4. kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerahSulawesi Selatan. Rakyat dari
kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan
pesisir barat Sulawesibagian selatan.Wilayah kerajaan ini sekarang berada di
bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini
memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu
melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669)
terhadapVOC yang dibantu oleh Kesultanan Bone yang dikuasai oleh
satu wangsa(dinasti) Suku Bugis dengan rajanya, Arung Palakka. Perang
Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari
kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang
Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesarVOC yang pernah
dilakukannya pada abad ke-17.
5. Ibu kota Sungguminasa
Bahasa Bugis, Makassar
Agama Islam
Bentuk Pemerintahan Monarki Kesultanan
Sultan
- 1300 Tumanurung
- 1653-1669 Sultan HasanuddinTuminanga ri
Balla'pangkana
- 1946-1978 Sultan MuhammadAbdul Kadir
Aiduddin
- 2014-Sekarang Sultan Kumala Idjo Batara Gowa
Sejarah
- Didirikan 1300
- Bergabung
denganIndonesia
1946
6. Sejarah Awal[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate
Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Gowa:Tombolo,
Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai
cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan
Gowa. Cerita dari para pendahulu di Gowa mengatakan bahwa Tumanurung merupakan pendiri
Kerajaan Gowa pada awal abad ke-14.
7. Abad ke-16
Tumapa'risi' Kallonna
Memerintah pada awal abad ke-16, di Kerajaan Gowa bertahta Karaeng (Penguasa) Gowa ke-9,
bernamaTumapa'risi' Kallonna. Pada masa itu salah seorang penjelajah Portugis berkomentar
bahwa "daerah yang disebut Makassar sangatlah kecil". Dengan melakukan perombakan besar-
besaran di kerajaan, Tumapa'risi' Kallonna mengubah daerah Makassar dari
sebuah konfederasiantar-komunitas yang longgar menjadi sebuah negara kesatuan Gowa. Dia
juga mengatur penyatuan Gowa danTallo kemudian merekatkannya dengan sebuah sumpah
yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling melawan
(ampasiewai) akan mendapat hukuman Dewata. Sebuah perundang-undangan dan aturan-
aturan peperangan dibuat, dan sebuah sistem pengumpulan pajak dan bea dilembagakan di
bawah seorang syahbandar untuk mendanai kerajaan. Begitu dikenangnya raja ini sehingga
dalam cerita pendahulu Gowa, masa pemerintahannya dipuji sebagai sebuah masa ketika
panen bagus dan penangkapan ikan banyak.
Dalam sejumlah penyerangan militer yang sukses penguasa Gowa ini mengalahkan negara
tetangganya, termasuk Siang dan menciptakan sebuah pola ambisi imperial yang kemudian
berusaha ditandingi oleh penguasa-penguasa setelahnya pada abad ke-16 dan ke-17. Kerajaan-
kerajaan yang ditaklukkan olehTumapa'risi' Kallonna diantaranya adalah Kerajaan Siang,
sertaKesultanan Bone, walaupun ada yang menyebutkan bahwa Bone ditaklukkan oleh
Tunipalangga.
8. Tunipalangga
Tunipalangga dikenang karena sejumlah pencapaiannya, seperti yang disebutkan dalam Kronik
(Cerita para pendahulu) Gowa, diantaranya adalah:
Menaklukkan dan menjadikan bawahan Bajeng, Lengkese, Polombangkeng, Lamuru, Soppeng,
berbagai negara kecil di belakang Maros,Wajo, Suppa, Sawitto, Alitta, Duri, Panaikang,
Bulukumba dan negara-negara lain di selatan, dan wilayah pegunungan di selatan.
Orang pertama kali yang membawa orang-orang Sawitto, Suppa dan Bacukiki ke Gowa.
Menciptakan jabatan Tumakkajananngang.
Menciptakan jabatan Tumailalang untuk menangani administrasi internal kerajaan, sehingga
Syahbandar leluasa mengurus perdagangan dengan pihak luar.
Menetapkan sistem resmi ukuran berat dan pengukuran
Pertama kali memasang meriam yang diletakkan di benteng-benteng besar.
Pemerintah pertama ketika orang Makassar mulai membuat peluru, mencampur emas dengan
logam lain, dan membuat batu bata.
Pertama kali membuat dinding batu bata mengelilingi pemukiman Gowa dan Sombaopu.
Penguasa pertama yang didatangi oleh orang asing (Melayu) di bawah Anakhoda Bonang
untuk meminta tempat tinggal di Makassar.
Yang pertama membuat perisai besar menjadi kecil, memendekkan gagang tombak
(batakang), dan membuat peluru Palembang.
Penguasa pertama yang meminta tenaga lebih banyak dari rakyatnya.
Penyusun siasat perang yang cerdas, seorang pekerja keras, seorang narasumber, kaya dan
sangat berani.
10. Abad ke-17
Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, VOC berusaha menundukkan
kerajaan-kerajaan kecil diSulawesi, tetapi belum berhasil menundukkan Kesultanan Gowa. Di lain
pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik tahta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-
kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan VOC (Kompeni).
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya
Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia
mengadakan Perjanjian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan
Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara keBatavia.
Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit.
Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan VOC, hingga akhirnya Kompeni berhasil
menerobos benteng terkuat milik Kesultanan Gowa yaitu Benteng Somba Opu pada tanggal 12
Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan wafat pada
tanggal 12 Juni 1670.
11. Abad ke-20
Kesultanan Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak Raja Gowa ke-1,
Tumanurung, hingga mencapai puncak keemasannya pada abad ke-17, hingga kemudian
mengalami masa penjajahan dibawah kekuasaan Belanda. Dalam pada itu, sistem
pemerintahan mengalami transisi pada masa Raja Gowa ke-36, Andi Idjo Karaeng Lalolang
Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin, menyatakan Kesultanan Gowa bergabung menjadi
bagian Republik Indonesiayang merdeka dan bersatu, dan berubah bentuk dari kerajaan
menjadi DaerahTingkat II Kabupaten Gowa. Sehingga dengan perubahan tersebut, Andi Idjo
pun tercatat dalam sejarah sebagai Raja Gowa terakhir dan sekaligus Bupati Kabupaten
Gowa pertama.
12. Keadaan Sosial-Budaya
Sebagai negara maritim, maka sebagian besar masyarakat Gowa adalah nelayan dan
pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang
dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.Walaupun masyarakat
Gowa memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi
dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral.
Norma kehidupan masyarakat diatur berdasarkan adat dan agama Islamyang
disebut Pangadakkang. Dan masyarakat Gowa sangat percaya dan taat terhadap norma-norma
tersebut.
Di samping norma tersebut, masyarakat Gowa juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari
lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut
dengan Anakarung atau Karaeng, sedangkan rakyat kebanyakan disebut to Maradeka dan
masyarakat lapisan bawah disebut dengan golongan Ata[2].
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Gowa banyak menghasilkan benda-benda budaya
yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal
yang dibuat oleh orang Gowa dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.
Kapal Pinisidan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Sulawesi Selatan dan terkenal hingga
mancanegara.
13. Para Raja dan Sultan Gowa
1. Tumanurung (±1300)
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. ITuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi (±1400)
7. Batara GowaTuminanga ri Paralakkenna
8. PakereTauTunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre KaraengTumapa'risi' Kallonna (awal abad ke-16)
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng LakiyungTunipallangga Ulaweng (1546-1565)
11. ITajibarani Daeng Marompa Karaeng DataTunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng BontolangkasaTunijallo (1565-1590)
13. ITepukaraeng Daeng ParabbungTuni Pasulu (1593)
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin ITuminanga ri Gaukanna; Berkuasa mulai
tahun 1593 - wafat tanggal 15 Juni 1639, merupakan penguasa Gowa pertama yang
memeluk agama Islam
15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan MalikussaidTuminanga ri Papang
Batuna; Lahir 11 Desember1605, berkuasa mulai tahun 1639 hingga wafatnya 6
November 1653
14. 1. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan HasanuddinTuminanga ri
Balla'pangkana; Lahir tanggal 12 Juni 1631, berkuasa mulai tahun 1653 sampai 1669, dan
wafat pada 12 Juni 1670
2. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir HamzahTuminanga ri Allu'; Lahir 31
Maret 1656, berkuasa mulai tahun 1669hingga 1674, dan wafat 7 Mei 1681
3. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei)Tumenanga ri Jakattara; Lahir 29 November 1654,
berkuasa mulai 1674 sampai1677, dan wafat 15 Agustus 1681
4. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone SultanAbdul JalilTuminanga ri
Lakiyung. (1677-1709)
5. La PareppaTosappeWali Sultan IsmailTuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
6. I Mappaurangi Sultan SirajuddinTuminang ri Pasi
7. I Manrabbia Sultan Najamuddin
8. I Mappaurangi Sultan SirajuddinTuminang ri Pasi; Menjabat untuk kedua kalinya pada
tahun 1735
9. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
10. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
11. Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh Belanda ke Sri Lanka) (1747-1795)
12. I Mallisujawa Daeng Riboko ArungmampuTuminanga riTompobalang (1767-1769)
13. ITemmassongeng Karaeng Katanka Sultan ZainuddinTuminanga ri Mattanging (1770-1778)
14. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
15. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang ParangTuminang ri Katangka (1816-1825)
15. 1. La Oddanriu Karaeng KatangkaTuminanga ri Suangga (1825-1826)
2. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh AididTuminanga ri Kakuasanna
(1826 - wafat 30 Januari 1893)
3. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan IdrisTuminanga ri Kalabbiranna
(1893 - wafat 18 Mei 1895)
4. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan HusainTuminang ri Bundu'na;
Memerintah sejak tanggal 18 Mei 1895, dimahkotai di Makassar pada tanggal5
Desember 1895, ia melakukan perlawanan terhadap Hindia Belanda pada tanggal 19
Oktober 1905 dan diberhentikan dengan paksa oleh Hindia Belanda pada 13 April1906,
kemudian meninggal akibat jatuh di Bundukma, dekat Enrekang pada tanggal 25
Desember 1906[3]
5. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan MuhammadTahur Muhibuddin
Tuminanga ri Sungguminasa (1936-1946)
6. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin
(1946-1978)[3]
7. Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II (2011-2014)[4]
8. I Kumala Andi Idjo Sultan Kumala Idjo Batara Gowa III Daeng Sila Karaeng Lembang Parang
(2014-Sekarang)[5]
17. KesultananTernate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4
kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua
di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. KesultananTernate
memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17.
KesultananTernate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat
perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya
membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian
selatan kepulauanFilipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.
18. Asal Usul
Pulau Gapi (kiniTernate) mulai ramai di awal abad ke-13. PendudukTernate awal merupakan
warga eksodus dari Halmahera. Awalnya diTernate terdapat 4 kampung yang masing-masing
dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan
hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah.
PendudukTernate semakin heterogen dengan bermukimnya
pedagang Arab, Jawa, Melayu danTionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin
ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole
Guna pemimpinTobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih
kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja)
pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung
Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh
penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut
Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya KotaTernate, sehingga
kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah
pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya,Ternate berkembang dari sebuah kerajaan
yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan
terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.
19. Struktur Kerajaan
Pada masa–masa awal sukuTernate dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan
jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano. Mulai pertengahan abad ke-
15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan.Sultan
Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan.
Para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan.
Setelah sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan jogugu (perdana menteri) dan fala
raha sebagai para penasihat. Fala raha atau empat rumah adalah empat klan bangsawan yang
menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu,
masing–masing dikepalai seorang kimalaha. Mereka yaitu Marasaoli,Tomagola,Tomaito dan
Tamadi. Pejabat–pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan–klan ini. Bila seorang
sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada
jabatan – jabatan lain Bobato Nyagimoi seTufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau,
Salahakan, Sangaji, dll.
20. PARA RAJA TERNATE
Baab Mashur Malamo 1257 - 1277
Jamin Qadrat 1277 - 1284
Komala Abu Said 1284 - 1298
Bakuku (Kalabata) 1298 - 1304
Ngara Malamo (Komala) 1304 - 1317
Patsaranga Malamo 1317 - 1322
Cili Aiya (SidangArif Malamo) 1322 - 1331
Panji Malamo 1331 - 1332
Syah Alam 1332 - 1343
Tulu Malamo 1343 - 1347
Kie Mabiji (Abu Hayat I) 1347 - 1350
Ngolo Macahaya 1350 - 1357
Momole 1357 - 1359
Gapi Malamo I 1359 - 1372
Gapi Baguna I 1372 - 1377
Komala Pulu 1377 - 1432
Marhum (Gapi Baguna II) 1432 - 1486
22. Ayanhar 1879 - 1900
Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) 1900 - 1902
Haji Muhammad Usman Syah 1902 - 1915
Iskandar Muhammad Jabir Syah 1929 - 1975
Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II) 1975 – 2015[8]
23. Ibu kota Ternate
Bahasa MelayuTernate
Agama Islam
Bentuk Pemerintahan Monarki Kesultanan
Sultan
- 1257-1277 Baab Mashur Malamo
- 1929-1975 Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah
- 1975-2015 Sultan Mudaffar Syah(Mudaffar Syah II)
Sejarah
- Didirikan
1257
- Bergabung
denganIndonesia
[2]
25. KesultananTidore adalah kerajaan Islam yang
berpusat di wilayah KotaTidore, Maluku
Utara, Indonesia sekarang. Pada masa
kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad
ke-18), kerajaan ini menguasai sebagian
besar Pulau Halmahera selatan, Pulau
Buru, Pulau Seram, dan banyak pulau-pulau di
pesisir Papua barat.
Pada tahun 1521, Sultan Mansur dariTidore
menerima Spanyol sebagai sekutu untuk
mengimbangi kekuatan Kesultanan
Ternate saingannya yang bersekutu
dengan Portugal. Setelah mundurnya Spanyol
dari wilayah tersebut pada tahun 1663 karena
protes dari pihak Portugal sebagai
pelanggaran terhadap Perjanjian
Tordesillas 1494,Tidore menjadi salah satu
kerajaan paling merdeka di wilayah Maluku.
Terutama di bawah kepemimpinan Sultan
Saifuddin (memerintah 1657-1689),Tidore
berhasil menolak pengusaanVOC terhadap
wilayahnya dan tetap menjadi daerah
merdeka hingga akhir abad ke-18.
26. Awal Perekembangan KerajaanTidore
KerajaanTidore terletak di sebelah
selatanTernate. Menurut silsilah raja-raja
Ternate danTidore, RajaTidore pertama
adalah Muhammad Naqil yang naik tahta
pada tahun 1081. Baru pada akhir abad
ke-14, agama Islam dijadikan agama
resmi KerajaanTidore oleh RajaTidore
ke-11, Sultan Djamaluddin, yang bersedia
masuk Islam berkat dakwah Syekh
Mansur dari Arab[2].
27. Aspek Kehidupan
Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan
KesultananTidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku
(1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukanTernate danTidore untuk bersama-
sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dariTidore
danTernate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan
dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu,
Tidore danTernate tidak diganggu, baik
oleh Portugal, Spanyol, Belandamaupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya
terus meningkat.Wilayah kekuasaanTidore cukup luas, meliputi Pulau Seram,
sebagian Halmahera, Raja Ampat, Kai, dan sebagian Papua. Pengganti Sultan Nuku
adalah adiknya, Sultan ZainalAbidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat
menjajah kembali Kepulauan Maluku.
28. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam,
masyarakatTidore dalam kehidupan
sehari-harinya banyak menggunakan
hukum Islam. Hal itu dapat dilihat pada
saat Sultan Nuku dariTidore dengan De
Mesquita dari Portugal melakukan
perdamaian dengan mengangkat sumpah
dibawah kitab suci Al-Qur’an.
KesultananTidore terkenal dengan
rempah-rempahnya, seperti di
daerah Maluku. Sebagai penghasil
rempah-rempah,Tidore banyak didatangi
oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa
yang datang ke Maluku, antara lain
bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda
29. Kemunduran KesultananTidore
Kemunduran KesultananTidore
disebabkan karena diadu domba
dengan KesultananTernate yang
dilakukan oleh bangsa asing
(Spanyoldan Portugis) yang bertujuan
untuk memonopoli daerah
penghasil rempah-rempah tersebut.
Setelah SultanTidore dan SultanTernate
sadar bahwa mereka telah diadu Domba
oleh Portugal dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugal danSpanyol ke luar
Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama
sebabVOC yang dibentuk Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah
di Maluku berhasil menaklukkanTernate
dengan strategi dan tata kerja yang
teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.
30. Daftar Raja dan SultanTidore
1. Kolano Syahjati alias Muhammad
Naqil bin JaffarAssidiq
2. Kolano Bosamawange
3. Kolano Syuhud alias Subu
4. Kolano Balibunga
5. Kolano Duko adoya
6. Kolano Kie Matiti
7. Kolano Seli
8. Kolano Matagena
9. 1334-1372: Kolano Nuruddin
10. 1372-1405: Kolano Hasan Syah
11. 1495-1512: Sultan Ciriliyati alias
Djamaluddin
12. 1512-1526: Sultan Al Mansur
13. 1526-1535: Sultan Amiruddin
Iskandar Zulkarnain
14. 1535-1569: Sultan Kiyai Mansur
15. 1569-1586: Sultan Iskandar Sani
31. 1. 1586-1600: SultanGapi Baguna
2. 1600-1626: Sultan Mole Majimo alias Zainuddin
3. 1626-1631: Sultan Ngora Malamo aliasAlauddin Syah; memindahkan
pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Biji Negara diToloa
4. 1631-1642: Sultan Gorontalo alias Saiduddin
5. 1642-1653: Sultan Saidi
6. 1653-1657: Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin
7. 1657-1674: Sultan Saifuddin alias Jou Kota; memindahkan pemerintahan dan
mendirikan Kadato (Istana) Salero di LimauTimore (Soasiu)
8. 1674-1705: Sultan Hamzah Fahruddin
9. 1705-1708: Sultan Abdul Fadhlil Mansur
10. 1708-1728: Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia
11. 1728-1757: Sultan Amir BifodlilAziz Muhidin Malikul Manan
12. 1757-1779: Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin
13. 1780-1783: Sultan PatraAlam
14. 1784-1797: Sultan HairulAlam Kamaluddin Asgar
32. 1. 1797-1805: Sultan Syaidul JehadAmiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us
Kaicil Paparangan Jou Barakati Nuku
2. 1805-1810: Sultan ZainalAbidin
3. 1810-1821: Sultan Motahuddin MuhammadTahir
4. 1821-1856: Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah; pembangunan Kadato
(Istana) Kie
5. 1856-1892: SultanAchmad Syaifuddin Alting
6. 1892-1894: Sultan Achmad Fatahuddin Alting
7. 1894-1906: Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan; setelah wafat,
terjadi konflik internal (Kadato Kie dihancurkan) hingga vakumnya kekuasaan
8. 1947-1967: Sultan ZainalAbidin Syah; pasca wafat, vakumnya kekuasaan
9. 1999-2012: Sultan Djafar Syah; pembangunan kembali Kadato Kie
10.2012-sekarang: Sultan Husien Syah
33. Ibu kota Tidore
Bahasa MelayuTidore
Agama Islam
Bentuk Pemerintahan Monarki Kesultanan
Sultan
- 1081 Kolano Syahjati (Muhammad Naqil)
- 1947-1967 Sultan Zainal Abidin Syah
- 2012-Sekarang Sultan Husien Syah
Sejarah
- Didirikan
1081
- Bergabung
denganIndonesia
1950