Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
samudra pasai
1. Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang
terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang
lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh
Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis
tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan
sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa
sejarawan memulai menelusuri keberadaan
kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja
Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam
raja serta penemuan koin berbahan emas dan
perak dengan tertera nama rajanya.
2. WILAYAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI
TERELETAK DI ACEH BAGIAN UTARA, PULAU
SUMATRA.
Kerajaan Samudra Pasai muncul pada abad ke 13
Masehi ketika Kerajaan Sriwijaya hancur. Kerajaan
ini didirikan oleh Malikussaleh, merupakan
kerajaan yang kaya dengan penduduknya yang
banyak. Kota Kerajaan di sebut Pasai,
• Nama Samudra Pasai di ambil dari dua kerajaan
yang digabungkan, yaitu kerajaan Samudra dan
kerajaan Pasai
3. Samudera Pasai pada masa
kejayaannya terletak di daerah yang
diapit oleh dua sungai besar di Pantai
Utara Aceh, yaitu Sungai Peusangan
dan Sungai Pasai. Daerah kekuasaan
Kesultanan Samudera Pasai tersebut
juga meliputi Samudera Geudong
(Aceh Utara), Meulaboh, Bireuen, serta
Rimba Jreum dan Seumerlang (Perlak).
Sementara itu, ada pula yang
menganut pendapat bahwa wilayah
Kesultanan Samudera Pasai meliputi
wilayah yang lebih luas lagi ke sebelah
selatan, yaitu hingga ke muara Sungai
Jambu Ayer
4. • Samudra Pasai mencapai kejayaan saat abad ke-14.
Tokoh terkenal pada masa kerajaan Samudra Pasai
adalah saat. Pemerintahan raja Sultan Malik At- Tahir
II. Kerajaan Samudra Pasai dikenal sebagai pusat
penyebar agama islam dan pusat perdagangan.
Sultan Malik At-Tahir II menyediakan istananya untuk
digunakan musyawarah para ulama. Kerajaaan
memiliki sikap terbuka dalam berhubungan dengan
negara lain. Misalnya hubungan kerajaan dengan
Sultan Delhi dari India. Pada pemerintahannya, Ibnu
Bttuta seorang penembara asal Maroko pernah dating
ke kerajaan. Sampai sekarang masih sering
ditemukan mata uang emas (deureuhan),dan gelang
mata delima.
5. Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletak
diantara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air)
dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara.
Menurut Ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya
sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa
kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan
dari batu, namun telah memagari kotanya dengan kayu.
Pada kawasan inti kerajaan terdapat masjid,
dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara
ke laut.
Dalam struktur pemerintahan terdapat
istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-
anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari
dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
6. Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan
Maritim, dan bandar transito. Samudra Pasai
menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka
•Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni
(pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di
Pidie, Perlak, dan lain-lain
• Komoditi perdagangan dari Samudra yang
penting adalah lada, kapurbarus dan emas. Dan
untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal
uang sebagai alat tukar yaitu uang emas yang
dinamakan Deureuham (dirham).
7. Pemerintahan Samudra Pasai berkembang
pesat dan terus menjalin hubungan dengan
kerajaan-kerajaan Islam di India maupun
Arab. • Bahkan melalui catatan kunjungan
Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi
tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai
merupakan pelabuhan yang penting dan
istananya disusun dan diatur secara India dan
patihnya bergelar Amir.
8. Sekelompok minoritas kreatif berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh
agama Islam, untuk menulis karya mereka
dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian
disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya
disebut Arab Jawi
• Berkembangnya ilmu tasawuf. Di antara buku
tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Melayu adalah Durru al- Manzum, karya
Maulana Abu Ishak
9. Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam.
Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke
Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke
Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah
kader-kader Islam dipersiapkan untuk
mengembangkan Islam ke berbagai daerah.
Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra
Pasai yang kemudian menjadi panglima di
Demak kemudian menjadi penguasa di
Banten
10. • Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan
dengan perkembangan yang terjadi di luar Pasai,
tetapi lebih dititik beratkan dalam kesatuan zona
Selat Malaka. Walaupun Kerajan Islam Pasai berhasil
ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah,
peninggalan dari kerajaan kecil tersebut masih
banyak dijumpai sampai saat ini di Aceh bagian
utara.
• Diserang oleh kerajaan Siam, karena tidak adanya
data sejarah yang lengkap,maka runtuhlah kerajaan
Samudra Pasai.
• Terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang
mengakibatkan perang saudara
• Kesultanan Pasai diruntuhkan oleh Portugal pada
tahun 1521
11. Hancur dan hilangnya peranan Pasai dalam
jaringan antar bangsa, yaitu ketika suatu
pusat Kekuasan baru muncul di ujung barat
pulau Sumatera yakni Kerajaan Aceh
Darussalam pada abad ke 16
• Pasai ditaklukan dan di masukkan ke dalam
wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam
oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Lonceng
Cakra Donya hadiah dari Raja Cina untuk
Kerajaan Islam Samudra Pasai dipindahkan ke
Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).
12. Perang saudara
Ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang
sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun
1511
Munculnya pusat politik dan perdagangan baru
di Malaka abad ke-15
Hancur dan hilangnya peranan Pase dalam
jaringan antar bangsa
Kekuasan baru muncul di ujung barat pulau
Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam
abad ke-16.
Tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi
bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh
13. SON
SON
SON
Raja pertama yaitu Malik al-Saleh atau Merah Sile
atau Merah Selu. (1267 – 1297)
Masuk Islam karena bertemu Syaikh Ismail utusan Syarif
Mekkah Gelar = Sultan Malik
as-Saleh
Merah Selu adalah Putra Merah Gajah
Merah = Gelar bangsawan di Sumatera Utara
Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297 – 1326)
Koin Emas sebagai mata uang (Dirham)
Salah satu kawasan perdagangan
Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326 – 1345)
Dikunjungi Ibnu Batuthah
Penduduk menganut Mazhab Syafi'i
Sultan Ahmad Malik az-Zahir (1345 – 1383)
Diserang Majapahit antara tahun 1345 dan 1350
Melarikan diri dari ibu kota kerajaan
14. Berikut nama-nama sultan/sultanah yang diketahui pernah
memimpin Kesultanan Samudera Pasai :
1. Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)
8. Sultan Sallah Ad-Din (1402)
9. Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir 1455)
10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
11.Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500)
12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)
13.Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)
15. 1. MAKAM SULTAN MALIK AL-SHALEH
2. MATA UANG EMAS
3. STEMPEL KERAJAAN SAMUDRA PASAI
4. PIRING KERAJAAN SAMUDRA PASAI
5. GUCI
6. NISAN
7. AL-QUR’AN KUNO
17. Makam raja-raja Pasai di Kampung
Geudong, Aceh Utara.
Penemuan Koin Emas dan Perak bertuliskan
nama-nama raja
Kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke
Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah
(1304–1368)