SlideShare a Scribd company logo
AKTOR DAN PELAKU PEMBUAT
KEBIJAKAN PUBLIK
State
Civil Society
Private
AKTOR-AKTOR DALAM PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Aktor-aktor (2)…
• State terdiri dari eksekutif, legislatif, yudikatif
• Private terdiri dari pengusaha/swasta
• Civil society terdiri dari :
1. Warga negara individu
2. Partai politik
3. NGOs
Level Executive officials and
organizations
Legislative
Official and
Organizations
Bureaucratic
Officials and
Organizations
Nongovernmental
Individuals and
Organizations
Judicials and
Organization
Federal President
Executive
Office of the
president
Staff
Congress
Congressio
nal staff and
support
agencies
Department
and agency
heads
Staff-civil
servants
Corporations
Labour Union
Interest group
Advisory body
Media (with
national focus
and impact)
Federal judges
Law Clerks
Marshal
Master,expert
Federal
attorneys
State  Governor
 Governor’s
staff
State
legislature
Staff and
Support agencies
Department
and agency
heads
Staff-civil
servants
Same above
(with state
focus)
State judges
Law clerks
Miscellaneous
state judicial
official
Local Mayor
Country
commisioners
Other local elected
executives
Staff
City councils,
board of
commisioners,
other local
elected officials
staff
Department
and agency
heads
Staff-civil
servants
Same above
(with local
focus)
Local Judges
Law Clerk
Missleneous
local judicial
official
Aktor-aktor dalam perumusan dan implementasi kebijakan
Aktor-aktor (3)...
Pemerintah Swasta
Rakyat
Moral
AKTOR
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
LEGISLATIF
EKSEKUTIF
INSTANSI
ADMINISTRATIF
LEMBAGA
PERADILAN
NON-
PEMERINTAH
KELOMPOK
KEPENTINGAN
PARTAI POLITIK
WARGA NEGARA
INDIVIDU
AKTOR-AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK
LEGISLATIF
• Legislatif berhubungan dengan tugas politik sentral
dalam pembuatan peraturan dan pembentukan
kebijakan dalam suatu sistem politik.
• Legislatif ditunjuk secara formal yang mempunyai
fungsi memutuskan keputusan-keputusan politik
secara bebas.
• Dalam melakukan penetapan perundangan, parlemen
mempunyai peran sentral dalam mempertimbangkan,
meneliti, mengoreksi sampai menyebarluaskan
kebijakan kepada masyarakat.
• Di negara-negara komunis, legislatifnya hanya
melakukan ratifikasi atau konfirmasi atas keputusan
yang telah dibuat oleh pejabat tinggi dalam partai
komunis
EKSEKUTIF (PRESIDEN)
• Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembuatan kebijakan publik.
• Keterlibatan presiden dalam pembuatan kebijakan dapt
dilihat dalam komisi-komisi presidensial atau dalam rapat-
rapat kabinet. Dalam beberapa kasus, presiden terlibat
secara personal dalam pembuatan kebijakan.
• Selain keterlibatan secara langsung, kadangkala presiden
juga membentuk kelompok-kelompok atau komisi-komisi
penasehat yang terdiri dari warga negara swasta maupun
pejabat- pejabat yang ditunjuk untuk menyelidiki
kebijakan tertentu dan mengembangkan usulan-usulan
kebijakan
YUDIKATIF
• Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang
cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan
publik melalui pengujian kembali suatu undang-
undang atau peraturan. (melalui peninjauan
yudisial dan penafsiran undang-undang)
• Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan
pengadilan untuk menentukan apakah tindakan-
tindakan yang diambil oleh eksekutif atau
legislatif sesuai dengan konstitusi atau tidak. Bila
keputusan-keputusan tersebut bertentangan
dengan konstitusi, maka yudikatif berhak
membatalkan atau menyatakan tidak sah
terhadap peraturan perundangan yang dudah
ditetapkan.
Instansi Administratif
• Meskipun terdapat satu doktrin dalam ilmu politik bahwa instansi
administrasi hanya dipengaruhi oleh kebijakan yang ditentukan
pemerintah, namun saat ini diakui bahwa politik dan administrasi
dapat berbaur dan instansi administrasi sering terlibat dalam
pengembangan kebijakan publik.
• Konsep administrasi baru New Public Administration (George
Frederickson:1980) tidak lagi membahas dikotomi administrasi
publik dengan politik
• Dalam masyarakat pacsa-industri seperti saat ini dimana
keberagaman (pluralitas) menjadi hal yang lumrah, teknis dan
kompleksitas masalah kebiakan pun bertambah luas sehingga
memungkinkan adanya penyerahan kekuasaan yang lebih luas
secara formal pada instansi administrasi terkait. Hal inilah yang
memberikan kesempatan yang lebih luas kepada instansi
administratif untuk menjadi aktor dalam kebijakan.
Kelompok kepentingan
• Hampir di semua sistem politik di dunia, kelompok
kepentingan mempunyai fungsi mempertemukan
kepentingan “warga tertentu” yang tidak hanya
mengemukakan tuntutan dan dukungan tetapi juga
memberikan alternatif bagi tintakan kebijakan.
• Mereka memberikan banyak informasi kepada pejabat
publik , yang bahkan seringkali pada hal-hal yang
bersifat teknis, mengenai sifat dan akibat yang dapat
ditimbulkan dari suatu usulan kebijakan. Dalam hal ini
mereka memberikan rasionalitas pembuatan kebijakan.
• Kelompok kepentingan merupakan sumber utama
pemerintah dalam memproses kebijakan publik.
Partai politik
• Selain berpikir untuk memperoleh kekuasaan partai politik
juga berusaha menghasilkan kebijakan publik yang
menguntungkan bagi konstituennya, manakala mereka
memenangkan pemilihan umum.
• Ketika partai politik sudah duduk di parlemen, mereka sering
memberikan suara yang berhubungan dengan posisi kebijakan
partai, hal ini menunjukan posisi tawar yang cukup besar
ketika mereka mengusulkan kebijakan-kebijakan.
• Pada masyarakat pascamodern seperti saat ini umumnya
partai politik memerankan fungsinya sebagai “kumpulan
kepentingan”, yaitu mereka berusaha untuk mengubah
permintaan khusus dari kelompok kepentingan menjadi
usulan kebijakan atau bahkan alternatif kebijakan
Warga nagara (Individu)
• Meskipun tugas untuk membuat kebijakan
biasanya diberikan kepada pejabat publik,
namun dalam beberapa kejadian warga negara
sebagai individu masih mempunyai peluang
untuk berpartisipasi secara langsung dalam
pembuatan kebijakan.
• Dalam tatar normatif demokratik, warga
negara mempunyai kewajiban untuk
didengarkan dan pejabat mempunyai
kewajiban untuk mendenganrkannya.
Aktor-aktor kebijakan dalam pemerintahan
di Indonesia
AKTOR PERAN DAN WEWENANG
MPR a. Menetapkan Undang-undang Dasar
b. Menetapkan Tap MPR
Presiden a. Membentuk Undang-Undang dengan Persetujuan DPR
b. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -Undang
DPR Membentuk Undang-Undang (bersama presiden)
Pemerintah a. Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan
Undang-Undang (UU)
Menteri Menetapkan Peraturan Menteri (Permen) atau Keputusan
Menteri (Kepmen) sebagai peraturan pelaksana
Lembaga
Pemerintah Non
Departemen
Menetapkan peraturan-peraturan yang bersifat teknis, yaitu
peraturan pelaksanaan dari perundangan yang lebih tinggi
derajatnya.
Direktorat
Jenderal (Dirjen)
Menetapkan/mengeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan
yang bersifat teknis dibidangnya masing-masing.
Badan-Badan
Negara lainnya
Mengeluarkan/menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan
yang berisi perincian dari ketentuan-ketentuan perundangan yang
mengatur di bidang tugas dan fungsinya masing-masing.
Pemerintah
Provinsi
Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) dengan
persetujuan DPRD Provinsi
DPRD Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) bersama-
sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda
Kabupaten/Kota) dengan Persetujuan DPRD Kabupaten/Kota
DPRD
Kabupaten/Kota
Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota bersama-sama
Pemerintah daerah Kabupaten/Kota
Kepala Desa /
Wali Nagari
Menetapkan Peraturan dan Keputusan Desa dengan persetujuan
Badan Perwakilan Desa (BPD) / Bamus
BPD Menetapkan Peraturan Desa atau Keputusan Desa bersama-sama
dengan Kepala Desa
Peran dan
Tanggung
Jawab Aktor
Perumusan
Kebijakan
Sertifikasi Bagi
Guru Dalam
Jabatan
• Teori Interaksi Aktor, lihat buku Battlefield of
Knowledge: The Interlocking of Theory and
Practice in Social Research and
Development. Long & Long, 1992
Analisis kebijakan publik dengan menggunakan pendekatan
orientasi aktor ini memiliki asumsi-asumsi dasar sebagai
berikut:
– (1) logika yang mendasarinya adalah setiap individu memperoleh
kemampuan dan kesempatan berperan dalam proses kemasyarakatan dan
kehidupan. Dalam konteks pembangunan ini bermakna sebagai
pembangunan yang partisipatif:
– (2) dalam model ini, pembangunan berarti untuk semua (semua kelompok
sasaran seperti wanita, anak-anak, penduduk miskin dan lainnya) dan
pembangunan bermakna pemerataan:
– (3) pembangunan didasarkan pada logika keseimbangan ekologi lingkungan,
yang berarti tidak hanya mementingkan generasi sekarang, tetapi juga
generasi mendatang; dalam konteks ini berarti bermakna pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development).
• Pendekatan ini memberikan makna bahwa
persoalan bersama termasuk di dalamnya adalah
persoalan perencanaan, pelaksanaan dan
pelestarian pembangunan harus merupakan hasil
orientasi masing-masing aktor, karena tidak bisa
aktor tertentu seperti negara sebagai misalnya
dengan begitu saja mengatas namakan
masyarakat sebagai fihak yang pasti memahami
dan menerima perencanaan pembangunan yang
dilaksanakan.
Actor & Interface
• Pandangan bahwa aktor individual terlibat dalam
proses kebijakan – apakah aktor lapangan atau
staf ahli dalam kementerian – dianggap memiliki
diskresi dan pilihan dalam tindakan mereka,
walaupun tindakan tersebut terjadi terlihat dalam
setting budaya dan sosial.
• Terlihat lebih mendalam pada teori praktek dan
agen, dan menolak analisis struktural seperti
yang sering dibuat ilmuan politik.
• Long & Ploeg (dalam Booth (ed) 1995)
menyatakan bahwa dalam model orientasi aktor
ini pola-pola organisasi sosial dan mekanisme
kerja serta hasil-hasilnya merupakan dampak dari
interaksi, negosiasi dan perjuangan masing-
masing aktor yang terlibat di dalamnya. Orientasi
ini tidak hanya sekedar interaksi atau pertemuan
tatap muka secara langsung melainkan juga harus
didukung oleh situasi atau suasana afeksi yang
mampu mendorong aktualisasi dari masing-
masing aktor yang terlibat
Actor-network theory
• Dua karakter actor-network theory :
– Bagaimana jaringan tertentu – meliputi baik
manusia atau aktor non-manusia – dapat
dibentuk,
– Cara-cara dimana proses pembentukan actor-
networks sekaligus juga merupakan proses
pembentukan pengetahuan.
• Jika individu atau institusi kunci mundur dari
dukungan mereka terhadap jaringan, maka
fakta tentang kekuatan akan melemah.
• Harmon (1969) mendefinisikan kepentingan publik sebagai
perubahan yang berkelanjutan sebagai akibat dari aktivitas
politik di antara individu dan kelompok di dalam sistem politik
yang demokratis. Kepentingan publik dianggap sebagai
konsekuensi yang muncul dalam proses formulasi kebijakan
publik yang ditentukan oleh orientasi dan kepentingan aktor
yang terlibat di dalamnya, baik aktor pemerintah
(administrator) maupun aktor masyarakat yang terdiferensiasi
berdasar kelompok-kelompok politik, kelompok kepentingan
dan berbagai kelompok penekan yang ada di dalam komunitas
masyarakat.
Diskusi 
• Silahkan diskusi kan dalam kelompok saudara,
siapa/apa saja aktor-aktor yang terlibat dalam
perumusan kebijakan berdasarkan topik
kebijakan yang saudara buat.
(Masalah Kesehatan tiap kelompok)
• Waktu 10 menit,

More Related Content

Similar to Aktor_Kebijakan.ppt

Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
Kasmiah Ali
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaputulina
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
Kasmiah Ali
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
Dadang Solihin
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
Nasrun Annahar
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 
Materi 7
Materi  7Materi  7
Materi 7
monalisaibrahim
 
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moralKebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
monalisaibrahim
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
Ocdiansyah
 
Kebijakan publik2
Kebijakan publik2Kebijakan publik2
Kebijakan publik2
hoyin rizmu
 
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
Dadang Solihin
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikIWAN SUKMA NURICHT
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
Maeko Kaoin
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
RastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
eghadewi398
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
Afif Alfianto
 
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Dadang Solihin
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
NadiaEunike1
 

Similar to Aktor_Kebijakan.ppt (20)

Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Perumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan DaerahPerumusan Kebijakan Daerah
Perumusan Kebijakan Daerah
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Materi 7
Materi  7Materi  7
Materi 7
 
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moralKebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
Kebijakan publik sbg keputusan mengandung konsekuensi moral
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
 
Kebijakan publik2
Kebijakan publik2Kebijakan publik2
Kebijakan publik2
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Proses Penyusunan dan Penetapan APBD...
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...Peran Tenaga Ahli DPRD  dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
Peran Tenaga Ahli DPRD dalam Perumusan Kebijakan Publik guna Mendukung Fungs...
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
Public-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.pptPublic-Policy-Revised.ppt
Public-Policy-Revised.ppt
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Aktor_Kebijakan.ppt

  • 1. AKTOR DAN PELAKU PEMBUAT KEBIJAKAN PUBLIK
  • 3. Aktor-aktor (2)… • State terdiri dari eksekutif, legislatif, yudikatif • Private terdiri dari pengusaha/swasta • Civil society terdiri dari : 1. Warga negara individu 2. Partai politik 3. NGOs
  • 4. Level Executive officials and organizations Legislative Official and Organizations Bureaucratic Officials and Organizations Nongovernmental Individuals and Organizations Judicials and Organization Federal President Executive Office of the president Staff Congress Congressio nal staff and support agencies Department and agency heads Staff-civil servants Corporations Labour Union Interest group Advisory body Media (with national focus and impact) Federal judges Law Clerks Marshal Master,expert Federal attorneys State  Governor  Governor’s staff State legislature Staff and Support agencies Department and agency heads Staff-civil servants Same above (with state focus) State judges Law clerks Miscellaneous state judicial official Local Mayor Country commisioners Other local elected executives Staff City councils, board of commisioners, other local elected officials staff Department and agency heads Staff-civil servants Same above (with local focus) Local Judges Law Clerk Missleneous local judicial official Aktor-aktor dalam perumusan dan implementasi kebijakan
  • 7. LEGISLATIF • Legislatif berhubungan dengan tugas politik sentral dalam pembuatan peraturan dan pembentukan kebijakan dalam suatu sistem politik. • Legislatif ditunjuk secara formal yang mempunyai fungsi memutuskan keputusan-keputusan politik secara bebas. • Dalam melakukan penetapan perundangan, parlemen mempunyai peran sentral dalam mempertimbangkan, meneliti, mengoreksi sampai menyebarluaskan kebijakan kepada masyarakat. • Di negara-negara komunis, legislatifnya hanya melakukan ratifikasi atau konfirmasi atas keputusan yang telah dibuat oleh pejabat tinggi dalam partai komunis
  • 8. EKSEKUTIF (PRESIDEN) • Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan kebijakan publik. • Keterlibatan presiden dalam pembuatan kebijakan dapt dilihat dalam komisi-komisi presidensial atau dalam rapat- rapat kabinet. Dalam beberapa kasus, presiden terlibat secara personal dalam pembuatan kebijakan. • Selain keterlibatan secara langsung, kadangkala presiden juga membentuk kelompok-kelompok atau komisi-komisi penasehat yang terdiri dari warga negara swasta maupun pejabat- pejabat yang ditunjuk untuk menyelidiki kebijakan tertentu dan mengembangkan usulan-usulan kebijakan
  • 9. YUDIKATIF • Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup besar untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui pengujian kembali suatu undang- undang atau peraturan. (melalui peninjauan yudisial dan penafsiran undang-undang) • Tinjauan yudisial merupakan kekuasaan pengadilan untuk menentukan apakah tindakan- tindakan yang diambil oleh eksekutif atau legislatif sesuai dengan konstitusi atau tidak. Bila keputusan-keputusan tersebut bertentangan dengan konstitusi, maka yudikatif berhak membatalkan atau menyatakan tidak sah terhadap peraturan perundangan yang dudah ditetapkan.
  • 10. Instansi Administratif • Meskipun terdapat satu doktrin dalam ilmu politik bahwa instansi administrasi hanya dipengaruhi oleh kebijakan yang ditentukan pemerintah, namun saat ini diakui bahwa politik dan administrasi dapat berbaur dan instansi administrasi sering terlibat dalam pengembangan kebijakan publik. • Konsep administrasi baru New Public Administration (George Frederickson:1980) tidak lagi membahas dikotomi administrasi publik dengan politik • Dalam masyarakat pacsa-industri seperti saat ini dimana keberagaman (pluralitas) menjadi hal yang lumrah, teknis dan kompleksitas masalah kebiakan pun bertambah luas sehingga memungkinkan adanya penyerahan kekuasaan yang lebih luas secara formal pada instansi administrasi terkait. Hal inilah yang memberikan kesempatan yang lebih luas kepada instansi administratif untuk menjadi aktor dalam kebijakan.
  • 11. Kelompok kepentingan • Hampir di semua sistem politik di dunia, kelompok kepentingan mempunyai fungsi mempertemukan kepentingan “warga tertentu” yang tidak hanya mengemukakan tuntutan dan dukungan tetapi juga memberikan alternatif bagi tintakan kebijakan. • Mereka memberikan banyak informasi kepada pejabat publik , yang bahkan seringkali pada hal-hal yang bersifat teknis, mengenai sifat dan akibat yang dapat ditimbulkan dari suatu usulan kebijakan. Dalam hal ini mereka memberikan rasionalitas pembuatan kebijakan. • Kelompok kepentingan merupakan sumber utama pemerintah dalam memproses kebijakan publik.
  • 12. Partai politik • Selain berpikir untuk memperoleh kekuasaan partai politik juga berusaha menghasilkan kebijakan publik yang menguntungkan bagi konstituennya, manakala mereka memenangkan pemilihan umum. • Ketika partai politik sudah duduk di parlemen, mereka sering memberikan suara yang berhubungan dengan posisi kebijakan partai, hal ini menunjukan posisi tawar yang cukup besar ketika mereka mengusulkan kebijakan-kebijakan. • Pada masyarakat pascamodern seperti saat ini umumnya partai politik memerankan fungsinya sebagai “kumpulan kepentingan”, yaitu mereka berusaha untuk mengubah permintaan khusus dari kelompok kepentingan menjadi usulan kebijakan atau bahkan alternatif kebijakan
  • 13. Warga nagara (Individu) • Meskipun tugas untuk membuat kebijakan biasanya diberikan kepada pejabat publik, namun dalam beberapa kejadian warga negara sebagai individu masih mempunyai peluang untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijakan. • Dalam tatar normatif demokratik, warga negara mempunyai kewajiban untuk didengarkan dan pejabat mempunyai kewajiban untuk mendenganrkannya.
  • 14. Aktor-aktor kebijakan dalam pemerintahan di Indonesia AKTOR PERAN DAN WEWENANG MPR a. Menetapkan Undang-undang Dasar b. Menetapkan Tap MPR Presiden a. Membentuk Undang-Undang dengan Persetujuan DPR b. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang -Undang DPR Membentuk Undang-Undang (bersama presiden) Pemerintah a. Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan Undang-Undang (UU) Menteri Menetapkan Peraturan Menteri (Permen) atau Keputusan Menteri (Kepmen) sebagai peraturan pelaksana Lembaga Pemerintah Non Departemen Menetapkan peraturan-peraturan yang bersifat teknis, yaitu peraturan pelaksanaan dari perundangan yang lebih tinggi derajatnya.
  • 15. Direktorat Jenderal (Dirjen) Menetapkan/mengeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang bersifat teknis dibidangnya masing-masing. Badan-Badan Negara lainnya Mengeluarkan/menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang berisi perincian dari ketentuan-ketentuan perundangan yang mengatur di bidang tugas dan fungsinya masing-masing. Pemerintah Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) dengan persetujuan DPRD Provinsi DPRD Provinsi Menetapkan Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) bersama- sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota) dengan Persetujuan DPRD Kabupaten/Kota DPRD Kabupaten/Kota Menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota bersama-sama Pemerintah daerah Kabupaten/Kota Kepala Desa / Wali Nagari Menetapkan Peraturan dan Keputusan Desa dengan persetujuan Badan Perwakilan Desa (BPD) / Bamus BPD Menetapkan Peraturan Desa atau Keputusan Desa bersama-sama dengan Kepala Desa
  • 17. • Teori Interaksi Aktor, lihat buku Battlefield of Knowledge: The Interlocking of Theory and Practice in Social Research and Development. Long & Long, 1992
  • 18. Analisis kebijakan publik dengan menggunakan pendekatan orientasi aktor ini memiliki asumsi-asumsi dasar sebagai berikut: – (1) logika yang mendasarinya adalah setiap individu memperoleh kemampuan dan kesempatan berperan dalam proses kemasyarakatan dan kehidupan. Dalam konteks pembangunan ini bermakna sebagai pembangunan yang partisipatif: – (2) dalam model ini, pembangunan berarti untuk semua (semua kelompok sasaran seperti wanita, anak-anak, penduduk miskin dan lainnya) dan pembangunan bermakna pemerataan: – (3) pembangunan didasarkan pada logika keseimbangan ekologi lingkungan, yang berarti tidak hanya mementingkan generasi sekarang, tetapi juga generasi mendatang; dalam konteks ini berarti bermakna pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
  • 19. • Pendekatan ini memberikan makna bahwa persoalan bersama termasuk di dalamnya adalah persoalan perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan harus merupakan hasil orientasi masing-masing aktor, karena tidak bisa aktor tertentu seperti negara sebagai misalnya dengan begitu saja mengatas namakan masyarakat sebagai fihak yang pasti memahami dan menerima perencanaan pembangunan yang dilaksanakan.
  • 20. Actor & Interface • Pandangan bahwa aktor individual terlibat dalam proses kebijakan – apakah aktor lapangan atau staf ahli dalam kementerian – dianggap memiliki diskresi dan pilihan dalam tindakan mereka, walaupun tindakan tersebut terjadi terlihat dalam setting budaya dan sosial. • Terlihat lebih mendalam pada teori praktek dan agen, dan menolak analisis struktural seperti yang sering dibuat ilmuan politik.
  • 21. • Long & Ploeg (dalam Booth (ed) 1995) menyatakan bahwa dalam model orientasi aktor ini pola-pola organisasi sosial dan mekanisme kerja serta hasil-hasilnya merupakan dampak dari interaksi, negosiasi dan perjuangan masing- masing aktor yang terlibat di dalamnya. Orientasi ini tidak hanya sekedar interaksi atau pertemuan tatap muka secara langsung melainkan juga harus didukung oleh situasi atau suasana afeksi yang mampu mendorong aktualisasi dari masing- masing aktor yang terlibat
  • 22. Actor-network theory • Dua karakter actor-network theory : – Bagaimana jaringan tertentu – meliputi baik manusia atau aktor non-manusia – dapat dibentuk, – Cara-cara dimana proses pembentukan actor- networks sekaligus juga merupakan proses pembentukan pengetahuan. • Jika individu atau institusi kunci mundur dari dukungan mereka terhadap jaringan, maka fakta tentang kekuatan akan melemah.
  • 23. • Harmon (1969) mendefinisikan kepentingan publik sebagai perubahan yang berkelanjutan sebagai akibat dari aktivitas politik di antara individu dan kelompok di dalam sistem politik yang demokratis. Kepentingan publik dianggap sebagai konsekuensi yang muncul dalam proses formulasi kebijakan publik yang ditentukan oleh orientasi dan kepentingan aktor yang terlibat di dalamnya, baik aktor pemerintah (administrator) maupun aktor masyarakat yang terdiferensiasi berdasar kelompok-kelompok politik, kelompok kepentingan dan berbagai kelompok penekan yang ada di dalam komunitas masyarakat.
  • 24. Diskusi  • Silahkan diskusi kan dalam kelompok saudara, siapa/apa saja aktor-aktor yang terlibat dalam perumusan kebijakan berdasarkan topik kebijakan yang saudara buat. (Masalah Kesehatan tiap kelompok) • Waktu 10 menit,