SlideShare a Scribd company logo
Manajemen Keuangan IManajemen Keuangan I
Kuliah XIII
Struktur Modal:
1.Balancing Theories
2.Personal tax
3.Pecking Order Theory
1
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal menjelaskan ada atau
tidaknya pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, jika
keputusan investasi dan kebijakan dividen
dipegang konstan
Dengan kata lain, jika perusahaan
mengganti sebagian modal sendiri dengan
utang (atau sebaliknya) apakah harga
saham akan berubah, apabila perusahaan
tidak merubah keputusan-keputusan
keuangan lainnya.
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
2
Teori struktur modalTeori struktur modal
Jika perubahan struktur modal tidak merubah
nilai perusahaan, maka tidak ada struktur
modal yang terbaik (semua struktur modal
adalah baik)
Tapi, jika merubah struktur modal
mempengaruhi nilai perusahaan, maka akan
diperoleh struktur modal yang terbaik
Yaitu, struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan atau harga
saham yang akhirnya dapat memaksimumkan
kesejahteraan pemegang saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
3
Teori struktur modalTeori struktur modal
Modal yang digunakan perusahaan selalu
mempunyai biaya, yaitu:
Biaya eksplisit (nyata dan dibayar oleh
perusahaan)
Biaya implisit (tidak nampak, bersifat
opportunistic atau disyaratkan pemodal)
Untuk modal yang berbentuk utang, maka
biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya
bunganya
Untuk modal sendiri, maka biaya dananya
tidak nampak, tapi tidak berarti lebih murah
dari biaya utangMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
4
Teori struktur modalTeori struktur modal
Biaya modal (cost of capital) untuk modal
sendiri adalah tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh
pemilik dana sebelum menyerahkan
dananya ke perusahaan.
Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih
kecil dari bunga pinjaman
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
5
Balancing TheoriesBalancing Theories
Teori keseimbangan (balancing theories)
dimaksudkan untuk menyeimbangkan
komposisi utang dan modal sendiri, yaitu pada
kondisi:
Pasar modal sempurna dan tidak ada pajak
Pasar modal sempurna dan ada pajak
Kondisi yang pertama tidak pernah dijumpai
dalam dunia nyata (karena selalu ada pajak),
namun pembahasan lebih mudah jika berawal
dari hal ekstrim lalu asumsi-asumsi yang
mendasarinya diperlonggar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
6
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Pasar modal sempurna adalah pasar
modal yang sangat kompetitif, karena:
Tidak ada biaya kebangkrutan
Tidak ada biaya transaksi (no transaction
cost)
Bunga pinjaman sama berlaku bagi semua
pihak
Tidak ada pajak penghasilan (income tax)
Informasi sempurna (no asymetric
information)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
7
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Asumsi lainnya:
Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya
dianggap KONSTAN, dan TIDAK diperlukan
penambahan modal kerja untuk menjalankan
operasi perusahaan. Juga, dana penyusutan
cukup untuk mengganti aktiva tetap yang
disusutkan (berarti perusahaan TIDAK merubah
keputusan investasinya)
SEMUA laba yang tersedia bagi pemegang
saham dibagikan sebagai dividen (tidak
diperhitungkan kerumitan faktor kebijakan
dividen)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
8
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Utang yang digunakan bersifat permanen
(utang yang jatuh tempo akan
diperpanjang lagi). Asumsi ini untuk
mempermudah perhitungan biaya utang
(cost of debt) dan membuat antara utang
dan modal sendiri dapat diperbandingkan
(comparable)
Pergantian struktur utang dilakukan secara
langsung, artinya jika perusahaan
menambah utang, maka modal sendiri
akan dikurangi (demikian sebaliknya)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
9
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Rumus :
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Keterangan:
S = nilai pasar modal sendiri
E = laba per lembar saham (earning per share)
atau laba yang tersedia bagi pemilik
perusahaan, maka dividen/lbr saham = laba/lbr
saham
ke = biaya modal sendiri (cost of equity), yaitu tk.
keuntungan yang disyaratkan pemilik modal
( )∑
∞
= +
=
1 1t
t
ek
E
S
10
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
 Karena n = ∞, maka rumus di atas dapat ditulis sbb:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin
Mks
S
E
ke =
 Sedang untuk kreditur, biaya modal yang
disyaratkan dikenal sbg biaya utang (cost of debt):
B
F
kd =
 Dimana, kd = biaya utang, F = bunga utang yang
diterima kreditur (yang dibayar perusahaan), B =
nilai utang
 Rumus ini muncul karena utang bersifat permanen,
sehingga n = ∞
11
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Jadi, biaya modal perusahaan, ko (biaya
modal rata-rata tertimbang = weigthed
average cost of capital = WACC):
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks






+
+





+
=
SB
B
k
SB
S
kk deo
12
Perfect market and no taxPerfect market and no tax
Jadi, nilai perusahaan = V = B + S
Dengan demikian, jika nilai perusahaan
meningkat berarti biaya modal perusahaan
menurun
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Biaya modal perusahaan juga dapat dihitung
sbb, dimana O =laba operasi dan V = nilai
perusahaan:






=
V
O
ko
13
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Menyatakan bahwa dalam pasar modal
yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan (biaya modal perusahaan)
dapat dirubah dengan cara merubah
struktur modalnya (yaitu B/S)
Contoh: PT. A memiliki 100% modal sendiri,
diharapkan memperoleh laba bersih per
tahun Rp. 10 juta, jika ke = 20%, maka nilai
perusahaan dan biaya modal perusahaan
dapat dihitung
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
14
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga -
E Laba utk pemilik modal Rp. 10 juta
ke Biaya modal sendiri 0,20
S Nilai modal sendiri Rp. 50 juta
B Nilai pasar utang -
V Nilai perusahaan Rp. 50 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,2(50/50) + 0 (0/50) 0,20
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
Dapat pula dihitung dengan cara:
ko = 10juta / 50 juta = 0,20
15
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Jika misalnya, PT. A mengganti sebagian
modal sendiri dengan utang, dimana kd =
16%, bunga pinjaman = Rp. 4 juta. Dengan
menggunakan utang, perusahaan lebih
beresiko, karena itu ke naik, misal = 22%,
laba operasi tidak berubah (Rp. 10 juta),
maka nilai dan biaya modal perusahaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
16
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Nilai perusahaan meningkat karena biaya
modal perusahaan menurun menjadi 0,191
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga Rp. 4 juta
E Laba utk pemilik modal Rp. 6 juta
ke Biaya modal sendiri 0,22
S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta
B Nilai pasar utang Rp. 25 juta
V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta
ko Biaya modal perusahaan:
= 0,22(27,27/52,27) + 0,16 (25/52,27) 0,191
17
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Jadi keadaan perusahaan menjadi lebih
baik setelah perusahaan menggunakan
utang karena nilai perusahaan meningkat
(atau biaya modal perusahaan menurun)
Jika, misalkan sebelum perusahaan
gunakan utang, perusahaan memiliki
1.000 lembar saham, maka harga
sahamnya rp. 50.000/lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
18
PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional
Setelah perusahaan mengganti sebagian
sahamnya dengan utang (yang diganti
sebesar Rp. 25juta atau 500 lembar
saham), maka nilai sahamnya naik
menjadi Rp. 27,27juta/500 = Rp. 54.540/
lembar
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
19
Pendekatan Modigliani-Miller (MM)Pendekatan Modigliani-Miller (MM)
Kedua ekonom ini berpendapat bahwa
nilai perusahaan yang memiliki utang lebih
tinggi daripada perusahaan yang tidak
memiliki utang
Kenaikan nilai ini disebabkan oleh adanya
penghematan pajak dari penggunaan
utang
MM memiliki pendapat/preposisi struktur
modal dengan pajak dan tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
20
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MM mengajukan beberapa asumsi untuk
membangun teorinya:
Tidak ada pajak
Tidak ada biaya transaksi
Individu & perusahaan meminjam pada
tingkat yang sama
Proposisi 1: nilai setiap perusahaan
merupakan kapitalisasi laba operasi
bersih yang diharapkan (NOI = EBIT)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
21
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
22
eUo
UL
k
EBIT
k
EBIT
VV ===
VL = nilai perusahaan jika gunakan utang
VU = nilai perusahaan jika gunakan tidak
utang
ko = total biaya modal
keU = biaya modal dari perusahaan tidak
gunakan utang (unlevered firm)
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Hal ini berarti MM berpendapat bahwa struktur
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan
Tingkat keuntungan dan risiko usaha
(keputusan investasi)lah yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan, bukan
keputusan pendanaan:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
23
V
B/S
VL = VU
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Jika ada 2 perusahaan dengan struktur
modal yang berbeda, tingkat keuntungan
dan risiko keduanya sama, mempunyai nilai
yang berbeda, maka akan terjadi proses
arbitrase
Arbitrase tsb akan terjadi sampai nilai kedua
perusahaan tsb sama
Proses arbitrase digambarkan dalam tabel
berikut:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
24
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
sefew
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
25
PROSES ARBITRASE A B
Laba 100 100
Bunga 0 40
Laba utk pemegang saham 100 60
ks (ke) 0,2 0,22
Vs (Ve) 500 272,33
kb (kd) 0 0,15
Vb (Vd) 0 266,67
WACC 0,2 0,19
Total Nilai perush (Vs+Vb) 500 539,4
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Menurut MM, situasi di atas tidak akan terjadi,
yaitu dimana nilai perusahaan A = 500, sedang
B = 540, karena proses arbitrase akan
hilangkan perbedaan tsb
Investor dapat lakukan 2 alternatif:
Alternatif 1: misal seorang investor miliki 10%
saham B. jadi penghasilannya = 10% x 60 = 6.
Investor ini menanggung risiko utang = 10% x
267 = 26,7% (karena miliki saham B)
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
26
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Alternatif 2: Karena nilai perusahaan A ≠ B,
investor lakukan langkah-langkah arbitrase
berikut ini:
Jual saham B = 10% x 272 = 27,2 (peroleh kas
masuk)
Pinjam 10% utang perusahaan B, peroleh kas
masuk 10% x 267 = 26,7
Beli saham A = 10% x 500 = 50
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
27
Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak
Investasi pada kedua alternatif hasilkan
keuntungan yang sama, risiko yang sama tapi
modal alternatif ke-2 lebih kecil daripada
alternatif 1
Maka investor akan memilih alternatif 2
(arbitrase) = berarti jual saham B & beli
saham A
Proses arbitrase akan berlangsung terus
sampai nilai perusahaan A = B
Pada situasi ini, akhirnya arbitrase tidak
hasilkan keuntungan lagi
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
28
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk
perusahaan yang gunakan utang, naik
proporsional terhadap peningkatan rasio utang
dengan saham
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
29
)( kbko
S
B
koks −+=
ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham)
kb = tk.keuntungan yg disyaratkan (utang =
tk.bunga)
ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham
perusahaan tanpa utang
B/S = rasio utang dengan saham
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Jika gunakan utang yang semakin banyak,
perusahaan bisa gunakan sumber modal yang
lebih murah yang semakin besar, yang kemudian
akan turunkan biaya modal rata-rata
tertimbang perusahaan (WACC), jika ks =
konstan
Tapi, jika utang semakin meningkat, ks juga
akan naik, akibatnya WACC akan konstan
sehingga nilai perusahaan juga akan konstan
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
30
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Contoh: ks = 15%, nilai pasar saham dengan
utang saham = 4.000; kb = 10%, ko=WACC =
15%. Jika perusahaan tingkatkan utangnya
menjadi 8.000, berapa biaya modal saham
yang baru?
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
31
%25%10%15
%)1015)(000.4/000.8(%15
)(
=+=
−+=
−+=
ks
ks
kbko
S
B
koks
Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak
Biaya modal rata-rata tertimbang yang baru:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
32
Contoh diatas menunjukkan WACC tetap sama
meski struktur modal diubah
Dengan kata lain, nilai perusahaan tetap sama
%15
3/203/25
%)10)(3/2(%)25)(3/1(
=
+=
+=
WACC
WACC
WACC
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Nilai perusahaan dengan utang = nilai
perusahaan + penghematan pajak karena bunga
utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
33
kb
BkbTc
ko
TcEBIT
VL
TcBVUVL
..)1(
+
−
=
+=
Tc = tk.pajak (perusahaan)
 B= besarnya utang
ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham)
kb = tk.keuntungan utang ( tk.bunga)
ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham
perusahaan tanpa utang
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Yaitu biaya modal saham akan meningkat
dengan semakin meningkatnya utang
Tapi penghematan dari pajak akan lebih nesar
daripada penurunan nilai karena kenaikan
biaya modal saham, rumusnya:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
34
))(1( kbkoTc
S
B
koks −−+=
Rumus diatas berarti bahwa penggunaan utang
yang semakin banyak akan meningkatkan biaya
modal saham
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Tapi penggunaan utang yang lebih banyak, berarti
gunakan modal yang lebih murah (karena biaya
modal utang < biaya modal saham), akan turunkan
WACC (meski biaya modal saham naik)
Misal perusahaan U tidak gunakan utang (100%
saham), EBIT U =rp. 10juta; ks U = 20%; Tc = 40%;
maka nilai U =
VU = rp. 10 juta (1 - 0,4)/0,2 =rp. 30 juta
Karena perusahaan tidak gunakan utang, maka
WACC = ks = 20%
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
35
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
Misal perusahaan putuskan untuk gunakan
utang = rp. 20 juta, tk.bunga = 15%; maka nilai
perusahaan:
VL = VU + Tc.B
VL = rp. 30juta+ (0,4 x rp. 20juta) = rp. 38 juta
Nilai saham = rp. 38juta – rp. 20juta = rp. 18 juta
Biaya modal pemegang saham setelah gunakan
utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
36
%33,23)1520)(4,01)(18/20(20
))(1(
=−−+=
−−+=
ks
kbkoTc
S
B
koks
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
WACC setelah gunakan utang:
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
37
WACC setelah gunakan utang < WACC gunakan
100% saham = WACC =20% < 23,33%
Untuk mengecek konsistensi ini, nilai perusahaan
dengan utang dan nilai saham dapat dihitung
sbb:
%79,15
]33,23)38/30[()]4,01(15)38/20[(
])}/([{)}]1({)}9/[{
=
+−=
++−+=
WACC
xxWACC
xksSBsTckbxSBBWACC
Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak
VL= EBIT (1 – Tc)/WACC
VL= 10juta (1 – 0,4)/0,1579 = 38 juta
Vs = laba bersih utk pemegang saham / ks
Vs = (EBIT – bunga – pajak)/ks
Vs = (10juta-(0,15x20juta) - 2,8 juta)/0,2333 = 18 juta
Implikasi teori MM: perusahaan sebaiknya
menggunakan utang sebesar-besarnya
(misalnya 99%)
Tapi, kenyataannya tidak ada perusahaan
yang memiliki utang sebesar itu
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
38
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Berbagai faktor yang telah dibahas
sebelumnya, seperti adanya corporate tax,
biaya kebangkrutan, personal tax, menjelaskan
mengapa perusahaan memiliki struktur modal
tertentu
Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup
balancing theories
Tujuan balancing theories adalah untuk
menyeimbangkan manfaat & pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
39
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Tujuan balancing theories adalah untuk
menyeimbangkan manfaat & pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan utang
Sejauh manfaat yang diperoleh perusahaan
masih lebih besar, utang akan ditambah
Tetapi jika pengorbanan sudah lebih besar
perusahaan karena menggunakan utang,
maka jumlah utang tidak boleh lagi ditambah
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
40
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Teori ini diperkenalkan oleh Myers and Majluf
(1984) yang menjelaskan keputusan
pendanaan yang diambil oleh perusahaan
dengan urutan preferensi sbb:
Perusahaan memilih pendanaan internal lebih dulu,
diperoleh hasil laba operasional perusahaan
Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio
pembagian dividen yang ditargetkan dengan
berusaha menghindari perubahan pembayaran
dividen secara tiba-tiba
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
41
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Karena kebijakan dividen yang konstan
(sticky), digabung dengan fluktuasi
keuntungan & peluang investasi yang tidak
bisa diprediksi, menyebabkan aliran kas yang
diterima perusahaan akan lebih besar
daripada pengeluaran investasi pada saat-
saat tertentu, akan lebih kecil pada saat yang
lain. Jika kas lebih besar perusahaan akan
membayar utang atau membeli SSB. Jika kas
kecil, perusahaan akan menggunakan kas
yang ada atau menjual SSB
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
42
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Jika pendanaan eksternal diperlukan,
perusahaan akan menerbitkan SSB
yang paling aman lebih dulu, yaitu
obligasi, lalu obligasi konvertibel, saham
istimewa (hybrid), lalu jika masih belum
mencukupi diterbitkan saham sebagai
alternatif terakhir
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
43
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Sesuai teori ini, tidak ada target debt to equity
ratio (rasio utang terhadap modal), karena
ada dua jenis modal sendiri: internal (dari
dalam perusahaan) dan eksternal (dari luar
perusahaan)
Perusahaan lebih menyukai modal internal
daripada modal eksternal, karena tidak perlu
‘membuka diri’ terhadap publik
Dana eksternal dalam bentuk utang (obligasi)
lebih disukai daripada modal sendiri (saham)
karena biaya emisi obligasi lebih rendah dari
biaya emisi saham baruMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
44
Pecking Order TheoryPecking Order Theory
Hal terjadi karena penerbitan saham baru
akan menurunkan harga saham lama
Kekhawatiran manajer akan penerbitan saham
baru memberikan informasi yang ‘jelek’ ke
investor
Hal ini timbul karena adanya ‘asimetri
informasi’ antara manajemen (pihak dalam)
dengan investor (pihak luar).
MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN
Alauddin Mks
45

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Ryan Gamof
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
Trisna Wahyuni
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
Firdha Aryati
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Lusi Mei
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Ellysa Putri
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
2nd Social
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
risni sari
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Ryan Gamof
 
Utang wesel, hipotik dan obligasi
Utang wesel, hipotik dan obligasiUtang wesel, hipotik dan obligasi
Utang wesel, hipotik dan obligasiKasmadi Rais
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
Arthik Davianti
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Anna Septiyani
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)
budi Yulian
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
Kacung Abdullah
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
 
Utang wesel, hipotik dan obligasi
Utang wesel, hipotik dan obligasiUtang wesel, hipotik dan obligasi
Utang wesel, hipotik dan obligasi
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable) Utang dagang (account payable)
Utang dagang (account payable)
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 

Viewers also liked

metode penilaian investasi
metode penilaian investasimetode penilaian investasi
metode penilaian investasiUsman Fadholy
 
6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan
puput075
 
Penialaian investasi (investment decision)
Penialaian investasi (investment decision)Penialaian investasi (investment decision)
Penialaian investasi (investment decision)Throne Rush Indo
 
Struktur Permodalan yang Baik
Struktur Permodalan yang BaikStruktur Permodalan yang Baik
Struktur Permodalan yang Baik
Universitas Mercu Buana
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modalSigit Sanjaya
 
Konsep penilaian dalam manajemen keuangan
Konsep penilaian dalam manajemen keuanganKonsep penilaian dalam manajemen keuangan
Konsep penilaian dalam manajemen keuanganThrone Rush Indo
 
Struktur modal
Struktur modalStruktur modal
Struktur modal
yy rahmat
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
yy rahmat
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan KeuanganMemilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
Api Perdana
 
Kewirausahaan Berfikir Kreatif
Kewirausahaan Berfikir KreatifKewirausahaan Berfikir Kreatif
Kewirausahaan Berfikir Kreatif
Throne Rush Indo
 
Kepemimpinan Stratejik New
 Kepemimpinan Stratejik New Kepemimpinan Stratejik New
Kepemimpinan Stratejik Newjjiman
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Yasri Purwani II
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
Putra Meunafa
 
Proses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasiProses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasi
Arif
 
4. konsep penilaian investasi
4.  konsep penilaian investasi4.  konsep penilaian investasi
4. konsep penilaian investasi
Ratih Aryati
 
2008050610224801312168
20080506102248013121682008050610224801312168
2008050610224801312168
Armawaddin Muhamad
 
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
dianpipit
 

Viewers also liked (20)

metode penilaian investasi
metode penilaian investasimetode penilaian investasi
metode penilaian investasi
 
6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan
 
Penialaian investasi (investment decision)
Penialaian investasi (investment decision)Penialaian investasi (investment decision)
Penialaian investasi (investment decision)
 
Struktur Permodalan yang Baik
Struktur Permodalan yang BaikStruktur Permodalan yang Baik
Struktur Permodalan yang Baik
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Konsep penilaian dalam manajemen keuangan
Konsep penilaian dalam manajemen keuanganKonsep penilaian dalam manajemen keuangan
Konsep penilaian dalam manajemen keuangan
 
Struktur modal
Struktur modalStruktur modal
Struktur modal
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan KeuanganMemilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
Memilih Produk Investasi Sesuai Tujuan Keuangan
 
Rasio rasio keuangan
Rasio rasio keuanganRasio rasio keuangan
Rasio rasio keuangan
 
Kewirausahaan Berfikir Kreatif
Kewirausahaan Berfikir KreatifKewirausahaan Berfikir Kreatif
Kewirausahaan Berfikir Kreatif
 
Kepemimpinan Stratejik New
 Kepemimpinan Stratejik New Kepemimpinan Stratejik New
Kepemimpinan Stratejik New
 
Konsep inovasi & kreativitas
Konsep inovasi & kreativitasKonsep inovasi & kreativitas
Konsep inovasi & kreativitas
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
 
Proses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasiProses kreativitas dan inovasi
Proses kreativitas dan inovasi
 
4. konsep penilaian investasi
4.  konsep penilaian investasi4.  konsep penilaian investasi
4. konsep penilaian investasi
 
2008050610224801312168
20080506102248013121682008050610224801312168
2008050610224801312168
 
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
2. nilai waktu uang dan teknik anggaran modal
 

Similar to Struktur modal

Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerjaPertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
MahendraDicky
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
AuroraSiahaan
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
SalsadilaJannati
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Salsabila P A
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Salsabila P A
 
biaya modal
biaya modalbiaya modal
Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)Throne Rush Indo
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
DeaIvana1
 
Pertemuan 1 manajemen keuangan
Pertemuan 1 manajemen keuanganPertemuan 1 manajemen keuangan
Pertemuan 1 manajemen keuangan
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
PerundanganDJKI1
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
ArdianS7
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
AuroraSiahaan
 
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf
 
Analisis proyek
Analisis proyekAnalisis proyek
Persamaan akuntansi
Persamaan akuntansiPersamaan akuntansi
Persamaan akuntansi
Eka Rochaningrum
 

Similar to Struktur modal (20)

Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerjaPertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
Pertemuan 12 Kebijakan manajemen modal kerja
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Juniar Tifanni B. Sinurat/3-03
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
biaya modal
biaya modalbiaya modal
biaya modal
 
Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
Pertemuan 1 manajemen keuangan
Pertemuan 1 manajemen keuanganPertemuan 1 manajemen keuangan
Pertemuan 1 manajemen keuangan
 
bab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptxbab-11-biaya-modal (1).pptx
bab-11-biaya-modal (1).pptx
 
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptxEKOTEK_Biaya Modal.pptx
EKOTEK_Biaya Modal.pptx
 
Kebijakan struktur modal
Kebijakan struktur modalKebijakan struktur modal
Kebijakan struktur modal
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Aurora Stephani Siahaan/3-03
 
Kapitalisasi
KapitalisasiKapitalisasi
Kapitalisasi
 
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
 
Analisis proyek
Analisis proyekAnalisis proyek
Analisis proyek
 
Persamaan akuntansi
Persamaan akuntansiPersamaan akuntansi
Persamaan akuntansi
 
Bab 6,,,keuangan
Bab 6,,,keuanganBab 6,,,keuangan
Bab 6,,,keuangan
 

More from Throne Rush Indo

Risiko dan return investasi
Risiko dan return investasiRisiko dan return investasi
Risiko dan return investasiThrone Rush Indo
 
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)Throne Rush Indo
 
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Throne Rush Indo
 
Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuanganFungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuanganThrone Rush Indo
 
Korelasi dan regresi linear sederhana
Korelasi dan regresi linear sederhanaKorelasi dan regresi linear sederhana
Korelasi dan regresi linear sederhana
Throne Rush Indo
 
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan PinjamanMateri iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
Throne Rush Indo
 
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaranCara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
Throne Rush Indo
 
Tugas firah
Tugas firahTugas firah
Tugas firah
Throne Rush Indo
 
Power point sdm (seleksi)
Power point sdm (seleksi)Power point sdm (seleksi)
Power point sdm (seleksi)
Throne Rush Indo
 
Power point msdm seleksi
Power point msdm seleksiPower point msdm seleksi
Power point msdm seleksi
Throne Rush Indo
 
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentianPengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
Throne Rush Indo
 
Materi I
Materi IMateri I
Klp 1
Klp 1Klp 1
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Throne Rush Indo
 
Klp 3
Klp 3Klp 3

More from Throne Rush Indo (20)

Risiko investasi
Risiko investasiRisiko investasi
Risiko investasi
 
Risiko dan return investasi
Risiko dan return investasiRisiko dan return investasi
Risiko dan return investasi
 
Manajemen modal kerja 2
Manajemen modal kerja 2Manajemen modal kerja 2
Manajemen modal kerja 2
 
Manajemen modal kerja 1
Manajemen modal kerja 1Manajemen modal kerja 1
Manajemen modal kerja 1
 
Laporan keuangan
Laporan keuanganLaporan keuangan
Laporan keuangan
 
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)
Keputusan pembiayaan 2 (fianancing decision)
 
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
Keputusan pembiayaan 1 (fianncing decission)
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
 
Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuanganFungsi dan tujuan manajemen keuangan
Fungsi dan tujuan manajemen keuangan
 
Korelasi dan regresi linear sederhana
Korelasi dan regresi linear sederhanaKorelasi dan regresi linear sederhana
Korelasi dan regresi linear sederhana
 
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan PinjamanMateri iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
Materi iv Kewirausahaan Mengajukan Pinjaman
 
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaranCara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
Cara memperoleh modal dan transaksi pembayaran
 
Tugas firah
Tugas firahTugas firah
Tugas firah
 
Power point sdm (seleksi)
Power point sdm (seleksi)Power point sdm (seleksi)
Power point sdm (seleksi)
 
Power point msdm seleksi
Power point msdm seleksiPower point msdm seleksi
Power point msdm seleksi
 
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentianPengenalan, penempatan dan pemberhentian
Pengenalan, penempatan dan pemberhentian
 
Materi I
Materi IMateri I
Materi I
 
Klp 1
Klp 1Klp 1
Klp 1
 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
 
Klp 3
Klp 3Klp 3
Klp 3
 

Recently uploaded

Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
Universitas Sriwijaya
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 

Recently uploaded (13)

Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 

Struktur modal

  • 1. Manajemen Keuangan IManajemen Keuangan I Kuliah XIII Struktur Modal: 1.Balancing Theories 2.Personal tax 3.Pecking Order Theory 1 MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks
  • 2. Teori struktur modalTeori struktur modal Teori struktur modal menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan Dengan kata lain, jika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan utang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 2
  • 3. Teori struktur modalTeori struktur modal Jika perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, maka tidak ada struktur modal yang terbaik (semua struktur modal adalah baik) Tapi, jika merubah struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik Yaitu, struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham yang akhirnya dapat memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 3
  • 4. Teori struktur modalTeori struktur modal Modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai biaya, yaitu: Biaya eksplisit (nyata dan dibayar oleh perusahaan) Biaya implisit (tidak nampak, bersifat opportunistic atau disyaratkan pemodal) Untuk modal yang berbentuk utang, maka biaya dana mudah diidentifikasi, yaitu biaya bunganya Untuk modal sendiri, maka biaya dananya tidak nampak, tapi tidak berarti lebih murah dari biaya utangMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 4
  • 5. Teori struktur modalTeori struktur modal Biaya modal (cost of capital) untuk modal sendiri adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh pemilik dana sebelum menyerahkan dananya ke perusahaan. Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil dari bunga pinjaman MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 5
  • 6. Balancing TheoriesBalancing Theories Teori keseimbangan (balancing theories) dimaksudkan untuk menyeimbangkan komposisi utang dan modal sendiri, yaitu pada kondisi: Pasar modal sempurna dan tidak ada pajak Pasar modal sempurna dan ada pajak Kondisi yang pertama tidak pernah dijumpai dalam dunia nyata (karena selalu ada pajak), namun pembahasan lebih mudah jika berawal dari hal ekstrim lalu asumsi-asumsi yang mendasarinya diperlonggar MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 6
  • 7. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Pasar modal sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif, karena: Tidak ada biaya kebangkrutan Tidak ada biaya transaksi (no transaction cost) Bunga pinjaman sama berlaku bagi semua pihak Tidak ada pajak penghasilan (income tax) Informasi sempurna (no asymetric information) MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 7
  • 8. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Asumsi lainnya: Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap KONSTAN, dan TIDAK diperlukan penambahan modal kerja untuk menjalankan operasi perusahaan. Juga, dana penyusutan cukup untuk mengganti aktiva tetap yang disusutkan (berarti perusahaan TIDAK merubah keputusan investasinya) SEMUA laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen (tidak diperhitungkan kerumitan faktor kebijakan dividen) MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 8
  • 9. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Utang yang digunakan bersifat permanen (utang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi). Asumsi ini untuk mempermudah perhitungan biaya utang (cost of debt) dan membuat antara utang dan modal sendiri dapat diperbandingkan (comparable) Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung, artinya jika perusahaan menambah utang, maka modal sendiri akan dikurangi (demikian sebaliknya) MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 9
  • 10. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Rumus : MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks Keterangan: S = nilai pasar modal sendiri E = laba per lembar saham (earning per share) atau laba yang tersedia bagi pemilik perusahaan, maka dividen/lbr saham = laba/lbr saham ke = biaya modal sendiri (cost of equity), yaitu tk. keuntungan yang disyaratkan pemilik modal ( )∑ ∞ = + = 1 1t t ek E S 10
  • 11. Perfect market and no taxPerfect market and no tax  Karena n = ∞, maka rumus di atas dapat ditulis sbb: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks S E ke =  Sedang untuk kreditur, biaya modal yang disyaratkan dikenal sbg biaya utang (cost of debt): B F kd =  Dimana, kd = biaya utang, F = bunga utang yang diterima kreditur (yang dibayar perusahaan), B = nilai utang  Rumus ini muncul karena utang bersifat permanen, sehingga n = ∞ 11
  • 12. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Jadi, biaya modal perusahaan, ko (biaya modal rata-rata tertimbang = weigthed average cost of capital = WACC): MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks       + +      + = SB B k SB S kk deo 12
  • 13. Perfect market and no taxPerfect market and no tax Jadi, nilai perusahaan = V = B + S Dengan demikian, jika nilai perusahaan meningkat berarti biaya modal perusahaan menurun MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks Biaya modal perusahaan juga dapat dihitung sbb, dimana O =laba operasi dan V = nilai perusahaan:       = V O ko 13
  • 14. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional Menyatakan bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (biaya modal perusahaan) dapat dirubah dengan cara merubah struktur modalnya (yaitu B/S) Contoh: PT. A memiliki 100% modal sendiri, diharapkan memperoleh laba bersih per tahun Rp. 10 juta, jika ke = 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan dapat dihitung MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 14
  • 15. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional O Laba bersih operasi Rp. 10 juta F Bunga - E Laba utk pemilik modal Rp. 10 juta ke Biaya modal sendiri 0,20 S Nilai modal sendiri Rp. 50 juta B Nilai pasar utang - V Nilai perusahaan Rp. 50 juta ko Biaya modal perusahaan: = 0,2(50/50) + 0 (0/50) 0,20 MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks Dapat pula dihitung dengan cara: ko = 10juta / 50 juta = 0,20 15
  • 16. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional Jika misalnya, PT. A mengganti sebagian modal sendiri dengan utang, dimana kd = 16%, bunga pinjaman = Rp. 4 juta. Dengan menggunakan utang, perusahaan lebih beresiko, karena itu ke naik, misal = 22%, laba operasi tidak berubah (Rp. 10 juta), maka nilai dan biaya modal perusahaan: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 16
  • 17. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional Nilai perusahaan meningkat karena biaya modal perusahaan menurun menjadi 0,191 MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks O Laba bersih operasi Rp. 10 juta F Bunga Rp. 4 juta E Laba utk pemilik modal Rp. 6 juta ke Biaya modal sendiri 0,22 S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta B Nilai pasar utang Rp. 25 juta V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta ko Biaya modal perusahaan: = 0,22(27,27/52,27) + 0,16 (25/52,27) 0,191 17
  • 18. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional Jadi keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan utang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun) Jika, misalkan sebelum perusahaan gunakan utang, perusahaan memiliki 1.000 lembar saham, maka harga sahamnya rp. 50.000/lembar MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 18
  • 19. PePendekatan Tradisionalndekatan Tradisional Setelah perusahaan mengganti sebagian sahamnya dengan utang (yang diganti sebesar Rp. 25juta atau 500 lembar saham), maka nilai sahamnya naik menjadi Rp. 27,27juta/500 = Rp. 54.540/ lembar MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 19
  • 20. Pendekatan Modigliani-Miller (MM)Pendekatan Modigliani-Miller (MM) Kedua ekonom ini berpendapat bahwa nilai perusahaan yang memiliki utang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak memiliki utang Kenaikan nilai ini disebabkan oleh adanya penghematan pajak dari penggunaan utang MM memiliki pendapat/preposisi struktur modal dengan pajak dan tanpa pajak MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 20
  • 21. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teorinya: Tidak ada pajak Tidak ada biaya transaksi Individu & perusahaan meminjam pada tingkat yang sama Proposisi 1: nilai setiap perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan (NOI = EBIT) MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 21
  • 22. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 22 eUo UL k EBIT k EBIT VV === VL = nilai perusahaan jika gunakan utang VU = nilai perusahaan jika gunakan tidak utang ko = total biaya modal keU = biaya modal dari perusahaan tidak gunakan utang (unlevered firm)
  • 23. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak Hal ini berarti MM berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan Tingkat keuntungan dan risiko usaha (keputusan investasi)lah yang akan mempengaruhi nilai perusahaan, bukan keputusan pendanaan: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 23 V B/S VL = VU
  • 24. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak Jika ada 2 perusahaan dengan struktur modal yang berbeda, tingkat keuntungan dan risiko keduanya sama, mempunyai nilai yang berbeda, maka akan terjadi proses arbitrase Arbitrase tsb akan terjadi sampai nilai kedua perusahaan tsb sama Proses arbitrase digambarkan dalam tabel berikut: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 24
  • 25. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak sefew MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 25 PROSES ARBITRASE A B Laba 100 100 Bunga 0 40 Laba utk pemegang saham 100 60 ks (ke) 0,2 0,22 Vs (Ve) 500 272,33 kb (kd) 0 0,15 Vb (Vd) 0 266,67 WACC 0,2 0,19 Total Nilai perush (Vs+Vb) 500 539,4
  • 26. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak Menurut MM, situasi di atas tidak akan terjadi, yaitu dimana nilai perusahaan A = 500, sedang B = 540, karena proses arbitrase akan hilangkan perbedaan tsb Investor dapat lakukan 2 alternatif: Alternatif 1: misal seorang investor miliki 10% saham B. jadi penghasilannya = 10% x 60 = 6. Investor ini menanggung risiko utang = 10% x 267 = 26,7% (karena miliki saham B) MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 26
  • 27. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak Alternatif 2: Karena nilai perusahaan A ≠ B, investor lakukan langkah-langkah arbitrase berikut ini: Jual saham B = 10% x 272 = 27,2 (peroleh kas masuk) Pinjam 10% utang perusahaan B, peroleh kas masuk 10% x 267 = 26,7 Beli saham A = 10% x 500 = 50 MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 27
  • 28. Proposisi 1: tanpa pajakProposisi 1: tanpa pajak Investasi pada kedua alternatif hasilkan keuntungan yang sama, risiko yang sama tapi modal alternatif ke-2 lebih kecil daripada alternatif 1 Maka investor akan memilih alternatif 2 (arbitrase) = berarti jual saham B & beli saham A Proses arbitrase akan berlangsung terus sampai nilai perusahaan A = B Pada situasi ini, akhirnya arbitrase tidak hasilkan keuntungan lagi MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 28
  • 29. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang gunakan utang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio utang dengan saham MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 29 )( kbko S B koks −+= ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham) kb = tk.keuntungan yg disyaratkan (utang = tk.bunga) ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham perusahaan tanpa utang B/S = rasio utang dengan saham
  • 30. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak Jika gunakan utang yang semakin banyak, perusahaan bisa gunakan sumber modal yang lebih murah yang semakin besar, yang kemudian akan turunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (WACC), jika ks = konstan Tapi, jika utang semakin meningkat, ks juga akan naik, akibatnya WACC akan konstan sehingga nilai perusahaan juga akan konstan MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 30
  • 31. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak Contoh: ks = 15%, nilai pasar saham dengan utang saham = 4.000; kb = 10%, ko=WACC = 15%. Jika perusahaan tingkatkan utangnya menjadi 8.000, berapa biaya modal saham yang baru? MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 31 %25%10%15 %)1015)(000.4/000.8(%15 )( =+= −+= −+= ks ks kbko S B koks
  • 32. Proposisi 2: tanpa pajakProposisi 2: tanpa pajak Biaya modal rata-rata tertimbang yang baru: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 32 Contoh diatas menunjukkan WACC tetap sama meski struktur modal diubah Dengan kata lain, nilai perusahaan tetap sama %15 3/203/25 %)10)(3/2(%)25)(3/1( = += += WACC WACC WACC
  • 33. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak Nilai perusahaan dengan utang = nilai perusahaan + penghematan pajak karena bunga utang: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 33 kb BkbTc ko TcEBIT VL TcBVUVL ..)1( + − = += Tc = tk.pajak (perusahaan)  B= besarnya utang ks = tk.keuntungan yg disyaratkan (saham) kb = tk.keuntungan utang ( tk.bunga) ko = tk.keuntungan yg disyaratkan utk saham perusahaan tanpa utang
  • 34. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak Yaitu biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang Tapi penghematan dari pajak akan lebih nesar daripada penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham, rumusnya: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 34 ))(1( kbkoTc S B koks −−+= Rumus diatas berarti bahwa penggunaan utang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham
  • 35. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak Tapi penggunaan utang yang lebih banyak, berarti gunakan modal yang lebih murah (karena biaya modal utang < biaya modal saham), akan turunkan WACC (meski biaya modal saham naik) Misal perusahaan U tidak gunakan utang (100% saham), EBIT U =rp. 10juta; ks U = 20%; Tc = 40%; maka nilai U = VU = rp. 10 juta (1 - 0,4)/0,2 =rp. 30 juta Karena perusahaan tidak gunakan utang, maka WACC = ks = 20% MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 35
  • 36. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak Misal perusahaan putuskan untuk gunakan utang = rp. 20 juta, tk.bunga = 15%; maka nilai perusahaan: VL = VU + Tc.B VL = rp. 30juta+ (0,4 x rp. 20juta) = rp. 38 juta Nilai saham = rp. 38juta – rp. 20juta = rp. 18 juta Biaya modal pemegang saham setelah gunakan utang: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 36 %33,23)1520)(4,01)(18/20(20 ))(1( =−−+= −−+= ks kbkoTc S B koks
  • 37. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak WACC setelah gunakan utang: MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 37 WACC setelah gunakan utang < WACC gunakan 100% saham = WACC =20% < 23,33% Untuk mengecek konsistensi ini, nilai perusahaan dengan utang dan nilai saham dapat dihitung sbb: %79,15 ]33,23)38/30[()]4,01(15)38/20[( ])}/([{)}]1({)}9/[{ = +−= ++−+= WACC xxWACC xksSBsTckbxSBBWACC
  • 38. Proposisi 2: dengan pajakProposisi 2: dengan pajak VL= EBIT (1 – Tc)/WACC VL= 10juta (1 – 0,4)/0,1579 = 38 juta Vs = laba bersih utk pemegang saham / ks Vs = (EBIT – bunga – pajak)/ks Vs = (10juta-(0,15x20juta) - 2,8 juta)/0,2333 = 18 juta Implikasi teori MM: perusahaan sebaiknya menggunakan utang sebesar-besarnya (misalnya 99%) Tapi, kenyataannya tidak ada perusahaan yang memiliki utang sebesar itu MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 38
  • 39. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Berbagai faktor yang telah dibahas sebelumnya, seperti adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, personal tax, menjelaskan mengapa perusahaan memiliki struktur modal tertentu Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup balancing theories Tujuan balancing theories adalah untuk menyeimbangkan manfaat & pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 39
  • 40. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Tujuan balancing theories adalah untuk menyeimbangkan manfaat & pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang Sejauh manfaat yang diperoleh perusahaan masih lebih besar, utang akan ditambah Tetapi jika pengorbanan sudah lebih besar perusahaan karena menggunakan utang, maka jumlah utang tidak boleh lagi ditambah MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 40
  • 41. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Teori ini diperkenalkan oleh Myers and Majluf (1984) yang menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan dengan urutan preferensi sbb: Perusahaan memilih pendanaan internal lebih dulu, diperoleh hasil laba operasional perusahaan Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara tiba-tiba MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 41
  • 42. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Karena kebijakan dividen yang konstan (sticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan & peluang investasi yang tidak bisa diprediksi, menyebabkan aliran kas yang diterima perusahaan akan lebih besar daripada pengeluaran investasi pada saat- saat tertentu, akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas lebih besar perusahaan akan membayar utang atau membeli SSB. Jika kas kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang ada atau menjual SSB MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 42
  • 43. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan menerbitkan SSB yang paling aman lebih dulu, yaitu obligasi, lalu obligasi konvertibel, saham istimewa (hybrid), lalu jika masih belum mencukupi diterbitkan saham sebagai alternatif terakhir MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 43
  • 44. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Sesuai teori ini, tidak ada target debt to equity ratio (rasio utang terhadap modal), karena ada dua jenis modal sendiri: internal (dari dalam perusahaan) dan eksternal (dari luar perusahaan) Perusahaan lebih menyukai modal internal daripada modal eksternal, karena tidak perlu ‘membuka diri’ terhadap publik Dana eksternal dalam bentuk utang (obligasi) lebih disukai daripada modal sendiri (saham) karena biaya emisi obligasi lebih rendah dari biaya emisi saham baruMAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 44
  • 45. Pecking Order TheoryPecking Order Theory Hal terjadi karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama Kekhawatiran manajer akan penerbitan saham baru memberikan informasi yang ‘jelek’ ke investor Hal ini timbul karena adanya ‘asimetri informasi’ antara manajemen (pihak dalam) dengan investor (pihak luar). MAK-1,Hj.SalmahSaid@2013_UIN Alauddin Mks 45