SlideShare a Scribd company logo
SUBTITUSI, ELIMINASI & ADISI

                                                 Oleh:

                                   Nova Dwi Yanti (A1F009008)

                          FKIP KIMIA UNIVERSITAS BENGKULU



   A. Substitusi

         Reaksi substitusi nukleofilik etil bromida bereaksi dengan ion hidroksida menghasilkan
etil alkohol dan ion bromida.

                       HO- + CH3CH2 – Br         H O
                                                  2      CH3CH2 – OH + Br –

                                  Etil bromida                etanol

        Ion hidroksida adalah nukleofili yang bereaksi dengan substrat (etil bromida) dan
menggantikan ion bromida. Ion bromida dinamakan gugus pergi (leaving group). Dalam reaksi
jenis ini, satu ikatan kovalen terputus, dan satu ikatan kovalen baru terbentuk. Dalam contoh ini,
ikatan karbon-bromin putus dan ikatan karbon-oksigen terbentuk. Gugus pergi (bromida)
mengambil kedua elektron dari ikatan-ikatan bromin dan nukleofili (ion hidroksida) memasok
kedua electron untuk ikatan karbon-oksigen yang baru.

       Gagasan ini merupakan generalisasi dari persamaan di bawah ini untuk reaksi substitusi
nukleofilik:

                         Nu: + R : L              R : Nu+    +    : L-   (a)

             Nukleofili netral    substrat        produk         gugus pergi

                         Nu: - + R : L            R : Nu +        : L-   (b)

             Nukleofili (anion)     substrat      produk         gugus pergi

        Bila nuklleofili dan substrat bersifat netral (a), produk akan bermuatan positif. Bila
nukleofili berupa ion negatif dan substratnya netral (b), maka produknya akan netral. Hal ini
berarti pasangan elektron bebas pada nukleofili memasok elektron untuk ikatan kovalen yang
baru. Reaksi ini dapat reversible karena gugus pergi juga memiliki pasangan elektron bebas yang
dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.

       Nukleofili dapat digolongkan berdasarkan jenis atom yang membentuk ikatan kovalen
baru. Nukleofili yang sering dijumpai adalah oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, dan karbon.
Contohnya:
a. Lengkapi persamaan berikut:
      :NH3 + CH3CH2CH2Br
      Jawab: ammonia adalah nukleofili nitrogen karena kedua reaktan netral, produknya
      memiliki muatan positif (muatan formal +1 berada pada nitrogen)
       :NH3 + CH3CH2CH2Br               CH3CH2CH2 - NH3+ + Br-

   b. Rancanglah sintesis propil sianida melalui reaksi substitusi nukleofilik.
      Jawab: mula-mula, tulislah struktur produk yang dikehendaki.
                    CH3CH2CH2 – C ≡ N:
                    Propil sianida

       Bila kita menggunakan ion sianida sebagai nukleofili, alkil halida harus memiliki halogen
       (Cl, Br, atau I) melekat pada gugus propil. Persamaannya yaitu:
       −
           :C ≡ N: + CH3CH2CH2Br               CH3CH2CH2C ≡ N: + Br –

       Natrtium sianida atau kalium sianida dapat digunakan untuk memasok nukleofili.

       Reaksi substitusi mempunyai keterbatasan dalam hal struktur gugus R pada alkil halida.
Contohnya reaksi dari alkil halida (halogen terikat pada karbon yang terhibridisasi sp3). Aril
halida dan vinil halida yang halogennya terikat pada karbon yang terhibridisasi sp2, tidak
menjalani jenis reaksi substitusi nukleofilik ini. Keterbatasan lain sering terjadi bila nukleofilinya
berupa anion atau basa atau keduanya, contohnya:
       –
         CN + CH3CH2CH2CH2Br                   CH3CH2CH2CH2CN + Br-
       anion halida primer
       tetapi ,
                     CH3                        CH2
                      |
       -
        CN + CH3 – C – CH3               CH3 – C – CH3 + HCN + Br-
       Anion            |                 metal propena
                     Br
                Halida tersier


       Contoh lainnya ialah:
                   CH3                           CH3
                    |
       H2O + CH3 – C – CH3                CH3 – C – CH3 + H+ + Br-
       Netral         |                            |
                    Br                           OH
              Halida tersier             (sekitar 80% metilpropena juga terbentuk)
Akan tetapi ,
                   CH3                        CH3
                    |
          -
       OH + CH3 – C – CH3               CH3 – C – CH3 + H2O + Br-
       Basa kuat     |
                    Br                  metal propena ( H – OH )
              Halida tersier

Mekanisme Substitusi Nukleofilik

        Substitusi nukleofilik berlangsung dengan lebih dari satu mekanisme. Mekanisme yang
termati pada kasus tertentu bergantung pada struktur nukleofili dan alakil halida, pelarut, suhu
reaksi, dan faktor lain. Terdapat dua mekanisme utama substitusi nukleofilik, yang diberi
lambing SN2 dan SN1.

   a. Mekanisme SN2
      Mekanisme ini berlangsung satu langkah, dinyatakan dengan persamaan:
                                        |
       -
   Nu : + C – L               [Nu …. C …. L ] Nu – C +           : L-


   Nukleofil   substrat           keadaan transisi            produk      gugus pergi

        Nukleofili menyerang dari sisi belakang dari ikatan C-L. Pada tahap tertentu (keadaan
transisi), nukleofili dan gugus pergi keduanya terikat secara parsial pada karbon tempat
berlangsungnya reaksi substitusi. Sewaktu gugus pergi meninggalkan karbon dengan sepasang
electron bebasnya, nukleofili memasok sepasang elektron lain pada atom karbon. Angka 2
digunakan untuk menjelaskan mekanisme ini karena reaksi ini bimolekuler. Artinya dua
molekul, yaitu nukleofili dan substrat, yang terlibat dalam langkah kunci (hanya satu langkah)
dalam mekanisme reaksi ini.

      Beberapa petunjuk agar mengetahui mekanisme SN2:
   1. Laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofili maupun substrat. Contohnya reaksi
      ion hidroksida dengan etil bromida. Jika dilipat duakan konsentrasi nukleofili (HO-),
      maka reaksi berlangsung dua kali lebih cepat. Hal yang sama terjadi jika dilipat duakan
      konsentrasi etil bromida.
   2. Setiap penggantian melalui SN2 selalu mengakibatkan inversi konfigurasi. Contohnya
      (R)-2-bromobutana direaksikan dengan natrium hidroksida, yang akan menghasilkan (S)-
      2-butanol.

               CH3                            CH3
          -
       HO +          C – Br         HO – C           + Br -
H                                       H
                  CH2CH3                           CH2CH3
              (R)-2-bromobutana                  (S)-2-butanol.

   3. Reaksi akan paling cepat jika gugus alkil pada substrat berupa metal atau primer dan
      paling lambat jika berupa tersier. Alkil halida sekunder bereaksi dengan laju
      pertengahan.
   b. Mekanisme SN1
      Mekanisme ini berlangsung dua langkah. Pada langkah pertama yang berjalan lambat,
      ikatan antra karbon dan gugus pergi putus sewaktu substrat ini berdisosiasi (mengion).

                            lambat                              -
              C —       L                    C              +       :L
                                                   +

          Substrat                   karbokation                gugus pergi

       Elektron dari ikatan C-L pergi bersama gugus pergi dan terbentuk karbokation.
       Sedangkan pada langkah kedua yang berlangsung cepat, karbokation bergabung dengan
       nukleofili menghasilkan produk.

              C+ + : Nu      cepat
                                         C            dan                    C
                                                  +                 +
                                             Nu                         Nu
   Karbokation       nukleofili

       Jika nukleofili berupa molekul netral, contohnya air atau alkohol, lepasnya satu proton
       dari oksigen nukleofilik pada langkah ketiga menghasilkan produk akhir.

       Angka 1 digunakan untuk menunjukkan mekanisme ini sebab langkah penentu lajunya
yang lambat hanya melibatkan salah satu dari dua reaktan, yaitu substrat. Tahap penentu laju ini
tidak melibatkan nukleofili sama sekali. Artinya langkah pertama termasuk unimolekuler. Reaksi
SN1 menyerupai adisi elektrofili pada alkena ayitu reaksi lain yang memiliki karbokation
intermediet.

      Beberapa petunjuk agar mengetahui mekanisme SN1:
   1. Laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi nukleofili. Langkah pertama adalah
      penentu laju dan nukleofili tidak terlibat dalam langkah ini. Dengan demikian kendala
      dalam laju reaksi adalah laju pembentukan karbokation bukan laju reaksinya dengan
      nukleofili yang berlangsung secara cepat.
   2. Jika karbon pembawa gugus pergi merupakan stereogenik, reaksi berlangsung terutama
      dengan hilangnya aktivitas optis (artinya dengan rasemisasi). Pada karbokation hanya
      tiga gugus yang melekat pada karbon yang bermuatan positif. Maka karbon positif
terhibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Contohnya (R)-3-bromo-3-metilheksana dengan
   air manghasilkan alkohol rasemik.
   Karbokation intermediet berbentuk planar dan akiral. Gabungan dengan H2O dari ―atas‖
   atau ―bawah‖ sama peluangnya, masing-masing menghasilkan alcohol R dan S dalam
   jumlah yang sama.




                  Br
                  |                aseton          CH3CH2          +
                                   berair
                  C                                                C – CH3
   CH3CH2                                       CH3CH2CH2
   CH3CH2CH2      CH3
   (R)-3-bromo-3-metilheksana               karbokation intermediet

                                                   H2O -H+

                            CH3                         OH

   CH3CH2              C               CH3CH2           C
   CH3CH2CH2           |                                     CH3
                       OH       CH3CH2CH2
        50%S                               50%R
   (produk dan serangan             (produk dan serangan
   Pada bagian bawah karbokation)   pada bagian atas karbokation)

3. Reaksi paling cepat bila gugus alkil pada substrat keadaan tersier dan paling lambat bila
   primer. Hal ini karena reaksi SN1 belangsung melalui karbokation sehingga urutan
   reaktivitasnya sama dengan urutan kestabilan karbokation (3° > 2° > 1°) artinya semakin
   mudah pembentukan karbokation semakin cepat reaksi berlangsung. Maka reaktivitas
   SN1 juga sejalan dengan karbokation yang terstabilkan resonansi, contohnya karbokation
   alilik. Dan reaktivitas SN1 kurang menyukai aril dan vinil halida karena karbokation aril
   dan vinil tidak stabil dan tidak mudah terbentuk.

                                  Perbedaan antara SN1 dan SN2
    Variabel                       SN2                                 SN1
Struktur halida
Primer atau CH3        Sering dijumpai                 Jarang
Sekunder               Kadang-kadang                   Kadang-kadang
Tersier                jarang                         Sering dijumpai



   Stereokimia          Inversi                           Rasemisasi
   Pelarut              Laju dihambat oleh pelarut Karena intermediet berupa ion,
                        protik polar dan meningkat lajunya meningkat dalam pelarut
                        dengan pelarut aprotik polar      polar
   Nukleofili           Laju      bergantung       pada Laju tidak bergantung pada
                        konsentrasi           nukleofili, konsentrasi nukleofili, mekanisme
                        mekanisme             menyukai cendrung dengan nukleofili netral.
                        nukleofili yang berupa anion
      Ada beberapa ketentuan umum yang berguna, yakni:
         1. Ion negatif lebih nukleofilik atau pemasok electron yang lebih baik daripada
              molekul netral. Maka HO- > HOH ; RS- > RSH ; RO- > ROH
         2. Unsur yang berada dibagian bawah table berkala cendrung lebih nukleofilik dari
              pada unsur yang terletak di bagian atas pada golongan yang sama, maka
              HS- > HO- ; I- > Br- > Cl- > F-        (dalam pelarut protik)
         3. Unsur dalam periode yang sama pada table berkala cenderung kurang nukleofilik
              jika unsur tersebut semakin elektronegatif (artinya semakin kuat mengikat
              electron pada dirinya). Maka
               R          R

               R – C- >         N- > R – O- > F-   dan     H3N: > H2O > HF

                R           R

Contonya:

   a. Mekanisme manakah SN2 atau SN1 yang terjadi menurut anda?
                    (CH3)3CBr + CH3OH → (CH3)3COCH3 + HBr
      Jawab:
      SN1, karena substrat berupa alkil halida tersier. Juga, methanol ialah nukleofili netral
      yang lemah, dan jika digunakan sebagai pelarut reaksi bersifat agak polar maka reaksi
      menyukai ionisasi.
   b. Mekanisme manakah, SN2 atau SN1 yang anda perkirakan untuk reaksi ini?
                    CH3CH2−I + NaOCH3 → CH3CH2−OCH3 + NaI

      Jawab:

      SN2, karena substratnya berupa halide primer, dan metoksida (CH3O-) adalah anion yaitu
      nukleofili yang agak kuat.
B. Eliminasi

       Jika suatu alkil halida dengan satu hidrogen yang melekat pada karbon bersebelahan
dengan karbon pembawa halogen bereaksi dengan nukleofili, dapat terjadi dua lintasan reaksi
yang bersaing yaitu substitusi dan eliminasi.

                                                       H
                                                       | |
                                    Substitusi (S)   −C – C – Nu + X-
        H                                              |   |
        |2 |1
       −C–C–X         + Nu: -
        | |                          Eliminasi (E)   C=C       + Nu – H + X-


       Dalam reaksi substitusi, nukleofili menggantikan halogen X. dalam reaksi eliminasi,
nukleofili bertindak sebagai basa dan mengambil proton dari karbon-2, yakni karbon di sebelah
atom karbon yang membawa halogen X. halogen X dan halogen hidrogen dari atom karbon dari
sebelahnya dieliminasikan, dan satu ikatan baru (ikatan pi) terbentuk diantara karbon-1 dan -2.
Lambag E digunakan untuk menunjukan proses eliminasi. Oleh karena dalam hal ini hidrogen
halida dieliminasi, reaksinya disebut dehidrohalogenasi. Reaksi eliminasi merupakan cara yang
berguna untuk membuat senyawa dengan ikatan rangkap atau rangkap tiga.

      Ada dua mekanisme utama untuk reaksi elminasi yang disebut sebagai E2 dan E1.
Mekanime yang terjadi adalah:

       a. Mekanisme E2
          Mekanisme E2 merupakan proses satu langkah. Nukleofili yang bertindak sebagai
          basa, mengambil proton (hydrogen) pada atom karbon di sebelah atom karbon
          pembawa gugus pergi. Pada waktu yang sama, gugus pergi meninggalkan tempat dan
ikatan rangkap terbentuk. Pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan yang terjadi
           sewaktu berlangsungnya reaksi E2 ditunjukkan dengan panah lengkung berikut:

Nu:-

                              ikatan pi
   H                 Nu – H


        C−C        E2         C           C


              L                               L: -

       Konformasi yang disukai untuk substrat pada reaksi E2 juga pada reaksi di atas. Atom-
atom H-C-C-L terletak pada satu bidang datar, dengan H dan L pada kedudukan anti.
Kemudahan ini beralasan sebab ikatan C-H dan C-L berkedudukan sejajar pada konformasi ini.
Kesejajaran ini diperlukan untuk membentuk ikatan pi yang baru sewaktu ikatan C-H dan C-L
putus.

        b. Mekanisme E1
           Mekanisme E1 merupakan proses dua langkah dan lankah pertamanya sama seperti
           pada mekanisme SN1, yaitu ionisasi substrat yang menentukan laju (lambat) untuk
           menghasilkan karbokation.

          H                                 H
          | |            Lambat             | |
        −C – C –   L                      −C – C+ + : L-
          | |                               | |
        Substrat                          karbokation


           Dengan demikian ada dua reaksi yang mungkin untuk karbokation. Karbokation
           dapat bergabung dengan nukleofili (proses SN1), atau dapat kehilangan satu proton
           dari atom karbon di sebeleh karbon positif missal ditunjukkan oleh panah lengkung
           dan menghasilkan alkena (proses E1).

                                  H

         H              Nu:       - C – C – Nu             SN1
         |      |
        −C – C+ –
         |      |       -H+       C=C         + H+         E1
       Karbokation
C. Adisi
   a) Gugus Karbonil

       Ikatan rangkap karbon-oksigen terdiri atas satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Atom
karbon terhibridisasi sp2. Tiga atom yang melekat pada karbon karbonil terletak pada satu bidang
datar dengan sudut ikatan 120°.ikatan pi terbentuk lewat tumpang tindih orbital p dari karbon
dengan orbital p dari oksigen. Selain itu terdapat dua pasang electron bebas pada atom oksigen.
Oksigen jauh lebih elektronegatif daripada karbon. Maka electron dalam ikatan C═O tertarik ke
oksigen, menghasilkan ikatan yang sangat terpolarisasi. Efek ini akan menonjol pada elektron pi.
Sebab akibat dari polarisasi ini, kebanyakan reaksi karbonil melibatkan serangan nukleofilik
pada karbon karbonil dan sering diiringi dengan adisi proton pada oksigen.

         Selain efeknya pada reaktivitas, polarisasi ikatan C═O mempengaruhi sifat fisis senyawa
karbonil. Contohnya senyawa karbonil mendidih pada suhu lebih tinggi daripada hidrokarbon,
tetapi lebih rendah daripada alkohol dengan bobot molekul yang sama.

       CH3(CH2)4CH3           CH3(CH2)3CH═O         CH3(CH2)3CH2OH

       Heksana(td 69°C)       pentanal(td 102°C)    pentanol(td 118°C)

Molekul dari senyawa karbonil memiliki ikatan C═O polar permanen dan dengan demikian
memiliki kecendrungan lebih kuat untuk berasosiasi. Bagian suatu positif dari suatu molekul
tertarik pada bagian negative dari molekul lain. Gaya tarik antar molekul disebut interaksi dipol-
dipol.

       Senyawa karbonil seperti aldehid dan keton yang memiliki ikatan C═O tapi tidak
memiliki ikatan O-H, tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya. Sehingga
senyawa karbonil memerlukan energy lebih banyak daripada hidrokarbon dengan bobot molekul
yang sama untuk mengatasi gaya tarik antar molekul jika diubah dari cairan menjadi uap, tapi
tidak sebanyak alkohol. Kepolaran gugus karbonil juga mempengaruhi sifat kelarutan aldehid
dan keton.

   b) Adisi nukleofilik pada gugus karbonil.

        Serangan nukleofili pada atom karbon dari ikatan rangkap karbon-oksigen terjadi karena
karbon memiliki muatan positif parsial. Electron pi pada ikatan C═O bergerak ke atom oksigen
yang karena elektronegativitasannya, dapat dengan mudah menampung muatan negative yang
diperolehnya. Secara umum, keton agak kurang reaktif terhadap nukleofili dibandingkan dengan
aldehida. Terdapat dua alasan utama mengenai perbedaan reaktivitas ini. Alasan pertama yaitu
sterik. Atom karbon karbonil telah sesak pada keton (dua gugus organik) dibandingkan pada
aldehida (satu gugus organic dan satu atom hidrogen). Alasan yang kedua yaitu elektronik.
Gugus alkil bersifat pendonor electron dibandingkan hidrogen. Maka gugus alkil cenderung
menetralkan muatan positif parsial pada karbon karbonil, lalu menurunkan reaktivitasnya
terhadap nukleofili. Keton memiliki dua gugus alkil sedangkan aldehida hanya memiliki satu
gugus alkil.

   c) Adisi alkohol

        Alkohol adalah nukleofili oksigen. Alkohol mengadisi ikatan C═O, gugus OR akan
melekat pada karbon, dan proton melekat pada oksigen. Alkohol merupakan nukleofili lemah,
diperlukan katalis asam, produknya adalah hemiasetal yang mengandung gugus fungsi alkohol
dan eter pada atom karbon yang sama. Adisi ini bersifat reversibel. Mekanisme pembentukan
hemiasetal melibatkan tiga langkah. Pertama oksigen karbonil diprotonasi oleh katalis asam.
Oksigen alkohol kemudian menyerang karbon karbonil dan proton dilepaskan dari oksigen
positif yang dihasilkan. Setiap langkah bersifat reversibel. Dalam reaksi asam basa, asam awal
dalam setiap langkah dikonversi menjadi asam produk dengan kekuatan yang sama. Aldehida
yang memiliki gugus hidroksil yang letaknya tepat dalam molekul yang sama dapat
berkesetimbangan dengan hemiasetal siklik, yang terbentuk melalui adisi nukleofilik
intramolekul. Senyawa dengan gugus hidroksil 4 atau 5 karbon dari gugus aldehida cenderung
membentuk hemiasetal dan asetal siklik sebab ukuran cincin relative bebas dari regangan.

   d) Adisi air

      Air ialah nukleofili oksigen dan dapat mengadisi aldehida dan keton secara reversibel.
Contonhya adalah formaldehida dalam larutan berair terutama berada sebagai hidratnya. Namun
dengan sebagian besar aldehida dan keton lainnya, hidrat tidak dapat diisolasi karena hidrtanya
ini mudah melepas air membentuk senyawa karbonil kembali, kecuali pada kloral yang
membentuk Kristal hidrat yang stabil.

More Related Content

What's hot

Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
nailaamaliaa
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Universitas Negeri Medan
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
Tillapia
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Atikah Fauziah
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anionEKO SUPRIYADI
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Daniel Marison
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Gina Sari
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Ahmad Dzikrullah
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
Muhammad Luthfan
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
Takdir Anis
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
Dwi Atika Atika
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
qlp
 
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan VPemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
karindilla
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
Linda Rosita
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinya
Agres Tarigan
 

What's hot (20)

Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan VPemisahan Kation Golongan IV dan V
Pemisahan Kation Golongan IV dan V
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinya
 

Viewers also liked

Power point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasiPower point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Arsyi Nurani
 
Tatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbonTatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbon
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Perkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golPerkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golEKO SUPRIYADI
 
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Muhammad Luthfan
 
Reaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasiReaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasiAlfiah Alif
 
Reaksi Amoniak dengan Asam
Reaksi Amoniak dengan AsamReaksi Amoniak dengan Asam
Reaksi Amoniak dengan AsamOctavia Putri
 
Alkil halida
Alkil halidaAlkil halida
Alkil halida
Angga Oktyashari
 
C12 Replikasi DNA
C12 Replikasi DNAC12 Replikasi DNA
C12 Replikasi DNA
Catatan Medis
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organiksanrorobby
 
Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
Ikatan Ion dan Ikatan KovalenIkatan Ion dan Ikatan Kovalen
Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
Friska Purba Sidadolog
 
Sintesa organik
Sintesa organikSintesa organik
Sintesa organik
Hotnida D'kanda
 
Silabus kimia kelas X
Silabus kimia kelas XSilabus kimia kelas X
Silabus kimia kelas X
Friska Purba Sidadolog
 
Lembar Kerja Siswa Kimia
Lembar Kerja Siswa KimiaLembar Kerja Siswa Kimia
Lembar Kerja Siswa Kimia
Crj Ilfan Al-fan
 
Translasi
TranslasiTranslasi
Silabus kimia kelas xi
Silabus kimia kelas xiSilabus kimia kelas xi
Silabus kimia kelas xi
Friska Purba Sidadolog
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
Friska Purba Sidadolog
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoAndi Rahim
 
Rpp ksp
Rpp kspRpp ksp

Viewers also liked (20)

Power point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasiPower point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasi
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 
Tatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbonTatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbon
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Perkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golPerkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-gol
 
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
 
Reaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasiReaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasi
 
Reaksi Amoniak dengan Asam
Reaksi Amoniak dengan AsamReaksi Amoniak dengan Asam
Reaksi Amoniak dengan Asam
 
Alkil halida
Alkil halidaAlkil halida
Alkil halida
 
C12 Replikasi DNA
C12 Replikasi DNAC12 Replikasi DNA
C12 Replikasi DNA
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organik
 
Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
Ikatan Ion dan Ikatan KovalenIkatan Ion dan Ikatan Kovalen
Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen
 
Sintesa organik
Sintesa organikSintesa organik
Sintesa organik
 
Silabus kimia kelas X
Silabus kimia kelas XSilabus kimia kelas X
Silabus kimia kelas X
 
Lembar Kerja Siswa Kimia
Lembar Kerja Siswa KimiaLembar Kerja Siswa Kimia
Lembar Kerja Siswa Kimia
 
Translasi
TranslasiTranslasi
Translasi
 
Silabus kimia kelas xi
Silabus kimia kelas xiSilabus kimia kelas xi
Silabus kimia kelas xi
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
 
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuantoK imia kelas 3_teguh_pangajuanto
K imia kelas 3_teguh_pangajuanto
 
Rpp ksp
Rpp kspRpp ksp
Rpp ksp
 

Similar to Substitusi, eliminasi, adisi

Reaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbonReaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbon
ApriiLiaa Cuniianx
 
Alkil halida oleh dr
Alkil halida  oleh  drAlkil halida  oleh  dr
Alkil halida oleh dr
Mulky Smaikers
 
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Muhammad Luthfan
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilikelfisusanti
 
Kimor
KimorKimor
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaFransiska Puteri
 
senyawa hidrokarbon.pptx
senyawa hidrokarbon.pptxsenyawa hidrokarbon.pptx
senyawa hidrokarbon.pptx
AhmadRaihansyah1
 
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptreaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
AdmajaConsultan
 
kriesna_bab_i___alkana_2.pdf
kriesna_bab_i___alkana_2.pdfkriesna_bab_i___alkana_2.pdf
kriesna_bab_i___alkana_2.pdf
isnaaarh
 
Materi hidrokarbon
Materi hidrokarbonMateri hidrokarbon
Materi hidrokarbon
Riestu Rate
 
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSuraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Sri ElflsparKyu
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonFirda Shabrina
 
Alkil Halida
Alkil HalidaAlkil Halida
Alkil Halida
RikyGunawan1
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Dwi Karyani
 

Similar to Substitusi, eliminasi, adisi (20)

Bbbbbb
BbbbbbBbbbbb
Bbbbbb
 
Reaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbonReaksi senyawa karbon
Reaksi senyawa karbon
 
Alkil halida oleh dr
Alkil halida  oleh  drAlkil halida  oleh  dr
Alkil halida oleh dr
 
Alkilhalida
AlkilhalidaAlkilhalida
Alkilhalida
 
Alkilhalida
AlkilhalidaAlkilhalida
Alkilhalida
 
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
Kdiimeeting7tep thp-141225053416-conversion-gate02
 
Adisi Elektrofilik
Adisi ElektrofilikAdisi Elektrofilik
Adisi Elektrofilik
 
Kimor
KimorKimor
Kimor
 
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkunaITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
ITP UNS SEMESTER 2 alkena alkuna
 
senyawa hidrokarbon.pptx
senyawa hidrokarbon.pptxsenyawa hidrokarbon.pptx
senyawa hidrokarbon.pptx
 
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.pptreaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
reaksi-reaksi-kimia-organik.ppt
 
Alkena-Alkuna
Alkena-AlkunaAlkena-Alkuna
Alkena-Alkuna
 
Alkena-alkuna
Alkena-alkunaAlkena-alkuna
Alkena-alkuna
 
kriesna_bab_i___alkana_2.pdf
kriesna_bab_i___alkana_2.pdfkriesna_bab_i___alkana_2.pdf
kriesna_bab_i___alkana_2.pdf
 
Materi hidrokarbon
Materi hidrokarbonMateri hidrokarbon
Materi hidrokarbon
 
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSuraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
 
Laporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbonLaporan praktikum - hidrokarbon
Laporan praktikum - hidrokarbon
 
Alkil Halida
Alkil HalidaAlkil Halida
Alkil Halida
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Alkil halida
Alkil halidaAlkil halida
Alkil halida
 

More from novadwiyanti08

Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitnovadwiyanti08
 
Bagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirBagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirnovadwiyanti08
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitnovadwiyanti08
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitnovadwiyanti08
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitnovadwiyanti08
 
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non ElektrolitLarutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non Elektrolitnovadwiyanti08
 

More from novadwiyanti08 (7)

Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
 
Bagian awal
Bagian awalBagian awal
Bagian awal
 
Bagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhirBagian inti dan bagian akhir
Bagian inti dan bagian akhir
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolit
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolit
 
Larutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolitLarutan elektrolit & non elektrolit
Larutan elektrolit & non elektrolit
 
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non ElektrolitLarutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
 

Substitusi, eliminasi, adisi

  • 1. SUBTITUSI, ELIMINASI & ADISI Oleh: Nova Dwi Yanti (A1F009008) FKIP KIMIA UNIVERSITAS BENGKULU A. Substitusi Reaksi substitusi nukleofilik etil bromida bereaksi dengan ion hidroksida menghasilkan etil alkohol dan ion bromida. HO- + CH3CH2 – Br H O 2 CH3CH2 – OH + Br – Etil bromida etanol Ion hidroksida adalah nukleofili yang bereaksi dengan substrat (etil bromida) dan menggantikan ion bromida. Ion bromida dinamakan gugus pergi (leaving group). Dalam reaksi jenis ini, satu ikatan kovalen terputus, dan satu ikatan kovalen baru terbentuk. Dalam contoh ini, ikatan karbon-bromin putus dan ikatan karbon-oksigen terbentuk. Gugus pergi (bromida) mengambil kedua elektron dari ikatan-ikatan bromin dan nukleofili (ion hidroksida) memasok kedua electron untuk ikatan karbon-oksigen yang baru. Gagasan ini merupakan generalisasi dari persamaan di bawah ini untuk reaksi substitusi nukleofilik: Nu: + R : L R : Nu+ + : L- (a) Nukleofili netral substrat produk gugus pergi Nu: - + R : L R : Nu + : L- (b) Nukleofili (anion) substrat produk gugus pergi Bila nuklleofili dan substrat bersifat netral (a), produk akan bermuatan positif. Bila nukleofili berupa ion negatif dan substratnya netral (b), maka produknya akan netral. Hal ini berarti pasangan elektron bebas pada nukleofili memasok elektron untuk ikatan kovalen yang baru. Reaksi ini dapat reversible karena gugus pergi juga memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Nukleofili dapat digolongkan berdasarkan jenis atom yang membentuk ikatan kovalen baru. Nukleofili yang sering dijumpai adalah oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, dan karbon. Contohnya:
  • 2. a. Lengkapi persamaan berikut: :NH3 + CH3CH2CH2Br Jawab: ammonia adalah nukleofili nitrogen karena kedua reaktan netral, produknya memiliki muatan positif (muatan formal +1 berada pada nitrogen) :NH3 + CH3CH2CH2Br CH3CH2CH2 - NH3+ + Br- b. Rancanglah sintesis propil sianida melalui reaksi substitusi nukleofilik. Jawab: mula-mula, tulislah struktur produk yang dikehendaki. CH3CH2CH2 – C ≡ N: Propil sianida Bila kita menggunakan ion sianida sebagai nukleofili, alkil halida harus memiliki halogen (Cl, Br, atau I) melekat pada gugus propil. Persamaannya yaitu: − :C ≡ N: + CH3CH2CH2Br CH3CH2CH2C ≡ N: + Br – Natrtium sianida atau kalium sianida dapat digunakan untuk memasok nukleofili. Reaksi substitusi mempunyai keterbatasan dalam hal struktur gugus R pada alkil halida. Contohnya reaksi dari alkil halida (halogen terikat pada karbon yang terhibridisasi sp3). Aril halida dan vinil halida yang halogennya terikat pada karbon yang terhibridisasi sp2, tidak menjalani jenis reaksi substitusi nukleofilik ini. Keterbatasan lain sering terjadi bila nukleofilinya berupa anion atau basa atau keduanya, contohnya: – CN + CH3CH2CH2CH2Br CH3CH2CH2CH2CN + Br- anion halida primer tetapi , CH3 CH2 | - CN + CH3 – C – CH3 CH3 – C – CH3 + HCN + Br- Anion | metal propena Br Halida tersier Contoh lainnya ialah: CH3 CH3 | H2O + CH3 – C – CH3 CH3 – C – CH3 + H+ + Br- Netral | | Br OH Halida tersier (sekitar 80% metilpropena juga terbentuk)
  • 3. Akan tetapi , CH3 CH3 | - OH + CH3 – C – CH3 CH3 – C – CH3 + H2O + Br- Basa kuat | Br metal propena ( H – OH ) Halida tersier Mekanisme Substitusi Nukleofilik Substitusi nukleofilik berlangsung dengan lebih dari satu mekanisme. Mekanisme yang termati pada kasus tertentu bergantung pada struktur nukleofili dan alakil halida, pelarut, suhu reaksi, dan faktor lain. Terdapat dua mekanisme utama substitusi nukleofilik, yang diberi lambing SN2 dan SN1. a. Mekanisme SN2 Mekanisme ini berlangsung satu langkah, dinyatakan dengan persamaan: | - Nu : + C – L [Nu …. C …. L ] Nu – C + : L- Nukleofil substrat keadaan transisi produk gugus pergi Nukleofili menyerang dari sisi belakang dari ikatan C-L. Pada tahap tertentu (keadaan transisi), nukleofili dan gugus pergi keduanya terikat secara parsial pada karbon tempat berlangsungnya reaksi substitusi. Sewaktu gugus pergi meninggalkan karbon dengan sepasang electron bebasnya, nukleofili memasok sepasang elektron lain pada atom karbon. Angka 2 digunakan untuk menjelaskan mekanisme ini karena reaksi ini bimolekuler. Artinya dua molekul, yaitu nukleofili dan substrat, yang terlibat dalam langkah kunci (hanya satu langkah) dalam mekanisme reaksi ini. Beberapa petunjuk agar mengetahui mekanisme SN2: 1. Laju reaksi bergantung pada konsentrasi nukleofili maupun substrat. Contohnya reaksi ion hidroksida dengan etil bromida. Jika dilipat duakan konsentrasi nukleofili (HO-), maka reaksi berlangsung dua kali lebih cepat. Hal yang sama terjadi jika dilipat duakan konsentrasi etil bromida. 2. Setiap penggantian melalui SN2 selalu mengakibatkan inversi konfigurasi. Contohnya (R)-2-bromobutana direaksikan dengan natrium hidroksida, yang akan menghasilkan (S)- 2-butanol. CH3 CH3 - HO + C – Br HO – C + Br -
  • 4. H H CH2CH3 CH2CH3 (R)-2-bromobutana (S)-2-butanol. 3. Reaksi akan paling cepat jika gugus alkil pada substrat berupa metal atau primer dan paling lambat jika berupa tersier. Alkil halida sekunder bereaksi dengan laju pertengahan. b. Mekanisme SN1 Mekanisme ini berlangsung dua langkah. Pada langkah pertama yang berjalan lambat, ikatan antra karbon dan gugus pergi putus sewaktu substrat ini berdisosiasi (mengion). lambat - C — L C + :L + Substrat karbokation gugus pergi Elektron dari ikatan C-L pergi bersama gugus pergi dan terbentuk karbokation. Sedangkan pada langkah kedua yang berlangsung cepat, karbokation bergabung dengan nukleofili menghasilkan produk. C+ + : Nu cepat C dan C + + Nu Nu Karbokation nukleofili Jika nukleofili berupa molekul netral, contohnya air atau alkohol, lepasnya satu proton dari oksigen nukleofilik pada langkah ketiga menghasilkan produk akhir. Angka 1 digunakan untuk menunjukkan mekanisme ini sebab langkah penentu lajunya yang lambat hanya melibatkan salah satu dari dua reaktan, yaitu substrat. Tahap penentu laju ini tidak melibatkan nukleofili sama sekali. Artinya langkah pertama termasuk unimolekuler. Reaksi SN1 menyerupai adisi elektrofili pada alkena ayitu reaksi lain yang memiliki karbokation intermediet. Beberapa petunjuk agar mengetahui mekanisme SN1: 1. Laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi nukleofili. Langkah pertama adalah penentu laju dan nukleofili tidak terlibat dalam langkah ini. Dengan demikian kendala dalam laju reaksi adalah laju pembentukan karbokation bukan laju reaksinya dengan nukleofili yang berlangsung secara cepat. 2. Jika karbon pembawa gugus pergi merupakan stereogenik, reaksi berlangsung terutama dengan hilangnya aktivitas optis (artinya dengan rasemisasi). Pada karbokation hanya tiga gugus yang melekat pada karbon yang bermuatan positif. Maka karbon positif
  • 5. terhibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Contohnya (R)-3-bromo-3-metilheksana dengan air manghasilkan alkohol rasemik. Karbokation intermediet berbentuk planar dan akiral. Gabungan dengan H2O dari ―atas‖ atau ―bawah‖ sama peluangnya, masing-masing menghasilkan alcohol R dan S dalam jumlah yang sama. Br | aseton CH3CH2 + berair C C – CH3 CH3CH2 CH3CH2CH2 CH3CH2CH2 CH3 (R)-3-bromo-3-metilheksana karbokation intermediet H2O -H+ CH3 OH CH3CH2 C CH3CH2 C CH3CH2CH2 | CH3 OH CH3CH2CH2 50%S 50%R (produk dan serangan (produk dan serangan Pada bagian bawah karbokation) pada bagian atas karbokation) 3. Reaksi paling cepat bila gugus alkil pada substrat keadaan tersier dan paling lambat bila primer. Hal ini karena reaksi SN1 belangsung melalui karbokation sehingga urutan reaktivitasnya sama dengan urutan kestabilan karbokation (3° > 2° > 1°) artinya semakin mudah pembentukan karbokation semakin cepat reaksi berlangsung. Maka reaktivitas SN1 juga sejalan dengan karbokation yang terstabilkan resonansi, contohnya karbokation alilik. Dan reaktivitas SN1 kurang menyukai aril dan vinil halida karena karbokation aril dan vinil tidak stabil dan tidak mudah terbentuk. Perbedaan antara SN1 dan SN2 Variabel SN2 SN1 Struktur halida Primer atau CH3 Sering dijumpai Jarang Sekunder Kadang-kadang Kadang-kadang
  • 6. Tersier jarang Sering dijumpai Stereokimia Inversi Rasemisasi Pelarut Laju dihambat oleh pelarut Karena intermediet berupa ion, protik polar dan meningkat lajunya meningkat dalam pelarut dengan pelarut aprotik polar polar Nukleofili Laju bergantung pada Laju tidak bergantung pada konsentrasi nukleofili, konsentrasi nukleofili, mekanisme mekanisme menyukai cendrung dengan nukleofili netral. nukleofili yang berupa anion Ada beberapa ketentuan umum yang berguna, yakni: 1. Ion negatif lebih nukleofilik atau pemasok electron yang lebih baik daripada molekul netral. Maka HO- > HOH ; RS- > RSH ; RO- > ROH 2. Unsur yang berada dibagian bawah table berkala cendrung lebih nukleofilik dari pada unsur yang terletak di bagian atas pada golongan yang sama, maka HS- > HO- ; I- > Br- > Cl- > F- (dalam pelarut protik) 3. Unsur dalam periode yang sama pada table berkala cenderung kurang nukleofilik jika unsur tersebut semakin elektronegatif (artinya semakin kuat mengikat electron pada dirinya). Maka R R R – C- > N- > R – O- > F- dan H3N: > H2O > HF R R Contonya: a. Mekanisme manakah SN2 atau SN1 yang terjadi menurut anda? (CH3)3CBr + CH3OH → (CH3)3COCH3 + HBr Jawab: SN1, karena substrat berupa alkil halida tersier. Juga, methanol ialah nukleofili netral yang lemah, dan jika digunakan sebagai pelarut reaksi bersifat agak polar maka reaksi menyukai ionisasi. b. Mekanisme manakah, SN2 atau SN1 yang anda perkirakan untuk reaksi ini? CH3CH2−I + NaOCH3 → CH3CH2−OCH3 + NaI Jawab: SN2, karena substratnya berupa halide primer, dan metoksida (CH3O-) adalah anion yaitu nukleofili yang agak kuat.
  • 7. B. Eliminasi Jika suatu alkil halida dengan satu hidrogen yang melekat pada karbon bersebelahan dengan karbon pembawa halogen bereaksi dengan nukleofili, dapat terjadi dua lintasan reaksi yang bersaing yaitu substitusi dan eliminasi. H | | Substitusi (S) −C – C – Nu + X- H | | |2 |1 −C–C–X + Nu: - | | Eliminasi (E) C=C + Nu – H + X- Dalam reaksi substitusi, nukleofili menggantikan halogen X. dalam reaksi eliminasi, nukleofili bertindak sebagai basa dan mengambil proton dari karbon-2, yakni karbon di sebelah atom karbon yang membawa halogen X. halogen X dan halogen hidrogen dari atom karbon dari sebelahnya dieliminasikan, dan satu ikatan baru (ikatan pi) terbentuk diantara karbon-1 dan -2. Lambag E digunakan untuk menunjukan proses eliminasi. Oleh karena dalam hal ini hidrogen halida dieliminasi, reaksinya disebut dehidrohalogenasi. Reaksi eliminasi merupakan cara yang berguna untuk membuat senyawa dengan ikatan rangkap atau rangkap tiga. Ada dua mekanisme utama untuk reaksi elminasi yang disebut sebagai E2 dan E1. Mekanime yang terjadi adalah: a. Mekanisme E2 Mekanisme E2 merupakan proses satu langkah. Nukleofili yang bertindak sebagai basa, mengambil proton (hydrogen) pada atom karbon di sebelah atom karbon pembawa gugus pergi. Pada waktu yang sama, gugus pergi meninggalkan tempat dan
  • 8. ikatan rangkap terbentuk. Pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan yang terjadi sewaktu berlangsungnya reaksi E2 ditunjukkan dengan panah lengkung berikut: Nu:- ikatan pi H Nu – H C−C E2 C C L L: - Konformasi yang disukai untuk substrat pada reaksi E2 juga pada reaksi di atas. Atom- atom H-C-C-L terletak pada satu bidang datar, dengan H dan L pada kedudukan anti. Kemudahan ini beralasan sebab ikatan C-H dan C-L berkedudukan sejajar pada konformasi ini. Kesejajaran ini diperlukan untuk membentuk ikatan pi yang baru sewaktu ikatan C-H dan C-L putus. b. Mekanisme E1 Mekanisme E1 merupakan proses dua langkah dan lankah pertamanya sama seperti pada mekanisme SN1, yaitu ionisasi substrat yang menentukan laju (lambat) untuk menghasilkan karbokation. H H | | Lambat | | −C – C – L −C – C+ + : L- | | | | Substrat karbokation Dengan demikian ada dua reaksi yang mungkin untuk karbokation. Karbokation dapat bergabung dengan nukleofili (proses SN1), atau dapat kehilangan satu proton dari atom karbon di sebeleh karbon positif missal ditunjukkan oleh panah lengkung dan menghasilkan alkena (proses E1). H H Nu: - C – C – Nu SN1 | | −C – C+ – | | -H+ C=C + H+ E1 Karbokation
  • 9. C. Adisi a) Gugus Karbonil Ikatan rangkap karbon-oksigen terdiri atas satu ikatan sigma dan satu ikatan pi. Atom karbon terhibridisasi sp2. Tiga atom yang melekat pada karbon karbonil terletak pada satu bidang datar dengan sudut ikatan 120°.ikatan pi terbentuk lewat tumpang tindih orbital p dari karbon dengan orbital p dari oksigen. Selain itu terdapat dua pasang electron bebas pada atom oksigen. Oksigen jauh lebih elektronegatif daripada karbon. Maka electron dalam ikatan C═O tertarik ke oksigen, menghasilkan ikatan yang sangat terpolarisasi. Efek ini akan menonjol pada elektron pi. Sebab akibat dari polarisasi ini, kebanyakan reaksi karbonil melibatkan serangan nukleofilik pada karbon karbonil dan sering diiringi dengan adisi proton pada oksigen. Selain efeknya pada reaktivitas, polarisasi ikatan C═O mempengaruhi sifat fisis senyawa karbonil. Contohnya senyawa karbonil mendidih pada suhu lebih tinggi daripada hidrokarbon, tetapi lebih rendah daripada alkohol dengan bobot molekul yang sama. CH3(CH2)4CH3 CH3(CH2)3CH═O CH3(CH2)3CH2OH Heksana(td 69°C) pentanal(td 102°C) pentanol(td 118°C) Molekul dari senyawa karbonil memiliki ikatan C═O polar permanen dan dengan demikian memiliki kecendrungan lebih kuat untuk berasosiasi. Bagian suatu positif dari suatu molekul tertarik pada bagian negative dari molekul lain. Gaya tarik antar molekul disebut interaksi dipol- dipol. Senyawa karbonil seperti aldehid dan keton yang memiliki ikatan C═O tapi tidak memiliki ikatan O-H, tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya. Sehingga senyawa karbonil memerlukan energy lebih banyak daripada hidrokarbon dengan bobot molekul yang sama untuk mengatasi gaya tarik antar molekul jika diubah dari cairan menjadi uap, tapi tidak sebanyak alkohol. Kepolaran gugus karbonil juga mempengaruhi sifat kelarutan aldehid dan keton. b) Adisi nukleofilik pada gugus karbonil. Serangan nukleofili pada atom karbon dari ikatan rangkap karbon-oksigen terjadi karena karbon memiliki muatan positif parsial. Electron pi pada ikatan C═O bergerak ke atom oksigen yang karena elektronegativitasannya, dapat dengan mudah menampung muatan negative yang diperolehnya. Secara umum, keton agak kurang reaktif terhadap nukleofili dibandingkan dengan aldehida. Terdapat dua alasan utama mengenai perbedaan reaktivitas ini. Alasan pertama yaitu sterik. Atom karbon karbonil telah sesak pada keton (dua gugus organik) dibandingkan pada aldehida (satu gugus organic dan satu atom hidrogen). Alasan yang kedua yaitu elektronik. Gugus alkil bersifat pendonor electron dibandingkan hidrogen. Maka gugus alkil cenderung
  • 10. menetralkan muatan positif parsial pada karbon karbonil, lalu menurunkan reaktivitasnya terhadap nukleofili. Keton memiliki dua gugus alkil sedangkan aldehida hanya memiliki satu gugus alkil. c) Adisi alkohol Alkohol adalah nukleofili oksigen. Alkohol mengadisi ikatan C═O, gugus OR akan melekat pada karbon, dan proton melekat pada oksigen. Alkohol merupakan nukleofili lemah, diperlukan katalis asam, produknya adalah hemiasetal yang mengandung gugus fungsi alkohol dan eter pada atom karbon yang sama. Adisi ini bersifat reversibel. Mekanisme pembentukan hemiasetal melibatkan tiga langkah. Pertama oksigen karbonil diprotonasi oleh katalis asam. Oksigen alkohol kemudian menyerang karbon karbonil dan proton dilepaskan dari oksigen positif yang dihasilkan. Setiap langkah bersifat reversibel. Dalam reaksi asam basa, asam awal dalam setiap langkah dikonversi menjadi asam produk dengan kekuatan yang sama. Aldehida yang memiliki gugus hidroksil yang letaknya tepat dalam molekul yang sama dapat berkesetimbangan dengan hemiasetal siklik, yang terbentuk melalui adisi nukleofilik intramolekul. Senyawa dengan gugus hidroksil 4 atau 5 karbon dari gugus aldehida cenderung membentuk hemiasetal dan asetal siklik sebab ukuran cincin relative bebas dari regangan. d) Adisi air Air ialah nukleofili oksigen dan dapat mengadisi aldehida dan keton secara reversibel. Contonhya adalah formaldehida dalam larutan berair terutama berada sebagai hidratnya. Namun dengan sebagian besar aldehida dan keton lainnya, hidrat tidak dapat diisolasi karena hidrtanya ini mudah melepas air membentuk senyawa karbonil kembali, kecuali pada kloral yang membentuk Kristal hidrat yang stabil.