Nadia Hidayatil Maula Oca Rosida PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG TAHUN 2022
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Pencipta alam semesta ini, yang telah memberikan nikmatnya sehingga kami bisa menysusun makalah “Pengertian Al Qur’an Dan Perbedaan Hadits Qudsi“ ini dengan tepat waktu. Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda kita nabi muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang terang bederang seperti yang kita rasakan saat ini. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami Bpk. Dr.Didik Heriadi, S,Ag, M.Pd yang telah membimbing kami dengan sabar. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan begitu pula kami menyadari makalah yang kami susun ini, sangat jauh dari kesempurnaan, oleh dari itu, kami memohon kepada dosen pengampu untuk mengkritisi makalah ini, supaya kami bisa memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini bermanfaat. Probolinggo, 28 maret 2023 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3 2.1 Tasawuf Akhlaki......................................................................................................... 3 2.1.1 Tokoh Tasawuf Akhlaki .......................................................................................... 3 2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki ............................................................................. 4 2.2 Tasawuf Falsafi........................................................................................................... 5 2.2.1 Tokoh Tasawuf Falsafi ............................................................................................ 8 2.2.1 Perkembangan Tasawuf Falsafi ............................................................................. 11 2.3 Tasawuf Amali.......................................................................................................... 12 2.3.1 Tokoh Tasawuf Amali ........................................................................................... 13 2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali.............................................................................. 14 BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15 3.2 Saran ........................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengkaji tentang tasawuf bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan, dikarenakan cakupannya yang begitu luas dan mendalam, sehingga tidak cukup jika hanya mencakup aspek historis ataupun fenomenologis saja, melainkan juga meliputi aspek subjektivitas dari masing-masing sufi. Dalam perjalanannya tasawuf terus mengalami perkembangan, konsolidasi, falsafi, hingga fase pemurnian. Dari masing-masing fase tersebut, para sufi memiliki konsepsi, pemahaman, dan cara yang berbeda-beda antara satu fase dengan fase yang lainnya. Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan. Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada allah.Tasawuf muncul pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan naamaa zuhud). Kemunculan tasawuf pada abab ke II. Kemudian pada abad ke III dan IV, muncullah aliran-aliran dalam tasawuf. Aliran-aliran itu meliputi aliran tasawuf Falsafi, tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki. Pada masa tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-qur’an dan al-Hadits. Pada masa tasawuf falsafi aadalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin adalah tasawuf amali. 1.2 Rumusan Masalah 1. Macam-macam aliran tasawuf?? 2. Tokoh-tokoh aliran tasawuf?
  • 5. 2 3. Perkembangan Aliran Tasawuf ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui macam-macam aliran tasawuf 2. Untuk mengetahui tokoh aliran tasawuf 3. Untuk mengetahu perkembangan aliran tasawuf
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tasawuf Akhlaki Tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum, manusia harus lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ke tuhanan melalui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan berakhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela) Tahalli (menghiasi diri dari sifat-sifat terpuji) dan Tajalli (terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan). Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, kotoran, dan penyakit hati yang merusak. Langkah pertama yang harus di tempuh adalah mengetahui dan menyadari, betapa buruknya sifat-sifat tercela dan kotor tersebut, sehingga muncul kesadaran untuk memberantas dan menghindarinya. Adapun sifat-sifat tercela yang harus di hilangkan ialah antara lain Syirik (penyekutuan tuhan), hasad (dengki), hirsh (keinginan yang berlebih-lebihan), Ghadlab ( marah), Riya dan Sum’ah (pamer), Ujb (bangga diri) dan sebagainya. Untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut, maka perlu dilakukan dengan cara: a. Menghayati segala bentuk akidah dan ibadah b. Muhasabah (koreksi) terhadap diri sendiri c. Riyadlah (Latihan) dan Mujahad (perjuangan) d. Mencari waktu yang tepat untuk merubah sifat-sifat yang jelek-jelek itu, dan e. Memohon pertolongan allah
  • 7. 4 f. Berupaya mempunyai kemauan dan gaya tangkal yang kuat terhadap kebiasaan -kebiasaan yang jelek dan menggantinya dengan kebiasaan -kebiasaan baik. Tahap selanjutnya ialah Tahalli, yakni menghias diri dengan perbuatan baik. Berusaha agar dalam setiap gerak dan perilakunya selalu berjalan di atas ketentuan agama. Langkahnya ialah membina pribadi, agar memiliki akhlak al-karimah, dan senantiasa konsisten dengan langkah yang di rintis sebelumnya (dalam bertkhalli). Melakukan latihan kejiwaan yang tangguh untuk membiasakan berprilaku baik, yang pada gilirannya, akan menghasilkan manusia yang sempurna (ihsan kamil). Langkah ini perlu di tingkatkan dengan tahap mengisi dan menyinari hati dengan sifat- sifat terpuji, antara lain at-tauhid (pengesaan Tuhan secara mutlak), ash-shabru (tabah dalam menghadapi segala situasi dan kondisi), dll. Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut, maka pada tahap ke tiga yakni Tajalli, seseorang hatinya terbebaskan dari tabir (hijab), yaitu : sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh Nur yang selama ini tersembunyi atau fana’ segala sesuatu selain Allah ketika Nampak (tajalli) wajah-Nya. Pencapaian tajalli tersebut melalui pendekatan melalui pendekatan rasa atau Dzauq dengan alat al-Qalb. Qalb menurut shufi mempunyai kemempuan lebih bila dibandingkan dengan akal. Yang kedua ini tidak bisa memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang Allah swt. Sedang al-Qalb bisa mengetahuinya. Apabila ia telah member atau menembus qalb dengan Nur-Nya, maka akan terlimpahkanlah kepada seseorang karunia dan rahmat-Nya. Ketika itu Qalb menjadi terang-benderang, terangkatlah tabir rahasia dengan karunianya rahmat itu, tatkala itu jelaslah segala hakikat ketuhanan selama itu terhijab dan terahasiakan. Apabila seseorang telah mencapai tajalli, maka dia akan memperoleh ma’rifat, yaitu mengetahui rahasia-rahasia
  • 8. 5 ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada atau bisa di artikan lenyapnya segala sesuatu dengan ketika menyaksikan Tuhan. 2.1.1. Tokoh Tassawuf Akhlaki 1. Hasan Al-Bashri Nama lengkapnya hasan al-bashri adalah Abu sa’id al hasan bin yasar. Ia adalah seorang yang masyhur dikalangan tabi’in, ia lahir di madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat pada tahun 110 H/ 728 M. Abu Naim Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf hasan al bashri sebagai berikut, ” takut (khouf) dan pengharapan (raja’) tidak akan dirundung kemuraman dan keluhan,tidak pernah tidur senang karena selalu mengingat Allah. “Pandangan tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk senantiasa bersedihhati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Sa’roni berkata, “demikian takutnya sehingga seakan-akan ia merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan untuknya (hasan al-basri) . 2. Al-Muhasibi Al-haris bin Asad Al Muhasibi, beliau lahir pada tahun 165 H di Bashroh, wafat pada tahun 243 H/857 M. Beliau menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan yang dihadapinya tatkala ia mengamati madzhab-madzhab yang dianut umat Islam, ada sekelompok orang yang tahu tentang keakhiratan. Sbagian besar dari mereka adalah orang-orang yang mencari ilmu karana kesombongan yang motivasi tentang keduniaan. Pandangan al muhasibi tentang ma’rifat sangatlah berhati-hati terutama dalam menjelaskan batasan agama dan tidak mendalami batin agama yanf dapat mengaburkan pengertian lahirnya dan menyebabkan keraguan. Dalam ajaran Al-Muhasibi, khauf dan roja’ menempati posisi penting dalam perjalanan seorang membersihkan jiwa, beliau jaga mengatakan bahwa khauf dan roja’ dapat
  • 9. 6 dilakukan sempurna bila berpegang teguh pada Al-quran dan As-sunnah, dan al muhasibi mengatakan bahwa ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang mendasarkan pada kitab dan sunnah . 3. Al-Quroisyi Nama lengkap Al-quroisyi adalah ‘abdul karim bin hawazin lahir tahun 376 di istiwa,kawasan Nisyafu yang merupakan salih satu pusat ilmu pengetahuan pada massanya. Beliu juga orang yang mampu mengompromikan syari’at dengan hakikat, beliu wafat tahun 465 H. Seandainya karya Al-quroisyi dikaji secara mendalam akan tampak jelas bagaimana Al- quroisyi cenderung mengembalikan tasawuf ke landasan doktrin-doktrin ahlus Sunnah yaitu dengan mengikuti para sufi sunni abad ketiga dan keempat hijriyah. Ma’rifat menurut Al-quroisyi adalah seorang yang sudah mengenal Allah dan pengamalannya itu sudah pada keyakinan yang kuat . 4. Al-Ghozali Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Ghozali.beliau dilahirkan di khurrosan,Iran pada tahun 450 H/1058 M, dan menghebuskan nafasnya pada tanggal 19 Desember 1111 Masehi. Didalam tasawufnya, Al-Ghozali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Menurut Al-Ghozali, jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan cara mematahkan hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang tercela, sehingga kalbu terlepas dari segala sesuatu selain Allah dan selalu mengingat Allah. 2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat,
  • 10. 7 serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan ruhaniyah) mereka terhadap dua sumber tersebut. Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan berkembang sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan muncul lagi pada abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf sunni ini dikarenakan menangnya aliran teologi[7] Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah yang di pelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Yazid al-Bushthamy dan al-hallaj[8], sebagaimana tertuang dalam syathahiyatnya yang nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam. Oleh karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi, al- Harawi, dan al-Ghazali. 2.2 Aliran tasawuf Falsafi Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa dan tidak pula bisa dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa filsafat. Selain itu tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pikiran dari para filsof,baik menyangkut tentang tuhan, manusia, dan sebaginya. 2.2.1 Tokoh Tassawuf Falsafi
  • 11. 8 1. Ibnu ‘Arobi Nama lengkap ibnu ‘arobi adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah At- Tha’i Al-Haitami.ia lahir di Murcia,Andalusia tenggara, Spanyol, tahun 560 H, Ia dari keluarga berpangkat hartawan dan ilmuan. Beliau diberi gelar muhyiddin dan lebih dikenal dengan nama ibnu ‘Arobi. Ajaran sentral ibnu ‘Arobi adalah tentang wahdat al wujud (kesatuan wujud).meskipun demikian, istilah wahdat al wujud yang dipakai untuk menyebut ajaran sentralnya itu,tidaklah berasal dari dia, tetapi berasal dari ibnu taimiyah, tokoh yang paling keras mengecam dan mengkritik ajaran sentralnya tersebut. Ibnu taimiyah menilai bahwa ajaran sentral ibnu ‘Arobi itu adalah dari aspek tasbihnya (penyerupaan kholiq dengan makhluq) saja. Menurut Ibnu ‘Arobi wujud semua yang ada ini ahnyakah satu dan pada hakikatnya wujud makhluk adalah wujud kholiq pula. Selanjutnya Ibnu ‘Arobi menjelaskan hububngan tuhan degan alam. Menurutnya alam ini adalah bayangan tuhan atau bayangan wujud yang hakiki . 2. Al-Jilli Nama lengkapnya adalah ‘Abdul karim bin ibrohim Al–Jilli. Ia lahir pada tahun 1365 M. Nama Al-jilli diambil dari tempat kelahirannya di Ghilan.ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Bagdad. Ajaran tasawuf Al-jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia senpurna). Dan dapat dikatakan bahwa Adam dilihat dari sisi penciptaannya merupakan salah seorang insan kamil denganb segala kesempurnaannya sebab pada dirinya terdapat sifat dan nama Illahiyah.
  • 12. 9 Al-Jilli berpendapat bahwa sifat dan nama Illahiyah pada dasarnya merupakan milik insan kamil sebagai suatu kemestian yang inheren denagn esensinya. Hal itu karena sifat dan nama tersebut tidak memiliki tempat berwujud, melainkan pada insan kami . 3. Ibnu Sab’in Nama lengkap ibnu sab’in adalah abdul haq bin ibrohim Muhammad bin nashr,seorang sufi juga seorang filosof dari Andalusia. Ia dilahirkan tahun 614 H.(1217-1218 M.) di kawasan Murcia. Ibnu Sab’in adalah seorang pengasas sebuah paham dalam kalangan tasawuf filosofis,yang dikenal dengan paham kesatuan mutlaq.hal ini karena paham ini berbeda dari paham paham tasawuf yang memberi ruang lingkup Pada pendapat pendapat tentang hal yang mungkin dalam suatu bentuk. Dalam Paham ini ia menempatkan ketuhanan pada tempat pertama. Wujud Allah menurutnya adalah asal segala pada masa lalu, masa kini atau masa depan . 4. Ibnu Masarroh Nama lengkap ibnu masarroh adalah muhammadd bin ‘Adullah bin masarroh (269-319 H). beliaau adalah seorang sufi juga seorang filosof dari Andalusia. Diantara ajaran ibnu masarroh adal;ah sebagai berikut: a. jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan mahabbah yang merupakan asal dari kesemua kejadian. b. Dengan penakwilan ala philun atau aliran islamiyah terhadap ayat- ayat Al-Quran. c. Sikasa neraka bukanlah bukan bentuk hakikatnya . 2.2.2 Perkembangan Tasawuf Falsafi Pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term[5] filsafat yang maknanya di sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini tidak bisa
  • 13. 10 di katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa). Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah) sufi keamanan. Hingga dewasa ini, pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah- tengah gurun pasir kehidpan duniawi. 2.3 Aliran Tasawuf Amali Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama. Tasawuf amali berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara mendekatkan diri kepada allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang berkonotasikan tarekat ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut J.Spencer Trimingham, tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun seorang sufi secara berencana dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan, terkendali terus-menerus kepada suatu rangkaian maqam untuk dapat merasakan hakekat sebenarnya 2.3.1 Tokoh Aliran Tasawuf Amali 1. Syech Abdul Qadir Al jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti oleh Imam Ahmad Al-Rifa’i(w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791M). Ajaran tasawuf yang dibawanya dikenal dengan istilah Al-Mahabbah. Paham ini merupakan kelanjuatan zuhud yang dikembangkan oleh Hasan Al-Bashri, yaitu
  • 14. 11 takut dan pengharapan dinaikkan oleh Robi’ah menjadi zuhud karena cinta yang suci murni itu lebih tinggi dari pada takut dan pengharapan . 2. Dzun Al-Nun Al-Mishri Nama lengkapnya Abu Al-faidh Tsauban Bin Ibrohim .Ia dilahirkan di Ikhmim, dataran tinggi mesir, pada tahun 180 H/796 M. Dan wafat pada tahun 246 H/856 M. Dzun Al-Nun Al-Mishri adalah nama julukan bagi seorang sufi yang tinggal di sekitar pertengahan abad ketiga Hijriyah. Sesungguhnya ma’rifat hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagai yang dipercayai orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazhar milik para hakim, mutakalimin, dan ahli balaghah tetapi ma’rifat kepada tuhan yang khusus di miliki oleh para wali Allah. Ma’rifat sebenarnya adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya ma’rifat yang murni seperti matahari tak dapat dilihat kecuali dengan cahayanya . 3. Abu Yazid Al-Bustami Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan Al-bustami, lahir di daerah Bustam (Persia) tahun 874-947 M. Nama kecilnya At-Taifur. Ajaran tasawuf terpenting Abu Yazid adalah fana’ dan baqa’. Dari segi bahasa fana’ berasal dari kata faniya yang berarti musnah atau lenyap. Dalam istilah tasawuf, adakalanya diartikan sebagai kaadaan moral yang luhur. Pencapaian Abu Yazid ketahap fana’ dapat dicapai setelah meninggalkan segala keinginan selain keinginan kepada Allah seperti tampak dalam ceritanya. Adapun baqa’, berasal dari kata baqiya. Arti dari segi bahasa adalah tetap, sedangkan berdasarkan istilah tasawuf berari mendirikan sifat-sifat terpuji kepada Allah . 4. Abu Mansyur Al-Hallaj
  • 15. 12 Nama lengkap beliau adalah Abu AL-Maghist Al-Husain bin Mansur bin Muhammad Al-Baidhawi, lahir di Baida, sebuah kota kecil di wilayah Persia, pada tahun 244H / 855M. Dan beliau wafat pada tahun 922M. Ajaran tasawuf beliau adalah Al-Hulul dan Al-Wujud. Al-Hallaj memeng pernah mengaku bersatu dengan tuhan (Hulul). Kata hulul berdasarkan pengertian bahasa, berarti menempati suatu tempat. Adapun menurut istilah ahli tasawuf berarti paham yang mengatakan bahwa tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusian yang ada didalamnya yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan . 2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali Perkembangan tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah sahabat yakni pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke- 2 Hijriyah), pada periode ini munculah kelompok(gerakan) tasawuf yang memisahkan diri terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti bani Umayyah yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya. Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaum Tawwabin ini dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada tahun 68 H.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1.Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj, Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI. 2.Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama. Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf ini muncul pada abad I dan II. 3.Tasawuf akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.tasawuf akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat erat dengan tingkah laku dan perbuatan manusia sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya: AL- Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada abad IIIdan IV. 3.2 Saran Demikian makalah yang penulis buat, semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita terhadap aliran-aliran tasawuf yang dapat kita gunakan untuk berinstinbath. Penuls menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tulisan maupun referensi yang
  • 17. 14 menjadi bahan rujukan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang diberkan, guna menyempurnakan makalah penulis berikutnya
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979. Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-hululnya. Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012. Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci) Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jakarta.PT.Ichtiar Baru Van J, 1993. IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982. J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, Now York:Oxford University,1971. M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999. Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata [1]Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,(Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979), hlm. 187-188 [2] Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.hal 71 [3] J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, (Now York:Oxford University),1971,hal.4. [4] IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982, hal.94 [5] Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata [6] M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999, hlm. 36- 40
  • 19. 16 [7]Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci) [8]Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al- hululnya. [9] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta.PT.Ichtiar Baru Van J, 1993), hal80