Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Dosen : Dr. Unang Wahidin, S.Pd., M.Pd.I.
Perkuliahan STAI Al-Hidayah Bogor - Program Beasiswa Al-Hidayah (PBA) - Kampus 2 Ma'had Huda Islami
Semester VII - Pertemuan 1 - Sabtu, 17 September 2016
Makalah Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Putra
At-tawaabi’ secara bahasa adalah bentuk plural dari At-taabi’, yaitu isim faa’il dari taba’a-yatba’u yang berarti yang mengikuti. Sedangkan secara istilah tawaabi’ (lafadz yang mengikuti) adalah isim yang mengikuti i’rab lafadz sebelumnya secara mutlak.
At-tawabi terbagi menjadi empat macam, yaitu: na’tun (نَعْتٌ), ‘athfun (عَطْفٌ), taukiidun (تَوْكِيْدٌ), dan badlun (بَدْلٌ).
Na’tu (نَعْتٌ) secara bahasa berarti sifat. Jamaknya adalah nu’uutun (نَعُوتٌ), sedangkan sinonimnya adalah shifatun (صفة). Secara istilah na’at atau disebut juga shifat adalah isim yang mengikuti isim yang lain dengan fungsi untuk menjelaskan sifat dari isim sebelumnya. Na’at atau sifat wajib mengikuti mausufnya dalam empat hal, (1) i’rab, (2) mudzakkar dan muannats, (3) ma’rifat dan nakirah, dan (4) mufrad, mutsanna dan jama’.
Secara bahasa athaf berarti condong atau cenderung. Sedangkan secara istilah athaf adalah isim yang mengikuti isim lainnya dengan perantara huruf athaf. Adapun huruf-huruf athaf itu adalah: (1) وَ = dan (2) ف = maka (3) ثم = kemudian (4) أو = atau (5) أم = ataukah (6) حتى = sehingga (7) لكن = tetapi (8) لا = tidak (9) بل= melainkan. Ketika ma’thuf dihubungkan pada ma’thuf ‘alaih dengan huruf athaf maka i’rabnya mengikuti i’rabnya ma’thuf ‘alaih. Huruf athaf berfungsi bukan saja mangatafkan isim kepada isim, tetapi juga berlaku dalam mengathafkan fi’il kepada fi’il.
Badal secara bahasa berarti merubah atau mengganti. Sedangkan secara istilah badal adalah isim yang mengikuti isim lain dan berfungsi untuk menggantikan mubdal minhu (yang digantikannya). Badal terbagi menjadi empat macam, yaitu badal syai minasysyai atau badal kul minal kul, badal ba’dh minal kul, badal isytimal, dan badal ghalath.
Taukid secara bahasa adalah mengokohkan dan menguatkan. Taukid adalah isim yang mengikuti isim lain yang berfungsi untuk menguatkan arti (pengeras arti) dan menghilangkan keraguan si pendengar. Taukid itu mengikuti muakkad dalam lafazh, nashab, khafadh dan ma’rifatnya. Taukid terbagi kepada dua bagian, yaitu lafzhi dan ma’nawi. Taukid lafzhi, yaitu taukid yang lafazhnya diulangi sebanyak dua atau tiga kali, baik isim atau fi’il, atau taukid dengan mengulang lafazh muakkad atau lafazh lain. Sedangkan taukid ma’nawi, yaitu taukid dengan menggunakan lafazh tertentu, diantaranya: النَّفْسُ الْعَيْنُ كُلُّ أَجْمَعُ كِلَا كِلْتَ dan kata-kata yang mengikuti أَجْمَعُ, yaitu اكتمع ابتع ابصع.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Micro Teaching - Silabus Mata Kuliah Micro Teaching
Dosen : Dr. Unang Wahidin, S.Pd., M.Pd.I.
Perkuliahan STAI Al-Hidayah Bogor - Program Beasiswa Al-Hidayah (PBA) - Kampus 2 Ma'had Huda Islami
Semester VII - Pertemuan 1 - Sabtu, 17 September 2016
Makalah Bahasa Arab - At-Tawaabi' Lismil Marfuu'
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Putra
At-tawaabi’ secara bahasa adalah bentuk plural dari At-taabi’, yaitu isim faa’il dari taba’a-yatba’u yang berarti yang mengikuti. Sedangkan secara istilah tawaabi’ (lafadz yang mengikuti) adalah isim yang mengikuti i’rab lafadz sebelumnya secara mutlak.
At-tawabi terbagi menjadi empat macam, yaitu: na’tun (نَعْتٌ), ‘athfun (عَطْفٌ), taukiidun (تَوْكِيْدٌ), dan badlun (بَدْلٌ).
Na’tu (نَعْتٌ) secara bahasa berarti sifat. Jamaknya adalah nu’uutun (نَعُوتٌ), sedangkan sinonimnya adalah shifatun (صفة). Secara istilah na’at atau disebut juga shifat adalah isim yang mengikuti isim yang lain dengan fungsi untuk menjelaskan sifat dari isim sebelumnya. Na’at atau sifat wajib mengikuti mausufnya dalam empat hal, (1) i’rab, (2) mudzakkar dan muannats, (3) ma’rifat dan nakirah, dan (4) mufrad, mutsanna dan jama’.
Secara bahasa athaf berarti condong atau cenderung. Sedangkan secara istilah athaf adalah isim yang mengikuti isim lainnya dengan perantara huruf athaf. Adapun huruf-huruf athaf itu adalah: (1) وَ = dan (2) ف = maka (3) ثم = kemudian (4) أو = atau (5) أم = ataukah (6) حتى = sehingga (7) لكن = tetapi (8) لا = tidak (9) بل= melainkan. Ketika ma’thuf dihubungkan pada ma’thuf ‘alaih dengan huruf athaf maka i’rabnya mengikuti i’rabnya ma’thuf ‘alaih. Huruf athaf berfungsi bukan saja mangatafkan isim kepada isim, tetapi juga berlaku dalam mengathafkan fi’il kepada fi’il.
Badal secara bahasa berarti merubah atau mengganti. Sedangkan secara istilah badal adalah isim yang mengikuti isim lain dan berfungsi untuk menggantikan mubdal minhu (yang digantikannya). Badal terbagi menjadi empat macam, yaitu badal syai minasysyai atau badal kul minal kul, badal ba’dh minal kul, badal isytimal, dan badal ghalath.
Taukid secara bahasa adalah mengokohkan dan menguatkan. Taukid adalah isim yang mengikuti isim lain yang berfungsi untuk menguatkan arti (pengeras arti) dan menghilangkan keraguan si pendengar. Taukid itu mengikuti muakkad dalam lafazh, nashab, khafadh dan ma’rifatnya. Taukid terbagi kepada dua bagian, yaitu lafzhi dan ma’nawi. Taukid lafzhi, yaitu taukid yang lafazhnya diulangi sebanyak dua atau tiga kali, baik isim atau fi’il, atau taukid dengan mengulang lafazh muakkad atau lafazh lain. Sedangkan taukid ma’nawi, yaitu taukid dengan menggunakan lafazh tertentu, diantaranya: النَّفْسُ الْعَيْنُ كُلُّ أَجْمَعُ كِلَا كِلْتَ dan kata-kata yang mengikuti أَجْمَعُ, yaitu اكتمع ابتع ابصع.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian belajar, ciri – ciri dari perubahan tingkah laku, dan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Micro Teaching - Keterampilan Membuka Pelajaran
Dosen : Dr. Unang Wahidin, S.Pd., M.Pd.I.
Perkuliahan STAI Al-Hidayah Bogor - Program Beasiswa Al-Hidayah (PBA) - Kampus 2 Ma'had Huda Islami
Semester VII - Pertemuan 1 - Sabtu, 17 September 2016
Buku Ini sebagai pedoman pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan.
Dapat dipakai oleh Mahasiswa yang sedang menempuh PPL maupun guru sekolah
Semoga buku yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna membangun pendidikan yang lebih baik
Terima kasih
(jika ada kritik maupun saran, dapat menghubungi saya langsung via email)
Dalam melaksanakan proses pendidikan, salah satu tugas guru sebagai pendidik adalah melakukan proses pengajaran kepada peserta didik. Para guru dituntut memiliki kemampuan proesionalitas, pengetahuan, sikap dan skill yang telah diperoleh melalui pendidikan keguruan ataupun reservice training.
Mengajar dikelas dihadapan banyak peserta didik tentu bukan merupakan hal yang mudah, guru harus memiliki kemampuan dan keterapian mengajar baik secara teori maupun praktek. Kemampuan mengajar merupakan perpaduan antara kemampuan intelekual, bakat dan seni. Bagi calon guru akan dirasakan lebih rumit dn sulit lagi. Sebab, dalam latihan praktek mengajar “for the students teacher has a two fold intention, that is pupils learn while he learn to teach” (Brown, 1975), sehingga dalam praktek mengajar yang langsung dikelas perhatiannya aakan tertuju pada “his pupils learn” dan akan lupa pada tujuan utamanya “he learn to teach”
Untuk mengatasi permasalah tersebut pada tahun 1963 mulai dikembangkan yang dinamakan pembelajaran mikro (micro teachng) di Universitas Stanford dalam rangka menemukan pelatihan mengajar bagi calon guru yang efektif. Dan dewasa kini micro teaching telah dimanfaatkan sebagai media pembelajarn yang eektif bagi para calon guru.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai micro teaching dan bagaimana efektifitasnya dalam memenuhi kebutuhan calon guru sebagai media pembelahajaran.
1. SILABUS MATA KULIAH
Mata Kuliah : Microteaching
Program Studi : PAI
Kode Mata Kuliah : MKK
Jumlah SKS :2
Semester : 6 (enam)
Mata Kuliah Prasyarat: Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah Micro Teaching merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi Tarbiyah FAI dan sebagai syarat PPL. Micro Teaching
adalah mata kuliah yang harus dilatihkan dalam kelas secara sederhana, beberapa kali agar mahasiswa terampil mengajar dalam kelompok kecil,
diharapkan bila telah dianggap layak (standar), pada pembelajaran pada kelas besar dapat teratasi. Ketrampilan dan sikap sesuai dengan kompetensi guru
yang telah di tentukan dalam Permindiknas No 16 tahun 2007. Dalam pengajaran kompetensi dapat di aplikasikan dalam real teaching. Sehingga
mahasiswa dapat memiliki empat kompetensi yang disyaratkan bagi guru bisa dicapai yaitu keompetnsi Paedagie kompetensi professional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.
Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat mendesain terampil mengajar dalam bentuk sederhana (Micro)
Kompetensi Dasar Indikator Pengalaman Materi Waktu Alat/ Sumber/ Bahan Penilaian
Pembelajaran
1. Memahami Setelah Mengkaji konsep- Model 1 x 100 1. Buku Pedoman Program Essay
kebijakan dan pembelajaran konsep Micro Tahapan dan kebijakan MT Lab MT dan PPL
tahapan micro mahasiswa dapat: Teaching Micro Teaching FKIP-UMS 2008
teaching secara * Mengurutkan 2. Winarso. S, 1979 Metode
konseptual tahapan –tahapan Interaktir dan Kelompok
konseptual Micro 3. Dahlan, MD,
Teaching 1 984 Model Mengajar
Bandung, Diponegoro
2. Memahami 2. Mendeskripsik 1. Mengkaji:model- 1. Model model 1 x 100 Idem Essay
model-model an beberapa model ketrampilan ketrampilan
ketrampilan ketrampilan mengajar mengajar
mengajar (13 model 2. Mengkaji 2. Ketrampilan
ketrampilan) ketrampilan - Membuka
- Membuka - Penjajakan
- Penjajakan / /Appersepsi
2. Appersepsi
3. Berlatih dan 1. Ketrampilan 1 x 100 Idem Essay
mempraktekkan mengajar
ketrampilan mengeleskan
- Menjanjikan 2. Variasi stimulasi
- Variasi dalam partisipasi
Stimulasi /interaksi
-Partisipasi Siswa
4. Berlatih 1. Ketrampilan verbal 1 x 100 Idem Essay
Berkomunikasi non verbal
dengan 2. Apresiasi
penggunaan /merayakan.memotiv
verbal non verbal asi
- Mengaktifkan
siswa
bertanya dalam
pretes,
dialog/ proses
postes
5-Berlatih
Menggunakan 1. Penggunaan / 1 x 100 idem Essay
Media Alat mendayagunakan
Peraga media, alat peraga,
- Menutup metode yang tepat
pelajaran 2. Menutup pelajaran
- Memberikan 3. Bahasa
komentar / feed observasi/feedback
back dari
observer
3. 3. Mendesain Silabi, Membuat konsep 1. Mempraktekan 1. Silabi, RPP, Micro 1 x 100 2.Contoh Silabi RPP, Puskus, 1. Porto Folio
RPP dan silabi, RPP dalam mendesain Teaching Balitbang, Depdiknas Performence
mempratekkan persiapan Micro mengajar Micro
Teaching Teaching I (silabi 3.Winarno Surahmat, 1979
RPP) Metode Interaktif
2. Praktek M T II 2.Observer/menjadi 1 x 100
3. Praktek M T III 3.Praktekan 1 x 100
4. Praktek M T IV 4. Praktekan 1 x 100
5. Praktek M T V 5. Praktekan 1 x 100
6. Praktek M T VI 6. Praktekan 1 x 100
7. Praktek M T VII 7. Praktekan 1 x 100
8. Praktek M T VIII 8. Praktekan 1 x 100
9. Praktek M T IX 9. Praktekan 1 x 100