Makalah ini membahas lima aliran tasawuf yaitu tasawuf akhlaki, irfani, amali, falsafi dan tokoh-tokoh terkenal dalam masing-masing aliran. Aliran-aliran tasawuf tersebut berbeda dalam pendekatan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pembentukan akhlak, pengalaman spiritual, praktik ibadah, dan pendekatan filosofis."
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas beberapa aliran tarekat yang berkembang pada masa kini seperti Tarekat Qodiriyah, Rifa'iyah, Tijaniyah, Haddadiyah, Naqsabandiyah, dan Khalwatiyah yang masing-masing memiliki ciri khas dan pengikut di berbagai belahan dunia."
Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan memfokuskan perhatian kepada Allah SWT. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan tanpa pemikiran. Tasawuf akhlaki mempelajari akhlak mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga akhlak merupakan bagian penting dari ajaran tasawuf.
Makalah ini membahas lima aliran tasawuf yaitu tasawuf akhlaki, irfani, amali, falsafi dan tokoh-tokoh terkenal dalam masing-masing aliran. Aliran-aliran tasawuf tersebut berbeda dalam pendekatan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pembentukan akhlak, pengalaman spiritual, praktik ibadah, dan pendekatan filosofis."
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas beberapa aliran tarekat yang berkembang pada masa kini seperti Tarekat Qodiriyah, Rifa'iyah, Tijaniyah, Haddadiyah, Naqsabandiyah, dan Khalwatiyah yang masing-masing memiliki ciri khas dan pengikut di berbagai belahan dunia."
Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan memfokuskan perhatian kepada Allah SWT. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan tanpa pemikiran. Tasawuf akhlaki mempelajari akhlak mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga akhlak merupakan bagian penting dari ajaran tasawuf.
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiCiMeng Entop
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas konsep akhlak dan tasawuf dalam Islam menurut pandangan Hamka; (2) Hamka memahami tasawuf sebagai pembersihan hati dan peningkatan moral; (3) Hubungan antara tasawuf, zuhud, dan pendidikan sangat erat menurut Hamka.
Pertama, tashowwuf adalah perjuangan untuk mensucikan jiwa supaya dekat dengan Alloh. Kedua, tashowwuf merupakan dimensi batin ajaran Islam, sedangkan syari'ah merupakan dimensi lahir. Ketiga, bertashowwuf adalah usaha untuk membersihkan jiwa dari unsur-unsur kekufuran, kemusyrikan, dan dosa.
Tasawuf dapat didefinisikan sebagai praktik spiritual dan latihan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, yang dilakukan melalui pendekatan hati dan perbaikan akhlak, serta meninggalkan kesenangan duniawi."
Makalah ini membahas sejarah perkembangan tiga aliran utama tasawuf, yaitu tasawuf Salafi, Falsafi, dan Syi'i. Tasawuf Salafi berfokus pada akhlak, Falsafi mencampur unsur filsafat, dan Syi'i berkembang di kalangan Syiah. Makalah ini menjelaskan tokoh-tokoh kunci dan ajaran-ajaran utama dari ketiga aliran tasawuf tersebut.
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufThufailah Mujahidah
Makalah ini membahas tentang dasar-dasar ilmu tasawuf dalam Al-Qur'an, sejarah pertumbuhan dan perkembangan tasawuf, serta manfaat ilmu tasawuf dalam kehidupan. Tasawuf berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Teks tersebut membahas tentang riyadhah dan mujahadah dalam perspektif kaum sufi. Riyadhah dan mujahadah merupakan metode spiritual yang dilakukan kaum sufi untuk membersihkan jiwa dari hawa nafsu dan memperbaiki sifat buruk. Tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Prosesnya meliputi pengosongan jiwa dari selain Allah, kemudian menghiasinya dengan zikir dan ibadah. Hal ini akan membawa ka
Dokumen tersebut membahas tentang akhlak dan tasawuf dalam Islam. Terdapat definisi akhlak menurut para ahli, jenis-jenis akhlak kepada Allah SWT dan makhluk, serta pengertian dan unsur-unsur tasawuf seperti maqam, ahwal, dan pergeserannya menjadi tarekat. Dokumen ini juga membahas hubungan antara akhlak dan tasawuf.
Makalah ini membahas pengertian tasawuf dan model-model penelitian tasawuf. Tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya melatih jiwa untuk membebaskan diri dari pengaruh dunia, dekat dengan Allah SWT, dan memiliki akhlak mulia. Beberapa model penelitian tasawuf yang dijelaskan meliputi pendekatan tematik, eksploratif, dan tokoh tertentu.
Makalah ini membahas hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu keislaman lain seperti tauhid, kalam, akhlak, dan fiqih. Tasawuf memiliki hubungan erat dengan ilmu-ilmu tersebut, di mana tasawuf berfungsi untuk melengkapi pemahaman spiritual dalam ilmu-ilmu tersebut. Tasawuf juga berperan penting dalam menanamkan akhlak mulia dan kesadaran rohani untuk memahami dan mengamalkan syariat Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang tarekat Naqshabandiyah Kholidiyah, termasuk pengertian tarekat, pembawa tarekat tersebut yaitu K. M. Ali Amin, serta ajaran dan amalan utamanya seperti zikir jahar dan khofi.
Dokumen tersebut membahas dampak buruk dari dosa dan maksiat bagi manusia, masyarakat, dan seluruh umat manusia. Dosa dapat menghambat ilmu, menggelapkan hati, melemahkan hati dan badan, memperkeruh hubungan dengan Allah, menghilangkan kedekatan dengan orang shaleh, mempersingkat umur, dan menghalangi rezeki.
Dokumen tersebut membahas pengertian ilmu akhlak menurut beberapa ahli seperti Al-Mas'udi, Al-Bustamy, dan Ahmad Amin. Dokumen ini juga membahas hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu tauhid, ilmu tasawuf, ilmu jiwa, ilmu pendidikan, dan filsafat. Fungsi akhlak tasawuf juga dijelaskan dalam dokumen tersebut.
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiCiMeng Entop
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas konsep akhlak dan tasawuf dalam Islam menurut pandangan Hamka; (2) Hamka memahami tasawuf sebagai pembersihan hati dan peningkatan moral; (3) Hubungan antara tasawuf, zuhud, dan pendidikan sangat erat menurut Hamka.
Pertama, tashowwuf adalah perjuangan untuk mensucikan jiwa supaya dekat dengan Alloh. Kedua, tashowwuf merupakan dimensi batin ajaran Islam, sedangkan syari'ah merupakan dimensi lahir. Ketiga, bertashowwuf adalah usaha untuk membersihkan jiwa dari unsur-unsur kekufuran, kemusyrikan, dan dosa.
Tasawuf dapat didefinisikan sebagai praktik spiritual dan latihan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, yang dilakukan melalui pendekatan hati dan perbaikan akhlak, serta meninggalkan kesenangan duniawi."
Makalah ini membahas sejarah perkembangan tiga aliran utama tasawuf, yaitu tasawuf Salafi, Falsafi, dan Syi'i. Tasawuf Salafi berfokus pada akhlak, Falsafi mencampur unsur filsafat, dan Syi'i berkembang di kalangan Syiah. Makalah ini menjelaskan tokoh-tokoh kunci dan ajaran-ajaran utama dari ketiga aliran tasawuf tersebut.
Urgensi Dasar, Dasar, dan Sejarah Perkembangan Ilmu TasawufThufailah Mujahidah
Makalah ini membahas tentang dasar-dasar ilmu tasawuf dalam Al-Qur'an, sejarah pertumbuhan dan perkembangan tasawuf, serta manfaat ilmu tasawuf dalam kehidupan. Tasawuf berdasarkan pada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Teks tersebut membahas tentang riyadhah dan mujahadah dalam perspektif kaum sufi. Riyadhah dan mujahadah merupakan metode spiritual yang dilakukan kaum sufi untuk membersihkan jiwa dari hawa nafsu dan memperbaiki sifat buruk. Tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah. Prosesnya meliputi pengosongan jiwa dari selain Allah, kemudian menghiasinya dengan zikir dan ibadah. Hal ini akan membawa ka
Dokumen tersebut membahas tentang akhlak dan tasawuf dalam Islam. Terdapat definisi akhlak menurut para ahli, jenis-jenis akhlak kepada Allah SWT dan makhluk, serta pengertian dan unsur-unsur tasawuf seperti maqam, ahwal, dan pergeserannya menjadi tarekat. Dokumen ini juga membahas hubungan antara akhlak dan tasawuf.
Makalah ini membahas pengertian tasawuf dan model-model penelitian tasawuf. Tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya melatih jiwa untuk membebaskan diri dari pengaruh dunia, dekat dengan Allah SWT, dan memiliki akhlak mulia. Beberapa model penelitian tasawuf yang dijelaskan meliputi pendekatan tematik, eksploratif, dan tokoh tertentu.
Makalah ini membahas hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu keislaman lain seperti tauhid, kalam, akhlak, dan fiqih. Tasawuf memiliki hubungan erat dengan ilmu-ilmu tersebut, di mana tasawuf berfungsi untuk melengkapi pemahaman spiritual dalam ilmu-ilmu tersebut. Tasawuf juga berperan penting dalam menanamkan akhlak mulia dan kesadaran rohani untuk memahami dan mengamalkan syariat Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang tarekat Naqshabandiyah Kholidiyah, termasuk pengertian tarekat, pembawa tarekat tersebut yaitu K. M. Ali Amin, serta ajaran dan amalan utamanya seperti zikir jahar dan khofi.
Dokumen tersebut membahas dampak buruk dari dosa dan maksiat bagi manusia, masyarakat, dan seluruh umat manusia. Dosa dapat menghambat ilmu, menggelapkan hati, melemahkan hati dan badan, memperkeruh hubungan dengan Allah, menghilangkan kedekatan dengan orang shaleh, mempersingkat umur, dan menghalangi rezeki.
Dokumen tersebut membahas pengertian ilmu akhlak menurut beberapa ahli seperti Al-Mas'udi, Al-Bustamy, dan Ahmad Amin. Dokumen ini juga membahas hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu-ilmu lain seperti ilmu tauhid, ilmu tasawuf, ilmu jiwa, ilmu pendidikan, dan filsafat. Fungsi akhlak tasawuf juga dijelaskan dalam dokumen tersebut.
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
Makalah ini membahas tentang penyusunan penilaian media pembelajaran dengan lima langkah yaitu membuat rencana dan tujuan pembelajaran, menentukan teknik penilaian, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, dan penyesuaian pembelajaran. Ada dua teknik penilaian yakni tes dan non-tes yang masing-masing memiliki jenisnya sendiri.
Makalah ini membahas tentang manajemen perpustakaan sekolah, dengan menjelaskan pengertian perpustakaan sekolah dan manajemen perpustakaan sekolah, implementasi perpustakaan sekolah dalam pendidikan, pengembangan koleksi, serta visi, misi dan kebijakan perpustakaan sekolah. Juga dibahas kendala dalam manajemen perpustakaan sekolah."
Makalah ini membahas tentang fiqih muamalah dengan merangkum beberapa poin penting. Pertama, fiqih muamalah adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang mengatur hubungan antar manusia dalam aktivitas ekonomi dan sosial. Kedua, ruang lingkup fiqih muamalah dibagi menjadi adabiyah dan madaniyah. Ketiga, prinsip-prinsip fiqih muamalah adalah berdasarkan persetujuan k
Makalah ini membahas tentang fiqih janazah, mulai dari menjenguk orang sakit, tanda-tanda sakaratul maut, ta'ziyah, dan perawatan jenazah seperti memandikan, mengafani, menshalati, dan menguburkan."
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang meliputi pengertian,dasar hukum,jenis,struktur organisasi,dan pembentukan dana pensiun. Ada dua jenis dana pensiun yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Setiap dana pensiun memiliki struktur organisasi berupa pengurus dan dewan pengawas.
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang terdiri dari dua jenis yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Dana pensiun bertujuan memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan pada masa pensiun dengan menghimpun dan mengelola dana secara khusus.
Makalah ini membahas tentang integral yang merupakan operasi invers dari diferensiasi. Integral dibagi menjadi integral tak tentu dan integral tertentu. Integral tak tentu belum memiliki batasan sedangkan integral tertentu memiliki batasan atas dan bawah. Integral bermanfaat dalam berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi, dan fisika."
Makalah ini membahas tiga gejala psikologi yaitu perhatian, sugesti, dan kelelahan. Perhatian adalah pemusatan aktivitas individu terhadap suatu objek. Sugesti adalah pengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang. Kelelahan disebabkan aktivitas berlangsung terus menerus yang menghabiskan energi jasmani dan rohani.
1. MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN TASSAWUF
Makalah ini disusun untuk memenuhi ujian tengah semeseter mata kuliah akhlak tasawuf
Dosen Pengampu :
Dr.Didik Heriadi, S,Ag, M.Pd
Kelompok 12 :
Nadia Hidayatil Maula
Oca Rosida
PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
TAHUN 2022
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Pencipta alam semesta ini, yang telah
memberikan nikmatnya sehingga kami bisa menysusun makalah “Pengertian Al Qur’an Dan
Perbedaan Hadits Qudsi“ ini dengan tepat waktu. Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan
keharibaan baginda kita nabi muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah
menuju alam yang terang bederang seperti yang kita rasakan saat ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu kami Bpk. Dr.Didik Heriadi, S,Ag,
M.Pd yang telah membimbing kami dengan sabar. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini.
Dan begitu pula kami menyadari makalah yang kami susun ini, sangat jauh dari kesempurnaan,
oleh dari itu, kami memohon kepada dosen pengampu untuk mengkritisi makalah ini, supaya
kami bisa memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya, dan semoga makalah ini bermanfaat.
Probolinggo, 28 maret 2023
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Tasawuf Akhlaki......................................................................................................... 3
2.1.1 Tokoh Tasawuf Akhlaki .......................................................................................... 3
2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki ............................................................................. 4
2.2 Tasawuf Falsafi........................................................................................................... 5
2.2.1 Tokoh Tasawuf Falsafi ............................................................................................ 8
2.2.1 Perkembangan Tasawuf Falsafi ............................................................................. 11
2.3 Tasawuf Amali.......................................................................................................... 12
2.3.1 Tokoh Tasawuf Amali ........................................................................................... 13
2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali.............................................................................. 14
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 15
3.2 Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengkaji tentang tasawuf bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan, dikarenakan
cakupannya yang begitu luas dan mendalam, sehingga tidak cukup jika hanya mencakup
aspek historis ataupun fenomenologis saja, melainkan juga meliputi aspek subjektivitas
dari masing-masing sufi. Dalam perjalanannya tasawuf terus mengalami perkembangan,
konsolidasi, falsafi, hingga fase pemurnian. Dari masing-masing fase tersebut, para sufi
memiliki konsepsi, pemahaman, dan cara yang berbeda-beda antara satu fase dengan fase
yang lainnya.
Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang
baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan.
Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada allah.Tasawuf muncul
pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan
naamaa zuhud). Kemunculan tasawuf pada abab ke II. Kemudian pada abad ke III dan IV,
muncullah aliran-aliran dalam tasawuf. Aliran-aliran itu meliputi aliran tasawuf Falsafi,
tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki.
Pada masa tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-qur’an dan al-Hadits. Pada masa
tasawuf falsafi aadalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran.
Tasawuf yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin
adalah tasawuf amali.
1.2 Rumusan Masalah
1. Macam-macam aliran tasawuf??
2. Tokoh-tokoh aliran tasawuf?
5. 2
3. Perkembangan Aliran Tasawuf ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam aliran tasawuf
2. Untuk mengetahui tokoh aliran tasawuf
3. Untuk mengetahu perkembangan aliran tasawuf
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang di formulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan
tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum, manusia harus
lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ke tuhanan
melalui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral
dan berakhlak mulia, yang dalam ilmu tasawuf dikenal takhalli (pengosongan diri dari
sifat-sifat tercela) Tahalli (menghiasi diri dari sifat-sifat terpuji) dan Tajalli
(terungkapnya nur ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap
cahaya ketuhanan).
Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, kotoran, dan penyakit hati
yang merusak. Langkah pertama yang harus di tempuh adalah mengetahui dan
menyadari, betapa buruknya sifat-sifat tercela dan kotor tersebut, sehingga muncul
kesadaran untuk memberantas dan menghindarinya. Adapun sifat-sifat tercela yang
harus di hilangkan ialah antara lain Syirik (penyekutuan tuhan), hasad (dengki), hirsh
(keinginan yang berlebih-lebihan), Ghadlab ( marah), Riya dan Sum’ah (pamer), Ujb
(bangga diri) dan sebagainya.
Untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut, maka perlu dilakukan dengan cara:
a. Menghayati segala bentuk akidah dan ibadah
b. Muhasabah (koreksi) terhadap diri sendiri
c. Riyadlah (Latihan) dan Mujahad (perjuangan)
d. Mencari waktu yang tepat untuk merubah sifat-sifat yang jelek-jelek itu, dan
e. Memohon pertolongan allah
7. 4
f. Berupaya mempunyai kemauan dan gaya tangkal yang kuat terhadap kebiasaan
-kebiasaan yang jelek dan menggantinya dengan kebiasaan -kebiasaan baik.
Tahap selanjutnya ialah Tahalli, yakni menghias diri dengan perbuatan baik. Berusaha
agar dalam setiap gerak dan perilakunya selalu berjalan di atas ketentuan agama.
Langkahnya ialah membina pribadi, agar memiliki akhlak al-karimah, dan senantiasa
konsisten dengan langkah yang di rintis sebelumnya (dalam bertkhalli). Melakukan
latihan kejiwaan yang tangguh untuk membiasakan berprilaku baik, yang pada
gilirannya, akan menghasilkan manusia yang sempurna (ihsan kamil).
Langkah ini perlu di tingkatkan dengan tahap mengisi dan menyinari hati dengan sifat-
sifat terpuji, antara lain at-tauhid (pengesaan Tuhan secara mutlak), ash-shabru (tabah
dalam menghadapi segala situasi dan kondisi), dll.
Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut, maka pada tahap ke tiga yakni Tajalli,
seseorang hatinya terbebaskan dari tabir (hijab), yaitu : sifat-sifat kemanusiaan atau
memperoleh Nur yang selama ini tersembunyi atau fana’ segala sesuatu selain Allah
ketika Nampak (tajalli) wajah-Nya.
Pencapaian tajalli tersebut melalui pendekatan melalui pendekatan rasa atau Dzauq
dengan alat al-Qalb. Qalb menurut shufi mempunyai kemempuan lebih bila
dibandingkan dengan akal. Yang kedua ini tidak bisa memperoleh pengetahuan yang
sebenarnya tentang Allah swt. Sedang al-Qalb bisa mengetahuinya. Apabila ia telah
member atau menembus qalb dengan Nur-Nya, maka akan terlimpahkanlah kepada
seseorang karunia dan rahmat-Nya. Ketika itu Qalb menjadi terang-benderang,
terangkatlah tabir rahasia dengan karunianya rahmat itu, tatkala itu jelaslah segala
hakikat ketuhanan selama itu terhijab dan terahasiakan. Apabila seseorang telah
mencapai tajalli, maka dia akan memperoleh ma’rifat, yaitu mengetahui rahasia-rahasia
8. 5
ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada atau bisa di artikan
lenyapnya segala sesuatu dengan ketika menyaksikan Tuhan.
2.1.1. Tokoh Tassawuf Akhlaki
1. Hasan Al-Bashri
Nama lengkapnya hasan al-bashri adalah Abu sa’id al hasan bin yasar. Ia adalah seorang
yang masyhur dikalangan tabi’in, ia lahir di madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat
pada tahun 110 H/ 728 M.
Abu Naim Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf hasan al bashri sebagai
berikut, ” takut (khouf) dan pengharapan (raja’) tidak akan dirundung kemuraman dan
keluhan,tidak pernah tidur senang karena selalu mengingat Allah. “Pandangan
tasawufnya yang lain adalah anjuran kepada setiap orang untuk senantiasa bersedihhati
dan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi
seluruh larangan-Nya. Sa’roni berkata, “demikian takutnya sehingga seakan-akan ia
merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan untuknya (hasan al-basri) .
2. Al-Muhasibi
Al-haris bin Asad Al Muhasibi, beliau lahir pada tahun 165 H di Bashroh, wafat pada
tahun 243 H/857 M. Beliau menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari
keraguan yang dihadapinya tatkala ia mengamati madzhab-madzhab yang dianut umat
Islam, ada sekelompok orang yang tahu tentang keakhiratan. Sbagian besar dari mereka
adalah orang-orang yang mencari ilmu karana kesombongan yang motivasi tentang
keduniaan. Pandangan al muhasibi tentang ma’rifat sangatlah berhati-hati terutama
dalam menjelaskan batasan agama dan tidak mendalami batin agama yanf dapat
mengaburkan pengertian lahirnya dan menyebabkan keraguan.
Dalam ajaran Al-Muhasibi, khauf dan roja’ menempati posisi penting dalam perjalanan
seorang membersihkan jiwa, beliau jaga mengatakan bahwa khauf dan roja’ dapat
9. 6
dilakukan sempurna bila berpegang teguh pada Al-quran dan As-sunnah, dan al
muhasibi mengatakan bahwa ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang
mendasarkan pada kitab dan sunnah .
3. Al-Quroisyi
Nama lengkap Al-quroisyi adalah ‘abdul karim bin hawazin lahir tahun 376 di
istiwa,kawasan Nisyafu yang merupakan salih satu pusat ilmu pengetahuan pada
massanya. Beliu juga orang yang mampu mengompromikan syari’at dengan hakikat,
beliu wafat tahun 465 H.
Seandainya karya Al-quroisyi dikaji secara mendalam akan tampak jelas bagaimana Al-
quroisyi cenderung mengembalikan tasawuf ke landasan doktrin-doktrin ahlus Sunnah
yaitu dengan mengikuti para sufi sunni abad ketiga dan keempat hijriyah.
Ma’rifat menurut Al-quroisyi adalah seorang yang sudah mengenal Allah dan
pengamalannya itu sudah pada keyakinan yang kuat .
4. Al-Ghozali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin
Ta’us Ath-Thusi Asy-Syafi’i Al-Ghozali.beliau dilahirkan di khurrosan,Iran pada tahun
450 H/1058 M, dan menghebuskan nafasnya pada tanggal 19 Desember 1111 Masehi.
Didalam tasawufnya, Al-Ghozali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al-Quran
dan As-Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Menurut Al-Ghozali, jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan cara mematahkan
hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang tercela, sehingga
kalbu terlepas dari segala sesuatu selain Allah dan selalu mengingat Allah.
2.1.2 Perkembangan Tasawuf Akhlaki
Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu
bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat,
10. 7
serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan ruhaniyah) mereka terhadap
dua sumber tersebut. Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan berkembang
sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan muncul lagi pada
abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf sunni ini
dikarenakan menangnya aliran teologi[7] Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah yang di
pelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas
terhadap teori Yazid al-Bushthamy dan al-hallaj[8], sebagaimana tertuang dalam
syathahiyatnya yang nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam. Oleh
karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan
konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke
landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi, al-
Harawi, dan al-Ghazali.
2.2 Aliran tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik
(ghaib) dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam
ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai
tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang
sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa dan tidak pula bisa
dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa
filsafat.
Selain itu tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang
menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan
bahan-bahan kajian atau pikiran dari para filsof,baik menyangkut tentang tuhan,
manusia, dan sebaginya.
2.2.1 Tokoh Tassawuf Falsafi
11. 8
1. Ibnu ‘Arobi
Nama lengkap ibnu ‘arobi adalah Muhammad bin Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah At-
Tha’i Al-Haitami.ia lahir di Murcia,Andalusia tenggara, Spanyol, tahun 560 H, Ia dari
keluarga berpangkat hartawan dan ilmuan. Beliau diberi gelar muhyiddin dan lebih
dikenal dengan nama ibnu ‘Arobi.
Ajaran sentral ibnu ‘Arobi adalah tentang wahdat al wujud (kesatuan wujud).meskipun
demikian, istilah wahdat al wujud yang dipakai untuk menyebut ajaran sentralnya
itu,tidaklah berasal dari dia, tetapi berasal dari ibnu taimiyah, tokoh yang paling keras
mengecam dan mengkritik ajaran sentralnya tersebut. Ibnu taimiyah menilai bahwa
ajaran sentral ibnu ‘Arobi itu adalah dari aspek tasbihnya (penyerupaan kholiq dengan
makhluq) saja.
Menurut Ibnu ‘Arobi wujud semua yang ada ini ahnyakah satu dan pada hakikatnya
wujud makhluk adalah wujud kholiq pula. Selanjutnya Ibnu ‘Arobi menjelaskan
hububngan tuhan degan alam. Menurutnya alam ini adalah bayangan tuhan atau
bayangan wujud yang hakiki .
2. Al-Jilli
Nama lengkapnya adalah ‘Abdul karim bin ibrohim Al–Jilli. Ia lahir pada tahun 1365
M. Nama Al-jilli diambil dari tempat kelahirannya di Ghilan.ia adalah seorang sufi yang
terkenal dari Bagdad.
Ajaran tasawuf Al-jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia senpurna).
Dan dapat dikatakan bahwa Adam dilihat dari sisi penciptaannya merupakan salah
seorang insan kamil denganb segala kesempurnaannya sebab pada dirinya terdapat sifat
dan nama Illahiyah.
12. 9
Al-Jilli berpendapat bahwa sifat dan nama Illahiyah pada dasarnya merupakan milik
insan kamil sebagai suatu kemestian yang inheren denagn esensinya. Hal itu karena
sifat dan nama tersebut tidak memiliki tempat berwujud, melainkan pada insan kami .
3. Ibnu Sab’in
Nama lengkap ibnu sab’in adalah abdul haq bin ibrohim Muhammad bin nashr,seorang
sufi juga seorang filosof dari Andalusia. Ia dilahirkan tahun 614 H.(1217-1218 M.) di
kawasan Murcia.
Ibnu Sab’in adalah seorang pengasas sebuah paham dalam kalangan tasawuf
filosofis,yang dikenal dengan paham kesatuan mutlaq.hal ini karena paham ini berbeda
dari paham paham tasawuf yang memberi ruang lingkup Pada pendapat pendapat
tentang hal yang mungkin dalam suatu bentuk.
Dalam Paham ini ia menempatkan ketuhanan pada tempat pertama. Wujud Allah
menurutnya adalah asal segala pada masa lalu, masa kini atau masa depan .
4. Ibnu Masarroh
Nama lengkap ibnu masarroh adalah muhammadd bin ‘Adullah bin masarroh (269-319
H). beliaau adalah seorang sufi juga seorang filosof dari Andalusia.
Diantara ajaran ibnu masarroh adal;ah sebagai berikut:
a. jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan mahabbah yang
merupakan asal dari kesemua kejadian.
b. Dengan penakwilan ala philun atau aliran islamiyah terhadap ayat- ayat Al-Quran.
c. Sikasa neraka bukanlah bukan bentuk hakikatnya .
2.2.2 Perkembangan Tasawuf Falsafi
Pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan
ajaran filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term[5] filsafat yang maknanya di
sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini tidak bisa
13. 10
di katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena
itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun
secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).
Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah)
sufi keamanan. Hingga dewasa ini, pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah-
tengah gurun pasir kehidpan duniawi.
2.3 Aliran Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral dalam
upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan
tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.
Tasawuf amali berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi
yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara
mendekatkan diri kepada allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain dianggap
memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang berkonotasikan tarekat
ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut J.Spencer Trimingham,
tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun seorang sufi secara berencana
dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan, terkendali terus-menerus kepada suatu
rangkaian maqam untuk dapat merasakan hakekat sebenarnya
2.3.1 Tokoh Aliran Tasawuf Amali
1. Syech Abdul Qadir Al jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang
pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti
oleh Imam Ahmad Al-Rifa’i(w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan
imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791M).
Ajaran tasawuf yang dibawanya dikenal dengan istilah Al-Mahabbah. Paham ini
merupakan kelanjuatan zuhud yang dikembangkan oleh Hasan Al-Bashri, yaitu
14. 11
takut dan pengharapan dinaikkan oleh Robi’ah menjadi zuhud karena cinta yang
suci murni itu lebih tinggi dari pada takut dan pengharapan .
2. Dzun Al-Nun Al-Mishri
Nama lengkapnya Abu Al-faidh Tsauban Bin Ibrohim .Ia dilahirkan di Ikhmim,
dataran tinggi mesir, pada tahun 180 H/796 M. Dan wafat pada tahun 246 H/856
M. Dzun Al-Nun Al-Mishri adalah nama julukan bagi seorang sufi yang tinggal di
sekitar pertengahan abad ketiga Hijriyah.
Sesungguhnya ma’rifat hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan, sebagai yang
dipercayai orang mukmin, bukan pula ilmu-ilmu burhan dan nazhar milik para
hakim, mutakalimin, dan ahli balaghah tetapi ma’rifat kepada tuhan yang khusus
di miliki oleh para wali Allah. Ma’rifat sebenarnya adalah bahwa Allah menyinari
hatimu dengan cahaya ma’rifat yang murni seperti matahari tak dapat dilihat
kecuali dengan cahayanya .
3. Abu Yazid Al-Bustami
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan Al-bustami, lahir
di daerah Bustam (Persia) tahun 874-947 M. Nama kecilnya At-Taifur.
Ajaran tasawuf terpenting Abu Yazid adalah fana’ dan baqa’. Dari segi bahasa
fana’ berasal dari kata faniya yang berarti musnah atau lenyap. Dalam istilah
tasawuf, adakalanya diartikan sebagai kaadaan moral yang luhur. Pencapaian Abu
Yazid ketahap fana’ dapat dicapai setelah meninggalkan segala keinginan selain
keinginan kepada Allah seperti tampak dalam ceritanya.
Adapun baqa’, berasal dari kata baqiya. Arti dari segi bahasa adalah tetap,
sedangkan berdasarkan istilah tasawuf berari mendirikan sifat-sifat terpuji kepada
Allah .
4. Abu Mansyur Al-Hallaj
15. 12
Nama lengkap beliau adalah Abu AL-Maghist Al-Husain bin Mansur bin
Muhammad Al-Baidhawi, lahir di Baida, sebuah kota kecil di wilayah Persia, pada
tahun 244H / 855M. Dan beliau wafat pada tahun 922M.
Ajaran tasawuf beliau adalah Al-Hulul dan Al-Wujud. Al-Hallaj memeng pernah
mengaku bersatu dengan tuhan (Hulul). Kata hulul berdasarkan pengertian bahasa,
berarti menempati suatu tempat. Adapun menurut istilah ahli tasawuf berarti paham
yang mengatakan bahwa tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk
mengambil tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusian yang ada didalamnya
yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan .
2.3.2 Perkembangan Tasawuf Amali
Perkembangan tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah
sahabat yakni pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke-
2 Hijriyah), pada periode ini munculah kelompok(gerakan) tasawuf yang
memisahkan diri terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti
bani Umayyah yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya.
Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu
mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang
telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh
pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan
sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaum Tawwabin ini dipimpin oleh
Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada
tahun 68 H.
16. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi
mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj,
Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI.
2.Tasawuf amali adalah aliran tasawuf ini lebih menekankan pembinaan moral
dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat
dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan
agama. Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu
Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf
ini muncul pada abad I dan II.
3.Tasawuf akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan
tingkah laku.tasawuf akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak,
akhlak hubungnnya sangat erat dengan tingkah laku dan perbuatan manusia
sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya: AL-
Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada abad
IIIdan IV.
3.2 Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pemahaman kita terhadap aliran-aliran tasawuf yang
dapat kita gunakan untuk berinstinbath. Penuls menyadari bahwa makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tulisan maupun referensi yang
17. 14
menjadi bahan rujukan. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran yang diberkan, guna menyempurnakan makalah penulis berikutnya
18. 15
DAFTAR PUSTAKA
Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,Kairo:Daruts
Tsaqofah, 1979.
Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-hululnya.
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan
(mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan
pd kitab suci)
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jakarta.PT.Ichtiar Baru Van J,
1993.
IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982.
J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, Now York:Oxford University,1971.
M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999.
Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata
[1]Abu al Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al
Islami,(Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979), hlm. 187-188
[2] Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.hal 71
[3] J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, (Now York:Oxford
University),1971,hal.4.
[4] IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982, hal.94
[5] Term dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti: istilah; kata
[6] M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999, hlm. 36-
40
19. 16
[7]Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan
(mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan
pd kitab suci)
[8]Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-
hululnya.
[9] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam (Jakarta.PT.Ichtiar Baru
Van J, 1993), hal80