[Ringkasan]
Berdirinya Kerajaan Demak bermula dari misi para wali songo dalam menyebarkan agama Islam di Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah di Desa Glagahwangi dengan restu para wali songo setelah runtuhnya Majapahit pada tahun 1478. Demak kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan, pendidikan agama Islam, dan akhirnya menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa yang memainkan peranan penting dalam pen
1. 1. Kerajaan Samudra Pasai
Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau
Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai
utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh
Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat
digunakan sebagai bahan kajian sejarah.[1] Namun beberapa
sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini
bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai,[2] dan ini dikaitkan dengan
beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak
dengan tertera nama rajanya.[3]
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-
Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum
dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu
Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke
negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah
serangan Portugal pada tahun 1521.
2. Pembentukan awal Kerajaan Samudra
Pasai
• Berdasarkan Hikayat Raja-raja Pasai, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh Marah Silu, setelah
sebelumnya ia menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malik al-Nasser.[2] Marah Silu ini
sebelumnya berada pada satu kawasan yang disebut dengan Semerlanga kemudian setelah naik
tahta bergelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau 1297 M.[4] Dalam Hikayat
Raja-raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama Pasai dan Samudera telah dipisahkan merujuk pada
dua kawasan yang berbeda, namun dalam catatan Tiongkok nama-nama tersebut tidak dibedakan
sama sekali. Sementara Marco Polo dalam lawatannya mencatat beberapa daftar kerajaan yang ada
di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak),
Basma dan Samara (Samudera).
• Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad Malik
az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan
berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan
dakwah agama Islam. Kemudian sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia dan digantikan oleh
anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahir dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa
pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian menceritakan bahwa sultan di negeri
Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut
Mazhab Syafi'i.[5]
• Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik az-Zahir putra Sultan Mahmud Malik az-
Zahir, datang serangan dari Majapahit antara tahun 1345 dan 1350, dan menyebabkan Sultan Pasai
terpaksa melarikan diri dari ibukota kerajaan.
3. Pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai
Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng
Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara. Menurut ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di
Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari batu, namun telah memagari
kotanya dengan kayu, yang berjarak beberapa kilometer dari pelabuhannya. Pada kawasan inti kerajaan ini
terdapat masjid, dan pasar serta dilalui oleh sungai tawar yang bermuara ke laut. Ma Huan menambahkan,
walau muaranya besar namun ombaknya menggelora dan mudah mengakibatkan kapal terbalik.[6] Sehingga
penamaan Lhokseumawe yang dapat bermaksud teluk yang airnya berputar-putar kemungkinan berkaitan
dengan ini.
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak sultan baik
lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai
memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar sultan.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari
kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan Mansur di Samudera.
Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan
nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-
Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga
disebutkan memiliki hubungan yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan
mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.
4. Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai
1. Sultan Malik al Saleh
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansyur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir
6. Sultanah Nahrisyah
5. Peninggalan Kerjaan Samudra Pasai
Penemuan makam Sultan Malik as-Saleh yang bertarikh
696 H atau 1297 M, dirujuk oleh sejarahwan sebagai
tanda telah masuknya agama Islam di Nusantara sekitar
abad ke-13. Walau ada pendapat bahwa kemungkinan
Islam telah datang lebih awal dari itu. Hikayat Raja-raja
Pasai memang penuh dengan mitos dan legenda namun
deskripsi ceritanya telah membantu dalam mengungkap
sisi gelap sejarah akan keberadaan kerajaan ini. Kejayaan
masa lalu kerajaan ini telah menginspirasikan
masyarakatnya untuk kembali menggunakan nama
pendiri kerajaan ini untuk Universitas Malikussaleh di
Lhokseumawe.
6. Penyebab Keruntuhan
Tidak Ada Pengganti yang mampu
memimpin Kerajaan Samedera Pasai dengan
baik Setelah Sultan Malikul Zahir. Terjadi
Perebutan kekuasaan. Serangan dari Majapahit
Tahun 1339. Berdirinya Bandar Malaka yang
Letaknya Lebih Strategis. Serangan Portugis.
8. Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak
Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang
kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa
selanjutnya, para walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai
sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah
sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka
pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak
hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan
dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo
yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan
prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro
sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “
geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah
kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal
orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan
satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
9. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA
KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan
pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang
dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut
Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak
antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah
pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa
Syailendra ), sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi
pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Kehidupan politik
lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional,
karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat
dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah
hancur, maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau
Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka penyebaran
agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil
menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan
Portugis 1511.