Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan dan pengawasan dalam rangka penerapan Standar, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Banyak Biro Perjalanan Wisata di Provinsi Jawa Tengah yang telah membuat paket wisata dan mendistribusikannya melalui berbagai media. Tak bisa dipungkiri, hanya beberapa Biro Perjalanan Wisata yang berhasil menjual ke pasar domestik maupun internasional dan mengoperasikan paket wisata tersebut secara profesional.
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan WisataNoersal Samad
STANDAR KOMPETENSI SDM BIDANG BIRO PERJALANAN WISATA
A. Pemahaman Umum (Common Core)
01. Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan
02. Bekerja dalam Lingkungan Sosial yang Berbeda
03. Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan di Tempat Kerja
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan dan pengawasan dalam rangka penerapan Standar, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Banyak Biro Perjalanan Wisata di Provinsi Jawa Tengah yang telah membuat paket wisata dan mendistribusikannya melalui berbagai media. Tak bisa dipungkiri, hanya beberapa Biro Perjalanan Wisata yang berhasil menjual ke pasar domestik maupun internasional dan mengoperasikan paket wisata tersebut secara profesional.
Standar Kompetensi SDM Bidang Biro Perjalanan WisataNoersal Samad
STANDAR KOMPETENSI SDM BIDANG BIRO PERJALANAN WISATA
A. Pemahaman Umum (Common Core)
01. Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan
02. Bekerja dalam Lingkungan Sosial yang Berbeda
03. Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan di Tempat Kerja
Menurut Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata :
1) Pola keruangan penawaran (spatial patterns of supply)
2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand)
3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of resort)
4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows)
5) Dampak pariwisata (the impact of tourism)
6) Model-model keruangan pariwisata (models tourism space)
Data tersebut dapat diperoleh melalui survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala perencanaan.
o Keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan 1945.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
C.V. Togean Explore adalah Perusahaan travel agent yang melayani Paket Tour Wisata khusus ke Togean. Berpengalaman, resmi dan melayani wisatawan baik dalam negeri ataupun wisatawan asing. baik perorangan, instansi, organisasi maupun pasangan bulan madu. Kami juga melayani Tradisional Trip, Diving Trip, Bird Watching, Caving, dan Pengamatan Satwa Endemik dan Gunung Berapi dan lain sebagainya yang semua tersedia lengkap di Taman Nasional Kepulauan Togean sehingga telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia ke-16 di Indonesia.
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri PariwisataNoersal Samad
Setelah mempelajari topik ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menerapkan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh karyawan yang bekerja dalam industri hospitality/ pariwisata, sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi yang berlaku.
Krisis adalah proses yang tidak diinginkan, luar biasa, seringkali tidak terduga dan waktunya terbatas, dengan kemungkinan perkembangan yang ambivalen. Krisis menuntut keputusan dan respon cepat untuk mempengaruhi perkembangan situasi, sehingga positif untuk destinasi/organisasi dan konsekuensi negatifnya minimum.
o Keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhan 1945.
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
Menjelaskan tentang motivasi tujuan perjalanan, jenis-jenis wisatawan , karakteristik wisatawan dan pola pengeluaran wisatawan di suatu destinasi wisata
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
Modal Kepariwisataan Dalam Sudut Pandang Geografi
Pariwisata dapat dijadikan sebagai tulang punggung atau sektor unggulan mengingat Indonesia memiliki beberapa keunikan, antara lain:
keragaman dan keindahan alamnya
keragaman suku dan adat istiadatnya
keragaman seni dan hasil kerajinan rakyat, dan lain sebagainya.
materi mengenai potensi dan daya tarik wisata untuk kelas X SMK, siswa mempelajari tentang pengertian potensi dan daya tarik wisata serta karakteristik daya tarik wisata. Siswa juga diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha daya tarik wisata sesuai daerah masing-masing.
materi power point diambil dari beberapa sumber.
C.V. Togean Explore adalah Perusahaan travel agent yang melayani Paket Tour Wisata khusus ke Togean. Berpengalaman, resmi dan melayani wisatawan baik dalam negeri ataupun wisatawan asing. baik perorangan, instansi, organisasi maupun pasangan bulan madu. Kami juga melayani Tradisional Trip, Diving Trip, Bird Watching, Caving, dan Pengamatan Satwa Endemik dan Gunung Berapi dan lain sebagainya yang semua tersedia lengkap di Taman Nasional Kepulauan Togean sehingga telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia ke-16 di Indonesia.
Bab 1 Karakteristik Sumber Daya Manusia Industri PariwisataNoersal Samad
Setelah mempelajari topik ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menerapkan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh karyawan yang bekerja dalam industri hospitality/ pariwisata, sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi yang berlaku.
Krisis adalah proses yang tidak diinginkan, luar biasa, seringkali tidak terduga dan waktunya terbatas, dengan kemungkinan perkembangan yang ambivalen. Krisis menuntut keputusan dan respon cepat untuk mempengaruhi perkembangan situasi, sehingga positif untuk destinasi/organisasi dan konsekuensi negatifnya minimum.
How does sustainable tourism differ from conventional tourismNoersal Samad
Sustainable tourism is environmentally responsible travel and visitation to natural areas, in order to enjoy and appreciate nature (and any accompanying cultural features, both past and present) in a way that promotes conservation, has a low visitor impact, and provides for beneficially active socio-economic involvement of local peoples. (World Conservation Union,1996)
Project Guide / Tour Leader E_ learningNoersal Samad
Latar Belakang
Dalam rangka mengantisipasi era global, menghadapinya dan mempertahankan kedudukan Indonesia dalam bisnis pariwisata dan blantika perdagangan global, seyogianya kita aktif meningkatkan kualitas pelayanan pekerja pariwisata (SDM nya). Salah satu bidang pelayanan yang harus ditingkatkan adalah pengemban tugas sebagai Pimpinan Perjalanan Wisata (Tour Leader).
Untuk memperoleh Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader) yang berkualitas, yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kompeten, perlu didukung dengan adanya sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Salah satu komponen yang harus ada dalam sistem pendidikan dan pelatihan nasional, adalah adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang dikembangkan dari kebutuhan dunia usaha di bidang pariwisata maupun kebudayaan.
gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.
Pemanfaatan Kelestarian Wisata Agro Bagi Pengunjung
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
1. 1
SUMBER DAYA MANUSIA PARIWISATA
YANG BERKUALITAS DAN PROSPEK
PARIWISATA TAHUN MENDATANG
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA
Sumber Daya Manusia Pariwisata Berkualitas
Kalau kita berbicara mengenai sumber daya manusia pariwisata berkualitas,
mungkin akan muncul dalam hati (pikiran) kita aneka ragam pertanyaan, antara
lain :
* Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia pariwisata “berkualitas”?
* Kriteria apa yang harus dipenuhi seseorang agar dia bisa dimasukkan ke
dalam kategori sumber daya manusia berkualitas?
* Apakah ijazah tidak bisa dijadikan sebagai alat pembuktian kualitas
seseorang? Kalau tidak bisa , mengapa?
* Siapa yang menilai / menentukan dan di mana tempat pembuktian
berkualitas tidaknya seseorang? Di sekolahkah? Di tempat dia bekerjakah?
Di dalam masyarakatkah?
* Tuntutan apa yang mengharuskan dia berkualitas?
2. 2
Tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi satu persatu secara
langsung, marilah kita simak pendapat Helen Hinkson Green, pakar wisata,
tentang persyaratan seorang karyawan idaman berikut :
01) Cukup dewasa / matang (mature) untuk melakukan pertimbangan dan
mengambil keputusan . Dewasa berarti mampu mengendalikan diri
dengan mengedepankan "logika" ketimbang mendahulukan "perasaan "
(emosi)
02) Tetap (awet) muda dalam pikiran dan jiwa.
03) Mampu menyesuaikan diri dengan semua umur, orang kaya ataupun bukan
dan macam-macam pelanggan lainnya.
04) Mempunyai kepribadian yang menarik, sehingga mampu membuat suasana
lingkungan yang hangat dan mesra.
05) Cukup terbuka dan mudah bergaul merupakan pembawaan yang wajar
(bukan dibuat-buat).
06) Berbudi bahasa yang cukup dan mempunyai perbendaharaan bahasa yang
banyak/kaya, pandai memilih/mempergunakan kata-kata yang tepat
(diction) dan tidak mempunyai kelemahan-kelemahan tata bahasa yang
bisa mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap dirinya.
07) Terdidik (well-educated) dan berpengatahuan luas serta mendalam (terutama
yang di butuhkan oleh bidang pekerjaannya ).
08) Berpembawaan yang baik (tidak di pengaruhi oleh keadaan yang bisa
menimbulkan frustrasi) dan tidak gampang menyerah apabila menghadapi
masalah yang sulit.
09) Mempunyai rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi dan haus ilmu
pengetahuan.
3. 3
10) Teratur, rapi, cermat, dan teliti. Dia selalu melakukan sesuatu secara
sempurna (perfectly) dan berusaha melengkapi hal-hal yang diperlukan
sampai ke yang sekecil-kecilnya.
11) Cukup banyak mengadakan perjalanan. Dengan pengalaman langsung dia
bisa menyakinkan calon langganannya bahwa apa-apa yang
disarankannya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang
dimiliki/dialami sendiri.
12) Mahir dalam hitung-menghitung dan cukup cekatan serta jeli melihat
kesalahan perhitungan angka-angka, koma, titik, tanggal, atau tanda-
tanda baca lainnya.
13) Cukup terampil / cekatan mempergunakan piranti keras & lunak, internet,
mesin tulis, mesin hitung , photo copy, scanner dan peralatan kantor
lainnya; cermat, rapi (sempurna) dan tepat pada waktunya merupakan
selogan dia menjalankan tugas sehari-harinya.
14) Mempunyai tulisan yang bisa dibaca oleh siapa saja.
15) Pandai berkomunikasi (termasuk membuat / memberi laporan secara lisan
dan tulisan) dengan baik dan mudah dimengerti serta tidak berbelit-belit.
16) Mempunyai kebiasaan mencatat hal-hal yang penting (Never rely on his head
only).
17) Mementingkan kerja sama (teamwork) yang kompak. Together Everyone
Achieves More (TEAM)
18) Cukup toleransi dan selalu bersedia menggantikan tugas teman sekerja ,bila
diperlukan atau menunda jam makan, tanpa gusar. Gampang
mengulurkan tangan (helpful) guna membantu teman sekerja tanpa
mempersoalkan “Ini tugas dia, biarlah dia selesaikan sendiri”.
4. 4
19) Bisa mandiri (independent) dan mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi.
Dengan dedikasi yang tinggi yang dimilikinya, perusahaan tempat dia
bekerja tidak perlu meragukan itikad baik dan kesetiaannya terhadap
perusahaan tersebut.
20) Mempunyai intelegensi yang tinggi dan berkemampuan membaca tulisan
orang lain serta mampu memahaminya secara tepat.
21) Selalu berusaha menjaga kesehatannya sehingga ia jarang sekali
meninggalkan tugas kantornya karena sakit.
22) Bertanggung jawab penuh dan menganggap bekerja itu penting.
23) Berdisiplin tinggi (highly disciplined) karena kesadaran sendiri, bisa
dipercaya / dihandalkan (jujur dan tulus) tanpa terpengaruh oleh
gangguan atau godaan lingkungan yang kurang terpuji.
24) Cukup diplomatis dan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang bisa
menimbulkan keretakan (friksi) antara sesama teman sekerja, tanpa
disadari oleh teman yang sedang menghadapi persoalan tersebut. Mampu
bertindak sebagai penengah / pendamai, tanpa diminta, dan tanpa
menyinggung perasaan salah satu pihak.
Tidak Siap Pakai
Pada tahun-tahun terakhir terdengar suara sumbang / keluhan dari para pemilik, pimpinan
puncak dan manajer perusahaan-perusahaan, yang termasuk industri pariwisata, terhadap
sebagian besar lulusan sekolah yang memasuki lapangan kerja karena mereka :
a) Masih kekanak-kanakan,
b) Mempunyai rasa rendah diri,
c) Kikuk (grogi) menghadapi para pelanggan,
5. 5
d) Kurang tahu sopan santun
e) Pasif dan tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan,
f) Kurang bertanggung jawab; diperintah dulu baru jalan,
g) Berbahasa Indonesia acak-acakan (lebih banyak mempergunakan dialek / bahasa
pasar) dan kurang / tidak mampu bebahasa asing,
h) Berpengetahuan umum terbatas / dangkal dan kurang menguasai ilmu Bumi, Sejarah
dan pengetahuan profesi,
i) Kurang minat membaca / menambah pengetahuan,
j) Merasa cukup dan berpuas diri dengan pengetahuan yang dimiliki,
k) Kurang cermat / ceroboh (tidak teliti), kadang-kadang bersifat masa bodo dan asal jadi,
l) Tidak melaporkan hasil pekerjaan, kalau tidak di minta,
m) Suka menunda-nunda pekerjaan dan kemudian dengan tergesa-gesa
menyelesaikannya pada saat-saat terakhir, mungkin karena kebiasaan sistem kebut
semalam (SKS) yang dianutnya selama di bangku sekolah.
n) Kurang menyenangi pekerjaan yang ada kaitannya dengan hitung- menghitung,
o) Belum bisa bekerja secara mandiri / sangat tergantung kepada atasannya,
p) Tidak tabah, mudah putus asa dan tidak tahan tekanan (pressure),
q) Mudah meninggalkan pekerjaaan (berhenti)
r) Kadang-kadang terlalu banyak menuntut (demanding)
s) Disiplin kurang dan sering mangkir (bolos),
t) Suka mencari-cari alasan yang tidak bisa diterima akal, apabila ketahuan berbuat salah.
6. 6
Lulusan Sekolah Yang Berkualitas Kurang
Bila dibandingkan pendapat Helen Hinkson Green dengan suara sumbang /
keluhan-keluhan yang dikeluarkan oleh para pemilik dan eksekutif perusahaan di
atas jelas terdapat banyak hal yang bertentangan / bertolak belakang. Green
memberikan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa dikategorikan
sebagai karyawan yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, para eksekutif dan
pemberi kerja kita memberikan penilaian kepada sebagian dari lulusan sekolah
yang mereka pekerjakan sebagai karyawan kurang berkualitas.
Kewajiban Penanggung Jawab Pendidikan
Sebagai orang yang bertanggung jawab di bidang pendidikan, turut prihatin saja
belumlah cukup. Tanggung jawab tersebut mewajibkan kita mencari penyebab
ketimpangan yang terjadi dan mengambil tindakan-tindakan terpadu secara aktif
guna memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.
Penyebab Ketimpangan
Sebagai hasil pengumpulan pandangan / pendapat yang diutarakan oleh orang-
orang yang mengelola industri pariwisata beserta beberapa pengelola lembaga-
lembaga pendidikan pariwisata yang sempat dihubungi dapat disimpulkan
beberapa penyebab ketimpangan yang ada pada sebagian besar lulusan sekolah
yang disebut di atas sebagai berikut :
a) Kurangnya perlengkapan / sarana belajar yang diperlukan
b) Tidak mampu memenuhi persyaratan kurikulum minimal
c) Kurikulum minimal yang ada terlambat mangantisipasi kemajuan teknologi
dan penyebaran informasi yang sangat pesat
7. 7
d) Kurang tersedianya buku-buku pegangan yang tepat
e) Minimnya buku yang tersedia pada perpustakan sekolah
f) Kurangnya tenaga pengajar mata pelajaran kejuruan
g) Sebagian besar tenaga pengajar yang ada tidak mendapat teori mengajar
(didaktik & metodik). Mereka mengajar hanya berdasarkan pengalaman
yang diperoleh sewaktu mereka menjadi siswa / Mahasiswa, atau
mengingat-ingat cara-cara dosen / guru mereka mengajar. Dosen
merekapun tidak pernah mendapatkan teori mengajar (method of teaching)
yang diperlukan.
h) Pembiaran pembelajaran tidak systematis, sering sekali guru mengajar
tanpa persiapan tertulis (lesson plan), tanpa buku pegangan yang telah
dibakukan dan sering berdasarkan apa yang ingat pada saat mengajar saja.
i) Pekerjaan rumah / tugas-tugas pelajar tidak dikoreksi dan tidak pernah
dibicarakan dengan mereka atau di depan kelas karena kesibukan tenaga
pengajar yang bersangkutan. Dia tidak berfungsi menurut semestinya.
j) Praktek yang dibutuhkan belum mencukupi, sedangkan praktek di industri
kurang terarah / kurang mendapat bimbingan karena kesibukan tenaga
pelaksana, atau mereka enggan melakukan bimbingan yang diperlukan
para trainees.
k) Kurang terpadunya mata pelajaran yang saling terkait karena forum untuk
berkomunikasi antara sesama pengajar tidak ada / kurang terbina,
sehingga tidak heran kalau terjadi tumpang tindih atau ada bahan pelajaran
yang tidak terajarkan tanpa diketahui.
l) Tenaga pengajar penggal waktu sering tidak bisa mengajar karena
kesibukan yang ada di kantor mereka masing-masing.
8. 8
m) Terbatasnya jumlah tenaga kerja tetap.
n) Pengetahuan tenaga pengajar tidak bertambah baik karena kurang
membaca dan memanfaatkan sumber dari internet, maupun tidak pernah
mengambil kursus tambahan atau menghadiri seminar yang ada kaitannya
dengat mata pelajaran yang diasuhnya. Mungkin salah satu penyebabnya
adalah yang bersangkutan tidak mempunyai dana untuk itu.
o) Masih adanya praktek nepotism di beberapa lembaga pendidikan periwisata
kita, tanpa mempersoalkan apakah adik atau anak atau keponakannya yang
diangkat mampu (competent enough) melakukan tugasnya atau tidak.
p) Biaya pengelolaan pendidikan meningkat terus-menerus.
Prospek dan Tantangan Abad 21
1) Diramalkan bahwa Indonesia mempunyai peluang besar menjadi pusat
ekonomi Asia Pasifik pada Abad 21.
2) Meningkatnya perbaikan , pertambahan sarana dan prasarana yang
menunjang perkembangan dan pertumbuhan industri pariwisata di
Indonesia dan Negara-negara di Asia Pasifik beberapa kali lipat dari tahun
ke tahun.
3) Peningkatan mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lain di dalam
negeri, maupun antar Negara di Asia Pasifik yang cukup tinggi.
4) Kemajuan teknologi komunikasi dan penyebaran informasi yang sangat
pesat melalui internet dan media lainnya.
5) Pertambahan ilmu pengetahuan yang luar biasa pesatnya telah merangsang
pertumbuhan industri Event, MICE dan pariwisata secara cepat pula.
Penyebaran ilmu melalui seminar, kongres, konferensi dan pameran
9. 9
produk baru, serta persaingan yang sangat ketat telah memacu industri
tersebut di atas berkembang tanpa terbendung.
6) Dalam putaran Uruguay telah disepakati agar semua jenis jasa dibuka bagi
perdagangan dunia dengan tingkat liberalisasi 100% berdasarkan empat
prinsip berikut :
a) Cross Border Supply, yang berarti pemasok jasa asing bebas untuk
menjual jasanya di Negara tuan rumah (host country);
b) Consumption Abroad, yang berarti pemakaian jasa di Negara tuan
rumah bebas membeli jasa dari pemasok jasa asing ;
c) Commercial Presence, yang berarti pemasok jasa asing bebas untuk
membuat atau mendirikan kantor seperti cabang dan seabagainya di
negara tuan rumah.
d) Precense of Natural Person, yang berarti pemasok jasa asing bebas
untuk mengirimkan tenaga kerjanya untuk bekerja di Negara tuan
rumah.
Kegiatan jasa merupakan kegiatan yang sarat dengan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta “intangible”. Oleh karena itu, tenaga-tenaga yang terlibat
dibidang jasa pariwisata, khususnya, memerlukan kualitas sikap, ketrampilan dan
pengetahuan (attitude, skills and knowledge) yang tinggi. Bila kita tidak
mempersiapkan diri dari sekarang, kemungkinan akan terjadi orang Bangladesh
menjadi supir taksi di Indonesia atau orang Belanda menjadi pengacara disini,
dan seterusnya. Lebih parah lagi kalau terjadi pemilik hotel resor dari India, yang
mengelolanya orang India dan tamu-tamunya semua orang India, sedangkan
hotel tersebut berdiri diatas bumi Indonesia. Kalau hal yang begini sampai
terwujud sesudah tahun sekarang, orang Indonesia kebagian apa?
10. 10
Tentu saja kita tidak akan berpangku tangan dan hidup secara pesimis
saja, melainkan kita harus bangun dan bangkit untuk menerima tantangan ini
dengan suatu rencana terpadu yang harus dilaksanakan segera agar sumber
daya manusia, yang berkualitas tinggi dan mampu memenangkan persaingan,
tersedia cukup untuk mengisi semua lowongan yang diperlukan oleh industri
pariwisata kita.
Kekhawatiran terhadap kemungkinan potensi jasa pariwisata Indonesia
dieksploitasi dan dinikmati oleh pihak asing akan menjadi kenyataan yang
menyedihkan, apabila kita tidak begegas menghasilkan tenaga-tenaga terampil
dan profesional yang bermutu tinggi.
Untuk menghilangkan kekhawatiran yang diakibatkan oleh pelaksanaan ke-
empat prinsip di atas, kelihatannya salah satu strategi yang aman untuk kita
tempuh adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang akan atau
sedang berkecimpung di bidang pariwisata, termasuk birokrasi kita , melalui
pendidikan jangka panjang dan jangka pendek (seminar-seminar, kursus-kursus,
tulisan-tulisan di media massa dan sebagainya).
Perlunya pembinaan dari pejabat pemerintah yang benar-benar tahu
permasalahan yang dihadapi (professional) atau memang ahli dalam bidang yang
dibinanya.
Bila diperlukan “law enforcement” benar–benar ditegakkan sesuai dengan
ketentuan / undang-undang yang berlaku. Peningkatan mutu birokrasi
disesuaikan dengan perkembangan zaman (digital era).
The right man in the right place should be applied at all costs in our
bureaucracy. The salary, including all fringe benefits , granted to the involved
executive should be based on his achievements and merit system, not on his
certificates and/or diploma possessed only.
11. 11
Diharapkan pula timbulnya kesadaran di kalangan tenaga pengajar untuk
mengubah diri mereka menjadi tenaga “Pendidik bermutu (competent)” yang
berdedikasi tinggi dan terus-menerus menambah serta meningkatkan
pengetahuan mereka (ongoing upgrading) dengan memanfaatkan sumber ilmu
yang ada di internet, terutama yang ada kaitanya dengan bidang profesi mereka.
-----=====00000OOOOO NS OOOOO00000=====-----