Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Analisis Dayasaing Komoditas
Dilakukan untuk mengetahui dayasaing
suatu komoditas yaitu dengan menganalisis
tiap komponen dari Teori Berlian Porter
(Porter’s Diamond Theory).
The Competitive Advantage
of the Nation (Michael E. Porter)
4. Teori Berlian Porter
Enam komponen dari Teori Berlian Porter
1. Factor Condition (FC), yaitu keadaan faktor-faktor produksi
dalam suatu industri seperti tenaga kerja dan infrastruktur.
2. Demand Condition (DC), yaitu keadaan permintaan atas
barang dan jasa dalam negara.
3. Related and Supporting Industries (RSI), yaitu keadaan para
penyalur dan industri lainnya yang saling mendukung dan
berhubungan.
4. Firm Strategy, Structure, and Rivalry (FSSR), yaitu strategi
yang dianut perusahaan pada umumnya, struktur industri dan
keadaan kompetisi dalam suatu industri domestik.
5. Faktor Pemerintah
6. Faktor Kesempatan
5. Analisis Berlian Porter
Persaingan, Struktur, dan Strategi
Perusahaan
1. Persaingan domestik
2. Struktur dan Strategi Perusahaan
Kondisi Permintaan Domestik
1. Komposisi Permintaan
Domestik
2. Besar dan pola pertumbuhan
permintaan domestik
3. Internasionalisasi permintaan
domestik
Kondisi Faktor Sumberdaya
1. Sumberdaya alam
2. Sumberdaya manusia
3. Sumberdaya IPTEK
4. Sumberdaya Modal
5. Sumberdaya infrastruktur
Industri Terkait & Pendukung
1. Industri pemasok
2. Industri terkait
Peranan
Pemerintah
Peranan
Kesemptan
6. A. Factor Condition
1. Sumberdaya Manusia
jumlah tenaga kerja yang tersedia
kemampuan manajerial dan ketrampilan yang
dimiliki
biaya tenaga kerja yang berlaku (tingkat upah)
dan
etika kerja (termasuk moral).
7. A. Factor Condition
2. Sumberdaya Fisik/Alam
 Mencakup biaya, kualitas, aksesibilitas, ukuran
lahan (lokasi), ketersediaan air, mineral dan
energi serta sumberdaya pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan (termasuk
sumberdaya perairan laut lainnya), dan
sumberdaya peternakan, serta sumberdaya
alam lainnya, baik yang dapat diperbarui
maupun yang tidak dapat diperbarui. Begitu
juga kondisi cuaca dan iklim, luas wilayah
geografis, kondisi topografis dan lain-lain.
8. A. Factor Condition
3. Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Mencakup ketersediaan pengetahuan pasar,
pengetahuan ilmiah yang menunjang dan
diperlukan dalam memproduksi barang dan
jasa.
 Begitu juga ketersediaan sumber-sumber
pengetahuan dan teknologi, seperti perguruan
tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga statistik, literatur bisnis dan ilmiah,
basis data, laporan penelitian, asosiasi
pengusaha, asosiasi perdagangan dan sumber
pengetahuan dan teknologi lainnya
9. A. Factor Condition
4. Sumberdaya Modal
 Mencakup jumlah dan biaya (suku bunga)
yang tersedia, jenis pembiayaan (sumber
modal), aksesibilitas terhadap pembiayaan,
kondisi lembaga pembiayaan dan perbankan,
tingkat tabungan masyarakat, peraturan
keuangan, kondisi moneter dan fiskal, serta
peraturan moneter dan fiskal.
.
10. A. Factor Condition
5. Sumberdaya Infrastruktur
 Mencakup ketersediaan jenis, mutu dan biaya
penggunaan infrastruktur yang mempengaruhi
persaingan, termasuk sistem transportasi,
komunikasi, pos dan giro, pembayaran dan
transfer dana, air bersih, energi listrik dan lain-
lain.
11. B. Demand Condition
Kondisi permintaan domestik merupakan faktor
penentu dayasaing industri, terutama mutu
permintaan domestik.
Mutu permintaan domestik merupakan sarana
pembelajaran perusahaan-perusahaan domestik
untuk bersaing di pasar global
Mutu permintaan (persaingan yang ketat) di dalam
negeri memberikan tantangan bagi setiap
perusahaan untuk meningkatkan dayasaingnya
sebagai tanggapan terhadap mutu persaingan di
pasar domestik.
12. B. Demand Condition
Ada tiga faktor kondisi permintaan yang
mempengaruhi dayasaing industri nasional
yaitu:
1) Komposisi Permintaan Domestik
2) Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan
3) Internasionalisasi Permintaan Domestik
13.
14.
15.
16.
17. B. Demand Condition
1. Komposisi Permintaan Domestik
 Struktur segmen permintaan merupakan faktor
penentu dayasaing industri nasional.
 Pada sebagian besar industri, permintaan yang
ada telah tersegmentasi atau dipersempit
menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik.
 Pada umumnya perusahaan-perusahaan lebih
mudah memperoleh dayasaing pada struktur
segmen permintaan yang lebih luas dibanding
dengan struktur segmen yang sempit.
18. B. Demand Condition
1. Komposisi Permintaan Domestik (lanjutan)
 Pengalaman dan selera pembeli yang tinggi
akan meningkatkan tekanan kepada produsen
untuk menghasilkan produk yang bermutu dan
memenuhi standar yang tinggi, yang mencakup
standar mutu produk, fitur-fitur pada produk
dan pelayanan.
 Antisipasi yang baik terhadapa kebutuhan
pembeli dari perusahaan dalam negeri
merupakan suatu poin dalam memperoleh
keunggulan dayasaing.
19. B. Demand Condition
2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan
 Jumlah permintaan domestik mempengaruhi
tingkat persaingan dalam negeri, terutama
disebabkan oleh jumlah pembeli bebas,
tingkat pertumbuhan permintaan domestik,
timbulnya permintaan baru, dan kejenuhan
permintaan lebih awal sebagai akibat
perusahaan domestik melakukan penetrasi
pasar lebih awal.
20. B. Demand Condition
2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan (lanj..)
 Pasar domestik yang luas dapat diarahkan untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dalam
suatu industri. Hal ini dapat dilakukan jika
industri dilakukan dalam skala ekonomis
melalui adanya penanaman modal dengan
membangun fasilitas skala besar, pengembangan
teknologi dan peningkatan produktivitas
21. B. Demand Condition
3. Internasionalisasi Permintaan Domestik
 Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari
luar negeri akan mendorong dayasaing
industri nasional karena dapat membawa
produk tersebut ke luar negeri.
 Konsumen yang memiliki mobilitas
internasional tinggi dan sering mengunjungi
suatu negara juga dapat mendorong dan
meningkatkan dayasaing produk negeri
yang dikunjungi tersebut.
22. C. Related and Supporting Industries
C. Industri Terkait dan Industri Pendukung
 Keberadaan industri pendukung dan industri terkait yang
memiliki dayasaing global mempengaruhi dayasaing
industri utamanya.
 Industri hulu yang memiliki dayasaing global akan
memasok input bagi industri utama dengan harga yang
lebih murah, mutu yang lebih baik, pelayanan yang
cepat, pengiriman tepat waktu dan jumlah sesuai dengan
kebutuhan industri utama, sehingga industri tersebut
juga akan memiliki dayasaing global yang tinggi.
23. C. Related and Supporting Industries
C. Industri Terkait dan Industri Pendukung (lanj..)
 Industri hilir yang menggunakan produk industri
utama sebagai bahan baku. Apabila industri hilir
memiliki dayasaing global maka industri hilir
tersebut dapat menarik industri hulunya untuk
memperoleh dayasaing global.
24. D. Firm Strategy, Structure and Rivalry
D. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan
 Tingkat persaingan dalam industri merupakan
salah satu faktor pendorong bagi perusahaan-
perusahaan yang berkompetisi untuk terus
melakukan inovasi.
 Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat
merupakan faktor penentu dan sebagai motor
penggerak untuk memberikan tekanan antar
perusahaan untuk berkompetisi dan terus
melakukan inovasi untuk meningkatkan
dayasaingnya. .
25. D. Firm Strategy, Structure and Rivalry
 Perusahaan-perusahaan yang telah terbukti
bersaing ketat dalam industri nasional akan lebih
mudah memenangkan persaingan internasional
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
yang belum memiliki dayasaing nasional atau
berada dalam industri yang tingkat
persaingannya rendah.
26. D. Firm Strategy, Structure and Rivalry
 Struktur industri dan struktur perusahaan
menentukan dayasaing yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam
industri tersebut.
 Struktur industri yang monopolistik kurang
memiliki daya dorong untuk melakukan
perbaikan-perbaikan serta inovasi-inovasi baru
dibandingkan dengan struktur industri yang
bersaing.
27. D. Firm Strategy, Structure and Rivalry
 Struktur perusahaan sangat berpengaruh terhadap
bagaimana perusahaan yang bersangkutan dikelola
dan dikembangkan dalam suasana tekanan
persaingan, baik domestik maupun internasional.
 Berpengaruh pada strategi perusahaan untuk
memenangkan persaingan domestik dan
internasional. Dengan demikian secara tidak
langsung akan meningkatkan dayasaing global
industri yang bersangkutan.
28. E. Peranan Pemerintah
 Pemerintah dapat mempengaruhi maupun
dipengaruhi oleh keempat variabel utama.
 Variabel kondisi faktor sumberdaya dipengaruhi
melalui subsidi, kebijakan pasar modal, kebijakan
pendidikan dan lainnya. Peranan pemerintah
dalam membentuk kondisi permintaan domestik
seringkali sulit untuk dijelaskan.
 Pemerintah juga bertugas menetapkan standard
produk lokal melalui departemen-departemen
yang ada.
29. E. Peranan Pemerintah
 Pemerintah juga seringkali menjadi pembeli
utama, misalnya pembelian alat telekomunikasi
atau penerbangan untuk keperluan negara.
 Pemerintah dapat juga menjadi penjual utama atau
memegang kekuasaan atas produk-produk vital
yang menyangkut kepentingan rakyat banyak.
30. E. Peranan Pemerintah
 Pada bagian industri pendukung dan terkait,
pemerintah dapat membentuk polanya, seperti
dengan mengkontrol media periklanan dan
membuat regulasi dari pelayanan pendukung.
 Pemerintah juga dapat mempengaruhi persaingan,
struktur dan strategi perusahaan melalui regulasi
pasar modal, kebijakan pajak dan perundang-
undangan.
31. F. Peranan Kesempatan
 Kesempatan mempunyai dampak yang asimetris
atau hanya berlaku satu arah terhadap keempat
faktor utama dari Teori Berlian Porter.
 Faktor kesempatan seringkali merupakan suatu hal
yang besar di luar kekuatan dari industri dan juga
pemerintah dalam memberikan pengaruh.
 Contoh yang khususnya sangat penting dalam
mempengaruhi keunggulan kompetitif, yaitu hak
paten, perang, keputusan politik dari pemerintah
luar negeri dan lainnya.