Makalah ini membahas tentang sel volta (sel galvani), yang merupakan sel elektrokimia dimana reaksi redoks spontan terjadi dan menghasilkan beda potensial. Sel volta dapat mengubah energi dari reaksi redoks menjadi energi listrik dan memiliki berbagai kegunaan seperti untuk penentuan pH dan energi reaksi, serta untuk menghasilkan tenaga listrik."
Praktikum sel volta ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nila Esel yang terjadi pada beberapa konduktor. Dengan demikian, diharapkan kia dapat memahami materi elektrokiia dengan lebih baik.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
Praktikum sel volta ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nila Esel yang terjadi pada beberapa konduktor. Dengan demikian, diharapkan kia dapat memahami materi elektrokiia dengan lebih baik.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
Vanadium adalah salah satu unsure kimia dalam table periodic yang memiliki lambing V, dan termasuk dalam unsur transisi periode keempat, memiliki nomor atom 23.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Mangan di alam, sebagian besar sebagai pirolusit (MnO2) yang stabil dalam asam atau alkali pengoksidasi, sehingga proses leaching Mangan dari sumber dilakukan dalam kondisi tereduksi. Beberapa zat pereduksi telah digunakan sebelumnya dalam media asam yang berbeda seperti batubara, pirit, besi sulfat, sulfur dioksida dan peroksida (Zhang, et al., 2007).
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003).
Metode BET (Brunaur, Emmett and Teller) pertama kali ditemukan oleh Stephen Brunauer, Paul Hugh Emmett, and Edward Teller pada tahun 1938. Metode ini digunakan untuk permukaan yang datar (tidak ada lekukan) dan tidak ada batas dalam setiap layer yang dapat digunakan dalam menjelaskan luas permukaan. Metode ini digunakan berdasarkan asumsi bahwa pada setiap permukaan mempunyai tingkat energi yang homogen (energi adsorpsi tidak mengalami perubahan dengan adanya adsorpsi di layer yang sama) dan tidak ada interaksi selama molekul teradsorpsi
Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme Produksi bioetanol dari tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula atau glukosa dengan beberapa metode diantaranya dengan hidrolisis asam dan secara enzimatis. Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahan-bahan yang mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi, dimana semua bahan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi bioethanol. Misalnya umbi kayu, ubi jalar, pisang, dan lain-lain. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan bantuan dari aktivitas mikroba.
Reaksi aldol adalah reaksi organik dasar untuk konstruksi ikatan C-C. Umumnya aldolases (kelas I dan II) dan Antibodi aldolase (38C2 dan 33F12) adalah yang paling umum enzim yang digunakan dalam katalisis reaksi aldol, penelitian ini, berfokus pada enzim aldo-ketoreductase (AKR) untuk menyelidiki aktivitas katalitiknya pada reaksi aldol asimetris, aldo-ketoreductase belum dilaporkan sebagai enzim untuk mengkatalisis karbon-karbon reaksi pembentukan ikatan. Oleh karena itu digunakan AKR1A1 sebagai enzim untuk mengkatalisis reaksi aldol .
Pada pembuatan Nano Zeolit perlu dilakukan adanya preparasi dan aktivasi, pada hasil karakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction) menunjukan bahwa nano zeolite memiliki kristalinitas yang tinggi, pada karakterisasi dengan Spektrometer Infrared menunjukan bahwa nano zeolit menghasilkan spektra pada kisaran bilangan gelombang sekitar 1220, 1110, 800, 550, dan 450 cm-1 . dan hasil karakterisasi Nano zeolite menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) menunjukan bahwa ukuran partikel nano zeolit kecil dan jumlahnya yang banyak. Nano zeolite dapat digunakan sebagai penyaring molekuler, penukar ion, penyerap bahan ( adsorben), dan katalisator.
Telah dilakukan sebuah penelitian berjudul Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB Menggunakan Polimer PVdF – HFP Dengan Variasi Komposisi Filler TiO Sebagai Aplikasi Baterai Lihitum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sintesis komposit polimer elektrolit LiBOB, mengetahui karakteristik komposit polimer elektrolit LiBOB hasil sintesis, dan mengetahui aplikasi komposit polimer elektrolit LiBOB pada baterai lihitum.Sintesis LiBOB dapat dibuat dengan bahan – bahan polimer PVdF – HFP, garam LiBOB, dan filler TiO2 menggunakan metode casting pada sampel berbentuk slurry diatas plat kaca. Dibuat tiga variasi komposisi filler TiO2, PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 30% (wt), dan filler TiO2 0% (wt); PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 28% (wt), dan filler TiO2 2% (wt); dan PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 25% (wt), dan filler TiO2 5% (wt). Dilakukan uji karakteristik dengan SEM untuk mengetahui bentuk morfologi, dengan EDX untuk mengetahui homogenitas, dan dengan CV untuk mengetahui reversibilitas ion. Sampel dengan komposisi PVdfF– HFP 70%(wt) LiBOB 25% (wt), dan filler TiO2 5% (wt) merupakan sampel yang paling dapat diaplikasikan pada baterai lihitum.
1. i
SEL VOLTA (GALVANI)
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Elektrokimia yang
Diampu oleh Ibu Linda
Kelompok 2 :
1. Ahmad Dzikrullah 24030114140097
2. Darul Amri 24030113140116
3. Dea Ayu 24030113120050
4. Duwikie Darmawan 24030113120014
5. Fandu Edu W 24030113120030
6. Fina Fauziah 24030113120013
7. Indra Kurniawan 24030112130079
8. Nunik Hadiyati H 24030112140035
9. Rahmi Bunga Aisyiyah 24030112140138
10. Rizka Andianingrum 24030112140060
11. Samuel 24030114120017
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sel
Volta (Galvani)”. Penulis menyadari bahwa penulisan makalajh ini, tak lepas dari
dukungan berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Linda selaku dosen pengampu mata kuliah Elektrokimia
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Elektrokimia
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Sel Volta (Galvani) yang tidak
dapat penyusun sebutkan satu persatu
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semarang, Mei 2016
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
I.3 Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Sel Volta.................................................................................. 2
II.2 Kegunaan Sel Volta................................................................................... 2
II.3 Prinsip Kerja Sel volta............................................................................... 3
II.4 Potensial Sel.............................................................................................. 4
II.5 Potensial Elektroda.................................................................................... 4
II.6 Sel Volta Komersial................................................................................... 5
BAB III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan............................................................................................... 10
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang
besar terhadap kehidupan manusia. Kecanggihan teknologi dan berbagai macam
penemuan-penemuan baru memanjakan manusia, semakin mempermudah
pelaksanaan tugas dan aktifitas kehidupan. Namun hal ini juga meningkatkan taraf
hidup kebutuhan manusia, semakin tinggi pengetahuan yang dimilikinya maka
akan semakin banyak hal dan barang yang dibutuhkannya. Salah satu contoh
kebutuhan manusia sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah diantaranya megenai kebutuhan tentang pemakaian barang
elektroknik, dimana dalam kehidupan sehari-hari dijumpai suatu peralatan-
peralatan elektronika yang terdapat dalam berbagai macam komponen termasuk
sel elektrokimia khususnya sel galvani atau sering disebut dengan sel volta. Akan
tetapi dizaman sekarang masyrakat hanya ingin menggunakan barang tersebut
tanpa mau mengetahui peristiwa apa atau apa yang ada di dalam peralatan yang ia
gunakan yang dapat menunjang jalan atau proses beraktifitas barang tersebut .
Oleh karena itu kami membuat makalah yang akan membahas tentang
suatu hal yang sangat sering temui tetapi tidak diperhatikan dengan seksama yaitu
tentang sel elektrokima : sel galvani
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dan prinsip dasar dari sel volta?
2. Apa itu potensial elektroda?
I.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip dasar dari sel volta?
2. Untuk mengetahui potensial elektroda?
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN SEL VOLTA (GALVANI)
Sel volta adalah Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi-reduksi spontan
terjadi dan menghasilkan beda potensial. Sel Volta mengubah energi dari suatu
reaksi redoksspontan menjadi energi listrik. Sel Volta dikembangkan oleh
Alessandro Volta (1745-1827) dan Luigi Galvani (1737-1798). Sel Volta disebut
juga Sel elektrokimia.
II.2 Kegunaan Sel Volta
Berdasarkan kegunaannya, sel volta dibedakan atas dua macam sebagai
berikut :
- Sel Volta untuk penentuan pH larutan, energi reaksi, titrasi,
kelarutan garam dansebagainya.
- Sel Volta untuk menghasilkan tenaga listrik, misalnya untuk penerangan,
penggerak motor, radio transistor, dan kalkulator
6. 3
II.3 Prinsip Kerja Reaksi
Logam seng dalam larutan mengandung ion Zn2+ (larutan garam seng) dan
logam tembaga dalam larutan ion Cu2+ (larutan garam tembaga (II)). Logam seng
larut dengan melepas dua elektron. Elektron mengalir ke logam tembaga melalui
kawat penghantar dan ion Cu2+ mengambil elektron dari logam tembaga dan
mengendap.
Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron
(listrik). Untuk menetralkan muatan listrik pada kedua larutan dihubungkan
dengan suatu jembatan garam, yaitu larutan garam dalam agar-agar seperti NaCl
atau KNO3.
Logam seng dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian
sel elektrokimiadi sebut electrode. Sedangkan logam seng (Zn) sendiri merupakan
elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi atau pelepasan dan merupakan
kutub negatif (anode). Logam tembaga (Cu) merupakan elektrode tempat
terjadinya reaksi reduksi atau pengikatan elektron dan merupakan kutub positif
(katode). Susunan sel Volta dapat dituliskan dengan suatu notasi singkat (diagram
sel) sebagai berikut:
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
Notasi tersebut menyatakan bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ terjadi pada
anode, sedangkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu di katode. Dua garis sejajar yang
memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis
7. 4
tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan;
Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan)
II.4 Potensial Sel
Potensial sel merupakan selisih potensial listrik antara elektrode yang
mendorong elektron mengalir yang disebabkan perbedaan rapatan muatan antara
elektrode-elektrode. Potensial sel yang diukur pada 250˚C dengan konsentrasi ion-
ion 1 M dan tekanan gas 1 atm disebut potensial standar (E˚sel).
Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan
voltmeter atau potensiometer dan juga dapat dihitung berdasarkan data potensial
elektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif (anode).
E˚sel = E˚reduksi(katode) – E˚oksidasi (anode)
II.5 Potensial Elektrode
Potensial elektrode adalah potensial sel yang dihasilkan oleh suatu
elektrode dengan elektrode hidrogen. Pengukuran potensial sel dapat
digunakan untuk membandingkan kecenderungan logam-logam atau spesi lain
untuk mengalami oksidasi atau reduksi. Apabila pengukuran dilakukan pada
kondisi standar (suhu 250˚C, 1 M, tekanan gas 1 atm) disebut potensial elektrode
standar (E˚). Urutan logam-logam berdasarkan sifat reduktornya dikenal sebagai
deret Volta.
Dari deret volta di atas, unsur-unsur dari kiri ke kanan memiliki harga
potensial reduksi (potensial elektrode) yang makin besar. Elektrode yang
lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan elektrode hidrogen
mempunyai potensial elektrode bertanda (+), sedangkan elektrode yang sukar
mengalami reduksi bertanda negatif (-). Potensial elektrode dikaitkan dengan
reaksi reduksi, dimana potensial elektrode sama dengan potensial reduksi.
8. 5
Adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi, tetapi
tandanya berlawanan. Potensial elektrode Zn | Zn2+ = -0,76 volt, berarti potensial
reduksi ion Zn2+ menjadi logam Zn = -0,76 volt. Sedangkan potensial oksidasi Zn
menjadi Zn2+ = +0,76 volt.
Suatu reaksi dapat berlangsung apabila terdapat perbedaan potensial
positif antara kedua setengah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi redoks dapat
berjalan spontan jika E˚sel > 0 (+). Apabila membuat baterai bervoltase tinggi
untuk radio, harus memilih logam yang berjauhan dalam tabel tersebut. Uang
logam tembaga dengan paku besi menghasilkan voltase lebih tinggi daripada uang
logam dengan nikel karena tembaga lebih jauh dari besi daripada nikel. Meskipun
istilah baterai biasanya mengacu pada sel-sel galvani yang dihubungkan bersama,
beberapa baterai hanya mempunyai satu sel. Ketika menggunakan baterai untuk
menyalakan senter, radio atau CD-player, harus melengkapi rangkaian listrik sel
galvani tersebut. Untuk mendapatkan voltase lebih tinggi dari seldengan beda
potensial yang relatif kecil dapat dilakukan dengan menghubungkan sel-sel secara
seri.
II.6 Sel Volta Komersial
1. Baterai Konvensional
a. Aki
Aki merupakan contoh dari sel volta yang dapat diisikembali jika habis.
Satu sel aki terdiri dari batang Pb danbatang PbO2 yang dicelupkan dalam larutan
asam sulfat 30 %.
9. 6
Setelah seluruh permukaan anoda dan katoda terlapis dengan
PbSO4 tidak lagi terjadi beda tegangan, maka arus listrik terhenti.
Aki adalah baterai timbal-asam yang sering digunakan pada mobil. Baterai
ini memilikienam sel 2 volt yang dihubungkan seri. Meskipun lebih besar
daripada baterai karbon-seng dan relatif berat, baterai jenis ini tahan lama,
menghasilkan arus yang lebih besar, dan dapat diisi ulang. Ketika anda
menyalakan mesin, baterai ini yang menyediakan listrik untuk menyalakan mobil.
Baterai ini juga menyediakan energi untuk kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh alternator mobil, seperti menghidupkan radio atau
menyalakan lampu jika mesin mati. Menghidupkan lampu atau radio terlalu
lama pada saat mesin mati akan menghabiskan baterai karena mesinlah yang
mengisi ulang baterai pada saat mobil berjalan.
b. Baterai Kering (Sel Leclanche)
Jika Anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter,
artinya anda menghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara
benar sehingga memungkinkan elektron mengalir melalui kedua sel. Baterai yang
relatif murah ini adalah sel galvani karbon-seng,dan terdapat beberapa jenis,
termasuk standard dan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena
tidak terdapat larutan elektrolit, yang menggantikannya adalah pasta semi padat.
10. 7
Baterai ini menggunakan Zn sebagai anoda dan C (grafit) yang ditanam
dalam pasta dari campuran KMnO4 , NH4Cl, C, dan H2O sebagai katoda.
c. Baterai Alkalin
Baterai alkalin hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan
katodanya sama dengan baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2
sebagai katoda. Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit yang digunakan.
Elektrolit pada baterai alkalin adalah KOH atau NaOH. Sehingga reaksinya
berlangsung dalam suasana basa. Reaksi yang terjadi adalah:
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada
baterai alkalilebih stabil dibanding baterai karbon-seng.
11. 8
d. Baterai Nikel-Kadmium
Baterai ini adalah baterai kering yang dapat diisi ulang. Baterai nikel-
kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki,
baterai HP, dll. Baterai ini menggunakan Cd sebagai anoda dan NiO2 sebagai
katodanya. Sedangkan elektrolitnya adalah KOH, dimana pootensial sel yang
dihasilkan sebesar 1,4 volt. Reaksi yang terjadi:
e. Baterai Perak Oksida
Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan
untuk baterai arloji, kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anoda yang
digunakan adalah seng (Zn), katodanya adalah perak oksida (Ag2O) dan
elektrolitnya adalah KOH, dimana potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,34 volt.
Reaksi yang terjadi:
2. Baterai Modern Berkinerja Tinggi
a. Baterai Nikel-Metal Hidrida (Ni-MH)
Baterai ini mirip dengan baterai nikad, kecuali bahwa baterai ini
menggunakan hidrogensebagai anoda dan NiO(OH) sebagai katoda dengan KOH
sebagai elektrolitnya.
Anoda : Ni(OH)2 + OH- NiOOH + H2O +e-
katoda : M + H2O +e- MH +OH-
Sel : Ni(OH)2 + M NiOOH +MH
b. Baterai Litium
Baterai ini menggunakan Litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda
dengan LiClO4 sebagai elektrolit dalam pelarut bebas air. Baterai ini dapat
menghasilkan energi lebih besar daribaterai biasa dan dapat disimpan lama.
12. 9
c. Baterai Ion Litium
Baterai ini mirip dengan baterai litium hanya anodanya saja
yang berbeda yaitu menggunakan ion litiumsehingga reaksi seldalam baterai ini
bukan merupakan reaksi redoks melainkan hanya pergerakan ion litium melalui
elektrolit yang satu ke elektrolit lainnya. Baterai ini menggunakan bahan cair yang
mengandung LiPF6.
d. Sel Bahan Bakar
Sel ini adalah sel yang menggunakan bahan bakar biasa, seperti campuran
hidroogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel seperti ini
digunakan untuk sumberlistrik pada pesawat ruang angkasa
13. 10
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Elektrokimia adalah suatu hubungan reaksi kimia dengan daya gerak listrik
(aliran elektron) dan sel galvani adalah suatu reaksi kimia menghasilkan daya
gerak listrik
2. Prinsip dasar dari sel volta (galvani) yaitu gerakan elektron dalam sirkuit
eksternal akibat adanya reaksi redoks.
Aturan sel volta :
- Terjadi perubahan : energi kimia → energi listrik
- Pada anoda elektron merupakan produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub
negatif) sedangkan pada katoda, elektron merupakan reaktan dari reaksi
reduksi; katoda = kutub positif
- Elektron mengalir dari anoda ke katoda
- Jembatan garam berfungsi untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan
yang berakibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda
tersebut sehingga menghasilkan beda potensial