SlideShare a Scribd company logo
Mengenal African swine fever (ASF) dan
Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan
Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
Sosialisasi Penanganan Kasus African Swine
Fever (ASF) di Kawasan Hutan Indonesia
Jakarta, 2 Juni 2021
African swine fever (ASF)
• African swine fever (ASF) adalah penyakit virus hemoragik pada babi,
yang menjangkiti babi domestik dan babi liar dari semua umur dan jenis
kelamin dengan tingkat fatalitas kasus hingga 100%.
• Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, mengancam
ketahanan pangan dan perdagangan yang aman, dan menjadi tantangan
produksi babi yang berkelanjutan di negara-negara tertular.
• Dalam waktu 4 tahun terakhir, ASF menyebar dengan kecepatan yang
belum pernah terjadi sebelumnya dan pandemi ASF di Asia bukan hanya
menunjukkan ada kelemahan di sektor peternakan dan kesehatan hewan,
tetapi juga berbagai kaitan langsung dan tidak langsung antara industri babi
dan daur ulang serta penggunaan hasil ikutan ternak (by-products).
Distribusi ASF Global (2005-2020)
Tidak ada informasi/tidak pernah dilaporkan/ASF tidak ada
Wabah tercatat dari 2005 hingga 2017
Wabah pertama dilaporkan 2018
Wabah pertama dilaporkan 2019
Wabah pertama dilaporkan 2020
Penyebaran ASF di Indonesia
Sumut (Sep 2019)
Mentawai
(Des 2019)
P. Nias
(Mar 2020)
Pasaman
(Nov 2019)
Bali
(Des 2019)
NTT (Mar 2020)
Jawa Barat
(Jan 2020) Jawa Tengah
(Nov 2020)
Papua Barat
(Mar 2021)
Lampung
(Mar 2021)
Sumsel (Jul 2020)
Kaltim
(Mei 2021)
Bangka (Mar 2021)
Kabupaten tertular ASF di Indonesia
No Provinsi
Mulai
wabah
1 SUMUT Sep 2019 Asahan, Batubara, Binjai, Dairi, Deli Serdang,
Humbang Hasundutan, Karo, Labuhan Batu,
Labuhan Batu Utara, Langkat, Medan,
Pakpak Barat, Medan, Samosir, Serdang
Bedagai, Simalungun, Tanjung Balai, Tapanuli
Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah,
Tebing Tinggi, Toba Samosir, Nias
2 SUMBAR Nov 2019 Pasaman, Mentawai
3 BALI Des 2019 Denpasar, Tabanan, Gianyar, Karang Asem,
Badung, Buleleng, Bangli, Klungkung,
Jembrana
4 JABAR Jan 2020 Bogor
5 NTT Mar 2020 Belu, Malaka, TTU, TTS, Kab. Kupang, Kota
Kupang, Flotim, Sikka, Lembata, Mabar,
Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Sumba
Barat, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor
No Provinsi
Mulai
wabah
6 SUMSEL Jul 2020 Palembang,
OKU
7 JATENG Nov 2020 Karang
Anyar, Kota
Solo, Klaten
8 BABEL Mar 2021 Bangka
9 PAPUA
BARAT
Mar 2021 Manokwari
10 LAMPUNG Mar 2021 Lampung
Timur
11 KALTIM Mei 2021 Berau
Riau, DI Yogyakarta ??
Epidemiologi ASF
• Epidemiologi ASF kompleks dan bervariasi
tergantung pada:
– lingkungan
– tipe sistim produksi babi
– ada/tidaknya vektor caplak yang kompeten
– perilaku manusia, dan
– ada/tidaknya babi hutan.
• Penularan dapat terjadi karena kontak
langsung dengan babi domestik atau babi
hutan yang terinfeksi.
Penularan ASF pada babi hutan
Negara Mulai wabah Penularan
babi hutan
China Agustus 2018 Ya
Mongolia Januari 2019 Tidak
Vietnam Februari 2019 Tidak
Kamboja Maret 2019 Tidak
Hong Kong Mei 2019 Tidak
Korea Utara Mei 2019 Tidak
Laos Juni 2019 Ya
Filipina Juli 2019 Ya
Myanmar Agustus 2019 Tidak
Korea Selatan September 2019 Ya
Timor Leste September 2019 Tidak
Indonesia September 2019 Ya
Negara Mulai wabah Penularan
babi hutan
India Januari 2020 Ya
Papua New Guinea Maret 2020 Tidak
Malaysia Februari 2021 Ya
Berita ASF pada babi hutan di Indonesia
Jenis babi hutan yang ada di Indonesia
Jenis babi Nama ilmiah Lokasi
Babi rusa Babyrousa Di sekitar pulau Sulawesi, seperti Togean,
Sulu, dan Buru
Babi rusa Togean Babyrousa togeanensis Pulau Togean, Sulawesi Tengah
Babi rusa buru Babyrousa babyrussa Pulau Buru, Mangoli, Taliabu (Kepulauan
Maluku)
Babi berjanggut Sus barbatus Sumatra, Kalimantan
Babi bagong Sus verrucosus Jawa, Pulau Bawean
Babi berkutil Sus celebensis Pulau Sulawesi, Flores, Nias dan Seram
Babi celeng Sus scrofa Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa,
Sumba, Pulau Komodo.
https://balitourism.my.id/2021/05/05/6-types-of-pigs-in-indonesia-warty-pigs-to-bearded-pigs/
https: Wikipedia.org
Siklus penularan ASF
1. Siklus silvatik
– Afrika Timur dan Selatan
2. Siklus caplak–babi
– Afrika Timur dan Selatan,
Eropa (Spanyol dan Portugal)
3. Siklus domestik
– Afrika, Eropa, Asia
4. Siklus babi hutan–habitat
– Eropa, Asia
Wartog
Caplak
lunak
Babi semak
Babi
domestik
Produk
babi
Habitat
Babi hutan
Sumber: Chenaiset al., EmergInfect Dis. 2018 Apr;24(4):810-812.
3+4
3+4
Siklus 4: babi hutan–habitat
• Babi hutan adalah reservoir epidemiologis ASF.
• Babi hutan adalah inang jangka panjang virus ASF terlepas dari
siklus babi–caplak.
• Daya mematikan (letalitas) > 90% dalam waktu 5 hari;
• Di area tertular:
– hampir semua babi hutan yang ditemukan mati adalah positif
virus ASF (>80%);
– Babi hutan yang diburu: prevalensi virus 2% atau kurang;
– Sero-prevalensi di area endemik < 5%.
Sumber: Presentasi Vittorio Guberti - ASF control in wild boars -lessons learnt from EU, GF-TAD (2020)
Faktor risiko penyebaran ASF
ke populasi babi hutan
• Hampir semua babi hutan yang positif ASF ditemukan di daerah dengan
deteksi infeksi virus ASF pada babi domestik (OIE, 2014).
• Biasanya, babi hutan terinfeksi dengan mengais-ngais bangkai babi
terinfeksi yang dibuang secara ilegal dari sektor domestik.
• Begitu virus ASF masuk ke populasi babi hutan, menyebar sebagai akibat
dari interaksi antar babi hutan, mengarah ke epidemi yang terlokalisir, di
mana sebagian besar populasi babi hutan mati.
• Babi hutan mampu mempertahankan penularan terbatas selama
beberapa bulan ketika ada kepadatan populasi yang tinggi dan waktu
yang menguntungkan untuk introduksi virus (FAO, 2013).
Sumber: Scientific Opinion on African swine fever. EFSA Journal 2014;12(4):3628.
• Kontak langsung (babi hutan ke babi
hutan) adalah rute infeksi primer ketika
populasi babi hutan yang terinfeksi
berada pada kepadatan yang tinggi.
• Kontak tidak langsung memainkan
peran penting dalam mempertahankan
virus secara lokal pada kepadatan babi
hutan yang rendah; bangkai infeksius
menjadi sumber utama virus.
Rute infeksi pada babi hutan
Sumber: Presentasi Vittorio Guberti - ASF control in wild boars -lessons learnt from EU, GF-TAD (2020)
Perbandingan jumlah wabah ASF antara
babi domestik dan babi hutan
• Mengingat harapan hidup hewan yang
terinfeksi virus ASF sangat singkat,
cara paling efektif untuk melakukan
surveilans pada babi hutan adalah
memonitor laporan bangkai babi hutan
yang terinfeksi.
• Pengendalian ASF jangka panjang di
Asia hanya dimungkinkan apabila
dilakukan surveilans ASF berbasis
risiko pada babi hutan melalui upaya
multisektoral antara kementerian yang
menangani satwa liar dan pertanian.
Negara
Jumlah wabah s/d Mei 2020
Babi domestik Babi hutan
Belgia 0 829
Republik Czech 0 213
Estonia 19 1.599
Latvia 61 3.076
Polandia 264 8.941
Lithuania 61 1.116
Korea Selatan 17 605
China 176 17
Laos 139 6
Sumber: Vergne T. et al (2020). Emerg Infect Dis, Vol. 26, No. 10.
Kontaminasi habitat oleh bangkai babi hutan
• Siklus babi hutan–habitat ini dikarakterisasi
oleh penularan langsung antara babi hutan
yang terinfeksi dan babi hutan yang peka, dan
penularan tidak langsung lewat bangkai
(karkas) di habitat.
• Kontaminasi habitat oleh bangkai babi hutan
yang positif virus ASF dan kemungkinan
penularan intraspesies berikutnya, mungkin
dapat terjadi dengan infeksi dosis rendah atau
dosis tinggi, bergantung pada landskap,
waktu, musim, dan dekomposisi karkas.
Penelitian tentang daya tahan virus
dalam bangkai babi hutan
• Bangkai babi hutan yang terinfeksi dapat bertindak sebagai reservoir virus
jangka panjang di lingkungan.
• Virus ASF paling stabil dalam limpa atau otot yang disimpan pada 20oC dan
dalam darah yang disimpan pada 4oC.
• Pada tulang yang disimpan pada 20oC, virus infeksius terdeteksi hingga 3
bulan, dan pada 4oC hingga 1 bulan, sedangkan pada suhu kamar, tidak ada
virus yang hidup setelah 1 minggu.
• Pada kulit yang disimpan pada 20oC, 4oC dan suhu kamar berturut-turut tetap
infeksius hingga 3, 6 dan 3 bulan.
• Dalam urin dan feses, tidak ada virus yang hidup setelah 1 minggu.
• Kesimpulan: Jaringan dan organ dari karkas babi hutan yang membusuk dan
bertahan di lingkungan untuk waktu lama dapat menjadi sumber infeksi untuk
beberapa bulan, terutama pada temperatur rendah.
Sumber: Fischer M et al. (2020). Viruses 2020, 12, 1118.
Proses pembusukan bangkai babi hutan
• Contoh pembusukan
alamiah bangkai babi hutan
pada musim panas di hutan:
– A, B = Hari ke-1, lalat
meletakkan telur pada
lubang kecil dari bangkai
– C = Hari ke-6, invasi larva
secara massif
– D = Hari ke-9, proses hampir
final. Hanya kumpulan kecil
kegiatan larva; tulang hampir
menyebar.
Sumber: Presentasi Igolkin A. FAO GF-TAD (2018).
Virus ASF bertahan pada ekskresi
• Virus ASF sangat tahan terhadap lingkungan
• Secara eksperimental, daya tahan virus:
• Daya tahan virus ASF dalam feses/urin bergantung pada temperatur.
• Tanah yang terkontaminasi dapat bertindak sebagai sumber infeksi
untuk babi hutan dalam jangka waktu lama (Davies et al., 2017).
Feses Urin
Temperatur Lama Temperatur Lama
4oC 8 hari 4oC 15 hari
37oC 3-4 hari 21oC 5 hari
37oC 2-3 hari
Daya tahan virus ASF di tanah yang
terkontaminasi oleh bangkai babi hutan
• Berapa lama virus ASF bertahan pada tulang?
• Bagaimana peran tanah di bawah bangkai?
– Menurut penelitian, pH tanah, struktur, dan suhu sekitar
berperan dalam stabilitas virus ASF infeksius.
– Virus ASF infeksius didemonstrasikan dalam spesimen yang
berasal dari pasir steril setidaknya selama 3 minggu, dari
pasir pantai hingga lebih dari 2 minggu, dari tanah lapangan
selama satu minggu, dan dari tanah rawa selama 3 hari.
Material Durasi Metoda Referensi
Tulang 94 hari Isolasi virus McKercher, 1987
Tulang 188 hari
(6-8oC)
Bioassay (i.m.) Kovalenko et al., 1972
Penanganan bangkai (karkas) babi hutan
di lapangan
• Laporkan kepada otoritas yang berwenang apabila
menemukan bangkai (karkas) babi hutan.
• Pengambilan spesimen sesuai protokol untuk pengujian
di laboratorium.
• Pembuangan dan penguburan bangkai babi hutan di
area yang telah dipersiapkan khusus.
• Perlakuan terhadap bekas tempat bangkai babi hutan
dengan desinfektans.
• Bersihkan dan disinfeksi peralatan, pakaian, kendaraan
dan asesoris lain di lokasi sebelum meninggalkan area.
Penanganan bangkai babi hutan
• Untuk meminimalkan risiko, pengangkatan yang aman dari bangkai
babi hutan di area yang tertular ASF dan diangkut ke insinerator
dianggap sangat penting untuk pengendalian penyakit yang efektif.
• Jika pengangkatan tidak memungkinkan, bangkai biasanya dikubur
di tempat untuk mencegah kontak langsung babi hutan ke sumber
infeksi.
• Penguburan yang tepat sebagai alternatif pembuangan bangkai babi
hutan dianggap sebagai cara yang aman untuk memitigasi
penyebaran virus ASF di habitat.
Sumber: Zani L et al (2020(. African swine fever virus survival in buried
wild boar carcasses. Transbound Emerg Dis. 2020;00:1–7.
Pengalaman penanganan ASF pada
babi hutan di Eropa
• Eropa saat ini mengalami epidemi ASF yang berlangsung lama, baik pada babi
domestik maupun babi hutan.
• Sebelum serangan ASF ke Negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania) dan
Polandia, umumnya dianggap bahwa ASF dalam populasi babi hutan dapat
sembuh dengan sendirinya (self-limiting), tetapi cenderung bertahan apabila
populasi babi hutan cukup besar.
• Di Belgia dan Republik Czech, infeksi ASF dapat diberantas karena di ke-dua
negara, kasus dapat direstriksi di area terbatas.
• Di Estonia dan Latvia, di mana seluruh negara terinfeksi, kombinasi surveilans
dan penguburan karkas babi hutan dan pengurangan populasi baik karena ASF
dan peningkatan tekanan perburuan telah menghasilkan penurunan secara
nyata sirkulasi virus ASF.
Sumber: Penrith M.L. (2020). Current status of African swine fever. CABI Agric Biosci (2020) 1:11.
Keberhasilan pemberantasan ASF pada
babi hutan di Republik Chech
• Tindakan pemberantasan yang sukses dengan strategi sebagai berikut:
– Zonasi yang menetapkan zona tertular dan zona penyangga (buffer) dan zona
pengendalian disekelilingnya. Zona dibuat sesegera mungkin dan cukup besar.
– Bangkai babi hutan harus ditemukan dan dibuang.
– Insentif untuk penemuan bangkai dapat meningkatkan kepatuhan dan sukses.
– Di zona tertular, penghentian kegiatan berburu diterapkan secara ketat.
– Perangkap diizinkan jika dapat diterapkan dan sesuai prosedur.
– Pemagaran dibuktikan berhasil dan dapat diterapkan sesuai situasi lokal.
– Jika memungkinkan, pelarangan masuk dapat diimplementasikan.
– Pengurangan babi hutan di sekeliling area dapat diterapkan tetapi harus
diputuskan secara individual untuk setiap kasus.
– Aspek kesejahteraan hewan dan faktor risiko harus dipertimbangkan.
– Populasi babi hutan di luar zona tertular harus dikurangi.
Sumber: Blome S et al (2020). Virus Research 287 (2020) 198099.
Manajemen ASF pada babi hutan
1. Pembuangan karkas dan limbah
– Penghancuran yang tepat dan pembuangan karkas yang terinfeksi, seperti
insinerasi atau menyegel karkas dalam kantong plastik dan menguburnya
cukup dalam untuk mencegah babi hutan atau hewan lainnya menggalinya.
– Limbah makanan juga harus dibuang dengan hati-hati untuk mencegah babi
liar atau domestik mengakses produk daging babi yang terinfeksi.
2. Kapasitas surveilans
– Peningkatan kapasitas pengujian dan menerapkan pengambilan sampel dari
semua kematian yang mencurigakan dari babi domestik, babi liar, dan babi
hutan sebagai sistim deteksi dini untuk melindungi populasi liar.
– Kegiatan ini harus dibarengi dengan sistim monitoring dan pelaporan dengan
akses terbuka.
Manajemen ASF pada babi hutan (lanjt)
3. Tindakan biosekuriti
– Pemisahan tugas untuk memastikan petugas kesehatan hewan atau petugas
yang menangani babi dan produk babi yang terkontaminasi virus ASF tidak
terhubung ke peternakan babi domestik lain atau ke habitat babi hutan.
4. Penelitian
– Peningkatan penelitian untuk menilai dan memperbaharui status konserivasi
dari spesies babi hutan, dimana banyak yang tidak memiliki data populasi
yang dapat diandalkan atau data sudah ketinggalan zaman.
– Kehadiran vektor dapat mengubah ekologi virus ASF secara drastis, dan
belum diketahui tentang peran vektor ASF di Indonesia.
– Keterbatasan penting untuk menilai risiko sirkulasi ASF pada babi hutan
adalah terbatasnya informasi tentang estimasi kepadatan setiap spesies babi.
Manajemen ASF pada babi hutan (lanjt)
5. Jangkauan layanan publik
– Komunikasi efektif yang jelas tentang kerugian, ancaman, dan kebijakan
pemerintah kepada publik untuk meminimalkan disinformasi di lapangan.
6. Pembangunan kapasitas
– Kemitraan untuk membangun kapasitas One Health dengan inisiatif
penelitian epidemiologi satwa liar untuk deteksi penyakit zoonosis baru.
7. Kolaborasi intersektoral
– Pengembangan hubungan antara peneliti, pemerintah, dan komunitas lokal
dalam mempromosikan kepercayaan, umpan balik, dan aliran data yang
bebas akan menjadi penting dalam deteksi dan pengendalian ASF.
– Deteksi dan mitigasi diintegrasikan antara babi liar dan babi domestik.
– Kolaborasi intersektoral antara KLHK dan Kementan untuk mengatasi ASF.
Kesimpulan dan saran (1)
• Populasi babi hutan memegang peran penting dalam penyebaran dan
keberadaan ASF untuk jangka waktu lama.
• Pembuangan bangkai babi hutan terinfeksi yang dilakukan secara aman
memegang peran penting dalam pengendalian ASF.
• Virus ASF tetap ada di lingkungan meskipun kepadatan babi hutan sangat
rendah => Tidak ada ambang batas.
• Perhatian khusus harus diberikan pada temuan bangkai di area yang baru
tertular, biasanya bangkai pertama kali ditemukan belum tentu mewakili
kasus pertama di area tersebut, oleh karena itu diperlukan peningkatan
surveilans pasif dan pengujian semua bangkai yang ditemukan.
Kesimpulan dan saran (2)
• Praktik perburuan harus diadaptasikan dengan evolusi epidemiologi
penyakit karena efeknya terhadap populasi babi hutan.
• Manajemen babi hutan yang memadai di area yang tertular maupun
yang tidak tertular ASF sangat penting dan membutuhkan pengembangan
strategi umum bersama.
• Manajemen babi hutan memerlukan kerjasama pihak berwenang di
kehutanan dengan pihak lain seperti pihak berwenang di kesehatan
hewan, lingkungan hidup dan organisasi yang melakukan kegiatan
berburu di tingkat pusat dan daerah yang esensial untuk pencegahan,
deteksi dini dan pengendalian ASF.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
Tata Naipospos
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Tata Naipospos
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Tata Naipospos
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Tata Naipospos
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Tata Naipospos
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Tata Naipospos
 
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Tata Naipospos
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Tata Naipospos
 
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Tata Naipospos
 
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Tata Naipospos
 
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Tata Naipospos
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
Strategi Vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Ditkeswan-AIHSP, 4-6 Januari 2022
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilega...
 
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
Situasi, Epidemiologi dan Mitigasi Lumpy Skin Disease (LSD) - Daring Pusat KH...
 
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) - Ditkeswan, Jakarta, 16-17 Maret...
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
 
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
Mungkinkah Kompartemen Bebas PMK di Indonesia? - Ditkeswan, Jakarta, 12-13 Ju...
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
Posedur Stamping Out (Babi Domestik) - Jakarta, 24-25 Oktober 2019
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogo...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
Risiko Masuknya Virus PMK Melalui Importasi Ternak Ruminansia Besar Dari Braz...
 
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
Penggolongan Penyakit Hewan Karantina - Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Ha...
 
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
Penguatan Tata Kelola Ternak dan Rantai Pasar Menghadapi Penyakit Mulut dan K...
 
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
 
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
Epidemiologi, Dampak Ekonomi dan Peluang Pemberantasan LSD - IDHSI, 19 Maret ...
 
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
Roadmap Pembebasan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030 - PUSVETMA, Sura...
 

Similar to Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021

Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Tata Naipospos
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Tata Naipospos
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Tata Naipospos
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Herlianty Rukmana
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tata Naipospos
 
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Tata Naipospos
 
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Tata Naipospos
 
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdfFAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
nilnasaadatarrohmah
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
MosesWingky
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
AvinoMulanaFikri1
 

Similar to Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021 (20)

Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
Manajemen Kedaruratan PMK - MEAT & LIVESTOCK AUSTRALIA (MLA) - 2 Juni 2022
 
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
Kesiapsiagaan Penyakit Mulut dan Kuku - Rapat Koordinasi Balai Besar Veterine...
 
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
 
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi  - Kementan, Tangerang, 14...
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
Potensi 'Spillover' Virus Nipah dan Mitigasi - Presentasi Zoom, Dit P2PVTZ, K...
 
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
 
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptxPenyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
Penyakit_Mulut_dan_Kuku.pptx
 
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
Tantangan Peternakan dan Strategi Pengendalian Pasca Masuknya LSD - BVet Meda...
 
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
 
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
Korona dan Tantangan Virus Zoonotik - Webinar Cendekiawan Berdedikasi Kompas,...
 
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdfFAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
FAQ Penyakit Virus Nipah.pdf
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
 

More from Tata Naipospos

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Tata Naipospos
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
Optimalisasi Peran Karantina Hewan sebagai Otoritas Veteriner di Perbatasan d...
 
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
Bahan Pembahasan Penyusunan Peta Jalan Pengendalian PMK - Ditkeswan-AIHSP, 24...
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 

Mengenal ASF dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan - KLHK, 2 Juni 2021

  • 1. Mengenal African swine fever (ASF) dan Mekanisme Penanganannya di Babi Hutan Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sosialisasi Penanganan Kasus African Swine Fever (ASF) di Kawasan Hutan Indonesia Jakarta, 2 Juni 2021
  • 2. African swine fever (ASF) • African swine fever (ASF) adalah penyakit virus hemoragik pada babi, yang menjangkiti babi domestik dan babi liar dari semua umur dan jenis kelamin dengan tingkat fatalitas kasus hingga 100%. • Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, mengancam ketahanan pangan dan perdagangan yang aman, dan menjadi tantangan produksi babi yang berkelanjutan di negara-negara tertular. • Dalam waktu 4 tahun terakhir, ASF menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pandemi ASF di Asia bukan hanya menunjukkan ada kelemahan di sektor peternakan dan kesehatan hewan, tetapi juga berbagai kaitan langsung dan tidak langsung antara industri babi dan daur ulang serta penggunaan hasil ikutan ternak (by-products).
  • 3. Distribusi ASF Global (2005-2020) Tidak ada informasi/tidak pernah dilaporkan/ASF tidak ada Wabah tercatat dari 2005 hingga 2017 Wabah pertama dilaporkan 2018 Wabah pertama dilaporkan 2019 Wabah pertama dilaporkan 2020
  • 4. Penyebaran ASF di Indonesia Sumut (Sep 2019) Mentawai (Des 2019) P. Nias (Mar 2020) Pasaman (Nov 2019) Bali (Des 2019) NTT (Mar 2020) Jawa Barat (Jan 2020) Jawa Tengah (Nov 2020) Papua Barat (Mar 2021) Lampung (Mar 2021) Sumsel (Jul 2020) Kaltim (Mei 2021) Bangka (Mar 2021)
  • 5. Kabupaten tertular ASF di Indonesia No Provinsi Mulai wabah 1 SUMUT Sep 2019 Asahan, Batubara, Binjai, Dairi, Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Karo, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Langkat, Medan, Pakpak Barat, Medan, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Tanjung Balai, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tebing Tinggi, Toba Samosir, Nias 2 SUMBAR Nov 2019 Pasaman, Mentawai 3 BALI Des 2019 Denpasar, Tabanan, Gianyar, Karang Asem, Badung, Buleleng, Bangli, Klungkung, Jembrana 4 JABAR Jan 2020 Bogor 5 NTT Mar 2020 Belu, Malaka, TTU, TTS, Kab. Kupang, Kota Kupang, Flotim, Sikka, Lembata, Mabar, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor No Provinsi Mulai wabah 6 SUMSEL Jul 2020 Palembang, OKU 7 JATENG Nov 2020 Karang Anyar, Kota Solo, Klaten 8 BABEL Mar 2021 Bangka 9 PAPUA BARAT Mar 2021 Manokwari 10 LAMPUNG Mar 2021 Lampung Timur 11 KALTIM Mei 2021 Berau Riau, DI Yogyakarta ??
  • 6. Epidemiologi ASF • Epidemiologi ASF kompleks dan bervariasi tergantung pada: – lingkungan – tipe sistim produksi babi – ada/tidaknya vektor caplak yang kompeten – perilaku manusia, dan – ada/tidaknya babi hutan. • Penularan dapat terjadi karena kontak langsung dengan babi domestik atau babi hutan yang terinfeksi.
  • 7. Penularan ASF pada babi hutan Negara Mulai wabah Penularan babi hutan China Agustus 2018 Ya Mongolia Januari 2019 Tidak Vietnam Februari 2019 Tidak Kamboja Maret 2019 Tidak Hong Kong Mei 2019 Tidak Korea Utara Mei 2019 Tidak Laos Juni 2019 Ya Filipina Juli 2019 Ya Myanmar Agustus 2019 Tidak Korea Selatan September 2019 Ya Timor Leste September 2019 Tidak Indonesia September 2019 Ya Negara Mulai wabah Penularan babi hutan India Januari 2020 Ya Papua New Guinea Maret 2020 Tidak Malaysia Februari 2021 Ya
  • 8. Berita ASF pada babi hutan di Indonesia
  • 9. Jenis babi hutan yang ada di Indonesia Jenis babi Nama ilmiah Lokasi Babi rusa Babyrousa Di sekitar pulau Sulawesi, seperti Togean, Sulu, dan Buru Babi rusa Togean Babyrousa togeanensis Pulau Togean, Sulawesi Tengah Babi rusa buru Babyrousa babyrussa Pulau Buru, Mangoli, Taliabu (Kepulauan Maluku) Babi berjanggut Sus barbatus Sumatra, Kalimantan Babi bagong Sus verrucosus Jawa, Pulau Bawean Babi berkutil Sus celebensis Pulau Sulawesi, Flores, Nias dan Seram Babi celeng Sus scrofa Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Pulau Komodo. https://balitourism.my.id/2021/05/05/6-types-of-pigs-in-indonesia-warty-pigs-to-bearded-pigs/ https: Wikipedia.org
  • 10. Siklus penularan ASF 1. Siklus silvatik – Afrika Timur dan Selatan 2. Siklus caplak–babi – Afrika Timur dan Selatan, Eropa (Spanyol dan Portugal) 3. Siklus domestik – Afrika, Eropa, Asia 4. Siklus babi hutan–habitat – Eropa, Asia Wartog Caplak lunak Babi semak Babi domestik Produk babi Habitat Babi hutan Sumber: Chenaiset al., EmergInfect Dis. 2018 Apr;24(4):810-812. 3+4 3+4
  • 11. Siklus 4: babi hutan–habitat • Babi hutan adalah reservoir epidemiologis ASF. • Babi hutan adalah inang jangka panjang virus ASF terlepas dari siklus babi–caplak. • Daya mematikan (letalitas) > 90% dalam waktu 5 hari; • Di area tertular: – hampir semua babi hutan yang ditemukan mati adalah positif virus ASF (>80%); – Babi hutan yang diburu: prevalensi virus 2% atau kurang; – Sero-prevalensi di area endemik < 5%. Sumber: Presentasi Vittorio Guberti - ASF control in wild boars -lessons learnt from EU, GF-TAD (2020)
  • 12. Faktor risiko penyebaran ASF ke populasi babi hutan • Hampir semua babi hutan yang positif ASF ditemukan di daerah dengan deteksi infeksi virus ASF pada babi domestik (OIE, 2014). • Biasanya, babi hutan terinfeksi dengan mengais-ngais bangkai babi terinfeksi yang dibuang secara ilegal dari sektor domestik. • Begitu virus ASF masuk ke populasi babi hutan, menyebar sebagai akibat dari interaksi antar babi hutan, mengarah ke epidemi yang terlokalisir, di mana sebagian besar populasi babi hutan mati. • Babi hutan mampu mempertahankan penularan terbatas selama beberapa bulan ketika ada kepadatan populasi yang tinggi dan waktu yang menguntungkan untuk introduksi virus (FAO, 2013). Sumber: Scientific Opinion on African swine fever. EFSA Journal 2014;12(4):3628.
  • 13. • Kontak langsung (babi hutan ke babi hutan) adalah rute infeksi primer ketika populasi babi hutan yang terinfeksi berada pada kepadatan yang tinggi. • Kontak tidak langsung memainkan peran penting dalam mempertahankan virus secara lokal pada kepadatan babi hutan yang rendah; bangkai infeksius menjadi sumber utama virus. Rute infeksi pada babi hutan Sumber: Presentasi Vittorio Guberti - ASF control in wild boars -lessons learnt from EU, GF-TAD (2020)
  • 14. Perbandingan jumlah wabah ASF antara babi domestik dan babi hutan • Mengingat harapan hidup hewan yang terinfeksi virus ASF sangat singkat, cara paling efektif untuk melakukan surveilans pada babi hutan adalah memonitor laporan bangkai babi hutan yang terinfeksi. • Pengendalian ASF jangka panjang di Asia hanya dimungkinkan apabila dilakukan surveilans ASF berbasis risiko pada babi hutan melalui upaya multisektoral antara kementerian yang menangani satwa liar dan pertanian. Negara Jumlah wabah s/d Mei 2020 Babi domestik Babi hutan Belgia 0 829 Republik Czech 0 213 Estonia 19 1.599 Latvia 61 3.076 Polandia 264 8.941 Lithuania 61 1.116 Korea Selatan 17 605 China 176 17 Laos 139 6 Sumber: Vergne T. et al (2020). Emerg Infect Dis, Vol. 26, No. 10.
  • 15. Kontaminasi habitat oleh bangkai babi hutan • Siklus babi hutan–habitat ini dikarakterisasi oleh penularan langsung antara babi hutan yang terinfeksi dan babi hutan yang peka, dan penularan tidak langsung lewat bangkai (karkas) di habitat. • Kontaminasi habitat oleh bangkai babi hutan yang positif virus ASF dan kemungkinan penularan intraspesies berikutnya, mungkin dapat terjadi dengan infeksi dosis rendah atau dosis tinggi, bergantung pada landskap, waktu, musim, dan dekomposisi karkas.
  • 16. Penelitian tentang daya tahan virus dalam bangkai babi hutan • Bangkai babi hutan yang terinfeksi dapat bertindak sebagai reservoir virus jangka panjang di lingkungan. • Virus ASF paling stabil dalam limpa atau otot yang disimpan pada 20oC dan dalam darah yang disimpan pada 4oC. • Pada tulang yang disimpan pada 20oC, virus infeksius terdeteksi hingga 3 bulan, dan pada 4oC hingga 1 bulan, sedangkan pada suhu kamar, tidak ada virus yang hidup setelah 1 minggu. • Pada kulit yang disimpan pada 20oC, 4oC dan suhu kamar berturut-turut tetap infeksius hingga 3, 6 dan 3 bulan. • Dalam urin dan feses, tidak ada virus yang hidup setelah 1 minggu. • Kesimpulan: Jaringan dan organ dari karkas babi hutan yang membusuk dan bertahan di lingkungan untuk waktu lama dapat menjadi sumber infeksi untuk beberapa bulan, terutama pada temperatur rendah. Sumber: Fischer M et al. (2020). Viruses 2020, 12, 1118.
  • 17. Proses pembusukan bangkai babi hutan • Contoh pembusukan alamiah bangkai babi hutan pada musim panas di hutan: – A, B = Hari ke-1, lalat meletakkan telur pada lubang kecil dari bangkai – C = Hari ke-6, invasi larva secara massif – D = Hari ke-9, proses hampir final. Hanya kumpulan kecil kegiatan larva; tulang hampir menyebar. Sumber: Presentasi Igolkin A. FAO GF-TAD (2018).
  • 18. Virus ASF bertahan pada ekskresi • Virus ASF sangat tahan terhadap lingkungan • Secara eksperimental, daya tahan virus: • Daya tahan virus ASF dalam feses/urin bergantung pada temperatur. • Tanah yang terkontaminasi dapat bertindak sebagai sumber infeksi untuk babi hutan dalam jangka waktu lama (Davies et al., 2017). Feses Urin Temperatur Lama Temperatur Lama 4oC 8 hari 4oC 15 hari 37oC 3-4 hari 21oC 5 hari 37oC 2-3 hari
  • 19. Daya tahan virus ASF di tanah yang terkontaminasi oleh bangkai babi hutan • Berapa lama virus ASF bertahan pada tulang? • Bagaimana peran tanah di bawah bangkai? – Menurut penelitian, pH tanah, struktur, dan suhu sekitar berperan dalam stabilitas virus ASF infeksius. – Virus ASF infeksius didemonstrasikan dalam spesimen yang berasal dari pasir steril setidaknya selama 3 minggu, dari pasir pantai hingga lebih dari 2 minggu, dari tanah lapangan selama satu minggu, dan dari tanah rawa selama 3 hari. Material Durasi Metoda Referensi Tulang 94 hari Isolasi virus McKercher, 1987 Tulang 188 hari (6-8oC) Bioassay (i.m.) Kovalenko et al., 1972
  • 20. Penanganan bangkai (karkas) babi hutan di lapangan • Laporkan kepada otoritas yang berwenang apabila menemukan bangkai (karkas) babi hutan. • Pengambilan spesimen sesuai protokol untuk pengujian di laboratorium. • Pembuangan dan penguburan bangkai babi hutan di area yang telah dipersiapkan khusus. • Perlakuan terhadap bekas tempat bangkai babi hutan dengan desinfektans. • Bersihkan dan disinfeksi peralatan, pakaian, kendaraan dan asesoris lain di lokasi sebelum meninggalkan area.
  • 21. Penanganan bangkai babi hutan • Untuk meminimalkan risiko, pengangkatan yang aman dari bangkai babi hutan di area yang tertular ASF dan diangkut ke insinerator dianggap sangat penting untuk pengendalian penyakit yang efektif. • Jika pengangkatan tidak memungkinkan, bangkai biasanya dikubur di tempat untuk mencegah kontak langsung babi hutan ke sumber infeksi. • Penguburan yang tepat sebagai alternatif pembuangan bangkai babi hutan dianggap sebagai cara yang aman untuk memitigasi penyebaran virus ASF di habitat. Sumber: Zani L et al (2020(. African swine fever virus survival in buried wild boar carcasses. Transbound Emerg Dis. 2020;00:1–7.
  • 22. Pengalaman penanganan ASF pada babi hutan di Eropa • Eropa saat ini mengalami epidemi ASF yang berlangsung lama, baik pada babi domestik maupun babi hutan. • Sebelum serangan ASF ke Negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania) dan Polandia, umumnya dianggap bahwa ASF dalam populasi babi hutan dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting), tetapi cenderung bertahan apabila populasi babi hutan cukup besar. • Di Belgia dan Republik Czech, infeksi ASF dapat diberantas karena di ke-dua negara, kasus dapat direstriksi di area terbatas. • Di Estonia dan Latvia, di mana seluruh negara terinfeksi, kombinasi surveilans dan penguburan karkas babi hutan dan pengurangan populasi baik karena ASF dan peningkatan tekanan perburuan telah menghasilkan penurunan secara nyata sirkulasi virus ASF. Sumber: Penrith M.L. (2020). Current status of African swine fever. CABI Agric Biosci (2020) 1:11.
  • 23. Keberhasilan pemberantasan ASF pada babi hutan di Republik Chech • Tindakan pemberantasan yang sukses dengan strategi sebagai berikut: – Zonasi yang menetapkan zona tertular dan zona penyangga (buffer) dan zona pengendalian disekelilingnya. Zona dibuat sesegera mungkin dan cukup besar. – Bangkai babi hutan harus ditemukan dan dibuang. – Insentif untuk penemuan bangkai dapat meningkatkan kepatuhan dan sukses. – Di zona tertular, penghentian kegiatan berburu diterapkan secara ketat. – Perangkap diizinkan jika dapat diterapkan dan sesuai prosedur. – Pemagaran dibuktikan berhasil dan dapat diterapkan sesuai situasi lokal. – Jika memungkinkan, pelarangan masuk dapat diimplementasikan. – Pengurangan babi hutan di sekeliling area dapat diterapkan tetapi harus diputuskan secara individual untuk setiap kasus. – Aspek kesejahteraan hewan dan faktor risiko harus dipertimbangkan. – Populasi babi hutan di luar zona tertular harus dikurangi. Sumber: Blome S et al (2020). Virus Research 287 (2020) 198099.
  • 24. Manajemen ASF pada babi hutan 1. Pembuangan karkas dan limbah – Penghancuran yang tepat dan pembuangan karkas yang terinfeksi, seperti insinerasi atau menyegel karkas dalam kantong plastik dan menguburnya cukup dalam untuk mencegah babi hutan atau hewan lainnya menggalinya. – Limbah makanan juga harus dibuang dengan hati-hati untuk mencegah babi liar atau domestik mengakses produk daging babi yang terinfeksi. 2. Kapasitas surveilans – Peningkatan kapasitas pengujian dan menerapkan pengambilan sampel dari semua kematian yang mencurigakan dari babi domestik, babi liar, dan babi hutan sebagai sistim deteksi dini untuk melindungi populasi liar. – Kegiatan ini harus dibarengi dengan sistim monitoring dan pelaporan dengan akses terbuka.
  • 25. Manajemen ASF pada babi hutan (lanjt) 3. Tindakan biosekuriti – Pemisahan tugas untuk memastikan petugas kesehatan hewan atau petugas yang menangani babi dan produk babi yang terkontaminasi virus ASF tidak terhubung ke peternakan babi domestik lain atau ke habitat babi hutan. 4. Penelitian – Peningkatan penelitian untuk menilai dan memperbaharui status konserivasi dari spesies babi hutan, dimana banyak yang tidak memiliki data populasi yang dapat diandalkan atau data sudah ketinggalan zaman. – Kehadiran vektor dapat mengubah ekologi virus ASF secara drastis, dan belum diketahui tentang peran vektor ASF di Indonesia. – Keterbatasan penting untuk menilai risiko sirkulasi ASF pada babi hutan adalah terbatasnya informasi tentang estimasi kepadatan setiap spesies babi.
  • 26. Manajemen ASF pada babi hutan (lanjt) 5. Jangkauan layanan publik – Komunikasi efektif yang jelas tentang kerugian, ancaman, dan kebijakan pemerintah kepada publik untuk meminimalkan disinformasi di lapangan. 6. Pembangunan kapasitas – Kemitraan untuk membangun kapasitas One Health dengan inisiatif penelitian epidemiologi satwa liar untuk deteksi penyakit zoonosis baru. 7. Kolaborasi intersektoral – Pengembangan hubungan antara peneliti, pemerintah, dan komunitas lokal dalam mempromosikan kepercayaan, umpan balik, dan aliran data yang bebas akan menjadi penting dalam deteksi dan pengendalian ASF. – Deteksi dan mitigasi diintegrasikan antara babi liar dan babi domestik. – Kolaborasi intersektoral antara KLHK dan Kementan untuk mengatasi ASF.
  • 27. Kesimpulan dan saran (1) • Populasi babi hutan memegang peran penting dalam penyebaran dan keberadaan ASF untuk jangka waktu lama. • Pembuangan bangkai babi hutan terinfeksi yang dilakukan secara aman memegang peran penting dalam pengendalian ASF. • Virus ASF tetap ada di lingkungan meskipun kepadatan babi hutan sangat rendah => Tidak ada ambang batas. • Perhatian khusus harus diberikan pada temuan bangkai di area yang baru tertular, biasanya bangkai pertama kali ditemukan belum tentu mewakili kasus pertama di area tersebut, oleh karena itu diperlukan peningkatan surveilans pasif dan pengujian semua bangkai yang ditemukan.
  • 28. Kesimpulan dan saran (2) • Praktik perburuan harus diadaptasikan dengan evolusi epidemiologi penyakit karena efeknya terhadap populasi babi hutan. • Manajemen babi hutan yang memadai di area yang tertular maupun yang tidak tertular ASF sangat penting dan membutuhkan pengembangan strategi umum bersama. • Manajemen babi hutan memerlukan kerjasama pihak berwenang di kehutanan dengan pihak lain seperti pihak berwenang di kesehatan hewan, lingkungan hidup dan organisasi yang melakukan kegiatan berburu di tingkat pusat dan daerah yang esensial untuk pencegahan, deteksi dini dan pengendalian ASF.