Dokumen tersebut membahas pentingnya pencegahan stunting pada anak, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dokumen ini menjelaskan teknik pengukuran antropometri yang benar, tanda-tanda gangguan pertumbuhan, serta intervensi gizi yang perlu dilakukan selama periode kritis tersebut.
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
STUNTING ARYA COMPLETE.pptx
1. CEGAH STUNTING ITU PENTING !!!
KSM ILMU KESEHATAN ANAK
RS. BHAKTI ASIH BREBES
15 MARET 2023
2. Daftar Riwayat Hidup
Nama : dr. Arya Yuniardi Susatya, Sp.A
TTL : Tegal, 10 Juni 1985
Pendidikan:
• Fakultas Kedokteran UNDIP 2003
• PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IKA
Universitas Brawijaya 2014
Pekerjaan:
RS. Bhakti Asih Brebes : Februari 2020 - sekarang
RS. Bhakti Asih Jatibarang : Juni 2020 - sekarang
RSUD Brebes : Juli 2022 - sekarang
2
3. Objective
• Mengenal dan memahami stunting dan wasting
• Memahami pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama
kehidupan
• Mengenali tanda faltering growth sebagai cikal bakal
terjadinya stunting
• Mampu melakukan evaluasi pengukuran BB, TB, LLA dan
LK dengan benar
• Mampu melakukan plotting antropometri pada grafik
pertumbuhan WHO maupun CDC
13. Balita stunting sebesar 24,4%,
artinya, ¼ balita Indonesia
mengalami stunting
Angka tersebut lebih rendah dibanding
2020 yang diperkirakan mencapai 26,9%.
Prevalensi stunting di Indonesia
16. Apa itu Stunting?
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
*WHO: anak-anak memiliki potensi
pertumbuhan yang sama sampai usia 5 tahun,
terlepas di mana mereka dilahirkan
17.
18.
19.
20. Pengertian pendek dan sangat pendek
• adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang
Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U)
yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan
severely stunted (sangat pendek).
• Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang
berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya
bila dibandingkan dengan standar baku nilai z-scorenya
kurang dari -2SD (Standar Deviasi)
• Balita sangat pendek jika nilai z-scorenya
kurang dari -3SD Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010
https://www.who.int/childgrowth/standards/en/
21.
22.
23. TEHNIK PENGUKURAN BERAT BADAN
• Letakkan timbangan pada permukaan yang rata
• Atur ke angka ”0"
• Usahakan baju yang digunakan seminimal mungkin
• Timbangan yang berbaring untuk anak ≤ 2 tahun dan
letakkan anak di posisi tengah, pengukuran dilakukan
saat anak diam
• Anak > 2 tahun dapat menggunakan timbangan berdiri,
posisi kaki simetris di tengah
• Jangan gunakan timbangan kamar mandi
24. TEHNIK PENGUKURAN PANJANG BADAN
• Untuk anak < 2 tahun atau belum mampu berdiri tanpa
bantuan
• Menggunakan alat infantometer.
• Baringkan anak. Pastikan kepala tepat berada pada sisi
yang tak bergerak dari alat infantometer. Fiksasi dilakukan
oleh asisten
• Tungkai bawah diluruskan dengan menekan kedua lutut dan
tumit
• Bagian infantometer yang dapat bergerak digerakkan ke
arah tumit
30. Dikatakan STUNTING, bila:
TB/U < -2 SD (Kurva WHO)
INDIKATOR PERTUMBUHAN ANAK
DEFINISI STUNTING
Berat Badan / Usia (BB/U)
Tinggi Badan / Usia (TB/U)
Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks Massa Tubuh (IMT) / (BMI)
Lingkar Kepala / Usia (LK)
INDIKATOR
Tinggi Badan / Usia (TB/U)
33. KESALAHAN YANG SERING TERJADI
• Penimbangan dan pengukuran yang tidak benar
– Timbangan tidak pernah ditera
– Tidak mulai dari titik nol
– Prosedur dan posisi pengukuran salah
– Petugas salah lihat
• Kesalahan dalam memilih kurva/grafik
– Tidak sesuai umur dan jenis kelamin
– Tidak memperhitungkan usia koreksi (bayi prematur)
– Status gizi BB/U (padahal yang betul adalah BB/TB)
• Kesalahan dalam memplot
– Salah tempat/titik
– Salah lihat
SALAH
INTERPRESTASI
atau DIAGNOSIS
34. Stunting
Perawakan
pendek akibat
malnutrisi kronis
DAMPAK MALNUTRISI SELAMA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN BERSIFAT
TIDAK DAPAT KEMBALI
Kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari
pertama kehidupan
Tidak terjadi secara tiba tiba
35. Pertumbuhan & Perkembangan Anak
PERTUMBUHAN
Peningkatan progresif pada ukuran atau bagian
tubuh pada anak yang meliputi :
– BB
– TB
– Lingkar Kepala
– LILA
PERKEMBANGAN
Peningkatan kemahiran progresif berbagai
keterampilan (kemampuan) seperti ketegakan
kepala, berbicara, belajar, mengekspresikan
perasaan dan berhubungan dengan orang lain
36.
37. : 25% terjadi didalam kandungan ibu, dan 80%
terjadi sampai anak berusia 2 tahun
38.
39.
40. 1000 HPK “the first thousand days”
630 hari setelah lahir
270hari kehamilan
sejak konsepsi
hingga usia anak 2 th
(0-2th)
9 bulan dalam kandungan
(9x30 hari)
270 hari
Tahun 1 Kelahiran
365 hari
Tahun 2 Kelahiran
365 hari
1000 hari
awal kehidupan
44. Rekomendasi WHO
Pemberian makan pada anak
• Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu 1 jam
setelah lahir
• ASI eksklusif selama 6 bulan
• Makanan pendamping ASI (MPASI) yang
adekuat dan aman
• Lanjutkan ASI SAMPAI USIA 2 TAHUN
44
WHO 2002 Global Strategy of infant and young child feeding
45.
46.
47.
48. Manajemen laktasi
Posisi muka bayi menghadap ke payudara
(chin to breast)
Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu
(chest to chest)
Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu
hingga telinga bayi membentuk garis lurus
dengan lengan bayi dan leher bayi
Seluruh punggung bayi tersanggah dengan
baik
Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku
53. Intervensi
Gizi
Sensitif
(berkontribusi 70 %)
Intervensi Gizi
Spesifik
(berkontribusi 30%)
KERANGKA PENCEGAHAN STUNTING
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK).
-dilakukan oleh sektor kesehatan.
- bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek.
-Intervensi ditujukan pada berbagai kegiatan
pembangunan di luar sektor kesehatan.
-Sasarannya adalah masyarakat umum,
-Ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan
sanitasi, penanggulangan kemiskinan,
pendidikan, sosial.
1
2
56. POSYANDU
Mendidik Kader Posyandu agar mampu melakukan:
Pengukuran antropometri BB, PB/TB,LK yang benar
Menganalisis hasil pengukuran (plotting data antropometri)
Mendeteksi weight faltering, gizi kurang/buruk, stunted dan
upaya rujukan (pendampingan petugas Kesehatan: PGL, bidan
desa)
Penyuluhan manajemen laktasi, MP ASI (komposisi dan cara
pemberian)
Tersedianya sumber Protein Hewani lokal, antara lain:
Mengembangkan peternakan ayam petelur
Mengembangkan budidaya ikan, dll
Kerja sama lintas sektoral: PKK, Desa (dana desa), BLT, Dinas
Peternakan dan Perikanan, BKKBN, dll
57. 3 PERIODE INTERVENSI STUNTING
IBU HAMIL
consectetur adipiscing elit Sed
vulputate
USIA 7 – 23 BULAN
USIA 0 – 6 BULAN
consectetur adipiscing elit Sed vulputate
58. Makanan berbagai
lauk -pauk
Tablet Besi minimal 90
butir & asam folat
Asupan iodium.
Imunisasi TT
Pemberian makanan
tambahan
Kontrol kehamilan min 4x.
Menanggulangi
kecacingan
Melindungi dari Malaria.
IBU HAMIL
60. • Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
• Rutin mengecek tumbuh kembang bayi ke
posyandu
• Imunisasi
Ceramah Ilmiah Populer - Malang, 20 Oktober 2019
Usia 0-6 Bulan
61. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan
Anak Usia 0-6 Bulan
Amanat UU tersebut diatur dalam PP Nomor 33 Tahun
2013 tentang ASI
Hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan
sampai dengan berusia 6 (enam) bulan
Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib
melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya
paling singkat selama 1 (satu) jam..
.
bayi berusia 6 bulan, walaupun ketentuannya masih harus menyusui sampai usia 2 tahun, bayi
memerlukan makanan pendamping. WHO/UNICEF mengharuskan bayi usia 6-23 bulan dapat MPASI
yang adekuat dengan ketentuan dapat menerima 4 hingga 7 jenis makanan (serealia/umbi-umbian,
kacang-kacangan, produk olahan susu, telur, sumber protein lainnya, sayur dan buah kaya vitamin A,
sayur dan buah lainnya-Minimum Dietary Diversity/MMD).
62. • Makanan: ASI + MP ASI (buku KIA)
• Berikan kapsul vitamin A setahun 2 kali
• Berikan imunisasi lengkap
• Menyediakan obat cacing
• Menyediakan suplementasi zink.
• Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
• Memberikan perlindungan terhadap malaria.
• Pencegahan dan pengobatan diare.
• Pemantauan pertumbuhan & perkembangan (buku KIA)
• Pemberian MPASI :
• Umur 6-8 bulan: 2 x/hari atau lebih;
• Umur 9-23 bulan: 3 x/hari atau lebih.
• Untuk bayi 6-23 bulan yang tidak diberi ASI: 4 x/hari atau lebih.
Usia 7-23 bulan
63. J Nutr
2015;145:
2725–31
Secara tegas mempromosikan
konsumsi pangan sumber hewani yang
tersedia setempat serta terjangkau
Konsumsi telur sebutir sehari selama 6 bulan
dalam periode MPASI 6-9 bulan terbukti
menurunkan prevalensi stunting 47% (Pediatrics
2017; 140(1))
Consuming more than 1 type of animal source
foods is associated with a significantly lower risk
of stunting in the 18-23 month age group (Amer.
J. Agr. Econ. 2018; 100(5): 1302–1319)
Untuk deteksi dini dan tatalaksana
segera weight faltering dan growth
deceleration
The prevention of poor weight gain (weight
faltering) would prevent stunting, estimated up to
34% at 12 mo and 24% at 24 mo (J Nutr
2015;145:2725–31)
68. • Cara mudah: Tabel rerata kenaikan BB adekuat :
Masa waktu g/hari g/bulan
0 – 3 bulan 25 – 30 750 - 900
4 – 6 bulan 20 600
7 – 9 bulan 15 450
10 – 12 bln 8-10 200 – 300
Anak > 1 tahun : minimal 2 kg/tahun
Evaluasi MPASI
69. Deteksi Dini
Gangguan Pertumbuhan dan Masalah Gizi
﹡ (Jangan) LUPA
○ L - Lihat
■ KMS/kurva, penampilan klinis, tanyakan riwayat
kesehatan, makanan dan tumbuh kembang
○ U - Ukur
■ Indeks antropometri (BB, TB, LK, LLA)
○ P - Plot
■ Tandai pada grafik pertumbuhan, lihat tren
○ A - Analisis dan ajarkan
■ Lakukan interpretasi dan edukasi
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
70.
71. (JANGAN) LUPA
﹡ L - Lihat
○ KMS/kurva
pertumbuhan,
penampilan klinis
○ Tanyakan riwayat
kesehatan, riwayat
makan, tumbuh
kembang
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
72. (JANGAN) LUPA
﹡ U - Ukur
﹡ Indeks antropometri
○ BB
○ TB
○ LK
○ LLA
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
73. Perhatikan cara menimbang dan mengukur
yang benar
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
74. Cara mengukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas
Dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar dari
bagian atas alis, melewati bagian atas telinga, sampai
bagian paling menonjol di belakang kepala
LLA
75. (JANGAN) LUPA
﹡ P - Plot
﹡ Pada grafik, sesuai usia
dan jenis kelamin
﹡ Lihat tren
﹡ Tentukan masalah
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
76. Penilaian tren pertumbuhan dengan KMS
Pertumbuhan BAIK,
sejajar dengan
garis pada grafik
TIDAK BAIK,
mendatar
TIDAK BAIK,
menurun
Pertumbuhan TIDAK BAIK,
BB naik tetapi menjauhi garis
pada grafik
77. Kenaikan BB dibawah persentil 5 menurut standar tabel kenaikan berat
badan (weight increament WHO)
Victoria (2010), Prendergras (2014), Permenkes no.29 tahun 2019
78. Z-score
Indikator Pertumbuhan
TB/U BB/U BB/TB BMI/U
Di atas +3 Obese
(kegemukan)
Obese
(kegemukan)
Di atas +2 Overweight
(BB lebih)
Overweight
(BB lebih)
Di atas +1 Possible risk of
overweight
(Berisiko
BB lebih)
Possible risk
of overweight
(Berisiko
BB lebih)
Median (nol)
Di bawah -1
Di bawah -2 Perawakan
pendek
BB kurang Gizi kurang Gizi kurang
Di bawah -3 Perawakan
sangat pendek
BB sangat
kurang
Gizi buruk Gizi buruk
81. BB menurut PB
Gizi buruk
(Sangat
kurus)
Gizi
kurang
(Kurus)
Gizi
baik
Obe
s
Overweigh
t
Risiko
Overweigh
t
ASI
adalah
yang
Terbaik-Hanya
untuk
Kalangan
Medis
89. • Weight faltering: cikal bakal stunting
• Pencegahan stunting dilakukan sejak masa
kehamilan dengan ANC rutin dan edukasi gizi
pada ibu hamil
• Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada setiap
bayi baru lahir yang bugar
• Berikan asi eksklusif selama 6 bulan
• MPASI dengan nutrisi yang cukup
• Sarankan bayi dan balita untuk rutin datang ke
posyandu untuk mengevaluasi kenaikan BB, TB,
LLA dan LK
• Imunisasi rutin pada anak