Dokumen tersebut memberikan panduan bagi wartawan pemula dalam melakukan wawancara dengan sumber informasi. Beberapa poin pentingnya adalah fokus pada pertanyaan daripada mencatat, buat catatan yang ringkas namun efektif, gunakan perekam tapi tetap buat catatan tambahan, dan dengarkan sumber informasi secara aktif.
2. BERTANYA vs MENCATAT
Sebagai wartawan pemula anda mungkin melakukan dua pekerjaan
sekaligus : berbincang bincang dan mencatat; tentu akan sangat
merepotkan. Namun hal teresebut jangan sampai menganggu anda
dalam berkosentrasi antara mngajukan pertanyaan dan menulis
jawaban. Bila terlalu cepat, anda bisa meminta narasumber
mengulang pernyataan atau jawaban. Amblah beberapa informasi
yang berguna. Terkadang anda memang akan mengunakan semua
catatan. Tetapi, justru yang lebih sering, hanya sebagian cacatan yang
bisa dipakai.
Seorang penulis yang percaya pada kemampuan mengingat
mungkinakan menambahkan rincian atau komentar yang mereka
ingat, tetapi tidak ditulis. Meskipun demkian, cara seperti ini sebaiknya
dilakukan dengan hati hati, khususnya jika pandangan pandangan yang
dikemukakan cenderung kontradiktif dan berpotensi menciptakan
kasus pencemaran nama baik. Tanpa cacatan atau kaset rekaman,
wartawan/reporter hanya memiliki sedikit pembelaan di Pengadilan.
3. MENDENGARKAN SECARA AKTIF
Bagaimana menanggapi keinginan seseorang
berbicara? Peran wartawan adalah menyimak
dengan cerdas dan menjaga percakapan agar tetap
jernih dan terfokus pada pertanyaan pertanyaan.
Menjadi pendengar yang baik atas informasi yang
narasumber berikan juga akan membantu
menciptakan hubungan yang baik kedepannya.
Kemudian manfaatkan peluang untuk mengorek
lebih dalam informasi yang anda perlukan bila si
narasumber telah terlihat enjoy dalam ritme
wawancara yang terjadi.
4. MENCATAT DENGAN EFEKTIF DAN CERDIK
Salah satu keterampilan wartawan yang paling penting adalah
membuat catatan catatan wawancara dengan efektif. Selama abad ke
-19, munculnya tulisan tangan sebagai keterampilan khusus jurnalistik
mendorong perkembangan gagasan profesionalisme.
Seperti pendapat Anthony Smith : “hal itu berarti seseorang dapat
mengkhususkan diri dalam mengamati, mendengarkan, dan merekam
dengan tepat…..hal ini juga memberi seorang wartawan aura netralitas
saat ia berdiri di antara peristiwa dan pembaca” (Anthony Smith, The
Politics Information, London: MacMillan Press, 1978).
Memang penting bagi setiap wartawan yang berbakat untuk membuat
catatan ringkas dengan tulisan 100 kata permenitnya. Rasanya tak ada
wartawan yang menyesal mempelajari dan mengasah keterampilan
ini. Pada acara tertentu ada yang melarang menggunakan alat
perekam, seperti : meliput kegiatan rapat anggota DPR, pengadilan,
atau ruang otopsi, maka steno teknik menulis cepat, menjadi
penting terutama untuk mengatasi kesalahan kesalahan kecil.
5. MENCATAT DENGAN EFEKTIF DAN CERDIK
ALTERNATIF :
o Tulisan cepat versi sendiri : anda bisa mengembangkan
teknik yang buat sendiri dengan membuang huruf huruf
hidup untuk meringkas catatan anda. Sebagai contoh :
duduk bisa jadi ddk, rumah jadi rmh, dan lainnya.
oSistem ringkasan yang baru, agiliwriting: easy to read,
easy to write, and easy to learn: mudah dibaca, ditulis,
dipelajari.dalam teknik ini kita harus membawa
komputer/laptop. Keuntungannya wartawan dapat
menulis secara ringkas dan dapat mengubahnya menjadi
tulisan normal secara otomatis. Dengan demikian, dalam
waktu yang tidak terlalu lama dapat mengirimkan
hasilnya ke kantor lewat modem/hotspot area.
6. MENCATAT DENGAN EFEKTIF DAN CERDIK
ALTERNATIF :
oPenting membuat catatan terpilih. Wartawan yang baik mengerti kapan hal
hal menarik akan diucapkan narasumber. Telingannya menegang dan seluruh
perhatiannya ditumpahkan untuk mendapatkan fakta fakta yang diucapkan,
juga pandangan serta perasaan narasumber. Jika tidak yakin dengan kutipan
yang ditulis, perbaikilah dengan memeriksa ulang atau menulis ulang kutipan
tersebut.
oWartawan biasanya tidak mencatat semua kata yang diucapkan
narasumber. Dalam suatu wawancara terkadang narasumber terganggu
dengan kehadiran buku catatan. Dalam menghadapi maslah ini, wartawan
harus mengandalkan ingatannya. Wartawan denganingatan yang kuat yang
bisa mengunakan pendekatan seperti ini.
oKerapian. Wartawan biasanya menggunakan buku catatan yang mudah
digunakan, pas dikantong, dan halamannya mudah dibalikkan. Sistem
penyimpanan catatan yang rapi akan memudahkan anda bila sewaktu waktu
memerlukan rujukan yang pernah di tulis sebelumnya.
7. PRO DAN KONTRA PEREKAM
Kebanyakan wartawan sekarang makin mengandalkan
perekam. Harganya sekarang ini berkisar Rp.150.000 hingga
Rp. 700.000 atau bisa lebih mahal lagi. Alat alat itu tersedia
dalam bentuk yang sangat kecil dan tidak mencolok, sehingga
sedikit saja orang yang merasa terganggu dengan penggunaan
perekam tersebut . Jika seorang narasumber menggugat
wartawan tentang kutipan yang mereka buat tidak ada bukti
yang paling baik selain perekam.
Sebaiknya senantiasa memberitahukan narasumber bahwa
anda menggunakan perekam. Beberapa surat kabar memiliki
pesawat telepon dengan alat rekam khusus yang tidak dimiliki
oleh wartawan seperti ditelepon rumah biasa. Penggunaan
rekaman senantiasa membutuhkan penanganan yang hati
hati, jangan pernah mengandalakan seluruhnya pada alat
rekam
8. PRO DAN KONTRA PEREKAM
Kaset rekaman mungkin saja hilang, atau anda lupa menekan
tombol perekam, banyak wartawan yang memiliki
pengalaman buruk tentang hal ini. Kemungkinan bateray yang
digunakan sudah lemah;microfon memasukka suara yang
bising. Jika perekam diletakkan ditengah meja, bsa jadi tidak
mampu menangkap suara orang yang berbicara disudut
lainnya selam a diskusi panel. Oleh karena itu biasakan
membuat catatan sebagai pelengkap.
Apabila anda harus menyelesaikan tulisan anda dengan cepat
penggunaan perekam bisa jadi menjengkelkan. Butuh waktu
banyak untuk menemukan kutipan atau informasi yang
diperlukan. Lain hal nya bila anda akan menulis feature dan
profil. Penggunaan perekam akan lebih menguntungkan bila
waktu tersedia untuk membuat catatan dan mendengarkan
seluruh isi rekaman.