Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga terlalu pendek untuk usianya, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan pembangunan jangka panjang. Dokumen ini menjelaskan tentang prevalensi dan dampak stunting, serta berbagai program dan kerangka kerja untuk pencegahan dan penanggulangannya di DKI Jakarta yang melibatkan berbagai sektor.
2. STUNTING
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru
nampak setelah anak berusia 2 tahun.
4. STUNTING DI DKI JAKARTA ????
BALITA STUNTING (TB/U)
RISKESDAS 2013 27,5
PSG 2017 22,6
Masih menjadi masalah gizi
masyarakat karena di atas
batasan WHO (>20%)
5. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
2 Singapura
17 Vietnam
50 Thailand
52 Malaysia
64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation
for Economic Co-operation and Development - Programme for International
Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk
Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa
stunting….
Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar
kerja
Hilangnya 11% GDP
Mengurangi
pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%
Memperburuk kesenjangan/inequality
Mengurangi 10% dari
total pendapatan seumur hidup
Kemiskinan
antar-generasi
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
Early Years brief, 2016
6. Prevalensi Stunting di Wilayah
Kab/Kota Provinsi DKI Jakarta 2017
Sumber PSG 2017
Masih menjadi masalah gizi
masyarakat karena di atas
batasan
WHO (>20%) kecuali di
Jakarta Selatan
7. Kecenderungan Masalah Stunting pada Balita
Umur 0-59 Bulan di Provinsi DKI Jakarta, 2015 - 2017
Sumber PSG 2017
2 wilayah Kota hasil
monitoring PSG belum
sejalan dengan wilayah
lain Perlu analisa lebih
lanjut
10. PENCEGAHAN STUNTING
Program 1000 HPK
INTERVENSI SENSITIF :
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih serta sarana sanitasi
(jamban sehat) di keluarga
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan
Persalinan
7. Pemberian Edukasi Kespro
KUALITAS REMAJA PUTRI
INTERVENSI PENDIDIKAN :
1. Pendidikan Kespro di Sekolah
2. Pemberian edukasi gizi remaja
3. Pembentukan konselor sebaya untuk
membahas seputar perkembangan remaja
PROGRAM 1000 HPK
INTERVENSI SPESIFIK :
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil KEK
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
6. Pemberian Imunisasi
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang
8. Pemberian Vitamin A
9. Pemberian Taburia pada Baduta
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil
KUALITAS REMAJA PUTRI
INTERVENSI KESEHATAN :
1. Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
2. Pemberian obat cacing pada Remaja Putri
3. Promosi Gizi Seimbang
4. Pemberian Suplementasi Zink
5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja) di Puskesmas
PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI, ORANG
TUA, GURU, REMAJA PUTRA)
INTERVENSI KESEHATAN :
1. Konsultasi perencanaan kehamilan dengan
melibatkan suami dan keluarga (orang tua)
2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk
penundaan kehamilan
3. Bimbingan konseling ke Bidan bersama
dengan suami untuk penentuan tempat dan
penolong persalinan
4. Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
5. Mempersiapkan konseling Calon Pengantin
INTEGRASI
KEGIATAN
HOLISTIK
LINTAS
GENERASI
PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI, ORANG TUA,
GURU, REMAJA
PUTRA)
INTERVENSI SOSIAL :
1. Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat) untuk
mensosialisasikan Keluarga Berencana
2. Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda untuk
Keluarga Tidak Mampu (Keluarga Miskin)
INTEGRASI PROGRAM
DAN
KEMITRAAN DENGAN LINTAS SEKTOR
11. 11
RENCANA AKSI
DAERAH MULTI
SEKTOR
PENANGGULANGAN
STUNTING
Pendidikan
Kesehatan
dan Gizi
Penguatan
Surveilans
Kesehatan,
Gizi, & Pangan
Pelayanan
kesehatan
dasar,
Pemberian
Suplementasi
Gizi
Penyediaan
Air bersih
dan Sanitasi
Peningkatan
Akses Pangan
KERANGKA RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN STUNTING
4
5
1
2
3
Sosialisasi, orientasi dan
advokasi surveilans kesehatan, gizi, dan pangan
Pemantauan pertumbuhan
di Posyandu
• SKPG
Pemeriksaan Kehamilan, persalinan nakes
Imunisasi dasar lengkap
Tablet Tambah Darah bagi Ibu
Hamil & Remaja Putri
• Vitamin A bagi Ibu Nifas, Anak 6-11
bln, dan Anak 11-59 bln
• PMT bagi Balita Kurus & Bumil KEK
• Pemberian Obat Cacing bagi Balita, obat diare (zink)
, Dinkes , Dinas PU PR, dll
Penyediaan sarana & prasarana STBM
sanitarian kit, kit kesling, cetakan
jamban)
• Pembangunan SPAM di kawasan MBR
• Pembangunan IPAL kawasan, IPLT,
TPA/TPS, sarana SANIMAS, drainase
DKPKP, BPOM, , dll
Pemanfaatan pekarangan/ KRPL
Desa Mandiri Pangan
• Optimalisasi Reproduksi Hewan
• Desa Pangan Aman
• Pemasaran Hasil Kelautan & Perikanan
Kelas Ibu Hamil
Penyelenggaraan PAUD
Kelas Parenting
Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan
Bina Keluarga Baduta
Bina Keluarga Remaja
KIE Gizi
Dinkes, Dinas
Pendidikan, DPPAPP,
dll
Dinkes DKPKP
Dinkes
DKPKP
12. ANTISIPASI PADA ANAK-ANAK
SUDAH STUNTING PENYIAPAN SDM
JANGKA PANJANG
INVESTASI GIZI LINTAS GENERASI
1. Mengupayakan perbaikan SDM yang telah
stunting sejak dini dengan
pengasuhan yang baik
2. Persiapan “mencetak” generasi anak
berprestasi pada usia sekolah dengan
pengembangan UKS
13. PENUTUP
• Penguatan intervensi Spesifik : Meningkatkan koordinasi, integrasi,
kualitas dan cakupan intervensi gizi spesifik
• Penguatan intervensi Sensitif : Menjadikan program perbaikan gizi
masyarakat menjadi prioritas dengan tidak mengurangi prioritas pada
sektor masing-masing.
• Melakukan inovasi dan Mendorong Praktik Cerdas
• Penganggaran dan Pemetaan Kegiatan untuk upaya penanganan
stunting
• “Gerakan Bersama” antar Stakeholder
Upaya penuntasan masalah gizi berbasis bukti yang efektif dan efisien mulai dari penanganan akar masalah hingga pada penyebab langsung pada seluruh tahapan kehidupan kini dikenal dengan istilah intervensi spesifik dan sensitif.