Dokumen tersebut membahas tentang teori struktur modal dan pendekatan-pendekatan yang terkait, yaitu: 1) teori keseimbangan modal yang mempertimbangkan pasar modal sempurna tanpa pajak, 2) pendekatan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan, dan 3) pendekatan Modigliani-Miller yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang
manajemen fungsional dalam suatu perusahaan,
yang mempelajari tentang penggunaan dana,
memperoleh dana dan pembagian hasil operasi
perusahaan.
AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang
manajemen fungsional dalam suatu perusahaan,
yang mempelajari tentang penggunaan dana,
memperoleh dana dan pembagian hasil operasi
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aliansyah, Noor. Pengaruh Struktur Modal Tarhadap Nilai Saham. Jurnal Usahawan NO. 01 TH XXX Januari 2001.
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit : Ghalia Indonesia.
Hadisoebroto, Andreas E. penentuan Struktur Modal Untuk Mencapai Biaya Modal Minimum Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol 4 No. 1 April 2004.
Hartono. Kebijakan Struktur Modal : Pengujian Tradeoff Theory dan Pecking Order Theory. Jurnal Perspektif, Vol 8, No 2, Desember 2003
Haymans Manurung, Adler. Teori Struktur Modal : Sebuah Survei. Jurnal Usahawan N 4 TH XXXIII April 2004
Roni Setyawan, Ignatius. Simultanitas Keputusan Dividen dan Struktur Modal : Suatu Tinjauan Teoritik. Jurnal Usahawan No 01 Th XXX Januari 2001.
Nila Firdausi Nuzula. 2010. Biaya Modal.
Akses di http://nila.lecture.ub.ac.id/files/2010/06/Cost-of-Capital.pdf
Anonim. 2012. Pengertian Struktur Modal dan Leverage dengan Hubunganya.
Akses di http://akunt.blogspot.com/2012/04/pengertian-struktur-modal-dan-leverage.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/manajemen_keuangan_2/bab3-penentuan_struktur_modal.pdf
http://setiawanzenegger10.blogspot.com/2011/06/teori-struktur-modal.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA/RINI_ANDARI/Manajemen_Keuangan/TEORI_STRUKTUR_MODAL.pdf
http://tonymisye.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan KeuanganApi Perdana
Ini adalah presentasi yang dibawakan oleh Mada Aryanugraha dari Ardana Consulting untuk NgaturDuit.com Roadshow di restorang Mang Kabayan, Depok pada 12 Oktober 2013. Presentasi ini dibagikan untuk edukasi. Mohon menghubungi contact@ngaturduit.com jika Anda ingin menggunakan bagian dari presentasi ini.
Tujuan utama dari pengelolaan struktur modal adalah untuk memaksimalkan total nilai utang dan nilai ekuitas perusahaan yang beredar. Hasil dari pencampuran pendanaan (financing mix) ini dan yang dapat memaksimalkan nilai gabungan tersebut disebut optimal capital structure.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
1. Manajemen Keuangan IManajemen Keuangan I
Kuliah XIII
Struktur Modal:
1.Balancing Theories
2.Personal tax
3.Pecking Order Theory
1
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
2. Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal menjelaskan ada atau
tidaknya pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika
keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang konstan
Dengan kata lain, jika perusahaan
mengganti sebagian modal sendiri dengan
utang (atau sebaliknya) apakah harga
saham akan berubah, apabila perusahaan
tidak merubah keputusan-keputusan
keuangan lainnya.
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
2
3. Teori struktur modalTeori struktur modal
Jika perubahan struktur modal tidak merubah
nilai perusahaan, maka tidak ada struktur
modal yang terbaik (semua struktur modal
adalah baik)
Tapi, jika merubah struktur modal
mempengaruhi nilai perusahaan, maka akan
diperoleh struktur modal yang terbaik
Yaitu, struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan atau harga
saham yang akhirnya dapat memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
3
4. Teori struktur modalTeori struktur modal
Modal yang digunakan perusahaan selalu
mempunyai biaya, yaitu:
Biaya eksplisit (nyata dan dibayar oleh
perusahaan)
Biaya implisit (tidak nampak, bersifat
opportunistic atau disyaratkan pemodal)
Untuk modal yang berbentuk utang, maka
biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya
bunganya
Untuk modal sendiri, maka biaya dananya
tidak nampak, tapi tidak berarti lebih murah
dari biaya utangMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
4
5. Teori struktur modalTeori struktur modal
Biaya modal (cost of capital) untuk modal
sendiri adalah tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh
pemilik dana sebelum menyerahkan
dananya ke perusahaan.
Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih
kecil dari bunga pinjaman
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
5
6. Balancing TheoriesBalancing Theories
Teori keseimbangan (balancing theories)
dimaksudkan untuk menyeimbangkan
komposisi utang dan modal sendiri, yaitu pada
kondisi:
Pasar modal sempurna dan tidak ada pajak
Pasar modal sempurna dan ada pajak
Kondisi yang pertama tidak pernah dijumpai
dalam dunia nyata (karena selalu ada pajak),
namun pembahasan lebih mudah jika berawal
dari hal ekstrim lalu asumsi-asumsi yang
mendasarinya diperlonggar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
6
7. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Pasar modal sempurna adalah pasar
modal yang sangat kompetitif, karena:
Tidak ada biaya kebangkrutan
Tidak ada biaya transaksi (no transaction
cost)
Bunga pinjaman sama berlaku bagi semua
pihak
Tidak ada pajak penghasilan (income tax)
Informasi sempurna (no asymetric
information)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
7
8. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Asumsi lainnya:
Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya
dianggap KONSTAN, dan TIDAK diperlukan
penambahan modal kerja untuk menjalankan
operasi perusahaan. Juga, dana penyusutan
cukup untuk mengganti aktiva tetap yang
disusutkan (berarti perusahaan TIDAK merubah
keputusan investasinya)
SEMUA laba yang tersedia bagi pemegang
saham dibagikan sebagai dividen (tidak
diperhitungkan kerumitan faktor kebijakan
dividen)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
8
9. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Utang yang digunakan bersifat permanen
(utang yang jatuh tempo akan
diperpanjang lagi). Asumsi ini untuk
mempermudah perhitungan biaya utang
(cost of debt) dan membuat antara utang
dan modal sendiri dapat diperbandingkan
(comparable)
Pergantian struktur utang dilakukan secara
langsung, artinya jika perusahaan
menambah utang, maka modal sendiri
akan dikurangi (demikian sebaliknya)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
9
10. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Rumus :
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Keterangan:
S = nilai pasar modal sendiri
E = laba per lembar saham (earning per share)
atau laba yang tersedia bagi pemilik
perusahaan, maka dividen/lbr saham = laba/lbr
saham
ke = biaya modal sendiri (cost of equity), yaitu tk.
keuntungan yang disyaratkan pemilik modal
( )∑
∞
= +
=
1 1t
t
ek
E
S
10
11. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Karena n = ∞, maka rumus di atas dapat ditulis sbb:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin
Mks
S
E
ke =
Sedang untuk kreditur, biaya modal yang
disyaratkan dikenal sbg biaya utang (cost of debt):
B
F
kd =
Dimana, kd = biaya utang, F = bunga utang yang
diterima kreditur (yang dibayar perusahaan), B =
nilai utang
Rumus ini muncul karena utang bersifat permanen,
sehingga n = ∞
11
12. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Jadi, biaya modal perusahaan, ko (biaya
modal rata-rata tertimbang = weigthed
average cost of capital = WACC):
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
+
+
+
=
SB
B
k
SB
S
kk deo
12
13. Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Jadi, nilai perusahaan = V = B + S
Dengan demikian, jika nilai perusahaan
meningkat berarti biaya modal perusahaan
menurun
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Biaya modal perusahaan juga dapat dihitung
sbb, dimana O =laba operasi dan V = nilai
perusahaan:
=
V
O
ko
13
14. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Menyatakan bahwa dalam pasar modal
yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan (biaya modal perusahaan)
dapat dirubah dengan cara merubah
struktur modalnya (yaitu B/S)
Contoh: PT. A memiliki 100% modal sendiri,
diharapkan memperoleh laba bersih per
tahun Rp. 10 juta, jika ke = 20%, maka nilai
perusahaan dan biaya modal perusahaan
dapat dihitung
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
14
15. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga -
E Laba utk pemilik modal Rp. 10 juta
ke Biaya modal sendiri 0,20
S Nilai modal sendiri Rp. 50 juta
B Nilai pasar utang -
V Nilai perusahaan Rp. 50 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,2(50/50) + 0 (0/50) 0,20
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Dapat pula dihitung dengan cara:
ko = 10juta / 50 juta = 0,20
15
16. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Jika misalnya, PT. A mengganti sebagian
modal sendiri dengan utang, dimana kd =
16%, bunga pinjaman = Rp. 4 juta. Dengan
menggunakan utang, perusahaan lebih
beresiko, karena itu ke naik, misal = 22%,
laba operasi tidak berubah (Rp. 10 juta),
maka nilai dan biaya modal perusahaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
16
17. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Nilai perusahaan meningkat karena biaya
modal perusahaan menurun menjadi 0,191
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga Rp. 4 juta
E Laba utk pemilik modal Rp. 6 juta
ke Biaya modal sendiri 0,22
S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta
B Nilai pasar utang Rp. 25 juta
V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,22(27,27/52,27) + 0,16 (25/52,27) 0,191
17
18. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Jadi keadaan perusahaan menjadi lebih
baik setelah perusahaan menggunakan
utang karena nilai perusahaan meningkat
(atau biaya modal perusahaan menurun)
Jika, misalkan sebelum perusahaan
gunakan utang, perusahaan memiliki
1.000 lembar saham, maka harga
sahamnya rp. 50.000/lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
18
19. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Setelah perusahaan mengganti sebagian
sahamnya dengan utang (yang diganti
sebesar Rp. 25juta atau 500 lembar
saham), maka nilai sahamnya naik
menjadi Rp. 27,27juta/500 = Rp. 54.540/
lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
19
20. Pendekatan Modigliani-Miller (MM)Pendekatan Modigliani-Miller (MM)
Kedua ekonom ini berpendapat bahwa
nilai perusahaan yang memiliki utang lebih
tinggi daripada perusahaan yang tidak
memiliki utang
Kenaikan nilai ini disebabkan oleh adanya
penghematan pajak dari penggunaan
utang
MM memiliki pendapat/preposisi struktur
modal dengan pajak dan tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
20
21. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MM mengajukan beberapa asumsi untuk
membangun teorinya:
Tidak ada pajak
Tidak ada biaya transaksi
Individu & perusahaan meminjam pada
tingkat yang sama
Proposisi 1: nilai setiap perusahaan
merupakan kapitalisasi laba operasi
bersih yang diharapkan (NOI = EBIT)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
21
22. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
22
eUo
UL
k
EBIT
k
EBIT
VV ===
VL = nilai perusahaan jika gunakan utang
VU = nilai perusahaan jika gunakan tidak
utang
ko = total biaya modal
keU = biaya modal dari perusahaan tidak
gunakan utang (unlevered firm)
23. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Hal ini berarti MM berpendapat bahwa struktur
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan
Tingkat keuntungan dan risiko usaha
(keputusan investasi)lah yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan, bukan
keputusan pendanaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
23
V
B/S
VL = VU
24. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Jika ada 2 perusahaan dengan struktur
modal yang berbeda, tingkat keuntungan
dan risiko keduanya sama, mempunyai nilai
yang berbeda, maka akan terjadi proses
arbitrase
Arbitrase tsb akan terjadi sampai nilai kedua
perusahaan tsb sama
Proses arbitrase digambarkan dalam tabel
berikut:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
24
25. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
sefew
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
25
PROSES ARBITRASE A B
Laba 100 100
Bunga 0 40
Laba utk pemegang saham 100 60
ks (ke) 0,2 0,22
Vs (Ve) 500 272,33
kb (kd) 0 0,15
Vb (Vd) 0 266,67
WACC 0,2 0,19
Total Nilai perush (Vs+Vb) 500 539,4
26. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Menurut MM, situasi di atas tidak akan terjadi,
yaitu dimana nilai perusahaan A = 500, sedang
B = 540, karena proses arbitrase akan
hilangkan perbedaan tsb
Investor dapat lakukan 2 alternatif:
Alternatif 1: misal seorang investor miliki 10%
saham B. jadi penghasilannya = 10% x 60 = 6.
Investor ini menanggung risiko utang = 10% x
267 = 26,7% (karena miliki saham B)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
26
27. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Alternatif 2: Karena nilai perusahaan A ≠ B,
investor lakukan langkah-langkah arbitrase
berikut ini:
Jual saham B = 10% x 272 = 27,2 (peroleh kas
masuk)
Pinjam 10% utang perusahaan B, peroleh kas
masuk 10% x 267 = 26,7
Beli saham A = 10% x 500 = 50
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
27
28. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Investasi pada kedua alternatif hasilkan
keuntungan yang sama, risiko yang sama tapi
modal alternatif ke-2 lebih kecil daripada
alternatif 1
Maka investor akan memilih alternatif 2
(arbitrase) = berarti jual saham B & beli
saham A
Proses arbitrase akan berlangsung terus
sampai nilai perusahaan A = B
Pada situasi ini, akhirnya arbitrase tidak
hasilkan keuntungan lagi
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
28
29. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
perusahaan yang gunakan utang, naik
proporsional terhadap peningkatan rasio utang
dengan saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
29
)( kbko
S
B
koks −+=
ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham)
kb = tk.keuntungan yg disyaratkan (utang =
tk.bunga)
ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham
perusahaan tanpa utang
B/S = rasio utang dengan saham
30. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Jika gunakan utang yang semakin banyak,
perusahaan bisa gunakan sumber modal yang
lebih murah yang semakin besar, yang kemudian
akan turunkan biaya modal rata-rata
tertimbang perusahaan (WACC), jika ks =
konstan
Tapi, jika utang semakin meningkat, ks juga
akan naik, akibatnya WACC akan konstan
sehingga nilai perusahaan juga akan konstan
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
30
31. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Contoh: ks = 15%, nilai pasar saham dengan
utang saham = 4.000; kb = 10%, ko=WACC =
15%. Jika perusahaan tingkatkan utangnya
menjadi 8.000, berapa biaya modal saham
yang baru?
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
31
%25%10%15
%)1015)(000.4/000.8(%15
)(
=+=
−+=
−+=
ks
ks
kbko
S
B
koks
32. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Biaya modal rata-rata tertimbang yang baru:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
32
Contoh diatas menunjukkan WACC tetap sama
meski struktur modal diubah
Dengan kata lain, nilai perusahaan tetap sama
%15
3/203/25
%)10)(3/2(%)25)(3/1(
=
+=
+=
WACC
WACC
WACC
33. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Nilai perusahaan dengan utang = nilai
perusahaan + penghematan pajak karena bunga
utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
33
kb
BkbTc
ko
TcEBIT
VL
TcBVUVL
..)1(
+
−
=
+=
Tc = tk.pajak (perusahaan)
B= besarnya utang
ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham)
kb = tk.keuntungan utang ( tk.bunga)
ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham
perusahaan tanpa utang
34. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Yaitu biaya modal saham akan meningkat
dengan semakin meningkatnya utang
Tapi penghematan dari pajak akan lebih nesar
daripada penurunan nilai karena kenaikan
biaya modal saham, rumusnya:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
34
))(1( kbkoTc
S
B
koks −−+=
Rumus diatas berarti bahwa penggunaan utang
yang semakin banyak akan meningkatkan biaya
modal saham
35. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Tapi penggunaan utang yang lebih banyak, berarti
gunakan modal yang lebih murah (karena biaya
modal utang < biaya modal saham), akan turunkan
WACC (meski biaya modal saham naik)
Misal perusahaan U tidak gunakan utang (100%
saham), EBIT U =rp. 10juta; ks U = 20%; Tc = 40%;
maka nilai U =
VU = rp. 10 juta (1 - 0,4)/0,2 =rp. 30 juta
Karena perusahaan tidak gunakan utang, maka
WACC = ks = 20%
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
35
36. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Misal perusahaan putuskan untuk gunakan
utang = rp. 20 juta, tk.bunga = 15%; maka nilai
perusahaan:
VL = VU + Tc.B
VL = rp. 30juta+ (0,4 x rp. 20juta) = rp. 38 juta
Nilai saham = rp. 38juta – rp. 20juta = rp. 18 juta
Biaya modal pemegang saham setelah gunakan
utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
36
%33,23)1520)(4,01)(18/20(20
))(1(
=−−+=
−−+=
ks
kbkoTc
S
B
koks
37. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
WACC setelah gunakan utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
37
WACC setelah gunakan utang < WACC gunakan
100% saham = WACC =20% < 23,33%
Untuk mengecek konsistensi ini, nilai perusahaan
dengan utang dan nilai saham dapat dihitung
sbb:
%79,15
]33,23)38/30[()]4,01(15)38/20[(
])}/([{)}]1({)}9/[{
=
+−=
++−+=
WACC
xxWACC
xksSBsTckbxSBBWACC
38. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
VL= EBIT (1 – Tc)/WACC
VL= 10juta (1 – 0,4)/0,1579 = 38 juta
Vs = laba bersih utk pemegang saham / ks
Vs = (EBIT – bunga – pajak)/ks
Vs = (10juta-(0,15x20juta) - 2,8 juta)/0,2333 = 18 juta
Implikasi teori MM: perusahaan sebaiknya
menggunakan utang sebesar-besarnya
(misalnya 99%)
Tapi, kenyataannya tidak ada perusahaan
yang memiliki utang sebesar itu
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
38
39. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Berbagai faktor yang telah dibahas
sebelumnya, seperti adanya corporate tax,
biaya kebangkrutan, personal tax, menjelaskan
mengapa perusahaan memiliki struktur modal
tertentu
Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup
balancing theories
Tujuan balancing theories adalah untuk
menyeimbangkan manfaat & pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
39
40. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Tujuan balancing theories adalah untuk
menyeimbangkan manfaat & pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
Sejauh manfaat yang diperoleh perusahaan
masih lebih besar, utang akan ditambah
Tetapi jika pengorbanan sudah lebih besar
perusahaan karena menggunakan utang,
maka jumlah utang tidak boleh lagi ditambah
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
40
41. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Teori ini diperkenalkan oleh Myers and Majluf
(1984) yang menjelaskan keputusan
pendanaan yang diambil oleh perusahaan
dengan urutan preferensi sbb:
Perusahaan memilih pendanaan internal lebih dulu,
diperoleh hasil laba operasional perusahaan
Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio
pembagian dividen yang ditargetkan dengan
berusaha menghindari perubahan pembayaran
dividen secara tiba-tiba
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
41
42. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Karena kebijakan dividen yang konstan
(sticky), digabung dengan fluktuasi
keuntungan & peluang investasi yang tidak
bisa diprediksi, menyebabkan aliran kas yang
diterima perusahaan akan lebih besar
daripada pengeluaran investasi pada saat-
saat tertentu, akan lebih kecil pada saat yang
lain. Jika kas lebih besar perusahaan akan
membayar utang atau membeli SSB. Jika kas
kecil, perusahaan akan menggunakan kas
yang ada atau menjual SSB
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
42
43. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Jika pendanaan eksternal diperlukan,
perusahaan akan menerbitkan SSB
yang paling aman lebih dulu, yaitu
obligasi, lalu obligasi konvertibel, saham
istimewa (hybrid), lalu jika masih belum
mencukupi diterbitkan saham sebagai
alternatif terakhir
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
43
44. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Sesuai teori ini, tidak ada target debt to equity
ratio (rasio utang terhadap modal), karena
ada dua jenis modal sendiri: internal (dari
dalam perusahaan) dan eksternal (dari luar
perusahaan)
Perusahaan lebih menyukai modal internal
daripada modal eksternal, karena tidak perlu
‘membuka diri’ terhadap publik
Dana eksternal dalam bentuk utang (obligasi)
lebih disukai daripada modal sendiri (saham)
karena biaya emisi obligasi lebih rendah dari
biaya emisi saham baruMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
44
45. Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Hal terjadi karena penerbitan saham baru
akan menurunkan harga saham lama
Kekhawatiran manajer akan penerbitan saham
baru memberikan informasi yang ‘jelek’ ke
investor
Hal ini timbul karena adanya ‘asimetri
informasi’ antara manajemen (pihak dalam)
dengan investor (pihak luar).
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
45