Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya berkesadaran penuh dibandingkan hanya mengontrol diri. Berkesadaran penuh membantu mengembangkan tubuh dan pikiran menjadi lebih terjaga dan hidup pada saat ini, sehingga tidak terbentuk oleh situasi dan kondisi. Sedangkan mengontrol diri hanya berfokus pada pengendalian pikiran, ucapan dan perbuatan tanpa menyadari fenomena di dalam dan luar diri.
1. According to Buddha-
Dharma
Self Control: An Ability to Live Mindfully
Oleh: YM. Biksu Nyanabandhu Shakya (nyanabandhu@ekayana.or.id)
2. Jika Anda Sedang ‘Mumet’ Apa Yang Anda Rasakan?
Ketika Tubuh dan Batin
tidak harmonis dan
ter’pisah’ serta
bersifat diskriminatif
satu dengan lainnya,
saat itu juga kita tidak
memiliki
keseimbangan diri.
Kita rapuh dan mudah
terbentuk oleh situasi
dan kondisi yang ada.
Kita tidak mampu
berada di kekinian dan
tidak mampu
menyadari berbagai
fenomena yang ada di
dalam dan luar diri.
3. Kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah
lakunya sendiri dan kemampuan untuk menekan atau
menghambat dorongan yang ada (Chaplin, 2002).
Apa itu Mengontrol Diri?
SELF-CONTROL
“Kontrol Diri” merupakan
kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dirinya sendiri secara
sadar agar menghasilkan perilaku
yang tidak merugikan orang lain,
sehingga sesuai dengan norma
sosial dan dapat diterima oleh
lingkungannya. Kontrol diri juga
didefinisikan sebagai kapasitas
manusia untuk mengendalikan
respon terutama dalam fungsinya
untuk beradaptasi dengan norma
ideal, moral, ekspektasi sosial, dan
pencapaian jangka panjang. Kontrol
diri berkaitan erat dengan internal
locus of control dan efikasi diri.
6. Kemampuan diri untuk hidup di kekinian & menyadari
berbagai fenomena di dalam dan luar diri sehingga
tidak menjadi ‘budak’ situasi dan kondisi tersebut.
Apa itu Berkesadaran Penuh?
‘Berkesadaran Penuh’ merupakan
kekuatan dari keadaan sadar dan
terjaga akan saat kini. Ini adalah
latihan berkelanjutan dari
menyentuh kehidupan secara
mendalam setiap saat baik itu
fenomena fisik maupun batin yang
dominan dalam kehidupan sehari-
hari. ‘Praktik Berkesadaran
Penuh’ berarti juga menjadi hidup
sesungguhnya, hadir sepenuhnya di
hadapan seseorang juga mereka
yang berada di sekitar kita, begitu
juga sadar sepenuhnya terhadap
apa pun yang sedang kita lakukan.
BERKESADARAN
PENUH
7. NAME OR LOGO
Praktik Berkesadaran Penuh
Napas
Berkesadaran
Landasan semua jenis
praktik sadar-penuh untuk
membawa perhatian kepada
napas masuk dan napas
keluar kita.
Genta
Berkesadaran
Suara yang
mengingatkan kita
Kembali kepada napas
berkesadaran kita
Duduk
Berkesadaran
Sebuah cara untuk kita
Kembali ke ‘rumah sejati’
dan memberikan
perhatian penuh serta
peduli terhadap diri kita
untuk memproduksi
kehadiran penuh di saat
ini dan sekarang.
Jalan
Berkesadaran
Jalan hanya untuk
menikmati berjalan,
berjalan tanpa berupaya
untnuk ‘tiba’
Praktik
Berkesadaran
Lainnya
Praktik berkesadaran
penuh yang menjadi
keseharian kita baik itu
berjalan, duduk, berbaring,
makan, bekerja, minum,
berbicara, mendengarkan,
dan sebagainya yang
relevan dengan kehidupan.
9. Mengapa kita
Butuh “Sadar-
Penuh” &
Bukan Hanya
“Kontrol
Diri”?
Berkesadaran Penuh
Dibutuhkan karena membantu
kita mengembangkan fisik dan
batin menjadi lebih terjaga dan
benar-benar ‘hidup’
11. KESIMPULAN
Ketika Kita Sadar Sepenuhnya di
Kekinian, Kita Tidak Hanya Mampu
Mengembangkan Diri dan Kita Mampu
Mengakar Kuat di Dalam Semua Aspek
Kehidupannya, Menjadi Landasan di
Dalam Menyikapi Berbagai Fenomena
yang Ada Sehingga Kita Tidak
Mencengkram & Berupaya Mengontrol
Kehidupan, Tetapi Kita Menyadari dan
Menjadikan Kehidupannya Sebagai
Mana Apa Adanya Tanpa Dipenuhi
Dengan Penyalahan dan Penghakiman
Diri & Sosial.
12. NAME OR LOGO
Terima kasih
Oleh Biksu Nyanabandhu Shakya
(nyanabandhu@ekayana.or.id)
Editor's Notes
This is the question that your experiment answers
You can use this type of slide for text, images, shapes and tables to help add information in a different way. Duplicate this slide to add additional images of important location in your visit.