SlideShare a Scribd company logo
SUPERVISI PENDIDIKAN
Pertemuan ke 1
M. SULTHON MASYHUD
FKIP UNEJ
m_sulthon_unej@yahoo.com
08123483783
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
1FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 2
Manajemendan
Supervisi
Pengajaran –Kurikuler
Pendidikan jabatan
Pendidikan khusus
Pengajaran remedial
Bimbingan dan
Pelayanan lainnya
TUJUAN
TERCAPAINYA
TUJUAN
PENDIDIKAN
SECARA
OPTIMAL,
EFEKTIF DAN
EFESIEN
-
Bidang manajemen dan
k epemimpinan
Bidang p engaj aran
Bidang pemberian
b antuan/pembinaan
peserta didik
KONSEP DASAR SUPERVISI
• SECARA HARFIAH KATA SUPERVISI BERASAL
DARI DUA SUKU KATA:
– SUPER  berarti atas, dari atas
– VISIONPenglihatan
• SUPERVISIONberarti penglihatan dari atas,
dari kacamata atasan, atau dari pimpinan
tentang bagaimana pembelajaran yg dilakukan
oleh guru.
• YANG DIMAKSUD ATASAN SEBAGAI
SUPERVISOR DALAM KNTEKS PENDIDIKAN INI
ADALAH KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
3FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
SUPERVISI DAN SUPERVISOR
• Supervisi adalah kegiatan pembinaan yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan guru (supervisi
akademik) dan untuk meningkatkan kualitas
penunjang perangkat kegiatan pembelajaran
(supervisi manajerial).
• Orang yang melakukan pekerjaan
pembinaan tersebut disebut supervisor.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
4FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
SIAPA SUPERVISOR ITU?
• Dalam dunia Pendidikan, yang dimaksudkan
dengan supervisor adalah:
1. Kepala Sekolah Dalam batas-batas tertentu,
kepala sekolah adalah supervisor bagi guru-guru
yang menjadi bawahannya
2. Pengawas Sekolah Pengawas sekolah
memiliki tugas untuk melakukan superviasi
kepada kepala sekolah dan guru (baik supervisi
akademik, maupun supervisi manajerial).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
5FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
• Berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor
13/2007, Guru yang ditugasi sebagai kepala
sekolah, di sampimping memiliki kompetensi
sebagai guru, jga harus memiliki kompetensi
tambahan sbb:
1. Kompetensi Mamajerial
2. Kompetensi Kewirausahaan, dan
3. Kompetensi Supervisi
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
6FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
Kompetensi Supervisi Kepala
sekolah
• Kompetensi Supervisi bagi Kepala sekolah
mencakup:
1. Merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat, dan
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
7FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
BEBERAPA PENGERTIAN SUPERVISI
PENDIDIKAN
1. supervisi adalah program yang berencana untuk
memperbaiki pengajaran (Adams dan Frank G.
Dickey)
2. Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajarn dan evaluasi pengajaran (Good Carter)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
8FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
3. Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih
mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran sehingga mereka dapat
menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap
murid secara kontinyu, dengan demikian mereka
mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam
masyarakat demokrasi modern (Boardman)
4. Supervisi adalah prosedur memberi arah serta
mengadakan penilaian secara kritis terhadap
proses pengajaran (Mc. Nerney)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
9FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
5. Supervisi adalah suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak (Lee J. Brucekner )
6. Supervisi adalah bantuan dalam
perkembangan dari belajar mengajar yang
baik (Kimball Wiles)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
10FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
TUJUAN SUPERVISI
• Untuk membantu, membimbing, mengarahkan
guru dan petugas lain dalam usaha terciptanya
perbaikan pengajaran
• Supervisi akademik bertujuan langsung membantu
guru dalam memperbaiki situasi dan kondisi
pembelajaran
• Supervisi manajerial bertujuan untuk memperbaiki
sarana-dan prasarana penunjang pembelajaran
agar pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai
tuhuan secara optimal
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
11FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
PRINSIP2 SUPERVISI
1. Prinsip Ilmiah (Scientific), yang mencakup unsur-
unsur : sistematis, obyektif dan meng-gunakan
alat (instrument) yang dapat memberi informasi
sebagai umpan balik untuk mengadakan
penilaian terhadap proses belajar-mengajar,
2. Prinsip Demokratis, yakni menjunjung tinggi asas
musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang
kuat serta sanggup menerima pendapat orang
lain. Supervisi menekankan pada kesepakatan
dan kebersamaan antyara supervisor dengan
yang disupervisi.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
12FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
3. Prinsip Kooperatif, yakni dapat bekerja
bersama, mengembangkan usaha bersama
dalam menciptakan situasi belajar-mengajar
yang lebih baik,
4. Prinsip Kolegialitas, artinya pelaksanaan
supervisi menekankan pada kerjasama yang
sederajat dan saling mengisi antara supervisor
dengan yang dibimbing.
5. Prinsip Konstruktif dan Kreatif, yakni dapat
membina inisiatif guru serta mendorongnya
untuk aktif menciptakan suasana aman dan
dapat mengembangkan potensi-potensinya.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
13FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
6. Prinsip Dinamis, artinya pelaksanaan supervisi
pendidikan harus berkembang dari waktu ke
waktu sehingga tidak stagnasi serta tidak
menjemukan. Dinamis tersebut, baik menyangkut
materi, metode maupun instrumennya
7. Prinsip Berkesinambungan, artinya pelaksanaan
supervisi harus dirancang berkesinam-bungan dan
tidak boleh insidental semata.
8. Prinsip Kontekstual dan situasional, artinya
materi, metode serta instrumen yg digunakan
harus disesuaikan dengan konteks permasalahan
dan karakteristik guru dan lingkunganyg dihadapi
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 14
ORIENTASI SUPERVISI PEND
• Glickman (1981) mengemukakan ada tiga
orientasi supervisi yang diterapkan supervisor
di dalam melakukan supervisi, yakni:
– pendekatan direktif,
– pendekatan kolaboratif, dan
– pendekatan nondirektif.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 15
ORIENTASI SUPERVISI DIRECTIVE
• Pada orientasi supervisi ini yang menonjol dari
supervisor adalah “demonstrating, directing,
standizing, dan reinforcing”.
• Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada
supervisor.
• Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung
jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku
mengajar dengan memberikan pengarahan yang
jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan
dievaluasi.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 16
• Walaupun orientasi supervisi ini dianggap kurang
efektif dan bahkan “mungkin” kurang manusiawi
karena guru tidak diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya,
namun banyak guru yang lebih suka disupervisi
dengan pendekatan direktif, utamanya guru yg
kurang kreatif.
• Brown (1962) misalnya, melaporkan bahwa
beberapa guru memberikan reaksi yang
menyenangkan terhadap pendekatan ini dengan
menunjukkan perbaikan dalam proses pengajaran
mereka.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 17
• Blumberg (1970) melaporkan, ketika ia
memperhatikan rekaman pertemuan supervisi.
Sebagian besar perilaku supervisor pada
hakekatnya direktif. Mereka menggunakan 45%
dari waktu pertemuan untuk berbicara kepada
guru dan 65% dari pembicaraan itu pada
hakekatnya adalah supervisi direktif.
• Glickman (1981) menyatakan bahwa guru baru
ternyata lebih suka disupervisi dengan
pendekatan direktif, karena dengan pendekatan
itu ia berhasil memperbaiki perilaku
mengajarnya
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 18
ORIENTASI SUPERVISI
COLABORATIVE
• Pada orientasi supervisi ini perilaku supervisi
yang menonjol dari supervisor adalah
“presenting, problem solving, dan negotiating”.
• Tugas supervisor dalam hal ini adalah
mendengarkan dan memperhatikan secara
cermat akan keprihatinan guru terhadap
masalah perbaikan mengajarnya dan juga
gagasan-gagasan guru untuk mengatasi
masalahnya itu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 19
• supervisor dapat meminta penjelasan
kepada guru apabila ada hal-hal yang
diungkapkannya kurang dipahami, kemudian
ia mendorong guru untuk mengaktulisasikan
inisiatif yang dipikirkannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya
atau meningkatkan pengajarannya.
• Beberapa pakar supervisi menyatakan bahwa
gagasan pendekatan kolabotif ini diilhami
oleh gerakan hubungan insani (the human
relation movement).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 20
• Gagasan ini sekaligus pula merupakan reaksi
terhadap praktek model supervisi klasik yang
menetapkan fungsi supervisi pengajaran
untuk mengawasi mutu dengan
mengarahkan, menunjukkan, mengharuskan,
memantau dan menilai pengajaran (Wiles &
Lovell, 1983).
• Pendekatan kolaboratif ini merupakan salah
satu pendekatan yang paling disukai guru,
seperti yang dilaporkan oleh Ginkel (1983).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 21
• Penelitian yang dilakukannya terhadap guru-
guru SD, menempatkan pendekatan
kolaboratif pada peringkat pertama, di
samping kedua pendekatan lainnya.
• Dalam penelitian Vanezky, Humphries, dan
Mars (dalam Glickman, 1985) menyimpulkan
bahwa guru yang telah berhasil
mengembangkan kompetensi dan
motivasinya cenderung untuk lebih
menyukai pendekatan supervisi kolaboratif.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 22
ORIENTASI SUPERVISI
NON DIRECTIVE
• Pola ini berangkat dari premis bahwa belajar
adalah pengalaman pribadi, sehing-ga pada
akhirnya individu harus mampu
memecahkan masalahnya sendiri.
• Peranan supervisor di sini adalah
mendengarkan, mendorong atau membang-
kitkan kesadaran sendiri dan pengalaman-
pengalaman guru diklasifikasikan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 23
• Pendekatan ini bercirikan perilaku dimana
supervisor mendengarkan guru, mendorong
guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan
pikiran bila diminta dan membimbing guru
untuk melakukan tindakan.
• Tanggung jawab supervisi lebih banyak
berada di pihak guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 24
Bagan Kontinum Perilaku Supervisor
Beserta Indikator-indikator
Perilakunya
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
25FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
PERBADINGAN DAN IMLIKASINYA
• Perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut
terletak pada besar kecilnya tanggung jawab
supervisor dan guru pada saat berlangsungnya
proses supervisi, dengan tertonjolnya perilaku-
perilaku supervisi tertentu pada masing-masing
pendekatan.
• Perilaku supervisi dimaksud adalah “listening,
clarifying, encouraging, presenting, problem
solving, negotiating, demonstrating, directing,
standardizing, and reinforcing”(Glickman, 1981).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 26
• Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
supervisor dalam melakukan supervisi dapat
menggunakan berbagai pendekatan sesuai
dengan keadaan guru yang akan disupervisi
• Oleh karena itu, sebelum supervisor
menentukan pilihan pendekatan supervisi
yang akan dipergunakan, ia harus
mempelajari keadaan guru terlebih dahulu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 27
IMPLEMENTASI
• Menurut Glickman (1981), ada dua elemen penting
yang bisa dipergunakan untuk mengukur
keefektifan kerja guru, yakni komitmennya
terhadap tugas dan kemampuan berpikir abstrak
atau abstraksi guru.
• Setiap guru berada dalam satu tingkat komitmen
tertentu
• Glickman (1981) menggambarkan tingkat komitmen
tersebut dalam satu kontinum yang bergerak dari
komitmen tingkat rendah sampai tinggi,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 28
Kontinum Komitmen Guru
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 29
Low High
− Perhatian terhadap siswa sedikit
− Waktu dan energi yang disediakan
sedikit
− Perhatian utama pada satu macam
tugas/pekerjaan
− Perhatian terhadap siswa dan guru
lain tinggi
− Waktu dan energi yang disediakan
lebih banyak
− Perhatian utama dengan cara
berbuat lebih banyak bagi orang
lain
Kemampuan Bertfikir Abtrak Guru
• Mengenai kemampuan berfikir abstrak atau abstraksi
guru, menurut Glickman (1981) kemampuan berfikir
abstrak guru tersebut bisa diklasifikasikan menjadi
tiga tingkatan, yakni rendah (low), menengah
(moderate), dan tinggi (high).
• Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada respon
guru ketika menghadapi masalah dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk lebih jelasnya periksa
tabel berikut.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 30
Tingkat Berpikir Abstrak Guru
Low Moderate High
− Bingung bila
menghadapi
masalah
− Dapat menetapkan
masalahnya
− Dapat memikirkan
masalahnya atas banyak
perspektif
− Tidak
mengetahui apa
yang bisa
dilakukan
− Dapat memikirkan satu
atau dua kemungkinan
jawaban atas masalah-
nya
− Dapat menghasilkan
berbagai alternatif
rencana pemecahan
− Berkata,
tolonglah saya
− Mengalami gangguan
pemikiran melalui satu
rencana yang kompre-
hensif
− Dapat memilih satu
rencana dan dapat
memikirkan setiap
langkah yang akan
diambil
− Mempunyai
satu atau dua
kebiasaan
merespon suatu
masalah
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
31FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN
BERFIKIR ABSTRAK RENDAH
• Guru-guru yang memiliki kemampuan
berpikir abstrak rendah tidak merasa yakin
jika ia sedang menghadapi masalah atau jika
ia yakin, ia bingung menghadapi masalah itu
• Ia tidak mengetahui apa yang dapat
dilakukan dan membutuhkan orang lain
tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 32
CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR
ABSTRAK MODRATE
• Guru yang kemampuan berpikir abstraknya
moderate (menengah) biasanya dapat
memberikan batasan mengenai masalah yang
sedang dihadapinya menurut cara bagaimana
ia melihatnya.
• Ia dapat memikirkan satu atau dua
kemungkinan tindakan yang diperlukan, tetapi
ia merasa kesulitan mengkoordinasikan
rencana secara keseluruhan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 33
CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI
KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK TINGGI
• Dapat melihat suatu masalah dari berbagai perspektif.
• Dapat menelurkan berbagai alternatif pemecahan
masalah itu.
• Ia juga dapat memikirkan keuntungan atau kerugian dari
masing-masing alternatif itu dan bersedia merubah
rencana jika diperkirakan konsekuensi-konsekuensinya
tidak dapat terwujud.
• Ketika merencanakan suatu tindakan ia dapat memper-
kirakan masalah-masalah yg mungkin timbul sebagai
konsekuensi dari tindakan yang diambilnya, dan secara
sistematis melakukan pemecahan yg diperlukan.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 34
PENGELOMPOKAN GURU BERDASARKAN
KOMITMEN DAN ABSTRAKSINYA
• Berdasarkan komitmen dan abstraksi sebagaimana
dikemukakan di atas, maka guru-guru dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori, sebagai
berikut:
– Kuadran I, Guru yang dropout (teacher dropout).
– Kuadran II, Pekerja yang tidak terfokus
(unfocused worker)
– Kuadran III, Pengamat yang analitik (analytical
observer).
– Kuadran IV, Guru yang profesional (professional).
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 35
KARAKTERISTIK KWADRAN I
• Guru semacam ini mempunyai tingkat komitmen dan tingkat
abstraksi yang rendah.
• Ia dapat dikategorikan sebagai guru yang kurang bermutu
(dropout).
• Ciri utamanya:
– dalam menjalankan tugas hanya berusaha sampai pada batas
minima
– memiliki sedikit sekali motivasi untuk meningkatkan
kompetensinya
– ia tidak dapat memikirkan perbaikan apa yang harus dilakukan,
– puas dengan melakukan tugas rutin yang dilaksanakan dari hari
ke hari.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 36
KARAKTERISTIK KWADRAN II
• Ia memiliki tingkat komitmen yang tinggi tetapi
kemampuan berfikir abstraknya rendah
• Ciri Utamanya:
– memiliki antusias yang tinggi, energik dan penuh kemauan
– Ia juga pekerja keras dan biasanya meninggalkan sekolah
dengan membawa pekerjaan-pekerjaan yang telah diatur
untuk dikerjakan di rumah.
– Sayangnya tujuan baik tersebut terhalang oleh kurangnya
kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan
persoalan dan jarang sekali melaksanakan sesuatu secara
realistis.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 37
KARAKTERISTIK KWADRAN III
• Guru ini memiliki tingkat komitmen yang rendah
tetapi kemampuan berpikir abstraknya tinggi.
• Ciri Utamanya:
– mempunyai inteligensi yang tinggi, mampu memberikan gagasan
yang baik tentang apa yang dapat dilakukan di kelasnya bahkan
sekolah sebagai suatu keseluruhan.
– Ia dapat membahas isu-isu dan dapat memikirkan langkah demi
langkah terhadap apa yang membuat kesuksesan bagi pelaksanaan
ide-idenya itu.
– Akan tetapi sering tidak sampai terlaksana karena meskipun ia tahu
apa yang perlu dikerjakan namun tidak mau menyediakan waktu,
tenaga dan perhatian yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-
rencananya itu.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 38
KARAKTERISTIK KWADRAN IV
• Guru semacam ini memiliki tingkat komitmen
dan tingkat abstraksi yang tinggi.
• Ia benar-benar profesional, bersedia secara
terus-menerus meningkatkan dirinya sendiri,
murid-muridnya, maupun teman guru lainnya.
• Pada suatu sekolah biasanya mempunyai 5–
10% guru yang dropout, 60–70% guru yang
tergolong unfocused worker dan analytical
observer, dan 10–20% guru yang profesional.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 39
Paradigma Katagori Guru
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
40FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
TEKNIK SUPERVISI
Ada dua kategori teknik supervisi, yaitu (1) teknik
yang bersifat individual, dan (2) teknik yang
bersifat kelompok.
1. Teknik yang bersifat individu, meliputi :
– kunjungan ke kelas (Classroom visitation)
– observasi kelas (Classroom observation)
– percakapan pribadi (Individual conference)
– saling mengunjungi kelas (Classroom
intervisitation)
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
41FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
Khusus Individual Conference
• Untuk keefektivan pelaksanaan pembicaraan
individual atau individual conference, beberapa hal
berikut perlu mendapat perhatian:
– supervisor jangan memborong pembicaraan,
– sebelum membicarakan segi-segi negatif (kelemahan-
kelemahan) guru, mulailah membicarakan segi-segi positif
(kelebihan-kelebihan guru),
– ciptakan situasi dan kondisi yang dapat membuat guru
mau dan berani untuk menganalisis dan mengevaluasi
hasil pekerjaannya sendiri,
– Supervisor memposisikan dirinya sebagai kolega bukan
sebagai atasan guru.
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 42
2. Teknik-teknik yang bersifat kelompok :
– pertemuan orientasi bagi guru-guru baru,
– rapat guru,
– studi kelompok antar guru,
– diskusi sebagai proses kelompok,
– tukar menukar pengalaman,
– lokakarya,
– diskusi panel,
– seminar,
– simposium,
– demonstration teaching,
– perpustakaan jabatan,
– buletin supervisi,
– mengikuti kursus, diklat atau studi lanjutan
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
43FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
Dr. H.M. Sulthon Masyhud,
M.Pd
FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 44

More Related Content

What's hot

Penilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
Musfaul Bait Part II
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Fitri Yusmaniah
 
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen PendidikanPrinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Yuyun Indrianingsih
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelas
Noviana Ulfa
 
Administrasi Supervisi Pendidikan
Administrasi Supervisi PendidikanAdministrasi Supervisi Pendidikan
Administrasi Supervisi Pendidikan
Ika Rahma
 
Micro Teaching
Micro TeachingMicro Teaching
Micro Teaching
Tian Sarwoyo
 
Coaching & Supervisi Akademik
Coaching & Supervisi AkademikCoaching & Supervisi Akademik
Coaching & Supervisi Akademik
NurilFile
 
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikanPendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
Singgih Aji Purnomo
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
remintha
 
Organisasi lembaga pendidikan
Organisasi lembaga pendidikanOrganisasi lembaga pendidikan
Organisasi lembaga pendidikan
Arif Wibowo
 
Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikan
Siti Sya'anah
 
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
FITK UIN Sunan Kalijaga
 
Perencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis dataPerencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis data
Hasan Syahputra
 
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Lusy Mariana Pasaribu
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 
Ujian strategi
Ujian strategiUjian strategi
Ujian strategi
FKIP UHO
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINISTANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
NASuprawoto Sunardjo
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
Ekta Lifiana
 

What's hot (20)

Penilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guruPenilaian kinerja guru
Penilaian kinerja guru
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen PendidikanPrinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelas
 
Administrasi Supervisi Pendidikan
Administrasi Supervisi PendidikanAdministrasi Supervisi Pendidikan
Administrasi Supervisi Pendidikan
 
Micro Teaching
Micro TeachingMicro Teaching
Micro Teaching
 
Coaching & Supervisi Akademik
Coaching & Supervisi AkademikCoaching & Supervisi Akademik
Coaching & Supervisi Akademik
 
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikanPendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
Pendekatan, metode dan teknik perencanaan pendidikan
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 
Organisasi lembaga pendidikan
Organisasi lembaga pendidikanOrganisasi lembaga pendidikan
Organisasi lembaga pendidikan
 
Hakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikanHakikat teknologi pendidikan
Hakikat teknologi pendidikan
 
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
Teknik penilaian sikap (afektif) 2016
 
Perencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis dataPerencanaan berbasis data
Perencanaan berbasis data
 
05. ppt 5.1. supervisi pembelajaran
05. ppt 5.1. supervisi pembelajaran05. ppt 5.1. supervisi pembelajaran
05. ppt 5.1. supervisi pembelajaran
 
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
Ujian strategi
Ujian strategiUjian strategi
Ujian strategi
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINISTANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 

Similar to Supervisi Pendidikan

Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikan
mhd_riski
 
1
11
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
suryo1
 
13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)
Dewi_Sejarah
 
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan KlinisSupervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
Afdan Rojabi
 
SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKANSUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
Triana Erningsih
 
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
JOKO PAMUNGKAS
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
Meitri Nurul Hidayat
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas tekno
uus_yuli
 
Supervisi_Pendidikan_ppt.ppt
Supervisi_Pendidikan_ppt.pptSupervisi_Pendidikan_ppt.ppt
Supervisi_Pendidikan_ppt.ppt
WahyulKudus
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
MARTINADIAN1
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranPENJAGA HATI
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaNIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 
Pembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discoveryPembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discoveryDewi Fitri
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan087856372744
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan082338252674
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan
novi1234567
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
Profesure Rezky Jihanudin
 

Similar to Supervisi Pendidikan (20)

Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikan
 
1
11
1
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)
 
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan KlinisSupervisi Pembelajaran Dan Klinis
Supervisi Pembelajaran Dan Klinis
 
SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKANSUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
 
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas tekno
 
Supervisi_Pendidikan_ppt.ppt
Supervisi_Pendidikan_ppt.pptSupervisi_Pendidikan_ppt.ppt
Supervisi_Pendidikan_ppt.ppt
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
 
Makalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikanMakalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikan
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
Makalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaranMakalah metode pengajaran
Makalah metode pengajaran
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 
Pembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discoveryPembelajaran inquiry dan discovery
Pembelajaran inquiry dan discovery
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan
 
Ppt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikanPpt uas administrasi pendidikan
Ppt uas administrasi pendidikan
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
 

More from Edy Eko Santoso

Fungsi Komposisi
Fungsi KomposisiFungsi Komposisi
Fungsi Komposisi
Edy Eko Santoso
 
Kajian Manajemen Publik
Kajian Manajemen PublikKajian Manajemen Publik
Kajian Manajemen Publik
Edy Eko Santoso
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
Edy Eko Santoso
 
Handout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
Handout Perilaku Organisasi & KepemimpinanHandout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
Handout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
Edy Eko Santoso
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
Edy Eko Santoso
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
Edy Eko Santoso
 

More from Edy Eko Santoso (7)

Fungsi Komposisi
Fungsi KomposisiFungsi Komposisi
Fungsi Komposisi
 
Kajian Manajemen Publik
Kajian Manajemen PublikKajian Manajemen Publik
Kajian Manajemen Publik
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Handout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
Handout Perilaku Organisasi & KepemimpinanHandout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
Handout Perilaku Organisasi & Kepemimpinan
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
 
Analisis Konteks
Analisis KonteksAnalisis Konteks
Analisis Konteks
 

Recently uploaded

Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 

Recently uploaded (20)

Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 

Supervisi Pendidikan

  • 1. SUPERVISI PENDIDIKAN Pertemuan ke 1 M. SULTHON MASYHUD FKIP UNEJ m_sulthon_unej@yahoo.com 08123483783 Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 1FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 2. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 2 Manajemendan Supervisi Pengajaran –Kurikuler Pendidikan jabatan Pendidikan khusus Pengajaran remedial Bimbingan dan Pelayanan lainnya TUJUAN TERCAPAINYA TUJUAN PENDIDIKAN SECARA OPTIMAL, EFEKTIF DAN EFESIEN - Bidang manajemen dan k epemimpinan Bidang p engaj aran Bidang pemberian b antuan/pembinaan peserta didik
  • 3. KONSEP DASAR SUPERVISI • SECARA HARFIAH KATA SUPERVISI BERASAL DARI DUA SUKU KATA: – SUPER  berarti atas, dari atas – VISIONPenglihatan • SUPERVISIONberarti penglihatan dari atas, dari kacamata atasan, atau dari pimpinan tentang bagaimana pembelajaran yg dilakukan oleh guru. • YANG DIMAKSUD ATASAN SEBAGAI SUPERVISOR DALAM KNTEKS PENDIDIKAN INI ADALAH KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 3FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 4. SUPERVISI DAN SUPERVISOR • Supervisi adalah kegiatan pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru (supervisi akademik) dan untuk meningkatkan kualitas penunjang perangkat kegiatan pembelajaran (supervisi manajerial). • Orang yang melakukan pekerjaan pembinaan tersebut disebut supervisor. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 4FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 5. SIAPA SUPERVISOR ITU? • Dalam dunia Pendidikan, yang dimaksudkan dengan supervisor adalah: 1. Kepala Sekolah Dalam batas-batas tertentu, kepala sekolah adalah supervisor bagi guru-guru yang menjadi bawahannya 2. Pengawas Sekolah Pengawas sekolah memiliki tugas untuk melakukan superviasi kepada kepala sekolah dan guru (baik supervisi akademik, maupun supervisi manajerial). Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 5FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 6. KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH • Berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 13/2007, Guru yang ditugasi sebagai kepala sekolah, di sampimping memiliki kompetensi sebagai guru, jga harus memiliki kompetensi tambahan sbb: 1. Kompetensi Mamajerial 2. Kompetensi Kewirausahaan, dan 3. Kompetensi Supervisi Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 6FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 7. Kompetensi Supervisi Kepala sekolah • Kompetensi Supervisi bagi Kepala sekolah mencakup: 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan 3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 7FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 8. BEBERAPA PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN 1. supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran (Adams dan Frank G. Dickey) 2. Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas- petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajarn dan evaluasi pengajaran (Good Carter) Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 8FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 9. 3. Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern (Boardman) 4. Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran (Mc. Nerney) Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 9FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 10. 5. Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Lee J. Brucekner ) 6. Supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik (Kimball Wiles) Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 10FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 11. TUJUAN SUPERVISI • Untuk membantu, membimbing, mengarahkan guru dan petugas lain dalam usaha terciptanya perbaikan pengajaran • Supervisi akademik bertujuan langsung membantu guru dalam memperbaiki situasi dan kondisi pembelajaran • Supervisi manajerial bertujuan untuk memperbaiki sarana-dan prasarana penunjang pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai tuhuan secara optimal Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 11FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 12. PRINSIP2 SUPERVISI 1. Prinsip Ilmiah (Scientific), yang mencakup unsur- unsur : sistematis, obyektif dan meng-gunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar, 2. Prinsip Demokratis, yakni menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. Supervisi menekankan pada kesepakatan dan kebersamaan antyara supervisor dengan yang disupervisi. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 12FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 13. 3. Prinsip Kooperatif, yakni dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik, 4. Prinsip Kolegialitas, artinya pelaksanaan supervisi menekankan pada kerjasama yang sederajat dan saling mengisi antara supervisor dengan yang dibimbing. 5. Prinsip Konstruktif dan Kreatif, yakni dapat membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 13FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 14. 6. Prinsip Dinamis, artinya pelaksanaan supervisi pendidikan harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak stagnasi serta tidak menjemukan. Dinamis tersebut, baik menyangkut materi, metode maupun instrumennya 7. Prinsip Berkesinambungan, artinya pelaksanaan supervisi harus dirancang berkesinam-bungan dan tidak boleh insidental semata. 8. Prinsip Kontekstual dan situasional, artinya materi, metode serta instrumen yg digunakan harus disesuaikan dengan konteks permasalahan dan karakteristik guru dan lingkunganyg dihadapi Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 14
  • 15. ORIENTASI SUPERVISI PEND • Glickman (1981) mengemukakan ada tiga orientasi supervisi yang diterapkan supervisor di dalam melakukan supervisi, yakni: – pendekatan direktif, – pendekatan kolaboratif, dan – pendekatan nondirektif. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 15
  • 16. ORIENTASI SUPERVISI DIRECTIVE • Pada orientasi supervisi ini yang menonjol dari supervisor adalah “demonstrating, directing, standizing, dan reinforcing”. • Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada supervisor. • Supervisor menganggap bahwa dengan tanggung jawab itu ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan dievaluasi. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 16
  • 17. • Walaupun orientasi supervisi ini dianggap kurang efektif dan bahkan “mungkin” kurang manusiawi karena guru tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya, namun banyak guru yang lebih suka disupervisi dengan pendekatan direktif, utamanya guru yg kurang kreatif. • Brown (1962) misalnya, melaporkan bahwa beberapa guru memberikan reaksi yang menyenangkan terhadap pendekatan ini dengan menunjukkan perbaikan dalam proses pengajaran mereka. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 17
  • 18. • Blumberg (1970) melaporkan, ketika ia memperhatikan rekaman pertemuan supervisi. Sebagian besar perilaku supervisor pada hakekatnya direktif. Mereka menggunakan 45% dari waktu pertemuan untuk berbicara kepada guru dan 65% dari pembicaraan itu pada hakekatnya adalah supervisi direktif. • Glickman (1981) menyatakan bahwa guru baru ternyata lebih suka disupervisi dengan pendekatan direktif, karena dengan pendekatan itu ia berhasil memperbaiki perilaku mengajarnya Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 18
  • 19. ORIENTASI SUPERVISI COLABORATIVE • Pada orientasi supervisi ini perilaku supervisi yang menonjol dari supervisor adalah “presenting, problem solving, dan negotiating”. • Tugas supervisor dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan secara cermat akan keprihatinan guru terhadap masalah perbaikan mengajarnya dan juga gagasan-gagasan guru untuk mengatasi masalahnya itu. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 19
  • 20. • supervisor dapat meminta penjelasan kepada guru apabila ada hal-hal yang diungkapkannya kurang dipahami, kemudian ia mendorong guru untuk mengaktulisasikan inisiatif yang dipikirkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya atau meningkatkan pengajarannya. • Beberapa pakar supervisi menyatakan bahwa gagasan pendekatan kolabotif ini diilhami oleh gerakan hubungan insani (the human relation movement). Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 20
  • 21. • Gagasan ini sekaligus pula merupakan reaksi terhadap praktek model supervisi klasik yang menetapkan fungsi supervisi pengajaran untuk mengawasi mutu dengan mengarahkan, menunjukkan, mengharuskan, memantau dan menilai pengajaran (Wiles & Lovell, 1983). • Pendekatan kolaboratif ini merupakan salah satu pendekatan yang paling disukai guru, seperti yang dilaporkan oleh Ginkel (1983). Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 21
  • 22. • Penelitian yang dilakukannya terhadap guru- guru SD, menempatkan pendekatan kolaboratif pada peringkat pertama, di samping kedua pendekatan lainnya. • Dalam penelitian Vanezky, Humphries, dan Mars (dalam Glickman, 1985) menyimpulkan bahwa guru yang telah berhasil mengembangkan kompetensi dan motivasinya cenderung untuk lebih menyukai pendekatan supervisi kolaboratif. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 22
  • 23. ORIENTASI SUPERVISI NON DIRECTIVE • Pola ini berangkat dari premis bahwa belajar adalah pengalaman pribadi, sehing-ga pada akhirnya individu harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. • Peranan supervisor di sini adalah mendengarkan, mendorong atau membang- kitkan kesadaran sendiri dan pengalaman- pengalaman guru diklasifikasikan. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 23
  • 24. • Pendekatan ini bercirikan perilaku dimana supervisor mendengarkan guru, mendorong guru, mengajukan pertanyaan, menawarkan pikiran bila diminta dan membimbing guru untuk melakukan tindakan. • Tanggung jawab supervisi lebih banyak berada di pihak guru. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 24
  • 25. Bagan Kontinum Perilaku Supervisor Beserta Indikator-indikator Perilakunya Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 25FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 26. PERBADINGAN DAN IMLIKASINYA • Perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut terletak pada besar kecilnya tanggung jawab supervisor dan guru pada saat berlangsungnya proses supervisi, dengan tertonjolnya perilaku- perilaku supervisi tertentu pada masing-masing pendekatan. • Perilaku supervisi dimaksud adalah “listening, clarifying, encouraging, presenting, problem solving, negotiating, demonstrating, directing, standardizing, and reinforcing”(Glickman, 1981). Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 26
  • 27. • Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisor dalam melakukan supervisi dapat menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan keadaan guru yang akan disupervisi • Oleh karena itu, sebelum supervisor menentukan pilihan pendekatan supervisi yang akan dipergunakan, ia harus mempelajari keadaan guru terlebih dahulu. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 27
  • 28. IMPLEMENTASI • Menurut Glickman (1981), ada dua elemen penting yang bisa dipergunakan untuk mengukur keefektifan kerja guru, yakni komitmennya terhadap tugas dan kemampuan berpikir abstrak atau abstraksi guru. • Setiap guru berada dalam satu tingkat komitmen tertentu • Glickman (1981) menggambarkan tingkat komitmen tersebut dalam satu kontinum yang bergerak dari komitmen tingkat rendah sampai tinggi, sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 28
  • 29. Kontinum Komitmen Guru Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 29 Low High − Perhatian terhadap siswa sedikit − Waktu dan energi yang disediakan sedikit − Perhatian utama pada satu macam tugas/pekerjaan − Perhatian terhadap siswa dan guru lain tinggi − Waktu dan energi yang disediakan lebih banyak − Perhatian utama dengan cara berbuat lebih banyak bagi orang lain
  • 30. Kemampuan Bertfikir Abtrak Guru • Mengenai kemampuan berfikir abstrak atau abstraksi guru, menurut Glickman (1981) kemampuan berfikir abstrak guru tersebut bisa diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yakni rendah (low), menengah (moderate), dan tinggi (high). • Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada respon guru ketika menghadapi masalah dalam melaksanakan tugasnya. Untuk lebih jelasnya periksa tabel berikut. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 30
  • 31. Tingkat Berpikir Abstrak Guru Low Moderate High − Bingung bila menghadapi masalah − Dapat menetapkan masalahnya − Dapat memikirkan masalahnya atas banyak perspektif − Tidak mengetahui apa yang bisa dilakukan − Dapat memikirkan satu atau dua kemungkinan jawaban atas masalah- nya − Dapat menghasilkan berbagai alternatif rencana pemecahan − Berkata, tolonglah saya − Mengalami gangguan pemikiran melalui satu rencana yang kompre- hensif − Dapat memilih satu rencana dan dapat memikirkan setiap langkah yang akan diambil − Mempunyai satu atau dua kebiasaan merespon suatu masalah Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 31FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 32. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK RENDAH • Guru-guru yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah tidak merasa yakin jika ia sedang menghadapi masalah atau jika ia yakin, ia bingung menghadapi masalah itu • Ia tidak mengetahui apa yang dapat dilakukan dan membutuhkan orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 32
  • 33. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK MODRATE • Guru yang kemampuan berpikir abstraknya moderate (menengah) biasanya dapat memberikan batasan mengenai masalah yang sedang dihadapinya menurut cara bagaimana ia melihatnya. • Ia dapat memikirkan satu atau dua kemungkinan tindakan yang diperlukan, tetapi ia merasa kesulitan mengkoordinasikan rencana secara keseluruhan. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 33
  • 34. CIRI-CIRI GURU YG MEMILIKI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK TINGGI • Dapat melihat suatu masalah dari berbagai perspektif. • Dapat menelurkan berbagai alternatif pemecahan masalah itu. • Ia juga dapat memikirkan keuntungan atau kerugian dari masing-masing alternatif itu dan bersedia merubah rencana jika diperkirakan konsekuensi-konsekuensinya tidak dapat terwujud. • Ketika merencanakan suatu tindakan ia dapat memper- kirakan masalah-masalah yg mungkin timbul sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambilnya, dan secara sistematis melakukan pemecahan yg diperlukan. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 34
  • 35. PENGELOMPOKAN GURU BERDASARKAN KOMITMEN DAN ABSTRAKSINYA • Berdasarkan komitmen dan abstraksi sebagaimana dikemukakan di atas, maka guru-guru dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, sebagai berikut: – Kuadran I, Guru yang dropout (teacher dropout). – Kuadran II, Pekerja yang tidak terfokus (unfocused worker) – Kuadran III, Pengamat yang analitik (analytical observer). – Kuadran IV, Guru yang profesional (professional). Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 35
  • 36. KARAKTERISTIK KWADRAN I • Guru semacam ini mempunyai tingkat komitmen dan tingkat abstraksi yang rendah. • Ia dapat dikategorikan sebagai guru yang kurang bermutu (dropout). • Ciri utamanya: – dalam menjalankan tugas hanya berusaha sampai pada batas minima – memiliki sedikit sekali motivasi untuk meningkatkan kompetensinya – ia tidak dapat memikirkan perbaikan apa yang harus dilakukan, – puas dengan melakukan tugas rutin yang dilaksanakan dari hari ke hari. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 36
  • 37. KARAKTERISTIK KWADRAN II • Ia memiliki tingkat komitmen yang tinggi tetapi kemampuan berfikir abstraknya rendah • Ciri Utamanya: – memiliki antusias yang tinggi, energik dan penuh kemauan – Ia juga pekerja keras dan biasanya meninggalkan sekolah dengan membawa pekerjaan-pekerjaan yang telah diatur untuk dikerjakan di rumah. – Sayangnya tujuan baik tersebut terhalang oleh kurangnya kemampuan guru tersebut untuk menyelesaikan persoalan dan jarang sekali melaksanakan sesuatu secara realistis. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 37
  • 38. KARAKTERISTIK KWADRAN III • Guru ini memiliki tingkat komitmen yang rendah tetapi kemampuan berpikir abstraknya tinggi. • Ciri Utamanya: – mempunyai inteligensi yang tinggi, mampu memberikan gagasan yang baik tentang apa yang dapat dilakukan di kelasnya bahkan sekolah sebagai suatu keseluruhan. – Ia dapat membahas isu-isu dan dapat memikirkan langkah demi langkah terhadap apa yang membuat kesuksesan bagi pelaksanaan ide-idenya itu. – Akan tetapi sering tidak sampai terlaksana karena meskipun ia tahu apa yang perlu dikerjakan namun tidak mau menyediakan waktu, tenaga dan perhatian yang diperlukan untuk melaksanakan rencana- rencananya itu. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 38
  • 39. KARAKTERISTIK KWADRAN IV • Guru semacam ini memiliki tingkat komitmen dan tingkat abstraksi yang tinggi. • Ia benar-benar profesional, bersedia secara terus-menerus meningkatkan dirinya sendiri, murid-muridnya, maupun teman guru lainnya. • Pada suatu sekolah biasanya mempunyai 5– 10% guru yang dropout, 60–70% guru yang tergolong unfocused worker dan analytical observer, dan 10–20% guru yang profesional. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 39
  • 40. Paradigma Katagori Guru Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 40FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 41. TEKNIK SUPERVISI Ada dua kategori teknik supervisi, yaitu (1) teknik yang bersifat individual, dan (2) teknik yang bersifat kelompok. 1. Teknik yang bersifat individu, meliputi : – kunjungan ke kelas (Classroom visitation) – observasi kelas (Classroom observation) – percakapan pribadi (Individual conference) – saling mengunjungi kelas (Classroom intervisitation) Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 41FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 42. Khusus Individual Conference • Untuk keefektivan pelaksanaan pembicaraan individual atau individual conference, beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian: – supervisor jangan memborong pembicaraan, – sebelum membicarakan segi-segi negatif (kelemahan- kelemahan) guru, mulailah membicarakan segi-segi positif (kelebihan-kelebihan guru), – ciptakan situasi dan kondisi yang dapat membuat guru mau dan berani untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaannya sendiri, – Supervisor memposisikan dirinya sebagai kolega bukan sebagai atasan guru. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 42
  • 43. 2. Teknik-teknik yang bersifat kelompok : – pertemuan orientasi bagi guru-guru baru, – rapat guru, – studi kelompok antar guru, – diskusi sebagai proses kelompok, – tukar menukar pengalaman, – lokakarya, – diskusi panel, – seminar, – simposium, – demonstration teaching, – perpustakaan jabatan, – buletin supervisi, – mengikuti kursus, diklat atau studi lanjutan Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd 43FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010
  • 44. Dr. H.M. Sulthon Masyhud, M.Pd FKIP UNIVERSITAS JEMBER 2010 44

Editor's Notes

  1. Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd UPT BS MKU Universitas Jember 2007