Tugas Paper ini menjelaskan bagaimana Nike, Inc menggunakan strategi pemasaran holistik dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader produk perlengkapan olah raga.
Mata Kuliah: Sistem Penunjang Keputusan
Pertemuan: 4
Jurusan: Sistem Informasi
Kampus: STMIK Swadharma
Sumber Gambar:
https://stock.adobe.com/de/search?k=nachdenklich&filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Aillustration%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Azip_vector%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Avideo%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Atemplate%5D=1&filters%5Bcontent_type%3A3d%5D=1&filters%5Binclude_stock_enterprise%5D=0&filters%5Bis_editorial%5D=0&safe_search=1&ca=0&load_type=find_similar&similar_content_id=22795843&find_similar_by=all
https://www.123rf.com/photo_24964022_3d-people-man-person-and-a-cubes-future-concept.html
https://pixabay.com/id/illustrations/laki-laki-kulit-putih-model-3d-2064842/
https://www.gograph.com/clipart/are-you-sure-words-written-by-3d-man-gg75438103.html
https://id.pinterest.com/pin/341358846733761157/?lp=true
http://nontradmd.blogspot.com/2012/11/uncertain-certainty.html
https://www.dekoruma.com/artikel/80484/langkah-investasi-properti-yang-benar
http://www.abouturban.com/2018/05/31/mau-mendirikan-pabrik-ketahui-dulu-perizinannya/
http://www.innovationfast.com/3-dimensions-of-product-innovation/
https://www.minecraft-schematics.com/schematic/8201/
https://www.toonpool.com/cartoons/decision%20making%20process%20flip%20coi_90209
https://huskmitnavn.dk/blogs/projects/3d-drawings
Tugas Kelompok 2 (Bab 2: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran)
Resume Buku "Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid I - Philip Kotler & Kevin Lane Keller"
Tugas Paper ini menjelaskan bagaimana Nike, Inc menggunakan strategi pemasaran holistik dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader produk perlengkapan olah raga.
Mata Kuliah: Sistem Penunjang Keputusan
Pertemuan: 4
Jurusan: Sistem Informasi
Kampus: STMIK Swadharma
Sumber Gambar:
https://stock.adobe.com/de/search?k=nachdenklich&filters%5Bcontent_type%3Aphoto%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Aillustration%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Azip_vector%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Avideo%5D=1&filters%5Bcontent_type%3Atemplate%5D=1&filters%5Bcontent_type%3A3d%5D=1&filters%5Binclude_stock_enterprise%5D=0&filters%5Bis_editorial%5D=0&safe_search=1&ca=0&load_type=find_similar&similar_content_id=22795843&find_similar_by=all
https://www.123rf.com/photo_24964022_3d-people-man-person-and-a-cubes-future-concept.html
https://pixabay.com/id/illustrations/laki-laki-kulit-putih-model-3d-2064842/
https://www.gograph.com/clipart/are-you-sure-words-written-by-3d-man-gg75438103.html
https://id.pinterest.com/pin/341358846733761157/?lp=true
http://nontradmd.blogspot.com/2012/11/uncertain-certainty.html
https://www.dekoruma.com/artikel/80484/langkah-investasi-properti-yang-benar
http://www.abouturban.com/2018/05/31/mau-mendirikan-pabrik-ketahui-dulu-perizinannya/
http://www.innovationfast.com/3-dimensions-of-product-innovation/
https://www.minecraft-schematics.com/schematic/8201/
https://www.toonpool.com/cartoons/decision%20making%20process%20flip%20coi_90209
https://huskmitnavn.dk/blogs/projects/3d-drawings
Tugas Kelompok 2 (Bab 2: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran)
Resume Buku "Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid I - Philip Kotler & Kevin Lane Keller"
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony EricssonRima Anggraini
Kegagalan Perusahaan Nokia dan Sony Ericsson
Penyebab Kemunduran Nokia dan Sony Ericsson
Strategi Perusahaan untuk Bertahan
Manajemen Proses Bisnis Nokia dan Sony Ericsson
Analisis Penyebab Kegagalan Nokia dan Sony EricssonRima Anggraini
Kegagalan Perusahaan Nokia dan Sony Ericsson
Penyebab Kemunduran Nokia dan Sony Ericsson
Strategi Perusahaan untuk Bertahan
Manajemen Proses Bisnis Nokia dan Sony Ericsson
Metode Kuantitatif disebut sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. sumber buku: Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D karya Prof. Dr. Sugiyono.
Daftar Distribusi Frekuensi dan Aplikasi pada Data Penelitianrennijuliyanna
Distribusi Frekuensi adalah susunan data yang dibagi dalam beberapa kelas dengan interval tertentu berdasarkan kategori tertentu yang disusun dalam sebuah daftar. Di dalam powerpoint ini membahas istilah-istilah (nilai-nilai), bagan-bagian distribusi frekuensi, penyusunan tabel distribusi frekuensi, dan jenis-jenis distribusi frekuensi.
Semoga bermanfaat..
dalam pengumpulan data pada metode penelitian kuantitatif membutuhkan instrumen, salah satunya adalah instrumen nontes berupa skala pengukuran atau ratingscale. makalah ini disertai langkah-langkah menyusun instrumen skala bertingkat dalam mengumpulkan data seperti angket.
Bab5-Metode dan Instrumen Pengumpulan Data.pptAlleriaWarmane
Metode dan instrumen pengumpulan data. Kerangka teori dan pengukuran konstruk. Pengertian dan pengukuran variabel. Instrumen pengukur variabel. Kriteria instrumen yang baik. Validitas pengukuran. Metode dan instrumen pengumpulan data. Kerangka teori dan pengukuran konstruk. Pengertian dan pengukuran variabel. Instrumen pengukur variabel. Kriteria instrumen yang baik. Validitas pengukuran. Metode dan instrumen pengumpulan data. Kerangka teori dan pengukuran konstruk. Pengertian dan pengukuran variabel. Instrumen pengukur variabel. Kriteria instrumen yang baik. Validitas pengukuran. Metode dan instrumen pengumpulan data. Kerangka teori dan pengukuran konstruk. Pengertian dan pengukuran variabel. Instrumen pengukur variabel. Kriteria instrumen yang baik. Validitas pengukuran.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen2 yang dapat terukur (indikator). Indikator ini kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Sangat Setuju (sangat positif)
Setuju (Positif)
Ragu-ragu (netral)
Tidak setuju (negatif)
Sangat tidak setuju (sangat negatif)
Jawaban diberi skor tertinggi 1 dan terendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.
Contoh:
Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda?
Tidak pernah
Pernah
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak checklist atau pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya teletak dibagian kanan garis, dan jawaban sangat negative terletak terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.
Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Dari ketiga skala pengukuran, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dll.
Contoh:
Kenyaman ruang loby kampus UNIKOM:
5 4 3 2 1
Kebersihan area parkir Kampus UNIKOM:
5 4 3 2 1
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel.
Skala Nominal
Penelitian dengan instrument penelitian skala nominal, sebenarnya tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada mengkategorikan, memberi nama, dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti.
Contoh:
Peneliti dapat mengkategorikan: pegawai pria dan wanita, suku Sunda, Jawa, Batak dan lain-lain.
Skala nominal akan menghasilkan data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diobservasi.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut data ordinal yaitu data berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama.
Contoh
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
2. Sifat-sifat dan hubungannya dengan perilaku
Keputusan-keputusan kritis yang diperlukan dalam
memilih sebuah skala pengukuran yang tepat
Karakteristik dan penggunaan rating (penilaian),
ranking (peringkat), sorting (penyortiran), dan skala
lain yang diperlukan.
3. Sifat sikap
Ada banyak definisi mengenai sikap,
tetapi hanya satu definisi yang
tampaknya dapat menangkap
esensinya : Sebuah sikap adalah
sesuatu yang dapat diamati mengenai
kecenderungan yang stabil untuk
bereaksi pada diri sendiri, orang lain,
obyek-obyek, atau masalah dengan
cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan secara konsisten.
Aspek penting dari definisi ini
mencakup pengamatan sifat sikap,
kepermanen relatifnya, dan
hubungannya dengan kejadian-
kejadian dan obyek-obyek yang
signifikan secara sosial.
Oleh Karena sikap
merupakan
Kecenderungan , semakin
senang seseorang atas
sebuah produk atau jasa,
maka semakin mungkin
produk atau jasa tersebut
akan dibeli. Akan tetapi,
seperti yang akan kita
lihat, hal itu tidak selalu
demikian. Sikap biasanya
terbentuk dari tiga
komponen : afektif,
kognitif, dan tujuan
perilaku.
4. Hubungan antara Sikap dan Perilaku
Hubungan antara sikap-perilaku bukan merupakan hubungan
langsung, meskipun mungkin saja terdapat kaitan yang erat diantara
keduanya. Sikap dan perilaku tidak selalu mengarah pada perilaku
aktual. Meskipun sikap serta perilaku diharapkan konsisten satu sama
lainnya, namun kejadiannya tidak selalu demikian. Lebih dari itu,
perilaku dapat mempengaruhi sikap.
Pengambilan Skala Sikap
Pengambilan skala sikap merupakan proses penilaian kecenderungan
sikap menggunakan sebuah bilangan yang mewakili skor seseorang
dalam rangkaian sikap, dari sangat menyenangkan hingga sangat tidak
menyenangkan. Pengambilan skala merupakan “prosedur
penentapan bilangan (atau simbol lain) terhadap sifat obyek dalam
rangka memberikan karakteristik bilangan bagi sifat-sifat yang diamati.”
Secara prosedural, kita menempatkan biilangan-bilangan untuk
meningindikasikan sifat obyek. Jadi, seseorang membuat sebuah skala
bilangan dalam berbagai tingkat untuk menentukan panas dan dingin,
dan menyebutnya termometer. Untuk mengukur temperatur udara,
ditentukan oleh ekspansi atau kontraksi merkuri. Sebuah tabung kaca
berisi merkuri menginikasikan perubahan temperatur melalui naik atau
turunnya merkuri dalam tabung.
5. Pemilahan dan pembentukan sebuah skala pengukuran memerlukan
pertimbangan beberapa faktor yang mempengaruhi kehandalan,
keabsahan, dan kepraktisan dari skala.
Tujuan Riset
Jenis Tanggapan
Sifat-sifat Data
Banyaknya dimensi
• Seimbang atau tak seimbang
• Pilihan terpaksa atau pilihan bebas
• Banyaknya titik skala
• Error penilaian
6. Tujuan periset melakukan kajian terlalu banyak untuk dibuat
dalam sebuah daftar (termasuk diantaranya adalah kajian,
perubahan sikap, persuasi, kepedulian, maksud pembelian,
pemahaman dan tindakan, pembelian aktual dan berulang).
Namun ada dua tujuan umum pengambilan skala :
Untuk mengukur karakteristik partisipan yang berpartisipasi
dalam kajian.
Untuk menggunakan partisipan sebagai juru atas obyek-obyek
atau indikasi yang diberikan kepada mereka.
Ansumsikan anda sedang melakukan kajian mengenai sikap
pelanggan atas perubahan identitas perusahaan (logo dan
lingkungan perusahaan). Dengan tujuan pengambilan skala yang
pertama, skala akan mengukur orientasi pelanggan sebagai
menyenangka atau tidak menyenangkan. Anda dapat
mengkombinasikan jawaban masing-masing orang untuk
membentuk sebuah indikator orientasi secara keseluruhan .
Penekanan kajian ini adalah mengukur perbedaan sikap. Tujuan
pengambilan skala yang kedua dapat menggunakan data kajian
yang sama tetapi yang diamati adalah kepuasan pilihan desain
yang berbeda. Setiap partisipan diminta untuk memilih obyek
atau solusi yang disenangi. Partisipan menilai obyek mana yang
mempunyai lebih banyak karakteristik atau desain mana yang
paling dekat dengan tujuan perusahaan.
TUJUAN RISET
8. SkalaRanking
Dalam skala ranking, partisipan membandingkan dua
obyek atau lebih secara langsung, dan membuat pilihan
diantaranya. Seringkali partisipan diminta memilih “yang
terbaik” atau “yang paling disukai”. Apabila terdapat dua
pilihan, pendekatan yang memuaskan, tetapi skala ini
seringkali menghasilkan keadaan yang sulit jika terdapat
lebih dari dua pilihan. Sebagai contoh, asumsikan
partisipan diminta memilih yang paling disukai diantara
tiga model atau lebih dari sebuah produk. Dalam
tanggapan, 40 % memilih model A. 30% memilih model B,
dan 30% memilih model C. Manakah model yang disukai ?
Analis akan mengambil risiko untuk menyarankan bahwa
A adalah model yang paling disukai. Mungkin interprestasi
tersebut benar, tetapi 60% partisipan memilih model selain
A. Mungkin semua pemilih B dan C menempatkan A
sebagai pilihan terakhir, karena lebih menyukai B dan C
daripada A.
9. Q-sort merupakan sebuah bentuk pengambilan skala yang
memerlukan penyortiran serangkaian kartu menjadi
tumpukan-tumpukan yang mewakili titik-titik di sepanjang
garis tidka terputus. Tujuan penyortiran adalah memperoleh
gambaran konseptual atas objek sikap yang disortir serta
membandingkan hubungannya di antara orang-orang.
Konsep ranking relatif memungkinkan periset untuk
menghasilkan kelompok-kelompok yang memiliki pilihan
yang sama. Dengan mengubah-ubah intruksi, teknik dapat
digunakan untuk menjelaskan produk, jasa, tujuan perilaku
dan aplikasi lainnya. Jika diketahui skor total seseorang,
adalah mungkin untuk memperkirakan item-item mana yang
dijawab secara positif dan negatif dalam skala kumulatif.
Pelopor skala kumulatif adalah skalogram, yaitu sebuah
prosedur untuk menentukan apakah item-item membentuk
sebuah skala dimensi tunggal.
Penyortiran