Dokumen tersebut memberikan panduan dan persiapan yang perlu dilakukan sebelum mengunjungi berbagai obyek wisata alam seperti hutan produksi, hutan lindung, cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, gunung, dan gua. Persiapan utama meliputi permohonan ijin, perbekalan makanan dan obat-obatan, serta peralatan memadai sesuai lokasi wisatanya. Dianjurkan juga tidak membuang sampah sembarangan dan mer
How does sustainable tourism differ from conventional tourismNoersal Samad
Sustainable tourism is environmentally responsible travel and visitation to natural areas, in order to enjoy and appreciate nature (and any accompanying cultural features, both past and present) in a way that promotes conservation, has a low visitor impact, and provides for beneficially active socio-economic involvement of local peoples. (World Conservation Union,1996)
Project Guide / Tour Leader E_ learningNoersal Samad
Latar Belakang
Dalam rangka mengantisipasi era global, menghadapinya dan mempertahankan kedudukan Indonesia dalam bisnis pariwisata dan blantika perdagangan global, seyogianya kita aktif meningkatkan kualitas pelayanan pekerja pariwisata (SDM nya). Salah satu bidang pelayanan yang harus ditingkatkan adalah pengemban tugas sebagai Pimpinan Perjalanan Wisata (Tour Leader).
Untuk memperoleh Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader) yang berkualitas, yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kompeten, perlu didukung dengan adanya sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Salah satu komponen yang harus ada dalam sistem pendidikan dan pelatihan nasional, adalah adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang dikembangkan dari kebutuhan dunia usaha di bidang pariwisata maupun kebudayaan.
Proiettare il settore della meeting & event industry nel futuro del digital con un occhio a tematiche fondamentali come sostenibilità e formazione.
Questo l'obiettivo di DIGITAL MICE l'evento ideato e organizzato da Qualitytravel che si terrà in data 13 Settembre presso gli East End Studios di Milano: https://goo.gl/bUccny
How does sustainable tourism differ from conventional tourismNoersal Samad
Sustainable tourism is environmentally responsible travel and visitation to natural areas, in order to enjoy and appreciate nature (and any accompanying cultural features, both past and present) in a way that promotes conservation, has a low visitor impact, and provides for beneficially active socio-economic involvement of local peoples. (World Conservation Union,1996)
Project Guide / Tour Leader E_ learningNoersal Samad
Latar Belakang
Dalam rangka mengantisipasi era global, menghadapinya dan mempertahankan kedudukan Indonesia dalam bisnis pariwisata dan blantika perdagangan global, seyogianya kita aktif meningkatkan kualitas pelayanan pekerja pariwisata (SDM nya). Salah satu bidang pelayanan yang harus ditingkatkan adalah pengemban tugas sebagai Pimpinan Perjalanan Wisata (Tour Leader).
Untuk memperoleh Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader) yang berkualitas, yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kompeten, perlu didukung dengan adanya sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Salah satu komponen yang harus ada dalam sistem pendidikan dan pelatihan nasional, adalah adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang dikembangkan dari kebutuhan dunia usaha di bidang pariwisata maupun kebudayaan.
Proiettare il settore della meeting & event industry nel futuro del digital con un occhio a tematiche fondamentali come sostenibilità e formazione.
Questo l'obiettivo di DIGITAL MICE l'evento ideato e organizzato da Qualitytravel che si terrà in data 13 Settembre presso gli East End Studios di Milano: https://goo.gl/bUccny
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
1. 1
PERSIAPAN-PERSIAPAN SEBELUM
MENGUNJUNGI OBYEK WISATA ALAM
Disajikan oleh Drs.Noersal Samad, MA (UI)
1. Memasuki Hutan Produksi
o Mengajukan permohonan ijin kepada penguasa hutan setempat.
o Apakah Inhutani, Perum Perhutani, atau HPH (Hak Pengusaha Hutan) bilamana
dikawasan tersebut tidak disediakan tiket masuk.
o Membawa obat-obatan yang dianggap perlu seperti : obat merah, table-tablet,
pembalut luka dan sebagainya.
o Membawa perbekalan makanan/minuman
o Membawa alat-alat/perlengkapan lapangan (perleng-kapan menginap seperti
tenda, plastic, tali, sepatu lapangan, sleeping bag dan lain-lain).
2. Memasuki hutan lindung
o Mengajukan permohonan ijin kepada penguasa Hutan Lindung setempat
(PPA/Dinas Kehutanan) setempat, bilamana dikawasan tersebut tidak/belum
disediakan tiket masuk.
o Membawa obat-obatan yang dianggap perlu seperti obat merah, tablet-tablet
pembalut luka dan lain sebagainya.
o Membawa perbekalan makanan/minuman
o Membawa alat-alat perlengkapan lapangan seperti tenda, plastic, tali, sepatu
lapangan, sleeping bag dan lain sebagainya.
2. 2
3. Memasuki Cagar alam
o Mengajukan permohonan ijin kepada Direktorat Perlindungan dan Pengawetan
Alam (PPA) Bogor atau pada Balai/Sub Balai PPA setempat.
o Membawa obat-obatan yang diperlukan seperti obat merah, tablet, pembalut,
tembakau bilamana lokasinya banyak lintah.
o Membawa perbekalanmakanan/minuman.
o Membawa alat-alat perlengkapan lapangan seperti, tenda, tali sepatu lapangan,
sleeping bag dan lain sebagainya.
4. Memasuki suaka margasatwa
o mengajukan permohonan ijin kepada Direktorat Perlindungan dan Pengawetan
Alam (PPA) Bogor atau pada Balai/Sub Balai PPA setempat.
o Membawa obat-obatan yang dianggap perlu seperti obat merah, tablet,
pembalut dan lain sebagainya.
o Dilarang membawa alat-alat yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian seperti
radio, kaset, senapan dan lain sebagainya.
5. Memasuki Taman Nasional
o Mangajukan permohonan ijin kepada Kepala Taman Nasional
Setempat.membawa perbekalan makan/ minuman
o Membawa obat-obatan yang dianggap perlu seperti obat merah, pembalut luka,
tablet-tablet dan lain sebagainya.
3. 3
6. Berkemah di gunung/Hutan
o mengajukan permohonan ijin kepada Direktorat Perlindungan dan Pengawetan
Alam (PPA) Bogor atau pada Balai/Sub Balai PPA setempat.
o Membawa peralatan untuk berkemah seperti tanda, tali, tongkat, kompor,
lentera, sleeping bag dan lain sebagainya
o Membawa perbekalan makanan/minuman secukupnya
o Membawa obat-obatan yang diperlukan seperti obat merah, tablet-tablet,
pembalut luka dan sebagainya
o Badan sehat
Dianjurkan untuk membawa teman yang sudah berpeng-alaman.
7. Berkemah di Bumi Perkemahan
o Mengajukan permohonan ijin kepada pemilik/ penguasa Bumi Perkemahan
yang akan dituju
o Membawa perbekalan makanan secukupnya
o Membawa obat-obatan yang dianggap perlu seperti obat merah, tablet-tablet,
pembalut luka dan lain sebagainya
o Menyusun acara kegiatan selama berkemah
8. Mendaki Gunung/Hill Climbing
o Dianjurkan untuk mengajukan permohonan ijin kepada Direktoran Perlindungan
dan Pengawetan alam (PPA) Bogor atau kepada Balai/Sub Balai/Resort
PPA/Dinas Kehutan setempat/Pemda setempat.
o Membawa perbekalan makanan/minuman obat-obatan
4. 4
o Membawa lat-alat mendaki seperti tali, tenda, sarung tangan biasa dan kulit,
tongkat, sepatu, kompas, peta khusus untuk mendaki, pakaian tebal dan lain
sebagainya, pakaian pelindung hujan, alat masak, korek api.
o Membawa teman yang berpengalaman/pemandu mendaku gunugn yang
berpengalaman,
o Berbadan sehat, tidak cacat jasamani, umur minimal 15 tahun
o Membawa radio lapangan/walky talkie
o Memberitahukan kepada perkumpulan/asosiasi pendaki gunung
9. Memasuki lubang goa/Horisontal/datar
o Harus ada pemandu gua yang berpengalaman
o Badan sehat
o Perlengkapan berupa tali, lampu senter, lampu kepala, lilin, obat anti bisa,
sepatu lapangan dan sebagainya
o Melapor kepada club cinta goa dan pejabat setempat
o Baju pelindung, sarung tangan biasa/kulit.
10. Memasuki gua yang vertical/patholing
o berbadan sehat
o lapor kepada Pemda setempat dan atau perkumpulan Goa
o membawa perlengakapn berupa tali khusus caving, lampu (lampu kepala,
lampu tangan lilin), light stick, talu tubuh (harness) pisau/paku tebing, ladder
(tanggan gantung, sarung tangan biasa, kulit, karabiner ascender dan kontral.
5. 5
o Baju pelindung, sarung tangan biasa/kulit.
Anjuran-anjuran
Bagi mereka yang akan melakukan kunjugan ke obyek-obyek wisata dianjurkan
agar supaya tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. membuang sampah sembarangan seperti kerta-kertas, daun-daun
pembungkus, plastic-plastik,kaleng-kaleng dan botol bekas makanan/minuman
dan lains ebagainya.
2. merusak lingkungan, mencoret-coret baik dengan cat, goresan-goresan atau
dengan cara lainnya pada pohon-pohon,batu-batu, dinding-dinding atau pada
segala macam permukaan lainnya.
3. membunyikan bunyi-bunyian yang berasal dari radio/kaset bilamana memasuki
cagar alam/suaka margasatwa karena dapat mengganggu binatang dan orang lain
yang menikmati kesyahduan hutan.