Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Sekolah merupakan organisasi yang berkembang secara dinamis untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai organisme hidup, sekolah senantiasa berjuang untuk bertahan melalui berbagai upaya seperti penambahan fasilitas dan kegiatan. Faktor internal maupun eksternal berperan dalam perubahan sekolah guna menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan desain kurikulum. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1) Beberapa pendekatan desain kurikulum menurut para ahli seperti berorientasi pada mata pelajaran, siswa, teknologi, dan masyarakat.
2) Bentuk organisasi kurikulum dapat berupa mata pelajaran terpisah, terkorelasi, atau terintegrasi.
3) Terdap
Buku ini membahas tentang landasan psikologi proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam lingkungan tertentu. Landasan psikologis proses pendidikan mempelajari situasi pendidikan dengan fokus pada interaksi antara guru dan siswa.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Sekolah merupakan organisasi yang berkembang secara dinamis untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai organisme hidup, sekolah senantiasa berjuang untuk bertahan melalui berbagai upaya seperti penambahan fasilitas dan kegiatan. Faktor internal maupun eksternal berperan dalam perubahan sekolah guna menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan desain kurikulum. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1) Beberapa pendekatan desain kurikulum menurut para ahli seperti berorientasi pada mata pelajaran, siswa, teknologi, dan masyarakat.
2) Bentuk organisasi kurikulum dapat berupa mata pelajaran terpisah, terkorelasi, atau terintegrasi.
3) Terdap
Buku ini membahas tentang landasan psikologi proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam lingkungan tertentu. Landasan psikologis proses pendidikan mempelajari situasi pendidikan dengan fokus pada interaksi antara guru dan siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi manajemen pendidikan, tujuan dan manfaat manajemen pendidikan, fungsi-fungsi manajemen pendidikan, serta prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut para ahli seperti Henry Fayol dan Douglas.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hubungan antara konsep-konsep manajemen, organisasi, kepemimpinan, administrasi, evaluasi, supervisi, inspeksi dan pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) manajemen berkaitan dengan pengorganisasian sumber daya untuk mencapai tujuan, (2) organisasi adalah pola hubungan antar orang untuk mencap
Dokumen ini membahas tentang orientasi pengajaran mikro untuk mahasiswa pendidikan. Secara singkat, pengajaran mikro bertujuan membentuk kompetensi mengajar dasar mahasiswa dengan melatih komponen-komponen pengajaran secara terbatas, diikuti evaluasi untuk meningkatkan kompetensi.
Pendekatan integratif dianggap paling lengkap karena mengintegrasikan pendekatan kebutuhan sosial, ketenagakerjaan, dan keefektifan biaya secara sinergis. Metode Delphi dan diagram batang digunakan untuk merencanakan pendidikan secara partisipatif dan mengatur kegiatannya.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kelas dan pendekatan-pendekatan yang dapat diambil guru dalam pengelolaan kelas, antara lain pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, motivasi, resep, pengajaran, tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan. Dokumen ini membahas definisi organisasi dan lembaga pendidikan serta struktur dan peran komite sekolah dan dewan pendidikan dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen non-tes untuk evaluasi pembelajaran. Instrumen non-tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa tanpa menggunakan tes. Dokumen tersebut menjelaskan jenis-jenis instrumen non-tes seperti observasi, wawancara, angket, dan skala penilaian, serta langkah-langkah penyusunan instrumen non-tes yaitu menentukan spesifikasi, bentuk, skala penilaian, dan but
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia, termasuk landasan hukum, pengertian, bentuk, tujuan, dan standar pelaksanaannya. Dokumen ini juga menjelaskan standar-standar khusus untuk PAUD seperti standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta standar isi, proses, dan sarana prasarana pembelajaran PAUD.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep supervisi pendidikan yang meliputi definisi, tujuan, prinsip, proses pelaksanaan, dan teknik supervisi pendidikan. Secara ringkas, supervisi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran melalui bimbingan dan dukungan kepada guru guna mencapai tujuan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi manajemen pendidikan, tujuan dan manfaat manajemen pendidikan, fungsi-fungsi manajemen pendidikan, serta prinsip-prinsip manajemen pendidikan menurut para ahli seperti Henry Fayol dan Douglas.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hubungan antara konsep-konsep manajemen, organisasi, kepemimpinan, administrasi, evaluasi, supervisi, inspeksi dan pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) manajemen berkaitan dengan pengorganisasian sumber daya untuk mencapai tujuan, (2) organisasi adalah pola hubungan antar orang untuk mencap
Dokumen ini membahas tentang orientasi pengajaran mikro untuk mahasiswa pendidikan. Secara singkat, pengajaran mikro bertujuan membentuk kompetensi mengajar dasar mahasiswa dengan melatih komponen-komponen pengajaran secara terbatas, diikuti evaluasi untuk meningkatkan kompetensi.
Pendekatan integratif dianggap paling lengkap karena mengintegrasikan pendekatan kebutuhan sosial, ketenagakerjaan, dan keefektifan biaya secara sinergis. Metode Delphi dan diagram batang digunakan untuk merencanakan pendidikan secara partisipatif dan mengatur kegiatannya.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kelas dan pendekatan-pendekatan yang dapat diambil guru dalam pengelolaan kelas, antara lain pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, motivasi, resep, pengajaran, tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan. Dokumen ini membahas definisi organisasi dan lembaga pendidikan serta struktur dan peran komite sekolah dan dewan pendidikan dalam meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen non-tes untuk evaluasi pembelajaran. Instrumen non-tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa tanpa menggunakan tes. Dokumen tersebut menjelaskan jenis-jenis instrumen non-tes seperti observasi, wawancara, angket, dan skala penilaian, serta langkah-langkah penyusunan instrumen non-tes yaitu menentukan spesifikasi, bentuk, skala penilaian, dan but
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia, termasuk landasan hukum, pengertian, bentuk, tujuan, dan standar pelaksanaannya. Dokumen ini juga menjelaskan standar-standar khusus untuk PAUD seperti standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta standar isi, proses, dan sarana prasarana pembelajaran PAUD.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep supervisi pendidikan yang meliputi definisi, tujuan, prinsip, proses pelaksanaan, dan teknik supervisi pendidikan. Secara ringkas, supervisi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran melalui bimbingan dan dukungan kepada guru guna mencapai tujuan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar mengajar dan pengelolaan kelas, termasuk prinsip-prinsipnya dan strategi yang dapat digunakan guru. Dibahas pula tentang penggunaan sumber belajar, media pembelajaran, dan teknik microteaching untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara umum, tujuan supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru dalam meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik di dalam melaksanakan pengajaran. Supervisi pendidikan memiliki dua karakteristik utama, yaitu bersifat terapan dan melibatkan aktivitas manusia. Adapun yang menjadi prinsip supervisi pendidikan antara lain bersifat ilmiah, progresif, dan mendapat dukungan dari pi
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) JOKO PAMUNGKAS
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, perbedaan, tujuan, prinsip, fungsi, jenis, tugas, teknik, pendekatan, dan cara pelaksanaan supervisi pendidikan. Supervisi bertujuan untuk memperbaiki pengajaran dengan membantu guru meningkatkan kompetensi mereka. Supervisor berperan mengembangkan profesionalitas guru melalui berbagai teknik seperti kunjungan kelas, diskusi, dan pelatihan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan teknik-teknik supervisi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah melalui bimbingan dan dukungan kepada guru oleh kepala sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pendidikan dan metode pembelajaran, termasuk definisi mengajar, hasil belajar, program pengajaran, prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, cara belajar siswa aktif, pengelolaan kelas, rancangan pembelajaran praktik, strategi belajar mengajar, sumber media dan alat pengajaran, pembuatan dan penggunaan media.
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi pendidikan, meliputi pengertian, fungsi, tujuan, prinsip, teknik, mekanisme, dan jenis supervisi pendidikan seperti supervisi akademik, administrasi, dan lembaga. Supervisi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja guru.
Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran menjelaskan lima unsur belajar yaitu sikap positif, memperoleh pengetahuan, memperluas pengetahuan, menggunakan pengetahuan secara bermakna, dan kebiasaan berpikir produktif. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan implikasinya bagi pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan, peran kepala sekolah, serta aspek-aspek penting dalam administrasi pendidikan seperti administrasi kurikulum, personalia, keuangan, dan layanan khusus.
Teks tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan peran supervisi pendidikan. Secara ringkas, supervisi pendidikan adalah upaya membina guru untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pendidikan tercapai. Tujuannya antara lain membantu guru memahami tujuan pendidikan dan kebutuhan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pendidikan yang terdiri dari 5 pokok bahasan yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Manajemen pendidikan digunakan untuk mengelola sistem pendidikan yang sehat secara konsisten dan terus menerus melalui evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku organisasi dan kepemimpinan. Ia menjelaskan paradigma perilaku organisasi, fokus kajian, definisi, hubungannya dengan disiplin ilmu lain, serta perkembangan teori-teori perilaku organisasi secara historis dari para ilmuan seperti Weber, Fayol, Taylor, hingga ilmuwan perilaku modern. Dokumen ini juga membahas tentang perilaku perseorangan, kelompok, komunikasi, motivasi, dan kepemimp
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan silabus mata pelajaran sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mencakup prinsip, komponen, mekanisme dan langkah-langkah pengembangan silabus."
Kurikulum 2004 memperkenalkan pendekatan baru dalam penyusunan kurikulum dengan memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan daerah dalam menentukan kurikulum. Dokumen tersebut membahas perbedaan kurikulum 1994 dan 2004 serta prinsip-prinsip dan implementasi kurikulum baru tersebut.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. SUPERVISI PENDIDIKAN
Pertemuan ke 1
M. SULTHON MASYHUD
FKIP UNEJ
m_sulthon_unej@yahoo.com
08123483783
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
1FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
2. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 2
Manajemendan
Supervisi
Pengajaran –Kurikuler
Pendidikan jabatan
Pendidikan khusus
Pengajaran remedial
Bimbingan dan
Pelayanan lainnya
TUJUAN
TERCAPAINYA
TUJUAN
PENDIDIKAN
SECARA
OPTIMAL,
EFEKTIF DAN
EFESIEN
-
Bidang manajemen dan
k epemimpinan
Bidang p engaj aran
Bidang pemberian
b antuan/pembinaan
peserta didik
3. KONSEP DASAR SUPERVISI
• SECARA HARFIAH KATA SUPERVISI BERASAL
DARI DUA SUKU KATA:
– SUPER berarti atas, dari atas
– VISIONPenglihatan
• SUPERVISIONberarti penglihatan dari atas,
dari kacamata atasan, atau dari pimpinan
tentang bagaimana pembelajaran yg dilakukan
oleh guru.
• YANG DIMAKSUD ATASAN SEBAGAI
SUPERVISOR DALAM KNTEKS PENDIDIKAN INI
ADALAH KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
3FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
4. SUPERVISI DAN SUPERVISOR
• Supervisi adalah kegiatan pembinaan yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan guru (supervisi
akademik) dan untuk meningkatkan kualitas
penunjang perangkat kegiatan pembelajaran
(supervisi manajerial).
• Orang yang melakukan pekerjaan
pembinaan tersebut disebut supervisor.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
4FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
5. SIAPA SUPERVISOR ITU?
• Dalam dunia Pendidikan, yang dimaksudkan
dengan supervisor adalah:
1. Kepala Sekolah Dalam batas-batas tertentu,
kepala sekolah adalah supervisor bagi guru-guru
yang menjadi bawahannya
2. Pengawas Sekolah Pengawas sekolah
memiliki tugas untuk melakukan superviasi
kepada kepala sekolah dan guru (baik supervisi
akademik, maupun supervisi manajerial).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
5FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
6. KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
• Berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor
13/2007, Guru yang ditugasi sebagai kepala
sekolah, di sampimping memiliki kompetensi
sebagai guru, jga harus memiliki kompetensi
tambahan sbb:
1. Kompetensi Mamajerial
2. Kompetensi Kewirausahaan, dan
3. Kompetensi Supervisi
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
6FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
7. Kompetensi Supervisi Kepala
sekolah
• Kompetensi Supervisi bagi Kepala sekolah
mencakup:
1. Merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat, dan
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
7FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
8. BEBERAPA PENGERTIAN SUPERVISI
PENDIDIKAN
1. supervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran (Adams dan Frank G.
Dickey)
2. Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajarn dan evaluasi pengajaran (Good Carter)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
8FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
9. 3. Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran sehingga mereka dapat
menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap
murid secara kontinyu, dengan demikian mereka
mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam
masyarakat demokrasi modern (Boardman)
4. Supervisi adalah prosedur memberi arah serta
mengadakan penilaian secara kritis terhadap
proses pengajaran (Mc. Nerney)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
9FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
10. 5. Supervisi adalah suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak (Lee J. Brucekner )
6. Supervisi adalah bantuan dalam
perkembangan dari belajar mengajar yang
baik (Kimball Wiles)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
10FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
11. TUJUAN SUPERVISI
• Untuk membantu, membimbing, mengarahkan
guru dan petugas lain dalam usaha terciptanya
perbaikan pengajaran
• Supervisi akademik bertujuan langsung membantu
guru dalam memperbaiki situasi dan kondisi
pembelajaran
• Supervisi manajerial bertujuan untuk memperbaiki
sarana-dan prasarana penunjang pembelajaran
agar pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai
tuhuan secara optimal
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
11FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
12. PRINSIP2 SUPERVISI
1. Prinsip Ilmiah (Scientific), yang mencakup unsur-
unsur : sistematis, obyektif dan meng-gunakan
alat (instrument) yang dapat memberi informasi
sebagai umpan balik untuk mengadakan
penilaian terhadap proses belajar-mengajar,
2. Prinsip Demokratis, yakni menjunjung tinggi asas
musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang
kuat serta sanggup menerima pendapat orang
lain. Supervisi menekankan pada kesepakatan
dan kebersamaan antyara supervisor dengan
yang disupervisi.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
12FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
13. 3. Prinsip Kooperatif, yakni dapat bekerja
bersama, mengembangkan usaha bersama
dalam menciptakan situasi belajar-mengajar
yang lebih baik,
4. Prinsip Kolegialitas, artinya pelaksanaan
supervisi menekankan pada kerjasama yang
sederajat dan saling mengisi antara supervisor
dengan yang dibimbing.
5. Prinsip Konstruktif dan Kreatif, yakni dapat
membina inisiatif guru serta mendorongnya
untuk aktif menciptakan suasana aman dan
dapat mengembangkan potensi-potensinya.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
13FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
14. 6. Prinsip Dinamis, artinya pelaksanaan supervisi
pendidikan harus berkembang dari waktu ke
waktu sehingga tidak stagnasi serta tidak
menjemukan. Dinamis tersebut, baik menyangkut
materi, metode maupun instrumennya
7. Prinsip Berkesinambungan, artinya pelaksanaan
supervisi harus dirancang berkesinam-bungan dan
tidak boleh insidental semata.
8. Prinsip Kontekstual dan situasional, artinya
materi, metode serta instrumen yg digunakan
harus disesuaikan dengan konteks permasalahan
dan karakteristik guru dan lingkunganyg dihadapi
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 14
15. ORIENTASI SUPERVISI PEND
• Glickman (1981) mengemukakan ada tiga
orientasi supervisi yang diterapkan supervisor
di dalam melakukan supervisi, yakni:
– pendekatan direktif,
– pendekatan kolaboratif, dan
– pendekatan nondirektif.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 15
16. ORIENTASI SUPERVISI DIRECTIVE
• Pada orientasi supervisi ini yang menonjol dari
supervisor adalah “demonstrating, directing,
standizing, dan reinforcing”.
• Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada
supervisor.
• Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung
jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku
mengajar dengan memberikan pengarahan yang
jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan
dievaluasi.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 16
17. • Walaupun orientasi supervisi ini dianggap kurang
efektif dan bahkan “mungkin” kurang manusiawi
karena guru tidak diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya,
namun banyak guru yang lebih suka disupervisi
dengan pendekatan direktif, utamanya guru yg
kurang kreatif.
• Brown (1962) misalnya, melaporkan bahwa
beberapa guru memberikan reaksi yang
menyenangkan terhadap pendekatan ini dengan
menunjukkan perbaikan dalam proses pengajaran
mereka.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 17
18. • Blumberg (1970) melaporkan, ketika ia
memperhatikan rekaman pertemuan supervisi.
Sebagian besar perilaku supervisor pada
hakekatnya direktif. Mereka menggunakan 45%
dari waktu pertemuan untuk berbicara kepada
guru dan 65% dari pembicaraan itu pada
hakekatnya adalah supervisi direktif.
• Glickman (1981) menyatakan bahwa guru baru
ternyata lebih suka disupervisi dengan
pendekatan direktif, karena dengan pendekatan
itu ia berhasil memperbaiki perilaku
mengajarnya
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 18
19. ORIENTASI SUPERVISI
COLABORATIVE
• Pada orientasi supervisi ini perilaku supervisi
yang menonjol dari supervisor adalah
“presenting, problem solving, dan negotiating”.
• Tugas supervisor dalam hal ini adalah
mendengarkan dan memperhatikan secara
cermat akan keprihatinan guru terhadap
masalah perbaikan mengajarnya dan juga
gagasan-gagasan guru untuk mengatasi
masalahnya itu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 19
20. • supervisor dapat meminta penjelasan
kepada guru apabila ada hal-hal yang
diungkapkannya kurang dipahami, kemudian
ia mendorong guru untuk mengaktulisasikan
inisiatif yang dipikirkannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya
atau meningkatkan pengajarannya.
• Beberapa pakar supervisi menyatakan bahwa
gagasan pendekatan kolabotif ini diilhami
oleh gerakan hubungan insani (the human
relation movement).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 20
21. • Gagasan ini sekaligus pula merupakan reaksi
terhadap praktek model supervisi klasik yang
menetapkan fungsi supervisi pengajaran
untuk mengawasi mutu dengan
mengarahkan, menunjukkan, mengharuskan,
memantau dan menilai pengajaran (Wiles &
Lovell, 1983).
• Pendekatan kolaboratif ini merupakan salah
satu pendekatan yang paling disukai guru,
seperti yang dilaporkan oleh Ginkel (1983).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 21
22. • Penelitian yang dilakukannya terhadap guru-
guru SD, menempatkan pendekatan
kolaboratif pada peringkat pertama, di
samping kedua pendekatan lainnya.
• Dalam penelitian Vanezky, Humphries, dan
Mars (dalam Glickman, 1985) menyimpulkan
bahwa guru yang telah berhasil
mengembangkan kompetensi dan
motivasinya cenderung untuk lebih
menyukai pendekatan supervisi kolaboratif.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 22
23. ORIENTASI SUPERVISI
NON DIRECTIVE
• Pola ini berangkat dari premis bahwa belajar
adalah pengalaman pribadi, sehing-ga pada
akhirnya individu harus mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
• Peranan supervisor di sini adalah
mendengarkan, mendorong atau membang-
kitkan kesadaran sendiri dan pengalaman-
pengalaman guru diklasifikasikan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 23
24. • Pendekatan ini bercirikan perilaku dimana
supervisor mendengarkan guru, mendorong
guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan
pikiran bila diminta dan membimbing guru
untuk melakukan tindakan.
• Tanggung jawab supervisi lebih banyak
berada di pihak guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 24
25. Bagan Kontinum Perilaku Supervisor
Beserta Indikator-indikator
Perilakunya
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
25FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
26. PERBADINGAN DAN IMLIKASINYA
• Perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut
terletak pada besar kecilnya tanggung jawab
supervisor dan guru pada saat berlangsungnya
proses supervisi, dengan tertonjolnya perilaku-
perilaku supervisi tertentu pada masing-masing
pendekatan.
• Perilaku supervisi dimaksud adalah “listening,
clarifying, encouraging, presenting, problem
solving, negotiating, demonstrating, directing,
standardizing, and reinforcing”(Glickman, 1981).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 26
27. • Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
supervisor dalam melakukan supervisi dapat
menggunakan berbagai pendekatan sesuai
dengan keadaan guru yang akan disupervisi
• Oleh karena itu, sebelum supervisor
menentukan pilihan pendekatan supervisi
yang akan dipergunakan, ia harus
mempelajari keadaan guru terlebih dahulu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 27
28. IMPLEMENTASI
• Menurut Glickman (1981), ada dua elemen penting
yang bisa dipergunakan untuk mengukur
keefektifan kerja guru, yakni komitmennya
terhadap tugas dan kemampuan berpikir abstrak
atau abstraksi guru.
• Setiap guru berada dalam satu tingkat komitmen
tertentu
• Glickman (1981) menggambarkan tingkat komitmen
tersebut dalam satu kontinum yang bergerak dari
komitmen tingkat rendah sampai tinggi,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 28
29. Kontinum Komitmen Guru
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 29
Low High
− Perhatian terhadap siswa sedikit
− Waktu dan energi yang disediakan
sedikit
− Perhatian utama pada satu macam
tugas/pekerjaan
− Perhatian terhadap siswa dan guru
lain tinggi
− Waktu dan energi yang disediakan
lebih banyak
− Perhatian utama dengan cara
berbuat lebih banyak bagi orang
lain
30. Kemampuan Bertfikir Abtrak Guru
• Mengenai kemampuan berfikir abstrak atau abstraksi
guru, menurut Glickman (1981) kemampuan berfikir
abstrak guru tersebut bisa diklasifikasikan menjadi
tiga tingkatan, yakni rendah (low), menengah
(moderate), dan tinggi (high).
• Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada respon
guru ketika menghadapi masalah dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk lebih jelasnya periksa
tabel berikut.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 30
31. Tingkat Berpikir Abstrak Guru
Low Moderate High
− Bingung bila
menghadapi
masalah
− Dapat menetapkan
masalahnya
− Dapat memikirkan
masalahnya atas banyak
perspektif
− Tidak
mengetahui apa
yang bisa
dilakukan
− Dapat memikirkan satu
atau dua kemungkinan
jawaban atas masalah-
nya
− Dapat menghasilkan
berbagai alternatif
rencana pemecahan
− Berkata,
tolonglah saya
− Mengalami gangguan
pemikiran melalui satu
rencana yang kompre-
hensif
− Dapat memilih satu
rencana dan dapat
memikirkan setiap
langkah yang akan
diambil
− Mempunyai
satu atau dua
kebiasaan
merespon suatu
masalah
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
31FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
32. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN
BERFIKIR ABSTRAK RENDAH
• Guru-guru yang memiliki kemampuan
berpikir abstrak rendah tidak merasa yakin
jika ia sedang menghadapi masalah atau jika
ia yakin, ia bingung menghadapi masalah itu
• Ia tidak mengetahui apa yang dapat
dilakukan dan membutuhkan orang lain
tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 32
33. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR
ABSTRAK MODRATE
• Guru yang kemampuan berpikir abstraknya
moderate (menengah) biasanya dapat
memberikan batasan mengenai masalah yang
sedang dihadapinya menurut cara bagaimana
ia melihatnya.
• Ia dapat memikirkan satu atau dua
kemungkinan tindakan yang diperlukan, tetapi
ia merasa kesulitan mengkoordinasikan
rencana secara keseluruhan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 33
34. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI
KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK TINGGI
• Dapat melihat suatu masalah dari berbagai perspektif.
• Dapat menelurkan berbagai alternatif pemecahan
masalah itu.
• Ia juga dapat memikirkan keuntungan atau kerugian dari
masing-masing alternatif itu dan bersedia merubah
rencana jika diperkirakan konsekuensi-konsekuensinya
tidak dapat terwujud.
• Ketika merencanakan suatu tindakan ia dapat memper-
kirakan masalah-masalah yg mungkin timbul sebagai
konsekuensi dari tindakan yang diambilnya, dan secara
sistematis melakukan pemecahan yg diperlukan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 34
35. PENGELOMPOKAN GURU BERDASARKAN
KOMITMEN DAN ABSTRAKSINYA
• Berdasarkan komitmen dan abstraksi sebagaimana
dikemukakan di atas, maka guru-guru dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori, sebagai
berikut:
– Kuadran I, Guru yang dropout (teacher dropout).
– Kuadran II, Pekerja yang tidak terfokus
(unfocused worker)
– Kuadran III, Pengamat yang analitik (analytical
observer).
– Kuadran IV, Guru yang profesional (professional).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 35
36. KARAKTERISTIK KWADRAN I
• Guru semacam ini mempunyai tingkat komitmen dan tingkat
abstraksi yang rendah.
• Ia dapat dikategorikan sebagai guru yang kurang bermutu
(dropout).
• Ciri utamanya:
– dalam menjalankan tugas hanya berusaha sampai pada batas
minima
– memiliki sedikit sekali motivasi untuk meningkatkan
kompetensinya
– ia tidak dapat memikirkan perbaikan apa yang harus dilakukan,
– puas dengan melakukan tugas rutin yang dilaksanakan dari hari
ke hari.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 36
37. KARAKTERISTIK KWADRAN II
• Ia memiliki tingkat komitmen yang tinggi tetapi
kemampuan berfikir abstraknya rendah
• Ciri Utamanya:
– memiliki antusias yang tinggi, energik dan penuh kemauan
– Ia juga pekerja keras dan biasanya meninggalkan sekolah
dengan membawa pekerjaan-pekerjaan yang telah diatur
untuk dikerjakan di rumah.
– Sayangnya tujuan baik tersebut terhalang oleh kurangnya
kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan
persoalan dan jarang sekali melaksanakan sesuatu secara
realistis.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 37
38. KARAKTERISTIK KWADRAN III
• Guru ini memiliki tingkat komitmen yang rendah
tetapi kemampuan berpikir abstraknya tinggi.
• Ciri Utamanya:
– mempunyai inteligensi yang tinggi, mampu memberikan gagasan
yang baik tentang apa yang dapat dilakukan di kelasnya bahkan
sekolah sebagai suatu keseluruhan.
– Ia dapat membahas isu-isu dan dapat memikirkan langkah demi
langkah terhadap apa yang membuat kesuksesan bagi pelaksanaan
ide-idenya itu.
– Akan tetapi sering tidak sampai terlaksana karena meskipun ia tahu
apa yang perlu dikerjakan namun tidak mau menyediakan waktu,
tenaga dan perhatian yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-
rencananya itu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 38
39. KARAKTERISTIK KWADRAN IV
• Guru semacam ini memiliki tingkat komitmen
dan tingkat abstraksi yang tinggi.
• Ia benar-benar profesional, bersedia secara
terus-menerus meningkatkan dirinya sendiri,
murid-muridnya, maupun teman guru lainnya.
• Pada suatu sekolah biasanya mempunyai 5–
10% guru yang dropout, 60–70% guru yang
tergolong unfocused worker dan analytical
observer, dan 10–20% guru yang profesional.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 39
41. TEKNIK SUPERVISI
Ada dua kategori teknik supervisi, yaitu (1) teknik
yang bersifat individual, dan (2) teknik yang
bersifat kelompok.
1. Teknik yang bersifat individu, meliputi :
– kunjungan ke kelas (Classroom visitation)
– observasi kelas (Classroom observation)
– percakapan pribadi (Individual conference)
– saling mengunjungi kelas (Classroom
intervisitation)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
41FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
42. Khusus Individual Conference
• Untuk keefektivan pelaksanaan pembicaraan
individual atau individual conference, beberapa hal
berikut perlu mendapat perhatian:
– supervisor jangan memborong pembicaraan,
– sebelum membicarakan segi-segi negatif (kelemahan-
kelemahan) guru, mulailah membicarakan segi-segi positif
(kelebihan-kelebihan guru),
– ciptakan situasi dan kondisi yang dapat membuat guru
mau dan berani untuk menganalisis dan mengevaluasi
hasil pekerjaannya sendiri,
– Supervisor memposisikan dirinya sebagai kolega bukan
sebagai atasan guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 42
43. 2. Teknik-teknik yang bersifat kelompok :
– pertemuan orientasi bagi guru-guru baru,
– rapat guru,
– studi kelompok antar guru,
– diskusi sebagai proses kelompok,
– tukar menukar pengalaman,
– lokakarya,
– diskusi panel,
– seminar,
– simposium,
– demonstration teaching,
– perpustakaan jabatan,
– buletin supervisi,
– mengikuti kursus, diklat atau studi lanjutan
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
43FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010